Anda di halaman 1dari 25

Tugas : Metode Penulisan Hukum

Tinjauan yuridis aturan gubernur kendari nomor 443/4724/2020 studi kasus

kedatangan presiden dalam meresmikan jembatan teluk kendari.

NAMA : WAWAN ADIARTA

NIM : H1A119118

JURUSAN ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HALU OLEO


KATA PENGANTAR

Ucapan puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah

kami memuji dan bersyukur, meminta ampunan dan kami meminta pertolongan. Tidak lupa

Shalawat dan salam kami haturkan untuk junjungan nabi kita, Nabi Muhammad SAW yang

telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah

pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna yang merupakan

satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Dengan pertolongan-Nya, puji syukur, akhirnya saya mampu menyelesaikan makalah Mata

Kuliah metode penulisan hukum. Dan saya menyadari dengan sepenuh hati bahwa terdapat

ketidak sempurnaan atau kekurangan dalam penulisan ini

Oleh karena itu, saya sangat meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk

materi evaluasi saya mengenai penulisan profosal berikutnya. Akhir kata, saya berharap

semoga profosal ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

KENDARI, 14 APRIL 2022

PENYUSUN
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................

KATA PENGANTAR...........................................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah........................................................................................................

Rumusan Masalah..................................................................................................................

Bagaimana Eksistensi peraturan Gubernur nomor 443/4724/2020 terhadap kedatangan

presiden Joko Widodo dalam meresmikan jembatan teluk Kendari

Tujuann Dan Manfaat ...........................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Pustaka..............................................................................................................

2.2 Pembahasan......................................................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................................................

3.2 saran.................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belangkang

Suatu kenyataan hidup bahwa manusia itu tidak sendri, manusia hidup berdampingan,

bahkan berkempok kelompok dan sering mengadakan hubungan antar sesamanya. Hubungan

itu terjadi berkenaan dengan tujuan dan kebutuhan hidup manusia itu sendri. Kalau dalam

saat bersamaan kedua manusia kedua manusia ingin memenuhi kebutuhan yang sama, satu

objek yang sama, dalam hal ini keduannya tidak mau mengalah maka bentrokan tidak akan

terhindarkan di antara kedua nya, hal hal semacam itu sebenarnya akibat dari tingkah dalam

hal naluri manusia yang ingin hidup bebas, namun dalam kebebasan tersebut tak dapat di

terapkan di kehidupan berbangsa juga bernegara karena prinsip kebebasan manusia hanya

boleh di aktulisasikan apabila manusia tersebut hidup dalam kesendirian. Bagaimana tidak

kebebasannya telah menggangu dan menghalangi kebebasan orang lain. Olehnya itu perlu

ada aturan hukum untuk mengendalikan dan menciptakan hidup adil dan makmur. Hukum

adalah alat atau sarana yang berupa Peraturan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis

yang di buat oleh badan badan resmi atau pejabat yang berwenang untuk mengatur dan

menjaga ketertiban guna mencapai suatu masyarakat yang berkeadilan dalam

menyelenggarakan kesejahteraan sosial yang berupa peraturan peraturan yang bersifat

memaksa dan memberikan Sanksi bagi yang melanggarnya baik itu untuk mengatur

masyarakat maupun aparat pemerintah sebagai penguasa.


Defenisi hukum menurut para ahli :

a.Muchsin dan Fadillah putra,

Hukum adalah Alat atau sarana untuk mengutur dan menjaga ketertiban guna

mencapai suatu masyarakat yang berkeadilan Dalam menyelenggarakan kesejahteraan sosial

Yang berupa peraturan peraturan yang bersifat Memaksa dan memberikan Sanksi bagi yang

melanggarnya, baik itu untuk mengatur masyarakat maupun Aparat pemerintah Sebagai

Penguasa.

b. J.C.T.Simorangkir dan Woerjono

Hukum Itu adalah peraturan peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan

tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang di buat oleh badan badan resmi

yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan peraturan tadi berakibat di ambilnya

tindakan, yaitu dengan hukuman tertentu.

c. Tri Mulyani S.Pd.S.H M.H

Hukum adalah alat atau sarana yang berupa Peraturan peraturan baik tertulis maupun

tidak tertulis yang di buat oleh badan badan resmi atau pejabat yang berwenang untuk

mengatur dan menjaga ketertiban guna mencapai suatu masyarakat yang berkeadilan dalam

menyelenggarakan kesejahteraan sosial yang berupa peraturan peraturan yang bersifat

memaksa dan memberikan Sanksi bagi yang melanggarnya baik itu untuk mengatur

masyarakat maupun aparat pemerintah sebagai penguasa.

Unsur unsur hukum

a. Peraturan yang di buat oleh pihak yang berwenang

b.Tujuannya mengatur dan menjaga ketertiban dalam kehidupan masyarakat


c. Mempunyai kekuatan memerintah dan melarang

d. Bersifat memaksa

e. Memberikan Sanksi

Fungsi dan tujuan hukum

Fungsi hukum yaitu sebagai alat pemelihara ketertiban dan keamanan dalam

masyarakat, sebagai sarana penegak keadila. Sedangkan tujuan hukum adalah mengatur

masyarakat agar bertindak tertib dalam pergaulan hidup secara damai.

