Anda di halaman 1dari 14

PEMANFAATAN SUMBER DAYA HAYATI PERAIRAN: PROSPEKTIF

BUDI DAYA RUMPUT LAUT DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN


BANTAENG (STUDI KASUS DESA BONTO JAI, KECAMATAN BISSAPU)
THE UTILIZATION OF AQUATIC BIOLOGICAL RESOURCES: PROSPECTIVE OF
SEAWEED DEVELOPMENT IN THE COASTAL AREA OF BANTAENG REGENCY
(CASE STUDY IN THE TOWNSHIP OF BONTO JAI, BISSAPU DISTRCT)

Nur Alam Saleh


Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan
Jalan Sultan Alauddin Km. 7 Makassar
Email: salehnuralam@gmail.com

ABSTRACT
This research examines social structural change, both in the forms of production, technology, and
organization, along with the accompanying impact on the socio-economic lives of the population. The
development of the seaweed industry has also affected an aspect of the socio-cultural and economic
lives of the community. The research took place in the regency of Bantaeng, in the township of Bonto
Jai in the Bissapu district. The research method employed is field research, including observation,
documentation, and interviews, along with the data analysis technique of data reduction, presentation,
and conclusion. In its development, seaweed farmers have come to dominate the scene of community
activity on the beaches of the Bantaeng regency in general, and especially in the Bonto Jai township.
The development of the seaweed industry carries the potential to improve the economic standing of
farmers in the Bonto Jai township. The seaweed industry is more profitable than the previous
profession of these workers, namely as fishermen. One very interesting element in the development of
the seaweed industry is the inclusion of women in the labor force.
Key words: Fishermen, Seaweed, social, Resource development.

ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji tentang perubahan struktur sosial baik itu bentuk-bentuk produksi, teknologi
dan kelembagaan serta dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Budi daya rumput laut
juga telah mengubah salah satu aspek sosial-budaya dan ekonomi masyarakat. Penelitian ini dilakukan
di Bantaeng, tepatnya di Desa Bonto Jai Kecamatan Bissappu. Teknik pengumpulan data diperoleh
dengan penelitian lapangan yang mencakup observasi, dokumentasi, dan wawancara, Adapun teknik
analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dalam perkembangannya
pembudi daya rumput laut telah menjadi primadona bagi aktivitas masyarakat pesisir pantai
Kabupaten Bantaeng pada umumnya dan Desa Bonto Jai pada khususnya. Budi daya rumput laut
mempunyai peluang untuk meningkatkan pendapatan petani di Desa Bonto Jai. Budi daya rumput laut
lebih menguntungkan dibanding dengan pendapatan profesi sebelumnya yakni sebagai nelayan. Satu
hal yang sangat menarik dari kegiatan budi daya rumput laut ini, dengan keterlibatan kaum wanita
yang turut mengambil bagian sebagai tenaga kerja.
Kata Kunci: Nelayan, Rumput laut, sosial, Pembudidayaan.

PENDAHULUAN potensi berbagai jenis ikan yang


mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Provinsi Sulawesi Selatan memiliki Potensi perikanan Sulawesi Selatan untuk
perairan laut dengan panjang pantai sekitar daerah penangkapan 12 mil dari pantai
2.500 km dengan potensi sumber daya sebesar 620.480 ton/tahun dan 80.072
perikanan tangkap yang besar dengan ton/tahun untuk zona ekonomi eksklusif

102
Pemanfaatan Sumber Daya Hati Perairan: …. Nuralam Saleh

(ZEE), daerah penangkapan 12-200 mil dari (Fachry, 2009).


pantai. Potensi perikanan laut ini baru Secara ekonomis usaha pertanian
termanfaatkan sekitar 56% yaitu 14.468 ton rumput laut, pada awalnya dianggap sangat
setiap tahunnya (Dinas Kelautan dan menguntungkan bagi masyarakat pesisir.
Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan, 2007). Untuk memperoleh panen hanya
Potensi alam ini diharapkan dapat dibutuhkan waktu sekitar 40 sampai 45 hari
mendukung kegiatan perekonomian untuk ditambah lima hari pengeringan. Dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat. sebuah artikel yang dimuat pada
Pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut (www.rumputlaut.org) dikatakan bahwa,
secara tepat diyakini dapat menyelamatkan harga yang bagus disertai masa
masyarakat Sulawesi Selatan dari berbagai pembudidayaan yang pendek membuat
dampak krisis ekonomi. Sayangnya, pada sebagian masyarakat pesisir di Sulawesi
beberapa daerah, ada indikasi terjadi Selatan juga tidak lagi bergairah
pemanfaatan sumber daya yang melebihi menangkap ikan, sebab potensi ikan di laut
daya dukung lingkungan. semakin terbatas, sedangkan perahu
Demikian pula halnya dengan penangkapan bertambah banyak dan
Kabupaten Bantaeng merupakan salah satu menggunakan alat tangkap yang canggih.
daearah tingkat II yang berada di jazirah Akibatnya, volume ikan yang ditangkap
pantai selatan Pulau Sulawesi dengan luas terus berkurang. Hal itu otomatis
wilayahnya mencapai 395,83 km² dan berdampak terhadap jumlah pendapatan
memiliki pantai sepanjang 27,5 kilometer, setiap nelayan sehingga budidaya rumput
yang terbentang dari timur sampai ke barat. laut dianggap sebagai pilihan yang baik
Di sepanjang pantai itulah terdapat potensi bagi masa depannya.
kelautan dan perikanan laut yang cukup Hasil penelusuran awal
besar, di antaranya pengembangan rumput menggambarkan bahwa Melepaskan diri
laut. Secara keseluruhan luas areal budidaya dari keterbelakangan masyarakat nelayan,
rumput laut mencapai 875 hektar, yang menyebabkan sebagian besar nelayan di
tersebar dari pantai hingga kearah laut Kabupaten Bantaeng beralih dari nelayan
Flores. Kabupaten Bantaeng merupakan ke sektor pertanian rumput laut. Daya tarik
salah satu kabupaten yang memiliki potensi terhadap sektor pertanian rumput laut
dalam menghasilkan bahan baku rumput memiliki kekuatan seiring meningkatnya
laut untuk industri. Berdasarkan data permintaan internasional atas komoditas
statistik Dinas Perikanan dan Kelautan rumput laut. Masyarakat pesisir Kabupaten
Kabupaten Bantaeng tahun 2011 tercatat Bantaeng yang selama ini menekuni
jumlah Rumah Tangga Pertanian (RTP) aktivitas nelayan tangkap merespon dengan
pembudidaya rumput laut sebesar 3.197 mengubah aktivitas mereka, begitupula
orang, yang memanfaatkan areal laut ± berbagai kelompok masyarakat menjadi
2.888,8 ha, atau sekitar 50,7% dari total terdorong untuk ikut serta mengambil peran
luas daerah yang bisa ditanami rumput laut baik sebagai penyedia bibit, penyedia
(± 5.375 ha). Karena itu, Kabupaten modal, berbagai prasarana dan sarana
Bantaeng ditetapkan sebagai Sentra permodalan yang mendukung peningkatan
Pengolahan Rumput Laut melalui surat produksi pertanian rumput laut.
keputusan Direktur Jenderal Pengolahan Fenomena yang terjadi pada aktivitas
dan Pemasaran Hasil Perikanan Nomor: pertanian rumput laut tersebut tidak jauh
KEP.08/DJP2HP/2009, dimana Kabupaten berbeda yang dihadapi ketika mereka
Bantaeng menjadi lokasi pengembangan menjadi nelayan tangkap dengan
Sentra Pengolahan Hasil Perikanan rumput karakteristik sangat bergantung pada alam,
larut sehingga Kabupaten Bantaeng menjadi harga dan pasar. Faktor-faktor sturktural
salah satu dari 15 sentra pengembangan yang dihadapi kelompok nelayan
industri perikanan di Indonesia sebagaimana dikatakan sebelumnya

