Anda di halaman 1dari 4

1.

Dysmenorrhea

 Definisi Dysmenorrhea

Dysmenorrhea diartikan sebagai kram perut bagian bawah yang

tidak nyaman, dimulai pada saat onset dari perdarahan menstrual dan

secara bertahap menurun dalam 12-72 jam setelahnya. Dysmenorrhea

dapat berhubungan dengan mual, diare, kelelahan, dan sakit kepala,

dimana terjadi pada saat awal dari pembentukan siklus ovulasi yang

teratur. (Hall, 2012)

 Gejala dan Faktor Resiko Dysmenorrhea

Kram pada bagian perut bawah merupakan gejala dysmenorrhea

yang paling umum, namun pada kebanyakan remaja juga menderita gejala

menstruasi lainnya seperti sakit kepala dan muntah (Lihat tabel 1).

Gejala biasanya terjadi pada bersamaan dengan awal dari menstruasi,

beberapa jam sebelum atau beberapa jam setelah onset dari perdarahan

menstruasi, dan berakhir pada 24-48 jam pertama onset dari

menstruasi. Keparahan dari dysmenorrhea berkorelasi secara positif

dengan menarche dini dan dengan peningkatan dari durasi serta jumlah

dari perdarahan menstruasi (Harel, 2006).

Tabel 1. Gejala-gejala yang mungkin terjadi pada kejadian


dysmenorrhea
 Kram  Diare
 Mual  Noda atau bercak pada
 Muntah wajah
 Kehilangan selera  Sakit pada perut
makan  Sakit atau tidak fit
 Sakit kepala secara umum
 Sakit punggung  Depresi
 Perasaan lemah  Iritabilitas
 Pusing  Gugup
 Flushing  Kurang tidur
 Rasa sakit pada kaki
Menurut studi yang dilakukan Jeon et al (2014), faktor –

faktor yang secara signiftikan berpengaruh pada keparahan

dysmenorrhea pada populasi remaja perempuan di Korea dan konsisten

dengan hasil studi sebelumnya adalah status hormonal, tingkat stress

yang tinggi, status kesehatan yang kurang baik, onset dysmenorrhea

yang langsung terjadi pada saat menstruasi pertama, durasi dari

menstruasi yang lebih panjang dari 8 hari, dan pola makan yang tidak

teratur.

 Insidensi Dysmenorrhea

Dysmenorrhea adalah keluhan ginekologi yang paling umum dan

penyebab utama dalam jangka pendek yang berulang, ketidakhadiran

kalangan remaja atau perempuan dalam aktivitas sekolah atau

pekerjaan (Harel, 2006). Meskipun prevalensi kejadian dysmenorrhea

cukup tinggi pada remaja dan individu dewasa muda, akan tetapi

banyak dari mereka yang tidak berusaha mencari solusi secara medis

atau mencari tahu saran-saran apa saja yang sebaikknya dilakukan.

Dalam suatu studi, mayoritas (sekitar 98%) dari remaja

menggunakan metode non-farmakologis dalam mengobati dysmenorrhea,

seperti penggunaan terapi panas, istirahat pada umumnya, dan

intervensi paliatif lainnya, dimana efektifitas (proporsi dari

keberhasilan terapi-terapi tersebut) hanya sekitar 40% atau kurang

(Harel, 2006).

 Jenis-jenis Dysmenorrhea

Menurut Hall (2012), jenis dari dysmenorrhea dibagi menjadi 2,

yaitu dysmenorrhea primer dan dysmenorrhea sekunder.

I. Dysmenorrhea Primer

 Definisi Dysmenorrhea Primer


Dysmenorrhea primer didefinisikan sebagai nyeri menstrual pada

wanita sehat dengan sturktur panggul yang normal dan ovulasi yang

teratur. Biasanya kejadiannya dimulai pada masa remaja dengan onset

antara 6 sampai 12 bulan setelah menstruasi pertama. Dysmenorrhea

primer juga digambarkan sebagai nyeri kram panggul sebelum atau

selama periode menstruasi (French cit Lu, 2005)

Gejala yang dilaporkan pada umumnya adalah nyeri kejang di

perut bagian bawah, dan beberapa remaja juga dilaporkan mendapatkan

gejala seperti gangguan gastrointestinal hingga pingsan (McEvoy,

Chang, & Coupey cit Lu, 2004)

II. Dysmenorrhea Sekunder

 Definisi Dysmenorrhea Sekunder

Dysmenorrhea sekunder merupakan jenis dysmenorrhea yang

dihasilkan oleh kondisi patologis termasuk endometriosis,

salpngitis, anomaly kongenital dari sistem reproduksi, atau kondisi

patologis dari organ pelvis lainnya (French cit Lu, 2005; McEvvoy,

Chang, & Coupey cit Lu, 2004).

 Penilaian Intensitas Nyeri Dysmenorrhea

Penilaian intensitas nyeri dysmenorrhea yang akan direncanakan

pada penelitian kali ini adalah dengan menggunakan Skala Penilaian

Numerik (Numeric Rating Scale (NRS)) Penilaian ini banyak dilakukan

pada penelitian terhadap intensitas nyeri baik di Indonesia maupun

di mancanegara. Menurut Hawker et al (2011), NRS adalah suatu skala

berjenis ordinal yang digambarkan dalam suatu garis mendatar

(horizontal) dengan titik-titik ukuran yang memiliki rentang dari 0


hingga 10, dimana rentang tersebur menyatakan intensitas nyeri yang

dialami. Pengisian NRS ini dilakukan secara subjektif oleh subjek

penelitian, dimana pada setiap skalanya memiliki keterangan terhadap

gejala, tingkat aktivitas, dan lain sebagainya untuk menyamakan

persepsi terhadap nilai suatu skor pada NRS tersebut. NRS sering

dikombinasikan dengan penggunaan Skala Analog Visual (Visual

Analogue Scale(VAS)), dimana secara bentuk dan cara pengukuran

memiliki cukup banyak kemiripan, sehingga dalam karegorisasi nilai

juga dapat dikombinaskan.

Menurut Nur Cahyono (2011) untuk nyeri pada dysmenorrhea

dibagi dalam 3 kategori sesuai dengan nilai atau skor yang dipilih:

- 0 : Tidak mengalami dysmenorrhea

- 1-3 : Mengalami dysmenorrhea ringan

- 4-6 : Mengalami dysmenorrhea sedang

- 7-10 : Mengalami dysmenorrhea berat

Anda mungkin juga menyukai