Anda di halaman 1dari 21

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERUBAHAN SOSIAL

OLEH :
KELOMPOK 2

Nama : 1. Anissa Aprilianthy ( P05140421002

2. Hilda Hazarani ( P05140411013 )

Kelas : DIV Alih Jenjang Kebidanan Semester VIII

Dosen Pengampuh : Epti Yorita, M.P.H.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


BENGKULU

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Partisipasi
Masyarakat Dalam Perubahan Sosial”.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat pembelajaran atau tugas untuk
memenuhi kriteria pembelajaran dan juga tugas pada semester ini pada mata kuliah
Pemberdayaan Masyarakat. Pada kesempatan ini kami akan membahas mengenai
”Partisipasi Masyarakat Dalam Perubahan Sosial”. Makalah ini tidak terlepas dari
partisipasi berbagai pihak yang telah ikut serta dalam memberikan masukan dan
saran dan bimbingan sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah menbantu
menyelesaikan makalah ini dan juga pada sumber-sumber yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari makalah ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Kami
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga
akhirnya makalah ini dapat memberikan manfaat. Aamiin.

Bengkulu, Februari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan........................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Peran Serta Masyarakat............................................ 4
B. Tujuan Peran Serta Masyarakat................................................. 5
C. Dasar Filosofi Peran Serta Masyarakat...................................... 5
D. Faktor Yang Mempengaruhi Peran Serta Masyarakat............... 6
E. Ciri-Ciri Peran Serta Masyarakat Dalam Perubahan Sosial....... 7
F. Prinsip Peran Serta Masyarakat................................................. 8
G. Metode Peran Serta Masyarakat................................................ 9
H. Bentuk Peran Serta Masyarakat Dalam Perubahan Sosial......... 10
I. Pembinaan Kader Untuk Menunjang Perubahan Sosial............ 14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................ 16
B. Saran........................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunitas adalah suatu kelompok social yang ditentukan oleh batasan
wilayah, nilai-nilai keyakinan, minat yang sama, adanya rasa saling mengenal,
dan berinteraksi antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lain. Bidan di
komunitas merupakan bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat di
wilayah tertentu. Bidan yang bekerja di komunitas harus mengenal tingkat
kesehatan di masyarakat yang mengalami perubahan, sehingga bidan harus
tanggap akan perubahan itu guna menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi, serta mengantisipasi penyakit yang paling banyak diderita dalam
suatu komunitas (Sentya & Dewinny, 2019).
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
salah satu hal yang dapat dijadikan indikator penilaian keberhasilan pelayanan
kebidanan yang diberikan dalam suatu negara ataupun daerah (Kemenkes RI,
2020) .
Menurut WHO pada tahun 2017 terdapat kurang lebih 295.000 ibu meninggal
karena komplikasi selama kehamilan dan 10 juta ibu mengalami kesakitan dan
infeksi di Asia Selatan. Di Indonesia sendiri Angka Kematian Ibu (AKI) masih
sangat tinggi meskipun telah terjadi penurunan kasus kematian ibu dari tahun
sebelumnya. Menurut Ketua Komite Ilmiah International Conference On
Indonesia Family Planning and Reproductive Health (ICIFPRH), hingga tahun
2019 AKI di Indonesia masih mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini
menunjukkan jika AKI di Indonesia masih sangat jauh dari target Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan/Suistainable Development Goals (SDGs) yaitu 70
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Berdasarkan hasil Survey
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 AKB di Indonesia

