Oleh :
TH 2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
karena berkat asung kerta wara nugraha Ida, penulis dapat menyelesaikan karya
sendiri, melainkan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
Wangaya Kota Denpasar yang telah memberikan ijin pengambilan data untuk
3. Kepala Ruangan Praja Amerta Lantai 3 RSUD wangaya Kota Denpasar yang
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini
ii
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu masukan dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan guna perbaikan ke arah yang lebih sempurna. Harapan penulis semoga
Penulis
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
NURSING CARE FOR PATIENT DIABETES MELLITUS WITH
PROBLEMS OF INTERFERENCE INTEGRITY LEATHER AT
3”rd FLOOR OF PRAJA WANGAYA HOSPITAL
v
DAFTAR ISI
vi
A. Kesimpulan…………………………………………………… 34
B. Saran…………………………………………………………... 35
C. Keterbatasan………………………………………………….. 36
Daftar Pustaka………………………………………………………... 37
Lampiran……………………………………………………………… 38
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUA
A. Latar Belakang
dari sel beta pancreas, atau akibat gangguan fungsi insulin, atau kedua
pada seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah
umumnya ada 2 tipe diabetes, yaitu tipe 1 (tergantung insulin), dan diabetes tipe 2
(tidak tergantung insulin), tetapi ada pula diabetes dalam kehamilan yang biasa
menjadi 335 juta jiwa di tahun 2025 mendatang, dan setengah dari angka tersebut
penderita DM menduduki peringkat keempat yaitu 8,7 juta jiwa setelah Amerika
Serikat, China dan India. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun
proporsi kematian sebesar 5,8% setelah stroke, Tuberculosis (TB paru), hipertensi,
xi
RSUD Wangaya Kota Denpasar berdasarkan data instalasi rekam medik pada
tahun 2017 adalah sebanyak 165 jiwa dan tidak menutup kemungkinan jumlah
komplikasi, baik akut maupun kronik. Salah satu komplikasi kronik serius dan
menjadi infeksi karena masuknya kuman atau bakteri dan adanya gula darah yang
Setiap tahun lebih dari satu juta orang penderita diabetes di dunia kehilangan
Denpasar angka kejadian komplikasi ulkus di tahun 2017 tercatat ada 44 pasien
yang menjalani rawat inap tersebar di seluruh instalasi rawat inap RSUD
Wangaya. Di Ruang Praja Amerta sendiri tercatat 3 bulan terakhir telah merawat
xii
kesehatan multidisiplin yang melibatkan peranan ahli gizi, perawat, dokter,
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Diabetes Melitus dengan gangguan integritas kulit di Ruang Praja Amerta Lantai
2. Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dalam studi kasus ini adalah:
xiii
b. Menguraikan rumusan diagnosa keperawatan pada pasien Diabetes Melitus
Kota Denpasar.
Kota Denpasar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan dan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi perawat
klien DM.
xiv
Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan
kulit.
xv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori DM
1. Pengertian
adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai jawaban dari kuranganya insulin
yang biasanya disertai juga gangguan metabolism lemak dan protein (Askandar,
2000).
pemeriksaan adalah :
2. Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2001), penyebab dari diabetes melitus adalah:
1) Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi
19
Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen
HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang
2) Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini
merupakan respon gila dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh
3) Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai pola
hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu
Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic
Beberapa faktor risiko yang bekerjasama dengan proses terjadinya DM tipe II,
diantaranya adalah:
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
3. Patofisiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2001), patofisiologi dari diabetes melitus ialah:
a. Diabetes tipe I
xvii
16
Pada Diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin
karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Disamping
itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun
makan). Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat
menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, jadinya glukosa tersebut
dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang
lemak. Badan keton merupakan asam yang mengganggu keseimbangan asam basa
dapat menyebabkan tandatanda dan gejala ibarat nyeri abdominal, mual, muntah,
hiperventilasi, napas berbau aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan
b. Diabetes tipe II
Pada Diabetes tipe II terdapat dua dilema yang bekerjasama dengan insulin,
yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan
terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai jawaban terikatnya
insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme
xviii
glukosa didalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan
penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk
gejala tersebut sering bersifat ringan dan dapat mencakup kelelahan, iritabilitas,
poliuria, polidipsia, luka yang lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan yang
1. Pengertian
2000).
