Anda di halaman 1dari 95

BAB 3

GAMBARAN KASUS

Tanggal MRS : 24-07-2011

Ruang/Kelas : Seruni

Cara Masuk : UGD

No.RM : 179315

Tanggal Pengkajian : 26-07-2011 Jam 15-00

Dx Medis : Infark Miokard Akut (IMA)

3.1 Pengkajian

3.1.1 Data Umum

a. Identitas klien

Nama : Tn. ”S”

Umur : 42 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Menikah

Suku/Bangsa : Sasak /Indonesia

Alamat : Dodokan Gerung-Lobar

Pekejaan : Sopir

Pendidikan : SMP
b. Identitas penanggung jawab

Nama : Ny “H”

Usia : 40 Tahun

Suku/Bangsa : Sasak /Indonesia

Hubungan : Istri dari klien

Agama : Islam

Pekejaan : Wiraswasta/Dagang

3.1.2 Riwayat kesehatan

Data-data yang dikumpulkan tentang riwayat kesehatan klien meliputi :

a. Keluhan utama

Klien mengeluh nyeri hebat pada dada sebelah kiri

b. Riwayat penyakit sekarang

Klien mengatakan mulai merasakan nyeri hebat pada dada sebelah kiri

yang menjalar kepunggung dan epigastriumpada tanggal 24 Juli 2011

pukul 13.15 WITA. Nyeri dirasakan pada saat melakukan aktivitas

(menyupir). Nyeri dada tersebut menyebabkan klien sulit bernapas dan

bergerak, keringat dingin tangan kaki trasa kram dan muntah-muntah.

Klien pulang sampi dirumah, keluarga membawa klien ke RSUP NTB,

sebelumnya 4 hari yang lalu klien berobat ke dokter spesialis jantung.

Kemudian klien dibawa istrinya IGD RSUP NTB.


c. Riwayat penyakit sebelumnya

Klien mengatakan pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya,

sering merasakan nyeri dada sebelah kiri dan kadang-kadang menderita

sakit batuk pilek biasa. Sebelum sakit klien memepunyai riwayat merokok

(15-20 batang/hari) dan minum kopi (4-5 gelas/hari). Saat sakit klien

mengatakan akan berhenti merokok dan minum kopi.

d. Riwayat penyakit keluarga

Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit

seperti dirinya, dan tidak ada anggota keluarganya yang meninggal

mendadak. Klien mengatakan tidak mengetahui apakah ada keluarga yang

menderita penyakit kencing manis, darah tinggi, penyakit menular atau

penyakit infeksi lainnya.


Genogram

Gambar 3.1 Genogram tiga generasi

Keterangan :

= Perempuan

= Laki-laki

= Meninggal

= Klien

= Garis Keturunan

= Tinggal Satu Rumah


3.1.3 Kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual

Penulis menggunakan divisi Dongoes yang terdiri dari 12 divisi pada

klien dengan Infar Miokard Akud (IMA) meliputi :

a. Respirasi

Sebelum sakit :

Klien mengatakan ia tidak pernah mengalamai kesulitan bernafas, dan klien

mengatakan ia tidak ada riwayat sakit sesak nafas sebelumnya.

Saat sakit :

Klien mengatakan nafasnya terasa sesak dan berat. Pada posisi tidur terlentang

dada terasa semakin sakit dan nafasnya semakin berat.

b. Sirkulasi

Sebelum sakit :

Klien mengatakan tidak pernah mengalami pucat atau kebiruan dan merasa

dingin pada kuku tangan dan kakinya menjadi pucat kebiruan dan terasa

dingin.

Saat sakit :

Saat dilakukan pengkajian klien tampak pucat, kulit dingin dan lembab,

denyut nadi sedang dan tidak teratur, pengisian kapiler (> 2 detik), kuku

tangan dan kaki tampak pucat dan kebiruan, kelemahan pada tangan dan kaki.
c. Kebutuhan eliminasi

Sebelum sakit :

Klien mengatakan biasanya Buang Air Kecil (BAK) 3-4 kali sehari dengan

warna kuning dan bau khas amoniak, Buang Air Besar (BAB) 1 kali sehari

dengan konsisten padat dan bau khas,

Saat sakit :

Klien mengatakan sejak masuk rumah sakit sampai saat ini belum BAB.

d. Kebutuhan nutrisi

Sebelum sakit :

Klien makan 3 kali sehari dengan porsi satu piring nasi ditambah sayur dan

kadang sepotong ikan atau daging. Klien menyukai semua jenis makanan.

Saat sakit :

Klien mengatakan nafsu makannya berkurang karena rasa nyeri di epigastrium

dan kadang mual. Klien makan 3 kali sehari dengan porsi setengah porsi

bubur yang disediakan Rumah Sakit setiap kali makan. Untuk kebutuhan

minum klien mengatakan sebelum sakit, ia bisa minum 5-6 gelas sehari (1000

cc-1200 cc), di samping itu klien minum kopi rata-rata 4 gelas sehari (800 cc)

dan berhenti minum kopi.


e. Kebutuhan rasa nyaman dan bebas nyeri

Sebelum sakit :

Klien mengatakan bahwa dia tidak pernah merasa sakit yang berlebihan,

kebanyakan merasakan pusing biasa dan ngilu-ngilu di kaki yang masih dapat

ditahan tanpa minum obat dan cukup istirahat saja.

Saat sakit :

Klien mengatakan dia merasa nyeri hebat pada dada kiri seperti ditusuk-tusuk

yang menjalar kepunggung dan epigastrium. Nyeri berlangsung lebih dari 30

menit. Nyeri dirasakan pada saat melakukan aktivitas. Skala nyeri berada pada

angka 7 (skala 0-10)

f. Kebutuhan istirahat

Sebelum sakit :

Klien mengatakan ia bisa tidur 8 jam sehari yaitu tidur 22.00 WITA sampai

jam 05.00 WITA.

Saat sakit :

Klien mengatakan bisa tidur walaupun tidak sepulas sewaktu masih sehat,

karena pada saat tidur klien sering terbangun karena nyeri dadanya. Klien

mengatakan pada malam hari tidur 4-5 jam dan siang hari 1-2 jam.
g. Kebutuhan aktivitas

Sebelum sakit :

Klien mengatakan ia dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari tanpa gangguan

seperti melaksanakan pekerjaannya sebagai kusir cidomo. Klien juga selalu

melakukan aktivitas shalat di Masjid.

Saat sakit :

Klien mengatakan badannya terasa lemah dan cepat lelah, dan hamper semua

aktivitas dibantu. Shalat pun dilaksanakan sambil tiduran.

h. Neurosensori

Sebelum sakit :

Klien mengatakan tidak pernah mengalami kelemahan pada anggota tubuh

terutama pada badan dan kaki dank lien tidak cepat lelah.

Saat sakit :

Klien mengatakan tubuhnya terasa lemah dan cepat lelah.

i. Integritas ego

Sebelum sakit :

Klien mengatakan biasa dalam mengungkapkan perasaan senang, marah, dan

bahagia hidup bersama keluarga terutama apabila dekat dengan cucunya.

Saat sakit :

Klien mengatakan sangat cemas akan keadaannya karena baru pertama kali

sakit seperti ini dan dirawat di Rumah Sakit. Klien belum mengetahui tentang
penyakitnya. Klien tanpak gelisah, sering bertanya kepada perawat kapan dia

boleh pulang.

j. Kebutuhan personal hygiene

Sebelum sakit :

Klien mengatakan ia bisa mandi 2 kali sehari pada bagi dan sore hari, klien

menggosok giginya 2 kali sehari, mencuci rambut 1 kali seminggu dengan

menggunakan shampoo dan memotong kuku bila agak panjang.

Saat sakit :

Klien mengatakan belum pernah mandi dan hanya dilap setiap pagi oleh

perawat dengan air hangat, klien mengatakan sejak dirawat belum pernah

sikat gigi, dan rambutnya tidak pernah disisir.

k. Kebutuhan sosialisasi dan spiritual

Sebelum sakit :

Klien tinggal dengan anak dan menantunya yang sulung dan memiliki tiga

orang anak. Sedangkan istri klien sudah lama meninggal dunia karena

kecelakaan lalu lintas. Hubungan klien dengan anggota keluarga cukup

harmonis. Hubungan dengan masyarakat di sekitar lingkungan klien sangat

baik. Klien juga rajin ke Masjid untuk shalat berjama’ah dan mengikuti

pengajian rutin yang diadakan di Masjid dua kali seminggu.

Saat sakit :

Klien tidak bisa berhubungan dengan orang-orang di luar RS, Setiap hari klien

ditunggu oleh anak-anak dan menantunya secara bergantian. Klien


mengatakan selalu berdo’a kepada Tuhan YME agar penyakitnya segera

sembuh sehingga dapat melalukan aktivitas seperti biasanya.

l. Penyuluhan/pembelajaran

Saat dilakukan wawancara klien dan kelurganya tidak mengetahui penyebab

penyakit yang diderita klien saat ini, klien tidak mengetahui dampak dari

merokok dan minum kopi terhadap penyakityang dideritanya, klien

mengatakan tidak tahu tanda-tanda penyakit jantung dan menerima saja

program pengobatan yang diberikan kepadanya.

3.1.4 Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menunjang hasil anamnesa dan

menegakkan diagnosa keperawatan. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan

menggunakan metode inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan

fisik yang dilakukan pada klien IMA meliputi pemeriksaan keadaan umum

dan status generalisasi.

a. Status generalisasi

Pemeriksaan umum dan tanda-tanda vital yang didapatkan pada tanggal 24

Juli 2011 pukul 15.00 WITA sebagai berikut :

Keadaan umum : klien berbaring di tempat tidur dengan posisi semi

fowler tanpak lemah dan wajah tanpak pucat. Kesadaran compos mentis

(GCS : E4-V5-M6), tanda-tanda vital : pernafasan 29 x /menit, tekanan

darah 100/70 mmHg, denyut nadi 66 x /menit, irregular, temperature 36 0C

(aksila), SPO2 88.


b. Pemeriksaan head to toes

1. Pemeriksaan kepala dan leher

a) Kepala, wajah

Inspeksi :

Simetris, rambut hitam dan banyak terdapat uban, kulit kepala

tidak kotor, ketombe dan kuku tidak ada, rambut terlihat kusut.

