Anda di halaman 1dari 27

 Mengerti & memahami konsep teknologi

hayati terkait Teknik budidaya tanaman


secara organik dan ramah lingkungan
 Mengelola Tanah, lingkungan Tumbuh dan
Tanaman Pertanian dengan memanfaatkan
agensia hayati di alam sekitar.
 Mampu membuat dan memformulasikan
berbagai sumber mikroorganisme di alam
sebagai penyedia nutrisi/pupuk, zat pengatur
tumbuh dan zat proteksi bagi tanaman.
 Teknologi ; sebagai kumpulan berbagai pengetahuan,
teknik, metode, dan proses yang dimanfaatkan manusia
untuk mengubah berbagai sumber daya alam sesuai
tuntutan guna memenuhi kebutuhan manusia (Tiedel,
1981) .
 Hayati “hidup” ; (sebagai batasan relevan BD Tan ramah
lingk) “berbagai jenis mikroba /mikrofauna, yang hidup
bersimbiosa dgn tanaman ataupun yang hidup bebas
ataupun berassosiasi, mempunyai kemampuan memfiksasi
N2 dari udara atau melarutkan/memobilisasi unsur hara
fosfat dari bentuk yang tidak bisa dimanfaatkan tanaman
menjadi bentuk yang bisa dimanfaatkan tanaman,
AGENSIA HAYATI
Agens hayati terbagi kedalam beberapa kelompok
seperti kelompok Agens Antagonis, Agens
Entomopatogen dan Agens PGPR (Plant Growth
Promoting Rhizobacteria).

1. Agens Antagonis
adalah mikroorganisme atau jasad renik yang
mengendalikan pertumbuhan patogen dengan
cara menghambat penyebarannya melalui
persaingan hidup dan bloking area pertumbuhan
patogen itu sendiri. Jenis agen hayati yang
tergolong kedalam Agen Antagonis
diantaranya; Trichoderma sp, Paenibacillus
Polymyxadan Pseudomonas Fluorescens.
 
AGENSIA HAYATI
2. Agens Entomopatogen
adalah mikroorganisme atau jasad renik yang
menghambat penyebaran OPT dengan cara
menginfeksi hama dan patogen tersebut.
Contohnya;  Bacillus thuringiensis, Beauveria
bassiana dan Verticillium lecanii.
 
3. Agens PGPR (Plant Growth Promoting
Rhizobacteria)
merupakan agens hayati yang mampu menekan
perkembangan OPT dengan cara mengkolonisasi
perakaran dan bersaing dalam hal penyerapan
makanan. Contoh; Pseudomonas sp dan Bacillus
Laterosporus var BoDde, Rhizobium sp
AGENSIA HAYATI
4. Predator dan Parasitoid
organisme yang mengendalikan hama secara
langsung, dengan cara memakan, menghisap dan
memangsa hama secara langsung.
Contoh : Laba-laba, Ular dan Tomcat (Paederus
littoralis)

Dengan menggunakan agen hayati kita bisa


menghindari penggunaan pestisida kimia yang
berlebihan.
 Pupuk: Sesuatu bahan (organik dan
anorganik) yang dapat meningkatkan
ketersediaan unsur hara bagi tanaman yang
berguna untuk meningkatkan pertumbuhan
tanaman.
 Pupuk hayati: merupakan inokulum yang
mengandung sel-sel hidup atau latent dari
berbagai jenis mikroba yang efisien yang bisa
hidup bersimbiosa degan tanaman,
ataupun inokulum mikroba yang bisa hidup bebas
atau berassosiasi, yang mempunyai kemampuan
memfiksasi N2 dari udara atau
melarutkan/memobilisasi unsur hara fosfat dari
bentuk yang tidak bisa dimanfaatkan tanaman
menjadi bentuk yang bisa dimanfaatkan tanaman,
merombak bahan organik termasuk sumber-
sumber organik lainnya (seperti pupuk kandang)
yang mempertcepat proses-proses mikrobiologi
tertentu dalam tanah untuk meningkatkan
ketersediaan unsur hara yang dapat diassimilasikan
oleh tanaman (Sahar Hanafiah et al, 2009).
 Pestisida adalah zat pengendali hama seperti:
ulat, wereng dan kepik, (Putra, E. 2009).

 Pengendalian hayati; merupakan teknik


pengelolaan hama yang dilakukan secara sengaja
dengan memanfaatkan atau memanipulasikan
musuh alami (virus, bakteri, nematoda dan
jamur) untuk menurunkan atau mengendalikan
populasi hama
PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN
ATAU PERTANIAN ORGANIK

Pertanian organik: sistem produksi


Pertanian yg holistik dan terpadu,
dgn cara mengoptimalkan kesehatan
dan produktivitas agroekosistem
secara alami, sehingga menghasilkan
pangan dan serat yang cukup,
berkualitas, dan berkelanjutan.
Penggantian input anorganik dengan input organik
merupakan salah satu tujuan penerapan Teknologi
hayati.

Teknologi ramah lingkungan juga dikenal dengan


istilah soft technology.
Inti teknologi hayati dalam sistem pertanian ini
adalah bioteknologi tanah dan bioteknologi
tanaman.
Contoh; Model pengendalian hama dengan
menggunakan musuh alami
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture).