Sistem konstitusi atau sistem hukum dasar merupakan dasar penyelenggaraan

pemerintahan negara Indonesia, yang secara formalnya diatur dalam UUD 1945. Bentuk‐

bentuk formal yang diatur dalam UUD 1945 tersebut, menurut Azhari meliputi susunan dan

kedudukan pemerintah, hak dan kewajiban pemerintah, dan pengawasan terhadap pemerintah

Penjelasan Umum Bagian III UUD 1945 mengatakan bahwa Undang‐Undang Dasar

menciptakan pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan dan pasal‐pasalnya. Pokok‐

pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatinan dari Undang‐Undang Dasar

NegaraIndonesia. Pokok‐pokok pikiran ini mewujudkan cita‐cita hukum(rechtsidee) yang

menguasai hukum dasar negara, baik hukum yangtertulis (Undang‐Undang Dasar) maupun

hukum yang tidak tertulis.Pokok‐pokok pikiran tersebut menurut Azhari adalah Pancasila.

Dengan demikian Pancasila mewujudkan cita‐cita hukum atau menguasai hukum dasar

negara tertulis maupun tidak tertulis.Oleh karena itu UUD 1945 sebagai hukum dasar

tertinggi negara Indonesia tidak boleh bertentangan dengan Pancasila, akan tetapi harus

bersumber dari Pancasila. Artinya Pancasila merupakan sumber hukum yang paling tinggi

dari segala sumber hukum dalam negara Indonesia, indonesia adalah negara hukum yang

kemudian itu tertuang dalam undang undang dasar 1945 pasal 1 ayat 3 bahwasannya

Indonesia adalah negara hukum, berdasarkan negara hukum tersebut maka dapat di tegaskan
dalam uraian sebagai berikut. persamaan dalam hukum (equality before the law). Unsur ini

secara jelas dimuat dalam Pasal 27 ayat (1), yaitu: ʺSegala warga negara bersamaan

kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan

pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinyaʺ.Unsur persamaan dalam hukum tersebut,

menurut Azhari lebih demokratis dibandingkan dengan konsep rule of law Anglo Saxon.

Karena Pasal 27 ayat (1) tersebut bukan hanya menjamin persamaan kedudukan dalam

hukum saja, tetapi juga persamaan hak dan kewajiban dalam politik, sosial dan budaya.

Sedangkan dalam konsep rule of law hanya dijamin equality before the law saja, bahwasanya

persamaan kedudukan tersebut adalah salah satu asas penting dalam negara hukum modern.

Dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 1 , berarti bahwa tidak ada satupun pembeda kelas dalam hal

hukum, persoalan hukum adalah persoalan antara benar dan salah nya seseorang bukan lagi

pada siapa orang yang kemudian melakukan perbuatan melawan hukum. Presiden, gubernur,

walikota, bupati ataupun kepala desa sebagai pejabat negara dalam hal hukum tanpa

terkecuali sebagai aktualisasi pasal 27 ayat 1 tentang persamaan kedudukan di hadapan

hukum.

Maka berangkat dari hal tersebut banyak nya pelanggaran pelanggaran yang terjadi

yang kemudian itu secara nyata melawan hukum baik pejabat negara maupun bukan pejabat

negara dalam hal ini masyarakat secara umum baik kebijakan pusat maupun kebijakan

daerah.Seperti yang kita ketahui bersama bahwasanya pada tahun 2019 di wilayah Indonesia

telah di hebohkan dengan adanya penyakit atau virus yang sangat mematikan, sehingga

pemerintah antusias dalam menggulangi agar penyakit atau pun virus tersebut tidak lagi

memakan korban yang banyak akibat berbahayanya virus tersebut. penyakit menular ataupun

virus ini di kenal dengan sebutan Covid 19 .Covid 19 adalah penyakit menular yang di

sebabkan oleh jenis corona virus yang baru di temukan. Virus atau panyakit baru ini berasal
dari wuhan, tiongkok, desember 2019. Yang kemudian sekarang menjadi virus yang sangat

berbahaya yang terjadi seluruh dunia khususnya di indonesia. Penularan covid 19 dapat

terjadi melalui kontak langsung atau dekat dengan orang lain yang terinfeksi covid 19,

sedangkan gejala umum yang terinfeksi covid 19 yaitu demam , batuk, kelelahan, kehilangan

rasa ataupun bau. Virus ini sangat berbahya yang kemudian untuk wilayah indonesia sudah

banyak memakan korban karen virus ini menular baik melalui sentuhan ataupun tidak, baik

meliki gejala ataupun tidak ,covid 19 menyerang menulari siapa saja baik mreka yang rentan

penyakit dalam hal ini orang yang telah lanjut usia yang bahkan sampai ke pemuda sebagai

generasi bangsa yang melanjutkan tonggak perubahan.Pada tanggal 7 agustus 2018, presiden

