Anda di halaman 1dari 16

BUKU AJAR

E-LEARNING

KETENTUAN
UMUM
PERPAJAKAN
PERTEMUAN KE DUA DAN KETIGA

M. ORBA KURNIAWAN BUSROH, SE, SH,M.SI, BKP


Deskripsi Materi
Materi ini bertujuan untuk membahas Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan antara lain

pengertian WP, masa pajak dan tahun pajak,

kewajiban mendaftarkan diri, dan kewajiban

membayar pajak, kewajiban melaporkan pajak,

Surat Tagihan Pajakn dan Ketetapan Pajak,

Pembukuan, Banding, dan pemeriksaan

Capaian Pembelajaran
Mampu menjelaskan Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan antara lain pengertian WP, masa

pajak dan tahun pajak, kewajiban mendaftarkan

diri, dan kewajiban membayar pajak, kewajiban

melaporkan pajak, Surat Tagihan Pajakn dan

Ketetapan Pajak, Pembukuan, Banding, dan

pemeriksaan
PENGERTIAN -PENGERTIAN
1. Pajak adalah kontribusi wajibkepada negara yang

terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

2. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan,

meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan

pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban

perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

3. Badan adalah sekumpulan orangdan/atau modal

yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha

maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi

perseroan terbatas, perseroan komanditer,perseroan

lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha

milik daerahdengan nama dan dalam bentuk apa pun,

firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,

perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan

bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi

kolektif dan bentuk usaha tetap.


NOMOR POKOK WAJIB PAJAK

(NPWP) DAN PENGUSAHA KENA

PAJAK (PKP)
1. Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan

subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri

pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya

meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak

dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.

2. Setiap Wajib Pajak sebagaiPengusaha yang dikenai

pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak ertambahan Nilai

1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada

kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya

meliputi tempat tinggal atau tempat

kedudukan Pengusaha, dan tempat kegiatan usaha dilakukan

untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.

3. Kewajiban perpajakan bagi Wajib Pajak yang

diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau yang

dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan

dimulai sejak saat Wajib Pajak memenuhi persyaratan

subjektif dan obyektif sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan, paling lama 5 (lima) tahun

sebelum diterbitkannya Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau

dikukuhkannya sebagai Pengusaha Kena Pajak.


SURAT PEMBERITAHUAN ( SPT )
Surat yang digunakan oleh WP untukmelaporkan

perhitungan dan pembayaran pajak yang

terutang menurut ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan. SPT harus

dilaporkan dengan benar, lengkap, dan jelas.

Fungsi SPT:

Sebagai sarana untuk melaporkan dan

mempertanggungjawabkan penghitungan

jumlah pajak yang sebenarnya terutang.

Melaporkan pembayaran/pelunasan pajak

yang telah dilaksanakan sendiri dan atau

melalui pemotongan atau pemungutan

pihak lain dalam satu tahun pajak atau

bagian tahun pajak.

Untuk melaporkan pembayaran dari

pemotong atau pemungut tentang

pemotongan atau pemungutan pajak

pribadi atau badan lain dalam satu masa

pajak, yang ditentukan peraturan

perundang-undangan perpajakan.
E-FILLING
E-filing adalah penyampaian Surat

Pemberitahuan (SPT) dalam bentuk

elektronika (e-SPT) oleh wajib pajak

ke Direktorat Jenderal Pajak melalui

media elektronik dengan

memanfaatkan jalur komunikasi

internet, secara online real time.


SURAT SETORAN PAJAK (SSP), SURAT

TAGIHAN PAJAK (STP), DAN

SURAT KETETAPAN PAJAK (SKP)

Fungsi SSP:

Sarana membayar pajak.

Sebagai bukti laporan pembayaran

pajak.

Tata Cara Pembayaran Pajak secara Elektronik (e-Billing)

Pesatnya perkembangan teknologi informasi menciptakan

kemudahan dalam melakukan transaksi keuangan. Dalam

hal pembayaran pajak juga sekarang sudah dapat

dilakukan secara elektronik. Sudah berlalu masa dimana

Wajib Pajak mengantri di bank-bank atau kantor pos untuk

membayar pajak. Sekarang pembayaran pajak dapat

dilakukan 24 jam dimana saja di seluruh dunia melalui

sistem e-Biling (pembayaran pajak secara elektronik).

Transaksi pembayaran atau penyetoran pajak dapat

dilakukan melalui:

teller Bank/Pos Persepsi;

Anjungan Tunai Mandiri (ATM);

Internet banking

mobile banking;

EDC; atau

Sarana lainnya.
Fungsi STP:

Sebagai koreksi atas jumlah pajakyang

terutang SPT wajib pajak.

Sarana mengenakan sanksi administrasi

berupa bunga atau denda.

Alat untuk menagih pajak.

STP diterbitkan apabila:

PPh dalam tahun berjalan tidak atau

kurang bayar.

Dari hasil penelitian terdapat kekurangan

pembayaran pajak sebagai akibat salah

tulis dan atau salah hitung.

Wajib pajak dikenai sanksi administrasi

berupa denda dan atau bunga.

Pengusaha yang telah dikukuhkan

sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP),

tetapi tidak membuat faktur pajak atau

membuat faktur pajak tetapi tidak tepat

waktu.

