LAPORAN
Oleh
071001800011
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 071001800011
KELOMPOK : J2
2. ARINDA
ASISTEN : 1. FARADIBA
2. HANSEN
3. JEREMI
NILAI :
(……………………..) (……………………..)
Halaman
COVER……………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………. ii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………….. 7
BAB V KESIMPULAN…………………………………………………… 10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….... 11
Gambar Halaman
Lampiran Halaman
A. TUGAS INTERNET……………………………………………… 13
BAB I
PENDAHULUAN
Tampak atas
Tampak Depan
Tampak Atas
Tampak Samping
3.3 Arm Caliper
Tampak Depan
Tampak Samping
BAB IV
PEMBAHASAN
Gamma Ray Log adalah metoda untuk mengukur radiasi sinar gamma yang
dihasilkan oleh unsur-unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan di
sepanjang lubang bor. Unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan tersebut
diantaranya Uranium, Thorium, Potassium, Radium, dll.
Unsur radioaktif umumnya banyak terdapat dalam shale dan sedikit sekali
terdapat dalam sandstone, limestone, dolomite, coal, gypsum, dll. Oleh karena itu
shale akan memberikan response gamma ray yang sangat signifikan dibandingkan
dengan batuan yang lainnya.
Jika kita berkerja di sebuah cekungan dengan lingkungan pengendapan fluvio-
deltaic atau channel system dimana biasanya sistem perlapisannya terdiri dari
sandstone atau shale (sand-shale interbeds), maka log gamma ray ini akan sangat
membantu didalam evaluasi formasi (Formation Evaluation- FE).
Seperti halnya logging yang lainnya, pengukuran gamma ray log dilakukan
dengan menurunkan instrument gamma ray log kedalam lubang bor dan merekam
radiasi sinar gamma untuk setiap interval tertentu. Biasanya interval perekaman
gamma ray (baca: resolusi vertikal) sebesar 0.5 feet.
Dikarenakan sinar gamma dapat menembus logam dan semen, maka logging
gamma ray dapat dilakukan pada lubang bor yang telah dipasang casing ataupun telah
dilakukan cementing. Walaupun terjadi atenuasi sinar gamma karena casing dan
semen, akan tetapi energinya masih cukup kuat untuk mengukur sifat radiasi gamma
pada formasi batuan disampingnya.
Prinsip Kerja Alat detektor dimasukkan ke dalam lubang bor. Formasi yang
mengandung unsur-unsur radioaktif akan memancarkan radiasi dimana intensitasnya
akan diterima oleh detektor dan dicatat di permukaan. Di dalam detector sinar gamma
tidak dapat diukur secara langsung tetapi melalui prosesionisasi/disintegrasi yaitu
proses pelepasan elektron-elektron dari atom yang sebelumnya netral, dimana
pelepasan elektron ini akan menimbulkan arus listrik yang dideteksi oleh alat.
Seperti yang disebutkan diatas bahwa gamma ray log mengukur radiasi
gamma yang dihasilkan oleh unsur-unsur radio aktif seperti Uranium, Thorium,
Potassium dan Radium. Dengan demikian besaran gamma ray log yang terdapat
didalam rekaman merupakan jumlah total dari radiasi yang dihasilkan oleh semua
unsur radioaktif yang ada di dalam batuan. Untuk memisahkan jenis-jenis bahan
radioaktif yang berpengaruh pada bacaan gamma ray dilakukan gamma ray
spectroscopy. Karena pada hakikatnya besarnya energi dan intensitas setiap material
radioaktif tersebut berbeda-beda.
Spectroscopy ini penting dilakukan ketika kita berhadapan dengan batuan
non-shale yang memungkinkan untuk memiliki unsur radioaktif, seperti mineralisasi
uranium pada sandstone, potassium feldsfar atau uranium yang mungkin terdapat
pada coal dan dolomite.
Gamma ray log memiliki satuan API (American Petroleum Institute), dimana
tipikal kisaran API biasanya berkisar antara 0 s/d 150. Walaupun terdapat juga suatu
kasus dengan nilai gamma ray sampai 200 API untuk jenis organic rich shale.