Palpasi :

Tidak ada benjolan atau krepitasi. Wajah : klien tanpak meringis

dan menahan sakit. Mata : kelopak mata tampak garis kehitaman,

kontak mata kurang, mata simetris, konjuctiva tidak anemis, sclera

tidak ikterik, pupil isokor, reflex cahaya positif. Telinga simetris,

serumen tidak ada, pendengaran baik. Mulut : simetris, mukosa

agak pucat, bibir kering, gigi kelihatan tidak bersih karena

kebiasaan makan sirih, tidak ada karies.

b) Leher

Inspeksi :

Tidak ada distensi vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar

tiroid. Palpasi : tidak ada kuku kuduk, trakea simetris.

2. Pemeriksaan thoraks

a) Inspeksi :

Thoraks simetris, tidak terdapat jejas, terdapat tarikan dinding dada

saat respirasi, pernafasan 29 x /menit, nafas dangkal.


b) Palpasi :

Tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat krepitasi, pulsasi apeks

jantung tidak teraba.

c) Perkusi :

Resonan pada semua lapang paru.

d) Auskultasi :

Terdengar sura nafas bersih, tidak ada krakles, tidak suara

wheezing. Jantung : irama jantung tidak teratur, denyut apeks

jantung 66 x /menit pada ICS V midklavikula, S1 dan S2 terdengar

lemah, S3 dan S4 tidak terdengar, suara murmur tidak ada.

3. pemeriksaan abdomen

a) Inspeksi :

Simetris, tidak ada jejas.

b) Auskultasi :

Bising usus terdengar 3-4x/menit.

c) Perkusi :

Suara himpertimpani.

d) Palpasi :

Nyeri tekan pada epigastrium,terdapat distensi abdomen, tidak ada

pembesaran hepar dan splein.


4. Pemeriksaan ekstremitas

Inspeksi :

Simetris, terpasang infuse D5% eksteremitas dextra atas, tidak ada

oedema perifer, pucat

Palpasi :

Dingin pada ujung eksteremitas atas dan bawah, kelemahan pada

tangan dan kaki, pengisian kapiler > 2 detik.

5. Pemeriksaan integument

Inspeksi :

Kulit tidak berdaki, tidak bersisik,

Palpasi :

Turgor kulit < 1 deteik, kulit dingin dan lembab.

3.1.5 Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan elektrokardiografi (EKG)

EKG dilakukan pada tanggal 25 Juli 2011 pukul 06.00 WITA dan

ditemukan gambaran elevasi segmen ST pada lead II, III, AVF, yang

menunjukkan infark inferior.

b. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada tanggal 26 Juli 2011, di

dapatkan hasil :
Darah lengkap

Hasil Nilai normal

-Hb 12,4 g% P : 14-18 g%

W : 12-16 g%

-Leukosit 9.700/mm3 Dewasa : 4.000-11.000/mm3

4-12 Th : 4.000-15.000/mm3

1-4 Th : 6.000-8.000/mm3

-Trombosit 232.000/ mm3 150.000-400.000/mm3

-Gula darah

sewaktu 115 mg% <160 mg%

-SGOT 70 U/L <40 U/L

-SGPT 68 U/L <41 U/L

-Choletrol total 279 mg% <200 mg%

-Trigliserida 301 mg% <200 mg%

-HDL-Cholestrol 35 mg% >45 mg%

-LDL-Cholestrol 193,8 mg% <130 mg%

-Urea 34 mg% 6-26 mg%

-Kreatinin 0,6 mg% L : 0,9-1,3 mg%

-Asam urat 7,3 mg% L : 3,5-7,2 mg%


3.1.4 Medikasi

a. ISDN 3x5 mg

b. Diazepam 3x2 mg

c. K/P profenid suppositoria

d. Laxadin syrup 3x1 lcth

e. Infuse RL 10 tts/mnt

f. O2 2 liter/menit
3.2 Diagnosa keperawatan

3.2.1 Analisis data

Setelah dilakukan pengumpulan data kemudian dilanjutkan dengan uraian

analisis data pada klien Tn. “S” adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Analisis data

No Symptom Etiologi Problem

1. Data Subyektive Iskemi jaringan Nyeri akut

Klien Tn . “S” mengatakan,

“dada saya sakit seperti

ditusuk-tusuk rasanya.” Obstruksi arteri

Data Obyektive
Nosiseptor
- Klien tampak meringis

- Gelisah

- Perubahan tingkat
Nyeri
Kesadaran

- Nadi : 66 x /menit

- TD : 100/70 mmhg
2. Data Subyektive suplai O2 kurang Intoleransi

Klien Tn. “S” mengatakan, Aktivitas

“saya tidak bisa apa-apa,

sakit jika bergerak.” Kematian jaringan

Data Obyektive
Kelemahan
- Gangguan frekuensi

jantung

- Terjadi disritmia

- Perubahan warna kulit


Intoleransi Aktivitas
- Kelemahan umum

3. Data Subyektive Ancaman Status Ansietas/Ketakutan

Klien Tn “S”bertanya, “apa Kesehatan

sebenarnya penyakit saya,

bahaya tidak?”
Kurang Pengetahuan

Data Obyektive

- Perilaku takut
Ansetas
- Wajah tegang

- Gelisah dan ragu

- Perilaku menghindar
4. Data Subyektive Sumbatan Pembuluh Resiko Penurunan

Klien Tn “S”mengatakan Darah Jantung Curah Jantung

badannya lemah

Tahanan Vaskuler

Data Obyektive

- Terjadi Disritmia Resiko Penurunan

- Klien cemas curah jantung

- Klien gelisah

5. Data Subyektive Sumbatan Pembuluh Resiko Perubahan

- Darah Jantung Perfusi Jaringan

Data Obyektive

- Gangguan frekuensi Tahanan Vaskuler

jantung

- Terjadi disritmia Resiko Penurunan

Curah Jantung
- Kulit klien berwarna

pucat dari ujung


Resiko Perbuhan
ekstrimitasi atas sampai

bawah

6. Data Subyektive Kurang Informasi Kurang

- Klien Tn. “S” selalu Pengetahuan

bertanya, “apa
sebenarnya penyakit Status Kesehatan

saya, bahaya tidak ?” yang akan datang

Data Obyektive

- Kompilasi yang dapat Kurang pengetahuan

dicegah

- Pernyataan yang

salah/kesalahan tentang

persepsi penyakitnya.

7. Data Subyektive Bedrest Resiko Konstipasi

- Klien Tn. “S”

mengatakan sejak sakit

jarang BAB Penghambatan nyeri

- Selama MRS BAB 1 x & Diet lunak

keras padat.

Data Obyektive
Resiko Konstipasi
- Bedrest

- Ketegangan abdominal

- Nyeri defekasi
3.2.1 Diagnosa keperawatan

Setelah dilakukan analisis data, kemudian dilanjutkan dengan perumusan

diagnosa keperawatan. Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada klien

Tn. “S” dengan IMA Inferor adalah sebagai berikut :

1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan skunder terhadap

sumbatan arteri yang ditandai dengan klien mengeluh nyeri dada

dengan/tanpa penyebaran, klien tanpak meringis, gelisah, terjadi

perubahan tingkat kesadaran, nadi dan tekanan darah.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara

suplai oksigen miokard dengan kebutuhan, ditandai dengan adanya

gangguan frekuensi jantung dan tekanan darah dalam aktivitas, terjadi

disritmia, perubahan warna kulit serta kelemahan umum.

3. Ansietas/ketakutan berhubungan dengan ancaman atau perubahan wajah

tegang, gelisah dan ragu, perasaan tidak tidak adekuat, fokus pada diri

sendiri, mengekspresikan masalah tentang kejadian saat ini serta perilaku

menantang dan menghindar.

4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan kurang informasi tentang implikasi penyakit jantung

dan status kesehatan yang akan datang di tandai dengan terjadinya

komplikasi dapat dicegah dan pernyataan masalah/kesalahan konsep.

5. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan

penurunan preload/peningkatan tahanan vaskuler.


6. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan

penurunan/penghentian aliran darah.

7. Resioko tinggi terhadap konstipasi berhubungan dengan bedrest,

pengobatan nyeri dan NPO/diet lunak di tandai dengan ketegangan pada

abdominal, nyeri pada saat defeksi, perasaan kepenuhan pada abdomen

dan terdapat masa yang dapat diraba.


Tabel 3.2 Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Rencana Intervensi Rasional

1. 1. Nyeri (akut) Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau/catat karaktristik 1. Variasi penampilan dan

berhubungan keperawatan selama 3 x 24 nyeri, catat laporan verbal, perilaku pasien karena

dengan iskemia jam klien merasa nyaman petunjuk nonverbal dan nyeri terjadi sebagai

jaringan skunder dengan kriteria : respon hemodinamik (contoh temuan pengkajian.

terhadap sumbatan - Klien menyatakan mampu meringis, gelisah, Kebanyakan pasien

arteri koroner. beradaptasi dengan rasa berkeringat, mencengkram dengan IMA tampak

nyeri dada, nafas cepat, sakit, distraksi, dan

- Nyeri berada pada skala 0- TD/frekuensi jantung berfokus pada nyeri.

3 (skala 0-10). berubah).

- Klien dapat melakukan 2. Ambil gambaran lengkap 2. Riwayat verbal dan

tehnik distraksi dan terhadap nyeri dari pasien penyelidikan lebih dalam

relaksasi. termasuk lokasi, intensitas terhadap faktor pencetus

- Tanda-tanda vital klien (1-10), lamanya, kualitas harus ditunda sampai


stabil. (dangkal/menyebar) dan nyeri hilang.