1
mengalami penurunan menjadi 24 kematian per 1.000 kelahiran (Kemenkes RI,
2020).
Upaya peninngkatan kelangsungan dan juga kualitas hidup ibu dan anak
disuatu daerah memerlukan keterlibatan secara sinergi dari berbagai pihak di
dalam suatu komunitas. Oleh karena itu, sebagai seorang bidan, dalam
melaksanakan tugas-tugasnya bidan memerlukan kerja sama tim ketika
memberikan pelayanan kesehatan untuk menumbuhkan suatu perubahan sosial.
Kerja sama tersebut dapat berupa partisipasi yang diberikan oleh masyarakat
dalam mendukung peningkatan kesejahteraan ibu dan bayi serta meningkatkan
kualitas kesehatan disuatu komunitas. Hal tersebut diperlukan agar terjalin
komunikasi antara bidan dan keluarga binaannya untuk mengatasi kendala yang
ada demi terciptanya kelangsungan dan kualitas ibu dan anak (Kemenkes RI,
2016).
Maka dari itu, berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk
menyusun sebuah makalah dengan judul Partisipasi Masyarakat Dalam
Perubahan Sosial.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis dapat merumuskan
beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Peran Serta Masyarakat ?
2. Apa tujuan Peran Serta Masyarakat ?
3. Apa dasar filosofi Peran Serta Masyarakat ?
4. Apa faktor yang mempengaruhi Peran Serta Masyarakat ?
5. Bagaimana ciri-ciri peran serta masyarakat dalam perubahan sosial ?
6. Bagaimana prinsip peran serta masyarakat ?
7. Bagaimana metode peran serta masyarakat ?
8. Apa saja bentuk peran serta masyarakat dalam perubahan social ?
9. Bagaimana bentuk pembinaan kader dalam menunjang perubahan social ?

2
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Peran Serta Masyarakat.
2. Untuk mengetahui tujuan dari Peran Serta Masyarakat.
3. Untuk mengetahui dasar filosofi dari peran serta masyarakat.
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi peran serta masyarakat.
5. Untuk mengetahui ciri-ciri peran serta masyarakat dalam perubahan sosial.
6. Untuk mengetahui prinsip peran serta masyarakat.
7. Untuk mengetahui metode peran serta masyarakat.
8. Untuk mengetahui apa saja bentuk peran serta masyarakat dalam perubahan
social.
9. Untuk mengetahui bagaimana bentuk upaya pembinaan kader untuk
menunjang perubahan social.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Peran Serta Masyarakat


Peran serta masyarakat/partisipasi masyarakat (PSM) merupakan suatu
keadaan dimana individu, keluarga dan masyarakat umum yang ikut serta
bersama-sama bertanggungjawab terhadap kesehatan diri mereka sendiri,
keluarga dan juga kesehatan masyarakatnya (Sentya Putri, 2019).
World Health Assembly (1997) menyatakan jika peran masyarakat adalah
suatu bentuk pewujudan kerja sama antar pemerintah dan juga masyarakat
disuatu wilayah tertentu untuk membuat perencanaan, pelaksanaan, dan juga
pemanfaatan kegiatan kesehatan hingga didapatkan hasil berupa meningkatnya
kemampuan masyarakat dalam mengambil keputusan terkait prasarana dan juga
pemeliharaan teknologi tepat guna dalam pelayanan masyarakat (Lusiana,
2017).
Peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan khususnya
perubahan social di masyarakat adalah suatu bentuk proses individu, suatu
keluarga dan juga lembaga kemasyarakatan yang turut mengambil tanggung
jawab bersama atas kesehatan diri, keluarga dan juga masyarakat di suatu
lingkungan tertentu. Notoatmodjo (2007) menyatakan jika peran masyarakat di
bidang kesehatan berkaitan dengan 3 point utama yaitu mengutamakan
masyarakat, berbasis kepada pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat, serta
mampu mengikutsertakan semua elemen masyarakat untuk mencapai beberapa
indicator berupa adanya perubahan social, mobilisasi diri sendiri, dukungan
bagi masyarakat, pemberian informasi untuk tujuan pengetahuan masyarakat,
dan saling mengingatkan hal-hal yang telah disepakati bersama (Notoatmodjo,
2007).

