GAMBARAN KASUS
Ruang/Kelas : Seruni
No.RM : 179315
3.1 Pengkajian
a. Identitas klien
Umur : 42 tahun
Status : Menikah
Pekejaan : Sopir
Pendidikan : SMP
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny “H”
Usia : 40 Tahun
Agama : Islam
Pekejaan : Wiraswasta/Dagang
a. Keluhan utama
Klien mengatakan mulai merasakan nyeri hebat pada dada sebelah kiri
sakit batuk pilek biasa. Sebelum sakit klien memepunyai riwayat merokok
(15-20 batang/hari) dan minum kopi (4-5 gelas/hari). Saat sakit klien
Keterangan :
= Perempuan
= Laki-laki
= Meninggal
= Klien
= Garis Keturunan
a. Respirasi
Sebelum sakit :
Saat sakit :
Klien mengatakan nafasnya terasa sesak dan berat. Pada posisi tidur terlentang
b. Sirkulasi
Sebelum sakit :
Klien mengatakan tidak pernah mengalami pucat atau kebiruan dan merasa
dingin pada kuku tangan dan kakinya menjadi pucat kebiruan dan terasa
dingin.
Saat sakit :
Saat dilakukan pengkajian klien tampak pucat, kulit dingin dan lembab,
denyut nadi sedang dan tidak teratur, pengisian kapiler (> 2 detik), kuku
tangan dan kaki tampak pucat dan kebiruan, kelemahan pada tangan dan kaki.
c. Kebutuhan eliminasi
Sebelum sakit :
Klien mengatakan biasanya Buang Air Kecil (BAK) 3-4 kali sehari dengan
warna kuning dan bau khas amoniak, Buang Air Besar (BAB) 1 kali sehari
Saat sakit :
Klien mengatakan sejak masuk rumah sakit sampai saat ini belum BAB.
d. Kebutuhan nutrisi
Sebelum sakit :
Klien makan 3 kali sehari dengan porsi satu piring nasi ditambah sayur dan
kadang sepotong ikan atau daging. Klien menyukai semua jenis makanan.
Saat sakit :
dan kadang mual. Klien makan 3 kali sehari dengan porsi setengah porsi
bubur yang disediakan Rumah Sakit setiap kali makan. Untuk kebutuhan
minum klien mengatakan sebelum sakit, ia bisa minum 5-6 gelas sehari (1000
cc-1200 cc), di samping itu klien minum kopi rata-rata 4 gelas sehari (800 cc)
Sebelum sakit :
Klien mengatakan bahwa dia tidak pernah merasa sakit yang berlebihan,
kebanyakan merasakan pusing biasa dan ngilu-ngilu di kaki yang masih dapat
Saat sakit :
Klien mengatakan dia merasa nyeri hebat pada dada kiri seperti ditusuk-tusuk
menit. Nyeri dirasakan pada saat melakukan aktivitas. Skala nyeri berada pada
f. Kebutuhan istirahat
Sebelum sakit :
Klien mengatakan ia bisa tidur 8 jam sehari yaitu tidur 22.00 WITA sampai
Saat sakit :
Klien mengatakan bisa tidur walaupun tidak sepulas sewaktu masih sehat,
karena pada saat tidur klien sering terbangun karena nyeri dadanya. Klien
mengatakan pada malam hari tidur 4-5 jam dan siang hari 1-2 jam.
g. Kebutuhan aktivitas
Sebelum sakit :
Saat sakit :
Klien mengatakan badannya terasa lemah dan cepat lelah, dan hamper semua
h. Neurosensori
Sebelum sakit :
terutama pada badan dan kaki dank lien tidak cepat lelah.
Saat sakit :
i. Integritas ego
Sebelum sakit :
Saat sakit :
Klien mengatakan sangat cemas akan keadaannya karena baru pertama kali
sakit seperti ini dan dirawat di Rumah Sakit. Klien belum mengetahui tentang
penyakitnya. Klien tanpak gelisah, sering bertanya kepada perawat kapan dia
boleh pulang.