2. Etiologi
a. Faktor endogen:
1) Neuropati
sensori nyeri, panas, tak terasa, sehingga mudah terjadi syok dan otonom/simpatis
2) Angiopati
Dapat disebabkan oleh faktor genetic, metabolic dan faktor resiko lain.
3) Iskemia
xix
Adalah arterosklerosis (pengapuran dan penyempitan pembuluh darah) pada
b. Faktor eksogen
1) Trauma
2) Infeksi
3. Manifestasi Klinis
dermis. Batasan minor mungkin terdapat pemasukan kulit, eritema, lesi dan
pruritus (Carpenito, 2000). Data yang mendukung yaitu adanya warna kemerahan
pada daerah luka, terjadi nekrosis sekitar luka dan keluar pus.
Manifestasi iskemia dapat juga berupa kaki dingin, nyeri nocturnal tidak
hilangnya rambut dari jari kaki, penebalan kuku, gangrene kecil atau luas.
a. Pain (nyeri)
b. Paleness (kepucatan)
c. Paresthesia (kesemutan)
e. Paralysis (lumpuh).
4. Patofisiologi
xx
Penyakit Diabetes membuat gangguan/ komplikasi melalui kerusakan pada
pembuluh darah di seluruh tubuh, disebut angiopati diabetik. Penyakit ini berjalan
kronis dan terbagi dua yaitu gangguan pada pembuluh darah besar
kolagen, keratin dan suplai vaskuler. Dengan adanya tekanan mekanik terbentuk
keratin keras pada tempat kaki yang mengalami beban terbesar. Neuropati
sistem imun yang abnormal, bakteria sulit dibersihkan dan infeksi menyebar ke
5. Pendidikan Kesehatan
a. Hiegene kaki:
1) Cuci kaki setiap hari, keringkan sela-sela jari dengan cara menekan, jangan
digosok.
2) Setelah kering diberi lotion untuk mencegah kering, bersisik dan ukiran yang
berlebih.
5) Gunakan kaos kaki yang tipis dan hangat serta tidak sempit.
xxi
6) Bila terdapat callus, hilangkan callus yang berlebihan dengan cara kaki
direndam dalam air hangat sekitar 10 menit kemudian gosok dengan handuk
e. Berhenti merokok
1. Pengkajian
keperawatan yang mempunyai dua kegiatan pokok, yaitu pengumpulan data dan
perumusan kebutuhan atau masalah klien. Pada tahap pengumpulan data, data
diperoleh dari :
a. Anamnese
1) Identitas penderita
status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit
2) Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang menurun,
adanya luka yang tidak sembuh – sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka.
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya
xxii
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit lain yang ada
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang
6) Riwayat psikososial
penyakit penderita.
b. Pemeriksaan fisik
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, tinggi badan, berat badan dan tanda –
tanda vital.
2) Sistem integument
Data mayor terdapat gangguan jaringan epidermis dan dermis. Data minor
mungkin terdapat pemasukan kulit, eritema, lesi dan pruritus. Data yang
mendukung yaitu adanya warna kemerahan pada daerah luka, terjadi nekrosis
c. Pemeriksaan laboratorium
2. Diagnosa Keperawatan
adalah:
xxiii
a. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya gangren pada
ekstrimitas.