4
B. Tujuan Peran Serta Masyarakat
Menurut Lusiana (2017), Partisipasi masyarakat memiliki beberapa tujuan
yang diklasifikasikan menjadi tujuan umum dan juga tujuan khusu, yaitu
sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan jumlah dan juga mutu kesadaran masyarakat dalam
perubahan di bidang kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Membantu meningkatkan kemampuan pemimpin/tokoh masyarakat
dalam hal untuk menggerakkan masyarakat terkait peningkatan usaha
kesehatan dengan meningkatkan persatuan serta semangat gotong royong
untuk menyelesaikan masalah secara mandiri.
b. Meningkatkan kemampuan organisasi di masyarakat untuk menggalakkan
upaya kesehatan.
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam hal menggali, menghimpun
serta mengeloladana/sarana masyarakat untuk upaya kesehatan.
d. Menciptakan persepsi yang bermanfaat bagi masyarakat untuk
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan masalah kesehatan.

C. Dasar Filosofi Masyarakat


Menurut Sentya Putri (2019), terdapat 3 dasar filosofi yang mendukung
adanya peran serta masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Hakikat manusia yang berkencenderungan hidup bersosial.
2. Hakikat masyarakat yang memiliki jiwa berorganisasi.
Adanya organisasi pelayanan kesehatan membuat masyarakat memiliki
kemauan untuk berperan dalam upaya peningkatan kesehatan dan hal
tersebut timbul dari diri masyarakat itu sendiri.

5
3. Hakikat masyarakat yang memiliki kesadaran alami untuk peduli
sesuatu akan dilakukan oleh masyarakat atas dasar kemauannya
sendiri/sukarela.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Peran Serta Masyarakat
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarkat yaitu
(Lusiana, 2017):
1. Perilaku Individu
a. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan memiliki faktor yang paling penting, dimana
semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka kesadaran untuk
berperan serta pun akan jauh lebih besar dari masyarakat yang tidak
memiliki pengetahuan tinggi.
Dalam upaya perubahan social di masyarakat terkadang persepsi
masyarakat tidak selalu sejalan dengan persepsi tenaga kesehatan.
Oleh karena itu, untuk mencapai suatu kesamaan pandangan perlu
adanya suatu proses (KIM) yang tepat. Adapun proses tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Pengenalan (awareness)
2) Peminatan (Interest)
3) Penilaian (Evaluation)
4) Percobaan (Trial)
5) Penerimaan (Adoption)
b. Sikap Mental
Mental individu pada dasarnya berkaitan dengan keadaan psikis
(kejiawaan), perasaan serta keinginan seseorang (mind, feeling, and
mood). Hal ini memiliki pengaruh pada perilaku serta perbuatan yang
dilakukannya.
Memiliki kemampuan untuk memahami mental masyarakat, hal
tersebut dapat memudahkan para pemberi pelayanan sebagai Prime

6
Mover akan dapat membentuk sutau siasat perekayasaan manusia dan
juga social.
c. Tingkat Kebutuhan Individu
MASLOW mendeskripsikan jika pada diri manusia memiliki
beberapa kebutuhan dasar yang membuatnya untuk berperilaku.
MASLOW menjelaskan jika kebutuhan manusia ada 5 dan kelimanya
saling terikat sebagai suatu dasar kuat dan lemahnya motivasi
seseorang.
d. Tingkat Keterikatan Kelompok
Masyarakat adalah sekumpulan individu/keluarga yang hidup
berdampingan, terorganisir didalam suatu system social yang saling
terikat. Organisasi bentukan masyarakat tersebut bervariasi profilnya,
serta tingkatannya mulai dari paguyuban atau bahkan suatu kelompok
terisolir pada tingkat desa, kota dan juga nasional.
e. Tingkat Kemampuan Sumber Daya
Perilaku individu juga dapat dipengaruhi oleh ketersediaan sumber
daya pada masyarakat terutama pada sarana uang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan yang dimiliki ataupun tersedia di masyarakat.

E. Ciri-Ciri Peran Serta Masyarakat Dalam Perubahan Sosial


Notoatmodjo (2007) menjelaskan jika peran serta masyarakat dalam
perubahan social memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Motivasi
Motivasi merupakan suatu syarat utama masyarakat untuk
berpartisipasi dalam menciptakan suatu perubahan social. Motivasi dapat
timbul dari masyarakat itu sendiri dan juga pihak luar yang terlibat dalam
memberikan suatu dukungan. Hal tersebut dapat ditimbulkan dari
pemberikan pendidikan kesehatan.

7
2. Komunikasi
Komunikasi kesehatan merupakan suatu upaya yang bersifat sistematis
dan bertujuan untuk memengaruhi perubahan perilaku kesehatan
masyarakat kearah yang lebih baik. Hal ini dapat dilakukan secara terus
menerus dan secara berkesinambungan terkait dengan seluruh permasalahan
kesehatan yang ada di masyarakat.
3. Koordinasi
Koordinasi merupakan bentuk kerja sama dengan suatu instansi di luar
kesehatan masyarakat yang telah mutlak dibutuhkan. Kerja sama yang
tercipta di masyarakat dapat membantu menumbuhkan partisipasi
masyarakat terhadap perubahan social di masyarakat.
4. Mobilisasi
Mobilisasi adalah suatu bentuk partisipasi namun tidak hanya sebatas
pada tahapan pelasanaan program. Hal ini dapat diawali dengen
mengidentifikasi masalah, penentuan skala prioritas, perencanaan suatu
program, pelaksanaan program dan juga monitoring evaluasi. Mobilisasi
dapat dimulai seawall mungkin hingga terbentuk upaya perubahan di
masyarakat.

F. Prinsip Peran Serta Masyarakat


Lusiana (2017) menyatakan terdapat beberapa prinsip yang harus dimiliki
dalam hal partisipasi masyarakat, yaitu:
1. Mampu mendorong/mempercepat terjadinya perubahan;
2. Mampu memobilisasi diri sendiri;
3. Mampu terlibat dalam suatu tujuan bersama dan saling mendorong untuk
berubah;
4. Mampu terlibat dalam hal pemberian dukungan satu sama lainnya;
5. Mampu terlibat dalam hal pemberian informasi kepada setiap elemen
masyarakat.

8
G. Metode Peran Serta Masyarakat
Menurut Notoatmodjo (2007), metode peran serta masyarakat yang dapat
digunakan antara lain sebagai berikut:
1. Pendekatan Masyarakat
Metode ini dianggap wajib karena termasuk kedalam cara yang paling
efektif untuk memperoleh simpati dari warga masyarakat. Hal yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan
pimpinan masyarakat atau dapat pla langsung mendatangi warga dengan
konteks formal ataupun informal.
2. Pengorganisasian Masyarakat
Masyarakat akan diikutsertakan utnuk melaksanakan program yang
telah ditetapkan. Pembagian masyarakat dapat dilakukan dengan meminta
bantuan kepada kepala desa, kerua RT atau tokoh masyarakat yang
berwenang di masyarakat tersebut.
3. Survei
Survei dilaksanakan sebagai bentuk persiapan dari perencaan program
yang akan dijalankan. Survei dilakukan dengan melibatkan warga, sehingga
tim kesehatan akan lebih mudah dalam melakukan pemetaan terhadap
kebutuhan sesuai bentuk wilayah tinggal. Hal yang dilakukan saat survey
adalah mencari informasi mengenai warga, lokasi, budaya dan lain
sebagainya yang menunjang rencana program.
4. Perencanaan Program
Perencanaan program dilakukan setelah survey dilakukan. Pada
perencanaan program inilah direncanakan untuk membentuk kader
kesehatan dan dana sehat.
5. Pelatihan
Program pelatihan ini memiliki sifat yang sukarela bagi kader-kader
masyarakat yang terpilih dan juga memang bersedia untuk dipilih. Pelatihan
yang diberikan bukan hanya sebatas pada bidan kesehatan namun juga

9
berkaitan dengan bagaimana memanajemen program kesehatan tingkat desa
meskipun masih dengan kasus yang tergolong kecil. Misalnya, pencatatan,
pendataan, pelaporan, dan membuat rujukan.
6. Rencana Evaluasi
Hal ini dilakukan ketika seluruh program telah terlaksana. Evaluasi
dilakukan untuk mengetahui kendala yang muncul serta merumuskan
solusinya.