Sebelum sakit :
Klien mengatakan ia bisa mandi 2 kali sehari pada bagi dan sore hari, klien
Saat sakit :
Klien mengatakan belum pernah mandi dan hanya dilap setiap pagi oleh
perawat dengan air hangat, klien mengatakan sejak dirawat belum pernah
Sebelum sakit :
Klien tinggal dengan anak dan menantunya yang sulung dan memiliki tiga
orang anak. Sedangkan istri klien sudah lama meninggal dunia karena
baik. Klien juga rajin ke Masjid untuk shalat berjama’ah dan mengikuti
Saat sakit :
Klien tidak bisa berhubungan dengan orang-orang di luar RS, Setiap hari klien
l. Penyuluhan/pembelajaran
penyakit yang diderita klien saat ini, klien tidak mengetahui dampak dari
fisik yang dilakukan pada klien IMA meliputi pemeriksaan keadaan umum
a. Status generalisasi
fowler tanpak lemah dan wajah tanpak pucat. Kesadaran compos mentis
a) Kepala, wajah
Inspeksi :
tidak kotor, ketombe dan kuku tidak ada, rambut terlihat kusut.
Palpasi :
b) Leher
Inspeksi :
2. Pemeriksaan thoraks
a) Inspeksi :
c) Perkusi :
d) Auskultasi :
3. pemeriksaan abdomen
a) Inspeksi :
b) Auskultasi :
c) Perkusi :
Suara himpertimpani.
d) Palpasi :
Inspeksi :
Palpasi :
5. Pemeriksaan integument
Inspeksi :
Palpasi :
EKG dilakukan pada tanggal 25 Juli 2011 pukul 06.00 WITA dan
ditemukan gambaran elevasi segmen ST pada lead II, III, AVF, yang
b. Pemeriksaan laboratorium
dapatkan hasil :
Darah lengkap
W : 12-16 g%
4-12 Th : 4.000-15.000/mm3
1-4 Th : 6.000-8.000/mm3
-Gula darah
a. ISDN 3x5 mg
b. Diazepam 3x2 mg
e. Infuse RL 10 tts/mnt
f. O2 2 liter/menit
3.2 Diagnosa keperawatan
Data Obyektive
Nosiseptor
- Klien tampak meringis
- Gelisah
- Perubahan tingkat
Nyeri
Kesadaran
- Nadi : 66 x /menit
- TD : 100/70 mmhg
2. Data Subyektive suplai O2 kurang Intoleransi
Data Obyektive
Kelemahan
- Gangguan frekuensi
jantung
- Terjadi disritmia
bahaya tidak?”
Kurang Pengetahuan
Data Obyektive
- Perilaku takut
Ansetas
- Wajah tegang
- Perilaku menghindar
4. Data Subyektive Sumbatan Pembuluh Resiko Penurunan
badannya lemah
Tahanan Vaskuler
Data Obyektive
- Klien gelisah
Data Obyektive
jantung
Curah Jantung
- Kulit klien berwarna
bawah
bertanya, “apa
sebenarnya penyakit Status Kesehatan
Data Obyektive
dicegah
- Pernyataan yang
salah/kesalahan tentang
persepsi penyakitnya.
keras padat.
Data Obyektive
Resiko Konstipasi
- Bedrest
- Ketegangan abdominal
- Nyeri defekasi
3.2.1 Diagnosa keperawatan
tegang, gelisah dan ragu, perasaan tidak tidak adekuat, fokus pada diri
1. 1. Nyeri (akut) Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau/catat karaktristik 1. Variasi penampilan dan
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 nyeri, catat laporan verbal, perilaku pasien karena
dengan iskemia jam klien merasa nyaman petunjuk nonverbal dan nyeri terjadi sebagai
arteri koroner. beradaptasi dengan rasa berkeringat, mencengkram dengan IMA tampak
tehnik distraksi dan terhadap nyeri dari pasien penyelidikan lebih dalam
dengan
membandingkannya
lain. Dapat
membandingkan nyeri
sebelumnya. Sesuai
dengan identfikasi,
komplikasi seperti
dengan merangsang
Mengakibatkan kerusakan
lanjut.