è pengelolaan sumberdaya untuk usaha pertanian


guna memenuhi kebutuhan manusia yang selalu
berubah, sekaligus mempertahankan atau
meningkatkan kualitas lingkungan dan
melestarikan sumberdaya alam.
è Menurut FAO (1989); pertanian berkelanjutan
merupakan pengelolaan konservasi sumber daya
alam dan berorientasi pada perubahan teknologi
dan kelembagaan yang dilakukan sedemikian
rupa untuk menjamin pemenuhan dan pemuasan
kebutuhan manusia secara berkelanjutan bagi
generasi sekarang dan mendatang.
Pemanfaatan organisma dalam pengelolaan
lingkungan sering juga disebut bioteknologi
lingkungan yang merupakan salahsatu
pemanfaatan bioteknologi yang penggunaannya
banyak melibatkan mikroorganisme untuk
meningkatkan kualitas lingkungan hidup manusia
dan alam sekitarnya.
pestisida alami ini hanya digunakan bila
diperlukan. Jangan menyemprotkan pestisida
alami ini bila tidak terdapat hama pada
tanaman kita. Biarkan tanaman itu sendiri
menangkal hama secara alami.
Ø Jenis pupuk hayati komersial pertama di dunia
yaitu inokulan Rhizobium yang sudah digunakan
lebih dari 100 tahun yang lalu. Pupuk hayati
dalam hal ini dpt didefinisikan sbg inokulan
berbahan aktif organisme hidup yg berfungsi
menambat hara tertentu atau memfasilitasi
tersedianya hara dalam tanah bagi tanaman.
Ø Peningkatan akses tanaman terhadap hara
misalnya oleh cendawan mikoriza arbuskuler,
pelarutan oleh mikroba pelarut fosfat, maupun
perombakan oleh fungi, aktinomiset atau cacing
tanah. Penyediaan hara ini berlangsung melalui
hubungan simbiotis atau nonsimbiotis.
- Pada Tanah tanah-tanah yang ringan
strukturnya menjadi lebih baik, daya mengikat
air menjadi lebih tinggi, sedangkan tanah-
tanah yang berat menjadi lebih ringan.

- Pada Tanaman mempercepat pertumbuhan


& perkembangan tanaman karena adanya
perbaikan keadaan nutrisi/hara.
- mempengaruhi daya tahan tanaman terhadap
patogen tertentu

Bahan-bahan alami yg telah mengalami pelapukan


dapat dijadikan pupuk dengan sifat-sifatnya :
1. Dapat memperbaiki sifat-sifat tanah
2. Dapat mempertahankan kelembaban tanah
3. Dapat menjadi sumber zat-zat makanan bagi
tumbuh-tumbuhan
4. Dapat menjadi sumber makanan bagi
mikroorganisme di dalam tanah.

Dalam melakukan pemupukan untuk


pertanian alami, tidak terjadwal seperti pertanian
an-organik, tetapi sesuai kebutuhan tanaman.
Ø pemakaian pupuk dan pestisida an-organik yg
berlangsung selama > 35 tahun ini banyak
menimbulkan kerusakan, baik terhadap struktur
tanah, kejenuhan tanah, terhadap air, terhadap
hewan, dan terhadap manusia.
Ø Menurut Reijntjes, et al. (1992), penggunaan
input luar (pupuk dan pestisida sintetis) telah
mengakibatkan:
1. Terganggunya kehidupan & keseimbangan
tanah, meningkatkan dekomposisi BO, yg
menyebabkan degradasi struktur tanah, rentan
terhadap kekeringan dan keefektifan yang lebih
rendah dalam menghasilkan panenan.
2. Aplikasi yang tidak seimbang dari pupuk
mineral nitrogen yang menyebabkan bisa juga
menurunkan pH tanah dan ketersediaan fospor
bagi tanaman.
3. Penggunaan pupuk anorganik NPK yang terus
menerus menyebabkan penipisan unsur-unsur
mikro seperti seng, besi, tembaga, mangan,
magnesium, molybdenum, boron yang bisa
mempengaruhi kesehatan tanaman, hewan, dan
kesehatan manusia. Produksi lambat laun akan
menurun dan munculnya hama dan penyakit akan
meningkat (Sharma, 1985; Tandon, 1990).
4. Setiap tahun ribuan penduduk keracunan
pestisida; tahun 1983 kira-kira 2 juta manusia
keracunan pestisida, dan 40.000 orang
diantaranya berakibat fatal (Schoubroeck et al.,
1990).
5. Dari waktu ke waktu, hama menjadi resisten
terhadap pestisida, memicu penggunaan pestisida
dalam dosis yang lebih tinggi. Dikembangkan lg
pestisida baru è merupakan proses yang sangat
mahal.
6. Pestisida bukan hanya membunuh MO yg
menyebabkan kerusakan pada tanaman, juga
membunuh MO yg berguna, seperti musuh alami
hama. Serangan hama primer dan sekunder
bisa meningkat setelah pestisida membunuh
musuh alaminya (resurgensi).
7. Sebagian besar pestisida merusak tanaman
(komoditas), udara, tanah, atau air, yang bisa
membahayakan kehidupan mikroorganisme lain.
8. Pestisida yg tidak mudah terurai, akan terserap
dalam rantai makanan dan sangat membahayakan
serangga, hewan pemakan serangga, burung
pemangsa, dan pada akhirnya manusia.
Menurut WHO dalam Novizan (2002), paling tidak
20.000 org per thn mati akibat keracunan
pestisida. Sekitar 5.000-10.000 org per thn ber
dampak sangat fatal, spt kanker, cacat tubuh,
kemandulan, dan penyakit liver.
Sekian&
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai