Anda di halaman 1dari 107

USULAN TEKNIK

Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota


Sukabumi

A. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Pemerintah Kota Sukabumi tengah mempersiapkan upaya pemindahan pusat pemerintahan .


Rencananya, kawasan pusat pemerintahan akan dipindahkan ke Kecamatan Cibeureum .
Saat ini pusat pemerintahan berada di Kecamatan Cikole. Namun, lokasi kantor organisasi
perangkat daerah (OPD) tidak dalam satu titik melainkan menyebar di beberapa tempat.

"Rencananya , kantor dinas atau OPD akan ditempatkan dalam satu lokasi yang disebut pusat
pemerintahan Kota Sukabumi. Sehingga upaya layanan kepada masyarakat diharapkan akan
lebih cepat.

Upaya pembangunan pusat pemerintahan Kota Sukabumi ini memerlukan waktu beberapa
tahun. Oleh karena itu pembangunan akan dilakukan secara bertahap . Luasan lahan yang
dibutuhkan mencapai 19,1 hektare . Pembangunan pusat pemerintahan Kota Sukabumi di
Kecamatan Cibeureum ini sudah sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) . Hal ini
tercantum dalam peraturan daerah (Perda) Nomor 11 tahun 2012 tentang RTRW Kota Sukabumi
tahun 2011-2031. Dengan demikian, jika ditinjau dari segi peruntukan pemanfaatan lahan, lokasi
pembangunan pusat pemerintahan , telah sesuai dengan peruntukannya.

Meskipun rencana kegiatan pembangunan pusat pemerintahan ini akan banyak memberikan
manfaat bagi masyarakat sekitar, namun disisi lain, bahwa kegiatan pembangunan ini juga
akan membangkitkan seperangkat dampak negatif bagi lingkungan. Sangat disadari bahwa
kegiatan pembangunan pusat pemerintahan yang tidak ramah lingkungan akan
menyebabkan pencemaran lingkungan, seperti menurunnya kualitas udara, meningkatnya
kebisingan, menurunnya kualitas air sungai dan air tanah , meningkatnya kepadatan lalulintas,
timbulnya kemacetan lalulintas, menurunnya kelimpahan biota perairan, terjadinya keresahan
sosial, terbentuknya persepsi negatif masyarakat, menurunnya sanitasi lingkungan, dan
meningkatnya penyebaran penyakit. Bahkan kegiatan pembangunan yang tidak terkelola
dengan baik juga dapat membangkitkan dampak sosial berupa konflik horinsontal
antar masyarakat dan konflik vertikal antara masyarakat lokal dengan pemerintah daerah.

Oleh karena itu guna mengeliminir dampak negatif serta mengoptimalkan dampak positif
kegiatan pembangunan ini, serta menjamin kesinambungan fungsi ekologis, fungsi ekonomi
dan fungsi sosial, maka pelaksanaannya harus berwawasan lingkungan . Sejalan dengan itu,
sesuai dengan kebijaksanaan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan

P T MIT R A B U A N A R E K A H AL - 1
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

sebagaimana diatur dalam Undangundang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2012 tentang lzin Lingkungan, maka setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki AMDAL.

Mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 , tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup, maka rencana kegiatan pembangunan pusat pemerintahan Kota Sukabumi
wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) . Dan jika ditinjau dari luas
lahan dan bangunan yang akan dibangun (kegiatan multisektor), dimana luas lahan yang
dialokasikan untuk kegiatan pembangunan ini adalah seluas 19,1 ha, maka rencana kegiatan
pembangunan ini wajib memiliki AMDAL berdasarkan luas bangunan yang akan dibangun . Hal
tersebut termaktub pada Lampiran I angka romawi II huruf A angka 5 permeneg LH Nomor 05
Tahun 2012. dimana pembangunan bangunan gedung dengan luas lahan ≥ 5 ha atau luas
bangunan ≥ 10.000 m2 wajib memiki AMDAL. Hal tersebut terkait dengan pembebasan lahan,
daya dukung lahan, tingkat kebutuhan air sehari-hari, limbah yang dihasilkan, efek
pembangunan terhadap lingkungan (getaran, kebisingan , polusi udara, dan lain-lain), koefisien
dasar bangunan (KDB) dan koefisien luas bangunan (KLB) , jumlah dan jenis pohon yang
mungkin hilang , konflik sosial akibat pembebasan lahan, struktur bangunan bertingkat tinggi
dan basement menyebabkan masalah dewatering dan gangguan tiang-tiang
pancang terhadap ukuifer sumber air sekitar, bangkitan pergerakan (traffic) dan
permukiman tenaga kerja yang besar, bangkitan pergerakan dan kebutuhan parkir
pengunjung, produksi sampah dan limbah domestik, serta genangan atau banjir lokal.

Dalam rangka memenuhi kewajiban tersebut, maka pemrakarsa kegiatan akan melakukan
penyusunan studi AMDAL rencana kegiatan pembangunan pusat pemerintahan Kota
Sukabumi dengan berpedoman kepada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. Studi ini akan
menghasilkan 3 (tiga) dokumen AMDAL yang merupakan satu kesatuan , yaitu Keranga Acuan
(KA), Analis is Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), serta Rencana Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL-RPL) .

Selanjutnya , dalam rangka pembangunan Pusat Pemerintahan Kota Sukabumi tersebut, maka
pemrakarsa wajib memiliki izin lingkungan . Oleh karena itu dalam rangka
memenuhi persyaratan proses permohonan lzin Lingkungan pembangunan Pusat
Pemerintahan Kota Sukabumi tersebut, maka pemrakarsa akan melakukan kegiatan
penyusunan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) sesuai
dengan peraturan Menteri Negara
P T MIT R A B U A N A R E K A H AL - 2
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

Lingkungan Hidup Rl No. 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang
Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk mengintegrasikan pertimbangan lingkungan pada
tahap perencanaan dari kegiatan proyek, membantu proses pengambilan keputusan dalam
pemilihan alternatif metode kerja pelaksanaan konstruksi, pasca konstruksi/operasional serta
pasca operasional yang layak ditinjau dari segi lingkungan dan sebagai pedoman penyusunan
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) serta
pedoman untuk kegiatan pengelolaan dan pemantauan bagi pemrakarsa dan instansi terkait.

Tujuan kegiatan ini, yaitu:

a) Mengindentifikasi komponen kegiatan pembangunan fisik terutama yang


berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan;
b) Mengevaluasi kegiatan yang akan dilakukan pada tahap pra-konstruksi, konstruksi, dan
pasca konstruksi/operasional serta pasca operasional;
c) Mengidentifikasi rona lingkungan hidup terutama yang diperkirakan terkena
dampak penting, yaitu komponen fisika, kimia, biologi, dan sosial baik di tapak proyek
maupun di sekitar lokasi proyek;
d) Mengidentifikasi dampak – dampak lingkungan yang terjadi dan menentukan tingkat
pentingnya dampak – dampak tersebut berdasarkan kriteria yang berlaku;
e) Memperkirakan dan mengevaluasi besaran dan pentingnya dampak lingkungan yang
diperkirakan akan timbul akibat adanya pembangunan;
f) Merumuskan saran dan tindak lanjut upaya penanganan dampak penting yang dijabarkan
dalam dokumen kerja yang berupa Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) yang operasional.

P T MIT R A B U A N A R E K A H AL - 3
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

B. PEMAHAMAN DAN SARAN


TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

Seperti yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), konsultan ditugaskan
untuk memberikan jasa konsultasinya dalam Pekerjaan Penyusunan Dokumen AMDAL
Pembangunan Pusat Pemerintahan yang Berlokasi di Kota Sukabumi, Provinsi Jawa Barat
pada dasarnya, Kerangka Acuan Kerja yang telah diberikan sudah cukup jelas untuk
dimengerti.

Selama jadwal penugasan ini, Tim Konsultan diharapkan dapat memberikan jasa konsultasinya
secara optimal, baik dalam pelaksanaan maupun dalam administrasi seperti pelaporan dan
berita acara hasil rapat koordinasi. Selama jadwal penugasan tersebut, Tim
Konsultan diharapkan melaksanakan semua kegiatan dengan rasa penuh tanggung jawab,
menyusun rencana kerja yang efektif dan efisien, serta secara periodik mengadakan
koordinasi dan konfirmasi dengan pihak pemberi kerja guna pencapaian hasil yang optimal
dan tepat waktu.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu adanya pemahaman dan penjabaran pengertian
terhadap KAK yang telah diterbitkan oleh Pihak Panitia Kegiatan. Berdasarkan KAK dan berita
acara penjelasan pekerjaan, maka Pihak Konsultan perlu memberikan tanggapannya sebagai
suatu penjabaran dan pemahaman terhadap Latar Belakang, Tujuan Pekerjaan,
Lingkup Pekerjaan, Output Pekerjaan, Jangka Waktu Pelaksanaan, dan Tenaga Ahli serta
tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan baik yang bersifat teknis maupun
yang bersifat administrasi.

Beberapa hal sebagai Pemahaman Konsultan terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK), dapat
diuraikan sebagai berikut:

1. PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN TERHADAP LATAR BELAKANG

Latar belakang masalah yang telah diterangkan dalam KAK sudah cukup jelas. Pihak Pemberi
kerja sangat memperhatikan kondisi lingkungan hidup dan penanggulangan demi tujuan akhir
yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan, dan keamanan penduduk.
Pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan yang
berlokasi di Kota Sukabumi mengacu pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
P T MIT R A B U A N A R E K A H AL - 4
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

Hidup. Sistematika penulisan mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lampiran II.

Melalui studi ini diharapkan usaha dan/ atau kegiatan pembangunan dapat memanfaatkan
dan mengelola sumber daya alam secara efisien, meminimalkan dampak negatif
dan memaksimalkan dampak positif terhadap lingkungan
hidup. Dalam menunjang dan mendukung Penyusunan
Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan yang berlokasi di Kota Sukabumi, maka
perlu adanya dukungan dari semua pihak khususnya pihak masyarakat sekitar
yangmempunyai manfaat sangat besar dari dampak pembangunan tersebut.

2. PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN TERHADAP TUJUAN

Tujuan kegiatan yang tercantum dalam KAK cukup singkat, jelas, dan dapat dimengerti oleh
konsultan. Konsultan memahami secara rinci tujuan dilaksanakannya pekerjaan Penyusunan
Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan yang berlokasi di Kota Sukabumi adalah:

a. Melakukan identifikasi terhadap komponen rencana kegiatan Pembangunan Pusat


Pemerintahan yang diprakirakan akan membangkitkan seperangkat dampak besar dan
penting terhadap lingkungan dan lalu lintas baik pada tahap pra-konstruksi, konstruksi,
maupun pasca konstruksi (operasional);
b. Melakukan identifikasi terhadap komponen lingkungan yang diprakirakan akan terkena
dampak besar dan penting;
c. Melakukan prakiraan dan evaluasi dampak besar dan penting terhadap
komponen lingkungan yang ditimbulkan oleh rencana kegiatan Pembangunan Pusat
Pemerintahan;
d. Merumuskan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) guna menekan dampak negatif dan
mengembangkan dampak positip yang mungkin timbul akibat kegiatan pembangunan
Pusat Pemerintahan;
e. Merumuskan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) guna memastikan bahwa kegiatan
pengelolaan lingkungan telah berjalan secara efektif, sehingga dampak negatif dapat
dieliminir dan dampak positif dapat dikembangkan.

Konsultan juga memahami kegunaan pekerjaan Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan


Pusat Pemerintahan yang berlokasi di kota Sukabumi adalah:

A. KEGUNAAN BAGI PEMRAKARSA


1) Membantu pengambilan keputusan dalam pemilihan alternatif yang layak dari segi
lingkungan hidup;
P T MIT R A B U A N A R E K A H AL - 5
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

2) Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan hidup dalam pembangunan Pusat


Pemerintahan Kota Sukabumi;
3) Mengetahui lebih dini dampak penting yang kemungkinan ditimbulkan oleh kegiatan
Pembangunan Pusat Pemerintahan sehingga dapat ditentukan rencana pengelolaan
dan pemantauannya secara tepat.

B. KEGUNAAN BAGI PEMERINTAH


1) Menghindarkan terjadinya suatu konflik dengan masyarakat;
2) Menjaga agar pembangunan tersebut sesuai terhadap suatu prinsip pembangunan
yang berkelanjutan;
3) Perwujudan mengenai tanggung jawab pemerintah didalam pengelolaan lingkungan
hidup;
4) Dapat membantu dalam menentukan kebijakan yang tepat dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan.

C. KEGUNAAN BAGI MASYARAKAT


1) Sebagai informasi penting untuk mengetahui keberadaan proyek dan perubahan
kualitas lingkungan hidup dan lalu lintas sekitar;
2) Sebagai salah satu instrumen dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan
pengelolaan dampak kegiatan di daerahnya;
3) Memberi informasi untuk memanfaatkan dampak positif dan menghindari dampak
negatif yang kemungkinan ditimbulkan oleh kegiatan pembangunan pusat
pemerintahan;
4) Mendapatkan informasi tentang hak dan kewajiban di dalam hubungan dengan
proyek yang ada di daerahnya

3. PEMAHAMAN TERHADAP LINGKUP KEGIATAN

Lingkup kegiatan yang terdapat pada KAK cukup jelas, terarah dan dapat dipahami. Pokok
pekerjaan yang dimaksud dalam pekerjaan jasa konsultan adalah melakukan Penyusunan
Dokuman kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Pembangunan Pusat
Pemerintahan yang berlokasi di Kota Sukabumi.

Referensi Hukum

Konsultan memahami bahwa pelaksanaan pekerjaan jasa konsultan Pembangunan


Pusat Pemerintahan yang berlokasi di Kota Sukabumi harus didasarkan pada peraturan
perundang-

P T MIT R A B U A N A R E K A H AL - 6
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

undangan yang berlaku baik di tingkat pusat maupun daerah. Adapun peraturan perundang-
undangan adalah sebagai berikut:

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 33;


b. Undang - Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria;
c. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya;
d. Undang - Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
e. Undang - Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
f. Undang - Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Pemukiman;
g. Undang - Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Pemukiman;
h. Undang - Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2019 tentang Pengairan;
i. Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Lapangan Kerja
j. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
k. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 Tentang Jenis
Tumbuhan Dan Satwa Yang Dilindungi;
l. Keputusan Kepala Bapedal No. 124 Tahun 1997 tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan
Masyarakat Dalam Penyusunan AMDAL;
m. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2013 Tentang Tata Laksana Penilaian dan
Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan;
n. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar
Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene
Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum;
o. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku
Tingkat Kebisingan;
p. Keputusan Kepala Bapedal No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai
Ukuran Dampak Penting;

P T MIT R A B U A N A R E K A H AL - 7
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

q. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012
tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan
Hidup dan Izin Lingkungan;
r. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor:
P.38/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2019 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang
Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
s. Peraturan-peraturan terkait lainnya yang berlaku.

PEMAHAMAN TERHADAP OUTPUT

Administrasi dan pelaporan sebagai produk Konsultan, seperti yang tercantum dalam KAK telah
cukup dimengerti dan dipahami oleh pihak Konsultan. Serta hasil produk - produk pekerjaan
jasa konsultan untuk setiap tahapan pekerjaan harus mengacu pada KAK yang ada. Konsultan
akan memenuhi semua laporan seperti yang tercantum dalam KAK.

PEMAHAMAN TERHADAP JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Waktu pelaksanaan seperti yang tercantum dalam KAK, direncanakan selama 180 (seratus
delapa puluh) hari kalender atau 6 (enam) bulan sejak SPMK diterbitkan untuk Pelaksanaan
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan yang berlokasi di
Kota Sukabumi, baik persiapan teknis dan administrasi, pelaksanaan lapangan mencakup
survei Investigasi dan penyelesaian Penyusunan laporan telah dimengerti dan dipahami oleh
pihak Konsultan. Dengan tersedianya waktu seperti yang telah disebutkan di atas, maka Tim
Konsultan memprediksi bahwa waktu tersebut adalah cukup sehingga perlu adanya
pengaturan pelaksanaan pekerjaan dengan jadwal yang lebih efektif dan efisien guna
pencapaian hasil yang lebih baik dan maksimal.

PEMAHAMAN TERHADAP TENAGA PELAKSANA KEGIATAN

Pengajuan tenaga ahli atau personel yang ditugaskan sesuai kebutuhan telah disiapkan oleh
pihak Konsultan sesuai dengan ketentuan dan kualifikasi yang tercantum dalam
KAK. Berdasarkan dokumen seleksi dan KAK, tenaga ahli yang dibutuhkan sebanyak 1 team
leader, 6 (enam) tenaga ahli, dan tenaga pendukung dengan berbagai macam latar belakang
disiplin ilmu adalah cukup.

KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa isi keseluruhan dari Dokumen Seleksi dan KAK dan
Penjelasan Pelelangan (Aanwijzing) yang dikeluarkan oleh Panitia Lelang telah dipelajari dan
dimengerti dengan baik oleh Konsultan.

P T MIT R A B U A N A R E K A H AL - 8
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

Demikian pula dengan uraian mengenai syarat-syarat administrasi, syarat-syarat teknis,


kualifikasi dan penugasan personel, serta ketentuan-ketentuan lainnya, seluruhnya
telah dimengerti dan dipahami oleh pihak Konsultan.

Dari keseluruhan hal yang tercantum dalam KAK, terdapat kekurang-lengkapan data-data
Teknis baik Data Fisik maupun Data Non-fisik untuk menunjang atau mendukung proses selama
implementasi proyek. Data-data Teknis ini merupakan tugas Konsultan yang harus disiapkan
mulai pelaksanaan sampai berakhirnya seluruh kegiatan proyek. Selanjutnya data-
data sekunder yang relevan dengan studi ini baik berupa data maupun laporan studi
sangat diharapkan bantuannya dari pihak pemberi kerja. Terkait peraturan perundangan
baru yang telah diacu yaitu Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang baru diundangkan
tanggal 02 Februari 2021

Dari uraian di atas, dengan berbekal berbagai pengalaman Perusahaan dan


kualifikasi personel yang ditugaskan, serta dengan dibekali niatan dan keteguhan hati dari
Konsultan selama perjalanan karirnya, maka Tim Konsultan dengan penuh keyakinan
menyatakan kesiapannya dalam mengemban tugas untuk melaksanakan Proyek secara
maksimal dengan berpedoman pada kualitas, efektivitas dan
efisiensi waktu, serta manajemen dalam perencanaan dan
pelaksanaan yang optimal guna mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam hal ini Konsultan
bekerja dengan konsep tugas (task concept) dimana konsultan bertanggung jawab terhadap
hasil pekerjaannya.
P T MIT R A B U A N A R E K A H AL - 9
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

C. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Metode Pendekatan Studi dalam Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat


Pemerintahan yang berlokasi di Kota Sukabumi ini berpedoman pada prosedur dan pedoman
penyusunan Dokumen AMDAL sesuai peraturan yang berlaku (Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Lampiran II). Penyusunan dokumen AMDAL ini terdiri dari 2 dokumen yang
terkait, yaitu Kerangka Acuan (KA) dan ANDAL, RKL - RPL. Secara garis besar pendekatan
penyusunan studi AMDAL ini dapat dilihat pada gambar berikut:

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 10
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen
AMDAL Pembangunan
Pusat Pemerintahan
Kota Sukabumi

Gambar 1. Alur Penyusunan Studi AMDAL

P T MIT R A B U A N A R E K A H AL
- 11
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PERSIAPAN PEKERJAAN

Sebelum melaksanakan kegiatan pengumpulan data, perlu dirumuskan data apa saja yang
akan diperoleh di lapangan yang menunjang kedalaman materi rencana yang akan disusun.
Beberapa kegiatan dalam tahapan persiapan sebelum survei adalah sebagai berikut

▪ Kajian Studi Meja/Desk Study. Kajian ini bertujuan untuk menunjang Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup Pembangunan Pusat Pemerintahan. Dalam kajian ini dilakukan
pertemuan tenaga ahli dan tim pendukung yang dipimpin oleh Ketua Tim untuk menyusun
strategi penyusunan dokumen lingkungan.

▪ Persiapan Teknik Survei. Persiapan ini dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan survei
yang akan dilakukan. Contoh persiapan yang akan dilakukan adalah mempersiapkan
segala bentuk perijinan, melakukan inventarisasi dan pemahaman terhadap lokasi
kegiatan, pemahaman terhadap sistem dan teknis pengambilan sampel,
penyediaan peralatan, pembuatan instrumen kuesioner sosial ekonomi, dan
penentuan teknis perjalanan survei.

METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan untuk menyusun rona lingkungan hidup
awal pada saat studi dilakukan sebagai data basis untuk keperluan prakiraan dan evaluasi
dampak. Data primer dikumpulkan dari hasil wawancara, survei, observasi, pengukuran in situ
dan pengambilan sampel di lokasi yang telah ditetapkan berdasarkan lokasi tapak proyek dan
radius arah sebaran dampak sesuai dengan batas wilayah studi. Adapun
komponen lingkungan yang perlu dikaji sebagai berikut:

KOMPONEN FISIK-KIMIA

A. Iklim

a) Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan rona lingkungan awal daerah studi pada aspek klimatologi,
maka komponen iklim yang akan ditelaah, antara lain curah hujan, hari hujan,
temperatur dan kelembaban udara, serta kecepatan dan arah angin pada daerah studi dan
sekitarnya.

Untuk pengambilan data iklim dilakukan dengan pengumpulan data sekunder yang diperoleh
dari berbagai Instansi seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat,
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi, BPS Kabupaten serta dinas lain yang terkait.

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 12
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

b) Metode Analisis Data

▪ Temperatur Udara
Data temperatur udara di lokasi kegiatan merupakan temperatur bulanan atau
tahunan rata-rata dari data sekunder instansi terkait.

▪ Kelembaban Udara
Kelembaban udara diperoleh dari data sekunder dengan melihat data kelembaban
udara relatif (RH) bulanan atau tahunan rata-rata di lokasi kegiatan.

▪ Curah Hujan dan Hari Hujan


Data curah hujan dan hari hujan digunakan untuk mengetahui intensitas hujan
harian/bulanan/tahunan di wilayah studi..

▪ Kecepatan dan Arah Angin


Data angin yang diperoleh akan diolah untuk memperoleh pola mawar angin (wind
rose) di wilayah studi.

B. KUALITAS UDARA AMBIEN DAN KEBISINGAN

a) Metode Pengumpulan Data

Data kualitas udara diperoleh melalui pengukuran langsung di lokasi kegiatan. Parameter
kualitas udara yang diukur meliputi SO2, CO, NO2, Debu (TSP) dan tingkat kebisingan. Metode
untuk pengukuran parameter kualitas udara mengikuti metode yang tercantum pada SNI 19-
7119.6-2005 tentang Udara Ambien dengan baku mutu mengacu pada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lampiran VII dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.

Lokasi penelitian kualitas udara didasarkan pada dampak pencemaran udara dan kebisingan
yang ditimbulkan oleh rencana Pembangunan Pusat Pemerintahan.

Penentuan lokasi titik pengambilan contoh uji udara tersebut didasarkan atas
beberapa pertimbangan yaitu: arah dan kecepatan angin dominan, lokasi tapak proyek, dan
pemukiman penduduk sekitar proyek yang akan terkena dampak.

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 13
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

b) Metode Analisis Data

Analisis kualitas udara akan dilakukan sesuai dengan mengacu pada Standar
Nasional Indonesia yang berlaku. Hasil pengukuran selanjutnya dibandingkan dengan
baku mutu lingkungan udara ambien yang tercantum pada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Lampiran VII dan kebisingan berdasarkan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.

Tabel 1. Metode Pengukuran dan Analisis Kualitas Udara Ambien

No. Parameter Satuan Baku Mutu Metoda

1 Sulfur Dioksida (SO2) µg/m 3


150 1)
SNI 19-7119.7-2005

2 Karbon Monoksida (CO) µg/m 3


10.000 1)
IK-S.UA5 (CO Meter)

3 Nitrogen Dioksida (NO2) µg/m 3


200 1)
SNI 19-7119.2-2005

4 TSP µg/m 3
- Gravimetri

5 Kebisingan dBA 55 2)
IK- S.UA2 (Sound Level Meter)

Data Lapangan

1 Temperatur udara °C - Termometer

2 Kelembaban udara % - Higrometer

3 Angin dari Arah ° - Kompas

4 Kecepatan Angin m/detik - Anemometer

5 Kondisi Cuaca - - -

Keterangan:

1) Baku Mutu Kualitas Udara Ambien Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lampiran VII.

2) Baku Tingkat Kebisingan Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup, No. Kep. 48/MENLH/II/1996.

Data kebisingan yang diperoleh dianalisis untuk mendapatkan L equivalen. L equivalen adalah
nilai kebisingan dari tingkat kebisingan yang berubah-ubah (fluktuatif) selama selang waktu
tertentu.

▪ L equivalen siang dihitung dengan persamaan:

Ls = 10 Log 1/16 (T1.10 0,1L1


+ ........+ T4.10 ) dB (A)
0,1.L4

▪ L equivalen malam dihitung dengan persamaan:

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 14
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

LM = 10 Log 1/8 (T5.10 0,1L5 + ........+ T7.10 0,1.L7) dB (A)

▪ Sedangkan L equivalen siang malam (Lsm) dihitung dengan persamaan:

LSM = 10 Log 1/24 (16. 10 0,1 Ls+ 8.10 0,1 Lm) dB (A)

L equivalen siang malam (LSM) kemudian dibandingkan dengan baku mutu kebisingan yang
berlaku dengan toleransi 3 dB.

Analisis Data berdasarkan perubahan jarak :

Prediksi perubahan tingkat kebisingan akibat perubahan jarak dihitung dengan persamaan:

▪ Sumber titik/diam;

r2
LP2 = LP1 − 20.log
r1

▪ Sumber garis/bergerak;

r2
LP2 = LP1 − 10.log
r1

di mana: LP1 = tingkat kebisingan di suatu tempat

LP2 = tingkat kebisingan yang diukur di titik r1

r1 = jarak dari tempat pengukuran ke sumber kebisingan

r2 = jarak tempat yang diperkirakan kebisingannya dihitung dari sumber


kebisingan.

C. KUALITAS AIR

1) Kualitas Air Permukaan

a) Metode Pengumpulan Data

Studi komponen lingkungan kualitas air meliputi komponen-komponen kualitas fisik dan kimia air
permukaan (sungai/rawa). Pengumpulan data komponen kualitas air dilakukan secara primer
di lokasi kegiatan. Pengambilan sampel air sungai/rawa pada setiap titik mengacu pada
Standar Nasional Indonesia yang berlaku. Hasil pengukuran selanjutnya dibandingkan dengan
baku mutu air nasional yang tercantum pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lampiran VI. Parameter-parameter kualitas air yang mudah berubah dan tidak
dapat diawetkan seperti suhu, daya hantar listrik, pH, kekeruhan dan Oksigen terlarut (DO)
dianalisis di

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 15
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

lokasi pada saat pengambilan sampel (in situ). Sedangkan untuk parameter-parameter kulitas
air yang lain akan dianalisis di laboratorium.

Tabel 2. Parameter serta Metode Pengumpulan dan Analisis Kualitas Air Permukaan

No. Parameter Unit Baku Mutu* Metode

FISIKA

1 Temperatur °C ±3 SNI 06-6989.23-2005

2 TSS (Total Suspensi Solid) mg/L 50 SNI 06-6989.3-2004

3 TDS (Total Disolve Solid) mg/L 1000 SNI 06-6989.27-2005

KIMIA

1 pH mg/L 6–9 SNI 06-6989.11-2004

2 BOD mg/L 3 APHA 5210 B(2005)

3 COD mg/L 25 APHA 5220 B(2005)

4 DO mg/L >4 DO-Meter

5 NO3 – N mg/L 10 APHA NO3- E(2005)

6 NH3 –N mg/L - SNI 06-6989.52-2005

7 Cobalt (Co) mg/L 0,2 APHA 3111 B (2005)

8 Boron (B) mg/L 1 APHA 4500-B B(2005)

9 Cadmium (Cd) mg/L 0,01 APHA 3111B (2005)

10 Chrom VI (Cr ) 6+
mg/L 0,05 APHA 3500 D(2005)

11 Copper (Cu) mg/L 0,02 APHA 3111 B (2005)

12 Iron (Fe) mg/L - APHA 3111 B (2005)

13 Lead (Pb) mg/L 0,03 APHA 3111 B (2005)

14 Mangane (Mn) mg/L - APHA 3111 B (2005)

15 Zink (Zn) mg/L 0,05 APHA 3111 B (2005)

16 Chloride (Cl) mg/L - SNI 06-6989.19-2004

17 Fluoride (F) mg/L 1,5 SNI 06-6989.29-2005

18 NO2 – N mg/L 0,06 SNI 06-6989.9-2004

19 Sulfate (SO4) mg/L - SNI 06-6989.20-2004

20 Chlorine (Cl2) mg/L 0,03 APHA 4500-Cl B(2005)

21 Sulfida (S )-
mg/L 0,002 APHA 4500-S B(2005)
2-

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 16
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

No. Parameter Unit Baku Mutu* Metode

22 Oil and Grease mg/L 1 SNI 06-6989.10-2004

23 MBAS mg/L 0,2 SNI 06-6989.51-2005

24 Phenol mg/L 0,001 SNI 06-6989.21-2004

25 Phosfate (PO4) mg/L 0,2 SNI 06-6989.31-2005

SAMPLING

1 Kondisi Udara - - -

2 Temperatur Udara °C -

Sumber : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lampiran VI.

• Peralatan
Persyaratan Alat Pengambilan Contoh

Alat pengambilan contoh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

- Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh (misalnya


untuk keperluan pemeriksaan logam, alat pengambil contoh tidak terbuat dari
logam);
- Mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya ;
- Contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampung tanpa ada sisa bahan
tersuspensi di dalamnya ;
- Kapasitas alat 1 – 2 lt tergantung dari maksud pemeriksaan ;

- Mudah dan aman dibawa.

Jenis Alat Pengambilan Contoh

Beberapa jenis alat pengambil contoh yang dapat digunakan meliputi :

- Alat pengambil contoh sederhana (Gambar 1 dan 2), berupa :


(1) botol biasa atau ember plastik yang digunakan pada permukaan air secara
langsung

(2) botol biasa yang diberi pemberat yang digunakan pada kedalaman tertentu

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 17
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

1 2
Gambar 2. Peralatan Pengambilan Sampel Kualitas Air

• Bahan
Bahan Kimia untuk Pengawetan

Bahan kimia yang digunakan untuk pengawetan harus memenuhi persyaratan bahan
kimia untuk analisis dan tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang akan
diperiksa. Pengawetan contoh untuk parameter tertentu diperlukan apabila
pemeriksaan tidak dapat langsung dilakukan setelah pengambilan contoh. Jenis bahan
pengawet yang digunakan dan lama penyimpanan berbeda-beda tergantung pada
jenis parameter yang akan diperiksa.

Wadah Contoh

Wadah yang digunakan untuk menyimpan contoh harus memenuhi


persyaratan sebagai berikut :

- Terbuat dari bahan gelas atau plastik ;


- Dapat ditutup dengan kuat dan rapat ;
- Mudah dicuci ;
- Tidak mudah pecah ;
- Wadah contoh untuk pemeriksaan mikrobiologis harus dapat disterilkan ;
- Tidak menyerap zat-zat kimia dari contoh ;
- Tidak melarutkan zat-zat kimia ke dalam contoh ;
- Tidak menimbulkan reaksi antara bahan wadah dengan contoh.

• Volume Contoh
Volume contoh yang diambil untuk keperluan pemeriksaan di lapangan dan
laboratorium bergantung dari jenis pemeriksaan yang diperlukan sebagai berikut :

- Untuk pemeriksaan sifat fisik dan kimia air diperlukan lebih kurang 2 liter.

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 18
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

- Untuk pemeriksaan bakteriologi diperlukan lebih kurang 100 ml.


• Pola Kerja
Urutan pelaksanaan pengambilan contoh kualitas air adalah sebagai berikut :

- Menentukan lokasi pengambilan contoh ;


- Menentukan titik pengambilan contoh ;
- Melakukan pengambilan contoh ;
- Melakukan pemeriksaan kualitas air di lapangan ;
- Melakukan pengolahan pendahuluan dan pengawetan contoh ;
- Pengepakan contoh dan pengangkutan ke laboratorium.

b) Metode Analisis Data

Sampel yang sudah diawetkan dianalasisi di laboratorium yang sudah terakreditasi KAN dan
Laboratorium Lingkungan dari KLHK. Data kualitas air disajikan dalam bentuk tabulasi. Nilai-nilai
parameter kualitas air yang diperoleh dibandingkan dengan baku mutu air nasional yang
tercantum pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lampiran VI.

Tabel 3. Metode Analisis Kualitas Air Permukaan

No. Parameter Unit Baku Mutu* Metode

FISIKA

1 Temperatur °C ±3 SNI 06-6989.23-2005

2 TSS (Total Suspensi Solid) mg/L 50 SNI 06-6989.3-2004

3 TDS (Total Disolve Solid) mg/L 1000 SNI 06-6989.27-2005

KIMIA

1 pH mg/L 6–9 SNI 06-6989.11-2004

2 BOD mg/L 3 APHA 5210 B(2005)

3 COD mg/L 25 APHA 5220 B(2005)

4 DO mg/L >4 DO-Meter

5 NO3 – N mg/L 10 APHA NO3- E(2005)

6 NH3 –N mg/L - SNI 06-6989.52-2005

7 Cobalt (Co) mg/L 0,2 APHA 3111 B (2005)

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 19
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

No. Parameter Unit Baku Mutu* Metode

8 Boron (B) mg/L 1 APHA 4500-B B(2005)

9 Cadmium (Cd) mg/L 0,01 APHA 3111B (2005)

10 Chrom VI (Cr ) 6+
mg/L 0,05 APHA 3500 D(2005)

11 Copper (Cu) mg/L 0,02 APHA 3111 B (2005)

12 Iron (Fe) mg/L - APHA 3111 B (2005)

13 Lead (Pb) mg/L 0,03 APHA 3111 B (2005)

14 Mangane (Mn) mg/L - APHA 3111 B (2005)

15 Zink (Zn) mg/L 0,05 APHA 3111 B (2005)

16 Chloride (Cl) mg/L - SNI 06-6989.19-2004

17 Fluoride (F) mg/L 1,5 SNI 06-6989.29-2005

18 NO2 – N mg/L 0,06 SNI 06-6989.9-2004

19 Sulfate (SO4) mg/L - SNI 06-6989.20-2004

20 Chlorine (Cl2) mg/L 0,03 APHA 4500-Cl B(2005)

21 Sulfida (S )-
mg/L 0,002 APHA 4500-S B(2005)
2-

22 Oil and Grease mg/L 1 SNI 06-6989.10-2004

23 MBAS mg/L 0,2 SNI 06-6989.51-2005

24 Phenol mg/L 0,001 SNI 06-6989.21-2004

25 Phosfate (PO4) mg/L 0,2 SNI 06-6989.31-2005

SAMPLING

1 Kondisi Udara - - -

2 Temperatur Udara °C -

Sumber : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lampiran VI.

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 20
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

2) Kualitas Air Tanah (Air Bersih)

a) Metode Pengumpulan Data

Pengambilan sampel air tanah/air bersih pada setiap titik dilakukan dengan mengacu pada
Standar Nasional Indonesia yang berlaku. Parameter-parameter kualitas air yang
mudah berubah dan tidak dapat diawetkan seperti suhu, daya hantar listrik, pH,
kekeruhan dan Oksigen terlarut (DO) dianalisis di lokasi pada saat pengambilan sampel (in
situ). Sedangkan untuk parameter-parameter kualitas air yang lain akan dianalisis di
laboratorium.

b) Metode Analisis Data

Sampel yang sudah diawetkan dianalisis di laboratorium yang sudah terakreditasi KAN dan
Laboratorium Lingkungan dari KLHK. Data kualitas air disajikan dalam bentuk tabulasi. Nilai-nilai
parameter kualitas air yang diperoleh dibandingkan dengan kriteria baku mutu kualitas air
bersih menggunakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017
tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air
Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.

Tabel 4. Metode Analisis Kualitas Air Tanah (Air Bersih)

No. Parameter Satuan Baku Mutu Metoda

FISIKA

1 Kekeruhan NTU 25 SNI 06-6989.25-2005

2 Warna PtCo 50 SNI 6989.80-2011

3 TDS mg/L 1000 IK-S3 TDS Meter

4 Temperatur °C Suhu Udara ± 3 SNI 06-6989.23-2005

5 Rasa* - Tidak Berasa -

6 Kebauan - Tidak Berbau MP-K A28 (Organoleptis)

KIMIA

1 pH - 6,5 – 8,5 SNI 06-6989.11-2004

2 Besi (Fe) mg/L 1,0 IK-L 42-MP-AES

3 Fluorida (F) mg/L 1,5 SNI 06-6989.29-2005

4 Kesadahan (CaCO3) mg/L 500 SNI 06-6989.12-2004

5 Mangan (Mn) mg/L 0,5 IK-L 42-MP-AES

6 Nitrat (NO3-N) mg/L 10 SNI 6989.79:2011


P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 21
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

No. Parameter Satuan Baku Mutu Metoda

7 Nitrit (NO2-N) mg/L 1 SNI 06-6989.09-2004

8 Sianida (CN) mg/L 0,1 APHA 4500 CN F 2012

9 MBAS mg/L 0,05 SNI 06-6989.51-2005

10 Air Raksa (Hg) mg/L 0,001 IK-L 42-MP-AES

11 Arsen (As) mg/L 0,05 IK-L 42-MP-AES

12 Kadmium (Cd) mg/L 0,005 IK-L 42-MP-AES

13 Krom VI (Cr ) 6+
mg/L 0,05 APHA 3500-Cr-B-2012

14 Selenium (Se) mg/L 0,01 IK-L 42-MP-AES

15 Seng (Zn) mg/L 15 IK-L 42-MP-AES

16 Sulfat (SO4) mg/L 400 SNI 6989.20:2009

17 Timbal (Pb) mg/L 0,05 IK-L 42-MP-AES

18 Zat Organik (KMnO4) mg/L 10 SNI 06-6989.22-2004

MIKROBIOLOGI

1 Total Koliform CFU/100 mL 50 APHA 9222 B 2012

2 E. Coli CFU/100 mL - MP-B-A5- Coliform Count


Plate/E.Coli

Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 tentang
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air
Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.

