Anda di halaman 1dari 4

RESUME_ 8

NAMA: NURAFNI RAMADANI

NIM:105731113419

A. AKTIVA LANCAR

Aktiva lancar adalah kas dan asset lainnya yang langsung dapat diubah menjadi kas melalui
siklus operasi perusahaan.

1. Kas dan Setara Kas

Kas mencakup uang kas dan deposito. Adapun setara kas berupa investasi jangka pendek yang
siap dikonversi menjadi kas dan hampir jatuh tempo.

Likuiditas adalah fleksibilitas untuk memanfaatkan kondisi perubahan pasar dan untuk
mengambil langkah strategis. Likuiditas juga terkait dengan kermampuan perusahaan membayar
kewajiban jangka pendek/ segera jatuh tempo.

Analisis harus mempertimbangkan hal berikut:

• Sejauh mana setara kas diinvestasikan pada efek ekuitas.

• Kas dan setara kas sering kali dibutuhkan sebagai saldo kompensasi.

2. Piutang

Piutang merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa, atau dari
meminjamkan uang.

a. Penilaian Piutang

Risiko analisis ini adalah pengalaman masa lalu mungkin bukan alat prediksi yang layak atas
kerugian masa depan, atau mungkin kita gagal mencerminkan kondisi terkini.

b. Analisis Piutang

1) Risiko Kolektibilitas

Alat analisis untuk memeriksa kolektibilitas mencakup:

- Membandingkan persentase piutang terhadap penjualan.

- Periksa konsentrasi pelanggan, risiko meningkat jika terkonsentrasi satu pelanggan.


- Selidiki trend rata-rata waktu pengumulan (collection period).

- Tentukan porsi piutang/wesel yang merupakan perpanjangan (renewal).

2) Keaslian Piutang

Salah satu faktor yang memengaruhi keandalan piutang adalah kebijakan kredit perusahaan.
Kebijakan kredit yang ketat berdampak pada kualitas yang lebih tinggi.

3) Sekuritisasi Piutang

Perusahaan menjual semua atau sebagian piutangnya pada pihak ketiga.

3. Beban Dibayar Dimuka

Merupakan pembayaran di muka atas barang/jasa yang belum diterima (sewa, asuransi, utilitas,
dan pajak bangunan).

B. PERSEDIAAN

1. Akuntansi dan penilaian persediaan

Persediaan adalah barang yang dimiliki yang bersedia dijual dalam aktivitas operasi perusahaan.
Persamaan persediaan:

Persediaan awal + Pembelian Bersih – Harga Pokok Penjualan = Persediaan Akhir

Arus Biaya Persediaan:

First-in, first-out (FIFO) : barang yang pertama dibeli merupakan barang yang pertama dijual.

Last-in, first-out (LIFO) : barang yang terakhir dibeli merupakan barang yang pertama dijual.

Biaya rata-rata : unit yang dijual tidak memperhatikan urutan pembelian, HPP : rata-
rata sederhana.

2. Analisis persediaan

1. Dampak biaya persediaan terhadap profitabilitas

Saat harga meningkat FIFO memberikan laba kotor yang lebih tinggi dibandingkan LIFO.
Keuntungan fiktif FIFO,

laba kotor = Laba ekonom + Laba kepemilikan


Laba ekonomi = jumlah yang terjual X selisih antara harga jual dan biaya penggantian
terkini

Laba kepemilikan = jumlah unit terjual X selisih biaya penggantian terkini dengan biaya
perolehan awal.

2. Dampak biaya persediaan terhadap neraca

Saat harga meningkat, LIFO melaporkan persediaan akhir pada harga yang jauh lebih rendah
dibandingkan dengan biaya penggantian. Hasilnya neraca perusahaan tidak secara akurat
mencerminkan investasi lancar yang dimiliki perusahaan dalam persediaannya.

3. Dampak biaya persediaan terhadap arus kas

Peningkatan laba kotor dengan metode FIFO menyebabkan laba sebelum pajak lebih tinggi,
sehingga utang pajak lebih tinggi. Pada periode di mana harga meningkat, perusahaan dapat
terjebak pada pengurangan arus kas karena mereka membayar pajak yang lebih tinggi dan perlu
mengganti persediaan yang terjual pada biaya penggantian yang lebih tinggi dibandingkan
dengan biaya pembelian awal. Hal ini dapat mengarah pada masalah likuiditas.

C. AKTIVA JANGKA PANJANG

1. Akuntansi asset jangka panjang

1. Kapitalisasi, Alokasi, dan Penurunan Nilai

Kapitalisasi (capitalization) merupakan proses penangguhan biaya yang terjadi pada periode
berjalan, tetapi manfaatnya diharapkan dapat berlangsung selama beberapa periode di masa
depan. Kapitalisasi ini yang menciptakan akun aset.

Alokasi (allocation) merupakan proses pembebanan biaya tangguhan (aset) secara periodik
sepanjang satu atau lebih periode manfaat yang diharapkan. Proses ini dinamakan penyusutan
untuk aset berwujud, amortisasi untuk aset tak berwujud, dan deplesi untuk sumber daya alam.

Penurunan Nilai (impairment) merupakan proses penurunan nilai buku aset saat arus kas yang
diharapkan tidak lagi cukup untuk menutupi biaya tersisa yang masih tercatat pada neraca.

2. Kapitalisasi VS Pembebanan

Dampak terhadap Laporan Keuangan dan Rasio

a. Dampak Kapitalisasi terhadap Laba


1) Kapitalisasi menangguhkan pengakuan biaya, menghasilkan laba yang lebih tinggi saat
akuisisi namun laba yang lebih rendah pada periode berikutnya.

2) Kapitalisasi menghasilkan serial laba.

b. Dampak Kapitalisasi terhadap Tingkat Pengembalian Investasi

Kapitalisasi meningkatkan fluktuasi pengukuran laba dan karenanya rasio tingkat pengembalian
investasi.

c. Dampak Kapitalisasi terhadap Rasio Solvabilitas

Pada pembebanan biaya asset secara langsung, rasio solvabilitas mencerminkan kondisi
perusahaan yang lebih buruk dari kondisi sebenarnya.

d. Dampak Kapitalisasi terhadap Arus Kas Operasi

Saat biaya asset dibebankan langsung, biaya ini dilaporkan sebagai arus kas keluar aktivitas
operasi. Sebaliknya, jika asset dikapitalisasi, biaya ini dilaporkan sebagai arus kas keluar
aktivitas investasi.

Anda mungkin juga menyukai