Anda di halaman 1dari 18

Kajian Hukum Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 90 Tahun 2015

Tentang Pengendalian Pengoperasian Pesawat Udara Tanpa Awak di Ruang


Wilayah Udara yang Dilayani Indonesia

Selamat Lumban Gaol

Abstrak
Pesawat udara tanpa awak (drone) merupakan benda terbang sebagai wahana nir awak
dengan kemampuan melakukan terbang otonom secara penuh dan wahana yang
dikendalikan secara jarak jauh oleh manusia yang digunakan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan manusia. Untuk menjaga keselamatan penerbangan Pesawat udara tanpa
awak (drone) di ruang udara yang dilayani Indonesia dari kemungkinan bahaya (hazard)
yang ditimbulkan karena pengoperasiannya, Menteri Perhubungan mengeluarkan
Peraturan Menteri No. 90 Tahun 2015 Tentang Pengendalian Pengoperasian Pesawat
Udara Tanpa Awak Di Ruang Udara yang Dilayani Indonesia. Apabila dicermati secara
seksama Undang-undang Penerbangan, belum menemukan pendelegasian dari Undang-
undang Penerbangan kepada Menteri Perhubungan untuk mengatur pengendalian
pengoperasian pesawat udara tanpa awak (drone). Akan tetapi apabila ketentuan UU
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dihubungkan dengan ketentuan UU
Kementerian Negara serta dihubungkan pula dengan UU Penerbangan, maka secara
materiil melekat kewenangan pada menteri perhubungan untuk melakukan pengaturan
pengendalian pengoperasian pesawat udara tanpa awak (drone), dalam bentuk suatu
peraturan menteri perhubungan.

Kata Kunci : Pesawat Udara, tanpa awak, ruang wilayah, Peraturan Menteri.

I. Pendahuluan Indonesia, yang diberlakukan sejak 12


Kata “drone” saat ini sangat lazim Mei 2015 tersebut dalam rangka
digunakan masyarakat sejak Presiden menjaga keselamatan operasional pe-
Jokowi setahun terakhir mempopuler- nerbangan di ruang udara yang di-
kannya, drone merupakan benda ter- layani Indonesia dari kemungkinan
bang sebagai wahana nir awak dengan bahaya (hazard) yang ditimbulkan
kemampuan melakukan terbang oto- karena pengoperasian drone.2
nom secara penuh dan wahana yang
dikendalikan secara jarak jauh oleh Secara umum drone dibagi dalam dua
manusia yang digunakan untuk me- kategori, yaitu kategori drone kelas
nyelesaikan suatu pekerjaan manusia.1 berat dengan berat pesawat 150 kg ke
atas, dan drone ringan dengan berat
Penggunaan pesawat tanpa awak maksimal 150 kg. Pemakaian drone
(drone) kini banyak dilakukan ma- berat untuk tujuan sipil biasanya diatur
syarakat sipil untuk berbagai aktivitas. oleh otoritas penerbangan sipil na-
Untuk menjaga keselamatan pener- sional, seperti dalam kesepakatan
bangan, Menteri Perhubungan menge- International Civil Aviation Organiza-
luarkan Peraturan Menteri No. 90 tion (ICAO), sementara untuk drone
Tahun 2015 Tentang Pengendalian kelas ringan, sampai saat ini secara
Pengoperasian Pesawat Udara Tanpa
Awak Di Ruang Udara yang Dilayani
2
“Pengaturan Drone Dilakukan Untuk Keselamatan
Penerbangan,”
1
“Perlukah adanya Legislasi Drone Sipil?,” http://www.dephub.go.id/berita/baca/pengaturan-
http://www.koran- drone-dilakukan-untuk-keselamatan-
sindo.com/read/1013173/152/perlukah-adanya- penerbangan/?cat=QmVyaXRhfHNlY3Rpb24tNjU
legislasi-drone-sipil-1434424227 =.

81
internasional masih belum jelas Tanpa Awak di Ruang Wilayah
aturannya.3 Udara yang Dilayani Indonesia
telah memenuhi ketentuan ilmu
Apabila dicermati UU Penerbangan 4 dan teknik pembentukan per-
belum ditemukan istilah dan atau pe- undang-undangan?.
ngaturan baik secara khusus atau tidak
berkenaan dengan pesawat udara
tanpa awak (drone atau pesawat nir III. Pembahasan
awak) baik dalam salah satu pasal 1. Kewenangan menteri perhubungan
atau dalam salah satu ayat ataupun mengatur Pengendalian Peng-
dalam suatu bab tersendiri dalam UU operasian Pesawat Udara Tanpa
Penerbangan. Awak (Drone) di Ruang Wilayah
Udara yang Dilayani Indonesia?.
Dari uraian diatas timbul suatu kege-
lisahan berkenaan dengan kedudukan Sumber kewenanangan seorang
Permenhub No. 90 Tahun 2015 menteri membentuk suatu peratu-
tersebut ditinjau dari segi hukum. ran menteri adalah wewenang
atribusi (atributie bevoegdheid).
Berdasarkan latar belakang masalah Wewenang atribusi (atributie
tersebut, peneliti melakukan penelitian bevoegdheid) adalah wewenang
dengan judul “Kajian Hukum Atas menteri yang diperoleh dari dan
Peraturan Menteri Perhubungan No- telah diatur dalam peraturan per-
mor PM 90 Tahun 2015 Tentang Pe- undang-undangan yang berlaku.5
ngendalian Pengoperasian Pesawat
Udara Tanpa Awak di Ruang Wilayah Peraturan perundang-undangan
Udara yang Dilayani Indonesia.” yang memberikan kewenangan ke-
pada menteri perhubungan mela-
kukan pengaturan hukum dengan
II. Rumusan Maslah menerbitkan peraturan menteri
Berdasarkan hal tersebut diatas, tentang Pengendalian Pengopera-
adapun permasalahan yang akan dikaji sian Pesawat Udara Tanpa Awak
dalam penelitian ini dibatasi pada (Drone) di Ruang Wilayah Udara
pokoknya sebagai berikut: yang Dilayani Indonesia, antara
1. apakah menteri perhubungan ber- lain, adalah sebagai berikut:
wenang mengatur Pengendalian a. UU Kementerian Negara6
Pengoperasian Pesawat Udara Menteri dalam perspektif UU
Tanpa Awak (Drone) di Ruang Kementerian Negara adalah
Wilayah Udara yang Dilayani pembantu presiden yang me-
Indonesia?. mimpin kementerian yang ber-
2. apakah Peraturan Menteri Per- ada di bawah dan bertang-
hubungan Nomor PM 90 Tahun gung jawab kepada Presiden.7
2015 Tentang Pengendalian
Pengoperasian Pesawat Udara 5
Sadjijono, Memahami Beberapa Bab Pokok
Hukum Administrasi, Cet. 1, (Yogyakarta :
“Penggunaan Drone Sipil: Pro atau Kontra?,” Laksbang Pressindo, 2008), hlm. 59.
6
http://citizendaily.net/penggunaan-drone-sipil-pro- Indonesia, Undang-Undang Tentang Kementerian
atau-kontra/. Negara, UU Nomor 39 Tahun 2008. Lembaran Negara
4
Indonesia, Undang-Undang Tentang Penerbangan, UU Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 116, Tambahan
Nomor 1 Tahun 2009. Lembaran Negara Republik Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916.
Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Untuk selanjutnya dalam penulisan ini akan dan cukup
Negara Republik Indonesia Nomor 4956. Untuk disebut “UU Kementerian Negara” atau “UU Nomor
selanjutnya dalam penulisan ini akan dan cukup disebut 39 Tahun 2008”
7
“UU Penerbangan” atau “UU Nomor 1 Tahun 2009” UU Kementerian Negara, Pasal 1 angka 2