D. Hidrologi

a) Metode Pengumpulan Data

Data lingkungan hidrologi yang dikumpulkan mencakup debit sungai dan banjir. Pengumpulan
data kajian hidrologi di lokasi rencana kegiatan dilakukan melalui pengumpulan data langsung
di lapangan (primer) maupun data sekunder dari instansi terkait. Untuk data primer dilakukan
melalui observasi di lapangan dan hasil wawancara dengan masyarakat setempat tentang
fluktuasi muka air badan air penerima (sungai), banjir serta penggunaan air oleh masyarakat.
Untuk data sekunder dilakukan pengumpulan daya berupa Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)
diperoleh dari Badan Informasi Geospasial (BIG), serta Peta Hidrologi yang diperoleh dari Pusat
Sumber Daya Air dan Geologi Lingkungan-Badan Geologi KESDM.

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 22
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

b) Metode Analisis Data

Untuk air permukaan dilakukan analisis debit sesaat air sungai dengan menggunakan metoda
"velocity area method', yaitu pengukuran penampang basah sungai berdasarkan kedalaman,
lebar sungai dan kecepatan aliran, yang menggunakan rumus sebagai berikut:

Q = A. V

dimana: Q = debit air (m /det) 3

V = Kecepatan arus (m/det)

A = Luas Penampang (m ) 2

E. Sedimentasi

a) Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan untuk analisis sedimentasi adalah data sekunder yang diperoleh dari
Dinas Pengairan atau Dinas PSDA Provinsi Jawa Barat. Jika data sekunder tidak tersedia maka
akan dilakukan pengambilan data di badan sungai menggunakan alat suspended sampler.

b) Metode Analisis Data

Tingkat sedimentasi air sungai diduga dengan mengunakan rumus berikut (Suripin, 2002; Arsyad,
1980) :

Qs = 0,0864 x Q x C ..................................................................................................... (3.11)

Dimana :

Qs = Beban sedimen (ton/hari)

Q = debit sungai (m /detik) 3

C = kandungan sedimen yang tersuspensi (mg/l).

KOMPONEN RUANG DAN LAHAN

A. Metode Pengumpulan Data

Dua pendekatan akan digunakan dalam studi tata ruang ini, yaitu :

a) Kajian data sekunder


Kegiatan utama dalam kajian data sekunder ini adalah pengumpulan berbagai peta yang
memuat data tata ruang wilayah studi, yaitu :

1) Peta topografi

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 23
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

2) Peta tata guna lahan Kota dan Kabupaten


3) Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota dan Kabupaten
b) Observasi lapangan
Dalam observasi ini akan dikaji pola tata ruang yang ada sebagaimana telah dikumpulkan
melalui data sekunder. Dalam observasi lapangan ini akan dikaji korelasi
terhadap Pembangunan Pusat Pemerintahan dengan
aktivitas di sekitarnya terkait dengan
peruntukan ruang dan lahan.

B. Metode Analisis Data

Dalam metode ini akan dikaji keberadaan tata ruang yang ada. Lebih lanjut akan dikaji pula
kebijakan-kebijakan pengembangan ruang di wilayah studi serta pengunaan lahan yang ada.

KOMPONEN TRANSPORTASI

A. Metode Pengumpulan Data

Rencana rencana kegiatan Pembangunan Pusat Pemerintahan diperkirakan akan


terkait dengan masalah transportasi darat. Transportasi darat diperkirakan akan meningkatkan
volume lalu lintas dan kerusakan jalan di beberapa ruas jalan yang dilalui kendaraan
pengangkut alat berat dan material menuju lokasi terutama pada tahap konstruksi.

Metodologi studi yang digunakan untuk mengurangi permasalahan transportasi yang


diperkirakan akan timbul diharapkan mampu memadukan seluruh proses pekerjaan secara
sistematis dengan tujuan tercapainya sasaran dan tujuan studi. Secara umum metodologi untuk
studi dampak lalu lintas ini, seperti yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini terdiri atas
beberapa tahap pekerjaan, yaitu:

1. Tahap pengumpulan dan analisis data


2. Tahap analisis kinerja jalan eksisting dan perkiraan lalu-lintas
3. Tahap penyusunan analisis dan perencanaan
4. Tahap evaluasi rencana pengembangan jaringan jalan

A. Metode Pengumpulan Data


▪ Data Sekunder
Data sekunder didapatkan dari instansi-instansi dan sumber-sumber terkait. Data-data ini
nantinya akan dianalisis dan digunakan untuk mengevaluasi kinerja jaringan jalan eksisting
dan melakukan prediksi kondisi lalu lintas di masa mendatang. Hasil prediksi terhadap
masalah diharapkan dapat mengidentifikasi permasalahan lalu lintas yang mungkin terjadi di
masa mendatang dengan mempertahankan tingkat pelayanan sistem jaringan yang

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 24
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

telah ada. Selanjutnya identifikasi masalah ini dapat digunakan sebagai dasar
untuk menentukan alternatif pemecahan masalah yang mungkin dilaksanakan.

Data-data sekunder yang dikumpulkan dalam tahap ini berupa identifikasi terhadap empat
masalah pokok, yaitu :

i. Problem sosial terhadap lingkungan


ii. Pendekatan institusi dan sosial
iii. Data dan informasi
iv. Karakteristik lalu lintas/transportasi darat, di antaranya :
▪ Data kinerja jalan/karakteristik lalu lintas di wilayah studi
▪ Data bangkitan lalu lintas/volume lalu lintas di wilayah studi
▪ Data sarana lalu lintas dan data pendukung lainnya

Data dan informasi tersebut meliputi RTRW Kota yang dilalui. Pada tahapan ini
dipertimbangkan juga rencana-rencana pembangunan Pemerintah Daerah.

Bangkitan lalulintas Alternatif Penataan


RTRW Kabupaten/Kota
Tata guna lahan & lingkungan di sekitar lokasi
Pembangunan Pusat Perkiraan Bangkitan Lalulintas
Pemerintahan Inventarisir
Informasi

Solusi Alternatif -
Evaluasi jaringan jalan
Kapasitas ruas & simpang -
Geometrik ruas dan simpang
Jaringan Jalan
- Manajemen jalan akses
Sarana & Prasarana Transportasi Pengumpulan Data - Angkutan umum
eksisting
Pencacahan volume lalulintas di ruas dan simpang
Pengembangan alternatif -
Ruas & simpang
- Manajemen Lalu Lintas
- DLL

Pembebanan lalulintas

KINERJA

Tidak
Baik
Evaluasi Komprehensif - Kinerja Ruas
REKOMENDASI - Kinerja Simpang Ya

Gambar 3. Metodologi Pendekatan Studi Bidang Transportasi

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 25
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

▪ Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan secara langsung pada lokasi dengan tujuan
memperoleh informasi penting berkaitan dengan kinerja dan kondisi lalu lintas dan jaringan
jalan di sekitar lokasi studi. Hal ini untuk mendukung data-data sekunder yang
telah diperoleh dan untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi lalu lintas eksisting.
Survei lapangan yang dilakukan terdiri atas :
• Inventarisasi jaringan jalan, serta sarana dan prasarana transportasi;
• Pencacahan volume lalu lintas pada ruas dan simpang;
• Survei kinerja simpang seperti hambatan (delay), fase dan setting lampu lalu lintas (bila
diperlukan dan ditentukan setelah melihat ke lapangan).

B. Metode Analisis Data

Sebelum membahas lebih mendalam terhadap permasalahan transportasi yang ada maupun
yang akan muncul, maka dilakukan kompilasi terhadap data yang terkumpul. Hal ini untuk
mengetahui dan memahami permasalahan transportasi dan lalu lintas di kawasan studi.

Tahap analisis kinerja jalan eksisting dan perkiraan masa depan lalu-lintas

Untuk dapat mengetahui dan memahami permasalahan transportasi dan lalu lintas di lokasi
studi, maka pada tahap ini akan dilakukan analisis terhadap kinerja jaringan jalan eksisting di
lokasi studi yang terdiri dari analisa kinerja ruas jalan dan kinerja simpang. Untuk keperluan
analisis ini, metode analisa yang digunakan berpedoman pada Manual Kapasitas
Jalan Indonesia (MKJI).

Analisis

Kinerja lalu lintas ruas jalan yang terpengaruh kegiatan rencana kegiatan Pembangunan Pusat
Pemerintahan dan aktivitas di sekitarnya akan dinilai dengan menggunakan parameter lalu
lintas sebagai berikut:

• Volume lalu lintas


• VCR merupakan kondisi ruas jalan dalam melayani volume lalu lintas yang ada
• Kapasitas jalan eksisting
• Prakiraan kapasitas jalan yang diperlukan pada saat konstruksi dan operasional

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 26
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

❖ Volume Lalu Lintas


Volume lalu lintas yang digunakan dalam analisis ini adalah volume eksisting serta perkiraan
untuk tahap konstruksi dan tahap operasional. Adapun urutan perhitungan yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut:

• Perhitungan prakiraan lalu lintas.


• Perhitungan kapasitas jalan eksisting.
Untuk perhitungan kapasitas jalan digunakan pendekatan dari Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI) dengan rumus matematis:

C = Co x FCw x FSsp x FCsf x FCcs (smp/jam)

Di mana : Co = Kapasitas dasar (smp/jam)

FCw = Faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas

FCsp = Faktor penyesuaian akibat pemisah arah

FCsf = Faktor penyesuaian akibat hambatan samping

FCcs = Faktor koreksi ukuran kota.

❖ Bangkitan Lalu Lintas

Tambahan jumlah lalu lintas dapat dipilah-pilah atas 3 bagian (Suwarjoko Warpani: 108):

a. Tambahan wajar lalu lintas, yaitu tambahan akibat bertambahnya penduduk


dan kendaraan
b. Lalu lintas bangkitan yaitu tambahan akibat berkurangnya kepentingan sebagai akibat
bertambahnya kesempatan melakukan perjalanan.
c. Perkembangan lalu lintas yaitu tambahan akibat adanya jalan baru.

Untuk analisis ruas, digunakan nilai Derajat Kejenuhan dan untuk simpang, parameternya lebih
bervariasi antara lain Derajat kejenuhan (Degree of Saturation), panjang antrian (queue) dan
besar hambatan (delay).

Tahap penyusunan analisis dan perencanaan

Berdasarkan hasil analisis kinerja jaringan jalan eksisting dan perkiraan kondisi transportasi di
masa mendatang, maka kita akan dapat memperkirakan kecenderungan sistem lalu lintas di
lokasi studi pada masa mendatang. Kebutuhan sistem transportasi akan diselaraskan dengan
penanganan lalu lintas pada jaringan jalan yang ada dan peningkatan keselamatan serta
kenyamanan bagi pemakai jalan. Untuk pemecahan lalu lintas yang diakibatkan oleh karena

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 27
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

adanya bangkitan/tarikan perjalanan pada dasarnya dapat dilakukan dengan menerapkan


teknik-teknik manajemen lalu lintas dan manajemen jalan.

Adalah merupakan suatu hal yang umum bahwa alternatif-alternatif pemecahan


yang berbeda memerlukan jangka waktu pelaksanaan yang berbeda pula. Secara umum,
alternatif pemecahan masalah akan dilihat berdasarkan dua kondisi, yaitu kondisi dengan
dan tanpa melakukan pengembangan apapun (do nothing) dan kondisi setelah dilakukannya
perbaikan tertentu (do something).

Secara teknis, pemecahan masalah-masalah lalu lintas pada suatu wilayah, pada dasarnya
dapat digolongkan ke dalam 2 cara, yaitu dengan penerapan teknik manajemen lalu lintas
dan manajemen jalan. Manajemen lalu lintas ini pada umumnya merupakan perencanaan
jangka mendesak dan jangka pendek untuk memperbaiki kondisi lalu lintas. Secara umum
manajemen lalu lintas dapat dibedakan menjadi 3 macam teknik yang dikaitkan dengan
sasaran strategi sebagaimana dijabarkan sebagai berikut:

▪ Manajemen Kapasitas (Management of Capacity)


Manajemen kapasitas merupakan manajemen lalu lintas yang berkaitan erat dengan
tindakan pengelolaan lalu lintas untuk meningkatkan kapasitas jalan. Dengan kata lain,
upaya ini mengambil pendekatan dari sisi perbaikan supply.

▪ Manajemen Permintaan (Management of Demand)


Manajemen permintaan berkaitan dengan tindakan pengaturan dan pengendalian
terhadap permintaan lalu lintas. Tindakan yang diambil pada umumnya bersifat regulasi
dan pembatasan permintaan lalu lintas.

▪ Manajemen Prioritas (Management of Priority)


Manajemen prioritas pada umumnya berkaitan dengan pemberian prioritas bagi lalu
lintas tertentu yang dapat meningkatkan efisiensi dan keselamatan lalu lintas.

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 28
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

KOMPONEN BIOLOGI

1. Flora Darat

A. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer di lapangan dilakukan dengan analisis vegetasi metode garis
berpetak. Secara garis besar, cara kerja dalam analisis vegetasi menggunakan metode garis
berpetak adalah sebagai berikut :

▪ Menetapkan garis transek dengan arah tegak lurus kontur, arah aliran sungai. Di areal
penelitian, arah transek ditentukan dengan mempertimbangkan keterwakilan tipe
komunitas vegetasi yang diteliti.

▪ Pada setiap garis transek ditentukan petak-petak pengamatan secara sistematik dengan
awal acak (systematic with random start). Secara skematis, penempatan petak-petak
pengukuran.

▪ Untuk keperluan inventarisasi, pohon dibedakan menjadi stadium seedling, sapling, pole,
dan pohon dewasa. Soerianegara dan Indrawan (1978) membedakan sebagai berikut:

- Seedling (semai) yaitu permudaan mulai kecambah sampai setinggi 1,5 m

- Sapling (pancang, sapihan) yaitu permudaan yang tingginya 1,5 m dan lebih sampai
pohon-pohon muda yang berdiameter kurang dari 10 cm

- Pole (tiang) yaitu pohon-pohon muda yang berdiameter 10 - 35 cm

- Pohon dewasa yaitu pohon yang berdiameter lebih dari 35 cm yang diukur 1,3 meter
dari permukaan tanah

▪ Untuk jenis-jenis tumbuhan yang belum diketahui jenisnya secara langsung di lapangan,
akan dipertimbangkan untuk pembuatan spesimen dan diidentifikasi di
Herbarium lembaga yang berkompeten.

Data vegetasi yang dikumpulkan dianalisis untuk mendapatkan nilai Kerapatan Relatif (KR),
Frekuensi Relatif (FR), Dominansi Relatif (DR), Indeks Nilai Penting (INP), Indeks Keanekaragaman,
dari masing-masing lokasi penelitian. Untuk analisis vegetasi pohon, nilai INP terdiri dari KR, FR,
dan DR.

B. Metode Analisis Data

Rumus-rumus yang digunakan dalam perhitungan analisis vegetasi dengan metode


garis berpetak adalah (Mueller-Dumbois dan Ellenberg, 1974; Soerianegara dan Indrawan,
1985 dalam Odum, 1992) adalah:

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 29
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

Jumlah individu suatu jenis

▪ Kerapatan, K (batang/ha) = Luas seluruh petak contoh

Kerapatan suatu jenis x 100 %

▪ Kerapatan Relatif, KR (%) = Kerapatan seluruh jenis

Luas bidang dasar suatu spesies

▪ Dominasi, D (m²/Ha) = Luas seluruh petak contoh

Dominasi suatu jenis x 100 %

▪ Dominasi Relatif, DR (%) = Dominasi seluruh jenis

Jumlah petak contoh ditemukan suatu jenis

▪ Frekuensi, F = Jumlah seluruh petak contoh

Frekuensi suatu jenis x 100 %

▪ Frekuensi Relatif, FR (%) = Frekuensi seluruh jenis

▪ Indeks Nilai Penting = KR + FR + DR


dimana : KR : Kerapatan Relatif
FR : Frekuensi Relatif

DR : Dominasi Relatif.
Khusus untuk tingkat semai dan tumbuhan bawah, Indeks Nilai Penting dihitung
berdasarkan rumus sebagai berikut:
Indeks Nilai Penting = KR + FR

dimana : KR : Kerapatan Relatif

FR : Frekuensi Relatif.

▪ Indeks Keanekagaman Jenis


Untuk menghitung indeks keanekaragaman vegetasi di masing-masing lokasi sampling
digunakan rumus Shannon – Wiener, yaitu:

H' = - ∑ Pi log 2 Pi

dimana :

pi : ni/N
H' : indeks keanekaragaman Shannon-Wiener
ni : jumlah total individu jenis ke-i

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 30
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

N : jumlah total seluruh jenis.

Keterangan:
Petak 2 x 2 : untuk sampling tumbuhan tingkat semai
Petak 5 x 5 : untuk sampling tumbuhan tingkat pancang
Petak 10 x 10 : untuk sampling tumbuhan tingkat tiang
Petak 20 x 20 : untuk sampling tumbuhan tingkat pohon.

Gambar 4. Pengamatan Flora Darat dengan Metode Garis Berpetak dalam Garis Transek

Sampel tanaman yang tidak dapat diidentifikasi langsung di lapangan, dibuat spesimen dan
dikirim ke lembaga yang kompeten untuk identifikasi. Juga dilakukan inventarisasi terhadap

jenis-jenis tumbuhan yang dilindungi yang terdapat di dalam wilayah studi.

▪ Nilai Ekonomi

Selain dilakukan analisis vegetasi, juga akan dilakukan inventarisasi terhadap nilai-nilai ekonomi
dan jenis-jenis yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.

2. Fauna Darat

A) Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan didalam penelitian fauna di lokasi tapak proyek adalah metoda survei
dan data sekunder. Untuk data primer, pengumpulan datanya dilakukan dengan penjelajahan

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 31
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

di lokasi proyek dan sekitarnya. Setiap jenis fauna yang ditemukan baik secara langsung
maupun atau tidak langsung seperti perjumpaan, melalui jejak, sarang, tapak,
suara, kotoran/faeces dan tanda-tanda lainnya dicatat untuk diinventarisasi.

Selain itu untuk mendapatkan data jenis fauna yang ada di daerah penelitian tetapi tidak
ditemukan pada saat survey, dilakukan wawancara terhadap penduduk yang mengetahui
keadaan fauna di daerah rencana proyek. Selain itu, juga akan dilakukan
inventarisasi mengenai keberadaan hewan-hewan domestikasi di lingkungan permukiman
yang ada di sekitar lokasi tapak proyek. Sementara untuk sekunder dilakukan pengumpulan
data dari dinas atau instansi maupun lembaga terkait .

Untuk kepentingan identifikasi spesies mamalia digunakan Buku Petunjuk Lapangan, antara lain: ▪
Mamalia : Panduan Mamalia
▪ Reptilia dan amfibi
Turtles and Crocodiles of Insular Southeast Asia and New Guinea (Iskandar,
2000), Preliminary Checklist of Southeast Asian and New Guinean Herpetofauna
(Iskandar and Colijn, 2000), A Checklist of Southeast Asian and New Guinean Reptiles.
Part I. Serpentes (Iskandar and Colijn, 2002).
▪ Burung
Burung-burung di Kawasan Jawa Barat. LIPI - Seri Panduan Lapangan. Oleh Bruce M.
Beehler, Thane K. Pratt dan Dale A. Zimmerman tahun 2001.

