BAB 3
GAMBARAN KASUS
Ruang/Kelas : Seruni
No.RM : 179315
3.1 Pengkajian
a. Identitas klien
Umur : 42 tahun
Status : Menikah
Pekejaan : Sopir
Pendidikan : SMP
54
55
Nama : Ny “H”
Usia : 40 Tahun
Agama : Islam
Pekejaan : Wiraswasta/Dagang
a. Keluhan utama
Klien mengatakan mulai merasakan nyeri hebat pada dada sebelah kiri
keringat dingin tangan kaki terasa kram dan muntah-muntah. Klien pulang
hari yang lalu klien berobat ke dokter spesialis jantung. Kemudian klien
sakit batuk pilek biasa. Sebelum sakit klien memepunyai riwayat merokok
(15-20 batang/hari) dan minum kopi (4-5 gelas/hari). Saat sakit klien
Genogram
Keterangan :
= Perempuan
= Laki-laki
= Meninggal
= Klien
= Garis Keturunan
a. Respirasi
Sebelum sakit :
Saat sakit :
b. Sirkulasi
Sebelum sakit :
Klien mengatakan tidak pernah mengalami pucat atau kebiruan dan merasa
dingin pada kuku tangan dan kakinya menjadi pucat kebiruan dan terasa
dingin.
Saat sakit :
Saat dilakukan pengkajian klien tampak pucat, kulit dingin dan lembab,
denyut nadi sedang dan tidak teratur, pengisian kapiler (> 2 detik), kuku
tangan dan kaki tampak pucat dan kebiruan, kelemahan pada tangan dan kaki.
59
c. Kebutuhan eliminasi
Sebelum sakit :
Klien mengatakan biasanya Buang Air Kecil (BAK) 3-4 kali sehari dengan
warna kuning dan bau khas amoniak, Buang Air Besar (BAB) 1 kali sehari
Saat sakit :
Klien mengatakan sejak masuk rumah sakit sampai saat ini belum BAB.
d. Kebutuhan nutrisi
Sebelum sakit :
Klien makan 3 kali sehari dengan porsi satu piring nasi ditambah sayur dan
kadang sepotong ikan atau daging. Klien menyukai semua jenis makanan.
Saat sakit :
dan kadang mual. Klien makan 3 kali sehari dengan porsi setengah porsi
bubur yang disediakan Rumah Sakit setiap kali makan. Untuk kebutuhan
minum klien mengatakan sebelum sakit, ia bisa minum 5-6 gelas sehari (1000
cc-1200 cc), di samping itu klien minum kopi rata-rata 4 gelas sehari (800 cc)
Sebelum sakit :
Klien mengatakan bahwa dia tidak pernah merasa sakit yang berlebihan,
kebanyakan merasakan pusing biasa dan ngilu-ngilu di kaki yang masih dapat
Saat sakit :
Klien mengatakan dia merasa nyeri hebat pada dada kiri seperti ditusuk-tusuk
menit. Nyeri dirasakan pada saat melakukan aktivitas. Skala nyeri berada pada
f. Kebutuhan istirahat
Sebelum sakit :
Klien mengatakan ia bisa tidur 8 jam sehari yaitu tidur 22.00 WITA sampai
Saat sakit :
Klien mengatakan bisa tidur walaupun tidak sepulas sewaktu masih sehat,
karena pada saat tidur klien sering terbangun karena nyeri dadanya. Klien
mengatakan pada malam hari tidur 4-5 jam dan siang hari 1-2 jam.
61
g. Kebutuhan aktivitas
Sebelum sakit :
Saat sakit :
Klien mengatakan badannya terasa lemah dan cepat lelah, dan hampir semua
h. Neurosensori
Sebelum sakit :
terutama pada badan dan kaki dank lien tidak cepat lelah.
Saat sakit :
i. Integritas ego
Sebelum sakit :
Saat sakit :
Klien mengatakan sangat cemas akan keadaannya karena baru pertama kali
sakit seperti ini dan dirawat di Rumah Sakit. Klien belum mengetahui tentang
62
penyakitnya. Klien tanpak gelisah, sering bertanya kepada perawat kapan dia
boleh pulang.