82
Dalam melaksanakan tugas-
nya, kementerian yang melak- Dalam menyelenggarakan
sanakan urusan pemerintahan fungsi perumusan, penetapan
tertentu menyelenggarakan dan pelaksanaan kebijakan di
fungsi perumusan, penetapan, bidangnya tersebut termasuk
dan pelaksanaan kebijakan di kewenangan untuk melakukan
bidangnya.8 pengaturan hukum berkenaan
dengan pelaksanaan tugas-
“Menteri Negara yang selanjutnya disebut Menteri nya.
adalah pembantu Presiden yang memimpin
Kementerian.” Pasal 3 “Kementerian berada di b. UU Pembentukan Peraturan
bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.”
8
Perundang-Undangan9
UU Kementerian Negara, Pasal 3 “Kementerian
Suatu peraturan menteri diakui
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden.” Pasal 4 “(1) Setiap Menteri membidangi keberadaannya dan mempu-
urusan tertentu dalam pemerintahan.
 (2) Urusan nyai kekuatan hukum mengikat
tertentu dalam pemerintahan sebagaimana sepanjang diperintahkan oleh
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. urusan Peraturan Perundang-undang-
pemerintahan yang nomenklatur Kementeriannya
an yang lebih tinggi atau di-
secara tegas 
 disebutkan dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 
 1945. b. bentuk berdasarkan
urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya kewenangan.10
disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dan c. urusan Peraturan Menteri adalah per-
pemerintahan dalam rangka penajaman,
aturan yang ditetapkan oleh
koordinasi, dan sinkronisasi 
 program
pemerintah.” 
 Pasal 5 “(1) Urusan pemerintahan menteri berdasarkan materi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)
huruf a meliputi urusan luar negeri, dalam negeri, negara yang menjadi tanggung jawabnya.; c.
dan pertahanan. (2) Urusan pemerintahan pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya;
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) dan d. pelaksanaan 
 kegiatan teknis dari pusat
huruf b meliputi urusan agama, hukum, keuangan, sampai ke daerah. (2) Dalam melaksanakan
keamanan, hak asasi manusia, pendidikan, tugasnya, Kementerian yang melaksanakan urusan
kebudayaan, kesehatan, sosial, ketenagakerjaan, 
 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2)
industri, perdagangan, pertambangan, energi, menyelenggarakan fungsi: a. perumusan,
pekerjaan umum, transmigrasi, transportasi, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di
informasi, komunikasi, pertanian, perkebunan, bidangnya; b. pengelolaan barang milik/kekayaan
kehutanan, peternakan, kelautan, dan perikanan. negara yang menjadi tanggung jawabnya; c.
(3) Urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pengawasan atas pelaksanaan tugas di
dalam Pasal 4 ayat (2) huruf c meliputi urusan bidangnya;
 d. pelaksanaan bimbingan teknis dan
perencanaan pembangunan nasional, aparatur supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian di
negara, kesekretariatan negara, badan usaha milik daerah; dan
 e. pelaksanaan kegiatan teknis yang
negara, pertanahan, kependudukan, lingkungan berskala nasional. (3) Dalam melaksanakan
hidup, ilmu pengetahuan, teknologi, investasi, tugasnya, Kementerian yang melaksanakan urusan
koperasi, usaha kecil dan menengah, pariwisata, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3)
pemberdayaan perempuan, pemuda, olahraga, menyelenggarakan fungsi:
 a. perumusan dan
perumahan, dan pembangunan kawasan atau penetapan kebijakan di bidangnya;
 b. koordinasi
daerah tertinggal.” Pasal 6 “Setiap urusan dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di
pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal bidangnya;
 c. pengelolaan barang milik/kekayaan
5 ayat (2) dan ayat (3) tidak harus dibentuk dalam negara yang menjadi tanggung jawabnya; dan 
 d.
satu Kementerian tersendiri.” Pasal 7 “Kementerian pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya.”
9
mempunyai tugas menyelenggarakan urusan Indonesia, Undang-Undang Tentang Pembentukan
tertentu dalam pemerintahan untuk membantu Peraturan Perundang-undangan, UU Nomor 12 Tahun
Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan 2011. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
negara.” Pasal 8 “(1) Dalam melaksanakan Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
tugasnya, Kementerian yang melaksanakan urusan Indonesia Nomor 5234. Untuk selanjutnya dalam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) penulisan ini akan dan cukup disebut “UU Pembentukan
menyelenggarakan fungsi: a. perumusan, Peraturan Perundang-undagan” atau “UU P3” atau
penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di “UU Nomor 12 Tahun 2011”
10
bidangnya.; b. pengelolaan barang milik/kekayaan UU Kementerian Negara, Pasal 8 ayat (2).

83
muatan dalam rangka penye- nerbangan dilakukan oleh
lenggaraan urusan tertentu Menteri Perhubungan.12
dalam pemerintahan.11
Pembinaan penerbangan oleh
Hal ini berarti Menteri mem- Menteri meliputi aspek peng-
buat dan menerbitkan suatu aturan. 13 Aspek pengaturan
peraturan menteri apabila hal yang dilakukan oleh menteri
tersebut diperintahkan secara perhubungan dalam melaku-
tegas dan jelas oleh peraturan kan pembinaan penerbangan
perundang-undangan yang le- meli-puti penetapan kebijakan
bih tinggi atau dibentuk berda- umum dan teknis yang terdiri
sarkan kewenangan yang atas penentuan norma, stan-
melekat padanya. dar, pedoman, kriteria, peren-
canaan, dan prosedur terma-
Frasa “diperintahkan oleh suk persyaratan keselamatan
peraturan perundang-undang- dan keamanan penerbangan
an” dapat dimaknai ada dele- serta perizinan.14
gasi dari peraturan per-
undang-undangan yang lebih Apabila dicermati secara sek-
tinggi kepada menteri untuk sama Undang-undang Pener-
mengatur dan menerbitkannya bangan, Peneliti belum mene-
dalam suatu peraturan men- mukan pendelegasian dari
teri. Undang-undang Penerbangan
kepada Menteri Perhubungan
Pendelegasian kewenangan untuk mengatur pengendalian
mengatur dari peraturan per- pengoperasian pesawat udara
undang-undangan yang lebih tanpa awak (drone).
tinggi kepada menteri dalam
suatu peraturan menteri ter- Akan tetapi apabila ketentuan
sebut harus menyebut dengan UU Pembentukan Peraturan
tegas ruang lingkup materi Perundang-undangan dihubung-
muatan yang diatur dan jenis kan dengan ketentuan UU Ke-
peraturan perundang-undang- menterian Negara serta di-
annya adalah peraturan hubungkan pula dengan UU
menteri. Penerbangan, maka secara

Pendelegasian kewenangan 12
UU Penerbangan Pasal 1 angka 54 “Menteri adalah
mengatur dari Undang-undang
menteri yang membidangi urusan penerbangan.”
kepada menteri untuk dimuat Pasal 10 “(1) Penerbangan dikuasai oleh negara dan
dalam suatu peraturan menteri pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah.” Pasal
tersebut dibatasi untuk per- 11 ayat (1) “Pembinaan sebagaimana dimaksud
aturan yang bersifat teknis dalam Pasal 10 ayat (1) dilaksanakan oleh
Menteri.”
administratif. 13
UU Penerbangan Pasal 10 ayat (2) “Pembinaan
Penerbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
c. UU Penerbangan meliputi aspek pengaturan, pengendalian, dan
Pembinaan penerbangan di pengawasan.”
14
Indonesia berdasarkan UU Pe- UU Penerbangan Pasal 10 ayat (3) “Pengaturan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi
penetapan kebijakan umum dan teknis yang terdiri
atas penentuan norma, standar, pedoman, kriteria,
perencanaan, dan prosedur termasuk persyaratan
11
UU Kementerian Negara, Penjelasan Pasal 8 ayat keselamatan dan keamanan penerbangan serta
(2). perizinan.”