Tabel 1
Diagnosa Keperawatan Pasien DM Dengan Gangguan Integritas Kulit
kerusakan Medikasi
jaringan Batasan
minor: Lembab
epidermis dan
dermis Terdapat Imobilisasi fisik
(Carpenito, pemasukan
Radiasi
2000) kulit, eritema,
edema, lesi
dan pruritus
Internal
1) Perubahan pigmenatasi
2) Perubahan turgor
3) Factor perkembangan
xxiv
5) Penurunan imunologis
6) Penurunan sirkulasi
8) Gangguan sensasi
Tonjolan tulang
3. Intervensi Keperawatan
dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam
xxv
hasil yang diharapkan (Gordon, 1994). Intervensi keperawatan pada pasien DM
dengan gangguan integritas kulit dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 2
Intervensi Keperawatan Pasien DM Dengan Gangguan Integritas Kulit
No Diagnosa NOC NIC
3. Bersihkan dengan
cairan anti bakteri
8. Lakukan pembalutan
9. Pertahankan tehnik
dressing steril
ketika
melaksanakan
perawatan luka
xxvi
catat setiap adanya
perubahan pada luka
xxvii
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi
xxviii
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau
kaitan antara yang lainya, atau variabel-variabel yang satu dengan variabel yang
Out Come :
Berkurangnya
Gangguan Integritas Kulit :
oedema sekitar luka.
Terdapat gangguan jaringan
DM epidermis dan dermis Pus dan
jaringan
berkurang
Adanya
jaringan
granulasi.
ASUHAN KEPERAWATAN
Bau busuk luka
Pengkajian berkurang.
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
30
B. Definisi Operasional
Tabel 3
Definisi Operasional Gambaran Asuhan Keperawatan Pasien DM Dengan
Gangguan Integritas Kulit Di Ruang Praja Amerta Lantai 3
RSUD Wangaya
1 2 3 4 5
1 Variabel Asuhan keperawatan adalah Studi Nominal
asuhan rangkaian kegiatan yang dokumentasi
keperawatan diberikan kepada klien atau
pasien DM dengan
gangguan integritas kulit di
pelayanan kesehatan, yang
meliputi:
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
Rumusan masalah
keperawatan, etiologi
dan tanda serta gejala
yang tertulis pada rekam
medis
3. Intervensi
xxx
Rencana tindakan
kepera watan yang
dirumuskan oleh
xxxi
1 2 3 4 5
4. Implementasi
Tindakan yang
dilakukan oleh perawat
pada pasien DM sesuai
dengan rencana tindakan
yang telah disusun.
5. Evaluasi
perkembangan pasien
xxxii
BAB IV
METODELOGI
A. Jenis Penelitian
(Sujarweni, 2014).
Adapun jenis penelitian ini adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus. Studi
penelitian secara intensif misalnya satu klien, keluarga, kelompok, komunitas atau
gangguan integritas kulit di Ruang Praja Amerta Lantai 3 RSUD Wangaya Kota
Denpasar.
Studi kasus ini dilakukan di Ruang Praja Amertha Lantai 3 RSUD Wangaya
Pada studi kasus ini subyek yang diteliti adalah pasien Diabetes Melitus yang
D. Fokus Studi
Fokus studi, adalah kajian utama dari masalah yang akan dijadikan titik acuan
studi kasus. Pada penelitian ini yang menjadi focus studi adalah tentang konsep
xxxiii
teori asuhan keperawatan pasien diabetes melitus dengan gangguan integritas
kulit.
a. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam studi kasus ini adalah data primer yang
terhadap responden dan informant lainnya, dan data sekunder yang mencakup data
b. Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah tindakan yang langsung digunakan kepada klien dengan cara
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu proses tanya jawab yang dilakukan langsung pada
c. Studi Dokumentasi
laboratorium.
a. Peneliti meminta surat rekomendasi pengambilan data dan surat izin penelitian
xxxiv
b. Peneliti mendatangi Dinas Kesehatan Kota Denpasar dan menyerahkan surat
Wangaya.
d. Peneliti meminta izin kepada Direktur RSUD Wangaya agar dapat melakukan
h. Peneliti meminta respon untuk mengisi formulir inform consent yang sudah
disediakan.
disusun.
data sampai dengan semua data terkumpul. Metode analisa data yang digunakan
dalam studi kasus ini adalah dengan menyajikan data berupa teks naratif. Dari
data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan hasil-hasil
studi kasus terdahulu dan secara teoritis kemudian ditarik kesimpulan dari hasil
pembahasan tersebut.