Tekanan darah : penyebarannya.

S : 100-140 mmhg 3. Kaji ulang riwayat nyeri 3. Nyeri sebagai

D : 60-90 mmhg sebelumnya, pengalaman subyektif dan

N : 60-100x/menit harus digambarkan oleh

RR : 16-24x/menit pasien. Bantu pasien

untuk menilai nyeri

dengan

membandingkannya

dengan pengalaman yang

lain. Dapat

membandingkan nyeri

yang ada dari pola

sebelumnya. Sesuai

dengan identfikasi,
komplikasi seperti

meluasnya infark, emboli

paru atau perikarditis.


4. Anjurkan pasien untuk
4. Penundaan pelaporan
melaporkan nyeri dengan
nyeri berat dapat
segera.
menyebabkan syok

dengan merangsang

sistem syaraf simpatis.

Mengakibatkan kerusakan

lanjut.
5. Berikan lingkungan yang
5. Menurunkan rangsangan
tenang, aktivitas perlahan,
eksternal/lingkungan
dan tindakan nyaman (conto :
tenang dapat mengurangi
spreiyang kering/tak terlipat,
nyeri dan ketegangan.
gosokan punggung). Dekati

dengan tenang dan dengan


percaya diri.

6. Bantu melakukan teknik

relaksasi, misalnya : nafas 6. Membantu dalam

dalam/perlahan, perilaku penurunan

distraksi, visualisasi, persepsi/respon nyeri.

bimbingan imajinasi.

7. Periksa tanda vital setiap 30


7. Dengan tanda vital yang
menit atau 1 jam.
tetap stabil keadaan klien

akan terkontrol.

8. Kolaborasi pemberian obat


8. Nitrat berguna
sesuai indikasi, contoh
untukmengontrol nyeri
Antiangina, contoh
dengan efek vasodilasi
nitrogliserin (Nitro-Bid.
koroner, dan mengurangi
Nitrosat, Nitro-Dur)
Analgesik, contoh morfin, nyeri.

memperidin (Demerol).

DX 2. Intoleransi Setelah dilakukan tindakan 1. Catat/dokumentasikan 1. Kecenderungan

II aktivitas keperawatan dalam 3x24 frekuensi jantung, irama dan menentukan respon

berhubungan jam, klien dapat melakukan perubahan TD sebelumnya, pasien terhadap aktivitas

dengan aktivitas dengan normal selama sesudah aktivitas dan dapat

ketidakseimbanga 1. Klien dapat sesuai indikasi. Hubungan mengindikasikan

n antara suplai mendemonstrasikan dengan laporan nyeri penurunan oksigen

oksigen miokard peningkatan toleransi dada/nafas pendek. mioakrdia yang

dengan kebutuhan aktivitas yang dapat memerlukan penurunan

diukur/maju dengan tingkat aktivitas/kembali

frekuensi jantung/irama tirah baring, perubahan

dan tekanan darah dalam programobat,

batas normal, kulit penggunaan oksigen

hangat, merah muda dan


kering. 2. Tingkatan istirahat (tempat tambahan.

2. Klien melaporkan tidak tidur/kursi) batasi aktivitas 2. Menurunkan kerja,

adanya nyeri/terkontrol pada daerah nyeri/respon menurunkan resiko

dalam rentang waktu hemodinamik. komplikasi (perluasan

selama pemberian obat. 3. Berikan aktivitas senggang infark).

yang berat. 3. Dengan aktivitas ringan

akan mengurangi beban

kerja jantung.
4. Kaji ulang tanda/gejala yang

menunjukkan tidak toleran 4. Dengan mengkaji ulang

terhadap aktivitas atau tanda dan gejala nyeri

memerlukan pelaporan pada sehingga dapat

perawat/dokter. menentukan tindakan

selanjutnya.

DX 3. Ansietas/ketakutan Anxieties/ketakutan 1. Identifikasi dan ketahui 1. Koping terhadap nyeri


III berhubungan berkurang setelah dilakukan persepsi pasien terhadap dan terauma emosi

dengan ancaman tindakan keperawatan dalam ancaman/situasi. Dorong infark miokard cukup

atau perubahan 3x4 jam diharapkan klien mengekspresikan dan jangan sulit, karena pasien takut

kesehatan dan tidak cemas/ansietas hilang. menolak perasaan marah, mati, dan cemas tentang

setasus sosial 1. Klien dapat kehilangan, takut dll. lingkungan, cemas

ekonomi. mengidentifikasikan berkelanjutan

penyebab/faktor yang (sehubungan dengan

mempengaruhi anxietas. masalah tentang dampak

2. Klien mengatakan serangan jantung pada

penurunan ansietas/takut. pola hidup selanjutnya,

3. Klien dan efek penyakit pada

mendemonstrasikan keluarga) mungkit

keterampilan pemecahan terjadi pada berbagai

masalah secara positif. drajat selama beberapa

4. Klien dapat mencari waktu dan dapat


faktor penyebab. dimanifestasikan oleh

5. Klien dapat gejala defresi.

mengidentifikasi sumber 2. Catat adanya kegelisahan, 2. Penelitian terhadap

secara tepat. menolak dan atau frekuensi hidup antara


menyangkal (efek tak tepat individu tipe A/tipe B
atau menolak mengikuti dan dampak penolakan
program medis). telah berarti peningkatan

resiko infark miokard


3. Jelaskan tentang keadaan
3. Pasien dan orang
kondisi klien yang
terdekat dapat
sebenarnya baik pada.
dipengaruhi oleh

cemas/ketidakterangan

anggota tim kesehatan.

Penjelasan yang jalur

dapat menghilangkan
kecemasan.

4. Pertahankan gaya bicara 4. Pasien mungkin tidak

(informasi tidak cepat menunjukkan masalah

berubah/ragu-ragu). secara langsung, tetapi

kata-kata/tindakan dapat

menunjukkan rasa

agitasi, marah, dan

gelisah. Intervensi dapat

membantu pasien

meningkatkan kontrol

terhadap perilakunya

sendiri.
5. Kaji tanda verbal/nonverbal
5. Dengan mengkaji tanda-
kecemasan dan temani
tanda verbal kecemasan
pasien. Lakukan tindakan
dapat mengontrol kearah
jika pasien menunjukkan
perilaku merusak. yang lebih lanjut.

6. Terima penolakan klien, juga

beri pernyataan, hindari 6. Menyangkal dapat

konfrontasi. menurunkan cemas

tetapi dapat menunda

penerimaan terhadap

kenyataan situasi saat

ini. Konfrontasi dapat

meningkatkan rasa

marah dan meningkatkan

penggunaan

penyangkalan.

Menurunkan kerjasama

dan kemungkinan

memperlambat
penyembuhan.

DX 4. Kurang 1. Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Perlu untuk pembuatan

IV pengetahuan tindakan keperawatan pasien/orang terdekat dan rencana instruksi pada

mengenai kondisi, dalam 3x24 jam : kemampuan/keinginan untuk klien. Mengidentifikasi

kebutuhan - Klien dapat belajar. secara verbal kesalahan

pengobatan mengetahui tentang pemahaman dan

berhubungan kondisinya dan memberikan penjelasan.

dengan kurang kebutuhan 2. Waspada terhadap tanda 2. Mekanisme pertahanan

informasi tentang pengobatan. penghindaran, contoh alamiah seperti marah,

implikasi penyakit - Klien akan mengubah subyek dari menolak pentingnya

jantung dan status informasi yang ada atau situasi, dapat


menyatakan

kesehatan yang prilaku ekstrem menghambat belajar,


pemahamannya

akan dating. (menolak/euforia). mempengaruhi respon


tentang penyakit
jantung, rencana pasien dan kemampuan

pengobatan, tujuan mengasimilasi

pengobatan dan efek informasi.


3. Beri penguatan penjelasan
samping/reaksi 3. Memberikan
faktor resiko pembatasan
merugikan. kesempatan pada pasien
diit/aktivitas, obat dan gejala
2. Klien dapat untuk menerima
yang memerlukan perhatian
menyebutkan gejala penjelasan/informasi
medis cepat.
yang memerlukan dan berpartisipasi dalam

perhatian cepat. program therapi.


4. Kaji ulang program
3. Klien dapat 4. Bertahap meningkatkan
peningkatan tingkat aktivitas.
mengidentifikasi/merenc aktivitas, meningkatkan
Ajarkan pasien melakukan
anakan pola hidup yang kekuatan dan mencegah
aktivitas secara bertahap,
perlu. terlalu keras latihan
contoh jalan, kerja, rekreasi,
dapat meningkatkan
aktivitas seksual.
sirkulasi kolateral dan
memungkinkan pola

hidup normal.
5. Beri tekanan pentingnya 5. Evaluasi

menghubungi dokter bila berkala/intervensi dapat


nyeri dada, perubahan pola mencegah komplikasi.
angina atau terjadi gejala lain.

DX 5. Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan 1. Auskultasi TD, bandingkan 1. Hipotensi dapat terjadi

V terhadap keperawatan dalam 3x24 kedua tangan dan ukur dengan sehubungan dengan

menurunan curah jam, penurunan curah posisi tidur, duduk dan berdiri disfungsi vantrikel,

jantung jantung tidak terjadi : bila bisa. hipoperfusi miokardia

berhubungan 1. Klien melaporkan dan rangsang vagal.

dengan penurunan penurunan episode Namun hipertensi juga

preload/peningkat dyspnea. fenomena umum,

an tahanan 2. Klien kemungkinan

vaskuler mendeminstrasikan berhubungan dengan


sistematik. peningkatan tolerasi nyeri, cemas,

terhadap aktivitas. pengeluaran

3. Mempertahankan ketekolamin, dan atau

stabilitas homodinamik, masalah veskuler

contoh tekanan darah, sebelumnya. Hipotensi

curah jantung dalam Ortostatik (postural)

batas normal, output urin mungkin berhubungan

adekuat, penurunan/tidak dengan komplikasi

adanya dysritmia. TTV infark, contoh GJK.