84
materiil melekat kewenangan Ruang Udara Yang Dilayani
pada menteri perhubungan Indonesia.”15
untuk melakukan pengaturan
pengendalian pengoperasian b. Landasan hukum yang
pesawat udara tanpa awak menjadi dasar acuan di-
(drone), dalam bentuk suatu terbitkanya Permenhub
peraturan menteri perhubu- No. 90 Tahun 2015 ini pa-
ngan. da pokoknya adalah se-
bagai berikut:
Ditinjau dari segi kemanfaatan, 1) Undang-undang
pengaturan pengendalian peng- Undang-undang yang
operasian pesawat udara tanpa mendasari terbitnya
awak (drone), dalam bentuk Permenhub No. 90
suatu peraturan menteri pe- Tahun 2015 ini hanya
rhubungan, dmaksudkan dalam satu Undang-undang
rangka menjaga keselamatan saja, yaitu Undang-
operasional penerbangan di undang Nomor 1 Tahun
ruang udara. yang dilayani 2009 tentang
Indonesia dari kemungkinan ba- Penerbangan.
haya (hazard) yang ditimbulkan 2) Peraturan Pemerintah
karena pengoperasian pesawat Peraturan Pemerintah
udara tanpa awak di ruang udara yang mendasari terbit-
yang dilayani di Indonesia. nya Permenhub No. 90
Tahun 2015 ini ada 2
2. Permenhub Nomor PM 90 (dua) Peraturan Peme-
Tahun 2015 ditinjau dari ilmu rintah sebagai berikut:
dan teknik pembentukan per- a) Peraturan
undang-undangan. Pemerintah Nomor 3
Tahun 2001 tentang
Apabila dicermati secara Per- Keamanan dan Ke-
menhub No. 90 Tahun 2015 selamatan
diperoleh beberapa fakta Penerbangan.16
hukum sebagai berikut: b) Peraturan
a. Landasan sosiologis yang Pemerintah Nomor
melatarbelakangi diterbit- 77 Tahun 2012
kan Permenhub No. 90 tentang Perusahaan
Tahun 2015 ini pada Umum (Perum)
pokoknya adalah sebagai Lembaga Penye-
berikut: lenggara Pelayanan
Navigasi Penerba-
“ bahwa dalam rangka pe- ngan Indonesia.17
ningkatan keselamatan pe-
nerbangan terkait peng- 15
bagian “Mengingat,” Permenhub No. 90 Tahun
operasian pesawat udara 2015.
tanpa awak di ruang udara 16
angka 2 bagian “Menimbang,” Permenhub No. 90
yang dilayani Indonesia, Tahun 2015, Indonesia, Peraturan Pemerintah Tentang
perlu menetapkan Per- Keamanan dan Keselamatan Penerbangan, PP Nomor 3
Tahun 2001. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
aturan Menteri Perhubu-
2001 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik
ngan tentang Pengendalian Indonesia Nomor 4075.
Pengoperasian Pesawat 17
angka 3 bagian “Menimbang,” Permenhub No. 90
Udara Tanpa Awak di Tahun 2015, Indonesia, Peraturan Pemerintah Tentang
Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara

85
3) Peraturan Presiden b) Peraturan Menteri
Peraturan Presiden Perhubungan No-
yang mendasari terbit- mor KM 60 Tahun
nya Permenhub No. 90 2010 tentang Or-
Tahun 2015 ini ada 2 ganisasi dan Tata
(dua) Peraturan Presi- Kementerian
den sebagai berikut: Perhubungan
a) Peraturan Presiden sebagaimana diubah
Nomor 7 Tahun terakhir dengan Per-
2015 tentang Orga- aturan Menteri Per-
nisasi Kementerian hubungan Nomor
Negara.18 PM 68 Tahun
21
b) Peraturan Presiden 2013.
Nomor 40 Tahun c) Peraturan Menteri
2015 tentang Ke- Perhubungan No-
menterian mor KM 49 Tahun
Perhubungan.19 2011 tentang Per-
4) Peraturan Menteri aturan Keselamatan
Peraturan Menteri Pre- Penerbangan Sipil
siden yang mendasari Bagian 172 (Civil
terbitnya Permenhub Aviation Safety Re-
No. 90 Tahun 2015 ini gulation Part 172)
ada 9 (sembilan) Per- tentang
aturan Menteri sebagai Penyelenggara Pe-
berikut: layanan Lalu Lintas
a) Peraturan Menteri Penerbangan Sipil
Perhubungan No- (Air Traffic Service
mor KM 14 Tahun Provider).22
2009 tentang Per- d) Peraturan Menteri
aturan Keselamatan Perhubungan No-
Penerbangan Sipil mor PM 55 Tahun
Bagian 170 (Civil 2011 tentang Per-
Aviation Safety Re- aturan Keselamatan
gulation Part 170) Penerbangan Sipil
tentang Air Traffic Bagian 176 (Civil
Rules.20 Aviation Safety
Regulation Part
Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia, PP Nomor
77 Tahun 2012. Lembaran Negara Republik Indonesia Regulation Part 170) tentang Air Traffic Rules,
Tahun 2012 Nomor 176. Permenhub Nomor KM 14 Tahun 2009.
18 21
angka 4 bagian “Menimbang,” Permenhub No. 90 angka 7 bagian “Menimbang,” Permenhub No. 90
Tahun 2015, Presiden Republik Indonesia, Tahun 2015, Kementerian Perhubungan R.I.,
Peraturan Presiden Tentang Organisasi Kementerian Peraturan Menteri Perhubungan Tentang Organisasi dan
Negara, Perpres Nomor 7 Tahun 2015. Lembaran Negara Tata Kementerian Perhubungan, Permenhub Nomor KM
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 5. 60 Tahun 2010. Terakhir diubah dengan Peraturan Menteri
19
angka 5 bagian “Menimbang,” Permenhub No. 90 Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2013
22
Tahun 2015, Presiden Republik Indonesia, angka 8 bagian “Menimbang,” Permenhub No. 90
Peraturan Presiden Tentang Kementerian Perhubungan, Tahun 2015, Kementerian Perhubungan R.I.,
Perpres Nomor 40 Tahun 2015. Lembaran Negara Peraturan Menteri Perhubungan Tentang Peraturan
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75. Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 172 (Civil
20
angka 6 bagian “Menimbang,” Permenhub No. 90 Aviation Safety Regulation Part 172) tentang
Tahun 2015, Kementerian Perhubungan R.I., Penyelenggara Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan Sipil
Peraturan Menteri Perhubungan Tentang Keselamatan (Air Traffic Service Provider), Permenhub Nomor KM
Penerbangan Sipil Bagian 170 (Civil Aviation Safety 49 Tahun 2011.