H. Bentuk Peran Serta Masyarakat Dalam Perubahan Sosial


Partisipasi yang dapat dilakukan masyrakat dalam hal perubahan social
dapat dimulai dari upaya yang terkecil ke yang lebih besar. Menurut Depkes RI
(1991) dalam Sentya Dewi (2019) adalah :
1. Dimulai Dari Keluarga
Hal ini dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan dirinya sendiri lalu
ditingkatkan ke keluarga sebagai komunitas terkecil yang dapat dijangkau
setiap individu.
2. Dilanjutkan ke Masyarakat
Peran serta yang dapat dilakukan adalah dengan ikut melaksanakan
program kesehatan yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka. Serta
dapat pula dengan menyebarkan informasi terkait kesehatan untuk dapat
meningkatkan pengetahuan di masyarakat.
3. Menjadi Penyelenggara Kesehatan
Dapat dilakukan dengan mengikuti/terlibat dalam program yang
dijalankan oleh suatu desa. Seseorang dapat mengambil peras dalam
organisasi yang menangani masalah mengenai kesehatan.
4. Menjadi Kelompok Profesi Kesehatan
Menjadi tenaga kesehatan merupakan salah satu bentuk partisipasi yang
telah diberikan oleh individu. Ketika seseorang telah menjadi bagian dari
kelompok profesi kesehatan maka ia akan lebih leluasa dalam memberikan

10
informasi kepada masyarakat terkait masalah kesehatan agar dapat terwujud
perubahan social di masyarakat.
Selain itu adapula bentuk upaya kesehatan yang bersumber dari masyarakat
yang mendukung kesehatan ibu dan juga anak, dimana diantaranya adalah :
1. Polindes
Polindes adalah singkatan dari Pondok Bersalin Desa. Polindes adalah
suatu bentuk peran serta masyarakat dalam hal penyediaan tempat bersalin
dan pelayanan yang dapat diberikan bagi ibu dan anak termasuk program
KB. Polindes dirintis serta dikelola oleh pamong desa setempat.
Tujuan dari pembentukan polindes adalah untuk memperluas
jangakauan peningkatan mutu dan juga pelayanan KIA/KB oleh bidan.
Pelayanan yang dapat diperoleh dari masyarakat adalah pemeriksaan
kehamilan, pertolongn persalinan, pelayanan KB, menampung rujukan dari
dukun bayi, pemberian penyuluhan kesehatan yang biasanya dapat bekerja
sama dengan kader.
2. Pos Obat Desa
Pos Obat Desa merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam hal
upaya pemberian pengobatan yang sederhana. Tujuan dibentuknya pos obat
desa adalah untuk membantu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
menolong sendiri dibidang kesehatan dengan penyediaan obat dan
pengobatan sendiri sebagai pertolongan pertama secara aman dan jug tepat.
3. Dana Upaya Kesehatan Masyarakat (DUKM)
Dana Upaya Kesehatan Masyarakat (DUKM) adalah suatu upaya
bentukan masyarakat yang berasaskan gotong royong dan memiliki tujuan
untuk meningkatkan taraf kesehatan melalui perhimpunan dana secara pra
upaya guna menjamin tetap terselenggaranya kegiatan kesehatan seperti
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.