xxxv
Etika studi kasus merupakan masalah yang sangat penting dalam studi kasus
manusia, oleh karena itu etika penelitian harus dilakukan. Adapun yang harus
Jika nantinya responden setuju untuk dilakukan studi kasus maka responden
2. Anonimity (tanpa nama), berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar
pengumpulan data. Peneliti hanya menulis kode/inisial saja pada kolom nama
xxxvi
BAB V
A. Lokasi Penelitian
RSUD Wangaya berlokasi di Jalan Kartini Nomor 133 Denpasar dan berdiri
sejak tahun 1921 hingga pada tanggal 8 Desember 2015 berdasarkan Keputusan
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia serta sub bagian organisasi lainnya
yang didukung oleh 928 orang pegawai, terdiri dari pejabat struktural dan staf,
dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, dan lain - lain.
Tenaga kerja tersebut tersebar dalam berbagai tugas dan kegiatan yang
berlangsung di rumah sakit, salah satunya kegiatan rawat inap yang terdiri dari
329 tenaga keperawatan yang bekerja pada 15 ruang perawatan dengan 10 tempat
tidur non kelas untuk ruang perawatan intensif dan 200 tempat tidur untuk ruang
perawatan kelas 3 sampai dengan VIP. 85 tempat tidur kelas 3, 41 tempat tidur
kelas 2, 38 kamar kelas 1 dan 36 tempat tidur VIP. Rata-rata pasien rawat inap
pertahun sebanyak 11.825 orang, rata-rata pasien rawat jalan pertahun sebanyak
144.198 orang dan rata-rata pasien di instalasi gawat darurat pertahun sebanyak
27.612 orang.
37
Instalasi rawat inap di RSUD Wangaya berdasarkan SK Direktur No 78 tahun
2012 didirikan pada 14 November 2012 yang dipimpin oleh seorang kepala rawat
inap dan membawahi seorang wakil kepala. Kepala dan wakil kepala rawat inap
membawahi bagian administrasi dan 10 ruangan rawat inap yang terdiri dari ruang
oleh 3 PP. Jumlah seluruh tenaga yang ada di ruangan adalah 20 orang, dengan
Penelitian dilakukan dari tanggal 2 Mei 2021 hingga 5 Mei 2021 di Ruang
1. Karakteristik responden
a. Pasien 1
swasta, cara bayar menggunakan BPJS. Pasien dirawat dengan diagnose medis
lalu dan rutin minum obat serta kontrol poliklinik. Tidak ada anggota keluarga
xxxviii
Pasien datang ke UGD RSUD Wangaya pada tanggal 2 Mei 2021 pada pukul
11.00 WITA dengan keluhan badan terasa lemas, luka di jari sebelah kiri tidak
jatuh dan tersandung batu, jari kaki kiri luka dan tidak kunjung kering sampai saat
ini.
teratur, tidak menggunakan otot bantu pernafasan, suara auskultasi paru vesikuler
kanan dan kiri, Circulation : TD : 160/100 mmHg, Nadi : 92x/mt, Suhu : 36,3 °C,
composmentis dengan GCS E4V5M6, pupil isokor. Pasien dirawat di Praja Lantai
b. Pasien 2
sejak 10 tahun yang lalu. Pasien terdeteksi menderita diabetes melitus saat
menjalani perawatan RS ini. Pasien tidak pernah dirawat sebelumnya dan riwayat
sakit yang lain disangkal. Ibu pasien mengidap penyakit hipertensi dan kencing
manis tapi sudah meninggal 4 tahun yang lalu. Tidak ada anggota keluarga yang
Pasien datang ke UGD RSUD Wangaya pada tanggal 2 Mei 2021 pada pukul
16.00 WITA dengan keluhan luka di tumit kaki kiri terasa nyeri bila digerakkan
dengan skala nyeri 506, nyeri hilang timbul, dan pasien tampak merintih jika nyeri
tiba. Satu bulan sebelum masuk RS pasien kena luka di tumit kaki kiri namun
xxxix
pasien tidak mengetahui apa penyebabnya. Mulai saat itu, pasien lebih berhati-hati
saat berjalan. Dua minggu sebelum masuk RS keluhan dirasa semakin bertambah,
luka pada tumit menjadi bengkak. Diperiksa ke dokter praktek hanya diberikan
tampak keluar nanah, disertai nyeri. Akhirnya oleh keluarganya pasien dibawa ke
RS.