Pengusaha yang telah dikukuhkan

sebagai PKP tidak mengisi faktur pajak

secara lengkap.

PKP melaporkan faktur pajak tidak sesuai

dengan masa penerbitan faktur pajak.

PKP yang gagal berproduksi dantelah

diberikan pengembalian pajak masukan.


Sanksi Administrasi:
Jumlah kekurangan pajak

yangterhutang dalam STP

ditambah dengan sanksi

administrasi berupa bunga sebesar

2%per bulan untuk paling lama 24

bulan dihitung sejak saat

terutangnya pajak atauberakhirnya

masa, bagian atau tahun pajak

sampai dengan diterbitkannya STP.

(5d) Wajib menyetor pajak yang

terutang dikenai sanksi administrasi

berupa denda sebesar 2% dari

DPP (Dasar Pengenaan Pajak).

(5g) Sanksi administrasi

berupabunga 2% per bulan dari

jumlah pajak yang ditagih kembali,

dihitung daritanggal penerbitan

SKP sampai dengan tanggal

penerbitan STP.
Sanksi Administrasi:
Jumlah kekurangan pajak

yangterhutang dalam STP

ditambah dengan sanksi

administrasi berupa bunga sebesar

2%per bulan untuk paling lama 24

bulan dihitung sejak saat

terutangnya pajak atauberakhirnya

masa, bagian atau tahun pajak

sampai dengan diterbitkannya STP.

(5d) Wajib menyetor pajak yang

terutang dikenai sanksi administrasi

berupa denda sebesar 2% dari

DPP (Dasar Pengenaan Pajak).

(5g) Sanksi administrasi

berupabunga 2% per bulan dari

jumlah pajak yang ditagih kembali,

dihitung daritanggal penerbitan

SKP sampai dengan tanggal

penerbitan STP.
PEMBUKUAN
Wajib Pajak orang pribadi yang

melakukan kegiatan usaha atau

pekerjaan bebas dan Wajib Pajak

badan di Indonesia wajib

menyelenggarakan pembukuan.

Wajib Pajak yang dikecualikan dari

kewajiban menyelenggarakan

pembukuan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), tetapi

wajib melakukan pencatatan,

adalah Wajib Pajak orang pribadi

yang melakukan kegiatan usaha

atau pekerjaan bebas yang sesuai

dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan

diperbolehkan menghitung

penghasilan neto dengan

menggunakan Norma

Penghitungan Penghasilan Neto

dan Wajib Pajak orang pribadi

yang tidak melakukan kegiatan

usaha atau pekerjaan bebas.


KEBERATAN
Wajib pajak dapat

mengajukankeberatan hanya

kepada DirJen Pajak atas suatu:

SKPKB, SKPKBT, SKPN,

SKPLB,pemotongan atau

pemungutan pajak oleh pihak

ketiga berdasarkan

ketentuanperaturan perundang-

undangan perpajakan.

Keberatan diajukan secara

tertulisdalam bahasa Indonesia

dengan mengemukakan jumlah

pajak yang terutang,

jumlahpajak yang dipotong

atau dipungut, atau jumlah rugi

menurut penghitungan

wajibpajak dengan disertai

alasan yang menjadi dasar

penghitungan.
BANDING
Wajib pajak dapat

mengajukan banding hanya

kepada Badan Peradilan Pajak

atas Surat Keputusan

Keberatan. Putusan

Pengadilan Pajak merupakan

putusan pengadilan khusus di

lingkungan Pengadilan Tinggi

Urusan Negara.

Diajukan secara tertulis dalam

bahasa Indonesia dengan

alasan yang jelas paling lama

3 bulan sejak SuratKeputusan

Keberatan diterima dan

dilampiri dengan salinan Surat

Keputusan Keberatan tersebut.


PEMERIKSAAN
Sasaran pemeriksaan adalah

mencari adanya:

Interprestasi undang-

undang yang tidak

benar.

Kesalahan hitung.

Penggelapan secara

khusus dari penghasilan.

Pemotongan dan

pengurangan tidak

sesungguhnya yang

dilaksanakan wajib pajak

dalam melaksanakan

kewajiban

perpajakannya.
Tujuan Pemeriksaan adalah menguji

kepatuhan pemenuhan kewajiban

perpajakan dalam hal wajib pajak:

Menyampaikan SPT yang menyatakan

lebih bayar.

Menyampaikan SPT yang menyatakan

rugi.

Tidak menyampaikan atau

menyampaikan SPT tidak tepat waktu

yang telah ditetapkan dalam surat

teguran.

Melakukan penggabungan,

pembubaran atau akan selama-

lamanya.

Menyampaikan SPT yang

memenuhikriteria seleksi berdasarkan

hasil analisa resiko mengindikasikan

adanyakewajiban perpajakan wajib

pajak tidak terpenuhi sesuai dengan

ketentuanperundang-undangan

perpajakan.
Tujuan Lain:

Pemberian NPWP secara jabatan.

Penghapusan NPWP.

Pengukuhan atau pencabutan

pengukuhan PKP.

Wajib pajak mengajukan keberatan.

Anda mungkin juga menyukai