11
Terdapat beberapa bentuk DUKM yang ada di masyarakat adalah
sebagai berikut:
a. Tabulin
Tabulin merupakan salah satu program pembiayaan kesehatan yang
membantu ibu hamil pada saat menghadapi persalinan yaitu dalam
memenuhi biaya yang diperlukan dapat teratasi, dan berdampak
terhadap kemandirian pembiayaan kesehatan pada pribadi, keluarga dan
masyarakat.
b. Dasolin
Dasolin merupakan tabungan untuk masyarakat usia subur, juga ibu
yang mempunyai balita. Dasolin juga dapat digunakan pada ibu bersalin
yang diperlukan untuk dirujuk ke rumah sakit.
c. Dana Sehat
 Dana Sehat merupakan dana yang digunakan untuk meningkatkan
kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat yang
berkesinambungan melalui penyelenggaraan kesehatan, kepesertaan dan
pendanaan yang terorganisasi dengan Kader dalam peningkatan
partisipasi masyarakat dan peningkatan akses pelayanan.
Dana sehat memiliki beberapa kategori dan jenis intervensinya
sebagai berikut:
1) Dana Sehat Pratama I, II, dan III
Jenis intervensi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan
frekuensi dan juga intensitas KIE dari petugas Pembina kepada
pengurus dana sehat.
2) Dana Sehat Madya
Jenis intervensinya adalag pelatihan manajemen operasional
dana sehat. Hal ini berkaitan dengan pengelolaan dana sehat secara
keseluruhan, termasuk manajemen keuangan.

12
3) Dana Sehat Purnama
Jenis intervensinya adalah pelatihan JPKM, sebagai persiapan
dana sehat untuk bergabung dan meningkatkan statusnya menjadi
JPKM.
d. Poskestren
Poskestren merupakan pesantren yang memiliki kesiapan dan
kemampuan untuk mencegah serta mengatasi berbagai masalah
kesehatan secara mandiri dan sesuai kemampuannya. Poskestren
memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran santri
dan juga guru tentang pentingnya masalah kesehatan.
e. Posyandu
Posyandu merupakan suatu wadah pemeliharaan kesehatan yang
dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing oleh
petugas terkait. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam
upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Tujuan dari
posyandu adalah menurunkan AKI dan juga AKB, meningkatkan
peran serta masyarakat dalam mengembangkan kegiatan kesehatan dan
KB yang menunjang tercapainya masyarakat yang sejahtera.
Kegiatan pokok di posyandu adalah seperti pelayanan KIA, KB,
Imunisasi, Gizi, dan penanggulangan diare. Dalam pelaksanaannya
biasanya posyandu akan dibantu oleh kader masyarakat yang telah
terlatig. Pelaksanaan layanan posyandu dilakukan dengan system 5
meja yaitu:
1) Meja I untuk pendaftaran
2) Meja II untuk penimbangan
3) Meja III untuk pengisian KMS
4) Meja IV untuk penyuluhan perorangan berdasarkan KMS
5) Meja V untuk pelayanan kesehatan.

13
I. Pembinaan Kader Untuk Menunjang Perubahan Sosial
1. Pengertian Pembinaan Kader
Kader adalah tenaga masyarakat yang dinilai paling dekat dengan
masyarakat. Kader dipilih untuk membantu meningkatkan pengetahuan,
menurunkan angka kematian ibu dan anak. Kader sendiri diharapkan
memiliki latar belakang pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan
untuk membaca, menulis, serta menghitung secara sederhana. Pembinaan
kader sangat diperlukan untuk membantu tenaga kesehatan memantau
masalah kesehatan di lingkungan masyarakat (Lusiana, 2017).
2. Peran Fungsi Kader
Kader sebagai pelaku penggerakan masyarakat memiliki peran dan
fungsi sebagai berikut:
a. Membantu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat;
b. Membantu mengamati masalah kesehatan di lingkungan masyarakat;
c. Membantu menyehatkan lingkungan masyarakat;
d. Membantu meningkatkan kesehatan ibu, bayi dan juga balita;
e. Membantu masyarakat untuk mewujudkan keluarga sadar gizi.
3. Pembentukan Kader
Dalam pembentukan kader sangat memerlukan adanya kerja sama tim
yang baik. Hal ini disebabkan karena kader yang akan dibentuk harus
terlebih dahulu diberikan pelatihan kader. Pelatihan ini diberikan untuk
meningkatkan pengetahuan kader terkait dengan masalah kesehatan.
Adapun hal-hal yang dapat disampaikan dalam pembinaan kader
adalah mengenai :
a. Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin di tenaga kesehatan
(mempromosikan bidan siaga);
b. Pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas serta
rujukannya;
c. Penyuluhan gizi dan keluarga berencana;