86
176) tentang Pen- Meteorologi Pener-
carian dan Pertolo- bangan (Aeronauti-
ngan (Search and cal Meteorological
Rescue).23 Information Ser-
e) Peraturan Menteri vices).25
Perhubungan No- g) Peraturan Menteri
mor PM 57 Tahun Perhubungan No-
2011 tentang Per- mor PM 44 Tahun
aturan Keselamatan 2015 tentang Per-
Penerbangan Sipil aturan Keselamatan
Bagiah 171 (Civil Penerbangan Sipil
Aviation Safety Re- Bagian 173 (Civil
gulation Part 171) Aviation Safety Re-
tentang Penyeleng- gulation Part 173)
gara Pelayanan Te- tentang Peranca-
lekomunikasi Pener- ngan Prosedur Pe-
bangan (Aeronauti- nerbangan (Flight
cal Telecommuni- ProcedureDesign).
26
cation Service Pro-
vider) sebagaimana h) Peraturan Menteri
telah diubah terakhir Perhubungan No-
dengan Peraturan mor PM 55 Tahun
Menteri Perhubu- 2015 tentang Per-
ngan Nomor PM 38 aturan Keselamatan
Tahun 2014.24 Penerbangan Sipil
f) Peraturan Menteri Bagian 139 (Civil
Perhubungan No- Aviation Safety Re-
mor PM 9 Tahun gulations Part 139)
2015 tentang Per- tentang Bandar Uda-
aturan Keselamatan ra (Aerodrome).27
Penerbangan Sipil
Bagia 174 (Civil
Aviation Safety Re- 25
angka 11 bagian “Menimbang,” Permenhub No.
gulation Part 174) 90 Tahun 2015, Kementerian Perhubungan R.I.,
tentang Pelayanan Peraturan Menteri Perhubungan Tentang Peraturan
Informasi Keselamatan Penerbangan Sipil Bagia 174 (Civil
Aviation Safety Regulation Part 174) tentang
Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan
23
angka 9 bagian “Menimbang,” Permenhub No. 90 (Aeronautical Meteorological Information
Tahun 2015, Kementerian Perhubungan R.I., Services), Permenhub Nomor PM 9 Tahun 2015.
26
Peraturan Menteri Perhubungan Tentang Peraturan angka 12 bagian “Menimbang,” Permenhub No.
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 176 (Civil 90 Tahun 2015, Kementerian Perhubungan R.I.,
Aviation Safety Regulation Part 176) tentang Peraturan Menteri Perhubungan Tentang Peraturan
Pencarian dan Pertolongan (Search and Rescue), Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 173 (Civil
Permenhub Nomor PM 55 Tahun 2011. Aviation Safety Regulation Part 173) tentang
24
angka 10 bagian “Menimbang,” Permenhub No. Perancangan Prosedur Penerbangan (Flight
90 Tahun 2015, Kementerian Perhubungan R.I., ProcedureDesign), Permenhub Nomor PM 44 Tahun
Peraturan Menteri Perhubungan Tentang Peraturan 2015.
27
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagiah 171 (Civil angka 13 bagian “Menimbang,” Permenhub No.
Aviation Safety Regulation Part 171) tentang 90 Tahun 2015, Kementerian Perhubungan R.I.,
Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan Peraturan Menteri Perhubungan Tentang Peraturan
(Aeronautical Telecommunication Service Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil
Provider), Permenhub Nomor PM 57 Tahun 2011. Aviation Safety Regulations Part 139) tentang Bandar
Terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Udara (Aerodrome), Permenhub Nomor PM 55 Tahun
Nomor PM 38 Tahun 2014. 2015.

87
i) Peraturan Menteri 2) Ketentuan Umum
Perhubungan No- Pengoperasian Sistem
mor PM 60 Tahun Pesawat Udara Tanpa
2015 tentang Per- Awak
aturan Keselamatan 3) Ketentuan Khusus
Penerbangan Sipil Pengoperasian Sistem
Bagian 175 (Civil Pesawat Udara Tanpa
Aviation Safety Re- Awak
gulation Part 175) 4) Sistem Pesawat Udara
tentang Pelayanan Tanpa Awak Mem-
Informasi Aeronauti- punyai Batasa Pengg-
ka (Aeronautical In- unaan Berdasaran
formation Peralatan Yang
Service).28 Dibawakannya.
5) Sanksi
c. Permenhub No. 90 Tahun
2015 hanya terdiri dari 3 Permenhub No. 90 Tahun
(tiga) pasal saja. 2015 ini terdapat kekurangan
d. Permenhub No. 90 Tahun dalam landasan hukumnya
2015 ditetapkan oleh Men- yang hanya mengacu kepada
teri Perhubungan pada 1 (satu) Undang-undang saja,
tanggal 12 Mei 2015. yaitu Undang-undang Pener-
e. Permenhub No. 90 Tahun bangan saja tanpa mengacu
2015 diundangkan oleh kepada Undang-undang lain
Menteri Hukum Dan HAM yang berkaitan dengan ke-
Republik Indonesia pada menterian negara dana pem-
tanggal 12 Mei 2015, de- bentukan peraturan perudang-
ngan menempatkannya undangan.
pada Berita Negara Re-
publik Indonesia Tahun Seyogya Permenhub No. 90
2015 Nomor 723. Tahun 2015 mencantumkan
f. Permenhub No. 90 Tahun juga UU Kementerian Negara
2015 mulai berlaku pada dan UU Pembentukan Per-
tanggal di undangkan yaitu aturan Perundang-undangan.
sejak tanggal 12 Mei 2015. UU Kementerian Negara perlu
g. Sistematika isi Permenhub dijadikan landasan hukum
No. 90 Tahun 2015 ber- dalam Permenhub No. 90
dasarkan Lampiran II Per- Tahun 2015 tersebut, agar
menhub No. 90 Tahun dapat dipahami bahwa Menteri
2015 pada pokoknya ada- berdasarkan UU Kemeneterian
lah sebagai berikut: Negara memiliki kewenangan
1) Pendahuluan berisi untuk membuat peraturan
Penerapan dan defi- berkenaan dengan lingkup
nisi. pelaksanaan tugas dan fungsi
di bidangnya.
28
angka 14 bagian “Menimbang,” Permenhub No.
90 Tahun 2015, Kementerian Perhubungan R.I., Demikian juga Permenhub No.
Peraturan Menteri Perhubungan Tentang Peraturan
90 Tahun 2015 harus memper-
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 175 (Civil
Aviation Safety Regulation Part 175) tentang hatikan UU Pembentukan Per-
Pelayanan Informasi Aeronautika (Aeronautical aturan Perundang-undangan
Information Service), Permenhub Nomor PM 60 Tahun agar materi muatan dalam
2015.

88
Permenhub No. 90 Tahun Contoh:
2015 tersebut selaras dengan 1. penghinaan terhadap per-
materi muatan suatu Peraturan adilan (contempt of court)
Menteri sebagaimana dimak- 2. penggabungan (merger).”
sud dalam UU Pembentukan
Peraturan Perundang-undang- Apabila penulisan istilah ba-
an. Selain itu seyogyanya da- hasa asing dalam hal ini ba-
lam penyusunan Permenhub hasa Inggeris dalam Permen-
No. 90 Tahun 2015, Kemen- hub No. 90 Tahun 2015
terian perhubungan memper- tersebut pada bagian definisi
hatikan teknis penulisan per- yaitu angka 1.2.1., 1.2.6.,
undang-undangan pada 1.2.7., diselaraskan dengan
umumnya, teknis penulisan ketentuan angka 254 Lampiran
suatu peraturan menteri pada II UU Pembentukan Peraturan
khususnya, berkenaan dengan Perundang-undangan,
penulisan istilah bahasa asing. seyogyanya penulisannya ada-
lah sebagai berikut:
Ditemukan adanya kelalaian
kementerian perhubungan dal- “1.2.1. Rencana terbang (flight
am penulisan istilah bahasa plan) adalah ..... dst ..... .”
asing dalam hal ini bahasa “1.2.6. ....... (controlled
Inggeris dalam Lampiran Per- airspace) adalah ..... dst ..... .”
menhub No. 90 Tahun 2015 “1.2.7. ....... (uncontrolled
tersebut pada bagian definisi airspace) adalah ..... dst ..... .”
yaitu angka 1.2.1., 1.2.6.,
1.2.7., dimana dinyatakan Dengan demikian penulisan
sebagai berikut: istilah bahasa asing dalam hal
ini bahasa Inggeris dalam Per-
“1.2.1. Flight plan adalah ..... menhub No. 90 Tahun 2015
dst ..... .” tersebut pada bagian definisi
“1.2.6. Controlled airspace yaitu angka 1.2.1., 1.2.6.,
adalah ..... dst ..... .” 1.2.7., tidak selara dengan
“1.2.7. Uncontrolled airspace ketentuan angka 254 Lampiran
adalah ..... dst ..... .” II UU Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
Pada angka 254 Lampiran II
UU Pembentukan Peraturan Lebih lanjut Permenhub No. 90
Perundang-undangan Tahun 2015 tersebut ditelaah,
dinyatakan sebagai berikut: ditemukan setidaknya 2 (dua)
istilah yang tidak diberikan de-
“ 254. Pengunaan kata, frasa finisinya pada bagian 1.2.
atau istilah bahasa asing Lampiran Permenhub No. 90
hanya digunakan di dalam Tahun 2015 yaitu definisi
penjelasan Peraturan Per- ruang udara dan definisi
undang-undangan. Kata, sistem pesawat udara tanpa
frasa atau istilah bahasa awak.
asing itu didahului oleh pa-
danannya dalam Bahasa Peraturan perundang-undang-
Indonesia, ditulis miring dan an yang menjadi landasan
diletkakkan diantara tanda hukum Permenhub No. 90
baca kurung ( ). Tahun 2015 berupa Undang-