103
Pangadereng, Vol. 5 No. 1, Juni 2019

diasumsikan terproduksi kembali pada sehingga mendapatkan gambaran yang luas


petani rumput laut. Akan terjadi dan lengkap dari objek yang diteliti (Daniel,
sebagaimana apa yang disebut Nugroho dan 2002: 103). Sifat khas studi kasus adalah
Dahuri (2004:251) yaitu pola hubungan suatu pendekatan yang bertujuan untuk
yang asimetris dan sangat mudah berubah mempertahankan keutuhan (wholeness) dari
menjadi alat dominasi dan eksploitasi. objek. Tujuannya adalah untuk
Pengembangan sektor pertanian memperkembangkan pengetahuan yang
rumput laut yang menimbulkan fenomena mendalam mengenai objek yang
perubahan pekerjaan sebagian besar bersangkutan (Vredenbregt, 1983:38).
masyarakat nelayan belum banyak Penelitian ini dilakukan di Kabupaten
dilakukan pengkajian tentang sejauhmana Bantaeng tepatnya di Desa Bonto Jai,
terjadi perubahan struktur sosial dan Kecamatan Bissapu. Lokasi ini dipilih
berdampak terhadap kehidupan sosial secara sengaja dengan pertimbangan bahwa
ekonomi masyarakat. Dengan demikian Kabupaten Bantaeng merupakan salah satu
menarik dikaji lebih jauh tentang bentuk- dari empat kabupaten yang menjadi daerah
bentuk produksi, teknologi dan sasaran Program Revitalisasi Perikanan di
kelembagaan tersebut, serta kemungkinan Propinsi Sulawesi Selatan.
terjadinya reproduksi stratifikasi dalam Metode pengumpulan data merupakan
masyarakat petani rumput laut atau langkah penting dalam melakukan
umumnya pada masyarakat pesisir penelitian karena data yang terkumpul akan
Kabupaten Bantaeng khususnya di Desa dijadikan bahan analisis dalam penelitian.
Bonto Jai. Metode yang digunakan dalam penelitian
Berdasarkan uraian tersebut di atas, kualitatif ini adalah dengan teknik
maka dianggap penting untuk melakukan triangulasi (Moleong, 2004: 135), yaitu:
penelitian dengan judul ”Pemanfaatan 1. Wawancara
Sumber daya Hayati Perairan di Wilayah
Pesisir Kabupaten Bantaeng (Studi Kasus Wawancara adalah suatau proses
Desa Bonto Jai Kecamatan Bissapu). tanya jawab lisan, dimana dua orang atau
Berdasarkan latar belakang tersebut, lebih saling berhadapan secara fisik, yang
masalah dalam penelitian ini dapat satu dapat melihat muka lain dan
dirumuskan sebagai berikut; Bagaimana mendengar dengan telinga sendiri dari
komunitas nelayan pesisir dalam suaranya (Sukandarrumidi, 2006: 89).
memanfaatan sumber daya hayati perairan Wawancara dapat dilakukan oleh peneliti
laut di Kabupaten Bantaeng, dan untuk mengetahui keadaan seseorang,
Bagaimana prospektif kehidupan sosial wawancara sendiri dapat dilakukan secara
ekonomi nelayan dengan budi daya rumput individu atau kelompok guna mendapatkan
laut di Kabupaten Bantaeng. Dengan tujuan informasi yang tepat dan otentik. Pada
penelitian ini untuk mengetahui penelitian ini wawancara dilakukan pada
pengelolaan sumber daya hayati perairan beberapa nelayan rumput laut yang
oleh komunitas nelayan laut di Kabupaten sebelumnya hanya nelayan tangkap dan
Bantaeng dan untuk menjelaskan prospektif beberapa perempuan yang bekerja dalam
kehidupan sosial-ekonomi masyarakat proses kerja rumput laut.
nelayan setelah membudidayakan rumput 2. Observasi
laut di Kabupaten Bantaeng.
Observasi atau pengamatan
METODE merupakan suatu cara mengumpulkan data
Jenis penelitian yang digunakan dengan jalan mengadakan pengamatan
adalah studi kasus (case study) yaitu suatu terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.
penelitian yang lebih terarah dan terfokus Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan
pada sifat tertentu yang tidak berlaku umum cara guru mengajar, siswa belajar, kepala