Jokowi Dodo mengesahkan undang undang nomor 6 tahun 2018 tentang kekarantinaan

kesehatan, sebagai bentuk penanganan pada saat_saat tertentu dalam hal mendesak. oleh

karena berbahaya dan meninjau proses penyebaran covid 19 ini yang sangat cepat maka

presiden republik indonesia joko widodo mengeluarkan instruksi presiden no . 6 tahun 2020

sebagai aktualisasi dalam hal ini tindak lanjut dari UU tentang kekarantinaan kesehatan

tersebut, tentang peningkatan disiplin dan penegakan hukum dalam pencegahan dan

pengendalian covid 19 sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas pencegahan dan

pengendalian covid 19 di seluruh indonesia.

dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah yang menyebutkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas Daerah

provinsi dan Daerah provinsi itu dibagi atas Daerah kabupaten dan kota. Serta Pasal 3 ayat

(1) yang menyebutkan bahwa Daerah provinsi dan kabupaten/kota merupakan Daerah dan

masing-masing mempunyai Pemerintahan Daerah.Dengan dasar Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 jelaslah bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah

Provinsi dan daerah Provinsi dibagi atas Kabupaten dan Kota yang masing-masing
mempunyai pemerintahan daerah. Adapun masing-masing Pemerintahan Daerah berwenang

untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan menurut Asas Otonomi dan

Pembantuan.sebagai sebagai bentuk pengendalian covid 19 yang telah menyebar luas di

seluruh wilayah Indonesia, maka dengan adanya landasan tersebut maka menjadi keharusan

daerah daerah yang kemudian itu rentan dan bahkan telah terserang dari pada covid 19 ini

membuat kebijakan daerah terkait peningkatan disiplin dan penegakan hukum dalam upaya

mencegahan covid 19.Akibat dari pada penyebaran covid 19 yang sangat cepat maka sangat

mungkin daerah Sulawesi tenggara terkhusus kota Kendari dapat terjangkau dengan

cepat,sehingga Kondisi wilayah Sulawesi tenggara yang dalam hal ini kota Kendari pada

September 2020 tidak baik baik saja hal ini kemudian terlihat banyak korban meninggal

dunia akibat dari covid 19 tersebut, perlu kita ketahui bahwasanya wilayah Sulawesi tenggara

terkhusus kota Kendari adalah wilayah yang cukup padat penduduk nya sehingga sangat

mungkin penyebaran covid 19 kami berlangsung cepat apalagi kita ketahui bersama dalam

hal penularan covid 19 itu tidak memerlukan waktu lama hal ini karena bersentuhan dengan

seseorang yang Ter indikasi positiv covid 19 maka sangat besar kemungkinan akan tertular

pula. Maka tidak mengherankan ketika wilayah Sulawesi tenggara yang dalam singkat covid

19 meningkat secara pesat. Olehnya itu baik gubernur selawesi tenggara selalu pimpinan

eksekutiv tertinggi wilayah provinsi Sulawesi tenggara juga gubernur sebagai pimpinan

eksekutif wilayah Sulawesi tenggara melakukan upaya upaya untuk menekan dari peryebaran

covid 19 ini.Berdasarkan Kondisi wilayah Sulawesi tenggara secara umum dan wilayah kota

Kendari secara khusus tersebut, maka Gubernur Sulawesi tenggara mengeluarkan edaran

dalam bentuk kebijakan dalam hal aktualisasi dari pada keputusan presiden tentang

peningkatan peningkatan disiplin dan penegakan hukum dalam upaya menekan penyebaran

covid 19, kebijakan gubernur Sulawesi tenggara tersebut nomor 443/4724/2020 tentang

peningkatan pelaksaan protokol kesehatan dalam pencegahan penularan covid 19 hal ini
karena meningkatkan jumlah warga masyarakat yang terkonfirmasi positiv covid 19 , edaran

Gubernur ini di keluarkan pada tanggal 21 september 2020, hal yang kemudian di lakukan

oleh maupun walikota adalah tindak lanjut untuk menjadikan wilayah kota kendari terhindar

dari pandemi covid 19, yang di point' utamanya tentang pembatasan kegiatan masyarakat

dengan waktu tertentu juga dengan sanksi tertentu pula, larangan tersebut adalah hal hal yang

kemudian dapat menyebabkan ataupun mengundang dalam hal ini akibat dari pada aktivitas

tersebut menyebabkan keramaian orang, seperti demonstrasi dan lain sebagainya. kedatangan

presiden republik indonesia pada tannggal 22 oktober 2020 dalam rangka meresmikan

jembatan teluk kendari telah melanggar edaran gubernur selawesi tenggara.Yang dalam hal

ini telah mengundang keramaian, bagaimana tidak! kedatangan bapak presiden telah

mengundang mahasiswa, aktivifis untuk malakukan unjuk rasa atau demostrasi, akibat

kedatangannya pula telah membuat masyarakat Sulawesi tenggara terkhusus kota Kendari

untuk berjumpa langsung dan hadir dalam agenda peresmian jembatan tersebut dalam hal ini

keramaian pun tak dapat di hindarkan maka bapak presiden Joko Widodo secara tidak

langsung telah mengundang dari pada kematian itu sendri, seharus nya dalam keadan

pandemi seperti ini bapak presiden harus lebih patuh sebagai pucuk pimpinan republik