2. Evaluasi dan observasi tanda-
stabil tekanan darah : 2. Penurunan curah jantung
tanda vital
S : 100-104 mmhg mengakibatkan

D : 60-90 mmhg menurunnya

N : 60-100x/menit kelemahan/kekuatan

RR : 16-24x/menit nadi, ketidakteraturan

diduga disritmia,
terutama mempengaruhi

3. Catat terjadinya S3 dan S4 tanda-tanda vital.

3. S3 biasanya

dihubungkan dengan

GJK tetapi juga terlihat

pada adanya gagal mitral

(regurgitasi) dan

kelebihan kerja ventrikel

kiri yang disertai infark

berat. S4 mungkin

berhubungan dengan

iskemia miokardia,

kekuatan vantrikel, dan

4. Catat adanya hipertensi pulmonal atau

mur-mur/gesekan
sistematik.

4. Menunjukkan gangguan

aliran darah normal

dalam jantung, contoh

katub tidak baik,

kerusakan septum, atau


5. Pantau adanya oedema
fibrasi otot papilar/korda

tendinea (Komplikasi

IM).

5. Odema menandakan
6. Pantau haluaran setiap 24 jam
adanya penurunan kerja

jantung terutama di

daerah perifer.

6. Pemasukan dan

pengeluaran terutama
urine memperlihatkan

jantung dan mengetahui

terjadinya penimbunan

cairan.

DX 6. Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi tiba-tiba 1. Penurunan curah jantung

VI terhadap keperawatan, dalam 3x24 terjadinya cemas, letargi, akan dipengaruhi juga

perubahan perfusi jam, perubahan perfusi pingsan dan pucat. oleh ferfusi cerebral

jaringan jaringan tidak terjadi : 2. Kaji terjadinya pucat dan 2. Kelemahan nadi perifer

berhubungan - Pemasukan/pengeluaran nadi perifer akan menandakan

dengan adekuat atau seimbang terjadinya penurunan

penurunan/penghe - Tidak ada edama perfusi jaringan dan

ntian aliran darah. - TTV Stabil kerja jantung


3. Kaji terjadinya oedema dan
Tekanan Darah : 3. Mengakibatkan
aritmia
S : 100-140 mmhg terjadinya trobosisi vena
4. Pantau dan catat haluaran
D : 60-90 mmhg urine setiap 24 4. Pemasukan pengaruhi

N : 60-100x/menit sirkulasi.

RR : 16-24x/menit

DX 7. Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan 1. Pastikan jumlah diet yang 1. Banyaknya diet dan

VII terhadap keperawatan dalam 3x24 adekuat dan pemasukan cairan di dalam kolon

konstipasi jam : cairan yang ade kuat mencegah ketegangan

berhubungan - Klien dapat BAB dengan 2. Monitor kefektifan dari 2. Pelunak/laksativ

dengan bedrest, normal/konstipasi tidak pelunak atau laksativ mengurangi beban kerja

pengobatan nyeri terjadi. miokard dari

dan NPO/diet - Klien akan ketegangan.

lunak. 3. Latihan dalam mencegah 3. Dengan mengurangi


mengungkapkan eliminasi
ketegangan dan menghindari ketegangan mengurangi
BAB dengan kursi toilet
maneuver valsava. kardiak output.
tanpa tanda ketegangan
4. Pantau BAB tiap 24 jam. 4. Dapat mempercepat
atau mendapat respon

vasovagal. member tindakan lebih


BAB : Normal 1-2x/hari lanjut.

Kosistensi lemak bau

khas.
3. 4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan dilakukan berdasarkan rencana asuhan

keperawatan yang telah disusun.

Tabel 3.3 Implementasi keperawatan pada klien Tn. “S” dengan diagnosa

media IMA.

Tanggal/Jam No. DX Implementasi Respon/Hasil

26-07-2011 DX I 1. Memantau/ 1. Klien mengatakan

mencatat nyeri dada

karaktristik nyeri hilang/terkontrol.


17 : 00 2. Mengambil 2. Klien dapat

gambaran lengkap menyebutkan letak

tentang skala nyeri dan sekala nyeri

berkisasar (1-8).
18 : 20
3. Mengkaji ulang 3. Klien menunjukan

riwayat nyeri penurunan

ketegangan,
4. Menganjurkan 4. Klien rileks, mudah
pasien untuk bergerak
melaporkan nyeri

dengan segera

5. Memberikan 5. Klien tampak tenang

lingkungan yang
tenang, aktivitas

perlahan, dan

tindakan nyaman

(contoh: sprei yang

kering/tak terlipat,

gosokan

punggung). Dekati

dengan tenang dan

dengan percaya

20 : 30 diri.

6. Membantu klien 6. Klien dapat

melakukan tekhnik melakukan tehnik

relaksasi, relaksasi dengan

misalnya;nafas cara tehnik nafas

dalam/perlahan, panjang.

perilaku distraksi,

visualisasi,

bimbingan

imajinasi

7. Tanda-tanda vital
7. Memeriksa/

mengobservasi
tanda vital sebelum TD : 100/70 mmhg

dan sesudah N : 60-100x/menit

pemberian obat RR : 16-24x/menit

narkotik.

8. Kolaborasi 8. Nyeriklien

pemberian obat berkurang

sesuai indikasi

- ISDN 3x5 mg

- Diazapam 3x2

mg

26-07-2011 DX II 1. Mencatat/ 1. Klien dapat

mendokumentasika mengungkapkan

n setiap keluhan keluhannya.


16 : 00 klien 2. Nyeri dada tidak

2. Memberikan bertambah berat

aktivitas senggang

yang tidak berat. 3. Klien terlihat rileks

3. Membantu semua dan keadaan umum

atau sebagian baik.

aktivitas klien 4. Tanda-tanda vital

4. Mengobservasi klien normal.


tanda-tanda vital. TD : 100/70 mmhg

N : 66x/menit

RR : 18x/menit

10-02-2010 DX III 1. Mengidentifikasi 1. Klien masih tampak

perasaan klien gelisah dan lemas

teruma cemas
18 : 00 2. Mencatat adanya 2. Klien kadang

kegelisahan, menolak tentang

menolak dan atau keadaan penyakitnya

menyangkal (efek

tak tetap atau

menolak mengikuti

program medis).
3. Klien mau
3. Mempertahankan
berkomunikasi
hubungan dengan
dengan petugas
klien dan

mengatakan

keadaan klien

yangsebenarnya.
4. Klien masih
4. Mengkaji tanda
kelihatan gelisah
verbal/nonverbal
kecemasan 5. Klien mau menerima

5. Menerima dan membina saling

penolakan klien, percaya dengan

jangan beri petugas.

pernyataan, hindari

konfrontasi. 6. Klien menerima

6. Menjawab setiap keadaannya dengan

pertanyaan klien ikhlas dan pasrah.

dengan benar dan

sesuai dengan

kondisinya.

26-07-2011 DX IV 1. Mengkaji tingkat 1. Klien akan

pengetahuan menyatakan

pasien/orang pemahamannya

terdekat dan tentangpenyakit

kemampuan/keingi jantung, rencana

nan untuk belajar. pengobatan tujuan

pengobatan dan efek

samping/reaksi

merugikan.
20 : 30
2. Menjelaskan setiap
2. Klien dan keluarga
tindakan
pengobatan yang mau menerima

diberikan dirumah setiap tindakan yang

sakit diberikan

3. Member penguatan

penjelasan faktor 3. Klien dapat

resiko pembatasan mengidentifikasi/me

diit/aktivitas, obat rencanakan pola

dan gejala yang hidup yang perlu

memerlukan

perhatian medis

cepat.

4. Mengkaji ulang
4. Klien mau menerima
program
setiap tindakan
pengobatan yang

diberikan.

5. Menjelaskan klien
5. Klien mengerti
tentang kondisi
tentang keadannya.
yang berhubungan

dengan

penyakitnya.

6. Member tekanan 6. Klien berjanji mau


pentingnya melaksanakan

menghubungi anjuran petugas.

petugas jika terjadi

keraguan terhadap

tindakan dan

kondisi dari

penyakit.
26-07-2011 DX V 1. Mengobservasi 1. Tanda-tanda vital

tanda-tanda vital normal

tiap 1 jam TD : 100/70 mmhg

N : 66x/menit

RR : 18x/menit
19 : 30 2. Mengevaluasi 2. Tekanan darah
tekanan darah menunjukkan angka
antara tangan kanan yang sama
dan kiri
20 : 00
3. Mencatat terjadinya 3. Tidak terjadi

S3 dan S4 disritmia, nadi

teratur, klien tenang


4. Memamntau 4. Nyeri tidak
keluhan nyeri dan bertambah hebat.
kerja jantung

26-07-2011 DX VI 1. Mengobservasi 1. Klien tampak tenang

tanda-tanda TD : 100/70 mmhg

penurunan perfusi

jaringan
17 : 00 2. Tidak terlihat tanda-
2. Melihat

(mengamati) pucat, tanda sianosis

sianosis, belang,
kulit dingin/lembab,

catat kekuatan nadi

perifer.
19 : 30
3. Mengkaji tanda
3. Tidak terlihat terjadi
odema, keringat
edema dan eritema.
dingin.
4. Pemasukan dan
4. Memantau
pengeluaran
pemasukan dan
seimbang.
catat haluaran
5. Tidak terjadi
urine.
kesulitan bernafas
5. Pantau pernapasan
RR : 16-24x/menit
6. Mengobservasi
6. Nyeri dada klien
nyeri dada pasien.
berkurang

26-07-2011 DX VII 1. Pastikan jumlah 1. Klien mau makan

diet yang adekuat sesuai dengan diit

dan pemasukan yang diberikan

cairan yang rumah sakit.

adekuat.
17 : 00
2. Monitor ke 2. Klien BAB normal

efektifan dari

pelunak/laksativ
3. Melatih dalam 3. Klien tidak

mencegah mengalami

ketegangan ketegangan.
19 : 00
4. Mengurangi 4. Ketegangan hilang

immobilisasi ringan dan terlihat rileks.

yang tidak

mempengaruhi

kerja jantung
5. Peristaltik usus +
5. Mengobservasi

peristaltik usus.