104
Pemanfaatan Sumber Daya Hati Perairan: …. Nuralam Saleh

sekolah sedang memberikan petani rumput laut) atau dalam suatu


pengarahan(Nana S, 2009: 220). Jadi, kelompok (dalam hal ini kelompok petani
observasi merupakan penelitian yang rumput laut, pemerintah, dan lembaga
dilakukan secara sistematis dan sengaja swadaya masyarakat), yang mungkin sangat
dilakukan dengan menggunakan indra berarti untuk memahami dinamika sosial
penglihatan untuk melihat kejadian yang dari kelompoknya, demikian pula faktor-
berlangsung serta langsung menganalisis faktor penyebab integrasi (Vredenbregt,
kejadian tersebut langsung pada waktu 1983:42).
kejadian itu berlangsung di Desa Bonto Jai Metode analisis utama yang
Kecamatan Bissappu, Bantaeng. digunakan dalam penelitian ini adalah
3. Dokumentasi analisis data kualitatif yang analitiknya
melalui penafsiran dan pemahaman.
Dokumentasi adalah setiap bahan Pengertiaan kualitatif di sini bermakna
tertulis ataupun film, sedangkan record bahwa data yang disajikan berwujud kata-
adalah setiap pernyataan tertulis yang kata ke dalam bentuk teks yang diperluas
disusun oleh seseorang atau lembaga untuk bukan angka-angka (Miles dan Huberman,
keperluan pengujian suatu peristiwa atau 1992).
menyajikan akunting (Moleong, 2011: 216).
Teknik dokumentasi adalah teknik PEMBAHASAN
pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik Lokasi dan Keadaan Geografis
tertulis, gambar, maupun elekronik. Kabupaten Bantaeng terdiri dari
Peran peneliti dalam melakukan daratan seluas 395,83 Km2 dan lautan
observasi bersifat sebagai “orang dalam” seluas 144 Km2, terbagi menjadi 8 wilayah
(an insider‟s perspective), di mana peneliti kecamatan, 67 kelurahan dan desa. Tiga
melakukan observasi dan berinteraksi kecamatan di antaranya terletak di wilayah
secara cukup dekat dengan para anggota pesisir pantai, yakni Kecamatan Bissapu,
kelompok untuk menciptakan identitas baru Kecamatan Bantaeng, dan Kecamatan
sebagai “orang dalam” (insider‟s identity), Pakjukukang dengan panjang garis pantai
tanpa perlu berpartisipasi dalam aktivitas kurang lebih 21,5 Km. Dalam penelitian ini,
utama kelompok karena sudah menjadi wilayah yang menjadi kajian adalah
anggota penuh kelompok masyarakatnya wilayah pesisir di Kecamatan Bissapu
sendiri. Dalam hal peneliti bisa mengambil tepatnya di Desa Bonto Jai.
sikap, baik terbuka maupun tertutup (Adler Desa Bonto Jai yang berlokasi di
dan Adler, 2009:526-527). daerah tepi pantai, secara geografis jarak
Berdasarkan tujuan penelitian yang dari ibukota Pemerintahan Kecamatan
dikemukakan sebelumnya, teknik utama Bissapu sekitar 3 km dan jarak dari ibukota
yang digunakan dalam pengumpulan kabupaten kurang lebih 8 Km. Jika
informasi di lapangan ialah wawancara menggunakan kendaraan bermotor, jarak
mendalam (indepth interview) atau tempuh ke kota kecamatan sekitar 10 menit,
wawancara tak terstruktur (unstructured dan sekitar 20 menit menuju ibu kota
interview). Dengan wawancara tak kabupaten. Luas wilayah Desa Bonto Jai
terstruktur maka peneliti dapat memahami kurang lebih 363 Ha2 dengan batas wilayah
kompleksitas perilaku anggota masyarakat sebagai berikut; sebelah baratnya
tanpa adanya kageori a priori yang dapat berbatasan dengan Kabupaten Jeneponto
membatasi kekayaan data yang dapat kita dan Kelurahan Bonto Langkasa, pada
peroleh (Fontana dan Frey, 2009:508), sebelah selatannya berbatasan dengan Laut
dengan kata lain dapat menyoroti kejadian- Flores, sebelah utaranya berbatasan dengan
kejadian dalam kehidupan seorang Kelurahan Bonto Manai dan Kelurahan
responden (dalam hal ini rumah tangga Bonto Lebang, dan sebelah timurnya

105
Pangadereng, Vol. 5 No. 1, Juni 2019

berbatasan dengan Laut Flores. yang berdiam di Desa Bonto Jai


Pusat pemerintahan Desa Bonto Jai berdasarkan Dokumen RPJMDes Desa
terletak di Kampung Ti’no Toa dan secara Bonto Jai Tahun 2012 – 2016 terdapat
administratif Desa Bonto Jai terbagi atas 4 sekitar 1.605 jiwa terdiri atas laki-laki 799
kampung dan 2 dusun, yakni Dusun Ti’no jiwa dan perempuan 806 jiwa dan 439
Toa terdiri atas Kampung Tino Toa dan kepala keluarga (KK).
Pa’ranga terdiri atas 4 RW dengan masing-
Kondisi Sosial Budaya
masing RW membawahi 2 RT. Dusun
Mattoanging terdiri atas Kampung Bungung Pendidikan di lokasi penelitian
Doring dan Mattoanging terdiri atas 3 RW mempunyai tingkat keragaman yang mana
dengan masing-masing RW membawahi 2 mulai dari buta akasara sampai dengan
RT. perguruan tinggi. Di Desa Bonto Jai sampai
Prasarana penghubung dan sarana dengan Tahun 2012 masih terdapat yang
transportasi yang tersedia cukup memadai buta huruf atau tidak pernah mengenyam
untuk mencapai Desa Bonto Jai. Jalan yang bangku sekolah/tidak sekolah yakni sekitar
menghubungkan antar desa/kelurahan ini 14,40 % dan yang berpendidikkan
dengan ibukota kecamatan, ibukota perguruan tinggi sekitar 6,56 persen.
kabupaten dan ibukota provinsi telah Sedang tingkat pendidikan Sekolah Dasar
beraspal sampai ke desa ini. Demikian pula (SD)/Sederajat masih mendominasi di Desa
dengan sarana transportasi yang Bonto Jai yakni terdapat sekitar 47,07
menjangkau dan menghubungkan dengan persen. Penduduk Desa Bonto Jai
desa tersebut, secara keseluruhan relatif mempunyai jenis mata pencaharian yang
cukup tersedia. cukup bervariasi, seperti sebagai nelayan,
Data curah hujan yang akurat, penting petani, pedagang, dan ada juga yang
dan sangat dibutuhkan oleh nelayan rumput berprofessi sebagai pegawai negeri sipil
laut untuk menentukan jadwal tanam. Curah maupun anggota TNI dan Kepolisian.
hujan terkait erat dengan salinitas perairan, Berdasarkan data yang ada bahwa di
khususnya di perairan Bantaeng yang Desa Bonto Jai sebagian besar bermata
menjadi muara banyak sungai. Curah hujan pencaharian sebagai petani rumput laut dan
yang tinggi akan menyebabkan salinitas nelayan, yakni sekitar 154 orang.
perairan turun ke level yang tidak sesuai Selebihnya yang berprofessi sebagai petani
untuk pertumbuhan rumput laut. baik sebagai petani sawah, petani kebun
Apabila nelayan menanam pada bulan maupun petani penggarap terdapat 66
yang curah hujannya relatif tinggi, maka orang, wiraswasta 43 orang, pegawai
produksinya akan cenderung lebih rendah negeri dan anggota TNI/Kepolisian
dibandingkan ketika menanam pada bulan sebanyak 26 orang. Sedang yang bergelut di
yang curah hujannya lebih rendah. Selain bidang perdagangan 11 orang, pertukangan
itu, musim hujan menyebabkan peningkatan dan jasa masing-masing terdapat 4 orang
dinamika laut yang ditujukan oleh arus kuat dan buruh sebanyak 15 orang.
dan gelombang tinggi yang dapat Sejarah Budidaya Rumput Laut di Desa
menghambat pertumbuhan rumput laut. Bonto Jai
Nelayan rumput laut akan menyesuaikan
jadwal tanam dengan kondisi alam sehingga Secara umum sumber mata
tidak akan mengalami kegagalan dalam pencaharian masyarakat selain bertani
kegiatan budidaya rumput laut. adalah nelayan, mereka menggantungkan
Berdasarkan catatan kependudukan hidup dari hasil tangkapan ikan. Aktivitas
Kecamatan Bissapu dalam Angka 2013, budidaya rumput laut di Kabupaten
berjumlah sekitar 31.242 Jiwa yang terdiri Bantaeng dan khususnya di Desa Bonto Jai
dari laki-laki 15.214 jiwa dan perempuan berkembang seiring dengan semakin
16.028 Jiwa. Sedangkan jumlah penduduk menurunnya hasil tangkapan dan semakin