5. Berikan lingkungan yang
5. Menurunkan rangsangan
tenang, aktivitas perlahan,
eksternal/lingkungan
dan tindakan nyaman (conto :
tenang dapat mengurangi
spreiyang kering/tak terlipat,
nyeri dan ketegangan.
gosokan punggung). Dekati
bimbingan imajinasi.
akan terkontrol.
memperidin (Demerol).
II aktivitas keperawatan dalam 3x24 frekuensi jantung, irama dan menentukan respon
berhubungan jam, klien dapat melakukan perubahan TD sebelumnya, pasien terhadap aktivitas
kerja jantung.
4. Kaji ulang tanda/gejala yang
selanjutnya.
dengan ancaman tindakan keperawatan dalam ancaman/situasi. Dorong infark miokard cukup
atau perubahan 3x4 jam diharapkan klien mengekspresikan dan jangan sulit, karena pasien takut
kesehatan dan tidak cemas/ansietas hilang. menolak perasaan marah, mati, dan cemas tentang
cemas/ketidakterangan
dapat menghilangkan
kecemasan.
kata-kata/tindakan dapat
menunjukkan rasa
membantu pasien
meningkatkan kontrol
terhadap perilakunya
sendiri.
5. Kaji tanda verbal/nonverbal
5. Dengan mengkaji tanda-
kecemasan dan temani
tanda verbal kecemasan
pasien. Lakukan tindakan
dapat mengontrol kearah
jika pasien menunjukkan
perilaku merusak. yang lebih lanjut.
penerimaan terhadap
meningkatkan rasa
penggunaan
penyangkalan.
Menurunkan kerjasama
dan kemungkinan
memperlambat
penyembuhan.
hidup normal.
5. Beri tekanan pentingnya 5. Evaluasi
DX 5. Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan 1. Auskultasi TD, bandingkan 1. Hipotensi dapat terjadi
V terhadap keperawatan dalam 3x24 kedua tangan dan ukur dengan sehubungan dengan
menurunan curah jam, penurunan curah posisi tidur, duduk dan berdiri disfungsi vantrikel,
N : 60-100x/menit kelemahan/kekuatan
diduga disritmia,
terutama mempengaruhi
3. S3 biasanya
dihubungkan dengan
(regurgitasi) dan
berat. S4 mungkin
berhubungan dengan
iskemia miokardia,
mur-mur/gesekan
sistematik.
4. Menunjukkan gangguan
tendinea (Komplikasi
IM).
5. Odema menandakan
6. Pantau haluaran setiap 24 jam
adanya penurunan kerja
jantung terutama di
daerah perifer.
6. Pemasukan dan
pengeluaran terutama
urine memperlihatkan
terjadinya penimbunan
cairan.
DX 6. Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi tiba-tiba 1. Penurunan curah jantung
VI terhadap keperawatan, dalam 3x24 terjadinya cemas, letargi, akan dipengaruhi juga
perubahan perfusi jam, perubahan perfusi pingsan dan pucat. oleh ferfusi cerebral
jaringan jaringan tidak terjadi : 2. Kaji terjadinya pucat dan 2. Kelemahan nadi perifer
N : 60-100x/menit sirkulasi.
RR : 16-24x/menit
DX 7. Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan 1. Pastikan jumlah diet yang 1. Banyaknya diet dan
VII terhadap keperawatan dalam 3x24 adekuat dan pemasukan cairan di dalam kolon
dengan bedrest, normal/konstipasi tidak pelunak atau laksativ mengurangi beban kerja
khas.
3. 4 Implementasi Keperawatan
Tabel 3.3 Implementasi keperawatan pada klien Tn. “S” dengan diagnosa
media IMA.
berkisasar (1-8).
