Anda di halaman 1dari 4

Nama : Sholiman Akbar

Nim : H1A119336

Kelas : F

Mata Kuliah : Metode Penulisan Hukum

A. Latar Belakang
Anak adalah karunia yang terbesar bagi keluarga, agama, bangsa, dan negara.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah penerus cita-cita bagi kemajuan
suatu bangsa. Hak asasi anak dilindungi di dalam Pasal 28 (B)(2) UUD 1945 yang
berbunyi setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Perumusan tentang pengertian anak sangat beragam dalam berbagai undang-
undang. Pengertian tersebut tidak memberikan suatu konsepsi tentang anak tersebut,
melainkan perumusan tersebut merupakan pembatasan-pembatasan saja. Tetapi walaupun
demikian, sebelum menguraikan pengertian anak menurut Undang-Undang No. 11 tahun
2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, dalam skripsi ini akan di berikan beberapa
pengertian tentang anak. “Anak merupakan generasi penerus bangsa dan penerus
perjuangan pembangunan yang ada. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang
Maha Esa yang senantiasa kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat dan
hak-hak sebagai manusia yang harus di junjung tinggi.
Adapun berapa batasan umur anak mengenai anak menurut beberapa Undang-
Undang, yaitu :
1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ( KUHPer )
Dalam hukum perdata, pengertian anak lebih di tegaskan dengan pengertian
“kebelumdewasaan”, sebagaimana tertera dalam KUHPer Pasal 330 yang berbunyi :
“Yang belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap dua puluh
satu tahun dan tidak kawin sebelumnya’’
2. Undang-Undang Republik Indonesia No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan
Pasal 7 ayat 1 menegaskan “ Perkawinan hanya di izinkan bila pihak pria
mencapai umur 19 ( Sembilan belas ) tahun dan pihak wanita mencapai usia 16
( enam belas ) tahun.” Jadi anak menurut Undang- undang ini ialah seorang pria yang
belum mencapai umur 19 tahun dan wanita yang belum mencapai umur 16 dan belum
pernah melangsungkan perkawinan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak

Pasal 1 angka 2 menjelaskan yang dimaksud dengan anak yaitu “Anak adalah
seseorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah
kawin.”
4. Undang – Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Pasal 1 angka 1 menegaskan “Anak adalah seeorang yang berusia 18 ( delapan
belas ) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.”
5. Undang – Undang Republik Indonesia No.11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak
Pasal 1 angka 3 yaitu menegaskan “Anak yang berkonflik dengan hukum yang
selanjutnya disebut anak adalah anak yang telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi
belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang diduga melakukan tindak pidana.”

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), anak adalah keturunan


kedua. Dalam konsideran UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dikatakan
bahwa anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dlam dirinya
melekat harkat dan martabat sebagai menusia seutuhnya, lebih lanjut dikatakan bahwa
anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa,
memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin
kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan. Oleh karena itu agar setiap
anaka kelak mampu memikul tanggung jawab tersebut, maka ia perlu mendapat
kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik
fisik, mental maupun sosial, dan berakhlak mulia, perlu dilakukan upaya perlindungan
serta untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap
pemenuhan hakhaknya serta adanya perlakuan tanpa diskriminasi.

Anak adalah generasi penerus yang akan datang. Baik buruknya masa depan
bangsa tergantung pula pada baik buruknya kondisi anak saat ini. Berkaitan dengan hal
tersebut, maka perlakuan terhadap anak dengan cara yang baik adalah kewajiban kita
bersama, agar ia bisa tumbuh berkembang dengan baik dan dapat menjadi pengemban
risalah peradaban bangsa ini.2 Anak harus dididik secara baik karena anak merupakan
individu yang belum matang baik secara fisik, mental maupun sosial. Karena kondisinya
yang rentan, tergantung dan berkembang, anak dibandingkan dengan orang dewasa lebih
beresiko terhadap tindak eksploitasi, kekerasan, penelantaran, dll.

Anak perlu mendapat pelindungan dari dampak negatif perkembangan


pembangunan yang cepat, arus globalisasi di bidang komunikasi dan informasi, kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta perubahan gaya dan cara hidup sebagian orang tua
yang telah membawa perubahan sosial yang mendasar dalam kehidupan masyarakat yang
sangat berpengaruh terhadap nilai dan perilaku anak. Penyimpangan tingkah laku atau
perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh anak, antara lain, disebabkan oleh
faktor di luar diri anak tersebut.
Keberadaan anak dalam tempat penahanan dan pemenjaraan bersama orang
dewasa, menempatkan anak-anak pada situasi rawan menjadi korban berbagai tindak
kekerasan. Perlindungan anak dapat dilakukan secara langsung maupun secara tidak
langsung. Secara langsung, maksudnya kegiatan tersebut langsung ditujukan kepada anak
yang menjadi sasaran penanganan langsung. Kegiatan seperti ini, antara lain dapat berupa
cara melindungi anak dari berbagai ancaman baik dari luar maupun dari dalam dirinya,
mendidik, membina, mendampingi anak dengan berbagai cara, mencegah kelaparan dan
mengusahakan kesehatannya dengan berbagai cara, serta dengan cara menyediakan
pengembangan diri bagi anak. Sedangkan yang dimaksud dengan perlindungan anak
secara tidak langsung adalah kegiatan yang tidak langsung ditujukan kepada anak,
melainkan orang lain yang terlibat atau melakukan kegiatan dalam usaha perlindungan
terhadap anak tersebut.

Berdasarkan uraian diatas maka aparat dan polisi sebagai penegak hukum dalam
upaya penanggulangan anak perlu mendapat pelindungan dari dampak negatif
perkembangan pembangunan yang cepat, arus globalisasi di bidang komunikasi dan
informasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta perubahan gaya dan cara
hidup sebagian orang tua yang telah membawa perubahan sosial yang mendasar dalam
kehidupan masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap nilai dan perilaku anak. Oleh
karena itu penulis mengangkat judul ‘’ Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam
Mengahadapi Dampak Negatif Perkembangan Pembangunan yang Cepat, Arus
Globalisasi di Bidamg Informasi dan Komunikasi , Kemajuan Ilmu Tekonolgi, serta
Perubahan Gaya Hidup’’

B. Rumusan Masalah
Penulis akan membatasi permasalahan yang diteliti dengan harapan dalam
pembahasan dapat dilakukan secara tuntas serta tidak menyimpang dari pokok
perrmasalahan yang diteliti. Maka dari itu penulis akan memberikan pembatasan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Mengahadapi Dampak
Negatif Perkembangan Pembangunan yang Cepat, Arus Globalisasi di Bidamg
Informasi dan Komunikasi , Kemajuan Ilmu Tekonolgi, serta Perubahan Gaya
Hidup ?
2. Bagaimana peran para penegak hukum terhadap Anak Dalam Mengahadapi
Dampak Negatif Perkembangan Pembangunan yang Cepat, Arus Globalisasi di
Bidamg Informasi dan Komunikasi , Kemajuan Ilmu Tekonolgi, serta Perubahan
Gaya Hidup ?
3. Bagaimana realita Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Mengahadapi
Dampak Negatif Perkembangan Pembangunan yang Cepat, Arus Globalisasi di
Bidamg Informasi dan Komunikasi , Kemajuan Ilmu Tekonolgi, serta Perubahan
Gaya Hidup ?

Anda mungkin juga menyukai