Indonesia, sebagai contoh untuk seluruh masyarakat republik Indonesia, walaupun kemudian

bapak presiden hadir sebagai orang sehat yang dalam hal ini telah di uji kesehatannya tidak

teridentifikasi positiv covid 19 tetapi tindakan yang kemudian di lakukan ya menghadirkan

keramaian yang dapat menimbulkan penularan covid 19 lebih luas di seluruh masyarakat

yang ditelah hadir dalam agenda tersebut Di wilayah kota Kendari. Ini sangat mungkin

karena penyaberan covid 19 sangatlah mudah,di lain dari pada sangat mudah dalam hal

penyebaran kita mengenal bahwasanya orang normal pun bisa saja kemudian terindikasi

covid 19 sebagai orang tanpa gejala ( OTG ) maka kedatangan bapak presiden Joko Widodo
di samping telah melanggar edaran gubernur juga telah menyebabkan kesengsaraan bagi

orang banyak.

Bahwasanya edaran gubernur Sulawesi tenggara tersebut adalah bentuk kepedulian

dan keresahan bapak selaku bapak Gubernur dengan kondisi kota Kendari yang sedang tidak

baik baik saja, hal ini kemudian berdasarkan data, pasien yang Ter identifikasi covid 19

bertambah dari hari ke hari. jika kita meninjau kembali eksistensi edaran walikota dalam

upaya menekan perkembangan covid 19 dengan kedatangan bapak presiden yang dalam

kedangataaannya sebagai orang yang kemudian meresmikan jembatan teluk Kendari akan

terjadi kesenjangan perihal aturan, perihal asas hukum equality before the law, perihal pasal

27 ayat 1 tentang persamaan kedudukan di hadapan hukum,

B . Rumasan masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat di tarik sebuah permasalahan hukum yaitu

sebagai berikut :

Bagaimana Eksistensi peraturan Gubernur nomor 443/4724/2020 terhadap kedatangan

presiden Joko Widodo dalam meresmikan jembatan teluk Kendari

C. Tujuan dan manfaat penelitian

1. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah

a. mengetahui eksistensi peraturan walikota terhadap kedatangan presiden Jokowi dodo

dalam meresmikan jembatan teluk Kendari

b. mengetahui eksistensi tindakan presiden sebagai kepala negara dalam meresmikan

jembatan teluk Kendari di situasi pandemi covid 19


2. Manfaat

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat mengaplikasikan dan

mensosialisasikan teori yang telah diperoleh selama perkuliahan.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana pengetahuan mengenai

kewenangan otonomi daerah dalam mengambil sikap dalam bentuk kebijakan demi

tercapainya keamanan dan keselamatan warga masyarakat nya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan pustaka

Tinjauan yuridis aturan gubernur kendari nomor 443/4724/2020 studi kasus

kedatangan presiden dalam meresmikan jembatan teluk kendari.

a. Pendahuluan

Setelah bangsa ini mengalami peralihan masa orde baru ke orde reformasi tampak

adanya perkembangan dan pengembangan dalam kehidupan dan penghidupan masyarakat.

Dalam hal merealisasikan hal tersebut maka di butuhkan untuk membatasi tingkah laku dan

langkah gerak manusia itu sendri agar kehimudian tercipta kehidupan aman dan tentram.

Maka lahirlah dengan pesat aturan hukum yang kemudian wajib di taati untuk seluruh

masyarakat Indonesia. bahwa hukum adalah serangkaian aturan aturan yang di buat oleh

pihak yang berwenang untuk mengatur masyarakat juga aparat pemerintahan.

Ernst Utrecht adalah seorang pakar hukum asal Indonesia, mengutip dari buku Dasar-Dasar

Ilmu Hukum (2000) karya Prof. Chainur Arrasjid 1menyatakan bahwa hukum menurut Ernest

Utrecht adalah:

“Hukum adalah himpunan petunjuj hidup (perintah atau larangan) yang mengatur tata

tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang

1
Ernst Utrecht adalah seorang pakar hukum asal Indonesia, mengutip dari buku Dasar-Dasar Ilmu Hukum
(2000) karya Prof. Chainur Arrasjid
Imannuel kant “Hukum adalah keseluruhan syarat berkehendak bebas dari orang untuk dapat menyesuaikan
dengan kehendak bebas dari orang lain, dan mengikuti peraturan tentang kemerdekaan
seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat dan jika dilanggar dapat menimbulkan tindakan

dari pihak pemerintah dari masyarakat itu”

Imannuel kant “Hukum adalah keseluruhan syarat berkehendak bebas dari orang

untuk dapat menyesuaikan dengan kehendak bebas dari orang lain, dan mengikuti peraturan

tentang kemerdekaan”Dilansir dari Stanford Encyclopedia of Philosophy, Kant berpandangan

manusia tergerak untuk bertindak di bawah hukum yang merupakan standar otoritatif dan

mengikat secara perasaan yang mirip dengan kekaguman dan ketakutan.

Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar

rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,dalam konsep negara hukum pemerintah

mempunyai kewenangan untuk membuat kebijakan dan pelayanan untuk kesejahteraan dalam

masyarakat secara umum. seperti edaran ataupun aturan walikota nomor 443/1221/2020

tentang peningkatan disiplin dalam upaya pencegahan penularan covid 19 berkaitan dengan

kedatangan presiden Joko Widodo pada tanggal 22 Oktober maka eksistensi aturan tersebut

di pertanyakan.bagaimana tidak, kedatangan bapak presiden telah menyebabkan keramaian

yang dalam hal ini dalam menyebabkan penularan dan penyebaran covid 19, di lain dari pada

itu eksistensi presiden sebagai kepala negara meresmikan jembatan teluk Kendari di situasi

yang tidak baik baik saja atau situasi pandemi covid 19.

Setelah peneliti melakukan tellah terhadap beberapa penelitian, ada beberapa yang

memiliki keterkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Implementasi kebijakan pada

prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Tidak lebih dan

tidak kurang.Untuk mengimplementasikan kebijakan publik, ada dua pilihan langkah yang

ada, yaitu langsung mengimplementasi dalam bentuk program atau melalui formulasi

kebijakan derivat atau turunan dari kebijakan kebijakan publik tersebut.Rangkaian

implementasi kebijakan dapat diamati dengan jelas yaitu dimulai dari program, ke proyek dan
ke kegiatan.Model tersebut mengadaptasi mekanisme yang lazim dalam manajemen,

khususnya manajemen sektor publik. Kebijakan diturunkan berupa program-program yang

kemudian diturunkan menjadi proyek-proyek, dan akhirnya berwujud pada kegiatan kegiatan,

baik yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat maupun maupun kerja sama pemerintah

dengan masyarakat

1. Teknik pengumpulan data

Adapun sumber data penelitian ini adalah :

a. Data primer

Data primer digunakan oleh penulis yang didapat dari sumber informasi yaitu individu atau

perseorangan seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Data ini akan di peroleh

memalui wawancara dengan informan yang menjadi subyek dalam penelitian ini, yaitu hasil

observasi dilapangan secara langsung dalam bentuk catatan tentang perilaku (verbal dan non

verbal, serta percakapan/conversation).

b. Data Sekunder

Yaitu data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan.

Data sekunder biasanya didapatkan ditempat kumpulan informasi seperti perpustakaan,

perkantoran, pusat statistik. Kantor-kantor pemerintah dalam hal ini kantor Walikota dan

Dinas Kesehatan Kota Semarang dengan tujuan untuk melengkapi dan menyempurnakan data

primer

b. Hasil dan Pembahasan

Konstitusi negara Indonesia telah menjamin adanya jaminan kesehatan bagi warga

negaranya, setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan

kesehatan.Artinya pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk memperhatikan dan

memberikan jaminan yang sesuai dengan amanat konstitusi. Karena setiap warga negara

Indonesia memiliki hak yang sama dimata hukum sesuai dengan konsep Hak Asasi Manusia

untuk memberikan keadilan dan mensejahterakan rakyatnya tanpa membeda-bedakan kelas

sosial. Dengan adanya jaminan kesehatan yang diberikan pemerintah. Suatu negara

merupakan kekuasaan dan kekuatan, akan tetapi kekuasaan dan kekuatan itu abadi dan tidak

melihat kepada indufidu sebagai pemimpin negara. Sebaliknya kekuasaan dan kekuatan itu

melekat kepada negara sebagai organisasi, pandangan inilah yang kemudian di kenal dengan

sebutan “kedaulatan” atau di namakan juga sovereignty. Jean bodin (1530_1596). 2Niccolo

machiavelli (1469_1527) ia memberikan pandangan nya tentang negara menciptakan istilah

stato (stadt dalam bahasa Jerman, erat dalam bahasa Prancis, state dalam bahasa ingris dan

Staat dalam bahasa Belanda. Pada saat itu negara hanya di lihat mempunyai kekuasaan untuk

mencapai ketertiban dan sering di laksanakan dengan kekerasan tanpa batas dalam

menghalau kan kekacauan.Thomas Hobbes (1588_1679) bahwa manusia itu di lahirkan bebas

terlepas satu sama lain dan masing masing dengan kekuasaan penuh yang mempunyai hasrat

untuk menyelamatkan dirinya3. Kalau masing masing indufidu tetap mempertahankan

kehidupannya dan dalam perjumpaan antar indufidu yang mempunyai kepentingan yang

sama maka akan terjadi bentrokan.