106
Pemanfaatan Sumber Daya Hati Perairan: …. Nuralam Saleh

mahalnya harga bahan bakar minyak semakin baik dan berkembang di Bonto Jai
(BBM) yang digunakan untuk mencari hasil maka banyak masyarakat pesisir pantai
laut. mulai tertarik untuk membudidayakan
Desa yang pertama kali rumput laut dengan mengambil bibit di
membudidayakan rumput laut adalah Desa daerah sekitarnya. Salah satu faktor yang
Bonto Jai, Kecamatan Bissapu yang mendorong komunitas nelayan di Desa
kemudian diikuti oleh desa-desa lainnya ini Bonto Jai beralih menjadi petani pembudi
dijelaskan oleh salah satu tokoh masyarakat daya rumput laut sampai saat ini adalah; (1)
yang ada di Desa Bonto Jai ini. Hal ihwal harga hasil panen rumput laut relatif baik;
asal mula budidaya rumput laut di (2) rumput laut mudah dibudidayakan; (3)
Kabupaten Bantaeng tepat di Desa Bonto rumput laut mudah dijual dan komoditi
Jai, yakni dari seorang yang bernama Amir ekspor; (3) waktu tanam yang hanya 35-45
A Mappawali salah seorang staf pegawai hari; (4) lahan yang akan dipakai tersedia;
Bappeda, yang memberikan penyuluhan (5) memiliki daya jual yang tinggi; dan (6)
dan informasi sekaligus melakukan uji coba jiwa tidak terlalu terancam dan bisa
budi daya. Selain itu beralihnya masyarakat menghabiskan banyak waktu dengan
nelayan ke petani rumput laut adalah keluarga.
dengan cara memperoleh informasi dari Disamping itu, tidak terlalu terikat
sesama pembudidaya rumput laut itu lagi dengan bentuk-bentuk ritual yang harus
sendiri, di samping ada juga yang dilakukan seperti ketika masih sebagai
mendapatkan informasi melalui penyuluh nelayan dimana ketika hendak mencari ikan
dinas perikanan dan kelautan Kabupaten di laut atau hendak berlayar. Karena
Bantaeng. Pada awalnya, bibit rumput laut semuanya sudah logis dengan melihat
diambil dari daerah Nazarah Kabupaten kondisi alam. Bagaimana perkiraan cuaca
Jeneponto, namun selanjutnya dilakukan serta bibit yang digunakan, Ujar Malik
pembibitan di desa Bonto Jai atau di desa- salah seorang pembudi daya.
desa tetangga sekitarnya.
Aktivitas Budi Daya Rumput Laut
Kehadiran rumput laut di Kabupaten
Nelayan Pesisir
Bantaeng disambut baik oleh masyarakat
setempat dengan mengikuti penyuluhan dan Produktivitas seseorang dapat dilihat
informasi mengenai budidaya rumput laut. dari beberapa faktor, di antaranya adalah
Hal inilah yang memberikan banyak umur, tingkat pendidikan, tanggungan
perubahan dalam banyak hal terhadap keluarga, dan pengalaman. Umur sangat
masyarakat terutama yang ada di Desa mempengaruhi kemampuan fisik seseorang,
Bonto Jai. Karena dalam membudidayakan kesehatan mental, dan spiritual dalam
rumput laut tidak terlalu membutuhkan melakukan aktivitas. Bagi seorang nelayan
waktu yang lama seperti baik ketika bertani yang masih dapat digolongkan usia
ladang atau sawah maupun sebagai nelayan produktif, yaitu antara usia 15 sampai
tangkap karena dalam jangka waktu tanam dengan 64 tahun. Pada umur-umur seperti
rumput laut sampai panennya tidak terlalu ini, selain kemampuan produktivitasnya
lama, hanya membutuhkan waktu sekitar 40 masih tinggi, juga lebih mudah untuk
sampai dengan 45 hari sudah dapat dipanen menerima inovasi baru. Sebaliknya, bagi
dan dikeringkan selama 5 hari kemudian nelayan yang telah berusia 65 tahun ke atas
dijual. merupakan usia tidak produktif lagi,
Demikian pula dengan sistem kemampuan kerjanya sudah semakin
pemasarannya juga tidak terlalu merepotkan menurun.
karena pedagang sendiri yang mendatangi Adapun tingkat usia nelayan alam
petani untuk membeli hasil panen para usaha pembudidayaan rumput laut di Desa
petani rumput laut dengan harga yang Bonto Jai mempunyai komposisi yang
bersaing. Ketika budi daya rumput laut bervariasi merentang dari usia 20 sampai