89
undang Penerbangan dan PP “4.2. Dalam hal sistem
No. 3 Tahun 2001 juga tidak pesawat udara tanpa
memberikan dan juga tidak awak digunakan untuk ke-
mengatur definisi ruang udara pentingan pemotretan,
dan definisi sistem pesawat pemfilman dan pemetaan,
udara tanpa awak. harus melampirkan surat
izin dari institusi yang
Setelah dilakukan penelitian berwenang dan Pemerin-
terhadap beberapa peraturan tah Daerah yang wilayah-
perundang-undangan, penulis nya akan dipotret, difilm-
menemukan definisi ruang kan atau dipetakan.”
udara tersebut diatur dalam
Undang-undang Nomor 21 Ketentuan angka 4.2. Lam-
Tahun 2013 Tentang piran Permenhub No. 90
29
Keantariksaan. Tahun 2015 berkaitan dengan
berbagai peraturan perundang-
Pasal 1 angka 3 UU Nomor 21 undangan lain sebagai berikut:
Tahun 2013 Tentang Keanta- a. untuk kepentingan pemo-
riksaan dinyatakan sebagai be- tretan, pemfilman dan
rikut: pemetaan,

“Ruang Udara adalah ruang Untuk kepentingan pemotre-


yang mengelilingi dan meling- tan, pemfilman dan pemetaan
kupi seluruh permukaan bumi tersebut terkait dengan ber-
yang mengandung udara bagai Undang-undang lain-
yang bersifat gas.” nya yang mengatur kegiatan
kepentingan pemotretan,
Sedangkan definisi sistem pe- pemfilman dan pemetaan
sawat udara tanpa awak da- tersebut antara lain sebagai
lam Permenhub No. 90 Tahun berikut:
2015 maupun dalam berbagai
peraturan perundang-undang- 1) Undang-undang Hak
an lainnya belum penulis te- Cipta
mukan. Kegiatan pemotretan me-
rupakan kegiatan peng-
Hal lain yang perlu dicermati ambilan gambar berupa gam-
dalam Lampiran Permenhub bar orang dan atau benda
No. 90 Tahun 2015 tersebut lainnya, dimana terhadap
adalah angka 4.2., 4.3., 4.4. hasil pemotretan tersebut
terdapat hak ekonomi atas
Angka 4.2. Lampiran Per- pemotretan tersebut.
menhub No. 90 Tahun 2015
menentukan sebagai berikut: Hak ekonomi atas hasil
pemotretan tersebut diatur
dalam Pasal 12 Undang-
undang Hak Cipta 30 yang
29
Indonesia, Undang-Undang Tentang Keantariksaan, berbunyi sebagai berikut:
UU Nomor 21 Tahun 2013. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 133, Tambahan Lembaran
30
Negara Republik Indonesia Nomor 5435. Untuk Indonesia, Undang-Undang Tentang Hak Cipta, UU
selanjutnya dalam penulisan ini akan dan cukup disebut Nomor 28 Tahun 2014. Lembaran Negara Republik
“UU Keantariksaan” atau “UU Nomor 21 Tahun Indonesia Tahun 2014 Nomor 266, Tambahan Lembaran
2013.” Negara Republik Indonesia Nomor 5599. Untuk

90
“(1) Setiap Orang dilarang b. UU Pemerintahan Daerah
melakukan Pengguna- Kegiatan pemotretan, pem-
an Secara Komersial, filman dan pemetaan tersebut
Penggandaan, Pengu- harus mendapat izin kepala
muman, Pendistribusi- daerah sebagaimana di-
an, dan/atau Komuni- maksud dalam UU Pe-
kasi atas Potret yang merintahan Daerah 32 baik
dibuatnya guna kepen- Komersial, Penggandaan, Pengumuman,
tingan reklame atau Pendistribusian, atau Komunikasi atas Potret
periklanan secara ko- sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 untuk
mersial tanpa per- kepentingan reklame atau periklanan untuk
Penggunaan Secara Komersial baik dalam media
setujuan tertulis dari
elektonik maupun non elektronik, dipidana dengan
orang yang dipotret pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00
atau ahli warisnya. (lima ratus juta rupiah).”
32
UU Pemerintahan Daerah yang berlaku saat ini
(2) Penggunaan Secara Ko- adalah UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah. UU Nomor 23 Tahun 2014
mersial, Penggandaan,
mulai berlaku sejak diundangkan pada tanggal 02 Oktober
Pengumuman, Pendis- 2014. UU Nomor 23 Tahun 2014 mencabut dan
tribusian, dan / atau menggantikan UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Komunikasi Potret se- Pemerintahan Daerah. UU Nomor 23 Tahun 2014
bagaimana dimaksud telah mengalami perubahan dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2
pada ayat (1) yang
Tahun 2014 dan UU Nomor 2 Tahun 2015.
memuat Potret 2 (dua) Indonesia, Undang-Undang Tentang Pemerintahan
orang atau lebih, wajib Daerah, UU Nomor 23 Tahun 2014. Lembaran Negara
meminta persetujuan Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
dari orang yang ada Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587.
Untuk selanjutnya dalam penulisan ini akan dan cukup
dalam Potret atau ahli disebut “UU Pemerintahan Daerah” atau “UU
warisnya.” Pemda” atau “UU Nomor 23 Tahun 2014.” Indonesia,
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Pelanggaran pidana atas tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor
Pasal 12 UU Hak Cipta ter- 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
PERPUU Nomor 2 Tahun 2014. Lembaran Negara
sebut dihukum dengan pi- Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246,
dana denda paling banyak Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Rp 500.000.000,- (lima ra- Nomor 5589. Indonesia, Undang-Undang Tentang
tus juta rupiah) berdasar- Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
kan ketentuan Pasal 11531 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
UU Hak Cipta. 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Menjadi
Undang-Undang, UU Nomor 2 Tahun 2015.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
selanjutnya dalam penulisan ini akan dan cukup disebut Nomor 24 Tambahan Lembaran Negara Republik
“UU Hak Cipta” atau “UU Nomor 28 Tahun 2014.” Indonesia Nomor 5589. UU Nomor 32 Tahun 2004
UU Nomor 28 Tahun 2014 mulai berlaku sejak telah diubah dengan PERPUU Nomor 3 Tahun
diundangkan pada tanggal 16 Oktober 2014. UU Nomor 2005 Jo. UU No. 8 Tahun 2005, terakhir diubah
28 Tahun 2014 mencabut dan menggantikan UU Nomor dengan UU Nomor 12 Tahun 2008. Indonesia,
19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta. Indonesia, Undang- Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Undang Tentang Hak Cipta, UU Nomor 19 Tahun 2002. tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia PERPUU Nomor 3 Tahun 2005. Lembaran Negara
Nomor 4220. Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 35,
31
Pasal 115 UU Hak Cipta “Setiap Orang yang tanpa Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
persetujuan dari orang yang dipotret atau ahli Nomor 4493. Indonesia, Undang-undang tentang
warisnya melakukan Penggunaan Secara Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