Tanggal/Jam DX Kep Implementasi Respon/Hasil

27-07-2011 DX I 1. Memantau/ 1. Klien mengatakan

mencatat nyeri dada

karaktristik nyeri hilang/terkontrol.


17 : 00 2. Klien dapat

2. Mengambil menyebutkan letak

gambaran lengkap dan skala nyeri

tentang skala nyeri berkisar (1-8)


18 : 20
3. Klien menunjukkan
3. Mengkaji ulang penurunan
riwayat nyeri ketegangan

4. Klien rileks, mudah

4. Menganjurkan bergerak.

pasien untuk
20 : 30
melaporkan nyeri

dengan segera. 5. Klien tampak

5. Memberikan tenang.

lingkungan yang

tenang, aktivitas

perlahan dan

tindakan nyaman

(contoh : sprei yang

kering/tak terlipat,

gosokan

punggung). Dekati
20 : 30 dengan tenang dan

dengan percaya 6. Klien dapat

diri. melakukan tehnik

6. Membantu klien relaksasi dengan

melakukan tehnik cara tehnik nafas

relaksasi, misalnya: panjang.

nafasdalam/perlaha
n, prilaku distraksi,

visualisasi,

bimbingan
7. Tanda-tanda vital
imajinasi.
- TD : 100/70 mmhg
7. Memeriksa/

mengobservasi - N : 60-100x/menit

tanda vital sebelum - RR : 16-24x/menit

dan sesudah

pemberian obat 8. Nyeri klien

narkotik berkurang.

8. Kolaborasi

pemberian obat

sesuai indikasi.

- ISDN 3x5 mg

- Diazepam 3x2

mg

27-07-2011 DX II 1. Mencatat/ 1. Klien dapat

mendokumentasika mengungkapkan

n setiap keluhan keluhannya

klien 2. Nyeri dada tidak

2. Memberikan bertambah berat


aktivitas senggang 3. Klien terlihat rileks

yang tidak berat. dan keadaan umum

3. Membantu baik.

semua/sebagian 4. Tanda-tanda vital

aktivitas klien klien normal

4. Mengobservasi - TD : 100/70 mmhg

tanda-tanda vital - N : 66x/menit

- RR : 18x/menit

27-07-2011 DXII 1. Mengidentifiasi 1. Klien masih

perasaan klien tampak gelisah dan

terutama cemas cemas

2. Mencatat adanya 2. Klien kadang

kegelisahan, menlak tentang

menolak dan atau keadaan

menyangkal (efek penyakitnya

tak tepat atu

menolak mengikuti

program medis
3. Klien mau
3. Mempertahankan
berkomunikasi
hubungan dengan
dengan petugas
klien dan
mengatakan dengan

dengan keadaan

klien yang

sebenarnya
4. Klien masih kliatan
4. Mengkaji tanda
gelisah
verbal/nonverbal

kecemasan
5. Klien mau
5. Menerima
menerima dan
penolakan klien,
membina saling
jangan beri
percaya dengan
pertanyaan, hindari
petugas
konfrontasi
6. Klien manerima
6. Menjawab setiap
keadaan dengan
pertanyaan klien
iklasdan pasrah
dengan benar dan

sesuai dengan

kondisinya

27-07-2011 DXIV 1. Mengkaji tingkat 1. Klien akan

pengetahuan pasien menyatakan

dan keluarga pemahamannya

tentang kondisi tentang penyakit


penyakit klien jantung, rencana

pengobatan, tujuan

pengobatan dan efek

samping/reaksi
20 : 30 2. Menjelaskan setiap
pengobatan
tindakan
2. Klien dan keluarga
pengobatan yang
mau menerima
diberikan di rumah
setiap tindakan yang
sakit
diberikan.
3. Member penguatan

penjelasan factor
3. Klien dapat
resiko pembatasan
mengidentifikasi/me
diit/aktivitas, obat
rencanakan
dan gejala yang
perubahan pola
memerlukan
hidup yang perlu.
perhatian medis

cepat.

4. Mengkaji ulang

program 4. Klien mau menerima

pengobatan yang setiap tindakan.

diberikan

5. Menjelaskan klien
tentang kondisi,

yang berhubungan 5. Klien mengerti

dengan penyakitnya tentang keadaannya.

6. Memberi tekanan

pentingnya
6. Klien berjanji mau
menghubungi
melaksanakan
petugas jika terjadi
anjuran petugas.
keraguan terhadap

tindakan dan

kondisi dari

penyakit.

27-07-2011 DX V 1. Mengobservasi 1. Tanda-tanda vital

tanda-tanda vital normal

tiap 1 jam TD : 100/70 mmhg

N : 66x/menit

RR : 18x/menit
19 : 00 2. Mengevaluasi 2. Tekanan darah
tekanan darah menunjukkan angka
antara tangan kanan yang sama
dan tangan kiri.

3. Mencatat terjadinya 3. Tidak terjadi

S3dan S4 disritmia, nadi


teratur, klien tenang.

20 : 00 4. Memantau keluhan 4. Nyeri tidak

nyeri dan kerja bertambah hebat.

jantung

27-07-2011 DX VI 1. Mengobservasi 1. Klien tampak tenang

tanda-tanda TD : 100/70 mmhg

penurunan perfusi

jaringan.
17 : 00 2. Tidak terlihat tanda-
2. Melihat

(mengamati) pucat, tanda sianosis.

sianosis, belang,

kulit dingin/lembab,

catat kekuatan nadi

perifer.
19 : 30 3. Tidak terlihat/terjadi
3. Mengkaji tanda
edema dan eritema.
odema, keringat

dingin
4. Pemasukan dan
4. Memantau
pengeluaran
pemasukan dan
seimbang.
catat perubahan

haluaran urine.
5. Tidak terjadi
5. Pantau pernafasan kesulitan bernafas

RR : 16-24x/menit

6. Nyeri dada klien


6. Mengobservasi berkurang
nyeri dada klien.

27-07-2011 DX VII 1. Pastikan jumlah 1. Klien mau makan

diet yang adekuat sesuai dengan diit

dan pemasukan yang diberikan

cairan yang rumah sakit.

adekuat.
17 : 30
2. Menitor ke 2. Klien BAB normal

efektifan dari

pelunak/laksativ
3. Klien tidak
3. Melatih dalam
mengalami
mencegah
ketegangan
ketegangan.
18 : 00
4. Ketegangan dan
4. Mengajarkan
terlihat rileks
immobilisasi ringan

yang tidak

mempengaruhi

kerja jantung.
5. Peristaltic usus +
5. Mengobservasi

pristaltik usus
Tanggal/Jam No. DX Implementasi Respon/Hasil

28-07-2011 DX I 1. Memantau/ 1. Klien mengatakan

mencatat nyeri dada

karaktristik nyeri hilang/terkontrol.


17 : 00 2. Klien dapat

2. Mengambil menyebutkan letak

gambaran lengkap dan skala nyeri

tentang skala nyeri berkisar (1-8)


18 : 20
3. Klien menunjukkan
3. Menganjurkan penurunan
pasien untuk ketegangan.
melaporkan nyeri 4. Klien rileks, mudah
4. Menganjurkan bergerak
pasien untuk

melaporkan nyeri
20 : 30
dengan segera 5. Klien tampak tenang

5. Memberikan

lingkungan yang

tenang, aktivitas

perlahan, dan

tindakan nyaman

(contoh : sprei yang


kering/tak terlipat,

gosokan

punggung). Dekati

dengan tenang dan

dengan percaya
6. Klien dapat
diri.
melakukan tehnik
6. Membantu klien
relaksasi dengan
melakukan tehnik
cara tehnik nafas
relaksasi, misalnya:
panjang.
nafas,

dalam/perlahan,

prilaku distraksi,

visualisasi,

bimbingan
7. Tanda-tanda vital
imajinasi.
TD : 100/70 mmhg
7. Memeriksa/
N : 60-100x/menit
mengobservasi
RR : 16-24x/menit.
tanda vital sebelum

dan sesudah 8. Nyeri klien hilang

pemberian obat

narkotik.
8. Kolaborasi

pemberian obat

sesuai indikasi

- ISDN 3x5 mg

- Diazepam 3x2 mg

28-07-2011 DX II 1. Mencatan/ 1. Klien dapat

Mendokumentasika mengungklapkan

n setiap keluhan keluhannya


16 ; 00 pasien 2. Nyeri dada tidak

2. Memberikan bertambah berat

aktivitas senggang

yang tidak berat 3. Klien terlihat rileks

3. Membantu semua dan keadaan umum

atau sebagai baik

aktivitas klien 4. Tanda- tanda vital

4. Mengobservasi klien normal

tanda – tanda vital TD : 100 / 70

Mmhg

N : 66x/ mnt

RR : 18x/ mnt;
28-07-2011 DX III 1. Menidentifikasi 1. Klien masih tampak

perasaan klien gelisah dan cemas

terutama cemas
18 ; 00 2. Mencatat adanya 2. Klien kadang

kegelisahan, menolak tentang

menolak dan atau keadaan

menyangkal ( efek penyaklitnya

tak tepat atau

menolak mengikuti

program medis
3. Klien mau
3. Mempertahankan
berkomunikasi
hubungan dengan
dengan petugas
klien dan

mengatakan

keadaan klien yang

sebenarnya
4. Klien masih
4. Mengkaji tanda
kelihatan gelisah
verbal/ nonverbal

kecemasan
5. Klien mau
5. Menerima
menerima dan
penolakan klien,
jangan beri membina saling

pernyataan, hindari percaya dengan

konfrontasi. petugas

6. Menjawab setiap 6. Klien menerima

pertanyaan klien keadaannya dengan

dengan benar dan ikhlas dan pasrah

sesuai dengan

kondisinya

28-07-2011 DX IV 1. Mengkaji tingkat 1. klien akan

pengetahuan menyatakan

pasien/orang pemahamannya

terdekat dan tentang penyakit

kemampuan/keingi jantung, rencana

nan untuk belajar. pengobatan,tujuan

pengobatan efek

samping/reaksi
20 : 30
2. Menjelaskan setiap merugikan.
tindakan 2. klien dan keluarga
pengobatan yang mau menerima
diberikan di ruamah semua tindakan yang
sakit. di berikan.
3. Member penguatan
penjelasan factor 3. klien dapat

resiko pembatasan mengidentifikasi/me

diit/aktifivitas,obat rencanakan pola

dan gejala yang hidup yang perlu.

memerlukan

perhatian medis

cepat.