107
Pangadereng, Vol. 5 No. 1, Juni 2019

dengan 59 tahun. Demikian pula dengan Pengelolaan Wilayah Budi Daya Rumput
tingkat pendidikan petani rumput laut, Laut Desa Bonto Jai
dimana keberadaan pendidikan adalah salah
satu faktor yang berpengaruh pada faktor Keberhasilan budi daya rumput laut
kemampuan sikap dan perilaku dengan pemilihan lokasi yang tepat
nelayan/petani dalam memahami program, merupakan salah satu faktor penentu.
tingkat penyerapan teknologi dan dan hal- (Mubarak, 1991). Pemilihan lokasi budi
hal yang sifatnya baru, sangat daya rumput laut merupakan salah satu hal
mempengaruhi oleh tingkat pendidikan. yang perlu diperhatikan. Pemilihan lokasi
Pendidikan juga merupakan salah satu pesisir pantai yang tidak tercemar sampah
sarana yang tepat bagi masyarakat untuk industri, limbah rumah tangga dan lainnya
mendapatkan bekal berupa ilmu yang dapat meningkatkan kekeruhan air
pengetahuan dan keterampilan yang karena kondisi tersebut dikhawatirkan dapat
dibutuhkan dalam dunia kerja. Dengan menurunkan kualitas air laut, yang pada
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi akhirnya akan menurunkan daya dukung
(keterampilan) maka masyarakat akan lingkungan terhadap perkembangan rumput
mampu mengaktualisasikan seluruh daya laut yang dikembangkan.
budi yang terdapat dalam dirinya agar lebih Wilayah perairan pesisir Desa Bonto
produktif. Sehingga setiap anggota Jai, berdasarkan hasil pengamatan secara
masyarakat akan ikut ambil bagian dalam umum dapat dikatakan cukup memenuhi
upaya meningkatkan taraf kehidupannya, syarat untuk pertumbuhan rumput laut,
baik secara individual maupun kelompok meskipun berhadapan langsung dengan
masyarakatnya secara umum. Laut Flores, sehingga pada bulan Desember
Berdasarkan tanggungan anggota sampai dengan Februari ombak cukup
keluarga, keberadaan anggota keluarga besar. Hal tersebut terbukti semakin
merupakan semua orang-orang yang berkembangnya usaha budi daya rumput
terdapat dalam sebuah rumah tangga yang laut di desa tersebut.
terdiri atas suami, isteri, dan anak-anaknya, Selain itu kondisi pesisir pantai yang
serta ditambah lagi kerabat atau keluarga ada di Desa Bonto Jai masih bersih dan jauh
dekat lainnya yang tinggal di dalam satu dari pencemaran sehingga mendukung
rumah dan menjadi tanggungan kepala untuk berkembangnya pembudidayaan
rumah tangga. Jumlah anggota keluarga rumput laut. Selain itu, lokasi harus
sangat berpengaruh terhadap aktivitas sosial terhindar dari angin kencang dan
dan ekonomis sebuah keluarga. Karena gelombang besar, karena dapat merusak
semakin besar jumlah tanggungan, berarti rumput laut yang dibudidayakan.
semakin besar pula pengeluaran. Mengingat makanan rumput laut berasal
Pengalaman pembudi daya dalam dari aliran air yang melewatinya, gerakan
mengelola usaha rumput laut merupakan air yang cukup harus diperhatikan karena
salah satu faktor yang dapat menentukan selain dapat membawa nutrisi juga dapat
keberhasilan mereka dalam mengelola mencuci kotoran yang menempel,
usahanya. Hal ini terkait dengan banyaknya membantu pengudaraan, dan mencegah
pengalaman yang dialami pembudi daya, fluktuasi suhu air yang besar.
sehingga ia dapat melakukan upaya-upaya Suhu yang baik sekitar 20-28oC,
atau menerapkan cara/metode budi daya besarnya kecepatan arus antara 20-40
yang lebih baik untuk mendapatkan hasil cm/detik dan kecerahan perairan lebih dari
yang lebih menguntungkan. 1 meter di atas permukaan air. Persyaratan
tersebut sangat penting diperhatikan, agar
rumput laut masih mendapat panetrasi sinar
matahari yang sangat berguna untuk sumber
energi dalam proses fotosintesis.

108
Pemanfaatan Sumber Daya Hati Perairan: …. Nuralam Saleh

Faktor lain yang harus dengan sesama nalayan rumput laut.