Pengamatan kondisi habitat satwa liar, khususnya satwa liar langka dan/atau bernilai ekonomi
tinggi dilakukan berdasarkan data vegetasi dan mengidentifikasi tipe vegetasi dominan di
lokasi studi, serta jenis-jenis tumbuhan dominan di masing-masing tipe vegetasi tersebut.

B) Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif (kualitatif) untuk mendapatkan gambaran mengenai
kekayaan spesies. Deskripsi mengenai habitat akan difokuskan pada spesies satwa liar yang
termasuk kategori langka dan/atau bernilai ekonomi tinggi. Deskripsi diarahkan untuk
mendapatkan gambaran mengenai keanekaragaman spesies-spesies tersebut di lokasi
rencana kegiatan.

Analisis data mengenai satwa liar dari kelas mamalia, reptilia, amfibi dan insek dilakukan secara
kualitatif, identifikasi dan status konservasinya dilakukan dengan studi pustaka seperti buku
identifikasi (field guide) dan ‘check list red data book’ yang dikeluarkan oleh CITES dan IUCN.
Untuk data burung yang dikumpulkan, kemudian dianalisis untuk menentukan nilai dominansi
dengan menggunakan rumus :

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 32
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota Sukabumi

Ni
Di = x 100 %
N

Dimana:
Di = Nilai dominasi suatu jenis.
Ni = Jumlah individu jenis
N = Jumlah individu dari seluruh jenis.
Jorgensen (1974) dalam Krebs (1989), menggolongkan tingkat dominansi suatu jenis kedalam
3 kategori yaitu:
a) Tergolong dominan; Nilai Di > 5 %.
b) Tergolong subdominan; Nilai Di 2 - 5 %
c) Tergolong tidak dominan; Nilai Di < 2 %

Status perlindungan dan kelangkaan satwa liar mengikuti peraturan yang berlaku, Undang –
Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 Tentang Jenis
Tumbuhan Dan Satwa Yang Dilindungi.

3. Biota Air

a) Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil sampel air sungai yang


mengandung plankton dan benthos di sekitar lokasi proyek.

b) Metode Analisis Data

Perhitungan matematik digunakan untuk mengukur parameter struktur komunitas plankton dan
benthos.

▪ Kelimpahan Benthos

Kelimpahan jenis makrozoobenthos dihitung dengan menggunakan rumus sebagai


berikut :
n Xi
X = ----------

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 33
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

i=1 n

dimana :

X : Jumlah individu rata-rata pada n kali pengambilan sampel

Xi : Jumlah individu pada pengambilan sampel ke-i


n : Jumlah total pengambilan sampel.
▪ Kelimpahan Plankton
N = (n/p) x (A/B) x (C/D) x (1/E)
dimana :
N : Kelimpahan fitoplankton (ind/l)
n : Jumlah individu yang tercacah (ind)
p : Jumlah pengamatan
A : Volume Sedgwick Rafter Counting Cell (1000 mm ) 3

B : Volume lapang pandang (mm ) 3

C : Volume sampel yang tersaring (ml)


D : Volume sampel dalam Sedgwick Rafter Counting Cell (1 ml)

E : Volume sampel yang disaring (liter).


▪ Indeks Keanekaragaman
Keanekaragaman jenis plankton dan benthos akan dihitung dengan menggunakan

indeks Shannon-Wiener (Krebs, 1985) :

H' = - ∑ Pi log 2 Pi
dimana :

pi : ni/N
H' : indeks keanekaragaman Shannon-Wiener
ni : jumlah total individu jenis ke-i
N : jumlah total seluruh jenis.

▪ Indeks Saprobik
Indeks Saprobik ini hanya untuk melihat kelompok organisme plankton yang dominan
saja dan digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran suatu perairan. Indeks
saprobik dihitung dengan menggunakan persamaan Dresscher dan Van Der Mark
sebagai berikut:

𝐶+ 3𝐷− 𝐵− 3𝐴
𝑋=
𝐴+ 𝐵+ 𝐶+ 𝐷

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 34
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

Dimana: X = Indeks/Koefisien Saprobik (- 3 sampai dengan 3)


A = kelompok organisme Cyanophyta,
B = kelompok organisme Dynophyta,
C = kelompok organisme Chlorophyta, dan
D = kelompok organisme Chysophyta.
A, B, C dan D = jumlah organisme yang berbeda dalam masing-masing
kelompok.

▪ Indeks Dominansi Jenis


Untuk menggambarkan kondisi suatu perairan dilihat dari kelimpahan biota air
digunakan Indeks Dominansi Simpson (D). Untuk menghitungkan indeks
dominansi Simpson (D) digunakan rumus sebagai berikut:

S
ni 2
Dimana:
D = 1− ( )
i =1 N
D : Indeks Dominansi Simpson
ni : Jumlah individu untuk masing-masing jenis
N : Jumlah individu seluruh jenis
S : Jumlah genera.
▪ Komposisi Jenis Nekton

Semua jenis nekton diidentifikasikan status taksonominya, sampai tingkat spesies atau
marga (genus). Identifikasi jenis ikan dilakukan dengan menggunakan buku panduan
lapangan, yaitu: Field Guide to the Frehswater Fishes of New Guinea. G. R. Allen. 1991
Publication No. 9 of The Christensen Research Institute, Madang, PNG.

▪ Nilai Ekonomis

Ditentukan berdasarkan manfaat yang dapat diambil oleh manusia, baik sebagai

bahan makanan maupun sebagai ikan hias.

▪ Nilai Yang Tidak Ekonomis

Ditentukan berdasarkan kondisi lingkungan perairan setempat yang merupakan tempat


berkembang biaknya ikan tersebut.

KOMPONEN SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 35
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

A. Metode Pengumpulan Data

Pengamatan terhadap aspek sosial, dilakukan dalam wilayah studi terutama pada kampung-
kampung yang berada dalam tapak proyek dan di sekitarnya, yang diprakirakan akan terkena
dampak akibat kegiatan Pembangunan Pusat Pemerintahan. Adapun data sosial masyarakat
yang diambil dalam studi ini bersumber dari data primer dan sekunder.

1) Data Primer

Data primer diperoleh melalui teknik wawancara dilaksanakan dengan mengacu


pada kuesioner atau pedoman wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya. Selain itu
juga dilakukan wawancara mendalam terhadap informan yang terpilih. Sumber data
tersebut berasal dari kalangan sebagai berikut:

▪ Proyek kegiatan
▪ Instansi pemerintah
▪ Tokoh (pimpinan formal dan informal)
▪ Masyarakat kampung yang berada di sekitar proyek
▪ Pengamatan langsung terhadap kehidupan penduduk atau masyarakat di dalam tapak
proyek.

Dalam menentukan responden dan informan dilakukan secara purposive sampling pada
wilayah studi, terutama pada wilayah pemukiman sekitar proyek yang diprakirakan akan
terkena dampak. Jumlah responden yang akan diambil disesuaikan dengan kondisi lapangan
serta klasifikasi dan prioritas dampak penting hipotetik, yaitu sebanyak 10% mewakili responden
terpilih. Data yang ditanyakan terutama mengenai tanggapan mereka terhadap
proyek Pembangunan Pusat Pemerintahan, yang disajikan dalam bentuk kuesioner.

Jumlah responden sekitar 10% dari jumlah rumah tangga yang diprakirakan terkena dampak
yang disesuaikan dengan kondisi lapangan dan isu pokok dampak lingkungan. Pertimbangan
tersebut berdasarkan data hasil konsultasi publik dimana hampir seluruh warga di masing-
masing kampung menyetujui adanya rencana kegiatan ini. Selain itu, responden
yang diwawancarai akan diambil dari tokoh-tokoh utama masyarakat, pemilik hak ulayat,
tokoh agama dan tokoh LMA setempat.

2) Data Sekunder

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 36
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

Data sekunder bersumber dari buku potensi/monografi kampung yang berada dalam wilayah
studi, buku statistik Distrik dalam wilayah studi. Adapun data sekunder tersebut antara lain
kependudukan, fasilitas pendidikan dan peribadatan, fasilitas jalan dan perekonomian, data
kamtibnas serta peninggalan sejarah budaya, adat istiadat dan sebagainya, serta data data
lain terkait dengan kegiatan Pembangunan Pusat Pemerintahan yang berlokasi di
Kota Sukabumi.

3) Jenis Data
▪ Kependudukan
Kondisi kependudukan yang dikaji lebih bersumber pada analisis data sekunder. Parameter
yang dikaji adalah jumlah penduduk, kepadatan, ukuran keluarga, ratio jenis kelamin, laju
pertumbuhan penduduk angkatan kerja dan dependency ratio serta keberadaan kelompok
etnis dan mobilitas penduduk.
▪ Mata Pencaharian
Kondisi mata pencaharian ditelaah berdasarkan jenis dan ragam usaha, kesempatan kerja
serta berbagai alternatif lapangan kerja dan kesempatan usaha yang tersedia.
▪ Interaksi Sosial
Parameter utama mengenai interaksi sosial adalah interaksi sosial dan konflik
sosial. Pengkajian interaksi sosial akan mencakup penelaahan mengenai interaksi antara
penduduk dengan seluruh pekerja konstruksi Pembangunan Pusat Pemerintahan.
Sedangkan konflik sosial mencakup frekuensi kasus yaitu terjadinya konflik antar masyarakat
sosial lainnya.
▪ Adat Istiadat dan Kelembagaan
Adat istiadat dan kelembagaan yang ditelaah adalah mengenai ada tidaknya pergeseran
nilai budaya dan adat istiadat, serta dibandingkan dengan setelah adanya kegiatan.
Mengenai kelembagaan akan dikaji berdasarkan pranata sosial yang ada, baik sebelum
maupun sesudah adanya kegiatan. Disamping itu juga akan dikaji mengenai
kegotongroyongan masyarakat dan kebiasaan memanfaatkan benda-benda milik umum
(penggunaan air, tanah/lahan dan hasil hutan).
▪ Sikap dan Persepsi Masyarakat
Sikap dan persepsi yang ditelaah adalah mengenai keberadaan dan rencana kegiatan
Pembangunan Pusat Pemerintahan, terutama hal-hal yang menyangkut
pengetahuan kepedulian dan peran serta masyarakat dalam kegiatan tersebut.

▪ Pendidikan Masyarakat

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 37
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

Pendidikan masyarakat yang ditelaah adalah meliputi tingkat pendidikan masyarakat dan
kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan serta pelayanan pendidikan yang ada
di tingkat kampung dan distrik dalam wilayah studi. Disamping itu dikaji pula mengenai
penerangan dan penyuluhan umum dalam rangka meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang lingkungan hidup serta jumlah dan macam pelayan pendidikan yang
tersedia di wilayah studi.

B. Metode Analisis Data


1) Data Kuantitatif
Data kuantitatif dianalisis secara deskriptif berdasarkan tabulasi distribusi frekuensi. Hasil
tabulasi diinterpretasi berdasarkan nilai distribusi yang dinyatakan dalam persentase.
2) Data Kualitatif
Data kualitatif khususnya yang berkaitan dengan proses dan mekanisme sosial/institusi
dipahami melalui pemahaman logika internal dari sistem sumber data, sedang data
kualitatif lainnya diinterpretasikan sesuai dengan konsep atau teori tertentu yang relevan
untuk menjelaskan fenomenanya.

Perkiraan konflik-konflik sosial yang mungkin terjadi telah teridentifikasi dan


prakiraan solusinya. Inventarisasi dilakukan pada saat konsultasi publik antara
pemrakarsa, tim penyusun studi, pemerintah daerah setempat dan perwakilan masyarakat
setempat.

Tabel 5. Komponen, Parameter, Metode Pengumpulan dan Analisis Data Sosial Ekonomi
Budaya
Metode
No Komponen Parameter Pengambilan Metode Analisis Data
Data
1. Hilangnya/perubahan Jumlah dan jenis Kuesioner Analisis data dilakukan
Mata pencaharian matapencaharian dan indepth dengan cara mentabulasi
penduduk penduduk lokal interview dan mengkalkulasi jenis-jenis
aktivitas dan jumlah
penduduk yang
kemungkinan terkena
dampak.
2. Terbukanya Kesempatan kerja Kuesioner Melihat deskripsi kegiatan
kesempatan kerja dan indepth untuk memastikan adanya
interview kesempatan kerja yang
akan diberikan kepada
masyarakat setempat pada
rencana kegiatan
Pembangunan Pusat
Pemerintahan Kota
Sukabumi

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 38
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

Metode
No Komponen Parameter Pengambilan Metode Analisis Data
Data
3. Terbukanya peluang Peluang berusaha Kuesioner 𝐸 𝐵𝑂
berusaha dan indepth %𝐵𝑂= 𝑛
∗ 100
interview 𝐸𝑛
Keterangan:

- %BO : prosentase adanya


peluang berusaha

- EnBO : jumlah responden


yang menyatakan
adanya peluang
berusaha
-𝜕𝐼 En : jumlah total
𝜕𝑡 responden yang
disurvei
4. Peningkatan Pendapatan Kuesioner = 𝐼𝑡+1 − 1 − 𝐼𝑡 dan
pendapatan penduduk dan indepth
prosentase perubahannya
penduduk setempat interview dapat dihitung %∆𝐼= 1 +
𝐼𝑡+1−𝐼𝑡
𝐼𝑡
∗ 100%

Keterangan:
= perubahan
- pendapatan
𝜕𝐼
terhdap
𝜕𝑡
waktu
- %∆𝐼 = prosentase
perubahan

- 𝐼𝑡+1 = pendapatan pada


tahun t+1
- 𝐼𝑡 = pendapatan pada
tahun t
𝑷(−/+)
5. Timbulnya keresahan Keresahan Kuesioner %𝑼𝒓𝒔=
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒓𝒆𝒔𝒑𝒐𝒏𝒅𝒆𝒏
di masyarakat masyarakat yang dan indepth × 𝟏𝟎𝟎
timbul interview Keterangan:
%Urs : Prosentase keresahan
P(+) : Persepsi positif
terhadap kegiatan
P(-) : Persepsi negatif
terhadap kegiatan

Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun, 2021.

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 39
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT

Metode pengumpulan dan analisis data kesehatan masyarakat mengacu pada Keputusan
Kepala Bapedal No. 124 Tahun 1997 tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat
Dalam Penyusunan AMDAL.

A. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Jenis data yang akan
dikumpulkan merupakan data primer dan sekunder yang meliputi:

▪ Sumber daya kesehatan


▪ Status gizi masyarakat
▪ Pola penyakit,
▪ Kondisi sanitasi lingkungan,
▪ Kondisi permukiman,
▪ Fasilitas kesehatan,
▪ Jenis penyakit menular yang terjadi,
▪ Sumber air bersih,
▪ Perilaku hidup sehat masyarakat (kuratif, preventif, dan aspek-aspek kependudukan
yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat).

B. Metode Analisis Data

Data kesehatan masyarakat dianalisis secara kualitatif dan disajikan dalam bentuk deskripsi dan
diinterpretasikan dengan kondisi lingkungan masyarakat yang terdapat di tapak proyek dan
sekitarnya. Kajian aspek kesehatan masyarakat akan mengacu pada Keputusan
Kepala Bapedal No. 124 Tahun 1997 tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat
Dalam Penyusunan AMDAL .

Tabel 6. Parameter, Metode Pengumpulan dan Analisis Data Kesehatan Masyarakat


Komponen Parameter Metode Pengambilan Data Metode Analisis
Data
Kesehatan - Kondisi sanitasi Data sekunder dari profil Analisis deskripsi
masyarakat lingkungan Puskesmas serta
- Status gizi pengamatan di lapangan
- Pola penyakit
Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun, 2021.

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 40
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

METODE PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

Prakiraan dampak dimaksudkan sebagai telaahan secara cermat dan mendalam terhadap
kualitas lingkungan yang berubah secara mendasar akibat dari suatu kegiatan. Perubahan
kualitas lingkungan diungkapkan sebagai besar dampak (magnitude) dan penting dampak
(importance). Besar dampak merupakan selisih antara kualitas lingkungan tanpa
adanya proyek (without project) dengan kondisi kualitas lingkungan sebagai akibat dari adanya
proyek (with project). Prakiraan besar dampak penting ini akan dilakukan terhadap setiap
komponen lingkungan yang berdasarkan hasil pelingkupan tergolong sebagai dampak
penting hipotetik. Prakiraaan dampak penting lingkungan mencakup prakiraan besaran
dampak dan sifat penting dampak.

Metode Prakiraan Besaran Dampak

Prakiraan besaran dampak akan dilakukan terhadap setiap komponen lingkungan berdasarkan
hasil pelingkupan tergolong sebagai dampak penting hipotetik. Satuan dari besaran dampak
adalah sesuai dengan satuan dari parameter lingkungan yang ditinjau. Nilai
parameter lingkungan tanpa proyek diasumsikan sama dengan kondisi rona lingkungan
awal. Besarnya perubahan lingkungan yang dianalisis mencakup keseluruhan komponen
lingkungan yaitu komponen fisika-kimia, transportasi, biologi dan sosial, ekonomi dan budaya
serta kesehatan masyarakat. Sebelum menentukan besaran
dampak (magnitude), hubungan antara komponen lingkungan dan
kegiatan pembangunan perlu dianalisis secara mendalam.
Sehubungan dengan itu ada dua jenis metode prakiraan besaran dampak yang
akan digunakan, yaitu metoda formal dan metoda non-formal:

1) Metode Formal

Metode formal merupakan penerapan formula dan perhitungan matematis yang baku,
digunakan dalam memprakirakan besaran dampak penting pada parameter lingkungan,
kemudian hasil perhitungan matematis tersebut dibandingkan dengan nilai ambang batas
atau baku mutu lingkungan yang relevan. Metode formal akan digunakan bila tersedia
cukup data kuantitatif yang diperlukan. Bila persyaratan data kuantitatif tersebut tidak
terpenuhi maka prakiraan dampak akan dilakukan dengan metode yang bersifat non-
formal.

2) Metode Non Formal

Metode nonformal ditekankan terhadap prakiraan dampak yang tidak dapat atau sulit
digambarkan secara matematis, sehingga prakiraan dampak tidak dapat dilakukan

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 41
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

dengan metode formal. Dua jenis Metode non-formal yang digunakan, yaitu: prakiraan
dampak secara analogi dan penilaian para ahli (professional judgement). Dengan metode
analogi, dampak lingkungan yang timbul diprakirakan dengan mempelajari aktivitas sejenis
di daerah lain dan/atau berlangsung pada waktu yang lampau. Penilaian para ahli dalam
menentukan prakiraan dampak didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman peneliti
dibidangnya. Teknik ini digunakan apabila data dan informasi terbatas, serta fenomena
yang diprakirakan terjadi kurang dipahami.