teratur, tidak menggunakan otot bantu pernafasan, suara auskultasi paru vesikuler
kanan dan kiri, Circulation : TD : 160/90 mmHg, Nadi : 96x/mt, Suhu : 37°C,
composmentis dengan GCS E4V5M6, pupil isokor. Pasien dirawat di Praja Lantai
pasien DM di Ruang Praja Lantai 3 RSUD Wangaya didapatkan hasil studi kasus
dan evaluasi.
a. Pengkajian Keperawatan
1) Dokumen Pasien 1
pengkajian fokus yaitu : pasien mengatakan ada luka di jari kaki kiri sejak 1 bulan
yang lalu dan lukanya tidak kunjung sembuh. Dengan data objektif, terdapat luka
pada digiti 4 dan 5 pedis sinistra, luka basah dan bau, pus (+), jaringan nekrotik
xl
2) Dokumen Pasien 2
pengkajian fokus yaitu : pasien mengatakan ada luka di tumit kaki kiri sejak 1
bulan yang lalu, membengkak sejak 2 minggu yang lalu dan mulai keluar nanah
sejak 1 minggu yang lalu. Data obyektifnya, terdapat luka di ekstremitas bawah
(tumit kaki kiri) dengan diameter 4-5 cm kedalaman ± 2cm, pus (+), jaringan
b. Diagnosa Keperawatan
c. Intervensi Keperawatan
1) NOC :
jaringan.
Catat karakteristik luka : tentukan ukuran dan kedalaman luka, dan pembagian
terstruktur mengenai pengaruh ulcers, catat karakteristik cairan secret yang keluar,
bersihkan dengan cairan anti bakteri, bilas dengan cairan NaCl 0,9%, lakukan
nekrotomi K/P, lakukan tampon yang sesuai, dressing dengan kasa steril sesuai
xli
kebutuhan, lakukan pembalutan, pertahankan tehnik dressing steril ketika
dan catat setiap adanya perubahan pada luka dan berikan posisi terhindar dari
tekanan.
d. Implementasi Keperawatan
1) Dokumentasi Pasien 1
sesuai dengan intervensi yang telah disusun. Adapun komponen yang tidak dimuat
dalam dokumentasi adalah catat karakteristik cairan secret yang keluar dan
dilakukan dan tercatat pada dokumen pasien yaitu delegatif pemberian therapi
2) Dokumentasi Pasien 2
sesuai dengan intervensi yang telah disusun. Sementara komponen yang tidak
secret yang keluar dan memberikan posisi terhindar dari tekanan. Terdapat 3
komponen tambahan yang dilakukan dan tercatat pada dokumen pasien yaitu
xlii
e. Evaluasi Keperawatan
1) Dokumentasi Pasien 1
O : masih terdapat luka pada digiti 4 dan 5 pedis sinistra, luka sudah tidak
basah dan bau, pus berkurang, jaringan nekrotik berkurang, bengkak dan
A : masalah teratasi
sebagian P : lanjutkan
intervensi
2) Dokumentasi Pasien 2
O : luka pada tumit kaki kiri masih tampak basah, diameter 4-5 cm dengan
kedalaman ± 2 cm, pus (+), jaringan nekrotik (+), bau (-), edema sudah
P : lanjutkan intervensi
C. Pembahasan
Bagian ini menguraikan tentang hasil temuan studi kasus dengan teori yang
terkait. Studi kasus ini membandingkan dengan kesesuaian dan kesenjangan yang
implementasi serta evaluasi pada Tn. M dan Ny. B dengan diabetes mellitus di
xliii
Menurut teori dari (Dermawan,2012) tujuan pengumpulan data adalah
kesehatan klien. Tipe data ada dua yaitu data subyektif yang merupakan ungkapan
verbal pasien tentang masalah kesehatannya, dan data obyektif yaitu hasil
Menurut Carpenito (2000), tanda gejala yang dapat muncul pada pasien
jaringan epidermis dan dermis, terdapat pemasukan kulit, eritema, edema, lesi dan
pruritus Berdasarkan hal tersebut hasil pengkajian yang diperoleh dari kedua
partisipan tidak berbeda jauh jika dibandingkan dengan tinjauan teori yang dimuat
dalam SDKI dimana terdapat gejala mayor berupa kerusakan jaringan dan/ atau