dipertimbangkan dalam memilih lokasi Mereka bisa melakukan hal-hal yang benar
adalah sebaiknya tidak terlalu jauh dari untuk menyelamatkan kegiatan budi daya
tempat tinggal, supaya mudah melakukan mereka. Misalnya pada saat musim hujan
pengawasan. Lokasi juga harus ada sarana mereka akan menenggelamkan bentangan
jalan untuk pengangkutan bahan, sarana rumput laut mereka dengan cara mengisi air
budi daya bibit, tempat penjemuran, dan pada botol-botol pelampungnya. Namun,
mudah dalam pemasaran hasil. untuk masalah yang lebih rumit dan
pengetahun masih baru mereka memerlukan
Sistem Pengetahuan dan Metode Budi
penyuluh budi daya rumput laut untuk
Daya Rumput Laut
membantu mereka akan tetapi sampai saat
Dalam teknik budi daya rumput laut ini pemerintah belum menyediakan tenaga
ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh kerja penyuluh yang khusus untuk budi
pembudi daya, yaitu pemilihan bibit dan daya rumput laut, seperti halnya dengan
metode budi daya. Ada lima metode budi penyuluh di bidang pertanian.
daya rumput laut yang dikenal, yaitu Seperti halnya dalam penggunaan
metode lepas dasar, metode rakit apung, botol plastik sebagai pembantu dalam
metode long line, metode jalur dan metode menggantung tali, di samping botol plastik
keranjang (kantung) (Direktorat Produksi bekas juga dapat dijadikan penanda untuk
Dirjen Perikanan Budidaya, 2006). Menurut wilayah atau areal budi daya rumput laut.
Mubarak (1991), Aslan (1998), dan Zatnika Penggunan botol plastik membantu dalam
(2009), secara garis besarnya terdapat mengurangi sampah plastik karena
beberapa metode budi daya rumput laut, dimanfaatkan para petani rumput laut
yaitu metode dasar, metode rakit apung, dan digunakan sebagai tomba, yang terpenting
metode long line. adalah botol plastik bekas tersebut tidak
Tingkat penguasaan nelayan rumput bocor.
laut terhadap teknologi kegiatan budi daya
rumput laut yang terbilang cukup lumayan. Sistem Produksi Rumput Laut di Desa
Pembudi daya atau petani rumput laut di Bonto Jai
Desa Bonto Jai maupun di Kabupaten Kegiatan produksi dalam budi daya
Bantaeng menggunakan metode long line rumput laut meliputi meyiapkan areal budi
karena dianggap cocok dengan kondisi daya dan modal, penyediaan bibit, membuat
biofisik perairan serta biaya konstruksinya bentangan mengikat bibit dan pelampung
lebih murah bila dibandingkan dengan pada bentangan, pemasangan bibit,
metode lainnya. Metode long line ini perawatan, panen, penjemuran, sortir dan
menggunakan tali panjang yang pemasaran.
dibentangkan pada kedua ujungnya yang Informasi tentang cara budi daya
diberi jangkar dan pelampung besar. Setiap rumput laut merupakan salah satu aspek
25 meter diberi pelampung utama berupa yang sangat penting dalam menghasilkan
drum plastik. Metode ini sangat baik produksi rumput laut yang berkulitas.
dipakai disemua jenis substrat perairan dan Sebagaimana diketahui bahwa lemahnya
hasil produksinya pun tinggi. jaringan komunikasi pembudi daya dengan
Kekurangannya adalah rumput laut harus sumber informasi formal seperti dari
sering di cek kebersihannya dari kotoran- penyuluh atau Dinas Kementerian Kelautan
kotoran yang menempel. dan Perikanan (DKP) setempat disebabkan
Demikian pula tanpa mengurangi oleh terbatasnya jumlah penyuluh lapangan.
peran pemerintah dalam membantu nelayan Berdasarkan informasi DKP
rumput laut untuk mengelolah kegiatan Kabupaten Bantaeng diketahui untuk satu
budi daya rumput lautnya, nelayan lebih kecamatan dengan jumlah desa sekitar 5
banyak belajar secara otodidak dan belajar sampai 12 desa, hanya ada satu orang

109
Pangadereng, Vol. 5 No. 1, Juni 2019

penyuluh. Oleh sebab itu, berdasarkan hasil keterlibatan perempuan sangatlah berperan
penelitian diketahui bahwa umumnya besar.
pembudi daya mendapatkan informasi cara Dalam proses mengikat pelampung
membudidayakan rumput laut dari sesama pada bentangan yang merupakan salah satu
pembudi daya. Sebagaian besar petani proses produksi di Desa Bonto Jai terlihat
pembudi daya mengetahui cara-cara budi bahwa semua anggota keluarga ikut terlibat
daya rumput laut dari petambak lainnya dan dalam proses ini yang biasanya dikerjakan
yang lainnya mendapatkan informasi dari secara berkelompok dibawah rumah
kelompok dan penyuluh dinas kelautan dan panggung pemilik lahan atau di tempat-
perikanan. Hal ini menunjukkan rendahnya tempat lainnya.
intensitas kunjungan penyuluh untuk Adanya responden perempuan yang
memberikan pengetahuan kepada pembudi terlibat dalam proses mengikat pelampung
daya terkait pengelolaan usaha rumput laut. karena didasarkan pada keahlian mereka
Selain pemilihan lokasi yang tepat dalam mengikat pelampung pada tali
untuk pembudidayaan rumput laut maka bentangan. Dalam hal mengikat bibit
keberadaan kualitas bibit juga sangat keterlibatan perempuan justru sangat
menentukan kwalitas rumput laut. Bibit dominan. Peran perempuan dalam hal ini
dapat diukur dari beberapa indiaktor yaitu sangat sentral. Hampir pada umumnya
memiliki kandungan karaginan yang cukup tenaga kerja yang terlibat dalam
dan kebersihan hasil rumput laut. Menurut mempersiapkan bibit rumput laut dan
Ditjen Budidaya Tahun 2005, Kualitas bibit mengikat bibit rumput laut pada tali
yang baik apabila bentuk thallus besar, bentangan yang dihargai sebesar Rp1.500,-
memiliki kandungan karaginan diatas 70% (seribu lima ratus rupiah).-perbentangan
dan kotoran maksimal 5 %. dilakukan sepenuhnya oleh tenaga kerja
Awal mula keberadaan perempuan dan anak anak. Bahkan ada
pembudidayaan rumput laut di Desa Bonto persepsi yang mengatakan bahwa
Jai dengan cara masing-masing nelayan perempuan lebih teliti, rapih, dan lebih
mengkapling lahan dan sebagiannya lagi cepat dibandingkan dengan laki laki yang
terpaksa harus membeli lahan yang terlebih ceroboh dalam hal bekerja.
dahulu telah dikapling nelayan sebelumnya. Jumlah bentangan adalah banyaknya
Sementara, untuk modal penanaman dan jumlah bibit yang diikat pada tali bentangan
pembuatan peralatan usaha dan pembibitan yang dikerjakan perempuan pembudi daya
budi daya rumput laut masing-masing dari rumput laut. Dimana jumlah bentangan
pembudi daya sendiri. sangat ditentukan oleh kemampuan para
Jenis bibit yang dikembangkan di perempuan pembudi daya, baik itu dari segi
Desa Bonto Jai adalah Eucheuma cottonii. finansial, waktu, maupun dari kemampuan
Pada umumnya pembudi daya rumput laut fisik untuk mencapai jumlah bentangan
di Desa Bonto Jai memproduksi sendiri yang diikat. Semakin banyak jumlah
bibit rumput lautnya yang akan ditanam, bentangan yang diikat, semakin besar
kecuali pada saat awal kegiatan rumput tenaga kerja dan tenaga yang digunakan.
laut. Pada awal kegiatan budi daya rumput Umumnya pembudi daya yang
laut diperoleh dan didatangkan dari terdapat di Desa Bonto Jai memiliki
beberapa daerah yang menjadi setral bentangan antara 200 sampai dengan 300
produksi rumput laut di Sulawesi Selatan bentangan bahkan bias lebih. Hal tersebut
dan biasanya bibit yang digunakan berumur selain dipengaruhi oleh luas lahan yang
kurang lebih 30 hari. Demikian halnya pada dimilikinya juga ada kaitannya dengan
proses membuat bentangan biasa dilakukan kegiatan pascapanen.
sepenuhnya oleh tenaga kerja perempuan Berdasarkan keterangan diatas, dapat
dan anak-anak. Hal ini menggambarkan ditarik kesimpulan bahwa proses kegiatan
bahwa pada proses pembuatan bentangan mengikat bibit pada tali bentangan di Desa