4. Mengkaji ulang
4. klien mau menerima
program
semua tindakan.
pengobatan yang di

berikan.

5. Menjelaskan klien
5. klien mengerti
tentang
tentang keadaanya.
kondisi,yang

berhubungan

dengan

penyakitnya.

6. Member tekanan 6. klien berjanji mau


pentingnya melaksanakan
menghubungi anjuran petugas.
petugas jika terjadi
keraguan terhadap

tindakan dan

kondisi.

28-07-2011 DX V 1. mengobservasi 1. Tanda-tanda vital

tanda-tanda vital normal

tiap jam. TD : 100/70 mmhg

N : 66x/menit

RR : 18x/menit
19 : 30 2. Mengevaluasi 2. Tekanan darah
tekanan darah menunjukkan angka
antara tangan kanan yang sama
dan kiri.
20 : 00
3. Mencatat terjadinya 3. Tidak terjadi

S3 dan S4 disritmia, nadi

teratur, klien tenang


4. Memantau keluhan 4. Nyeri tidak
nyeri dan kerja bertambah hebat.
jantung.

28-07-2011 DX VI 1. Mengobservasi 1. Klien tampak

tanda-tanda
penurunan perfusi tenang.

jaringan TD : 100/70 mmhg

2. Melihat
17 : 00
(mengamati) pucat, 2. Tidak terlihat tanda-

sianosis, belang, tanda sianosis.

kulit dingin/lembab,

catat kekuatan nadi

perifer.

3. Mengkaji tanda
3. Tidak terlihat/terjadi
odema, keringat
edama dan eritema.
dingin

19 : 30 4. Memantau
4. Pemasukan dan
pemasukan dan
pengularan
catat perubahan
seimbang.
haluaran urine
5. Tidak terjadi
5. Pantau pernafasan
kesulitan bernafas
6. Mengobservasi
RR : 16-24x/menit
nyeri dada klien.
6. Nyeri dada klien

berkurang.

28-07-2011 DX VII 1. Memastikan jumlah 1. Klien mau makan

diet yang adekuat sesuai diit yang


dan pemasukan diberikan Rumah

cairan yang Sakit

adekuat.
19 : 00
2. Monitor ke 2. Klien BAB normal

efektifan dari

pelunak atau obat

pelancar BAB
19 : 00 3. Klien tidak
3. Melatih dalam
mengalami
mencegah
ketegangan
ketegangan
4. Ketegangan dan
4. Mengajarkan
terlihat rileks
immobilisasi ringan

yang tidak

mempengaruhi

kerja jantung.
5. Peristaltic usus +
5. Mengobservasi

peristaltik
3.4 Evaluasi Keperawatan

Table 3.4 Catatan Perkembangan

Diagnosa
Tanggal/Jam Catatan Perkembangan
Keperawatan

27-07-2011 DX I S : Klien Tn. “S” mengatakan nyeri

08.00 dadanya berkurang, dan nyeri masih

hilang timbul

O :  Intensitas nyeri 5 pada skala 0-10

 Klien tampak rileks

 Klien dapat melakukan tehnik

relaksasi nafas dalam dengan baik

 Kadang sekali-kali kelihatan

meringis

 Pernafasan 20x/menit

 Tekanan darah 110/60 mmhg

 Nadi 72x/menit.

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

I : - Mengkaji ulang keluhan klien

- Mengkaji skal nyeri klien (2-3)


- Mengajukan tehnik relaksasi

- Menganjurkan mengurangi

kecemasan

E : Klien dapat mendemonstrasikan teknik

relaksasi

R : Mempertahankan intervensi dengan

melaksanakan kolaborasi dengan tim

medis

27-07-2011 DX II S : Klien Tn. “S” mengatakan merasa

08.10 lebih nyaman, nyeri dada berkurang

O :  Klien masih tetap bedrest

 Klien masih lemah

 Tekanan darah 110/60 mmhg, nadi

72x/menit, pernafasan klien

20x/menit, suhu 36,7 0C

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

I : - Mengkaji ulang keluhan klien

- Klien masih dibantu terutama makan-

minum, mobilisasi di tempat tidur


E : Klien mulai boleh miring/mobilisasi di

tempat tidur.

R : Mempertahankan intervensi untuk

tetap dilaksanakan sampai masalah

teratasi.

27-07-2011 DX III S : Klien Tn. “S” masih tetap bertanya

tentang penyakitnya

08.00 O :  Pucat dan kelihatan khawir

 Klien dan keluarga

 Wajah masih gelisah

 Nadi teraba kuat tetapi masih ireguler

 Tekanan darah 110/60 mmhg

 Nadi 72x/menit, suhu 36,7 0C

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

I : Mengkaji keluhan klien

E : - Klien mulai pasrah pada Tuhan

karena penyakitnya

R : Tetap mempertahankan intervensinya


27-07-2011 DX IV S : -

08.00 O :  Pucat pada wajah

 Akral teraba hangat, kulit teraba

hangat

 Pengisian kapiler < 2 detik

 Nadi teraba kuat tetapi masih ireguler

 Tekanan darah 110/60 mmhg, nadi

72x/menit, suhu 36,7 0C, SpO2 99 %

A : Masalah teratasi sebagian

P : Hentikan intervensi

I : Kaji ulang keluhan klien dengan

mengobservasi tanda-tanda vital

E : - Tanda-tanda vital stabil

TD : 110/60 mmhg

R : Mempertahankan intervensi dengan

kolaborasi pemberian terapi

27-07-2011 DX V S : Klien Tn. “S” mengatakan tangan kaki


masih terasa dingin

09.00 O :  Kesadaran klien compos mentis, GSC

E4V5M6

 Tidak ada tanda-tanda sionosis

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

I : Kaji ulang keluhan klien

E : - Mengobservasi tanda penurunan

curah jantung terutama tanda-tanda

vital

R : Kolaborasi pemberian terapi

27-07-2011 DX VI S : KLIEN Tn. “S” masih terus bertanya

tentang kondisinya

10.30 O :  Kesadaran klien Compos Mentis,

GCS E4 V5 M6

 Klien tampak gelisah/cemas

 Masih terlihat lemah

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

I : Kaji ulang keluhan klien


E : - Menjawab setiap pertanyaan klien

dan keluarga

- Klien dan keluarga mau mendengar

penjelasan petugas

R : Pertahan intervensi dengan kolaborasi

dengan tim medis.

27-07-2011 DX VII S : Klien Tn. “S” mengatakan selama di

rumah sakit belum pernah BAB

17.30 O :  Klien masih bedrest

 Pristaltik +

 Makan sedikit-sedikit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

I : Kaji ulang setiap keluhan klien

E : Klien mau makan minum sesuai aturan

di rumah sakit

R : Kolaborasi dengan tim medis.


Diagnosa
Tanggal/Jam Catatan Perkembangan
Keperawatan

28-07-2011 DX I S : KLIEN Tn. “S” mengatakan nyeri

dadanya berkurang, dan nyeri masih

hilang timbul

08.00 O :  Intensitas nyeri 5 pada skala 0-10

 Klien tampak rileks

 Klien dapat melakukan teknik

relaksasi nafas dalam dengan baik

 Kadang sekali-kali kelihatan

meringis

 Pernafasan 20x/menit

 Tekanan darah 110/60 mmhg

 Nadi 72/menit

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

I : - Mengkaji ulang keluhan klien

- Mengkaji skala nyeri klien (2-3)

- Menganjurkan tehnik relaksasi

- Mengajurkan mengurangi kecemasan

E : Klien dapat mendemonstrasikan tehnik


relaksasi

R : Mempertahankan intervensi sampai

masalah teratasi dengan kolaborasi

pemberian terapi.

S : Klien Tn” S ’’ mengatakan merasa

lebih nyaman, nyeri dada berkurang

O : - Klien masih tetap bedrest

- Klien masih lemah

- Pemenuhan kebutuhan dasar

masih dibantu

- Tekanan darah 110/60 mmHg.