terdapat 3 bagian yaitu problem, etiologi dan symptom. Pada dokumen pasien 1
dan pasien 2 telah dituliskan problem gangguan integritas kulit, namun etiologi
dengan adanya gangrene pada extremitas. Hal ini dikarenakan tidak terdapatnya
format untuk mencantumkan data etiologi dan symptom sesuai standar asuhan
xliv
Menurut UU perawat No. 38 Th. 2014, perencanaan merupakan semua
Nanda Nic-Noc,2000 adalah wound care treatment yaitu dengan cara catat
terstruktur mengenai pengaruh ulcers, catat karakteristik cairan secret yang keluar,
bersihkan dengan cairan anti bakteri, bilas dengan cairan NaCl 0,9%, lakukan
nekrotomi K/P, lakukan tampon yang sesuai, dressing dengan kasa steril sesuai
dan catat setiap adanya perubahan pada luka, serta berikan posisi terhindar dari
tekanan.
masalah kerusakan integritas kulit dari tanggal 2 Mei 2021 s/d 4 Mei 2021,
adapun tindakan yang sudah dilakukan yang sesuai dengan intervensi yang sudah
dibuat yaitu melakukan teknik perawatan luka menggunakan alat – alat yang
luka yang berfungsi untuk resusitasi dan dibersihkan sampai dengan luka terlihat
xlv
kemerahan, kemudian ditutup kembali menggunakan kassa steril dan dibalut agar
kasa mampu menutup luka dengan rapat, dan tidak boleh terlalu kencang. Saat
dengan dengan intervensi yang telah dibuat yaitu mobilisasi pasien atau
mengubah posisi pasien contohnya miring kanan, miring kiri yang bertujuan untuk
menghindari pnekanan pada daerah kulit terlalu lama yang bisa menimbulkan
tidak termuat dalam teori intervensi yang telah disusun yaitu melakukan
pemberian terapi insulin respon pasien secara subyektif yaitu pasien mengatakan
bahwa saat obat dimasukkan tidak begitu terasa sakit karena sudah terbiasa.
gula darah berhubungan dengan penurunan berat badan, akan tetapi pemberian
insulin aspart yang diindikasikan untuk penderita tipe 1 dan dua sedangkan pasien
pada kasus penulis ini adalah penderita diabetes melitus tipe 2. Biasanya
novorapid ini diberikan segera sebelum pasien makan atau bisa juga setelah
dalam tubuh Fungsi dari pemberian novorapid ini yaitu untuk memperlambat
xlvi
absorpsi makanan dan untuk meningkatkan kebutuhan insulin yang harus
makan. Begitu juga dengan tindakan pemberian antibiotik mungkin lebih cocok
untuk diagnose resiko infeksi, namun pemberian antibiotik juga mendukung agar
dengan gangguan integritas kulit sudah teratasi atau tidak dan untuk
dilakukan evaluasi dengan mengacu pada kriteria hasil yang sudah ditetapkan saat
masalah gangguan integritas kulit sudah teratasi sebagian karena masih ada
pada partisipan II masalah belum teratasi, seluruh kriteria belum tercapai, pasien
xlvii
keadaan umum stabil dan terpenuhi syarat masuk ruang operasi. Sembari
dilanjutkan
xlviii
BAB VI
A. Kesimpulan
Selama tiga hari melakukan asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus
1. Dari hasil pengkajian dari kedua partisipan didapatkan data adanya gangguan
jaringan epidermis dan dermis, eritema, warna kemerahan pada daerah luka,
bau, terjadi nekrosis sekitar luka dan keluar pus. Hasil pengkajian yang
diperoleh dari kedua partisipan tidak berbeda jauh jika dibandingkan dengan
tinjauan teori yang dimuat dalam SDKI dimana terdapat gejala mayor berupa
kerusakan jaringan dan/ atau lapisan kulit, serta gejala minor berupa nyeri dan
kemerahan.