Dikarenakan log gamma ray memiliki kapabilitas untuk mengukur derajat kandungan
shale di dalam lapisan batuan, maka didalam industri migas gamma ray log kerap kali
digunakan untuk memprediksi besaran volume shale atau dikenal dengan Vshale.
Gamma ray log memiliki kegunaan lain diantaranya untuk melakukan well to
well correlation dan penentuan Sequence Boundary (SB), yakni dengan
mengidentifikasi Maximum Flooding Surface (MFS) sebagai spike dengan nilai
gamma ray yang tinggi. Well to well correlation ini biasanya dilakukan dengan
melibatkan log-log yang lainnya seperti sonic, density, porositas, dll.
Adapun fungsi dari Gamma Ray adalah Menentukan lapisan permeable,
Mengidentifikasi lithologi, korelasi antar formasi, Menentukan volume serpih,
Menentukan lapisan shale dan non shale, Mendeteksi adanya mineral radioaktif.
Sedangkan factor yang berpengaruh dalam Gamma Ray adalah Diameter lubang bor
dan lumpur didalamnya, Lumpur yang ada di dalam lubang bor, Casing, Semen.
Beberapa jenis batuan dapat dikenal dari variasi kandungan fraksi
lempungnya, misalnya batu lempung hamper seluruh terdiri dari mineral lempung,
batu pasir kwarsa sangat sedikit mengandung mineral lempung, batu lanau cukup
banyak mengandung mineral lempung dan sebagainya. Oleh karena itu respon
gamma dapat digunakan untuk menafsirkan jenis litologinya
BAB V
KESIMPULAN
http://www.repository.trisakti.ac.id/webopac_usaktiana/digital/000000000000000826
30/2016_TA_TM_07112058_Bab-3.pdf
https://www.scribd.com/doc/312928298/Pengertian-penilaian-formasi
http://novianto-geophysicist.blogspot.com/2013/06/interpretasi-well-log-bagian-2-
caliper.html
LAMPIRAN A
TUGAS INTERNET
Gamma Ray Log
adalah metoda untuk mengukur radiasi sinar gamma yang dihasilkan oleh unsur-
unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan di sepanjang lubang bor.
Unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan tersebut diantaranya Uranium,
Thorium, Potassium, Radium, dll.
Unsur radioaktif umumnya banyak terdapat dalam shale dan sedikit sekali terdapat
dalam sandstone, limestone, dolomite, coal, gypsum, dll. Oleh karena itu shale akan
memberikan response gamma ray yang sangat signifikan dibandingkan dengan batuan
yang lainnya.
Seperti halnya logging yang lainnya, pengukuran gamma ray log dilakukan dengan
menurunkan instrument gamma ray log kedalam lubang bor dan merekam radiasi
sinar gamma untuk setiap interval tertentu. Biasanya interval perekaman gamma ray
(baca: resolusi vertikal) sebesar 0.5 feet.
Dikarenakan sinar gamma dapat menembus logam dan semen, maka logging gamma
ray dapat dilakukan pada lubang bor yang telah dipasang casing ataupun telah
dilakukan cementing. Walaupun terjadi atenuasi sinar gamma karena casing dan
semen, akan tetapi energinya masih cukup kuat untuk mengukur sifat radiasi gamma
pada formasi batuan disampingnya.
Prinsip Kerja Alat detektor dimasukkan ke dalam lubang bor. Formasi yang
mengandung unsur-unsur radioaktif akan memancarkan radiasi dimana intensitasnya
akan diterima oleh detektor dan dicatat di permukaan. Di dalam detector sinar gamma
tidak dapat diukur secara langsung tetapi melalui prosesionisasi/disintegrasi yaitu
proses pelepasan elektron-elektron dari atom yang sebelumnya netral, dimana
pelepasan elektron ini akan menimbulkan arus listrik yang dideteksi oleh alat.
Seperti yang disebutkan diatas bahwa gamma ray log mengukur radiasi gamma yang
dihasilkan oleh unsur-unsur radio aktif seperti Uranium, Thorium, Potassium dan
Radium. Dengan demikian besaran gamma ray log yang terdapat didalam rekaman
merupakan jumlah total dari radiasi yang dihasilkan oleh semua unsur radioaktif yang
ada di dalam batuan. Untuk memisahkan jenis-jenis bahan radioaktif yang
berpengaruh pada bacaan gamma ray dilakukan gamma ray spectroscopy. Karena
pada hakikatnya besarnya energi dan intensitas setiap material radioaktif tersebut
berbeda-beda.
