Anda di halaman 1dari 7

Nama: mohammad ainun aufi fillah

Nim : 204105030011

Kelas: akuntansi 2

Tugas uas peradapan islam

1. Lima tahun setelah runtuhnya Umayyah yang berpusat di Damaskus, Suriah, Abdurrahman I
yang bergelar Al- Dakhil berhasil mendirikan Kekhalifahan Umayyah baru di daratan
Eropa.Kekhalifahan baru ini bahkan mampu mengimbangi kejayaan Dinasti Abbasiyah,
khususnya dalam bidang sains dan teknologi. Kemilau sains dan teknologi di wilayah
kekuasaan Dinasti Umayyah Andalusia berawal dari zaman kekuasaan Abdurrahman Al-
Aushat. Menurut Ahmad Syalabi, Abdurrahman Al-Aushat dikenal sebagai pemimpin yang
cinta ilmu pengetahuan.
Sebagai Amir yang berkuasa di Cordoba—ibu kota pemerintahan Umayyah Spanyol—Al-
Aushat mengundang para ahli dari dunia Islam untuk bertandang ke negeri yang
dipimpinnya. Sejak itulah, aktivitas ilmu pengetahuan mulai menggeliat di Spanyol Muslim.
Sains dan teknologi kian berkembang pesat ketika Dinasti Umayyah di Spanyol dipimpin
Abdurrahman III yang bergelar An-Nasir.Ia adalah penguasa pertama di Spanyol yang
mendeklarasikan diri sebagai Khalifah pada 929 M. Pada periode inilah peradaban Islam di
Spanyol berhasil mengimbangi, bahkan menyaingi kehebatan Kekhalifahan Abbasiyah yang
berpusat di kota Baghdad, Irak. Spanyol pun menjelma menjadi negara yang subur dan
makmur di masa kekuasaan Dinasti Umayyah. Pada masa kepemimpinan Abdurrahman III, di
pusat pemerintahan berdiri Universitas Cordoba. Menurut Sejarawan Said Al- Andalusi, sang
Khalifah juga mendirikan perpustakaan megah dengan koleksi buku yang sangat melimpah.
Ia menempatkan para sarjana kedokteran dan ilmu pengetahuan lainnya dalam posisi yang
tinggi serta terhormat.Saat itu, kota Cordoba dikenal sebagai salah satu pusat ilmu
kedokteran dan filsafat berpengaruh di dunia, setelah Baghdad. Dukungan para penguasa itu
telah mendorong ilmu pengetahuan serta teknologi berkembang begitu pesat di
Kekhalifahan Umayyah Spanyol.Sederet ilmuwan penting dan terkemuka bermunculan di
Spanyol Muslim. Mereka mengembangkan beragam ilmu pengetahuan, seperti astologi,
astronomi, kedokteran, anatomi, optik, farmakologi, psikologi, ilmu bedah, zoologi, biologi,
botani, mineralogi, metalurgi, sosiologi, hidrostatik, filsafat, puisi, musik, navigasi, sejarah,
arsitektur, geografi, fisika, matematika, serta kimia.

2. Islam Nusantara merupakan paham Islam yang substansi dan implementasinya terjadi di
wilayah Nusantara dalam bentuk pertautan antara wahyu dan budaya Nusantara, yang
menjadikan Islam Nusantara memiliki nuansa khas Nusantara. Sedangkan definisi kedua
menyatakan bahwa Islam Nusantara merupakan Islam yang mempunyai karakter Indonesia,
hasil interaksi nilai-nilai Islam teologis dengan tradisi Indonesia. Definisi kedua
mempersempit ruang lingkupnya menjadi hanya wilayah Indonesia, lebih sempit dari
pengertian pertama yang menyebut bumi Nusantara di mana tidak turut dijelaskan batasan
Nusantara itu mencakup wilayah mana saja.

Pro dan kontra soal Islam Nusantara juga terjadi di media sosial. Pihak yang pro berjuang
keras menggunakan penalarannya dalam beragumentasi agar Islam Nusantara dapat
diterima semua kalangan. Semantara pihak yang kontra berusaha menyerang dan
mematahkan semua argumen yang dibangun pihak pro Islam Nusantara. Tuduhan pihak
kontra terasa agak ambigu dengan mencurigai gagasan Islam Nusantara merupakan produk
Barat.