2
kekuasaan dan kekuatan itu melekat kepada negara sebagai organisasi, pandangan inilah yang kemudian di
kenal dengan sebutan “kedaulatan” atau di namakan juga sovereignty. Jean bodin (1530_1596).
Niccolo machiavelli (1469_1527) ia memberikan pandangan nya tentang negara menciptakan istilah stato (stadt
dalam bahasa Jerman, erat dalam bahasa Prancis, state dalam bahasa ingris dan Staat dalam bahasa Belanda .
3
Thomas Hobbes (1588_1679) bahwa manusia itu di lahirkan bebas terlepas satu sama lain dan masing masing
dengan kekuasaan penuh yang mempunyai hasrat untuk menyelamatkan dirinya
kesadaran, di dalam kamus tercantum beberapa arti, yaitu:

1) Awareness esp. Of something within oneself; also: the state or fact

of being conscious of an external object, state or fact.

2) The state of being characterized by sensation, emotion,

volition,and thought; mind.

3) The totality of conscious states of an individual.

4) The normal state of conscious life.

Menurut pengertian di atas kesadaran adalah pengetahuan terutama sesuatu yang

berada dalam diri seseorang atau suatu keadaan atau kenyataan yang menyadari obyek di luar

diri, keadaan atau fakta; keadaan yang ditandai oleh sensasi, emosi, kemauan dan pikiran;

keseluruhan keadaan sadar seorang individu; dan keadaan sadar yang normal. dalam upaya

menggulangi perkembangan covid 19 maka salah satu hal yang dapat di lakukan adalah

Pembatasan Sosial Berskala Besar yang saat ini sedang diberlakukan di beberapa kota besar

di Indonesia adalah salah satu langkah Pemerintah untuk menanggulangi serta mencegah

penyebaran virus Covid-19 di Indonesia. PSBB sendiri dilaksanakan berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 pada 31 Maret 2020 yang lalu. Menteri Kesehatan

Indonesia Terawan Agus Putranto mengambil langkah dengan menerbitkan Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 untuk mengatur dan merincikan PP Nomor 21

Tahun 2020 pada 3 April 2020.Berdasarkan pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9

Tahun 2020, PSBB diberlakukan terhadap suatu wilayah provinsi/kabupaten/kota yang telah

memenuhi dua kriteria. Kriteria pertama, penerapan PSBB dilakukan terhadap wilayah yang

memiliki tingkat kasus kematian akibat covid-19 yang tinggi serta penyebaran di beberapa
wilayah secara signifikan. Untuk criteria kedua terhadap wilayah dengan penerapan PSBB

adalah terhadap wilayah yang didalamnya terdapat penyakit sejenis epidemiologis yang

serupa dengan negara lain.Dengan demikian kebijakan PSBB dapat dikatakan sebagai

langkah yang berbeda dari langkah sebelumnya yang hanya sekedar imbauan meminta

masyarakat untuk mengisolasi diri di rumah. Kebijakan PSBB oleh sebagian pihak dinilai

agak terlambat diambil oleh pemerintah. Hal itu antara lain disampaikan Pandu Riono, Tim

pakar dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia. Tulisan ini

mengkaji implikasi hukum dari pemberlakuan PSBB dengan tujuan untuk memberikan

penjelasan bagi masyarakat pada umumnya, termasuk pula bagi pemerintah daerah dan pihak

swasta, terkait berbagai implikasi hukum dari terbitnya kebijakan PSBB.Selama Penerapan

PSBB diberlakukan, beberapa hal yang dibatasi salah satunya adalah aktivitas pada

lingkungan pendidikan dan tempat kerja. Dalam hal ini, pembatasan yang dilakukan adalah

menghentikan aktivitas yang biasa dilakukan pada lingkungan sekolah dan lingkungan kerja

seperti kegiatan belajar mengajar serta kegiatan sekolah yang biasa dilakukan sehari-hari.

Untuk aktivitas pada lingkungan kerja seperti biasa dihentikan dengan alternative pilihanwork

from home atau bekerja dari rumah. Work from home diberlakukan oleh tiap-tiap instansi

kantor terhadap pegawai-pegawai mereka dengan himbauan melaksanakan pekerjaan dari

rumah tanpa harus menginjakkan kakekantor.Ada beberapa daerah yang menerapkan PSBB

tersebut salah satu nya,DKI Jakarta sebagai daerah pertama yang menerapkan PSBB pada 10

April 2020 melalui Peraturan Daerah provinsi Nomor 23 Tahun 2020 yang akan dilaksanakan

hingga tanggal 23 April 2020. Dasar hukum terhadap sanksi yang dijatuhkan kepada

pelanggar adalah pasal 93 jo pasal 9 Undang-UndangNomor 6 Tahun 2018 tentang

Kekarantinaan Kesehatan. Ketentuan pasal 93 yang mengatur bahwa orang yang tidak

mematuhi dan atau menghalang-halangi penyelenggaraan kesehatan hingga menyebabkan

kedaruratan kesehatan masyarakat dapat dijatuhi sanksi pidana selama 1 tahun dan/atau
sanksi denda paling banyak seratus juta, sedangkan Pemerintah Kota Semarang mengerahkan

sumber daya dan operasional pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat dilakukan oleh

Gugus Tugas Covid-19 dengan aparat penegak hukum, pihak keamanan, pengelola fasilitas

kesehatan, dan instansi terkait lainnya. Pelanggar ketentuan diberikan sanksi berupa teguran

lisan, perintah berupa keharusan membeli masker, dan/atau perintah berupa untuk tidak

melanjutkan perjalanan.