Nadi 72x/menit,. Pernapasan

klien 20 x/menit, suhu36.7 C

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

I : Mengkaji ulang keluhan klien

E : Klien masih dibantu terutama makan-

minum, mobilisasi ditempat tidur

R : Mempertahankan intervensi untuk

tetap dilaksanakan sampai masalah

teratasi
28/07/2011 DX III S : Klien Tn ’’ S ’’ masih tetapa bertanya

tentang penyakitnya

08.00 O :  Pucat dan kelihatan khawatir

 Klien dan keluarga

 Wajah masih gelisah

 Nadi teraba kuat tetapi masih ireguler

 Tekanan darah 110/60 mmHg,

 Nadi 72 x/menit, suhu36.7 0C

 Klien dan keluarga masih terlihat

cemas

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

I : Mengkaji setiap keluhan

E : Klien masih sering bertanya tentang

penyakitnya

R : Pertahankan intervensi sampai masalah

teratasi
28-07-2011 DX IV S : -

08.00 O :  Pucat pada wajah

 Akral terba hangat, kulit teraba

hangat

 Pengisian kapiler < 2 detik

 Nadi teraba kuat tetapi masih ireguler

 Tekanan darah 110/60 mmhg, nadi

72x/menit, suhu 36,70C, SpO2 99%

A : Masalah teratasi sebagian

P : Hentikan intervensi

I : -

E : -

R : -

28-07-2011 DX V S : Klien Tn. “S” mengatakan tangan kaki

terasa hangat

09.00 O :  Kesadaran klien compos mentil, GCS

E4 V5 M6

 Tidak ada tanda-tanda sianosis

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dihentikan
I : -

E : -

R : -

28-07-2011 DX VI S : Klien Tn. “S” mengatakan tangan kaki

terasa hangat

10.30 O :  Kesadaran klien compos mentis,

GCS E4 V5 M6

 tidak ada tanda-tanda sianosis

 masih terlihat lemah

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

I : -

E : -

R : -

28-07-2011 DX VII S : Klien Tn. “S” mengatakan selama di

rumah sakit belum pernah BAB

17.30 O : Klien masih bedrest

Peristaltik +

Makan sedikit-sedikit
A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

I : Kaji ulang setiap keluhan klien

E : - Klien belum bisa BAB

R : Kolaborasi pemberian obat

Diagnosa
Tanggal/Jam Catatan Perkembangan
Keperawatan

29-07-2011 DX I S : Klien Tn “S” mengatakan nyeri

08.00 dadanya berkurang, dan nyeri masih

hilang timbul

O :  Intensitas nyeri 5 pada skala 0-10

 Klien tampak rileks

 Klien dapat melakukan teknik

relaksasi nafas dalam dengan baik

 Kadang sekali-kali kelihatan

meringis

 Pernafasan 20x/menit

 Tekanan darah 110/60 mmhg

 Nadi 72x/menit

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan
I : - Mengkaji ulang keluhan klien

- Mengkaji skala nyeri klien (2-3)

- Menganjurkan teknik relaksasi

- Menganjurkan mengurangi

kecemasan

E : klien dapat mendemonstrasikan teknik

relaksasi

R : Mempertahankan intervensi sampai

masalah teratasi dengan kolaborasi

pemberian terapi.

29-07-2011 DX II S : Klien Tn. “S” mengatakan merasa

lebih nyaman, nyeri dada berkurang

08.10 O :  Klien mulai boleh duduk bersandar di

tempat tidur

 Klien masih lemah

 Pemenuhan kebutuhan dasar masih

dibantu

 Tekanan darah 110/60 mmhg, nadi

72x/menit, pernafasan klien

20x/menit, suhu 36,70C


A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

I : Mengkaji ulang keluhan klien

E : Klien masih dibantu terutama makan

minum, mobilisasi di tempat tidur.

R : Mempertahankan intervensi untuk

tetap dilaksanakan sampai masalah

teratasi.

29-07-2011 DX III S : Klien Tn. “S” masih tetap bertanya

tentang penyakitnya

08.00 O :  Pucat dan kelihatan khawatir

 Klien dan keluarga kadang-kadang

masih khawatir

 Wajah masih gelisah

 Nadi teraba kuat tetapi masih ireguler

 Tekanan darah 110/60 mmhg.

 Nadi 72x/menit, suhu 36,70C

 Klien dan keluarga mulai terlihat


tenang

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

I : Mengkaji setiap keluhan klien

E : - Klien masih sering bertanya tentang

penyakitnya

- Klien pasrah pada kondisi

penyakitnya

R : Pertahankan intervensi sampai masalah

teratasi.

29-07-2011 DX VII S : KLIEN Tn. “S” mengatakan selama di

rumah sakit belum pernah BAB

17.30 O :  Klien masih bedrest

 Peristaltik +

 Makan sedikit-sedikit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

I : Kaji ulang setiap keluhan klien

E : Klien belum bisa BAB

R : Kolaborasi pemberian obat


BAB 4

PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis menguraikan kesenjangan antara konsep dasar asuhan

keperawatan dengan gambaran khusus nyata berdasarkan urutan proses keperawatan

yang meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan implementasi, dan

evaluasi.

4.1 Pengkajian

Hasil pengkajian yang didapatkan dari kasus Tn. “S” secara umum telah

mengarah pada konsep, namun masih terdapat beberapa kesenjangan. Adapun

kesenjangan yang penulis temukan adalah sebagai berikut :

1. Pada teori, keluhan utama pada klien dengan IMA adalah nyeri dada dengan

karaktristik nyeri dada adalah sebagai berikut : lokasi nyeri dada bisa

substernal, prekordial, epigastrium. Nyeri dada menjalar ke lengan kiri, leher

dan rahang. Lama nyeri dada lebih dari 30 menit. Kualitas nyeri dada berupa

seperti ditekan, ditusuk, diremas, atau terasa berat. Nyeri dada tidak hilang

dengan istirahat atau pemberian nitrat sublingual. Dapat disertaipalpitis,

sesak nafas, banyak keringat dan pucat. Sedangkan pada kasus Tn. “S”

penjalaran nyeri hanya di rasakan ke area punggung dan epigastrium,

sedangkan ke area lengan kiri, leher, ranhang, dan bahu tidak dapat
dideskripsikan dengan jelas. Hal ini disebabkan karena nyeri pada IMA

timbul dari organ dalam (Visceral) sehingga menjadi nyeri yang dalam (Deep

Pain) yang mempunyai sifat menyebar (Difus). Radiasi nyerimencapai 10-20

cm dari titik nyeri yang sebenarnya dan inilah yang mendasari sehingga klien

tidak dapat menunjukkan lokasi nyeri dengan pasti.

2. Riwayat penyakit banyak faktor penyebab atau faktor resiko yang mendasari

seseorang untuk mengalami infark miokard akut (seperti yang telah diuraikan

pada bab dua). Walaupun klien tidak mempunyai penyakit turunan (seperti

hifertensi, atau penyakit jantung lainnya, diabetes mellitus) dan tidak pernah

merasakan gejala-gejala gangguan kardiovaskular sebelumnya karena

penyakit jantung yang dialami baru dirasakan saat ini. Tetapi didapatkan

faktor resiko yang berasal dari kebiasaan klien yaitu merokok atau minum

kopi dengan jumlah yang berlebihan. Nikotin atau zat-zat toksin lainnya yang

terkandung dalam asap rokok dapat merusak struktur pembuluh darah

sehingga memicu terjadinya ateroskleorosis yaitu penyempitan atau

penyumbatan pembuluh darah. Apabila ateroskleorosis tersebut mengenai

pembuluh koroner akan menyebabkan penurunan atau pengehentian aliran

darah ke daerah miokard. Dan apabila mengenai arteri koronaria dekstra akan

mentyebabkan infark miokard akut pada daerah inferior. Kafein yang

terkandung dalam kopi pun dapat meningkatkan aktivitas miokard secara

berlebihan melalui perangsangan saraf simpatis.


3. Pada aspek kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual yang dilihat berdasarkan

divisi Deogoes pada umumnya sama seperti konsep teori, dimana terjadi

perubahan kebiasaan antara sebelum sakit dengan selama sakit. Tidak sikap

penolakan klien untuk dirawat di rumah sakit atau terhadap tindakan medis

atau keperawatan yang diterapkan di dirinya. Klien hanya merasa cemas

terhadap status/kondisi baru yang sedang dialaminya. Setiap perubahan

tersebut dianggap sebagai suatu ancaman. Namun dari pengkajian aspek

spiritual didapatkan bahwa klien selalu berdo’a kepada Tuhan YME agar

disebuhkan dari penyakit yang dideritanya. Ini merupakan salah satu

mekanisme koping yang efektif.

4. Pada pemeriksaan fisik ditemukan terdapat kesenjangan dengan teori. Pada

pemeriksaan thoraks (pulmonal dan jantung) tidak ditemukan adanya suara

nafas tambahan di seluruh lapang paru dan pada auskultasi jantung tidak ada

suara jantung tiga (S3), suara jantung empat (S4), atau suara murmur. Hal ini

disebabkan karena serangan masih bersifat akut dan belum menimbulkan

komplikasi. Adanya suara krakles atau wheezing pada auskultasi paru

menunjukkan terjadi kongestif pulmonal akibat depresi fungsi miokard. S3

dan S4 timbul pada keadaan gagal jantung, sedangkan suara murmur tidak

timbul karena katup-katup jantung dan otot papilaris masih berfungsi secara

efektif (belum mengalami kelainan). Pada pemeriksaan tidak ditemukan

adanya edema perifer atau edema seluruh tubuh, ini menunjukkan tidak

terjadi ada perpindahan cairan intravaskular ke dalam ruang interstisiel yang


biasanya terjadi akibat adanya resistensi vena. Kondisi ini biasanya terjadi

pada IMA yang disertai gagal jantung kongestif. Namun dari pemeriksaan

ektremmitas didapatkan warna pucat pada ujung kedua ekstremitas atas dan

bawah.pada pemeriksaan integument didapatkan kulit yang dingin dan

lembab, suhu tubuh menunjukkan 300C, Capillary Refill Time (CRT) . 2

detik. Ini telah menunjukkan telah terjadi penurunan perfusi perifer akibat

inadekuatnya kontraktilasi miokard.

5. Pada pemeriksaan penunjang dalam gambaran kasus hanya dilakukan rekam

EKG dan pemeriksaan laboratorium.

4.2 Diagnosa Keperawatan

Terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang sesuai dengan konsep teori yaitu

gangguan rasa nyaman nyeri, intoleransi aktivitas, ansietas/ketakutan, penurunan

curah jantung, perubahan perfusi jaringan, kurangnya pengetahuan, resiko

terjadinya volume cairan yang berlebihan dan resiko terjadinya gangguan pola

eliminasi bowel (konstipasi). Tetapi pada kenyataan dalam tinjaun kasus penulis

menemukan ada tujuh diagnosa dan satu diagnosa keperawatan tidak bisa

dimunculkan yaitu : resiko terjadinya volume cairan yang berlebihan

berhubungan dengan penurunan perfusi organ (ginjal) karena dalam pengkajian

penulis tida mendapatkan data yaitu addax odema tetapi pda gambaran kasus

tidak ditemukan.