110
Pemanfaatan Sumber Daya Hati Perairan: …. Nuralam Saleh

Bonto Jai didominasi kaum perempuan dan 25m ditempatkan pelampung besar dan
anak-anak. Hal ini dapat disimpulkan pada jarak 5 meter 5 meter ditetapkan
bahwa kaum perempuan lebih berperan pelampung botol aqua atau sejenisnya
pada proses mengikat bibit dan biasa untuk mempermudah pergerakan tanaman
dikerjakan secara berkelompok di bawah setiap saat. Metode ini termasuk yang
rumah panggung atau pekarangan rumah paling banyak digunakan karena biaya
yang disediakan oleh pemilik lahan murah dan dapat diatur luasan area budi
(pembudi daya). kegiatan ini biasanya dayanya.
dilakukan oleh kaum perempuan bersama Budi daya rumput laut dapat
anak-anaknya dalam suasana penuh dikatakan sebagai usaha budi daya yang
kekerabatan. sebagian besar pemeliharaannya diserahkan
Meskipun kaum perempuan telah oleh alam. Oleh karena itu, kerusakan atau
mengambil kedudukan dan peranan yang kegagalan yang terjadi pada budi daya
cukup strategis dalam kelangsungan rumput laut sebagian besar disebabkan oleh
aktivitas budi daya rumput laut di Desa kekuatan alam yang tidak terduga. Untuk
Bonto Jai, hal yang harus mendapatkan menjamin kebersihan budi daya harus
perhatian bahwa kapasitas dari pengetahuan dilakukan perawatan selama masa
mereka untuk mengikat bibit tidak pertumbuhannya. Apabila ada kerusakan
sepenuhnya dapat menunjang akan kualitas patok, ris, dan tali ris utama harus segera
hasil budi daya produksi rumput laut. diperbaiki dan perawatan dilakukan baik
Kondisi ini disebabkan oleh karena pada ombak besar maupun pada aliran laut
pengetahuan mengikat bibit hanya tenang. Kotoran atau sampah yang melekat
diperoleh dari pengetahuan lokal pada tanaman harus segera dibersihkan.
berdasarkan pengalaman yang dilakukan Menurut Subhan dalam usaha budi
selama ini. Berikut penuturan seorang daya rumput laut ini, yang harus
informan sebagai berikut; diperhatikan pembudi daya adalah hama
„‟...Kita disini Cuma mengikat bibit saja, dan penyakit. Berdasarkan hasil informasi
tidak tahu melihat bibit yang layak....hanya bahwa penyakit yang sering muncul adalah
berdasarkan pengalaman saja, dan melihat ice-ice sehingga menyebabkan tanaman
dari warnanya, apabila terdapat warna tampak memutih. Hal tersebut disebabkan
yang sudah kuning kita tidak ikat......” terjadinya perubahan lingkungan yang
ekstrim dimana arus, suhu, dan kecerahan
Fakta ini tentunya akan sehingga memudahkan bakteri hidup.
mempengaruhi proses budi daya rumput Organisme pengganggu lainnya yang
laut dari segi pertumbuhan maupun kualitas harus diantisipasi pembudi daya tanaman
produksi. Menurut Anggadireja (2006) baik rumput laut, adalah seperti bulu babi, ikan-
kuantitas maupun kualitas hasil produksi ikan herbivor, binatang laut, dan penyu
rumput laut sangat ditentukan dari aktivitas hijau. Salah satu cara untuk mengatasinya
pra produksi khususnya pada pengikatan dengan pemagaran di sekeliling tanaman
dan pemilihan bibit yang diikatkan pada tali dengan jaring (Aslan, 1998)
bentangan dan durasi waktu yang Lama masa pemeliharaan pada
diperhitungkan ketika harus umumnya sudah diketahui pembudi daya.
membentangkan di area budi daya. Hal ini disebabkan pengalaman sebelumnya
Metode budi daya rumput laut yang saat petambak panen lebih awal atau kurang
telah umum dikenal di Desa Bonto Jai dari 40 hari hasilnya kurang baik dan
adalah menggunakan dengan metode long dikhawatirkan tidak akan dibeli dengan
line (tali panjang), digunakan tali panjang harga yang berlaku secara umum.
(dapat mencapai 50-100 M). Dimana pada Pengetahuan petambak tentang masa panen
kedua ujungnya dikaitkan dengan juga telah disosialisasikan ke petambak
pelampung besar dan jangkar. Pada jarak melalui petugas penyuluh. Bahkan saat ini

111
Pangadereng, Vol. 5 No. 1, Juni 2019

petambak akan mendapatkan bantuan standar kadar air yang dianjurkan.