14
d. Pencatatan kelahiran dan kematian bayi atau ibu;
e. Promosi tubulin, donor darah berjalan, ambulans desa, suami siaga,
satgas gerakan saying ibu.
Selain hal tersebut, pembinaan kader yang dilakukan oleh bidan
didalamnya diharapkan berisi mengenai peran kader yaitu adalah sepanjang
daur kehidupan perempuan dari mulai kehamilan hingga masa perawatan
bayi.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan khususnya
perubahan social di masyarakat adalah suatu bentuk proses individu, suatu
keluarga dan juga lembaga kemasyarakatan yang turut mengambil tanggung
jawab bersama atas kesehatan diri, keluarga dan juga masyarakat di suatu
lingkungan tertentu. Tujuan peran serta masyarakat adalah untuk meningkatkan
jumlah dan juga mutu kesadaran masyarakat dalam perubahan di bidang
kesehatan. Dasar filosofi peran masyarakat ada 3 yaitu hakikat manusia sebagai
makhluk social, masyarakat memiliki jiwa organisasi, dan masyarakat memiliki
kesadaran alami untuk peduli.
Peran serta masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat
pengetahuan, sikap mental, kebutuhan individu, tingkat keterikatan kelompok,
dan tingkat kemampuan sumber daya. Terdapat ciri-ciri peran serta masyarakat
yaitu memiliki motivasi, mampu berkomunikasi, mampu mengkoordinasi dan
mampu mobilisasi. Prinsip peran serta masyarakat adalah mendorong terjadinya
perubahan social, mobilisasi diri sendiri, terlibat dalam suatu tujuan, terlibat
dalam memberikan dukungan, terlibat dalam memberikan informasi kepada
setiap anggota. Metode peran masyarakat yang dapat digunakan adalah
pendekatan masyarakat, pengorganisasian masyarakat, survey, perencanaan
program, pelatihan dan rencana evaluasi.
Bentuk peran serta masyarakat dalam perubahan social dapat dilakukand ari
keluarga yaitu dengan meningkatkan kesadaran keluarga mengenai pentingnya
hidup sehat, kemudian memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat
untuk membantu meningkatkan pengetahuan serta terjadinya perubahan, menjadi

16
penyelenggara kesehatan serta dengan menjadi kelompok profesi kesehatan.
Adapun upaya kesehatan yang bersumber dari peran serta masyarakat adalah
pembentukan tubulin, dasolin, pos obat desa, posyandu, poskestren, dan dana
sehat.
Kader adalah tenaga masyarakat yang dinilai paling dekat dengan
masyarakat. Kader dipilih untuk membantu meningkatkan pengetahuan,
menurunkan angka kematian ibu dan anak. Kader sendiri diharapkan memiliki
latar belakang pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan untuk membaca,
menulis, serta menghitung secara sederhana. Pembinaan kader sangat diperlukan
untuk membantu tenaga kesehatan memantau masalah kesehatan di lingkungan
masyarakat.

B. Saran
Untuk tenaga kesehatan khususnya bidan diharapkan mampu melibatkan
peran serta masyarakat dalam melakukan pelayanan kesehatan di masyarakat
agar mampu menciptakan suatu masyarakat yang memiliki taraf kesehatan yang
baik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Bustami, Lusiana EL Sinta, dkk.. 2017. Kebidanan Komunitas. Padang: CV.


Rumahkayu Pustaka Utama.

Kementerian Kesehatan RI. 2020. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kemenkes
RI dan JICA.

. 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta:


Kemenkes RI.

. 2016. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Pusat


Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Putri, Sentya & Dewinny. 2019. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta:


PUSTAKA BARU PRESS.

18

Anda mungkin juga menyukai