4.3 Intervensi/Perencanan Keperawatan


Intervensi keperawatan disusun berdasarkan masalah keperawatan yang telah

dirumuskan dan dalam kasus ini perncanaan keperawatan di ambil dari buku

penerapan peruses keperawatan dan diaknosa keperawatan karangan Marilynn

Doengoes (1998).Dan dalm kenyataanya di buat sesuae dengan rencana yang

terdaftar dalam teory yang mana juga di sesuaikan dengan kondisi klien itu

sendiri.

4.4 Impelementasi Keperawatan

Dalam kasus nyata, tidak semua intervensi keperawatan yang telah di rencanakan

dapat dilaksanak dan dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut dimulai dari hari

pengkajian yaitu tanggal 26 Juli 2011 sampai dengan 28 Juli 2011 . Hal ini

disebabkan beberapa factor seperti:

1. Keterbatasan fasilitas saran atau perasarana yang beradfa di RSUP NTB

2. sumber dana yang terbatas

3. Waktu pelaksanan yang terbatas

4. Kondisi penderita yang tidak memungkinkan

Adanya kendala dari factor-faktor di atas maka ada beberapa intervensi

keperawatan yang tidak di laksanakan. Adapun beberapa hal yang tidak

dilaksanakan antara lain:

1. Berdasarkan teori dalam piñatalaksanaan nyeri klienn biasanya diberikan :

a. Morfin 2,25 mg iv atau petidin 25-50 mg iv perlahan-lahan

b. lain-lain:nitrat,antagonis kalsium, dan beta beloker.

c. Oksigen 2-4 liter /menit.


d. Sedatif sedang seperti diazepam 3-4 x 2-5 mg per oral.Pada insomnia

dapat ditambah flurazefam 15-30 mg.

Tetapi dalam kasus nyata hanya diberikan ISDN 5 mg, diazepam 2 mg dan

analgesic ketoprofem/profenid suppositoria sehingga rasa nyeri klien masih

dirasakan. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan kebijakan ruangan/rumah

sakit dalam pemberian morphin atau pethidin pada klien. Di samping itu,

penggunaan morfinpada IMA inferior harus benar-benar mendapat perhatian

karena obat tersebut dapat menimbulkan bradikardi dan hipotensi, terutama

pada pasien asma bronchial dan usia tua.

2. Monitoring analisa gas darah arteri tidak dilakukan karena tidak tersedianya

alat di RSUP NTB (Alat Rusak).

3. Obat Trombolitik yaitu streptokinase, activator plasminogen jaringan yang

dikombinasi tersebut recombinant TPA (r-TPA), dan anisolylated

plasminogen actvator complex (ASPAC), yang terdapat di Indonesia hanya

stresptokinase dan r-TPA. Terapi trombolitik ini tidak diberikan karena

terkait masalah dana yang tidak tersedia mengingat obat ini cukup mahal.

Padahal pemberian terapi ini bila memperhatikan indikasi dan

kontraindikasinya angka kematian dapat di turunkan sebesar 40%. Heparin

tidak diberikan, tetapi klien mendapat obat oral asetosal (1x100 mg).

Pelaksanaan asuhan keperawatan yang bersifat indefenden dan kolaboratif

selalu disesuaikan dengan rencana asuhan keperawatan bisa berubah sesuai

dengan kondisi klien. Dalam pelaksanaannya penulis tidak dapat mengikuti


terus selama 24 jam. Tetapi penulis selalu memantau terus dan

mendelegasikan rencana keperawatan yang perlu ditinjau kepada perawat

yang ada di ruang ICU RSUP NTB.

4.5 Evaluasi

Tahap evaluasi dilakukan sesuai konsep yaitu dengan menggunakan SOAPIER.

Evaluasi dilakukan secara formatif yaitu melihat respon klien sesaat setelah

dilakukan tindakan keperawatan dan sumatif yaitu melihat hasil tindakan

keperawatan yang telah dilaksanakan secara keseluruhan (evaluasi sumatif

dilaksanakan pada tanggal 27 sampAi dengan 29 Juli 2011).

Pada catatan perkembangan dari tujuh diagnosa yang telah diintervensi terdapat

tiga diagnosa yang belum teratasi secara penuh dan masih perlu terus dilanjutkan

sesuai dengan perkembangan klien.


BAB 5

PENUTUP

5.1 Keismpulan

Dari uraian pada bab 1 sampai dengan bab 4 yang membahas tentang asuhan

keperawatan pada klien dengan diagnosa medis Infar Miokard Akut (IMA)

penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sesuai dengan tahap proses

keperawatan sebagai berikut :

a. Pengkajian

Secara umum proses pengkajian sudah dapat dilaksanakan sebagaimana

yang ada. Hasil pengkajian dapat dilihat dari tanda-tanda Infar Miokard Akut

dan didapatkan hasil yang sama antara teori dan kenyataan yang ada pada

tinjauan kasus. Meski demikian secara keseluruhan proses pengkajian masih

ditemukan adanya beberapa perbedaan antara hasil pengkajian dengan

konsep yang ada, hal ini disebabkan karena respon antara individu yang

berbeda dan manajemen tindakan perawatan yang dilakukan pada klien

dengan Infark Miokard Akut di Rumah Sakit Umum Pusat Mataram Nusa

Tenggara Barat.

b. Diagnosa Keperawatan

Dalam merumuskan diagnosa keperawatan yang berdasarkan analisa data

dan hasil pengkajian, penulis tidak menemui hambatan karena dalam

menentukan diagnosa keperawatan yang ditemukan kesenjangan dalam


gambaran kasus tidak ditemukan satu diagnosa keperawatanyaitu resiko

terjadinya kelebihan cairan sehubungan dengan penurunan fungsi organ

(Ginjal) karena tidak terdapat data yang digunakan untuk memunculkan

diagnosa tersebut.

c. Perencanaan

Pada tahap ini, penulis telah menyusun rencana sesuai dengan konsep teori

dan beberapa hal yang belum penulis rencanakan sesuai dengan teori

disebabkan karena keterbatasan waktu, fasilitas dan kemampuan yang

dimiliki penulis, dan pada tahap ini penulis telah berusaha membuat rencana

tindakan sesuai dengan teori.

d. Pelaksanaan

Pelaksanaan yang dilakukan pada klien Tn. “S” disesuaikan dengan rencana

keperawatan yang telah disusun dalam perencanaan keperawatan dan kondisi

klien pada saat itu.

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang diuraikan di atas, penulis dapat menemukan beberapa

saran sebagai berikut :

a. Mahasiswa

1. Kepada rekan-rekan mahasiswa agar lebih banyak melakukan latihan-

latihan dalam mengkaji keluhan-keluhan klien sesuai dengan format

yang ada.
2. Kepada mahasiswa diharapkan dalam membuat diagnosa keperawatan

harus seoptimal mungkin mengenal masalah klien karena akan

menentukan respon seseorang terhadap masalah. Penting untuk

diingatkan rekan mahasiswa agar terus berlatih.

b. Institusi Pendidikan

1. Institusi Pendidikan diharapkan memberikan waktu yang lebih banyak

sehingga hasil dari karya tulis ilmiah ini dapat dibaca oleh semua orang.

2. Kepada Institusi Pendidikan agar menyediakan format pengkajian yang

baku sebagai panduan umum kepada seluruh mahasiswa.

c. Institusi Pelayanan

1. Kepada Pihak Rumah Sakit lebih meningkatkan mutu pelayanan.

2. Dalam member tindakan hendaknya tidak saja memberikan sesuai

dengan rutinitas rumah sakit tetapi lebih-lebih berpedoman pada teori.


DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2008. Anatomi dan Fisiologi jantung. (Online).

(http://dokterfoto.com/2008/03/04/anatomi-dan-fisiologi-jantung/,

diakses tanggal 10 Januari 2010)

Anonim. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Infark Miokard Akut.

(Online). (http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-pada-klien-

dengan-infark-miokard-akut/, diakses tanggal 14 Januari 2010)

Boestan, Syuryani r. 1997. Penyakit Jantung Koroner. FK Unair. Surabaya Depkes

RI. 1991. Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta

Depkes RI. 1991. Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta

Doenges, M.E., et.all. 2002 Rencana Asuhan Keperawatan Edisi3. EGC. Jakarta

Hudak & Gallo. 1997. Keperawatan Kritis. Pendekatan Holistik Edisi VI. EGC.

Jakarta

Long, Barbara C. 1997. Perawatan Medikal Bedah : Satuan Pendekatan Proses

Keperawatan, Yayasan IAPK Padjajaran. Bandung.

Masyoer, A. 1999. Kapita Selekta Kedoktra. Media Aesculapius. Jakarta

Nursalam. 1997. Pendekatan Praktis Langkah-Langkah Proses Keperawatan. FK

Unair. Surabaya.

Price, Sylvia A.., Lorraine M. Wilson. 1995. Ptafisiologi : Konsep Klinis Proses-

Proses Penyakit Buku I. EGC. Jakarta


Pusdiknakes Depkes. 1993. Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan

Sistem Kardiovaskular. EGC. Jakarta

Rokhaeni, dkk. 2001. Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler. Harapan Kita.

Jakarta.

Smeltzer, S.C. : Brend G.B. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2 EGC. Jakarta

Sugiyanto, E. 1997. Nyeri Dada dan Makna Klinisnya. (online).

(http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08NyeriDadaMaknaKlinisnya116

.pdf/08 NyeriDadaMaknaKlinisnya116.html, diakses tanggal 4 Agustus

2009)

Anda mungkin juga menyukai