18 : 20
3. Mengkaji ulang 3. Klien menunjukan
ketegangan,
4. Menganjurkan 4. Klien rileks, mudah
pasien untuk bergerak
melaporkan nyeri
dengan segera
lingkungan yang
tenang, aktivitas
perlahan, dan
tindakan nyaman
kering/tak terlipat,
gosokan
punggung). Dekati
dengan percaya
20 : 30 diri.
dalam/perlahan, panjang.
perilaku distraksi,
visualisasi,
bimbingan
imajinasi
7. Tanda-tanda vital
7. Memeriksa/
mengobservasi
tanda vital sebelum TD : 100/70 mmhg
narkotik.
8. Kolaborasi 8. Nyeriklien
sesuai indikasi
- ISDN 3x5 mg
- Diazapam 3x2
mg
mendokumentasika mengungkapkan
aktivitas senggang
N : 66x/menit
RR : 18x/menit
teruma cemas
18 : 00 2. Mencatat adanya 2. Klien kadang
menyangkal (efek
menolak mengikuti
program medis).
3. Klien mau
3. Mempertahankan
berkomunikasi
hubungan dengan
dengan petugas
klien dan
mengatakan
keadaan klien
yangsebenarnya.
4. Klien masih
4. Mengkaji tanda
kelihatan gelisah
verbal/nonverbal
kecemasan 5. Klien mau menerima
pernyataan, hindari
sesuai dengan
kondisinya.
pengetahuan menyatakan
pasien/orang pemahamannya
samping/reaksi
merugikan.
20 : 30
2. Menjelaskan setiap
2. Klien dan keluarga
tindakan
pengobatan yang mau menerima
sakit diberikan
3. Member penguatan
memerlukan
perhatian medis
cepat.
4. Mengkaji ulang
4. Klien mau menerima
program
setiap tindakan
pengobatan yang
diberikan.
5. Menjelaskan klien
5. Klien mengerti
tentang kondisi
tentang keadannya.
yang berhubungan
dengan
penyakitnya.
keraguan terhadap
tindakan dan
kondisi dari
penyakit.
26-07-2011 DX V 1. Mengobservasi 1. Tanda-tanda vital
N : 66x/menit
RR : 18x/menit
19 : 30 2. Mengevaluasi 2. Tekanan darah
tekanan darah menunjukkan angka
antara tangan kanan yang sama
dan kiri
20 : 00
3. Mencatat terjadinya 3. Tidak terjadi
penurunan perfusi
jaringan
17 : 00 2. Tidak terlihat tanda-
2. Melihat
sianosis, belang,
kulit dingin/lembab,
perifer.
19 : 30
3. Mengkaji tanda
3. Tidak terlihat terjadi
odema, keringat
edema dan eritema.
dingin.
4. Pemasukan dan
4. Memantau
pengeluaran
pemasukan dan
seimbang.
catat haluaran
5. Tidak terjadi
urine.
kesulitan bernafas
5. Pantau pernapasan
RR : 16-24x/menit
6. Mengobservasi
6. Nyeri dada klien
nyeri dada pasien.
berkurang
adekuat.
17 : 00
2. Monitor ke 2. Klien BAB normal
efektifan dari
pelunak/laksativ
3. Melatih dalam 3. Klien tidak
mencegah mengalami
ketegangan ketegangan.
19 : 00
4. Mengurangi 4. Ketegangan hilang
yang tidak
mempengaruhi
kerja jantung
5. Peristaltik usus +
5. Mengobservasi
peristaltik usus.
4. Menganjurkan bergerak.
pasien untuk
20 : 30
melaporkan nyeri
5. Memberikan tenang.
lingkungan yang
tenang, aktivitas
perlahan dan
tindakan nyaman
kering/tak terlipat,
gosokan
punggung). Dekati
20 : 30 dengan tenang dan
nafasdalam/perlaha
n, prilaku distraksi,
visualisasi,
bimbingan
7. Tanda-tanda vital
imajinasi.