91
dari Gubernur sebagai Ke- berkenaan dengan keterkaitan-
pala Daerah Provinsi, Wali- nya dengan berbagai per-
kota sebagai Kepala Daerah aturan perundang-undangan
Kotamadya, Bupati sebagai lain, antara lain, sebagai
kepala daerah kabupaten. berikut:
a. UU Nomor 5 Tahun 1960
Angka 4.3. dan 4.4. Lampiran tentang Peraturan Dasar
Permenhub No. 90 Tahun Pokok-Pokok Agraria.33
2015 menentukan sebagai b. UU Nomor 5 Tahun 1990
berikut: tentang Konservasi Sum-
ber Daya Alam Hayati dan
“44.3. Sistem pesawat udara Ekosistemnya.34
tanpa awak dengan Pe- c. UU Nomor 12 Tahun 1992
ralatan Pertanian (pe- tentang Sistem Budidaya
nyemprot hama dan/atau Tanaman.35
penabur benih) hanya di- d. Undang-undang Nomor 16
perbolehkan beroperasi Tahun 1992 tentang Ka-
pada areal pertanian/ rantina Hewan, Ikan, dan
perkebunan yang dijelas- Tumbuhan.36
kan dalam pengajuan e. Undang-Undang Nomor 41
rencana terbang (flight- Tahun 1999 tentang Ke-
plan). hutanan.37
4.4. Kegiatan penyemprotan f. Undang-Undang Nomor 29
hama dan/atau penabu- Tahun 2000 tentang Per-
ran benih dengan meng- lindungan Varietas Tana-
gunakan teknologi sistem man.38
pesawat udara tanpa
awak diizinkan apabila 33
Indonesia, Undang-Undang Tentang Peraturan
dalam radius 500 m dari Dasar Pokok-Pokok Agraria, UU Nomor 5 Tahun
batas terluar areal perta- 1960. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960
nian/perkebunan dimak- Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
sud tidak ada pemu- Indonesia Nomor 2043. Untuk selanjutnya dalam
penulisan ini akan dan cukup disebut “UU Pokok
kiman penduduk.”
Agraria” atau “UU Nomor 5 Tahun 1960.”
34
Indonesia, Undang-Undang Tentang Konservasi
Operator pesawat udara tanpa Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, UU
awak (drone) harus mem- Nomor 5 Tahun 1990. Lembaran Negara Republik
perhatikan ketentuan angka Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3419
4.3. dan 4.4. Lampiran Per- 35
Indonesia, Undang-Undang Tentang Sistem
menhub No. 90 Tahun 2015 Budidaya Tanaman, UU Nomor 12 Tahun 1992.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor
46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Nomor 3478.
36
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun Indonesia, Undang-Undang Tentang Karantina
2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, UU Nomor 16 Tahun
Undang-Undang, UU Nomor 8 Tahun 2005. 1992. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik
Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3482.
37
Indonesia Nomor 4548. Indonesia, Undang-undang Indonesia, Undang-Undang Tentang Kehutanan, UU
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999. Lembaran Negara Republik
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran
Daerah, UU Nomor 12 Tahun 2008. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888.
38
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Indonesia, Undang-Undang Tentang Perlindungan
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Varietas Tanaman, UU Nomor 29 Tahun 2000.
Nomor 4844. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000

92
g. Undang-Undang Nomor 18 m. Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2002 tentang Sis- Tahun 2010 tentang Hor-
tem Nasional Penelitian tikultura45
dan Pengembangan dan n. Undang-Undang Nomor 4
Penerapan Ilmu Pengeta- Tahun 2011 tentang In-
huan dan Teknologi.39 formasi Geospasial.46
h. Undang-Undang Nomor 31 o. Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2004 tentang Per- Tahun 2012 tentang Pa-
ikanan.40 ngan.47
i. Undang-Undang Nomor 16 p. Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2006 tentang Sis- Tahun 2013 Tentang Per-
tem Penyuluhan Pertanian, lindungan Dan Pember-
Perikanan, dan Kehuta- dayaan Petani.48
nan.41 q. Undang-Undang Nomor 39
j. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Per-
Tahun 2009 tentang Peter- kebunan.49
nakan dan Kesehatan He-
wan.42 Terakhir yang dapat dicermati
k. Undang-Undang Nomor 32 dalam Lampiran Permenhub
Tahun 2009 tentang Per- No. 90 Tahun 2015 tersebut
lindungan dan Pengelola- yang terdapat pada angka 5
an Lingkungan Hidup.43 dinyatakan sebagai berikut:
l. Undang-Undang Nomor 41
Tahun 2009 tentang Per- “5. Sanksi
lindungan Lahan Pertanian Kelalaian dan/atau penyim-
Pangan Berkelanjutan.44 pangan terhadap pelaksa-
naan ketentuan sebagai-
mana dimaksud peraturan
Nomor 241, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4043. ini, dikenakan sanksi sesuai
39
Indonesia, Undang-Undang Tentang Sistem Nasional
Penelitian dan Pengembangan dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, UU Nomor 18 Tahun
2002. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 41 Tahun 2009. Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara
Indonesia Nomor 4219. Republik Indonesia Nomor 5068.
40 45
Indonesia, Undang-Undang Tentang Perikanan, UU Indonesia, Undang-Undang Tentang Hortikultura,
Nomor 31 Tahun 2004. Lembaran Negara Republik UU Nomor 13 Tahun 2010. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 148, Tambahan Lembaran Indonesia Tahun 2010 Nomor 132, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4433. Negara Republik Indonesia Nomor 5170.
41 46
Indonesia, Undang-Undang Tentang Sistem Indonesia, Undang-Undang Tentang Informasi
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, Geospasial, UU Nomor 4 Tahun 2011. Lembaran Negara
UU Nomor 16 Tahun 2006. Lembaran Negara Republik Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan
Indonesia Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5214.
47
Negara Republik Indonesia Nomor 4660. Indonesia, Undang-Undang Tentang Pangan, UU
42
Indonesia, Undang-Undang Tentang Peternakan dan Nomor 18 Tahun 2012. Lembaran Negara Republik
Kesehatan Hewan, UU Nomor 18 Tahun 2009. Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360.
48
84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Indonesia, Undang-Undang Tentang Perlindungan
Nomor 5015. Dan Pemberdayaan Petani, UU Nomor 19 Tahun
43
Indonesia, Undang-Undang Tentang Perlindungan 2013. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU Nomor 32 Nomor 131 Tambahan Lembaran Negara Republik
Tahun 2009. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Indonesia Nomor 5433.
49
2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Undang-Undang Tentang Perkebunan,
Indonesia Nomor 5059. UU Nomor 39 Tahun 2014. Lembaran Negara Republik
44
Indonesia, Undang-Undang Tentang Perlindungan Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, UU Nomor Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613.