Penurunan Kualitas udara

Untuk memprediksi resuspensi debu yang diakibatkan oleh pergerakan alat berat pada saat
kegiatan pematangan lahan dan konstruksi bangunan serta pergerakan roda kendaraan pada
saat kegiatan operasional akan digunakan pesamaan Gaussian (line source):

2𝑄𝐿 𝐻2
e xp [−0,5 ( ) ]
𝐶(𝑥,𝑧) = (2𝜎)0,5 𝜎𝑧𝑈
𝜎𝑧

dimana: C(x,z) = Konsentrasi pencemar di udara ambien (atmosfer) g/m 3

x = Jarak antara jalan dengan reseptor (m)


z = Tinggi reseptordi atas permukaan tanah (m)
QL = Emission rate per unit jarak (g/s.m.)
σ = Koefisien = 3,14
U = Rata-rata kecepatan angin pada sumbu x (m/det)
H = Tinggi smber titik gas buang dari kendaraan (m)
σz = Koefisien dispersi vertikal Gaussian (m)
Untuk perhitungan besaran masing-masing parameter dari emisi kendaraan (kadar CO, NO2,
dan SO2) akan mengacu pada Environmental Data Book (1992) dan Zears Zemansky (1976),
yaitu mengenai besaran masing-masing parameter gas buang berdasarkan sumber emisinya.
Adapun untuk prakiraan debu yang terjadi akibat mobilitas peralatan dan
kendaraan pengangkut selama tahap konstruksi dan operasi dilakukan dengan menggunakan
persamaan berikut (US EPA, 1975 dalam Carten, 1996).

eu = 5,9 (s/12) ( S/30) (W/7) (w/4) (d/365)


0,7 0,5

dengan:

eu = Jumlah debu per panjang jalan (lb/mile)

s = Silt content (%)


S = Kecepatan kendaraan (mile/jam)

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 42
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

W = Berat kendaraan (ton)


w = Jumlah roda kendaraan
d = Jumlah hari tidak hujan dalam satu tahun

4.2.1.1. Peningkatan Intensitas Kebisingan

Untuk memprakirakan dampak penyebaran kebisingan ke lingkungan sekitarnya akibat adanya


rencana kegiatan baik dari sumber bergerak seperti kendaraan maupun tidak
bergerak menggunakan persamaan berikut:

▪ Sumber bergerak

It = Io + 10 log (Ni/vi.T) + 10 log (15/d) - 13


1,5

▪ Sumber benda tetap (point source)

It = Io + 20 log d - 11

Dimana :

It = Intensitas kebisingan di lokasi penerima (receptor)


Io = Intensitas kebisingan di sumbernya
Ni = Jumlah kendaraan yang lewat secara bersamaan

vi = Kecepatan kendaraan yang lewat


T= Lamanya pemaparan
d = Jarak sumber bising terhadap penerima (receptor)

Angka 15, 1.5, 13 dan 11 adalah faktor koreksi (tetapan).

Hasil perhitungan dibandingkan dengan baku mutu Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan .

Tabel 7. Baku Tingkat Kebisingan


Parameter Baku Mutu
55 dB (A) (Pemukiman)
Tingkat Kebisingan
50 dB (A) (Ruang terbuka hijau)

Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996


tentang Baku Tingkat Kebisingan.

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 43
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

Peningkatan Laju Sedimentasi

Untuk memprakirakan laju sedimentasi dilakukan dengan metode matematik USLE (Weischmeier
dan Smith, 1978), yaitu model parametrik untuk memprediksi erosi suatu bidang tanah, yang
menggunakan rumus sebagai berikut:

A = R x K x L x S x CP

Dimana:

A= Dugaan erosi tanah (ton/ha/tahun)


R= Erosivitas hujan
K= Faktor erodibilitas tanah
L= Indeks panjang lereng
S= Indeks kemiringan lereng
C= Indeks faktor pengelolaan tanaman
P= Indeks faktor teknik konservasi tanah.

4.2.1.2. Penurunan Kualitas Air Permukaan

Dampak kegiatan terhadap badan air:

C = (C − C )
dp tp

dimana: ∆C = konsentrasi zat pencemar dalam badan air ,mg/L

Cdp = konsentrasi zat pencemar dengan proyek, mg/L

Ctp = konsentrasi zat pencemar tanpa proyek, mg/L


Estimasi dampak pada down stream pada sungai dapat mengacu pada rumus:


C = C Q C Q
w w u u
r
Qr
dimana: Cr = konsentrasi air sungai di bagian down stream,mg/L

Qr = debit air sungai di bagian down stream, m3/dt

Cw = konsentrasi air limbah yang masuk ke sungai, mg/L

Cu = konsentrasi air sungai di bagian up stream, mg/L.

Perubahan Fungsi Ruang dan Lahan

Untuk memperkirakan besaran dampak Pembangunan Pusat Pemerintahan terhadap


perubahan fungsi ruang dan lahan serta pengembangan wilayah, dilakukan secara deskriptif

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 44
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

komparatif. Dari data akan dibandingkan kondisi tanpa adanya proyek dan dengan adanya

proyek dan analisis kesesuaian ruang dengan Kebijakan Tata Ruang Wilayah di wilayah studi.

Dengan demikian akan diketahui kesesuaian rencana kegiatan dengan Rencana Tata Ruang

dan lahan serta pengembangan wilayah oleh kegiatan pembangunan Pusat Pemerintahan.

Terjadinya Kerusakan Jalan

Untuk memperkirakan besaran dampak kegiatan Pembangunan Pusat Pemerintahan terhadap


komponen transportasi (kerusakan jalan), dilakukan secara deskriptif komparatif.

Penilaian dampak dari rencana kegiatan terhadap terjadinya kerusakan jalan didasarkan hasil
pengamatan langsung di lapangan secara visual. Dari data kondisi jalan ini akan dibandingkan
kondisi jalan tanpa adanya proyek dan dengan adanya proyek. Dengan demikian akan
diketahui kerusakan yang diakibatkan oleh aktivitas Pembangunan Pusat Pemerintahan.
Tergangunya Flora dan Fauna Darat

Dalam memprakirakan dampak terhadap terganggunya flora dan fauna darat dilakukan
dengan metode matematis dan penilaian ahli (Professional Judgment), yaitu dari tenaga ahli
Biologi serta metode matematis proporsi untuk membandingkan perubahan yang
terjadi sebelum dan sesudah adanya kegiatan.

Untuk memprakirakan besaran dampak gangguan terhadap vegetasi dan fauna untuk pada
tahap konstruksi dilakukan dengan menghitung erosi gen. Erosi gen didefinisikan
sebagai hilangnya jenis tumbuhan dan fauna. Jumlah tumbuhan dalam hutan mempunyai
hubungan dengan luas hutan. Untuk menghitung besaran erosi gen digunakan
persamaan sebagai berikut:

S = cAz

Dimana:

S = jumlah jenis

A = Luas daerah habitat, yaitu luas hutan yang akan dibuka untuk kegiatan

C dan Z = konstanta (Mc Arthur & Wilson, 1974)

Dengan menggunakan rumus di atas maka dampak terhadap erosi gen adalah:

ΔS =S -S = c (A -A ) Z
dp tp dp tp

Dimana:

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 45
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

ΔS = jumlah jenis yang hilang

Subskrip tp = tanpa proyek, dan dp = dengan proyek.

Dengan asumsi ini, tidak dapat diperkirakan angka mutlak berkurangnya jumlah suatu
jenis tumbuhan maupun fauna, namun dapat diperkirakan nilai nisbinya
dengan persamaan menjadi sebagai berikut:

Penilaian dampak dari rencana kegiatan terhadap flora dilakukan dengan memperkirakan
presentase tutupan vegetasi yang akan hilang pada area kegiatan, adapun terhadap fauna
darat berdasarkan keterkaitan antara fauna (darat) dengan habitatnya, apabila habitat fauna
terganggu atau hilang, maka dengan sendirinya fauna sebagai penghuninya akan terganggu
atau bahkan hilang.

Terganggunya Biota air

Untuk menentukan besaran dampak penting kegiatan terhadap komponen biota air
digunakan persamaan sebagai berikut:

Indeks Keanekaragaman

Keanekaragaman jenis plankton dan benthos akan dihitung dengan menggunakan indeks
Shannon-Wiener (Krebs, 1985):

H' = - ∑ Pi log 2 Pi
dimana :
pi : ni/N
H' : indeks keanekragaman Shannon-Wiener
ni : jumlah total individu jenis ke-i
N : jumlah total seluruh jenis
Indeks keanekaragaman jenis mengidentifikasikan kualitas lingkungan perairan sebagai habitat
plankton dan benthos. Hubungan antara besaran indeks keanekaragaman dengan kualitas
lingkungan dikemukakan oleh Carter dan Hill (1979) sebagai berikut:

Nilai keanekargaman spesies Shannon-Wiener :

▪ Benthos

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 46
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

<1 = kualitas lingkungan jelek


1,0 - 2,0 = kualitas lingkungan sedang
2,0 - 3,0 = kualitas lingkungan baik
> 3,0 = kualitas lingkungan sangat baik
▪ Fitoplankton
<1 = kualitas lingkungan sangat buruk
1,2 - 1,5 = kualitas lingkungan jelek
> 1,5 - 2,0 = kualitas lingkungan sedang - baik
> 2,0 - 3,0 = kualitas lingkungan baik - sangat baik
▪ Zooplankton
<1 = kualitas lingkungan sangat buruk
1 - 1,4 = kualitas lingkungan buruk
> 1,4 - 1,75 = kualitas lingkungan sedang
> 1,75 - 2,2 = kualitas lingkungan sedang - baik
> 2,2 - 3,0 = kualitas lingkungan baik - sangat baik

Indeks Dominansi Jenis

Untuk menggambarkan kondisi suatu perairan dilihat dari kelimpahan biota air digunakan
Indeks Dominansi Simpson (D). Untuk menghitungkan indeks dominansi Simpson (D) digunakan
rumus sebagai berikut:

S
ni 2
D = 1− ( )
Dimana: D : i =1 N Indeks Dominansi Simpson
ni : Jumlah individu untuk masing-masing jenis
N : Jumlah individu seluruh jenis
S : Jumlah genera
Kriteria indeks dominansi Simpson untuk plankton dan benthos berkisar antara 0 – 1 dengan
kriteria sebagai berikut:

D=0 = Tidak terdapat jenis yang mendominasi jenis lainnya atau struktur komunitas dalam
keadaan stabil.
D=1 = Terdapat jenis yang mendominasi jenis lainnya atau struktur komunitas
stabil karena terjadi tekanan ekologis (stress).

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 47
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

Perubahan Mata Pencaharian Penduduk

Metode prakiraan dampak dilakukan dengan memperhitungkan dan membandingkan rasio


banyaknya penduduk yang terganggu akibat kegiatan Pembangunan Pusat Pemerintahan,
dengan jumlah penduduk wilayah studi terhadap rasio jumlah penduduk wilayah studi dengan
jumlah penduduk dalam wilayah studi yang akan menerima benefit dari adanya kegiatan
Pembangunan Pusat Pemerintahan. Adapun formula yang digunakan adalah sebagai berikut:

𝑁𝐹 /𝑛𝑃
𝐹𝐴𝐼= 𝑖 𝑖

𝑛𝑃𝑖/𝑁𝑃
Keterangan:

- FAI : besaran hilangnya mata pencaharian penduduk


- nFi : jumlah penduduk yang terdampak akibat kegiatan di wilayah studi

- nPi : jumlah total penduduk di wilayah studi


- NP : jumlah total penduduk dalam wilayah studi
Adapun kriteria dampaknya adalah sebagai berikut:

(i) : kegiatan berdampak signifikan terhadap mata pencaharian penduduk bilamana


FAI=1
(ii) : kegiatan berdampak cukup bilamana FAI bernilai antara 0 sampai dengan kurang
dari 1 dan antara lebih dari 1 sampai 2
(iii) : kegiatan kurang berdampak bilamana FAI lebih dari 2.

Terbukanya Kesempatan Kerja

Prakiraan dampak terbukanya kesempatan kerja ditentukan dengan membandingkan rasio


jumlah tenaga kerja lokal yang direkrut dengan jumlah total tenaga kerja yang dibutuhkan
terhadap rasio jumlah tenaga kerja yang direkrut dengan jumlah pengangguran di wilayah
studi. Adapun formula yang digunakan adalah sebagai berikut:

𝑳𝑶 /𝑳𝑶
𝑳𝑶= 𝒊𝒏 𝒏

𝑳𝑶𝒏 /𝑼𝑳
Keterangan:

- LO = Tingkat kesempatan kerja


- 𝐿𝑂𝑖𝑛 = Jumlah tenaga kerja lokal yang direkrut
- 𝐿𝑂𝑛 = Jumlah total tenaga kerja yang direkrut
- 𝑈𝐿 = Jumlah penduduk yang menganggur di wilayah studi

Adapun kriteria dampaknya adalah sebagai berikut:

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 48
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

- Kegiatan berdampak signifikan dalam memberikan kesempatan kerja bilamana LO=1


- Kegiatan berdampak cukup bilamana LO bernilai antara 0 sampai dengan kurang dari
1 dan antara lebih dari 1 sampai 2
- Kegiatan kurang berdampak bilamana LO lebih dari 2.

Terbukanya Peluang Berusaha

Prakiraan dampak terbukanya peluang berusaha dilakukan dengan membandingkan jumlah


persepsi yang menyatakan positif, karena adanya peluang berusaha terhadap total jumlah
persepsi. Peluang berusaha dinyatakan ada, bilamana prosentase orang yang berpersepsi
positif karena adanya peluang berusaha lebih besar dari 50 persen. Adapun skala besaran
dampak ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel 8. Skala dan Tingkat Peluang Berusaha


No. Skala Peluang Berusaha Tingkat Peluang Berusaha
1. %BO = 0 Tidak ada
2. %BO <50 Kurang
3. %BO =50 Sedang
4. 50 < %BO <= 75 Tinggi
5. %BO lebih dari 75 Sangat tinggi

Sumber: Analisis Tim Penyusun, 2021.

Peningkatan Pendapatan Penduduk

Prakiraan dampak ditentukan dengan cara menghitung rasio besaran penerimaan


upah/usaha terhadap rata-rata pendapatan masyarakat sebelum adanya kegiatan, seperti
ditunjukkan melalui formula dan kriteria sebagai berikut:

𝑰𝑶
𝑰𝑹= 𝒕𝟏

𝑰𝑨𝒕𝟎
Keterangan:

- IR = Rasio pendapatan setelah kegiatan terhadap pendapatan sebelum adanya


kegiatan
- 𝐼𝑂𝑡0 = Rasio pendapatan sebelum adanya kegiatan
- 𝐼𝑂𝑡1 = Rasio pendapatan setelah adanya kegiatan

Adapun kriteria besaran dampak ditentukan sebagai berikut:

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 49
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota Sukabumi

- IR > 1 : berdampak signifikan


- IR = 0,2 – 1 : berdampak cukup -
IR < 0,2 : berdampak kurang

Timbulnya Keresahan di Masyarakat

Untuk menentukan besaran dampak kegiatan Pusat Pemerintahan terhadap aspek keresahan di
masyarakat dilakukan dengan metode matematis, yaitu membandingkan persentase respon
negatif dan positif dari pendapat para responden yang didasarkan atas hasil analisis data dan
informasi lapangan. Adapun skala dan kriteria keresahan yang digunakan untuk menentukan
besaran dampak adalah sebagai berikut:

Tabel 9. Skala dan tingkat keresahan


No. Skala Keresahan Tingkat Keresahan
1 %Urs = 0 Tidak ada
2 %Urs < 25 Kurang
3 %Urs = 50 Sedang
4 100 < %Urs <= 75 Tinggi
5 %Urs lebih dari 100 Sangat Tinggi

Sumber: Analisis Tim Penyusun, 2021.


Keterangan: Keresahan dinyatakan muncul ketika %URS lebih besar dari 50
persen.
Terganggunya Kesehatan Masyarakat

Metode yang digunakan untuk memperkirakan dampak kesehatan masyarakat yang berkaitan
dengan perubahan lingkungan akibat kegiatan menggunakan pola pendekatan
analisis epidemiologi penyakit (distribusi penyakit berdasarkan variabel waktu, tempat dan
orang), analisis risiko epidemiologi (relative risk atau prevalance risk) dan analisis resiko
perubahan perilaku masyarakat terhadap dampak kesehatan.

Besaran masalah kesehatan masyarakat berdasarkan prevalensi dan insidensi


penyakit digunakan rumus sebagai berikut :

Jumlah Kasus Penyakit Waktu Tertentu


Prevalensi =
×K
Jumlah Populasi pada Waktu Tertentu × K
Jumlah Populasi Rerata Waktu yang Sama

Jumlah Kasus Penyakit Baru Waktu Tertentu


Insidensi =

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 50
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

Metode Penentuan Sifat Penting Dampak

Prakiraan sifat penting dampak didasarkan pada tujuh (7) Kriteria dampak penting
sebagaimana tercantum pada penjelasan Lampiran I Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.38/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2019 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL) dan Pasal 22 ayat 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Berdasar tujuh kriteria dan kategori
penentuan penting/tidaknya dampak, maka akan dilakukan telaahan berdasarkan kajian
pustaka terkait sifat dampak dengan merujuk pada tujuh kriteria penting yang telah disiapkan.
Panduan untuk menentukan dampak penting dan tidak penting menggunakan tujuh kriteria
ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 10. Pedoman Penetuan Sifat Penting Dampak


No. Kriteria Sifat Penting
Dampak Kriteria Pernyataan Sifat Penting Dampak

1. Besarnya jumlah Banyaknya Penting


jumlah(P)
penduduk Tidak
Tidak adaPenting (TP)
penduduk
penduduk yang akan yang akan terkena dampak yang akan terkena
terkena dampak rencana usaha dan/atau dampak rencana
rencana usaha kegiatan, dianggap Penting usaha dan/atau
dan/atau kegiatan (P) apabila ada 1 (satu) kegiatan
orang atau lebih penduduk
di wilayah studi yang terkena
dampak
2. Luas wilayah Luas wilayah penyebaran Wilayah yang terkena
penyebaran dampak dampak, dianggap Penting dampak <50% dari luas
(P) apabila terjadi wilayah di dalam
perubahan mendasar pada wilayah studi
50% atau lebih dari luas
wilayah Distrik dalam wilayah
studi yang terkena dampak
3. Intensitas dan lamanya - Intensitas dampak lebih - Intensitas dampak
dampak berlangsung tinggi dari baku mutu, lebih rendah dari
- Untuk subkomponen baku mutu,
lingkungan yang tidak - Untuk subkomponen
mempunyai baku mutu lingkungan yang
ditentukan oleh professional tidak mempunyai
judgement baku mutu
- Lamanya dampak ≥50% ditentukan oleh
waktu 1 tahapan kegiatan professional
judgement
- Lamanya dampak

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 51
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

No. Kriteria Sifat Penting Kriteria Pernyataan Sifat Penting Dampak


Dampak Penting (P) Tidak Penting (TP)

Jika ada komponen Jika tidak


<50% ada1
waktu
lingkungan lain yang terkena komponen lingkungan
tahapan kegiatan
4. Banyaknya komponen dampak atau menimbulkan lain yang terkena
lingkungan hidup lain dampak lanjutan/turunan dampak atau tidak
yang akan terkena menimbulkan dampak
dampak lanjutan/turunan

5. Sifat kumulatif dampak Dampak bersifat akumulasi/ Dampak tidak bersifat


bertambah, bertumpuk atau akumulasi/bertambah,
bertimbun dan saling bertumpuk atau
memperkuat atau bersifat bertimbun dan saling
sinergik memperkuat atau
bersifat sinergik
6. Berbalik atau tidak Perubahan yang akan Perubahan yang akan
berbaliknya dampak dialami oleh suatu komponen dialami oleh suatu
lingkungan tidak dapat komponen lingkungan
dipulihkan kembali walaupun dapat dipulihkan
dengan intervensi manusia kembali walaupun
dengan intervensi
manusia
7. Kriteria lain sesuai Dampak penting negatif Dampak penting
dengan perkembangan yang ditimbulkan tidak dapat negatif yang
ilmu pengetahuan dan ditanggulangi oleh ilmu ditimbulkan dapat
teknologi pengetahuan dan teknologi ditanggulangi oleh
yang tersedia. ilmu pengetahuan dan
teknologi yang
tersedia.