- TD : 100/70 mmhg
7. Memeriksa/
mengobservasi - N : 60-100x/menit
dan sesudah
narkotik berkurang.
8. Kolaborasi
pemberian obat
sesuai indikasi.
- ISDN 3x5 mg
- Diazepam 3x2
mg
mendokumentasika mengungkapkan
3. Membantu baik.
- RR : 18x/menit
menolak mengikuti
program medis
3. Klien mau
3. Mempertahankan
berkomunikasi
hubungan dengan
dengan petugas
klien dan
mengatakan dengan
dengan keadaan
klien yang
sebenarnya
4. Klien masih kliatan
4. Mengkaji tanda
gelisah
verbal/nonverbal
kecemasan
5. Klien mau
5. Menerima
menerima dan
penolakan klien,
membina saling
jangan beri
percaya dengan
pertanyaan, hindari
petugas
konfrontasi
6. Klien manerima
6. Menjawab setiap
keadaan dengan
pertanyaan klien
iklasdan pasrah
dengan benar dan
sesuai dengan
kondisinya
pengobatan, tujuan
samping/reaksi
20 : 30 2. Menjelaskan setiap
pengobatan
tindakan
2. Klien dan keluarga
pengobatan yang
mau menerima
diberikan di rumah
setiap tindakan yang
sakit
diberikan.
3. Member penguatan
penjelasan factor
3. Klien dapat
resiko pembatasan
mengidentifikasi/me
diit/aktivitas, obat
rencanakan
dan gejala yang
perubahan pola
memerlukan
hidup yang perlu.
perhatian medis
cepat.
4. Mengkaji ulang
diberikan
5. Menjelaskan klien
tentang kondisi,
6. Memberi tekanan
pentingnya
6. Klien berjanji mau
menghubungi
melaksanakan
petugas jika terjadi
anjuran petugas.
keraguan terhadap
tindakan dan
kondisi dari
penyakit.
N : 66x/menit
RR : 18x/menit
19 : 00 2. Mengevaluasi 2. Tekanan darah
tekanan darah menunjukkan angka
antara tangan kanan yang sama
dan tangan kiri.
jantung
penurunan perfusi
jaringan.
17 : 00 2. Tidak terlihat tanda-
2. Melihat
sianosis, belang,
kulit dingin/lembab,
perifer.
19 : 30 3. Tidak terlihat/terjadi
3. Mengkaji tanda
edema dan eritema.
odema, keringat
dingin
4. Pemasukan dan
4. Memantau
pengeluaran
pemasukan dan
seimbang.
catat perubahan
haluaran urine.
5. Tidak terjadi
5. Pantau pernafasan kesulitan bernafas
RR : 16-24x/menit
adekuat.
17 : 30
2. Menitor ke 2. Klien BAB normal
efektifan dari
pelunak/laksativ
3. Klien tidak
3. Melatih dalam
mengalami
mencegah
ketegangan
ketegangan.
18 : 00
4. Ketegangan dan
4. Mengajarkan
terlihat rileks
immobilisasi ringan
yang tidak
mempengaruhi
kerja jantung.
5. Peristaltic usus +
5. Mengobservasi
pristaltik usus
Tanggal/Jam No. DX Implementasi Respon/Hasil
melaporkan nyeri
20 : 30
dengan segera 5. Klien tampak tenang
5. Memberikan
lingkungan yang
tenang, aktivitas
perlahan, dan
tindakan nyaman
gosokan
punggung). Dekati
dengan percaya
6. Klien dapat
diri.
melakukan tehnik
6. Membantu klien
relaksasi dengan
melakukan tehnik
cara tehnik nafas
relaksasi, misalnya:
panjang.
nafas,
dalam/perlahan,
prilaku distraksi,
visualisasi,
bimbingan
7. Tanda-tanda vital
imajinasi.
TD : 100/70 mmhg
7. Memeriksa/
N : 60-100x/menit
mengobservasi
RR : 16-24x/menit.
tanda vital sebelum
pemberian obat
narkotik.
