Anda di halaman 1dari 11

BAB V

KESIMPULAN

Sabun adalah garam alkali dari asam lemak dan dihasilkan menurut
reaksi asam lemak. Basa alkali yang umum digunakan untuk membuat sabun adalah
natrium (NaOH) dan amonia (NH4OH) sehingga rumus molekul selalu dinyatakan
sebagai RCOONa, RCOOK atau RCOONH4. Sabun dibedakan atas tiga macam,
yaitu sabun tidak transparan (opaque), sabun transparan, dan sabun agak transparan
(translucent). Minyak dan Lemak adalah salah satu kelompok yang termasuk
golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat dialam serta tidak larut dalam
air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar , contohnya dietil eter, kloroform dan
hidrokarbon lainnya. Lemak dan Minyak dapat larut dalam pelarut yang disebut di
atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut
tersebut. Sabun terbentuk dari reaksi saponifikasi asam lemak dan minyak. Selain itu,
pembuatan sabun terdapat beberapa metode diantaranya metode melt-and-pour,
metode cold process, metode hot process, metode rebatch soap, metode liquid soap.
Pembuatan saun dipengaruhi oleh konsentrasi larutan KOH atau NaOH, suhu,
pengadukan, dan waktu reaksi.

Untuk bahan yang digunakan dalam praktikum diantaranya yaitu asam


sitrat, Texapon, HEC, Tergitol NPX, CDE, Sanisol, Aquadest, Pewangi, Pewarna,
NaCl, dan Sodium Benzoat. Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum yaitu
gelas bekker, gelas ukur, stopwatch, sendok reagen, kaca arloji, pipet tetes, neraca
digital, lap tissue, corong kaca, plastic, viscometer Ostwald, piknometer, mixer, botol,
baskom, bola hisap, dan botol semprot. Metode yang digunakan dalam proses
pembuatan pada praktikum pembuatan sabun ini adalah dengan metode dingin, yaitu
mencampurkan bahanbahan menggunakan homogenizer hingga homogen tanpa
dilakukannya pemanasan. Kemudian dilakukannya pengujian pada sabun, yaitu uji
densitas dengan Piknometer dan viskositas dengan viscometer Ostwald. Untuk cara
kerjanya secara garis besar yaitu 1). Pembuatan sabun 2). Menghitung Densitas. 3).
Menghitung viskositas

Pada review jurnal kami, penelitian dilakukan bertujuan untuk


mengetahui kombinasi terbaik sabun mandi cair berbasis VCO dengan variasi
konsentrasi minyak biji kelor. Dimana, minyak kelapa murni (VCO) diketahui baik
dalam penyabunan sedangkan minyak kelor memiliki kandungan asam oleat yang
juga berfungsi sebagai pelembab dan antioksidan. Sehingga pencampuran kedua
minyak tersebut sesuai untuk dijadikan bahan baku sabun. Dimana didapatkan
perlakuan terbaik dari sifat fisikokimia sabun mandi cair dimiliki oleh perlakuan C
yaitu sabun mandi cair dengan campuran minyak biji kelor 15% (b/b) dengan nilai pH
9,79, alkali bebas 0,0139%, bobot jenis 1,038, dan angka lempeng total 0,28 x 105
koloni/g. Sedangkan perlakuan terbaik dari sifat organoleptik sabun mandi cair
dimiliki oleh perlakuan A yaitu tanpa penambahan minyak biji kelor dengan aroma
2,57, kekentalan 3,6, banyak busa 3,47, warna 3,5, dan kesan 3,55.