Sebelum sakit :
Klien mengatakan ia bisa mandi 2 kali sehari pada bagi dan sore hari, klien
Saat sakit :
Klien mengatakan belum pernah mandi dan hanya dilap setiap pagi oleh
perawat dengan air hangat, klien mengatakan sejak dirawat belum pernah
Sebelum sakit :
Klien tinggal dengan anak dan menantunya yang sulung dan memiliki tiga
orang anak. Sedangkan istri klien sudah lama meninggal dunia karena
baik. Klien juga rajin ke Masjid untuk shalat berjama’ah dan mengikuti
Saat sakit :
Klien tidak bisa berhubungan dengan orang-orang di luar RS, Setiap hari klien
l. Penyuluhan/pembelajaran
penyakit yang diderita klien saat ini, klien tidak mengetahui dampak dari
fisik yang dilakukan pada klien IMA meliputi pemeriksaan keadaan umum
a. Status generalisasi
fowler tanpak lemah dan wajah tanpak pucat. Kesadaran compos mentis
a) Kepala, wajah
Inspeksi :
tidak kotor, ketombe dan kuku tidak ada, rambut terlihat kusut.
Palpasi :
b) Leher
Inspeksi :
2. Pemeriksaan thoraks
a) Inspeksi :
b) Palpasi :
c) Perkusi :
d) Auskultasi :
3. pemeriksaan abdomen
a) Inspeksi :
b) Auskultasi :
c) Perkusi :
Suara himpertimpani.
d) Palpasi :
4. Pemeriksaan ekstremitas
Inspeksi :
Palpasi :
5. Pemeriksaan integument
Inspeksi :
Palpasi :
EKG dilakukan pada tanggal 25 Juli 2011 pukul 06.00 WITA dan
ditemukan gambaran elevasi segmen ST pada lead II, III, AVF, yang
b. Pemeriksaan laboratorium
dapatkan hasil :
67
Darah lengkap
W : 12-16 g%
4-12 Th : 4.000-15.000/mm3
1-4 Th : 6.000-8.000/mm3
-Gula darah
3.1.4 Medikasi
a. ISDN 3x5 mg
b. Diazepam 3x2 mg
e. Infuse RL 10 tts/mnt
f. O2 2 liter/menit
69
Data Obyektive
- Klien tampak meringis Nosiseptor
- Gelisah
- Perubahan tingkat Nyeri
Kesadaran
- Nadi : 66 x /menit
- TD : 100/70 mmhg
Data Obyektive
Tahanan Vaskuler
- Gangguan frekuensi
jantung
- Terjadi disritmia Penurunan Curah
- Kulit klien berwarna Jantung
pucat dari ujung
ekstrimitasi atas sampai
bawah
Perubahan perfusi
jaringan
tegang, gelisah dan ragu, perasaan tidak tidak adekuat, fokus pada diri
tampak dilap menggunakan kain basah oleh keluarganya setiap sore hari.
Rambut kusam dan kotor, kulit kepala kotor, hidung tampak adanya
aliran darah.
3. 4 Implementasi Keperawatan
Tabel 3.3 Implementasi keperawatan pada klien Tn. “S” dengan diagnosa
media IMA.
8. Kolaborasi
pemberian obat
sesuai indikasi
- ISDN 3x5 mg
- Diazepam 3x2 mg
28-07-2011 DX II 1. Mencatan/ 1. Klien dapat
Mendokumentasika mengungklapkan
n setiap keluhan keluhannya
16 ; 00 pasien 2. Nyeri dada tidak
2. Memberikan bertambah berat
aktivitas senggang
yang tidak berat 3. Klien terlihat rileks
3. Membantu semua dan keadaan umum
atau sebagai baik
aktivitas klien 4. Tanda- tanda vital
4. Mengobservasi klien normal
tanda – tanda vital TD : 100 / 70
Mmhg
N : 66x/ mnt
RR : 18x/ mnt;
28-07-2011 DX III 1. Menidentifikasi 1. Klien masih tampak
perasaan klien gelisah dan cemas
terutama cemas
18 ; 00 2. Mencatat adanya 2. Klien kadang
kegelisahan, menolak tentang
menolak dan atau keadaan
menyangkal ( efek penyaklitnya
tak tepat atau
menolak mengikuti
program medis
3. Mempertahankan 3. Klien mau
hubungan dengan berkomunikasi
klien dan dengan petugas
mengatakan
keadaan klien yang
sebenarnya 4. Klien masih
4. Mengkaji tanda kelihatan gelisah
verbal/ nonverbal
kecemasan 5. Klien mau
93
Diagnosa
Tanggal/Jam Catatan Perkembangan
Keperawatan
27-07-2011 DX I S : Klien Tn. “S” mengatakan nyeri
08.00 dadanya berkurang, dan nyeri masih
hilang timbul
O : Intensitas nyeri 5 pada skala 0-10
Klien tampak rileks
Klien dapat melakukan tehnik
relaksasi nafas dalam dengan baik
Kadang sekali-kali kelihatan
meringis
Pernafasan 20x/menit
Tekanan darah 110/60 mmhg
Nadi 72x/menit.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
I : - Mengkaji ulang keluhan klien
- Mengkaji skal nyeri klien (2-3)
- Mengajukan tehnik relaksasi
- Menganjurkan mengurangi
kecemasan
E : Klien dapat mendemonstrasikan teknik
relaksasi
R : Mempertahankan intervensi dengan
melaksanakan kolaborasi tim medis
Diagnosa
Tanggal/Jam Catatan Perkembangan
Keperawatan
R : Mempertahankan intervensi untuk
tetap dilaksanakan sampai masalah
teratasi.