Dinyatakan pada Pasal 7B UUD 1945, usul pemberhentian Presiden dapat diajukan

oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kepada MPR hanya dengan terlebih dahulu

mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa, mengadili dan

memutus pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan

pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak

pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; dan atau pendapat Presiden dan/atau Wakil

Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/ atau Wakil Presiden (ayat 1).

Pasal konstitusi dimaksud bersifat imperatif, bahwasannya usul pemakzulan Presiden

dan/atau Wakil Presiden hanya dapat diajukan oleh DPR kepada MPR setelah terlebih dahulu

mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi guna mengadili dan memutus

pendapat DPR tentang hal pelanggaran yang dilakukan Presiden dan/atau Wakil Presiden.

Pendapat DPR dimaksud adalah dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan DPR.

Pengajuan permintaan DPR kepada Mahkamah Konstitusi hanya dapat dilakukan dengan

dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR yang hadir dalam sidang

paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR (ayat

3).Mahkamah Konstitusi wajib memeriksa, mengadili, dan memutus seadil-adilnya terhadap

pendapat DPR tersebut paling lama 90 hari setelah permintaan DPR itu diterima oleh
Mahkamah Konstitusi (ayat 4). Pasal ini memaklumkan bahwa pemeriksaan mahkamah

adalah proses peradilan dan putusannya adalah putusan justisil.

2.2 Pembahasan

a. Eksistensi peraturan Gubernur nomor 443/4724/2020 terhadap kedatangan presiden Joko

Widodo dalam meresmikan jembatan teluk kendari

Jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia diatur dalam UU No.

12 Tahun 2011. Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011, jenis dan hierarki Peraturan

Perundang-undangan sesuai urutan dari yang tertinggi adalah:

1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ( UUD 1945)

2. Ketetapanan Majelis Permusyawaratan Rakyat ( Tap MPR)

3. Undang-undang (UU) atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ( Perppu)

4. Peraturan Pemerintah ( PP)

5. Peraturan Presiden ( Perpres)

6. Peraturan Daerah ( Perda) Provinsi

7. Peraturan daerah Kabupaten atau Kota

Tujuan dari pada negara republik Indonesia adalah melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,Memajukan kesejahteraan

umum,Mencerdaskan kehidupan bangsa,Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan


kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Maka berdasarkan hal tersebut

kebijakan yang kemudian di terapkan pemerintah sesuai dengan amanat konstitusi dan tujuan

dari itu sendri. Tahun 2020 merupakan tahun yang mengkhawatirkan seluruh dunia, tanpa

terkecuali negara Indonesia.Hal ini disebabkan oleh munculnya wabah virus corona, yang

bermula di Kota Wuhan China dan menyebar keseluruh dunia Pandemi merupakan kondisi

dimana suatu penyakit menyebar ke banyak orang di beberapa negara dalam waktu

bersamaan dan pertambahannya signifikan dan berkelanjutan secara global. Kita masih

mengingat beberapa pandemi yang pernah menyebar yaitu flu babi, SARS, MERS yang

menewaskan ratusan ribu orang di dunia. Sementara vaksin untuk virus corona ini belum

ditemukan, maka pencegahan penularan virus ini menjadi hal yang mutlak dilakukan.

Pada 31 Maret 2020 Presiden juga telah menandatangani Keputusan Presiden Nomor

11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat terkait Covid-19 dan

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar

dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19 (PP No. 21 Tahun 2020). Kemudian pada 4

April 2020, terbit pula peraturan pelaksanaan PSBB melalui Peraturan Menteri Kesehatan

(Permenkes) Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar

(PSBB). Berdasarkan landasan tersebut maka untuk daerah otonom sulawesi tenggara dalam

hal ini gubernur mengeluarkan kebijakan tentang peningkatan pelaksanaan protokol

kesehatan dalam pencegahan penularan Corona virus ( covid 19 ) sebagai bentuk aktualisasi

peraturan presiden nomor 21 tahun 2020. Maka secara hukum kebijkan yang kemudian di

ambil oleh gubernur Sulawesi tenggara tidak cacat sedikitpun namun jika di tinjau dengan

kedatangan bapak presiden selaku Joko Widodo tanggal 22 Oktober dalam meresmikan

jembatan teluk Kendari menjadi masalah yang sangat jelas dan nyata melanggar aturan