Perbandingan Jurnal yang kami gunakan dengan kelompok partner kami


dapat dilihat dari beberapa point, yaitu dari tujuan, metodologi, dan juga hasil. Tujuan
dari kelompok partner kami yaitu untuk menentukan optimasi sediaan sabun mandi
cair sehingga diperoleh formula yang optimum berdasarkan pada pengujian
organoleptis, pengujian bobot jenis, dan pengujian pH. Dari metodologinya, alat dan
bahan yang digunakan juga berbeda. Dari hasil penelitian jurnalnya bahwa formula
optimum untuk sabun cair yaitu dengan bahan penyusunnya, minyak kelapa 15%,
minyak jarak 15 %, asam sitrat 2 %. Dimana formula optimum tersebut dipengaruhi
oleh kandungan alkali yang membuat nilai pH meningkat seiring dengan
meningkatnya alkalinitas dan menurun seiring dengan meningkatnya keasaman
sehingga formula tersebut sudah sesuai dengan SNI, untuk pH sabun cair yang
diperbolehkan yaitu 8-11.
Dalam pengujian mutu sabun mandi cair pada jurnal yang kami review
dimana diuji berdasarkan fisiokimia sesuai dengan SNI sabun mandi cair 06-4085-
1996 terbukti bahwa sabun mandi cair yang dihasilkan dari minyak biji kelor dan
VCO sudah sesuai dengan SNI. Dikarenakan memiliki pH 9, rata-rata alkali bebas
0,01%, rata-rata bobot jenis 1,04, dan angka lempeng total 0,3 x 10 5 koloni/g. Sedangkan
pada jurnal B1, dari semua formula diperoleh pH antara 12,16-12,92. Hasil yang
menunjukkan bahwa semua formula sabun cair yanhg dihasilkan tidak memenuhi kriteria
sabun cair yang baik. Menurut SNI, untuk pH sabun cair yang diperbolehkan antara 8-11.
Jika berdasarkan bobot jenisnya, produk sabun cair dengan ekstrak kulit buah manggis 2%
yang dihasilkan memiliki bobot jenis yang sesuai dengan SNI yaitu antara 1,022-1,036 g/ml.
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, N. F., Aisya, N., Kusuma, T. S., & Widyanto, R. M. (2019). Profil Asam
Lemak Jenuh dan Tak Jenuh serta Kandungan Kolesterol Nugger Dagung
Kelinci New Zealand White (Oryctolagus cuniculus). Jurnal AL - AZHAR
INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, 5(2), 92-100.

Badan POM RI. Retrieved from http://ik.pom.go.id/v2016/

Barel, A. O., Paye, M., & Maibach, H. I. (2009). Handbook of Cosmetic Science and
Technology. New York: Informa Health Care USA. BPOM. (2011). Pusat
Informasi Obat dan Makanan,

Dimpudus, S. A., Yamlean, P. V., & Yudistira, A. (2017). Formulasi Sediaan Sabun
Cair Antiseptik Ektrak Etanol Bungan Pacar Air (Impatiens balsamina L.) dan
Uji Efektivitasnya terhadap Bakteri Straphylococcus aureus Secara In Vitro.
Jurnal Ilmiah Farmasi, 6(3), 208-216.

Ertel, K. (2006). Cosmetic Formulation of Skin Care Product. New York: Taylor &
Francis Group.

Hambali, E. (2005). Gaya Membuat Sabun Transparan Untuk Gift dan Kecantikan.
Penebar Swadaya.

Herlina. (2009). Pengertian Minyak dan Lemak . Lemak dan minyak .

Jacoeb, A. M., Suptijah, P., & Kristantina, W. A. (2015). Komposisi asam lemak,
kolesterol, dan deskripsi jaringan fillet ikan kakap merah segar dan goreng.

Kamikaze. (2002). Studi Awal Pembuatan Sabun Menggunakan Campuran Lemak


Abdomen Sapi (Tallow) dan Curd Susu Afkir. Fakultas Peternakan IPB,
Bogor.
Labchem. (2012). Safety Data Sheet. www.labchem.com: LabChem.

MSDS. (2013). MATERIAL SAFETY DATA SHEET PALM OIL. 203, 1–4.

MSDS. (2017a). LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN. www.smartlab.co.id

MSDS. (2017b). Lembar Data Keselamatan Bahan Ethanol Absolut AR. 80, 1–6.

MSDS. (2017c). Lembaran Data Keselamatan Bahan Phenol. Lembar Data


Keselamatan Bahan, 6(1907), 1–31.
https://www.merckmillipore.com/ID/id/product/msds/MDA_CHEM100201?
ReferrerURL=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F

MSDS. (2017d). Safety Data Sheet Safety Data Sheet Texapon N 70 NA FlexGold.
1–10.

MSDS. (2019a). Hydrochloric Acid, 2.0N (2.0M) - Safety Data Sheet. 77(58).

MSDS. (2019b). Phenolphtalein indicator. Lembar Data Keselamatan Bahan, 136, 1–


8.

MSDS. (2019c). Sodium chloride. https://doi.org/10.1016/B978-008055232-


3.63494-4

Naomi, P., & Gaol, A. M. L. (2013). PEMBUATAN SABUN LUNAK DARI


MINYAK GORENG BEKAS DITINJAU DARI KINETIKA REAKSI
KIMIA. Jurnal Teknik Kimia, 19(2), 42–48.