93
dengan ketentuan peraturan ngan. Dan ditinjau dari segi
perundang-undangan.” kemanfaatan, pengaturan pe-
ngendalian pengoperasian
Pelanggaran terhadap keten- pesawat udara tanpa awak
tuan-ketentuan yang telah di- (drone), dalam bentuk suatu
atur dalam Permenhub No. 90 peraturan menteri perhubu-
Tahun 2015 ini mengacu ke- ngan, dimaksudkan dalam
pada ketentuan Undang-un- rangka menjaga keselamatan
dang yang menjadi landasan operasional penerbangan di
hukum diterbitkannya Permen- ruang udara. yang dilayani
hub No. 90 Tahun 2015 ter- Indonesia dari kemungkinan ba-
sebut, yaitu sanksi-sanksi yang haya (hazard) yang ditimbulkan
diatur dalam UU Penerbangan, karena pengoperasian pe-sawat
khusus berkenaan dengan udara tanpa awak di ruang
sanksi pidana seperti keten- udara yang dilayani di
tuan Pasal 411, Pasal 431 dan Indonesia.
Pasal 432. Kedua Permenhub No. 90 Tahun
2015 ditinjau dari segi ilmu
Selain sanksi yang diatur da- dan teknik perundang-unda-
lam UU Penerbangan, sanksi ngan perlu disempurnakan
lain yang diatur dalam per- dan diselaraskan melalui har-
aturan perundang-undangan monisasi dengan berbagai
lainnya yang berkaitan dengan peraturan perundang-unda-
pelaksanaan kegiatan sistem ngan lainya, misalanya UU
pesawat udara tanpa awak Pembentukan Peraturan Per-
(drone), antara lain yang diatur undang-undangan, UU Tele-
dalam UU Hak Cipta, UU Pe- komunikasi, UU Informasi
merintahan Daerah, UU Infor- dan transaksi elektronik, UU
masi Geospasial, UU Teleko- Keantariksaan, dan Undang-
munikasi, UU Informasi Dan undang lainnya.
Transaksi Elektronik, dan Un-
dang-undang lainnya. B. Rekomendasi
Dalam rangka mendukung ter-
IV. Penutup wujudnya pengaturan hukum atas
A. Kesimpulan Pengendalian Pengoperasian Pe-
Dari uraian yang telah diuraikan diatas, sawat Udara Tanpa Awak (drone)
dapat disimpulkan sebagai berikut: di Ruang Wilayah Udara yang
Pertama berdasarkan ketentuan UU Dilayani Indonesia, maka di-
Pembentukan Peraturan Per- sarankan hal-hal sebagai berikut:
undang-undangan dihubung- Pertama perlu dilakukan peruba-
kan dengan ketentuan UU han Undang-undang Pe-
Kementerian Negara serta nerbangan dengan me-
dihubungkan pula dengan UU nambahkan satu bab
Penerbangan, maka secara khusus berkenaan de-
materiil melekat kewenangan ngan penerbangan pe-
pada menteri perhubungan sawat udara tanpa awak
untuk melakukan pengaturan (drone).
pengendalian pengoperasian Kedua perlu dilakukan harmo-
pesawat udara tanpa awak nisasi peraturan per-
(drone), dalam bentuk suatu undang-undangan yang
peraturan menteri perhubu- terkait dengan pener-

94
bangan pesawat udara Karantina Hewan, Ikan, dan
tanpa awak (drone) guna Tumbuhan, UU Nomor 16 Tahun
memasikan materi mua- 1992. Lembaran Negara Republik
tan, jenis peraturan per- Indonesia Tahun 1992 Nomor 56,
undang-undangan yang Tambahan Lembaran Negara
menerima delegasi dari Republik Indonesia Nomor 3482.
Undang-undang Indonesia, Undang-Undang Tentang
Penerbangan. Kehutanan, UU Nomor 41 Tahun
1999. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 167,
Tambahan Lembaran Negara
Daftar Pustaka Republik Indonesia Nomor 3888.
Buku: Indonesia, Undang-Undang Tentang
Martono, K, dan Ahmad Sudiro, Perlindungan Varietas
Hukum Udara Nasional Dan Tanaman, UU Nomor 29 Tahun
Internasional Publik, Cet. 1, 2000. Lembaran Negara Republik
Jakarta : Rajagrafindo, 2012. Indonesia Tahun 2000 Nomor 241,
Pramono, Agus. Dasar-dasar Hukum Tambahan Lembaran Negara
Udara Dan Ruang Angkasa, Republik Indonesia Nomor
Cet. 1, Bogor : Ghalia 4043.
Indonesia, 2011. Indonesia, Undang-Undang Tentang
Sadjijono, Memahami Beberapa Bab Sistem Nasional Penelitian dan
Pokok Hukum Administrasi, Cet. Pengembangan dan Penerapan
1, Yogyakarta : Laksbang Ilmu Pengetahuan dan
Pressindo, 2008 Teknologi, UU Nomor 18 Tahun
2002. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 84,
Perundang-Undangan: Tambahan Lembaran Negara
Indonesia, Undang-Undang Tentang Republik Indonesia Nomor 4219.
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Indonesia, Undang-Undang Tentang Hak
Agraria, UU Nomor 5 Tahun 1960. Cipta, UU Nomor 19 Tahun 2002.
Lembaran Negara Republik Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Indonesia Tahun 2002 Nomor 85,
Tambahan Lembaran Negara Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2043. Republik Indonesia Nomor 4220.
Indonesia, Undang-Undang Tentang Indonesia, Undang-Undang Tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Perikanan, UU Nomor 31 Tahun
Hayati dan Ekosistemnya, UU 2004. Lembaran Negara Republik
Nomor 5 Tahun 1990. Lembaran Indonesia Tahun 2004 Nomor 148,
Negara Republik Indonesia Tahun Tambahan Lembaran Negara
1990 Nomor 49, Tambahan Republik Indonesia Nomor 4433.
Lembaran Negara Republik Indonesia, Undang-undang tentang
Indonesia Nomor 3419 Perubahan Kedua Atas Undang-
Indonesia, Undang-Undang Tentang Undang Nomor 32 Tahun 2004
Sistem Budidaya Tanaman, UU tentang Pemerintahan Daerah,
Nomor 12 Tahun 1992. Lembaran UU Nomor 12 Tahun 2008.
Negara Republik Indonesia Tahun Lembaran Negara Republik
1992 Nomor 46, Tambahan Indonesia Tahun 2008 Nomor
Lembaran Negara Republik 59, Tambahan Lembaran
Indonesia Nomor 3478. Negara Republik Indonesia
Indonesia, Undang-Undang Tentang Nomor 4844.

95
Indonesia, Undang-undang tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Penetapan Peraturan Pangan Berkelanjutan, UU
Pemerintah Pengganti Undang- Nomor 41 Tahun 2009. Lembaran
Undang Nomor 3 Tahun 2005 Negara Republik Indonesia Tahun
tentang Perubahan atas 2009 Nomor 149, Tambahan
Undang-Undang Nomor 32 Lembaran Negara Republik
Tahun 2004 tentang Indonesia Nomor 5068.
Pemerintahan Daerah Menjadi Indonesia, Undang-Undang Tentang
Undang-Undang, UU Nomor 8 Hortikultura, UU Nomor 13 Tahun
Tahun 2005. Lembaran Negara 2010. Lembaran Negara Republik
Republik Indonesia Tahun 2005 Indonesia Tahun 2010 Nomor 132,
Nomor 108, Tambahan Tambahan Lembaran Negara
Lembaran Negara Republik Republik Indonesia Nomor 5170.
Indonesia Nomor 4548. Indonesia, Undang-Undang Tentang
Indonesia, Undang-Undang Tentang Informasi Geospasial, UU Nomor
Sistem Penyuluhan Pertanian, 4 Tahun 2011. Lembaran Negara
Perikanan, dan Kehutanan, UU Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 16 Tahun 2006. Lembaran Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun Negara Republik Indonesia
2006 Nomor 92, Tambahan Nomor 5214.
Lembaran Negara Republik Indonesia, Undang-Undang Tentang
Indonesia Nomor 4660. Pembentukan Peraturan
Indonesia, Undang-Undang Tentang Perundang-undangan, UU Nomor
Kementerian Negara, UU Nomor 12 Tahun 2011. Lembaran Negara
39 Tahun 2008. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Negara Republik Indonesia Nomor 5234.
4916. Indonesia, Undang-Undang Tentang
Indonesia, Undang-Undang Tentang Pangan, UU Nomor 18 Tahun
Penerbangan, UU Nomor 1 Tahun 2012. Lembaran Negara Republik
2009. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227,
Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Republik Indonesia Nomor 4956. 5360.
Indonesia, Undang-Undang Tentang Indonesia, Undang-Undang Tentang
Peternakan dan Kesehatan Perlindungan Dan
Hewan, UU Nomor 18 Tahun Pemberdayaan Petani, UU
2009. Lembaran Negara Republik Nomor 19 Tahun 2013. Lembaran
Indonesia Tahun 2009 Nomor 84, Negara Republik Indonesia Tahun
Tambahan Lembaran Negara 2013 Nomor 131 Tambahan
Republik Indonesia Nomor 5015. Lembaran Negara Republik
Indonesia, Undang-Undang Tentang Indonesia Nomor 5433.
Perlindungan dan Pengelolaan Indonesia, Undang-Undang Tentang
Lingkungan Hidup, UU Nomor 32 Keantariksaan, UU Nomor 21
Tahun 2009. Lembaran Negara Tahun 2013. Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 140, Tambahan Lembaran Nomor 133, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor Negara Republik Indonesia Nomor
5059. 5435.
Indonesia, Undang-Undang Tentang Indonesia, Undang-Undang Tentang

