Anda di halaman 1dari 3

Teori Asal Usul Bahasa Arab

Bahasa Arab adalah salah satu bahasa Semit yang mempunyai hubungan yang rapat
dengan asal usul penutur Semit Kuno. Fakta ini dapat dilihat melalui penggunaan kata serta
kaedah yang dapat dirujuk kepada asal bahasa Semit. Hasil daripada kajian dan penemuan
prasasti-prasasti, ukiran-ukiran lama di makam-makam, batu, patung dan lain-lain. Berdasarkan
penemuan peninggalan sejarah ini, penutur-penutur Arab dapat dibagi kedalam dua kumpulan
utama yaitu Arab Baidah dan Arab Baqiyah. Arab baidah ialah golongan penutur Arab yang
hanya dapat diketahui dan ditelusuri melalui penemuan-penemuan prasasti yang ditemui
dikawasan utara Hijaz. Terdapat beberapa dialek yang hanya dapat dikenal pasti melalui cerita
dari kitab-kitab kuno seperti dialek Thsamud dan Lahyan. Sedang Arab Baqiyah merupakan
penutur bahasa Arab yang diwarisi melalui kaum Qahtan dan Adnan yang sejarahnya dapat
ditelusuri hingga kini tempat asal penutur Arab Baqiyah dikenal di daerah Najd, Hijaz, dan
Tihamah.
            Arab Qahtan dinasabkan kepada Qahtan dan anak-anaknya Yu’rab dan Jurhum. Dari
Yu’rab diwarisi oleh Yusyjab dan anaknya Abdul Syam hingga muncul kaum-kaum yang
masyhur selepas itu seperti Kahlan, Hamir, Ta’i, Azdi, sampai kepada Auz dan Khahraj yang
merupakan kaum terbesar di Madinah semasa hijrahnya Nabi Muhamad SAW. Arab Adnan
adalah keturunan Nabi Ismail AS yang berhijrah ke Makkah bersama Siti Hajar. Kaum Adnan
telah melahirkan berbagai kaum yang masyhur seperti ‘Aka yang masih ada hingga masa
kebangkitan zaman Nabi Muhammad SAW dan Ma’ad yang melahirkan kaum-kaum seperti
Nizar, Rabiah dan Mudhar yang merupakan tonggak kemunculan kaum Quraisy. Arab Adnan
dengan berbagai kabilahnya ini telah mewujudkan berbagai dialek-dialek yang pada akhirnya
dialek Quraisy bisa berjaya mendapat tempat yang utama.
Berdasarkan pada faktor-faktor keagamaan, politik, perdagangan dan bahasa, dialek
Quraisy telah dipengaruhi dialek-dialek lain hingga dapat memperkaya kosa kata dan gaya
bahasanya sebagai satu dialek yang paling berpengaruh. Apabila Nabi Muhammad SAW diutus
sebagai Rasul, Allah SWT telah menurunkan Al-Quran dengan menggunakan dialek Quraisy
karena dialek ini merupakan bahasa penuturan dan penulisan yang menjadi tumpuan dikalangan
orang-orang Arab. Kekuatan bahasa ini didorong dengan penambahan perkataan-perkataan yang
digunakan oleh Ismail sendiri terutama yang memberi makna pada urusan syara’. Dengan
penurunan Al-Quran, bahasa Quraisy telah mendapat tempat yang amat penting sebagai bahasa
yang menjadi dasar bukan saja dari golongan Arab tapi juga bagi seluruh umat Islam.
Bahasa Arab memiliki kedudukan penting bagi umat Islam. Bahasa Arab merupakan
salah satu bahasa internasional, di samping bahasa Prancis, Spanyol, Cina, dan Inggris. Bahasa
Arab juga menjadi salah satu bahasa resmi PBB. Lebih dari satu miliar Muslim berdoa dan
beribadah dengan bahasa ini setiap harinya. Menurut Ethnologue, bahasa Arab merupakan
bahasa berpenutur asli nomor lima terbanyak di dunia dengan 242,391 juta jiwa di 60 negara.
Bahasa Arab merupakan bahasa nasional di 25 negara, seperti Arab Saudi, Algeria, Bahrain,
Chad, Kamerun, Djibouti, Mesir, Irak, Israel, Yordania, Kuwait, Lebanon, Libya, Maroko,
Mauritania, Oman, Palestina, Qatar, Somalia, Sudan, Suriah, Tunisia, Uni Emirat, dan Yaman.

Ada banyak teori tentang asal usul bahasa ini. Sebagian pendapat menyatakan, bahasa
Arab telah ada semenjak Nabi Adam. Hal ini merupakan interpretasi Alquran surah al-Baqarah
ayat 31 bahwa Allah telah mengajarkan pengetahuan tentang nama-nama kepada Nabi Adam.
Bahasa yang digunakan oleh Adam tersebut ditafsirkan sebagai bahasa Arab. Jadi, bahasa ini
merupakan bahasa pertama yang digunakan manusia, kemudian berkembang menjadi berbagai
cabang baru.

Pendapat kedua mengatakan, bahasa Arab termasuk rumpun bahasa Semitik yang
merupakan turunan rumpun Afroasiatik. Menurut para ahli modern, bahasa di dunia awalnya
berasal dari daerah asal mula manusia pertama menetap, yaitu sekitar Asia dan Afrika. Bahasa
yang lahir dari kawasan ini pada masa-masa berikutnya mencapai ratusan bentuk bahasa baru
yang digunakan oleh sebagian besar penduduk dunia. Bahasa ini dinamakan Afro-Asiatic atau
Afrasian atau Hamito Semitic, sebuah istilah yang diperkenalkan oleh Maurice Delafosse (1914).
Bahasa ini memperanakkan sekitar 400 jenis bahasa yang beberapa di antaranya telah punah.
Salah satunya, ialah rumpun bahasa Semit yang menjadi tempat bernaung Bahasa arab dalam
pohon klasifikasi bahasa. Kata Semit diambil dari Sem (Syam) putra Nuh, nenek moyang
Ibrahim dan Ismail. Rumpun bahasa ini diperkirakan telah ada di Timur Tengah sejak abad
keempat SM, kemudian berkembang masuk ke kebudayaan Mesopotamia dan mencapai Suriah.

Rumpun ini juga menurunkan bahasa Akkadian (telah punah), Ibrani, dan Aramaik yang
banyak digunakan dalam literatur-literatur kuno. Abd Rauf bin Dato' Hassan Azhari dalam
"Sejarah dan Asal Usul Bahasa Arab: Satu Kajian Linguistik Sejarawi", Pertanika Journal of Soc
Sci &Hum 2004, menguatkan pendapat tersebut. Menurutnya jika dianalisis dari segi konteks
klausa, ternyata banyak terdapat titik kesamaan antara bahasa Semit dan bahasa Arab kuno.
Contohnya, dalam unsur fonologi, unsur-unsur fleksi (al-i'rab), dan pola bentuk jamak.
Penelitian menunjukkan, bahasa Arab juga memiliki banyak kesamaan dengan bahasa Ibrani,
sesama rumpun Semit.

Daftar Pustaka

Sasongko, Agung. 2016. Asal Usul Bahasa Arab.


https://www.republika.co.id/berita/o0uvaa313/asal-usul-bahasa-arab. Tanggal Akses 3
April 2022.

Nisa, Chaerun. Teori dan asal usul mengenai Bahasa arab.


http://fai-bsauniat.blogspot.com/2014/07/teori-asal-usul-mengenai-bahasa-arab.html.
Tanggal akses 3 April 2022

Anda mungkin juga menyukai