Spectroscopy ini penting dilakukan ketika kita berhadapan dengan batuan non-shale
yang memungkinkan untuk memiliki unsur radioaktif, seperti mineralisasi uranium
pada sandstone, potassium feldsfar atau uranium yang mungkin terdapat pada coal
dan dolomite.
Gamma ray log memiliki satuan API (American Petroleum Institute), dimana tipikal
kisaran API biasanya berkisar antara 0 s/d 150. Walaupun terdapat juga suatu kasus
dengan nilai gamma ray sampai 200 API untuk jenis organic rich shale.
Gambar dibawah ini menunjukkan teknis perhitungan Vshale untuk shale A dari
sebuah gamma ray log. Perhatikan bahwa penentuan nilai-nilai tersebut bersifat
interpretatif
Gamma ray log memiliki kegunaan lain diantaranya untuk melakukan well to well
correlation dan penentuan Sequence Boundary (SB), yakni dengan
mengidentifikasi Maximum Flooding Surface (MFS) sebagai spike dengan nilai
gamma ray yang tinggi. Well to well correlation ini biasanya dilakukan dengan
melibatkan log-log yang lainnya seperti sonic, density, porositas, dll.
3. Casing
Casing akan menurunkan intensitas radioaktif sekitar 30 %
4. Semen
Semen dibuat dari limestone dan shale, sebagian sinar gamma akan terserap oleh
semen.
Beberapa jenis batuan dapat dikenal dari variasi kandungan fraksi lempungnya,
misalnya batu lempung hamper seluruh terdiri dari mineral lempung, batu pasir
kwarsa sangat sedikit mengandung mineral lempung, batu lanau cukup banyak
mengandung mineral lempung dan sebagainya. Oleh karena itu respo gamma dapat
digunakan untuk menafsirkan jenis litologinya. Beberapa contoh batuan sesuai sifat
radioaktifnya adalah sebagai berikut :
Interpretasi Litologi
Untuk mendapatkan hasil yang akurat, Log Gamma ray harus dikombinasikan dengan
data lainnya seperti Log spontaneous dan Log resistivitas. Dalam perekaman data
Gamma ray, lapisan batupasir akan ditunjukkan oleh relatif API rendah sedangkan
lapisan Serpih akan ditunjukan dengan API tinggi. Oleh karena gamma ray selalu
lebih besar sengan penunjukan grafik ke kanan, maka grafik kurva yang menunjukan
ke kanan ini mengartikan penyerpihan dari pada kurva yang ke kiri.
Untuk koreksi gamma ray untuk lubang bor dan berat lumpur dapat digunakan
dengan melihat analisa awal kepala log yang digunakan. Data ini kemudian
diinterpretasi dengan menggunakan Grafik ’Schlumberger Log Interpretation
’(Sclhumberger, 1991) untuk koreksi Gamma ray terhadap lubang bor dam
berat lumpur.
Faktor koreksi dapat dihitung dengan parameter penentuan t, g/cm2. Parameter ini
bertujuan untuk mendapatkan harga faktor koreksi untuk Gamma ray. Perhitungan ini
berdasarkan rumusan sebagai berikut :
T = Wmud (2.54(d hole) 2.54(d sonde))
Setelah itu perameter T, g/cm diplod pada grafik sclhumberger, 1991 untuk mencari
factor koreksi gamma ray. Dari grafik ini kemudian dapat diketahui factor koreksi
pada pembacaan log gamma ray. Untuk mendapatkan gamma ray terkoreksi, dapat
menghitung dengan mengalikan faktor koreksi dengan pembacaan log gamma ray.
Perhitungan Vshale
Dalam hal perhitungan Vshale, jenis dan serpih kandungan radioaktifnya harus
konstan dalam susunan stratigrafi. Sebelum perhitungan terlebih dahulu mesti
dilakukan perhitungan Indeks Gamma ray
http://teknik-perminyakan-indonesia.blogspot.com/2015/07/gamma-ray-log-dasar-
teori.html