8. Kolaborasi
pemberian obat
sesuai indikasi
- ISDN 3x5 mg
- Diazepam 3x2 mg
Mendokumentasika mengungklapkan
aktivitas senggang
Mmhg
N : 66x/ mnt
RR : 18x/ mnt;
28-07-2011 DX III 1. Menidentifikasi 1. Klien masih tampak
terutama cemas
18 ; 00 2. Mencatat adanya 2. Klien kadang
menolak mengikuti
program medis
3. Klien mau
3. Mempertahankan
berkomunikasi
hubungan dengan
dengan petugas
klien dan
mengatakan
sebenarnya
4. Klien masih
4. Mengkaji tanda
kelihatan gelisah
verbal/ nonverbal
kecemasan
5. Klien mau
5. Menerima
menerima dan
penolakan klien,
jangan beri membina saling
konfrontasi. petugas
sesuai dengan
kondisinya
pengetahuan menyatakan
pasien/orang pemahamannya
pengobatan efek
samping/reaksi
20 : 30
2. Menjelaskan setiap merugikan.
tindakan 2. klien dan keluarga
pengobatan yang mau menerima
diberikan di ruamah semua tindakan yang
sakit. di berikan.
3. Member penguatan
penjelasan factor 3. klien dapat
memerlukan
perhatian medis
cepat.
4. Mengkaji ulang
4. klien mau menerima
program
semua tindakan.
pengobatan yang di
berikan.
5. Menjelaskan klien
5. klien mengerti
tentang
tentang keadaanya.
kondisi,yang
berhubungan
dengan
penyakitnya.
tindakan dan
kondisi.
N : 66x/menit
RR : 18x/menit
19 : 30 2. Mengevaluasi 2. Tekanan darah
tekanan darah menunjukkan angka
antara tangan kanan yang sama
dan kiri.
20 : 00
3. Mencatat terjadinya 3. Tidak terjadi
tanda-tanda
penurunan perfusi tenang.
2. Melihat
17 : 00
(mengamati) pucat, 2. Tidak terlihat tanda-
kulit dingin/lembab,
perifer.
3. Mengkaji tanda
3. Tidak terlihat/terjadi
odema, keringat
edama dan eritema.
dingin
19 : 30 4. Memantau
4. Pemasukan dan
pemasukan dan
pengularan
catat perubahan
seimbang.
haluaran urine
5. Tidak terjadi
5. Pantau pernafasan
kesulitan bernafas
6. Mengobservasi
RR : 16-24x/menit
nyeri dada klien.
6. Nyeri dada klien
berkurang.
adekuat.
19 : 00
2. Monitor ke 2. Klien BAB normal
efektifan dari
pelancar BAB
19 : 00 3. Klien tidak
3. Melatih dalam
mengalami
mencegah
ketegangan
ketegangan
4. Ketegangan dan
4. Mengajarkan
terlihat rileks
immobilisasi ringan
yang tidak
mempengaruhi
kerja jantung.
5. Peristaltic usus +
5. Mengobservasi
peristaltik
3.4 Evaluasi Keperawatan
Diagnosa
Tanggal/Jam Catatan Perkembangan
Keperawatan
hilang timbul
meringis
Pernafasan 20x/menit
Nadi 72x/menit.
P : Intervensi dilanjutkan
- Menganjurkan mengurangi
kecemasan
relaksasi
medis
P : Intervensi dilanjutkan
tempat tidur.
teratasi.
tentang penyakitnya
P : Intervensi dilanjutkan
karena penyakitnya
hangat
P : Hentikan intervensi
TD : 110/60 mmhg
E4V5M6
P : Intervensi dilanjutkan
vital
tentang kondisinya
GCS E4 V5 M6
P : Intervensi dilanjutkan
dan keluarga
penjelasan petugas
Pristaltik +
Makan sedikit-sedikit
P : Intervensi dilanjutkan
di rumah sakit
hilang timbul
meringis
Pernafasan 20x/menit
Nadi 72/menit
P : Intervensi dilanjutkan
pemberian terapi.