bagaimana tidak dalam rugulasi atau tersebut telah di perjelas dalam point' 2 bahwasanya “
Dilarang melakukan kerumunan dalam bentuk kegiatan sosial kemasyarakatan yang

menyebabkan berkumpulnya orang banyak misalnya pesta perkawinan, arisan, reuni dan

acara sosial kemasyarakatan lainnya yang sejenis yang mengakibatkan berkumpulnya banyak

orang, termaksud dilarang melakukan kegiatan demonstrasi"

pada saat kedatangan presiden dalam rangka meresmikan jembatan teluk eksistensi

aturan gubernur hilang, hal ini kemudian terlihat ketika point' yang kemudian di langgar oleh

perintah dalam hal ini presiden telah mengundang keramaian walaupun kemudian proses

agenda presmian jembatan teluk tidak mengundang secara resmi tetapi demonstasi menolak

kedatangan bapak presiden di lakukan oleh sejumlah aktivis di Sulawesi tenggara tepatnya di

wilayah kota Kendari, aksi demonstrasi ini pula telah jelas menghilangkan Eksistensi aturan

gubernur tersebut walaupun kemudian telah di atur dalam point' 3 himbauan gubernur yang

berbunyi sebagai berikut “ bagi yang melanggar ketentuan sebagaimana sebagaimana tersebut

point' 1 dan point' 2 akan di lakukan tindakan hukum oleh aparat penegak hukum dan aparat

pemerintahan yang berwenang lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang

undangan yang berlaku" bahwa kemudian telah di jelaskan bagi para pelanggar aturan

tersebut tetapi tidak berdampak bagi presiden hanya kepada masyarakat yang melakukan

demonstrasi pada saat itu di bukarkan oleh aparat kepolisian. Maka sudah seharusnya

tindakan presiden tersebut mendapatkan hukuman sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang undangan yang berlaku agar kemudian eksistensi dari aturan gubernur menjadi

jelas dan kepatuhan dalam masyarakat akan tercipta sehingga penularan covid 19 dapat

terhindarkan.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Indonesia adalah negara hukum yang kemudian itu tertuang dalam pasal 1 ayat 3

UUD 1945 dalam konsep negara hukum asas eduality before the law adalah asas yang sering

di gaungkan dalam kehidupan bermasyarakat, asas ini menjelaskan tentang persamaan

kedudukan di di dalam hukum, kemudian di tegaskan kembali dalam UUD 1945 pasal 27

ayat 1 bahwasanya “segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan

pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecuali

nya.

dalam uraian penulis maka dapat di simpulkan bahwasanya eksistensi aturan gubernur

nomor 443/4724/2020 terhadap kedatangan presiden Joko Widodo dalam meresmikan

jembatan teluk Kendari yaitu tidak di indahkan dan bahkan do anggap tidak ada hal ini

kemudian bwrdasar bahwa kedatangan bapak presiden Joko Widodo telah melanggar point' 2

dalam edaran gubernur tersebut, bukan hanya dari segi Joko Widodo tetapi berdampak pada

sejumlah masyarakat kota Kendari terkhusus para mahasiswa, aktivis yang kemudian

melakukan demonstrasi menolak kedatangan bapak presiden tindakan tersebut telah

membuktikan bahwasanya melanggar dari pada point' ke 2 dan seharusnya di diadili secara

umum dan perundang undangan.

3.2 Saran

Saran saya sebagai penulis adalah dalam melakukan tindakan seharusnya presiden

memperhatikan dampak positiv dan negatifnya apalagi di situasi pandemi covid 19 ini,

walaupun kemudian kedatangan dalam meresmikan jembatan teluk dalam keadaan sehat dan

tidak ter indikasi covid 19 tetapi kehadiran bapak sebagai pucuk pimpinan negara republik
Indonesia dapat mengundang keramaian dan dapat menyebabkan penyebaran dan penularan

covid 19 semakin luas dan bahkan akan berdampak kepada seluruh masyarakat, artinya

kedatangan bapak presiden di situasi pandi covid 19 ini harus kemudian memperhatikan

Aturan yang ada dalam daerah yang hendak di kunjungi nya sebagai bentuk kepedulian

terhadap virus yang sangat berbahaya ini dalam upaya menanggulai dan menekan penyebaran

covid 19
DAFTAR PUSTAKA

L.j.van Apeldoorn,prof Mr Dr. 1968. Pengantar ilmu hukum. Jakarta : Pradnya Paramita.

Hasan Zaini Z S.H, 1974, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Alumni Bandung.

“Fase Baru Pembatasan Sosial”, Media Indonesia, 1 April 2020.

“Mari Patuhi Pembatasan Sosial”, Kompas, 1 April 2020.

Agustino, Leo, 2008, Dasar-dasar Kebijakan Publik, Bandung: Alfabeta.

Anggara, Sahya, 2014, Kebijakan Publik, Bandung: CV Pustaka Setia.

Laica Marzuki, HM, 2006. “Pemberhentian Presiden/Wakil Presiden.

Islamy, Irfan, 2009, Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan Negara, Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai