Anda di halaman 1dari 2

Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah

(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung
hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
Anemia dideinisikan sebagai berkurangnya 1 atau lebih parameter sel darah merah:
konsentrasi hemoglobin, hematokrit atau jumlah sel darah merah. Menurut kriteria
WHO anemia adalah kadar hemoglobin di bawah 13 g% pada pria dan di bawah 12 g
% pada wanita. Gejala dan tanda anemia bergantung pada derajat dan k ecepatan
terjadinya anemia, juga kebutuhan oksigen penderita. Gejala akan lebih ringan pada
anemia yang terjadi perlahan-lahan, karena ada kesempatan bagi mekanisme
homeostatik untuk menyesuaikan dengan berkurangnya kemampuan darah membawa
oksigen.

 Gejala anemia disebabkan oleh 2 faktor1:

• Berkurangnya pasokan oksigen ke jaringan


• Adanya hipovolemia (pada penderita dengan perdarahan akut dan masif)

 Dampak dari penyakit anemia

Anemia merupakan masalah medis yang paling sering dijumpai di seluruh dunia,
disamping berbagai masalah kesehatan utama masyarakat terutama di negara
berkembang yang mempunyai dampak besar terhadap kesejahteraan sosial dan
ekonomi serta kesehatan fisik. dampak yang ditimbulkan pada pasien anemia,
diantaranya adalah sulitnya berkonsentrasi, daya tahan fisik rendah, dan mudah lelah.
 Permasalahan anemia

Remaja Kurang Zat Besi (Anemia)

Salah satu masalah yang dihadapi remaja Indonesia adalah masalah gizi
mikronutrien, yakni sekitar 12% remaja laki-laki dan 23% remaja perempuan
mengalami anemia, yang sebagian besar diakibatkan kekurangan zat besi (anemia
defisiensi besi).

Anemia di kalangan remaja perempuan lebih tinggi dibanding remaja laki-laki.


Anemia pada remaja berdampak buruk terhadap penurunan imunitas, konsentrasi,
prestasi belajar, kebugaran remaja dan produktifitas.

Selain itu, secara khusus anemia yang dialami remaja putri akan berdampak lebih
serius, mengingat mereka adalah para calon ibu yang akan hamil dan melahirkan
seorang bayi, sehingga memperbesar risiko kematian ibu melahirkan, bayi lahir
prematur dan berat bayi lahir rendah (BBLR).

Anemia dapat dihindari dengan konsumsi makanan tinggi zat besi, asam folat,
vitamin A, vitamin C dan zink, dan pemberian tablet tambah darah (TTD).
Pemerintah memiliki program rutin terkait pendistribusian TTD bagi wanita usia
subur (WUS), termasuk remaja dan ibu hamil.

Anda mungkin juga menyukai