masih dibantu
P : Intervensi dilanjutkan
teratasi
28/07/2011 DX III S : Klien Tn ’’ S ’’ masih tetapa bertanya
tentang penyakitnya
cemas
P : Intervensi dilanjutkan
penyakitnya
teratasi
28-07-2011 DX IV S : -
hangat
P : Hentikan intervensi
I : -
E : -
R : -
terasa hangat
E4 V5 M6
P : Intervensi dihentikan
I : -
E : -
R : -
terasa hangat
GCS E4 V5 M6
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
I : -
E : -
R : -
Peristaltik +
Makan sedikit-sedikit
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Diagnosa
Tanggal/Jam Catatan Perkembangan
Keperawatan
hilang timbul
meringis
Pernafasan 20x/menit
Nadi 72x/menit
P : Intervensi dilanjutkan
I : - Mengkaji ulang keluhan klien
- Menganjurkan mengurangi
kecemasan
relaksasi
pemberian terapi.
tempat tidur
dibantu
P : Intervensi dilanjutkan
teratasi.
tentang penyakitnya
masih khawatir
P : Intervensi dilanjutkan
penyakitnya
penyakitnya
teratasi.
Peristaltik +
Makan sedikit-sedikit
P : Intervensi dilanjutkan
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis menguraikan kesenjangan antara konsep dasar asuhan
evaluasi.
4.1 Pengkajian
Hasil pengkajian yang didapatkan dari kasus Tn. “S” secara umum telah
1. Pada teori, keluhan utama pada klien dengan IMA adalah nyeri dada dengan
karaktristik nyeri dada adalah sebagai berikut : lokasi nyeri dada bisa
dan rahang. Lama nyeri dada lebih dari 30 menit. Kualitas nyeri dada berupa
seperti ditekan, ditusuk, diremas, atau terasa berat. Nyeri dada tidak hilang
sesak nafas, banyak keringat dan pucat. Sedangkan pada kasus Tn. “S”
sedangkan ke area lengan kiri, leher, ranhang, dan bahu tidak dapat
dideskripsikan dengan jelas. Hal ini disebabkan karena nyeri pada IMA
timbul dari organ dalam (Visceral) sehingga menjadi nyeri yang dalam (Deep
cm dari titik nyeri yang sebenarnya dan inilah yang mendasari sehingga klien
2. Riwayat penyakit banyak faktor penyebab atau faktor resiko yang mendasari
seseorang untuk mengalami infark miokard akut (seperti yang telah diuraikan
pada bab dua). Walaupun klien tidak mempunyai penyakit turunan (seperti
hifertensi, atau penyakit jantung lainnya, diabetes mellitus) dan tidak pernah
penyakit jantung yang dialami baru dirasakan saat ini. Tetapi didapatkan
faktor resiko yang berasal dari kebiasaan klien yaitu merokok atau minum
kopi dengan jumlah yang berlebihan. Nikotin atau zat-zat toksin lainnya yang
darah ke daerah miokard. Dan apabila mengenai arteri koronaria dekstra akan
divisi Deogoes pada umumnya sama seperti konsep teori, dimana terjadi
perubahan kebiasaan antara sebelum sakit dengan selama sakit. Tidak sikap
penolakan klien untuk dirawat di rumah sakit atau terhadap tindakan medis
spiritual didapatkan bahwa klien selalu berdo’a kepada Tuhan YME agar
nafas tambahan di seluruh lapang paru dan pada auskultasi jantung tidak ada
suara jantung tiga (S3), suara jantung empat (S4), atau suara murmur. Hal ini
dan S4 timbul pada keadaan gagal jantung, sedangkan suara murmur tidak
timbul karena katup-katup jantung dan otot papilaris masih berfungsi secara
adanya edema perifer atau edema seluruh tubuh, ini menunjukkan tidak
pada IMA yang disertai gagal jantung kongestif. Namun dari pemeriksaan
ektremmitas didapatkan warna pucat pada ujung kedua ekstremitas atas dan
detik. Ini telah menunjukkan telah terjadi penurunan perfusi perifer akibat
Terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang sesuai dengan konsep teori yaitu
terjadinya volume cairan yang berlebihan dan resiko terjadinya gangguan pola
eliminasi bowel (konstipasi). Tetapi pada kenyataan dalam tinjaun kasus penulis
menemukan ada tujuh diagnosa dan satu diagnosa keperawatan tidak bisa
penulis tida mendapatkan data yaitu addax odema tetapi pda gambaran kasus
tidak ditemukan.