27-07-2011 DX IV S : -
08.00 O : Pucat pada wajah
Akral teraba hangat, kulit teraba
hangat
Pengisian kapiler < 2 detik
Nadi teraba kuat tetapi masih ireguler
Tekanan darah 110/60 mmhg, nadi
72x/menit, suhu 36,7 0C, SpO2 99 %
A : Masalah teratasi sebagian
P : Hentikan intervensi
I : Kaji ulang keluhan klien dengan
mengobservasi tanda-tanda vital
E : - Tanda-tanda vital stabil
TD : 110/60 mmhg
R : Mempertahankan intervensi dengan
kolaborasi pemberian terapi
Diagnosa
Tanggal/Jam Catatan Perkembangan
Keperawatan
mandi dan BAB karena adanya infus
yang masih terpasang
09.00 O : K/U baik, klien tampak segar, nyaman,
kulit bersih, gigi bersih, klien terlihat
menyisir rambut sendiri.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
I : Kaji ulang keluhan klien
E : - Memberikan bantuan perawatan diri
klien (mandi, menyikat gigi) bersama
keluarga.
R : -
Diagnosa
Tanggal/Jam Catatan Perkembangan
Keperawatan
E : Klien mau makan minum sesuai aturan
di rumah sakit
R : Kolaborasi dengan tim medis.
28-07-2011 DX I S : KLIEN Tn. “S” mengatakan nyeri
dadanya berkurang, dan nyeri masih
hilang timbul
08.00 O : Intensitas nyeri 5 pada skala 0-10
Klien tampak rileks
Klien dapat melakukan teknik
relaksasi nafas dalam dengan baik
Kadang sekali-kali kelihatan
meringis
Pernafasan 20x/menit
Tekanan darah 110/60 mmhg
Nadi 72/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
I : - Mengkaji ulang keluhan klien
- Mengkaji skala nyeri klien (2-3)
- Menganjurkan tehnik relaksasi
- Mengajurkan mengurangi kecemasan
Diagnosa
Tanggal/Jam Catatan Perkembangan
Keperawatan
I : Mengkaji ulang keluhan klien
E : Klien masih dibantu terutama makan-
minum, mobilisasi ditempat tidur
R : Mempertahankan intervensi tetap
dilaksanakan sampai masalah teratasi
28/07/2011 DX III S : Klien Tn ’’ S ’’ masih tetapa bertanya
tentang penyakitnya
08.00 O : Pucat dan kelihatan khawatir
Klien dan keluarga
Wajah masih gelisah
Nadi teraba kuat tetapi masih ireguler
Tekanan darah 110/60 mmHg,
Nadi 72 x/menit, suhu36.7 0C
Klien dan keluarga masih terlihat
cemas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
I : Mengkaji setiap keluhan
E : Klien masih sering bertanya tentang
penyakitnya
R : Pertahankan intervensi sampai masalah
teratasi
28-07-2011 DX IV S : -
08.00 O : Pucat pada wajah
Akral terba hangat, kulit teraba
hangat
Pengisian kapiler < 2 detik
Nadi teraba kuat tetapi masih ireguler
Tekanan darah 110/60 mmhg, nadi
72x/menit, suhu 36,70C, SpO2 99%
A : Masalah teratasi sebagian
P : Hentikan intervensi
I : -
E : -
R : -
Diagnosa
Tanggal/Jam Catatan Perkembangan
Keperawatan
yang masih terpasang
09.00 O : K/U baik, klien tampak segar, nyaman,
kulit bersih, gigi bersih, klien terlihat
menyisir rambut sendiri.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dihentikan
I : -
E : -
R : -
Diagnosa
Tanggal/Jam Catatan Perkembangan
Keperawatan
relaksasi nafas dalam dengan baik
Kadang sekali-kali kelihatan
meringis
Pernafasan 20x/menit
Tekanan darah 110/60 mmhg
Nadi 72x/menit
Diagnosa
Tanggal/Jam Catatan Perkembangan
Keperawatan
tetap dilaksanakan sampai masalah
teratasi.