96
Pemerintahan Daerah, UU PERPUU Nomor 3 Tahun 2005.
Nomor 23 Tahun 2014. Lembaran Lembaran Negara Republik
Negara Republik Indonesia Tahun Indonesia Tahun 2004 Nomor
2014 Nomor 244, Tambahan 35, Tambahan Lembaran
Lembaran Negara Republik Negara Republik Indonesia
Indonesia Nomor 5587. Nomor 4493.
Indonesia, Undang-Undang Tentang Hak Presiden Republik Indonesia, Peraturan
Cipta, UU Nomor 28 Tahun 2014. Pemerintah Tentang Keamanan
Lembaran Negara Republik dan Keselamatan Penerbangan,
Indonesia Tahun 2014 Nomor 266, PP Nomor 3 Tahun 2001.
Tambahan Lembaran Negara Lembaran Negara Republik
Republik Indonesia Nomor 5599. Indonesia Tahun 2001 Nomor 9,
Indonesia, Undang-Undang Tentang Tambahan Lembaran Negara
Perkebunan, UU Nomor 39 Tahun Republik Indonesia Nomor 4075.
2014. Lembaran Negara Republik Presiden Republik Indonesia, Peraturan
Indonesia Tahun 2014 Nomor Pemerintah Tentang Perusahaan
308, Tambahan Lembaran Umum (Perum) Lembaga
Negara Republik Indonesia Penyelenggara Pelayanan
Nomor 5613. Navigasi Penerbangan Indonesia,
Indonesia, Undang-Undang Tentang PP Nomor 77 Tahun 2012.
Penetapan Peraturan Lembaran Negara Republik
Pemerintah Pengganti Undang- Indonesia Tahun 2012 Nomor 176.
Undang Nomor 2 Tahun 2014 Presiden Republik Indonesia, Peraturan
Tentang Perubahan Atas Presiden Tentang Organisasi
Undang-Undang Nomor 23 Kementerian Negara, Perpres
Tahun 2014 Tentang Nomor 7 Tahun 2015. Lembaran
Pemerintahan Daerah Menjadi Negara Republik Indonesia Tahun
Undang-Undang, UU Nomor 2 2015 Nomor 5.
Tahun 2015. Lembaran Negara Presiden Republik Indonesia, Peraturan
Republik Indonesia Tahun 2015 Presiden Tentang Kementerian
Nomor 24 Tambahan Lembaran Perhubungan, Perpres Nomor 40
Negara Republik Indonesia Tahun 2015. Lembaran Negara
Nomor 5589 Republik Indonesia Tahun 2015
Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 75.
Pengganti Undang-Undang Kementerian Perhubungan R.I.,
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan
Undang-Undang Nomor 23 Tentang Keselamatan
Tahun 2014 tentang Penerbangan Sipil Bagian 170
Pemerintahan Daerah, (Civil Aviation Safety Regulation
PERPUU Nomor 2 Tahun 2014. Part 170) tentang Air Traffic
Lembaran Negara Republik Rules, Permenhub Nomor KM 14
Indonesia Tahun 2014 Nomor Tahun 2009.
246, Tambahan Lembaran Kementerian Perhubungan R.I.,
Negara Republik Indonesia Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 5589. Tentang Organisasi dan Tata
Indonesia, Peraturan Pemerintah Kementerian Perhubungan,
Pengganti Undang-Undang Permenhub Nomor KM 60 Tahun
tentang Perubahan Atas 2010. Terakhir diubah dengan
Undang-Undang Nomor 32 Peraturan Menteri Perhubungan
Tahun 2004 tentang Nomor PM 68 Tahun 2013
Pemerintahan Daerah,

97
Kementerian Perhubungan R.I., Part 173) tentang Perancangan
Peraturan Menteri Perhubungan Prosedur Penerbangan (Flight
Tentang Peraturan Keselamatan ProcedureDesign), Permenhub
Penerbangan Sipil Bagian 172 Nomor PM 44 Tahun 2015.
(Civil Aviation Safety Regulation Kementerian Perhubungan R.I.,
Part 172) tentang Penyelenggara Peraturan Menteri Perhubungan
Pelayanan Lalu Lintas Tentang Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil (Air Traffic Penerbangan Sipil Bagian 139
Service Provider), Permenhub (Civil Aviation Safety
Nomor KM 49 Tahun 2011. Regulations Part 139) tentang
Kementerian Perhubungan R.I., Bandar Udara (Aerodrome),
Peraturan Menteri Perhubungan Permenhub Nomor PM 55 Tahun
Tentang Peraturan Keselamatan 2015.
Penerbangan Sipil Bagian 176 Kementerian Perhubungan R.I.,
(Civil Aviation Safety Regulation Peraturan Menteri Perhubungan
Part 176) tentang Pencarian dan Tentang Peraturan Keselamatan
Pertolongan (Search and Penerbangan Sipil Bagian 175
Rescue), Permenhub Nomor PM (Civil Aviation Safety Regulation
55 Tahun 2011. Part 175) tentang Pelayanan
Kementerian Perhubungan R.I., Informasi Aeronautika
Peraturan Menteri Perhubungan (Aeronautical Information
Tentang Peraturan Keselamatan Service), Permenhub Nomor PM
Penerbangan Sipil Bagiah 171 60 Tahun 2015.
(Civil Aviation Safety Regulation Kementerian Perhubungan R.I.,
Part 171) tentang Penyelenggara Peraturan Menteri Perhubungan
Pelayanan Telekomunikasi Tentang Pengendalian
Penerbangan (Aeronautical Pengoperasian Pesawat Udara
Telecommunication Service Tanpa Awak di Ruang Wilayah
Provider), Permenhub Nomor PM Udara yang Dilayani Indonesia,
57 Tahun 2011. Terakhir diubah Permenhub Nomor PM 90 Tahun
dengan Peraturan Menteri 2015.
Perhubungan Nomor PM 38 Tahun
2014. Internet:
Kementerian Perhubungan R.I., “Perlukah adanya Legislasi Drone
Peraturan Menteri Perhubungan Sipil?,” http://www.koran-
Tentang Peraturan Keselamatan sindo.com/read/1013173/152/pe
Penerbangan Sipil Bagia 174 (Civil rlukah-adanya-legislasi-drone-
Aviation Safety Regulation Part sipil-1434424227
174) tentang Pelayanan Informasi “Pengaturan Drone Dilakukan Untuk
Meteorologi Penerbangan Keselamatan Penerbangan,”
(Aeronautical Meteorological http://www.dephub.go.id/berita/b
Information Services), aca/pengaturan-drone-
Permenhub Nomor PM 9 Tahun dilakukan-untuk-keselamatan-
2015. penerbangan/?cat=QmVyaXRhf
Kementerian Perhubungan R.I., HNlY3Rpb24tNjU=.
Peraturan Menteri Perhubungan “Penggunaan Drone Sipil: Pro atau
Tentang Peraturan Keselamatan Kontra?,”
Penerbangan Sipil Bagian 173 http://citizendaily.net/penggunaa
(Civil Aviation Safety Regulation n-drone-sipil-pro-atau-kontra/.

98

Anda mungkin juga menyukai