Prawira, M. H. (2008). Penurunan Kadar Minyak pada Limbah Cair dalam Reaktor
Pemisah Minyak dengan Media Adsorben Karbon Aktif dan Zeolit.
Universitas Islam Indonesia.

Priyono, A. (2009). Pembuatan Sabun. Fakultas Teknik Universitas Riau : Jambi.


Purwanto. (2015). Pengertian Sabun: Definisi Jenis Bentuk Karakteristik Bahan
Pembuatan Sabun. Retrieved from https://adev.co.id/pengertian-sabun-dan-
definisi-sabun-bentuk-danjenis-sabun/

Qisti. (2009). Sifat Kimia Sabun Transparan Dengan Penambahan Madu Pada
Konsetrasi Yang Berbeda. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor :
Bogor.

Rahmawati, D. (2021). 5 Perbedaan Lemak dan Minyak yang Jarang Diketahui.


Retrieved from https://www.sehatq.com/artikel/perbedaan-lemak-dan-
minyak-yangjarang-diketahui

RTG, R. P. (2018, 12). PENGARUH JENIS IMPELLER TERHADAP REAKSI


SAPONIFIKASI SABUN CAIR DALAM REAKTOR TANGKI
BERPENGADUK (RATB). Retrieved from
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/11582/14040
5064.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Saputra, A. T., Wicaksono, M. A., & Irsan, I. (2018). Pemanfaatan Minyak Goreng
Bekas untuk Pembuatan Biodiesel Menggunakan Katalis Zeolit Alat
Teraktivasi. Jurnal Chemurgy, 1(2), 1.
https://doi.org/10.30872/cmg.v1i2.1138

Suliyanti. (2016). Rancang bangun alat pengukur tingkat kesuburan tanah paska
panen. Rancang Bangun Alat Pengukur Tingkat Kesuburan Tanah Paska
Panen, 3–37. Sumarno, A. (2012). Penelitian Kausalitas Komparatif.
elearningunesa.

Sukesi, L., Sidabutar, A., & Sitorus, C. (2017). C, waktu pengadukan 60 menit, 90
menit, 120 menit. Respon yang diamati adalah densitas, Keasaman (pH),
bilangan penyabunan dan alkali bebas. Hasil yang terbaik diperoleh pada suhu
80. Jurnal Teknik Kimia, 6(3), 8–13.
Wulansari, P. D. (2020). KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA DAN MIKROBIOLOGI
SABUN SUSU KAMBING. Jurnal Pangan Dan Agroindustri, Vol.8 No.3,
145–153.
BAB VII

LAMPIRAN

7.1 Tabel Variabel Sabun

Bahan Jumlah
HEC 4 gr
Tergitol NPX 21 ml
Texapon 75 gr
NaCl 22 gr
Sanisol 4 ml
Sodium Benzoat 3 gr
CDE 4 ml
Pewangi 2 ml
Citrus Acid 3 gr
Pewarna 2 ml
Aquadest 380 ml
Waktu Pengadukan 4 menit

7.2 Tabel Uji Organoleptik

Uji Organoleptik
Warna Merah
Bau Stroberi
Buih Banyak
Kekentalan Kekentalan cair (licin)
Homogenitas homogen
pH 4
Densitas 1,038 gr/ml
Viskositas 238,74 cp

7.3 Rumus Densitas

Rumus dari densitas itu sendiri adalah

m
ρ= V

Keterangan :

ρ = massa jenis

m= massa

V = volume

7.4 Rmus Viskositas

tx . dx
μx = t 0. d 0 μ0

Keterangan

μx = Viskositas filtrasi (cP)

tx = waktu alir filtrasi (s)

dx = Densitas filtrasi (g /mL)

t0 = Waktu alir air (1,3 s)

d0 = Densitas air (1 g/mL)

μ0 = Viskositas air (1,004 cP)


7.5 Screenshot Jurnal
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum Proses Industri Kimia materi Sabun Cuci Piring dengan
judul “Pembuatan Sabun Mandi Cair Berbasis Minyak Kelapa Murni (VCO) dengan
Penambahan Minyak Biji Kelor (Moringa oleifera Lam)” ini telah diperiksa dan
disetujui pada,

Hari :

Tanggal : September 2021

Semarang, September 2021

Praktikan Asisten Laboratorium Sabun

Karina Harry Purbawati Aurum Azzahra


40040120650061 NIM. 40040118650041

Anda mungkin juga menyukai