BAB 4
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang kesenjangan dan keterkaitan antara
tinjauan teori yang terdapat pada bab 2 dengan tinjauan kasus pada bab 3 serta
berikut:
4.1 Pengkajian
klien masuk ke rumah sakit, selama klien dirawat terus-menerus serta dapat
dilakukan ulang untuk merubah dan melengkapi data yang telah ada.
Berdasarkan sumber data, data pengkajian dapat dibedakan atas data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang dapat secara langsung dari klien,
sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari perawat, dokter
atau ahli gizi, keluarga hasil dari pemeriksaan dan sebagainya. Bila berdasarkan
tipe data, data dibedakan atas dasar subyektif dan obyektif. Data subyektif adalah
sedangkan data obyektif adalah data data yang dikumpulkan dari hasil
104
105
1. Identitas
perlu dikaji adalah nama, hubungan dengan klien, jenis kelahiran, agama,
2. Keluhan utama
Dalam tinjauan teori (Nursalam, 2001), Keluhan utama biasanya nyeri dada,
perasaan sulit bernapas, dan pingsan. Sedangkan pada masalah pasien yang
ditemukan hanyalah data klien mengeluh nyeri hebat pada dada sebelah kiri
penyakit sekarang, pasien sadar atau tidak, keluhan yang masih dirasakan,
sampai klien dibawa untuk menjalani rawat inap diruang perawatan. Namun
mengatakan mulai merasakan nyeri hebat pada dada sebelah kiri yang
WITA. Nyeri dirasakan pada saat melakukan aktivitas (menyupir). Nyeri dada
tersebut menyebabkan klien sulit bergerak, keringat dingin tangan kaki terasa
klien ke RSUP NTB, sebelumnya 4 hari yang lalu klien berobat ke dokter
Dalam tinjauan teori (Nursalam, 2001) yang perlu dikaji yaitu penyakit yang
kebiasaan berobat kemana serta ada tidaknya riwayat alergi baik alergi
teori dengan kasus, dimana dalam kasus diperoleh data bahwa klien
merasakan nyeri dada sebelah kiri dan kadang-kadang menderita sakit batuk
batang/hari) dan minum kopi (4-5 gelas/hari). Saat sakit klien mengatakan
Dalam tinjauan teori (Nursalam, 2001) dijelaskan bahwa penyakit pasien tidak
yaitu:
a. Kebutuhan respirasi
dalam tinjauan kasus tidak ditemukan adanya keluhan sesak dan bunyi
b. Kebutuhan nutrisi
status nutrisi, dan tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dengan
mual. Klien makan 3 kali sehari dengan porsi setengah porsi bubur yang
disediakan Rumah Sakit setiap kali makan. Untuk kebutuhan minum klien
mengatakan sebelum sakit, ia bisa minum 5-6 gelas sehari (1000 cc-1200
cc), di samping itu klien minum kopi rata-rata 4 gelas sehari (800 cc) dan
c. Kebutuhan eliminasi
eliminasi yang perlu ditanyakan adalah data tentang eliminasi yang perlu
dan bau serta bagaimana keadaan setelah menjalani perawatan. Tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus, pada tinjauan kasus klien mengalami
gangguan dalam pola eliminasi berupa klien sekak MRS tidak pernah
BAB.
istirahat tidur ini yang perlu ditanyakan adalah pola kebiasaan tidur klien
sehari - hari. Data yang perlu di kaji berkaitan dengan kecemasan, dan
rasa nyeri serta posisi tidur yang terbatas setelah di lakukan tindakan
istirahat tidur
109
e. Kebutuhan aktivitas
adalah pada pola aman dan nyaman yaitu nyeri yang di rasakan klien
intensitas, skala nyeri dan dibagian mana nyeri yang dirasakan sehingga
antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus, karena dalam tinjauan kasus
h. Kebutuhan spiritual
kepada tuhan dan pantangan dalam agama selama klien sakit, Pada kasus
data ini biasanya klien dikaji adalah apakah klien sering berekreasi dengan
rumah sakit dan klien juga tidak menganggap sebagai suatu kebutuhan.
j. Kebutuhan belajar
Dalam tinjauan teori (Virginia Handerson) data yang perlu dikaji adalah
apakah klien memiliki rasa ingin tau tentang informasi penyakit atau tidak,
k. Kebutuhan berpakaian
kebiasaan klien dalam berpakaian dan berapa kali klien mengganti baju
dalam sehari. Pada kasus klien masih bisa mengganti pakainnya sendiri
tanpa bantuan
pengumpulan data ini yang perlu dikaji adalah berapa kali klien di
ditanyakan, penggunaan sabun mandi, pasta gigi dan sampo . Namun hal
tersebut tergantung keadaan klien dan gaya hidup klien, tetapi pada
dengan bantuan keluarga. Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara
klien dengan keluarga dan orang lain dan bagaimana cara klien
n. Kebutuhan bekerja
klien sangat penting, di mana sakit bisa menjadi lebih ringan apabila
antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus dimana dalam tinjauan teori
dijelaskan bahwa untuk mengurangi rasa sakit klien harus terus bekerja.