Proses pengambilan keputusan untuk menyatakan dampak dianggap penting atau tidak
penting maka digunakan kriteria tambahan sebagai berikut:

1) Apabila kriteria nomor 1 dikategorikan penting (P), maka prakiraan sifat penting secara
keseluruhan dinyatakan penting (P).
2) Jika jumlah kriteria penting (P) ≥ 3, maka prakiraan sifat penting secara keseluruhan adalah
penting (P).
3) Jika jumlah kriteria penting (P) < 3 (diluar kriteria No.1), maka prakiraan sifat penting secara
keseluruhan dinyatakan tidak penting (TP).
4) Apabila telah melampaui baku mutu lingkungan atau kriteria baku kerusakan lingkungan
maka merupakan dampak penting.

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 52
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

METODE EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN

Evaluasi dampak penting secara totalitas dimaksudkan untuk melakukan penilaian secara
menyeluruh, saling terkait antar dampak penting yang timbul sebagai akibat dari
suatu kegiatan atau beberapa kegiatan. Dengan dilakukan penilaian secara totalitas
mengenai keterkaitan antara dampak pada akhirnya akan diketahui sejauh mana
perimbangan dampak besar dan penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif.
Metode Evaluasi yang akan digunakan adalah Metode Evaluasi Dampak Bagan Alir.

Berdasarkan hasil evaluasi secara totalitas tersebut kemudian dilakukan telaahan mengenai
hubungan sebab akibat (kausatif) antara rencana kegiatan dan rona lingkungan dengan
dampak positif dan negatif yang timbul, untuk selanjutnya dirumuskan arahan dan alternatif
upaya pengelolaan dampaknya.

Untuk mengetahui hubungan keterkaitan dan interaksi DPH, digunakan Metode Bagan Alir.
Metode ini juga mempertimbangkan adanya Sifat Kumulatif Dampak Penting dari beberapa
kegiatan yang menimbulkan Dampak Penting yang sama pada Ruang dan Waktu yang Sama
sehingga dalam menentukan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup akan lebih jelas arah
dan prioritasnya.

Kriteria Sifat Penting Dampak berdasarkan Akumulasi Dampak Penting yang digunakan adalah
sebagai berikut:

1) Apabila terdapat dua atau lebih kegiatan yang menimbulkan dampak yang sama
dalam Ruang Dampak dan Waktu yang Sama, maka jenis dampak kumulatifnya akan
dinyatakan sebagai Dampak Penting (P), walaupun berdasarkan hasil Prakiraan Dampak
Penting, dampak tersebut tergolong dampak Tidak Penting (TP);

2) Apabila terdapat dua atau lebih kegiatan yang menimbulkan dampak yang
sama dalam Ruang Dampak yang Sama tetapi dalam Waktu yang Berbeda, dan
dampaknya bersifat kumulatif, maka jenis dampak kumulatifnya akan dinyatakan
sebagai Dampak Penting (P) walaupun berdasarkan hasil Prakiraan Dampak Penting,
dampak tersebut tergolong dampak Tidak Penting (TP);

3) Apabila terdapat dua atau lebih kegiatan yang menimbulkan dampak yang
sama dalam Waktu yang Sama tetapi dalam Ruang Dampak yang Berbeda,
maka jenis dampak kumulatifnya akan dinyatakan sebagai
Dampak Penting (P) walaupun berdasarkan hasil
Prakiraan Dampak Penting, dampak tersebut tergolong dampak Tidak Penting (TP);

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 53
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

4) Apabila suatu jenis dampak Tidak Bersifat Kumulatif, maka jenis dampak tersebut akan
dinyatakan sesuai dengan hasil Prakiraan Dampak Penting.

METODE PELAKSANAAN PELIBATAN MASYARAKAT

Keterlibatan masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengambilan


keputusan tentang Pembangunan Pusat Pemerintahan. Dalam proses ini, masyarakat
menyampaikan aspirasi, kebutuhan, dan nilai-nilai yang dimiliki masyarakat, serta
usulan penyelesaian masalah dari masyarakat yang berkepentingan dengan tujuan
memperoleh keputusan yang terbaik. Hal ini Berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan
Masyarakat dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan.

UUPLH dan PP Izin Lingkungan telah mengatur bahwa dalam proses Amdal dan izin lingkungan,
masyarakat dilibatkan melalui:

a) Pengikutsertaan dalam penyusunan dokumen amdal melalui proses


pengumuman, penyampaian saran, pendapat dan tanggapan masyarakat dan
konsultasi publik serta pengikutsertaan masyarakat dalam komisi penilai AMDAL,
bagi rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki amdal.

b) proses pengumuman permohonan izin lingkungan, penyampaian saran, pendapat dan


tanggapan masyarakat serta pengumuman setelah izin lingkungan diterbitkan, baik
untuk rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki amdal.

1) Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dilaksanakannya keterlibatan masyarakat dan keterbukaan


informasi dalam proses penyusunan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(Kerangka Acuan, ANDAL, RKL - RPL) adalah untuk:

a) Masyarakat mendapatkan informasi mengenai rencana usaha dan/atau kegiatan yang


berdampak penting terhadap lingkungan;
b) Masyarakat dapat menyampaikan saran, pendapat dan/atau tanggapan atas
rencana usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan;

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 54
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

c) Masyarakat dapat terlibat dalam proses pengambilan keputusan terkait


dengan rekomendasi kelayakan atau ketidaklayakan atas rencana usaha dan/atau
kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan;
d) Masyarakat dapat menyampaikan saran, pendapat dan/atau tanggapan atas proses
izin lingkungan;.

2) Masyarakat yang Diikutsertakan dalam Proses Amdal


Dokumen Amdal terdiri atas (a) KA, (b) Andal, dan (c) RKL-RPL. Dalam penyusunan dokumen
Amdal tersebut, pemrakarsa mengikutsertakan masyarakat, yang mencakup:
a) masyarakat terkena dampak;
b) masyarakat pemerhati lingkungan; dan
c) masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses Amdal.

Pengikutsertaan masyarakat tersebut dilakukan melalui pengumuman rencana usaha dan/atau


kegiatan serta konsultasi publik yang dilakukan sebelum penyusunan dokumen KA. Melalui
proses pengumuman dan konsultasi publik, masyarakat dapat memberikan saran, pendapat
dan tanggapan yang disampaikan secara tertulis kepada pemrakarsa dan Menteri, gubernur,
atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangan penilaian dokumen Amdal.

Disamping itu, masyarakat yang terkena dampak melalui wakilnya wajib dilibatkan dalam
proses penilaian dokumen Andal dan RKL-RPL melalui Rapat Komisi Penilai Amdal.
Wakil masyarakat terkena dampak merupakan salah satu anggota Komisi Penilai Amdal.
Warga masyarakat terkena dampak berhak duduk sebagai anggota Komisi Penilai melalui wakil
yang telah ditetapkan. Warga masyarakat berkepentingan juga dapat menyampaikan
saran, pendapat, dan tanggapannya dengan ketentuan:
a) Disampaikan kepada instansi yang bertanggung jawab, dan/atau pemrakarsa;
b) Disampaikan dalam bentuk yang mudah didokumentasikan dan/atau tertulis; dan
c) Disampaikan selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari kerja setelah informasi
jadwal rencana sidang penilaian oleh Komisi Penilai ANDAL, RKL - RPL disebarluaskan
secara resmi.

METODE PENYUSUNAN LAPORAN

Dokumen ANDAL, RKL & RPL diajukan untuk dinilai oleh Komisi Penilai ANDAL, RKL - RPL . Hasil
penilaian inilah yang menentukan apakah rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut layak
secara lingkungan atau tidak dan apakah perlu direkomendasikan untuk diberi izin atau tidak.

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 55
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan mengacu pada Peraturan Pemerintah


Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lampiran II, sebagai berikut:

PENYUSUNAN DOKUMEN KERANGKA ACUAN (KA)

Penyusunan dokumen Kerangka Acuan (KA) pada dasarnya bertujuan untuk a) merumuskan
lingkup, dan b) kedalaman studi Andal dan mengarahkan studi Andal agar berjalan secara
efektif dan efisien sesuai dengan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia.

Sementara, fungsi dokumen Kerangka Acuan adalah untuk:

a) sebagai rujukan penting bagi pemrakarsa, penyusun dokumen Amdal, instansi yang
membidangi rencana usaha dan/atau kegiatan, dan instansi lingkungan hidup, serta tim
teknis Komisi Penilai Amdal tentang lingkup dan kedalaman studi Andal yang akan
dilakukan;
b) sebagai salah satu bahan rujukan bagi penilai dokumen Andal untuk mengevaluasi hasil
studi Andal.

Muatan Dokumen Kerangka Acuan (KA), yaitu:

1) Pendahuluan

Pendahuluan pada dasarnya berisi informasi tentang latar belakang, tujuan rencana usaha
dan/atau kegiatan serta pelaksananaan studi Amdal.

a) Latar belakang berisi uraian mengenai:


▪ Justifikasi dilaksanakannya rencana usaha dan/atau kegiatan, termasuk penjelasan
mengenai persetujuan prinsip yang menyatakan bahwa jenis usaha
kegiatan tersebut secara prinsip dapat dilakukan dari pihak yang berwenang. Bukti
formal atas persetujuan prinsip tersebut wajib dilampirkan;
▪ Alasan mengapa rencana usaha dan/atau kegiatan ini wajib memiliki Amdal dan
pendekatan studi yang digunakan (tunggal, terpadu, atau kawasan); dan
▪ alasan mengapa rencana usaha dan/atau kegiatan ini dinilai oleh Komisi Penilai
Amdal (KPA) Pusat, Provinsi, atau Kabupaten/Kota.
b) Tujuan rencana kegiatan berisi:
▪ uraian umum maupun rinci mengenai tujuan dilaksanakannya rencana usaha
dan/atau kegiatan; dan

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 56
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

▪ justifikasi manfaat dari rencana kegiatan kepada masyarakat sekitar dan


peranannya terhadap pembangunan nasional dan daerah.
c) Pelaksanaan Studi, yang berisi informasi tentang:
▪ pemrakarsa dan penanggung jawab rencana usaha dan/atau kegiatan; dan
▪ pelaksana studi AMDAL yang terdiri dari tim penyusun dokumen AMDAL, tenaga ahli
dan asisten penyusun dokumen AMDAL.

2) Pelingkupan

Muatan pelingkupan pada dasarnya berisi informasi tentang:

a) Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dikaji.


▪ Status studi amdal, apakah dilaksanakan secara terintegrasi, bersamaan atau setelah
studi kelayakan teknis dan ekonomis. Uraian ini diperlukan sebagai dasar
untuk menentukan kedalaman informasi yang diperlukan dalam kajian amdal.
▪ Kesesuaian lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan rencana tata ruang
sesuai ketentuan peraturan perundangan.
▪ Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan fokus kepada
komponen- komponen kegiatan yang berpotensi
menyebabkan dampak lingkungan berdasarkan tahapan
kegiatan, termasuk alternatifnya (jika terdapat alternatif- alternatif terhadap
rencana usaha dan/atau kegiatan) dan pengelolaan lingkungan hidup yang sudah
disiapkan/direncanakan sejak awal sebagai bagian dari rencana kegiatan
(terintegrasi dalam desain rencana usaha dan/atau kegiatan). Dalam hal
diperlukan adanya informasi yang lebih detail terhadap deskripsi rencana kegiatan,
maka dapat dilampirkan informasi lain yang dianggap perlu;

b) Deskripsi rona lingkungan hidup awal (environmental setting).


Deskripsi umum rona lingkungan hidup awal berisi uraian mengenai rona lingkungan
hidup (environmental setting) secara umum di lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
yang mencakup:

i) Komponen lingkungan terkena dampak (komponen/features lingkungan yang


ada disekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan serta kondisi
lingkungannya), yang pada dasarnya paling sedikit memuat:
▪ komponen geo-fisik-kimia, seperti sumber daya geologi, tanah, air permukaan,
air bawah tanah, udara, kebisingan, dan lain sebagainya;

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 57
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

▪ komponen biologi, seperti vegetasi/flora, fauna, tipe ekosistem, keberadaan


spesies langka dan/atau endemik serta habitatnya, dan lain sebagainya;
▪ komponen sosio-ekonomi-budaya, seperti tingkat pendapatan, demografi,
mata pencaharian, budaya setempat, situs arkeologi, situs budaya dan lain
sebagainya;
▪ komponen kesehatan masyarakat, seperti perubahan tingkat
kesehatan masyarakat.
ii) Usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau
kegiatan yang diusulkan beserta dampak yang ditimbulkannya
terhadap lingkungan hidup. Tujuan penjelasan ini adalah memberikan
gambaran utuh tentang kegiatankegiatan lain (yang sudah ada di sekitar lokasi
rencana usaha dan/atau kegiatan) yang memanfaatan sumberdaya alam dan
mempengaruhi lingkungan setempat.
c) Hasil pelibatan masyarakat
Dalam bagian ini, penyusun dokumen Amdal menguraikan informasi hasil proses
pelibatan masyarakat yang diperlukan dalam proses pelingkupan. Perlu diingat bahwa
saran, pendapat dan tanggapan yang diterima dari masyarakat harus diolah sebelum
digunakan sebagai input proses pelingkupan. Ini disebabkan karena saran, pendapat
dan tanggapan tersebut mungkin jumlahnya banyak dan beragam jenisnya serta belum
tentu relevan untuk dikaji dalam Andal. Bukti pengumuman dan hasil pelaksanaan
konsultasi publik dapat dilampirkan.

d) Dampak Penting Hipotetik


Dampak Penting Hipotetik, pada bagian ini penyusun dokumen amdal menguraikan
dampak penting hipotetik terkait dengan rencana usaha dan/atau kegiatan yang
diusulkan. Proses untuk menghasilkan dampak penting hipotetik dilakukan
dengan menggunakan metode-metode ilmiah yang berlaku
secara nasional dan/atau internasional di berbagai
literatur yang sesuai dengan kaidah ilmiah metode penentuan dampak penting hipotetik
dalam Amdal.

Proses untuk menghasilkan dampak penting hipotetik tersebut pada dasarnya diawali
melalui proses identifikasi dampak potensial. Proses identifikasi dampak
potensial dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah yang berlaku secara
nasional dan/atau internasional di berbagai literatur. Keluaran yang diharapkan disajikan
dalam bagian ini adalah berupa daftar dampak-dampak potensial yang mungkin timbul
atas adanya rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan.

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 58
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

Selanjutnya dilakukan evaluasi dampak Potensial. Evaluasi Dampak Potensial esensinya


adalah memisahkan dampak-dampak yang perlu kajian mendalam untuk membuktikan
dugaan (hipotesa) dampak (dari dampak yang tidak lagi perlu dikaji). Dalam proses ini,
harus dijelaskan dasar penentuan bagaimana suatu dampak potensial dapat
disimpulkan menjadi dampak penting hipotetik (DPH) atau tidak.

e) Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian


Batas wilayah studi ini merupakan batas terluar dari hasil tumpang susun (overlay) dari
batas wilayah proyek, ekologis, sosial dan administratif setelah mempertimbangkan
kendala teknis yang dihadapi. Batasan ruang lingkup wilayah studi penentuannya
disesuaikan dengan kemampuan pelaksana yang biasanya memiliki
keterbatasan sumber data, seperti waktu, dana, tenaga, teknis, dan metode telaahan.

Batas wilayah studi dibentuk dari empat unsur yang berhubungan dengan dampak
lingkungan suatu rencana kegiatan, yaitu:

▪ Batas proyek, yaitu ruang dimana seluruh komponen rencana kegiatan akan
dilakukan, termasuk komponen kegiatan tahap pra-konstruksi, konstruksi, operasi
dan pasca operasi.
▪ Batas ekologis, yaitu ruang terjadinya sebaran dampak-dampak lingkungan dari
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dikaji, mengikuti media
lingkungan masing-masing (seperti air dan udara), dimana proses alami yang
berlangsung dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan
mendasar
▪ Batas sosial, yaitu ruang disekitar rencana usaha dan/atau kegiatan
yang merupakan tempat berlangsungsunya berbagai
interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai
tertentu yang sudah mapan (termasuk sistem dan struktur sosial), sesuai
dengan proses dan dinamika sosial suatu kelompok masyarakat, yang
diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan, dan
▪ Batas administratif, yaitu yaitu wilayah administratif terkecil yang relevan (seperti
kampung, distrik, kabupaten/kota, provinsi) yang wilayahnya tercakup tiga unsur
batas diatas.
Uraian proses pelingkupan sebagaimana dijelaskan di atas, dapat pula ditambahkan dengan
tabel ringkasan proses pelingkupan.
P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 59
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

3) Metode Studi

Pada prinsipnya metode studi ini berisi tentang penjelasan dan informasi mengenai (seperti
telah disampaikan pada uraian diatas:

a) Metode pengumpulan dan analisis data yang akan digunakan


b) Metode prakiraan dampak penting yang akan digunakan
c) Metode evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan.

4) Daftar Pustaka

Pada bagian daftar pustaka, penyusun menguraikan pustaka atau literatur yang digunakan
untuk keperluan penyusunan dokumen KA. Pengambilan (pencuplikan) sumber referensi harus
mengikuti tata cara penulisan akademis yang dikenal secara luas.

5) Lampiran

Pada bagian lampiran, penyusun dokumen Amdal melampirkan informasi tambahan yang
terkait.

PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

Dokumen ANDAL yang berisi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan berbagai
kemungkinan dampak penting baik pada tahap pra konstruksi, konstruksi, maupun operasi.
Andal disusun untuk menyampaikan telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak
penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Hasil kajian dalam Andal berfungsi untuk
memberikan pertimbangan guna pengambilan keputusan kelayakan atau ketidaklayakan dari
rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan.

Muatan Dokumen Andal Adalah Sebagai Berikut:

1) Pendahuluan
Pendahuluan pada dasarnya berisi informasi mengenai:

a) ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan;


b) ringkasan dampak penting hipotetik yang ditelaah/dikaji;
c) batas wilayah studi dan Batas waktu kajian.

Ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan; Pada bagian ini, penyusun dokumen
ANDAL, RKL & RPL menguraikan secara singkat mengenai deskripsi rencana usaha dan/atau
kegiatan dengan fokus pada komponen-komponen kegiatan yang berpotensi menimbulkan
dampak lingkungan, berikut alternatif-alternatif dari rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 60
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

jika ada. Uraian ini disampaikan dengan mengacu pada proses pelingkupan yang tercantum
dalam dokumen KA.

Ringkasan Dampak Penting Hipotetik yang Ditelaah; Pada bagian ini, penyusun dokumen
ANDAL, RKL & RPL menguraikan secara singkat mengenai dampak penting hipotetik (DPH) yang
akan dikaji dalam dokumen Andal mengacu pada hasil pelingkupan dalam dokumen KA.
Uraian singkat tersebut agar dilengkapi dengan bagan alir proses pelingkupan. Batas wilayah
studi dan batas waktu kajian; Pada bagian ini, penyusun dokumen ANDAL, RKL &
RPL menguraikan secara singkat batas wilayah studi dan menampilkannya dalam bentuk peta
atau data informasi spasial batas wilayah studi yang dapat menggambarkan batas wilayah
proyek, ekologis, sosial dan administratif dengan mengacu pada hasil pelingkupan dalam
dokumen KA. Peta yang disertakan harus memenuhi kaidah-kaidah kartografi.

Penyusun dokumen ANDAL, RKL & RPL juga menjelaskan batas waktu kajian yang
akan digunakan dalam melakukan prakiraan dan evaluasi secara holistik terhadap setiap
dampak penting hipotetik yang akan dikaji dalam Andal dengan mengacu pada batas waktu
kajiaan hasil pelingkupan. Penentuan batas waktu kajian ini selanjutnya digunakan sebagai
dasar untuk melakukan penentuan perubahan rona lingkungan tanpa adanya rencana
usaha dan/atau kegiatan dibandingkan dengan perubahan rona lingkungan dengan adanya
rencana usaha dan/atau kegiatan

2) Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal


Deskripsi rinci rona lingkungan hidup awal berisi uraian mengenai rona lingkungan
hidup (environmental setting) secara rinci dan mendalam di lokasi rencana usaha dan/atau
kegiatan, yang mencakup:

a) Komponen lingkungan terkena dampak penting rencana usaha dan/atau kegiatan


(komponen/features lingkungan yang ada disekitar lokasi rencana usaha dan/atau
kegiatan serta kondisi lingkungannya), yang pada dasarnya paling sedikit memuat:
i) Geo-Fisik-Kimia
 Iklim (suhu, kelembaban, curah hujan, angin)
 Kualitas udara (ambien dan emisi) dan kebisingan
 Kualitas Air Permukaan dan Air Bersih
 Hidrologi
 Sedimentasi
ii) Komponen Ruang Dan Lahan
iii) Biologi (Flora, Fauna dan Biota Air)

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 61
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

Seperti vegetasi/flora, fauna, tipe ekosistem, keberadaan spesies langka dan/atau


endemik serta habitatnya, dan lain sebagainya.

iv) Komponen Transportasi


• Inventarisasi jaringan jalan, serta sarana dan prasarana transportasi
• Pencacahan volume lalu lintas pada ruas dan simpang.
• Data kinerja jalan / karakteristik lalu lintas di wilayah studi
• Data bangkitan lalu lintas/volume lalu lintas di wilayah studi
• Data sarana lalu lintas dan data pendukung lainnya
• Data getaran kendaraan berat
v) Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya
 Keadaan pusat kegiatan perekonomian, infrastruktur, mata pencaharian dan
pendapatan masyarakat
 Struktur penduduk termasuk kepadatan, keanekaragaman penduduk serta pola
mobilitas penduduk
 Hubungan dengan daerah atau lokasi dari berbagai kelompok masyarakat
 Fasilitas dan sarana sosial yang diperuntukkan bagi masyarakat luas.
vi) Kesehatan Masyarakat
 Sumber daya kesehatan
 Status gizi masyarakat
 Pola penyakit,
 Kondisi sanitasi lingkungan,
 Kondisi permukiman,
 Fasilitas kesehatan,
 Jenis penyakit menular yang terjadi,
 Sumber air bersih,
 Perilaku hidup sehat masyarakat (kuratif, preventif, dan aspek-aspek
kependudukan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat).
b) Usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
yang diusulkan beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan hidup. Hal
ini akan memberikan gambaran utuh tentang kegiatan-kegiatan lain (yang sudah ada di
sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan) yang memanfaatkan sumber daya
alam dan mempengaruhi lingkungan setempat.

3) Prakiraan Dampak Penting

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 62
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

Analisis prakiraan dampak penting pada dasarnya menghasilkan informasi mengenai besaran
dan sifat penting dampak untuk setiap dampak penting hipotetik (DPH) yang dikaji. Karena itu
dalam bagian ini, penyusun dokumen ANDAL, RKL & RPL menguraikan hasil prakiraan secara
cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak untuk setiap dampak penting hipotetik
(DPH) yang dikaji. Perhitungan dan analisis prakiraan dampak penting hipotetik
tersebut menggunakan metode prakiraan dampak yang tercantum dalam kerangka acuan.
Metode prakiraan dampak penting menggunakan metode-metode ilmiah yang
berlaku secara nasional dan/atau internasional di berbagai literatur yang sesuai dengan
kaidah ilmiah metode prakiraan dampak penting dalam ANDAL, RKL & RPL. Dalam
menguraikan prakiraan dampak penting tersebut penyusun dokumen ANDAL, RKL & RPL
hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Penggunaan data runtun waktu (time series) yang menunjukkan perubahan kualitas
lingkungan dari waktu ke waktu.
b) Prakiraan dampak dilakukan secara cermat mengenai besaran dampak penting dari
aspek biogeofisik-kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat
pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pascaoperasi usaha
dan/atau kegiatansesuai dengan jenis rencana usaha dan/atau kegiatannya. Tidak
semua jenis rencana usaha dan/atau kegiatan memiliki seluruh tahapan tersebut.
c) Telaahan dilakukan dengan cara menganalisis perbedaan antara kondisi
kualitas lingkungan hidup yang diprakirakan dengan adanya usaha dan/atau
kegiatan, dan kondisi kualitas lingkungan hidup yang diprakirakan tanpa adanya
usaha dan/atau kegiatan dalam batas waktu yang telah ditetapkan, dengan
menggunakan metode prakiraan dampak.
d) Dalam melakukan telaahan tersebut perlu diperhatikan dampak yang bersifat langsung
dan/atau tidak langsung. Dampak langsung adalah dampak yang ditimbulkan secara
langsung oleh adanya usaha dan/atau kegiatan, sedangkan dampak tidak langsung
adalah dampak yang timbul sebagai akibat berubahnya suatu komponen lingkungan
hidup dan/atau usaha atau kegiatan primer oleh adanya rencana usaha dan/atau
kegiatan. Dalam kaitan ini maka perlu diperhatikan mekanisme aliran dampak pada
berbagai komponen lingkungan hidup, antara lain sebagai berikut:
i) kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen
sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat;
ii) kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen
geofisik-kimia-biologi;

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 63
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

iii) kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen
sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat, kemudian menimbulkan
rangkaian dampak lanjutan berturut-turut terhadap komponen geofisik-kimia dan
biologi;
iv) kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen
geofisik-kimia-biologi, kemudian menimbulkan rangkaian dampak lanjutan
berturut-turut terhadap komponen biologi, sosial, ekonomi, budaya dan
kesehatan masyarakat;
v) dampak penting berlangsung saling berantai di antara komponen
sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat dan geofisik-kimia dan
biologi itu sendiri;
vi) Dampak penting pada huruf a sampai dengan huruf e yang telah diutarakan
selanjutnya menimbulkan dampak balik pada rencana usaha dan/atau
kegiatan.
e) Dalam hal rencana usaha dan/atau kegiatan masih berada pada tahap pemilihan
alternatif komponen rencana usaha dan/atau kegiatan (misalnya: alternatif
lokasi, penggunaan alat-alat produksi, kapasitas, spesifikasi teknik, sarana usaha
dan/atau kegiatan, tata letak bangunan, waktu dan durasi operasi, dan/atau bentuk
alternatif lainnya), maka telaahan sebagaimana tersebut
dilakukan untuk masing-masing alternatif.
f) Proses analisis prakiraan dampak penting dilakukan dengan menggunakan metode-
metode ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional di berbagai literatur.

4) Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan

Dalam bagian ini, pada dasarnya penyusun dokumen ANDAL, RKL & RPL menguraikan hasil
evaluasi atau telaahan keterkaitan daninteraksiseluruh dampak penting hipotetik (DPH) dalam
rangka penentuan karakteristik dampak rencana usaha dan/atau kegiatan secara
total terhadap lingkungan hidup. Dalam melakukan evaluasi secara holistik terhadap DPH
tersebut, penyusun dokumen ANDAL, RKL & RPL menggunakan metode evaluasi
dampak yang tercantum dalam kerangka acuan. Metode evaluasi dampak tersebut
menggunakan metode- metode ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional di
berbagai literatur yang sesuai dengan kaidah ilmiah metode evaluasi dampak penting
dalam ANDAL, RKL & RPL. Dalam hal rencana usaha dan/atau kegiatan masih berada pada
pemilihan alternatif, maka evaluasi atau telaahan tersebut dilakukan untuk masing-masing
alternatif.
P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 64
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

Arahan pengelolaan dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan yang


menimbulkan dampak, baik komponen kegiatan yang paling banyak memberikan
dampak turunan (dampak yang bersifat strategis) maupun komponen kegiatan yang tidak
banyak memberikan dampak turunan.

Arahan pemantauan dilakukan terhadap komponen lingkungan yang relevan untuk digunakan
sebagai indikator untuk mengevaluasi penaatan (compliance), kecenderungan (trendline) dan
tingkat kritis (critical level) dari suatu pengelolaan lingkungan hidup arahan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan), pemrakarsa/penyusun ANDAL, RKL & RPL dapat menyimpulkan atau
memberikan pernyataan kelayakan lingkungan hidup atas rencana usaha dan/atau kegiatan
yang dikaji, dengan mempertimbangkan kriteria kelayakan antara lain sebagai berikut:

a. Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.


b. Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber
daya alam yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
c. Kepentingan pertahanan keamanan.
d. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari aspek
biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat pada
tahap pra normalisasi, normalisasi, dan pasca normalisasiUsaha dan/atau Kegiatan.
e. Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai
sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga diketahui
perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif.
f. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab
dalam menanggulanggi dampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari Usaha
dan/atau Kegiatan yang direncanakan dengan pendekatan teknologi, sosial, dan
kelembagaan.
g. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau pandangan
masyarakat (emic view).
h. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu
entitas ekologis yangmerupakan.
i) entitas dan/atau spesies kunci (key species);
ii) memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance);
iii) memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance); dan/atau
iv) memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).
i. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha
dan/atau kegiatan yang telah berada di sekitar rencana lokasi usaha
dan/atau kegiatan.

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 65
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

j. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi
rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan
daya tampung lingkungan dimaksud.
Uraian proses analisis dampak sebagaimana dijelaskan di atas, dapat pula
ditambahkan dengan tabel ringkasan analisis dampak.

5) Daftar Pustaka

Dalam hal ini hendaknya dikemukakan rujukan data dan pernyataan-pernyataan penting yang
harus ditunjang oleh kepustakaan ilmiah yang mutakhir serta disajikan dalam suatu daftar
pustaka dengan penulisan yang baku.

6) Lampiran

Pada bagian lampiran, penyusun dokumen Amdal dapat melampirkan hal-hal sebagai berikut:

a. Surat Persetujuan Kesepakatan Kerangka Acuan atau Pernyataan Kelengkapan


Administrasi Dokumen Kerangka Acuan.
b. Data dan informasi rinci mengenai rona lingkungan hidup, antara lain berupa tabel,
data, grafik, foto rona lingkungan hidup, jika diperlukan.
c. Ringkasan dasar-dasar teori, asumsi-asumsi yang digunakan, tata cara, rincian proses
dan hasil perhitungan-perhitungan yang digunakan dalam prakiraan dampak.
d. Ringkasan dasar-dasar teori, asumsi-asumsi yang digunakan, tata cara, rincian proses
dan hasil perhitungan-perhitungan yang digunakan dalam evaluasi secara
holistik terhadap dampak lingkungan.
e. Data dan informasi lain yang dianggap perlu atau relevan;

PENYUSUNAN DOKUMEN RKL DAN RPL

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup selanjutnya disebut RKL adalah upaya penanganan
dampak lingkungan yang ditimbulkan dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup selanjutnya disebut RPL adalah upaya pemantauan
komponen lingkungan hidup yang terkena dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan.

RKL-RPL memuat mengenai upaya untuk menangani dampak dan memantau komponen
lingkungan hidup yang terkena dampak terhadap keseluruhan dampak, bukan hanya dampak
yang disimpulkan sebagai dampak penting dari hasil proses evaluasi holistik dalam Andal.
Sehingga untuk beberapa dampak yang disimpulkan sebagai bukan dampak penting, namun
tetap memerlukan dan direncanakan untuk dikelola dan dipantau (dampak lingkungan hidup

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 66
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

lainnya), maka tetap perlu disertakan rencana pengelolaan dan pemantauannya dalam RKL-
RPL.

Gambar 5. Bagan Alir Penyusunan Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

A) Lingkup Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup

RKL memuat upaya-upaya mencegah, mengendalikan dan menanggulangi dampak penting


lingkungan hidup dan dampak lingkungan hidup lainnya yang bersifat negatif dan
meningkatkan dampak positif yang timbul sebagai akibat dari suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan. Dalam pengertian tersebut upaya pengelolaan lingkungan hidup antara
lain mencakup kelompok aktivitas sebagai berikut:

a. Pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk menghindari atau mencegah dampak


negatif lingkungan hidup;
b. Pengelolaan lingkungan hidup yang bertujuan untuk menanggulangi, meminimisasi,
atau mengendalikan dampak negatif baik yang timbul pada saat usaha dan/atau
kegiatan; dan/atau
c. Pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat meningkatkan dampak positif sehingga
dampak tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih besar baik kepada

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 67
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

pemrakarsa maupun pihak lain terutama masyarakat yang turut menikmati dampak
positif tersebut.

Untuk menangani dampak penting yang sudah diprediksi dari studi Andal dan
dampak lingkungan hidup lainnya, pengelolaan lingkungan hidup
yang dirumuskan dapat menggunakan salah satu atau
beberapa pendekatan lingkungan hidup yang selama ini dikenal seperti: teknologi, sosial
ekonomi, maupun institusi.

B) Lingkup rencana pemantauan lingkungan hidup

Pemantauan lingkungan hidup dapat digunakan untuk memahami fenomena-fenomena yang


terjadi pada berbagai tingkatan, mulai dari tingkat proyek (untuk memahami perilaku dampak
yang timbul akibat usaha dan/atau kegiatan), sampai ke tingkat kawasan atau
bahkan regional; tergantung pada skala masalah yang dihadapi.

Pemantauan merupakan kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, sistematis dan
terencana. Pemantauan dilakukan terhadap komponen lingkungan yang relevan
untuk digunakan sebagai indicator untuk mengevaluasi penaatan (compliance),
kecenderungan (trendline) dan tingkat kritis (critical level) dari suatu pengelolaan lingkungan
hidup.

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan rencana pemantauan
lingkungan dalam Dokumen RKL-RPL, yakni:

a. Komponen/parameter lingkungan hidup yang dipantau mencakup


Komponen/parameter lingkungan hidup yang mengalami perubahan mendasar, atau
terkena dampak penting dan komponen/parameter lingkungan hidup yang terkena
dampak lingkungan hidup lainnya.
b. Aspek-aspek yang dipantau perlu memperhatikan benar dampak penting
yang dinyatakan dalam Andal dan dampak lingkunganhidup lainnya, dan sifat
pengelolaan dampak lingkungan hidup yang dirumuskan rencana pengelolaan
lingkungan hidup.
c. Pemantauan dapat dilakukan pada sumber penyebab dampak dan/atau terhadap
komponen/parameter lingkungan hidup yang terkena dampak. Dengan memantau
kedua hal tersebut sekaligus akan dapat dinilai/diuji efektivitas kegiatan pengelolaan
lingkungan hidup yang dijalankan.
d. Pemantauan lingkungan hidup harus layak secara ekonomi. Biaya yang dikeluarkan
untuk pemantauan perlu diperhatikan mengingat kegiatan pemantauan senantiasa
berlangsung sepanjang usia usaha dan/atau kegiatan.
e. Rencana pengumpulan dan analisis data aspek-aspek yang perlu dipantau, mencakup:
P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 68
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

1) jenis data yang dikumpulkan;


2) lokasi pemantauan;
3) frekuensi dan jangka waktu pemantauan;
4) metode pengumpulan data (termasuk peralatan dan instrumen yang digunakan
untuk pengumpulan data);
5) metode analisis data.
f. Rencana pemantauan lingkungan perlu memuat tentang kelembagaan pemantauan
lingkungan hidup. Kelembagaan pemantauan lingkungan hidup yang dimaksud di sini
adalah institusi yang bertanggungjawab sebagai pelaksana pemantauan, pengguna
hasil pemantauan, dan pengawas kegiatan pemantauan.

C) MUATAN DOKUMEN RKL - RPL

1) Pendahuluan

Dalam bagian ini, penyusun dokumen ANDAL, RKL & RPL menjelaskan atau menguraikan hal-hal
sebagai berikut:

a. Pernyataan tentang maksud dan tujuan pelaksanaan RKL-RPL secara umum dan jelas.
Pernyataan ini harus dikemukakan secara sistematis, singkat dan jelas.
b. Pernyataan kebijakan lingkungan dari pemrakarsa. Uraikan dengan singkat tentang
komitmen pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan untuk memenuhi
(melaksanakan) ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan
yang relevan, serta komitmen untuk melakukan penyempurnaan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup secara berkelanjutan dalam
bentuk mencegah, menanggulangi dan mengendalikan dampak
lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatannya serta melakukan pelatihan bagi
karyawannya di bidang pengelolaan lingkungan hidup.

2) Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)

Dalam bagian ini, penyusun dokumen ANDAL, RKL & RPL menguraikan bentuk pengelolaan
lingkungan hidup yang dilakukan atas dampak yang ditimbulkan dalam rangka
untuk menghindari, mencegah, meminimisasi dan/atau
mengendalikan dampak negatif dan meningkatkan
dampak positif.

Uraian tersebut dicantumkan secara singkat dan jelas dalam bentuk matrik atau tabel yang
berisi pengelolaan terhadap terhadap dampak yang ditimbulkan, dengan menyampaikan
elemen-elemen sebagai berikut:
P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 69
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

a. Dampak lingkungan (dampak penting dan dampak lingkungan hidup lainnya).


b. Sumber dampak (dampak penting dan dampak lingkungan hidup lainnya).
c. Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup.
d. Bentuk Pengelolaan lingkungan hidup.
e. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
f. Periode pengelolaan lingkungan hidup.
g. Institusi pengelolaan lingkungan hidup (PLH).

3) Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

Pada bagian ini, penyusun dokumen Amdal menguraikan secara singkat dan jelas rencana
pemantauan dalam bentuk matrik atau tabel untuk dampak yang ditimbulkan. Matrik atau
tabel ini berisi pemantauan terhadap terhadap dampak yang ditimbulkan. Matrik atau tabel
tersebut disusun dengan menyampaikan elemen-elemen sebagai berikut:

a) Dampak yang dipantau, yang terdiri dari: jenis dampak yang terjadi,
komponen lingkungan yang terkena dampak, dan indikator/parameter yang dipantau
dan sumber dampak.
b) Bentuk pemantauan lingkungan hidup yang terdiri dari metode pengumpulan dan
analisis data, lokasi pemantauan, waktu dan frekuensi pemantauan.
c) Institusi pemantau lingkungan hidup, yang terdiri dari pelaksana pemantauan,
pengawas pemantauan dan penerima laporan pemantauan.

4) Jumlah dan Jenis Izin PPLH yang Dibutuhkan

Dalam hal rencana usaha dan/atau kegiatan yang diajukan memerlukan izin PPLH, maka
dalam bagian ini, penyusun dokumen Amdal sudah mengidentifikasi dan merumuskan daftar
jumlah dan jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang
dibutuhkan berdasarkan rencana pengelolaan lingkungan hidup.

5) Pernyataan Komitmen Pelaksanaan RKL-RPL

Pernyataan pemrakarsa memuat pernyataan dari pemraksarsa untuk melaksanakan RKL-RPL


yang ditandatangani di atas kertas bermaterai.

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 70
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

6) Daftar Pustaka

Pada bagian ini utarakan sumber data dan informasi yang digunakan dalam penyusunan
RKL_RPL baik yang berupa buku, majalah, makalah, tulisan, maupun laporan hasil-
hasil penelitian. Bahan-bahan pustaka tersebut agar ditulis dengan berpedoman pada tata
cara penulisan pustaka.

7) Lampiran

Penyusun dokumen Amdal juga dapat melampirkan data dan informasi lain yang dianggap
perlu atau relevan.

METODE PENILAIAN AMDAL

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lampiran I.
Penilaian Amdal dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1) penerimaan dan Penilaian KA secara administratif;


2) penilaian KA secara teknis;
3) persetujuan KA;
4) penerimaan dan penilaian administrasi dokumen Andal dan RKL-RPL;
5) penilaian substansi dokumen Andal dan RKL-RPL;
6) penilaian uji kelayakan dokumen Andal dan RKL-RPL ; dan
7) penyampaian rekomendasi hasil uji kelayakan lingkungan hidup.

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 71
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen
AMDAL Pembangunan
Pusat Pemerintahan
Kota Sukabumi

Gambar 6. Bagan Alir Proses Penilaian Dokumen AMDAL

P T MIT R A B U A N A R E K A H AL
- 72
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

C. JADWAL PELAKSANAAN

Kegiatan Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan yang berlokasi di


kota Sukabumi akan dilaksanakan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender atau 6
(enam) bulan kalender. Adapun jadwal pelaksanaan tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 73
JADWAL PELAKSANAAN STUDI AMDAL PUSAT PEMERINTAHAN KOTA
SUKABUMI

BULAN/MINGGU
KEGIATAN I II III IV VI
NO
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 21 32 43 1 4 2
1 Persiapan/Desk Study
2 Pra Survey Lapangan
3 Penyusunan Laporan Pendahuluan
4 Pembahsan Laporan Pendahuluan
3 Sosialisais/Konsultansi Publik (AMDAL)
4 Penyusunan Dokumen KA-ANDAL
5 Pembahasan Draft Dokumen KA-ANDAL
6 Perbaikan Dokumen KA-ANDAL
7 Persetujuan KA-ANDAL
8 Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL & RPL
a. Survey dan Pengumpulan Data
b. Analisa Data dan Interpretasi
c. Penulisan
9 Pembahasan Draft Dokumen ANDAL, RKL & RPL
10 Perbaikan Dokumen Andal, RKL & RPL
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

D. STRUKTUR ORGANISASI DAN PERSONIL

Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, memerlukan pengelolaan kerja yang optimal.
Hal tersebut diperlukan mengingat cukup banyak item pekerjaan yang berbeda dan harus
ditangani personil sesuai keahlian masing-masing dan diperlukan koordinasi serta pengendalian
pekerjaan sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing personil.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan organisasi pelaksanaan pekerjaan yang
utama adalah: Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pelaksanaan
(Actuiting) dan Pengendalian (Controlling).

STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA

Dalam pelaksanaan kegiatan ini PT Mitra Buana Reka juga akan menerapkan prinsip-prinsip
sebagaimana yang telah disampaikan diatas dengan tujuan untuk mencapai efesiensi dan
efektivitas kerja dalam hal ini menyangkut waktu, biaya dan mutu, sehingga akan memberikan
hasil yang optimal. Penjabaran pengorganisasian personil sebagaimana dituangkan dalam
bentuk struktur organisasi pekerjaan.

Struktur organisasi personil pelaksana pekerjaan dipimpin oleh Team Leader, yang mebawahi
seluruh pesonl tenaga ahli. Secara garis besar struktur organisasi pelakana pekerjaan dapat
digambarkan pada gambar berikut.

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 74
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen
AMDAL Pembangunan
Pusat Pemerintahan
Kota Sukabumi

STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN

PEMRAKARSA

PT. MITRA BUANA REKA


DIREKTUR UTAMA

TEAM LEADER

Ahli Fisik Kimia Ahli Biologi Ahli Geoteknik Ahli Ahli Kesehatan Ahli Sosial
Transportasi Lingkungan Ekonomi

ADMINISTRASI

Operator
Drafter
Komputer

Curiculum Vitae (CV) Personil terlampir

P T MIT R A B U A N A R E K A H AL
- 75
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

E. KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN TIM

Tim penyusun dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan yang berlokasi di Kota
Sukabumi terdiri dari personil yang sudah berpengalaman di bidang AMDAL, memiliki sertifikat
kompetensi AMDAL (KTPA/ATPA), serta keahlian dibidang yang mendukung studi ini. Secara
lengkap komposisi tim dan penugasan disajikan pada Tabel berikut.

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 76
KOMPOSISI DAN PENUGASAN TIM
JADWAL PELAKSANAAN STUDI AMDAL PUSAT PEMERINTAHAN KOTA
SUKABUMI

Tenaga Ahli
(Personal Inti)
Nama Personil Perusahaan Tenaga Ahli Lingkup Keahlian Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan Jumlah O
Lokal/Asing Bulan
Arie Fitria PT. MBR Lokal Ahli Sipil Ketua Tim a) Menunjuk dan 1 Orang &
Indrayana, ST Pekerjaan
mengkoordinasikan kegiatan
Bulan
anggota di bawah
tanggungjawabnya sebagai
Ketua Tim
b) Mengambil keputusan
terhadap hasil pelingkupan
sampai evaluasi dampak
penting AMDAL
c) Memberikan rekomendasi
terhadap kelayakan atau
ketidaklayakan lingkungan
terhadap rencana kegiatan,
rencana pengelolaan dan
pemantauan lingkungan
hidup.
d) Menyusun dan
menyampaikan laporan hasil
kajian Amdal sebagai Ketua
Tim

Drs. Iwan PT. MBR Lokal Ahli Fisik Kimia Ahli Fisik Kimia a) Melakukan identifikasi 1 Orang &
Setiawan Pekerjaan
deskripsi dan lokasi rencana
kegiatan dan komponen Bulan
lingkungan yang terkena
dampak sesuai dengan
kompetensi keahlian dalam
tim;
b) Memberikan rekomendasi
dalam proses pelingkupan.
c) Melakukan identifikasi
peraturan perundang-
undangan yang relevan
dengan dampak penting
hipotetik;
d) Melakukan perencanaan
pengumpulan data dan
informasi rona lingkungan
hidup;
e) Melakukan pengumpulan
dan verifikasi data dan
informasi rona lingkungan
hidup;
f) Melakukan analisis data dan
rona lingkungan hidup;
g) Melakukan prakiraan
dampak penting
berdasarkan data rona lin
gkungan hidup;
h) Memberikan rekomendasi
evaluasi dampak penting
sesuai tanggung jawab
anggota dalam tim
penyusun AMDAL;
i) Memberikan rekomendasi
terhadap rencana
pengelolaan dan
pemantauan lingkungan
hidup;
j) Menyusun dan
menyampaikan laporan
sesuai tanggung jawab
anggota dalam tim
penyusun AMDAL.

Drs. Azis Rahman PT. MBR Lokal Ahli Biologi Ahli Biologi a) Melakukan identifikasi 1 Orang &
deskripsi dan lokasi rencana Pekerjaan
kegiatan dan komponen Bulan
lingkungan untuk Biologi
yang terkena dampak sesuai
dengan kompetensi keahlian
dalam tim;
b) Memberikan rekomendasi
dalam proses pelingkupan.
c) Melakukan identifikasi
peraturan perundang-
undangan yang relevan
dengan dampak penting
hipotetik;
d) Melakukan perencanaan
pengumpulan data dan
informasi rona lingkungan
hidup untuk aspek Biologi;
e) Melakukan pengumpulan
dan verifikasi data dan
informasi rona lingkungan
hidup untuk aspek Biologi;
f) Melakukan analisis data dan
rona lingkungan hidup untuk
aspek Biologi;
g) Melakukan prakiraan
dampak penting
berdasarkan data rona lin
gkungan hidup untuk aspek
Biologi;
h) Memberikan rekomendasi
evaluasi dampak penting
sesuai tanggung jawab
anggota dalam tim
penyusun AMDAL;
i) Memberikan rekomendasi
terhadap rencana
pengelolaan dan
pemantauan lingkungan
hidup untuk aspek Biologi;
j) Menyusun dan
menyampaikan laporan
sesuai tanggung jawab
anggota dalam tim
penyusun AMDAL

Desi Setiawan, PT. MBR Lokal Ahli Geologi Ahli Geohidrologi a) Melakukan identifikasi 1 Orang &
ST., MT Pekerjaan
deskripsi dan lokasi rencana
kegiatan dan komponen Bulan
lingkungan untuk aspek
Geohidrologi yang terkena
dampak sesuai dengan
kompetensi keahlian dalam
tim;
b) Memberikan rekomendasi
dalam proses pelingkupan.
c) Melakukan identifikasi
peraturan perundang-
undangan yang relevan
dengan dampak penting
hipotetik;
d) Melakukan perencanaan
pengumpulan data dan
informasi rona lingkungan
hidup untuk aspek
Geohidrologi;
e) Melakukan pengumpulan
dan verifikasi data dan
informasi rona lingkungan
hidup untuk aspek
Geohidrologi;
f) Melakukan analisis data dan
rona lingkungan hidup untuk
aspek Geohidrologi;
g) Melakukan prakiraan
dampak penting
berdasarkan data rona lin
gkungan hidup untuk aspek
Geohidrologi;
h) Memberikan rekomendasi
evaluasi dampak penting
sesuai tanggung jawab
anggota dalam tim
penyusun AMDAL;
i) Memberikan rekomendasi
terhadap rencana
pengelolaan dan
pemantauan lingkungan
hidup untuk aspek
Geohidrologi;
j) Menyusun dan
menyampaikan laporan
sesuai tanggung jawab
anggota dalam tim
penyusun AMDAL
Ana Karina, ST PT. MBR Lokal Ahli Transportasi Ahli Transportasi a) Melakukan identifikasi 1 Orang &
deskripsi dan lokasi rencana Pekerjaan
kegiatan dan komponen Bulan
lingkungan untuk aspek
transportasi yang terkena
dampak sesuai dengan
kompetensi keahlian dalam
tim;
b) Memberikan rekomendasi
dalam proses pelingkupan.
c) Melakukan identifikasi
peraturan perundang-
undangan yang relevan
dengan dampak penting
hipotetik;
d) Melakukan perencanaan
pengumpulan data dan
informasi rona lingkungan
hidup untuk aspek
transportasi;
e) Melakukan pengumpulan
dan verifikasi data dan
informasi rona lingkungan
hidup untuk aspek
transportasi;
f) Melakukan analisis data dan
rona lingkungan hidup untuk
aspek transportasi;
g) Melakukan prakiraan
dampak penting
berdasarkan data rona lin
gkungan hidup untuk aspek
transportasi;
h) Memberikan rekomendasi
evaluasi dampak penting
sesuai tanggung jawab
anggota dalam tim
penyusun AMDAL;
i) Memberikan rekomendasi
terhadap rencana
pengelolaan dan
pemantauan lingkungan
hidup untuk aspek
transportasi;
j) Menyusun dan
menyampaikan laporan
sesuai tanggung jawab
anggota dalam tim
penyusun AMDAL
Indri Apriliani, PT. MBR Lokal Ahli Kesehatan Ahli Kesehatan a) Melakukan identifikasi 1 Orang &
S.KM Lingkungan & Masyarakat deskripsi dan lokasi rencana Pekerjaan
Masyarakat kegiatan dan komponen Bulan
lingkungan yang terkena
dampak sesuai dengan
kompetensi keahlian dalam
tim;
b) Memberikan rekomendasi
dalam proses pelingkupan.
c) Melakukan identifikasi
peraturan perundang-
undangan yang relevan
dengan dampak penting
hipotetik;
d) Melakukan perencanaan
pengumpulan data dan
informasi rona lingkungan
hidup;
e) Melakukan pengumpulan
dan verifikasi data dan
informasi rona lingkungan
hidup;
f) Melakukan analisis data dan
rona lingkungan hidup;
g) Melakukan prakiraan
dampak penting
berdasarkan data rona lin
gkungan hidup;
h) Memberikan rekomendasi
evaluasi dampak penting
sesuai tanggung jawab
anggota dalam tim
penyusun AMDAL;
i) Memberikan rekomendasi
terhadap rencana
pengelolaan dan
pemantauan lingkungan
hidup;
j) Menyusun dan
menyampaikan laporan
sesuai tanggung jawab
anggota dalam tim
penyusun AMDAL
Joko Edi PT. MBR Lokal Ahli Sosial dan Ahli Sosial dan a) Melakukan identifikasi 1 Orang &
Santosa, S.E. Ekonomi Ekonomi deskripsi dan lokasi rencana Pekerjaan
kegiatan dan komponen Bulan
lingkungan yang terkena
dampak sesuai dengan
kompetensi keahlian dalam
tim;
b) Memberikan rekomendasi
dalam proses pelingkupan.
c) Melakukan identifikasi
peraturan perundang-
undangan yang relevan
dengan dampak penting
hipotetik;
d) Melakukan perencanaan
pengumpulan data dan
informasi rona lingkungan
hidup;
e) Melakukan pengumpulan
dan verifikasi data dan
informasi rona lingkungan
hidup;
f) Melakukan analisis data dan
rona lingkungan hidup;
g) Melakukan prakiraan
dampak penting
berdasarkan data rona lin
gkungan hidup;
h) Memberikan rekomendasi
evaluasi dampak penting
sesuai tanggung jawab
anggota dalam tim
penyusun AMDAL;
i) Memberikan rekomendasi
terhadap rencana
pengelolaan dan
pemantauan lingkungan
hidup;
j) Menyusun dan
menyampaikan laporan
sesuai tanggung jawab
anggota dalam tim
penyusun AMDAL.
Tenaga Pendukung Perusahaan Tenaga Ahli
(Personil Lainnya) Lokal/Asing
Nama Lingkup Keahlian Posisi Diusulkan
Uraian Pekerjaan Jumlah Or
Personil
Bulan
Dian Herdiana PT. Mitra Lokal Operator Komputer Operator Komputer Tugas utama Operator Computer
1 Orang &
Buana Reka adalah membantu dalam membuat
Pekerjaan 6
laporan-laporan dan memasukkan
data-data serta bertanggung jawab
atas kebenaran dan ketelitian
memasukkan data sesuai dengan
yang telah ditentukan.

Hajah Nurjanah PT. Mitra Lokal Administrasi Administrasi


Berpengalaman dalam bidang 1 Orang &
Buana Reka
Administrasi kantor khusunya yang Pekerjaan 6
berhubungan dengan proyek
pekerjaan.
Cahyana PT. Mitra Lokal Drafter Drafter Tugas utama Draftman adalah
1 Orang & L
Sulaiman Buana Reka membuat atau menyiapkan gambar-
Pekerjaan 6
gambar kerja teknik, sehingga
gambar tersebut dapat dengan jelas
dan mudah dimengerti orang lain
dan mudah dalam proses
pembentukan obyek gambar
tersebut
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

F. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

Dalam Penyusunan dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan yang berlokasi di


Kota Sukabumi, seluruh Tenaga Ahli dan Tenaga Penunjang ditugaskan dimulai sejak SPMK
diterbitkan oleh pemberi kerja. Adapun jadwal penugasan Tenaga Ahli dan Tenaga Penunjang
disajikan dalam tabel berikut:

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 77
JADWAL PENUGASAN PERSONIL
STUDI AMDAL PEMBANGUNAN PUSAT PEMERINTAHAN KOTA
SUKABUMI

Bulan Ke - Keterangan
No. Personil
1 2 3 4 5 6

A Tenaga Ahli
1 Arie Fitria Indrayana, ST ( Ketua Tim) 6
2 Drs. Iwan Setiawan (Ahli Fisika Kimia) 4
3 Drs. Azis Rahman (Ahli Biologi) 4
4 Dedi Setiawan, ST., M.T (Ahli Geohidrologi) 4
5 Ana Karina, ST (Ahli Transportasi) 3
6 Indri Apriliani, S.Km (Ahli Kesehatan Masyarakat) 3
7 Joko Edi Santosa, SE (Ahli Sosial Ekonomi) 2

Sub Total A 26
B Tenaga Ahli Pendukung
1 Dian Herdiana, S.Pd (Operator Komputer) 6
2 Hajah Nurjanah (Administrasi) 6
3 Cahyana Sulaiman (Drafter) 6
Sub Total B 18
Total A + B 44
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen
AMDAL Pembangunan
Pusat Pemerintahan
Kota Sukabumi

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 78
USULAN TEKNIK
Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat Pemerintahan Kota
Sukabumi

G. PENUTUP

Demikian proposal teknis kegiatan Penyusunan Dokumen AMDAL Pembangunan Pusat


Pemerintahan yang berlokasi di Kota Sukabumi ini kami buat.

Berdasarkan penjabaran dalam usulan teknis ini, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai
berikut:

• PT Mitra Buana Reka sudah memiliki pengalaman untuk melakukan pekerjaan


jasa konsultan penyusun dokumen Studi AMDAL sejenis pada 10 tahun terakhir.
• Untuk mendukung kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan, maka pendekatan dan
metodologi disusun dengan mempertimbangkan aspek kemudahan teknis dengan tetap
mengacu pada ketentuan sebagai mana tercantum dalam KAK dan batasan
yang disyaratkan.

Dengan adanya dokumen proposal teknis ini, PT. Mitra Buana Reka sangat optimis
dan berkeyakinan memberikan gambaran secara lebih rinci kepada pengguna jasa
tentang rencana yang akan kami laksanakan dalam menyelesaikan pekerjaan ini.

Besar harapan kami, dengan adanya kepercayaan yang ada selama ini dapat berlanjut
dengan terjalinnya suatu hubungan dan bentuk kerjasama yang baik, dan saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak di dalam mengerjakan kegiatan ini.

P T MIT R A B U A N A R E K A HAL - 79

Anda mungkin juga menyukai