treatment seperti catat karakteristik luka, tentukan ukuran dan kedalaman luka,
secret yang keluar, bersihkan dengan cairan anti bakteri, bilas dengan cairan
NaCl 0,9%, lakukan nekrotomi K/P, lakukan tampon yang sesuai, dressing
pada balutan, bandingkan dan catat setiap adanya perubahan pada luka, serta
49
4. Pada tahap pelaksanaan, sudah dilakukan sesuai dengan intervensi yang
terhadap kedua partisipan yaitu pemberian antibiotic dan therapi insulin. Ada
B. Saran
Saran yang bisa penulis berikan guna meningkatkan mutu pelayanan terutama
pada pasien dengan diabetes melitus ataupun pasien lain yang menjadi ruang
1. Untuk menemukan data fokus pada pasien dengan diabetes melitus diharapkan
fokus yang ada, selalu mencantumkan etiologi atau symptom dan perlu
l
keperawatan yang lebih utama dalam mengatasi masalah keperawatan
C. Keterbatasan
li
DAFTAR PUSTAKA
Askandar. (2000). Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes Mellitus. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Bare, S. and. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,. Edisi 8 Brende
G.Bare; Alih Bahasa, Agung Waluyo, dkk. Jakarta: EGC.
lii
LAMPIRAN
Lampiran 1
liii
Lampiran 2
2 Pelaksanaan
3 Tahap akhir
Penjilidan 100.000
Lain-lain 100.000
Total 2.900.000
liv
Lampiran 3
Yang terhormat,
Bapak/Ibu
saat ini sedang menyelesaikan tugas akhir program DIII Keperawatan. Dalam
peneliti.
Penulis
lv
Lampiran 4
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama :………………………….
Alamat :………………………….
penjelasan mengenai tujuan, manfaat, dan prosedur dari penelitian ini dengan
Selanjutnya saya dengan ikhlas dan sukarela menyatakan ikut serta dalam
penelitian ini sebagai responden. Demikian pernyataan ini saya buat dengan
Yang menyatakan,
(Responden)
lvi
Lampiran 5
RSUD Wangaya
Tanggal Penelitian :
PENGKAJIAN
1 Nama
2 Umur
3 Jenis Kelamin
4 Pendidikan
5 Agama
6 Pekerjaan
7 Status Perkawinan
8 Alamat
10 Tgl MRS
11 Diagnosa Medik
lvii
Petunjuk Pengisian Untuk Pertanyaan Berikut :
1. Bacalah setiap pertanyaan pada lembar pengumpulan data dengan teliti dan
benar
2. Amati catatan keperawatan pasien dan beri tanda (√) pada kolom yang sesuai
dengan data yang ada pada dokumen
Pasien I Pasien II
Ya Tidak Ya Tidak
2 Nyeri
3 Perdarahan
4 Kemerahan
5 Hematoma
6 Edema
7 Pus
8 Jaringan nekrotik
9 Bau
lviii
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pasien I Pasien II
Ya Tidak Ya Tidak
1 Problem
Gangguan Integritas Kulit
2 Etiologi
Gangren di extremitas
b. Nyeri
c. Perdarahan
d. Kemerahan
e. Hematoma
f. Edema
g. Pus
h. Jaringan Nekrotik
i. Bau
lix
INTERVENSI
Direncanakan
YA Tidak Ya Tidak
8. Lakukan pembalutan
lx
12. Berikan posisi terhindar dari tekanan
lxi
IMPLEMENTASI
Dilakukan
8. Lakukan pembalutan
lxii
12. Berikan posisi terhindar dari tekanan
lxiii
EVALUASI KEPERAWATAN
Pasien I Pasien II
Ya Tidak Ya Tidak
lxiv
lxv