dirumuskan dan dalam kasus ini perncanaan keperawatan di ambil dari buku
terdaftar dalam teory yang mana juga di sesuaikan dengan kondisi klien itu
sendiri.
Dalam kasus nyata, tidak semua intervensi keperawatan yang telah di rencanakan
dapat dilaksanak dan dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut dimulai dari hari
pengkajian yaitu tanggal 26 Juli 2011 sampai dengan 28 Juli 2011 . Hal ini
Tetapi dalam kasus nyata hanya diberikan ISDN 5 mg, diazepam 2 mg dan
sakit dalam pemberian morphin atau pethidin pada klien. Di samping itu,
2. Monitoring analisa gas darah arteri tidak dilakukan karena tidak tersedianya
terkait masalah dana yang tidak tersedia mengingat obat ini cukup mahal.
tidak diberikan, tetapi klien mendapat obat oral asetosal (1x100 mg).
4.5 Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara formatif yaitu melihat respon klien sesaat setelah
Pada catatan perkembangan dari tujuh diagnosa yang telah diintervensi terdapat
tiga diagnosa yang belum teratasi secara penuh dan masih perlu terus dilanjutkan
PENUTUP
5.1 Keismpulan
Dari uraian pada bab 1 sampai dengan bab 4 yang membahas tentang asuhan
keperawatan pada klien dengan diagnosa medis Infar Miokard Akut (IMA)
a. Pengkajian
yang ada. Hasil pengkajian dapat dilihat dari tanda-tanda Infar Miokard Akut
dan didapatkan hasil yang sama antara teori dan kenyataan yang ada pada
konsep yang ada, hal ini disebabkan karena respon antara individu yang
dengan Infark Miokard Akut di Rumah Sakit Umum Pusat Mataram Nusa
Tenggara Barat.
b. Diagnosa Keperawatan
diagnosa tersebut.
c. Perencanaan
Pada tahap ini, penulis telah menyusun rencana sesuai dengan konsep teori
dan beberapa hal yang belum penulis rencanakan sesuai dengan teori
dimiliki penulis, dan pada tahap ini penulis telah berusaha membuat rencana
d. Pelaksanaan
Pelaksanaan yang dilakukan pada klien Tn. “S” disesuaikan dengan rencana
5.2 Saran
a. Mahasiswa
yang ada.
2. Kepada mahasiswa diharapkan dalam membuat diagnosa keperawatan
b. Institusi Pendidikan
sehingga hasil dari karya tulis ilmiah ini dapat dibaca oleh semua orang.
c. Institusi Pelayanan
(http://dokterfoto.com/2008/03/04/anatomi-dan-fisiologi-jantung/,
Anonim. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Infark Miokard Akut.
(Online). (http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-pada-klien-
Doenges, M.E., et.all. 2002 Rencana Asuhan Keperawatan Edisi3. EGC. Jakarta
Hudak & Gallo. 1997. Keperawatan Kritis. Pendekatan Holistik Edisi VI. EGC.
Jakarta
Unair. Surabaya.
Price, Sylvia A.., Lorraine M. Wilson. 1995. Ptafisiologi : Konsep Klinis Proses-
Jakarta.
Smeltzer, S.C. : Brend G.B. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2 EGC. Jakarta
(http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08NyeriDadaMaknaKlinisnya116
2009)