7. Pemeriksaan fisik
temukan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus, karena data-data yang
muncul pada tinjauan kasus sesuai dengan data-data yang terdapat pada
tinjauan teori, baik pada keadaan umum klien sampai pada pemeriksaan head
to toe.
analisa terhadap data-data yang dikumpulkan. Pada rumusan analisa data penulis
mengacu pada tinjauan teori yang memperlihatkan adanya data yang mendukung
113
suatu diagnosa keperawatan baik data subyektif maupun data obyektif pada
tegang, gelisah dan ragu, perasaan tidak tidak adekuat, fokus pada diri
konsep.
sore hari. Rambut kusam dan kotor, kulit kepala kotor, hidung tampak
aliran darah.
115
pada saat defeksi, perasaan kepenuhan pada abdomen dan terdapat masa
mendukung diagnosa tersebut, yaitu berupa adanya oedema yang pada gambaran
Selain itu terdapat satu diagnosa baru yaitu Resioko tinggi terhadap
tandai dengan ketegangan pada abdominal, nyeri pada saat defeksi, perasaan
Diagnosa tersebut tidak terdapat pada tinjauan teori namun muncul pada
disesuaikan dengan data-data yang yang didapatkan pada pasien, dan terdapat
keperawatan yaitu adanya ketegangan pada abdominal, nyeri pada saat defeksi,
perasaan kepenuhan pada abdomen dan terdapat masa yang dapat diraba
116
semua intervensi yang ada pada teori dapat diterapkan pada tinjauan kasus, hal
ini terjedi karena penulis menyusun intervensi pada Tn.”S” sesuai dengan kondisi
dengan tinjauan kasus berupa tidak semua intervensi keperawatan yang telah di
dimulai dari hari pengkajian yaitu tanggal 26 Juli 2011 sampai dengan 28 Juli
Tetapi dalam kasus nyata hanya diberikan ISDN 5 mg, diazepam 2 mg dan
sakit dalam pemberian morphin atau pethidin pada klien. Monitoring analisa
gas darah arteri tidak dilakukan karena tidak tersedianya alat di RSUP NTB
(Alat Rusak).
terkait masalah dana yang tidak tersedia mengingat obat ini cukup mahal.
tidak diberikan, tetapi klien mendapat obat oral asetosal (1x100 mg).
1.5 Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara formatif yaitu melihat respon klien sesaat setelah
Pada catatan perkembangan dari tujuh diagnosa yang telah diintervensi terdapat
tiga diagnosa yang belum teratasi secara penuh dan masih perlu terus dilanjutkan
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam bab ini, penulis menguraikan tentang kesimpulan dan saran atas
asuhan keperawatan pada klien harus menyesuaikan dengan teori dan kenyataan
5.1.1 Pengkajian
119
120
5.1.3 Intervensi
meliputi penetapan tujuan yang ingin dicapai dan rencana tindakan yang
serta pelaksaan program terapi dokter maupun terapi dari ahli gizi,
5.1.4 Implementasi
yang sudah kita cantumkan sebagai rencana tindakan. Begitu juga jika
terjadi masalah yang tidak dapat atau belum teratasi maka rencana yang
5.1.5 Evaluasi
kesehatan klien, dan untuk menilai apakah asuhan keperawatan yang telah
dilaksanakan kepada klien berhasil atau tidak dan harus sesuai dengan
5.2 Saran
a. Mahasiswa
yang ada.
b. Institusi Pendidikan
sehingga hasil dari karya tulis ilmiah ini dapat dibaca oleh semua orang.
c. Institusi Pelayanan
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M.E., et.all. (2002) Rencana Asuhan Keperawatan Edisi3. EGC. Jakarta
Hudak & Gallo. (1997). Keperawatan Kritis. Pendekatan Holistik Edisi VI. EGC.
Jakarta
Unair. Surabaya.
Price, Sylvia A.., Lorraine M. Wilson. (1995). Ptafisiologi : Konsep Klinis Proses-
Jakarta.
Smeltzer, S.C. : Brend G.B. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2 EGC.
Jakarta.