3. Peradaban Islam muncul dari al-Qur’an, kitab yang menjadi pedoman hidup umat Islam. ...
Peradaban yang mempunyai pengertian agama, memiliki prinsip-prinsip ibadah dan hidup di
masyarakat berdasarkan aturan syariat Islam.Dalam Islam, ilmu pengetahuan memiliki
landasan yang kokoh melalui al-Qur’ān dan Sunnah; bersumber dari alam fisik dan alam
metafisik; diperoleh melalui indra, akal, dan hati/intuitif. Cakupan ilmunya sangat luas, tidak
hanya menyangkut persoalan-persoalan duniawi, namun juga terkait dengan permasalahan
ukhrāwi.Pertama, prinsip ilmu pengetahuan yang paling dasar adalah metode mencari
kebenaran. ... Dalam dunia ilmiah, kebenaran jugalah yang dicari, bukan semata publikasi
penelitian demi gengsi seorang ilmuwan. Kedua, ilmu pengetahuan adalah metode mencari
kebenaran, bukan sumber kebenaran mutlak. Mempelajari ilmu.
Tidak menyembunyikan ilmu.
Mengamalkan ilmu.
Menjaga diri dari mengaku sebagai orang berilmu.
Tidak meremehkan dan mengabaikan ilmu.
Tidak mempelajari ilmu untuk kebanggaan.
Mempelajari ilmu untuk diajarkan.
Meringankan langkah dalam menuntut ilmu.

4. Perkembangan Dinasti Bani Abbasiyah. Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung cukup
lama, dari tahun 750–1258 M. Puncak popularitas dinasti ini berada pada zaman Khalifah
Harun al-Rasyid (786-809 M) dan putranya al-Ma’mun (813-833 M). Bani Abbasiyah adalah
sekelompok orang yang memiliki keturunan dengan Nabi Muhammad melalui jalur paman
nabi yang bernama Al-Abbas bin Abdul Muththalib ibn Hasyim. Kelompok ini kemudian
membentuk khilafah dan menggantikan Dinasti Umayyah pasca keruntuhannya pada tahun
750 Masehi.Proses berdirinya Dinasti Abbasiyah dilatar belakangi runtuhnya Dinasti
Umayyah dan pemikiran tentang siapa yang lebih berhak memimpin Umat Islam setelah
Rasulullah SAW meninggal dan para sahabatnya. Runtuhnya Dinasti Bani Umayyah di
sebabkan oleh usaha Kaum Alawiyun atau Bani Hasyim sebagai keturunan yang nasabnya
lebih dekat dengan Rasulullah SAW. Mengklaim lebih berhak memimpin kekhalifahan Islam
dari pada dinasti bani umayyah (keluarga Umayyah.
Berikut daftar khalifah Daulah Abbasiyah yang berhasil mencapai puncak kejayaan:
Al-Mansur atau Abu Ja’far al Manshur.
Al-Mahdi.
Harun Al-Rashid.
Al-Ma’mun.
Al-Mu’tasim.
Al-Wathiq.
Al-Mutawakkil
macam perkembangan ilmu pengetahuan pada masa bani abbasiyah dan bidang apa saja
Ilmu kedokteran.
ilmu filfasat.
Ilmu penerbangan.
Ilmu matematika.
ilmu kimia.
Ilmu optik.
Ilmu musik

5. Peradaban bangsa Arab pra-Islam, yang disebut periode Jahiliyah, adalah bukti dari adanya
sebuah kebudayaan Arab yang mendahului datangnya kebudayaan Islam. Periode tersebut
menyaksikan puncak sebuah peradaban tersendiri di kawasan antara kedua imperium
Byzantium dari Asia Kecil dan imperium Sasan dari Persia. Sebagai kawasan yang terjepit
antara dan harus melayani kepentingan keduanya, peradaban Arab telah melahirkan
bangunan kebudayaannya sendiri. Kebudayaan tersebut telah mengambil unsur-unsur
kebudayaan kedua imperium itu maupun dari kebudayaan-kebudayaan lain yang telah
berkembang di kalangan “bangsa-bangsa lama” yang menduduki daerah sekitarnya, seperti
kebudayaan Yahudi, kebudayaan wilayah Mesopotamia (bekas-bekas peninggalan bangsa
Sumeria maupun Akkadia dari era Babylonia hingga Assyiria), kebudayaan Mesir maupun
kebudayaan Cristo-Graeco yang berkembang dengan nama kebudayaan Syriac (Assiryaniyah)
di wilayah yang kemudian dikenal dengan nama Arab al-Sham (the Fertile Crescent). Di ujung
selatan jazirah Arabia sendiri berkembang peradaban Yaman Selatan, baik yang dibawakan
oleh bangsa-bangsa Arab Saba maupun Himyar, maupun yang dibawakan oleh penjajahan
Ethiopioa atas wilayah itu menjelang datangnya agama Islam.

6. Khulafaur Rasyidin adalah kekhalifahan pertama yang berdiri setelah wafatnya Nabi
Muhammad pada 632 masehi.Khulafaur Rasyidin berjumlah empat khalifah, yaitu Abu Bakar
Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.Pada masa
kepemimpinannya, Khulafaur Rasyidin memberi kontribusi besar dalam peradaban
IslamvPara khalifah yang berkuasa selalu menerapkan nilai-nilai ajaran Islam dalam
kepemimpinannya dan mereka dikenal mempunyai perilaku terpuji yang patut diteladani
umatnya.Pada masa kejayaannya, Kekhalifahan Rasyidin membentang dari Jazirah Arab,
Levant, Kaukasus, sebagian Afrika Utara, dataran tinggi Iran, dan Asia Tengah MASA
Khulafaur Rasyidin ini tidak lebih dari tiga puluh tahun. Masa mereka menjadi sangat
istimewa karena mengikuti manhaj Rasulullah secara sempurna sesuai dengan jalan lurus
yang Allah ridhai untuk hamba-hambaNya. Dengan demikian, masa ini dianggap sebagai
gambaran paling tepat bagi pelaksanaan hukum Islam dan pemerintahan Islam. Tentu saja
gambaran cara pemerintahan mereka itu wajib dijadikan sebagai contoh teladan bagi setiap
penguasa yang menginginkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Juga bagi mereka yang
menginginkan kebahagiaan untuk rakyatnya.Pada masa ini peredaban Islam mencapai
puncak yang sebenarnya. Maksudnya adalah peradaban manusia yang berakar pada akidah
yang berusaha untuk melahirkan manusia-manusia yang bahagia.Pada masa itu manusia
telah memperoleh kebahagiaan yang sempurna. Mereka mendapat perlakuan yang adil,
persamaan, keamanan, rasa tentram, dan memperoleh segala kebutuhan asasi
mereka.Diakhir masa pemerintahan mereka, muncul fitnah yang menimpa kaum muslimin.
Fitnah ini telah memecah mereka kepada beberapa kelompok dan sakte yang hingga
sekarang terus berlangsung.
7.
WACANA
 Home
 Blog
 Wacana
 Islam Nusantara, Why Not?

Islam Nusantara, Why Not?


 CategoriesWACANA

Bagikan






Oleh: Roudhotul Jannah


(Santri PESMA Munawir Sjadzali Fakultas Syariah IAIN Surakarta. Prodi Hukum Keluarga
Islam, roudhotul.jannah11@gmail.com)
Istilah Islam Nusantara sempat menimbulkan kehebohan tersendiri di tengah masyarakat
Indonesia. Beberapa kalangan mengemukakan pendapatnya tentang Islam Nusantara. Ada
yang menganggapnya sebagai agama Islam yang berkembang di Indonesia dan itu sah-sah
saja. Ada pula yang berpendapat bahwa Islam Nusantara sejatinya tidak ada, mengingat Islam
itu hanya satu dan tidak berlaku istilah Islam Nusantara ataupun jenis Islam lainnya.

Beberapa pemikir Muslim mengemukakan gagasan mereka. “Islam Nusantara ialah paham
dan praktek keislaman di bumi Nusantara sebagai hasil dialektika antara teks syariat dengan
realitas budaya setempat.” (Muhajir dalam Sahal & Aziz, 2015: 67). “Islam Nusantara adalah
Islam yang khas ala Indonesia, gabungan nilai Islam teologis dengan nilai-nilai tradisi lokal,
budaya, adat istiadat di tanah air.” (Bizawie dalam Sahal & Aziz, 2015: 239).

Definisi pertama menjelaskan bahwa Islam Nusantara merupakan paham Islam yang
substansi dan implementasinya terjadi di wilayah Nusantara dalam bentuk pertautan antara
wahyu dan budaya Nusantara, yang menjadikan Islam Nusantara memiliki nuansa khas
Nusantara. Sedangkan definisi kedua menyatakan bahwa Islam Nusantara merupakan Islam
yang mempunyai karakter Indonesia, hasil interaksi nilai-nilai Islam teologis dengan tradisi
Indonesia. Definisi kedua mempersempit ruang lingkupnya menjadi hanya wilayah
Indonesia, lebih sempit dari pengertian pertama yang menyebut bumi Nusantara di mana
tidak turut dijelaskan batasan Nusantara itu mencakup wilayah mana saja.

Pro dan kontra soal Islam Nusantara juga terjadi di media sosial. Pihak yang pro berjuang
keras menggunakan penalarannya dalam beragumentasi agar Islam Nusantara dapat diterima
semua kalangan. Semantara pihak yang kontra berusaha menyerang dan mematahkan semua
argumen yang dibangun pihak pro Islam Nusantara. Tuduhan pihak kontra terasa agak
ambigu dengan mencurigai gagasan Islam Nusantara merupakan produk Barat.

Pihak kontra meyakini bahwa Islam itu hanya satu, yaitu Islam yang diajarkan Nabi
Muhammad SAW. Islam tidak bisa diberikan julukan berdasarkan metode pendekatan
maupun kawasan seperti Islam Nusantara. Islam dengan ciri khas seperti Islam Nusantara
dipandang negatif dan diyakini hal itu salah. Di mata mereka, kelompok pro Islam Nusantara
dianggap sebagai ahli bid’ah, karena berbeda dengan Islam ideal dalam pandangan mereka.
Islam Nusantara, menurut mereka, tidak lagi murni karena dimasuki paham dari luar.

Pihak pro, di sisi lain, mendapat dukungan dari para pemikir Muslim. Dalam kesimpulan
mereka, Islam memang satu namun ekspresinya beragam. Islam Nusantara menunjukkan
ekspresi karakteristik Islam Indonesia yang khas dan tidak dimiliki Islam di belahan bumi
lain. 

Anda mungkin juga menyukai