apabila dketahui telah menerapkan pola Sebagaimana diungkapkan pembudidaya
pemeliharaan diatas 40 hari dan maksimal sebagai berikut “manna kualloi sanggenna
45 hari. tallungallo niballi tonji, situruji ballinna
Adapun cara panen dan pascapanen punna niallo patangallo iyareka
hasil budi daya rumput laut yang limangallo. Jari apa matu-matunna sallo-
seharusnya dilakukan pada penjemuran sallo dialloi” Artinya;“ saya keringkan
rumput laut, yaitu 1) proses perontokan cukup tiga hari saja sudah bisa dibeli juga
rumput laut dapat dilakukan dengan dan harganya juga sama saja kalau dijemur
memotong setiap tali pengikat rumput laut, sampai empat atau lima hari. Jadi untuk apa
2) penjemuran rumput laut dilakukan berlama-lama dikeringka...”
sekaligus dengan tali tanpa dirontokkan. Penjelasan pembudi daya ini
Setelah hari kedua rumput laut tersebut merupakan penggambaran bahwa
dapat dirontokkan dengan jala memotong penerapan sistem agribinis pascapanen
tempat mengikat rumput laut tersebut, 3) tidak dipahami oleh pembudid aya dan juga
penjemuran harus dilakukan di atas wadah pedagang pengumpul, yang secara tidak
penjemuran agar terhindar dari kotoran, 4) langsung mempengaruhi kualitas bahan
penjemuran sebaiknya dilakukan selama 3- baku rumput laut yang dibawa ke industri
4 hari pada cuaca cerah, dan 5) hindari pengolahan rumput laut. Sebagaimana
rumput laut yang dijemur dari air hujan dikatakan bahwa rumput laut umur 45 hari
dengan cara menyiapkan plastik atau terpal adalah rumput laut kualitas terbaik karena
dibawah rumput laut yang dijemur. telah mencapai kadar maksimum berupa
Kegiatan pascapanen adalah cara kadar karaginan yang dibutuhkan industri
pemanenan dan cara pengeringan produksi. pengolahan rumput laut. Kotoran pada
Cara pengeringan yang baik apabila rumput laut ini sangat terkait dengan wadah
dilakukan sampai lima hari pada kondisi yang digunakan.
suhu normal serta dilakukan di tempat atau Berdasarkan hasil analisis diketahui
wadah pengeringan. Pengeringan di para- bahwa masih ada pembudi daya yang
para dan digantung lebih baik daripada mengeringkan di lantai, aspal atau terpal
dijemur di terpal atau di pinggiran jalan. disekitar pinggir pantai atau di badan
Karena kotoran lebih mudah bercampur jalanan. Persentase pembudi daya yang
dengan rumput laut yang dijemur. menggunakan wadah penjemuran terpal
Persentase pembudi daya yang mengetahui atau dijemur dengan menggunakan alas
cara pengeringan yang baik (lama tikar seadanya. Hal ini dapat mempengaruhi
pengeringan dan wadah pengeringan). kualitas rumput laut kering, khususnya
Berdasarkan hasil pengamatan dan dalam hal banyaknya kotoran yang melekat
wawancara di lapangan ternyata masih ada pada rumput laut setelah kering.
pembudi daya yang kurang mengetahui cara Akhir dari suatu kegiatan produksi
pengeringan yang baik. Kurangnya adalah pasar. Untuk produksi rumput laut
pengetahuan ini karena pembudi daya pemasaran bukanlah masalah, karena
menilai bahwa bila dijemur di terpal akan produk rumput laut merupakan bahan baku
lebih mudah untuk dipindah-pindahkan utama dari industri pengolahan untuk
sesuai kebutuhan, sedangkan para-para pembuatan obat-obatan, kosmetik, dan
membutuhkan tempat yang permanen. berbagai jenis makanan dan minuman.
Lama pengeringan juga menjadi Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya
dilema bagi pembudi daya karena bahwa permintaan akan rumput laut masih
berdasarkan pengalaman, harga jual tidak oleh industri olahan belum mampu dipenuhi
berpengaruh pada lama pengeringan. sehingga diperkirakan 70% bahan baku
Pedagang pengumpul pada umumnya rumput laut masih diimpor. Karena itu
membeli rumput laut tanpa menetapkan pembudi daya tidak mengalami kesulitan

112
Pemanfaatan Sumber Daya Hati Perairan: …. Nuralam Saleh

untuk menjual produknya. Permasalahan pengeringan. Ada dua sistem yang belum
hanya pada kualitas rumput laut yang berjalan, yaitu subsistem input (bibit) dan
dihasilkan. subsistem pascapanen (cara pengeringan)
Ukuran keberhasilan usaha rumput dimana masih sebagian besar pembudi daya
laut adalah pasar, secara umum dikatakan yang belum menerapkan cara budi daya
bahwa permintaan hasil rumput laut selalu yang dianjurkan.
tersedia sepanjang tahun. Hasil yang
Prospektif Budi Daya Rumput Laut
diproduksi pembudi daya umumnya dibeli
dalam Meningkatkan Kesejahteraan
oleh pedagang pengumpul desa. Sebagian
Petani/Nelayan Desa Bonto Jai
besar pembudi daya menjual hasilnya ke
pedagang pengumpul desa atau memang Peningkatan kesejahteraan pada
telah ada pedagang pengumpul langsung ke masyarakat Desa Bonto Jai tampak jelas
pembudi daya. Ada beberapa alasan yang semenjak masyarakat beralih mata
dikemukakan antara lain; (a) sudah pencaharian pokok dari nelayan penangkap
merupakan pembeli tetap; (b) Pembudi ikan menjadi petani rumput laut. Hal ini
daya tidak memiliki jaringan dengan tampak dari keadaan perumahan dan aset -
perusahaan industri rumput laut (kolektor); aset berharga yang mereka miliki terlihat
(c) lebih mudah dan lebih cepat proses dengan kasat mata. Banyak di antara petani
penjualannya; dan (d) harga sesuai dengan rumput laut ketika panen bisa menghasilkan
kualitas rumput laut yang dihasilkan. minimal satu jutaan rupiah persatu kali
Harga jual rumput laut mengalami panen. Bagi yang punya modal besar bisa
fluktuasi sepanjang musim. Berfluktuasinya menghasilkan sampai puluhan juta rupiah
harga disebabkan oleh beberapa faktor, tergantung dari harga rumput laut
antara lain (a).harga rumput laut tergantung perkilogramnya. Hasil panen ini mereka
pada nilai dolar, (b) permintaan pasar dunia bisa menyekolahkan anaknya ke jenjang
yang ada kaitannya dengan jumlah suplai yang lebih tinggi, membeli kendaraan
secara keseluruhan. Bila suplai berlebihan bermotor, memperbaiki rumah bahkan bisa
harga akan jatuh, (c) kondisi cuaca kurang membeli rumah baru.
baik sekitar bulan Oktober sampai bulan Berdasarkan hasil penelitian Yusuf,
fFbruari, produksi rumput laut kurang baik, Dkk (T.Th) mengemukakan keuntungan
namun permintaan rumput laut tetap kegiatan budi daya rumput laut merupakan
meningkat, yang berakibat pada harga jual atribut yang paling sensitif dari dimensi
lebih baik. ekonomi, dimana hasil perhitungan
Pembudi daya mendapatkan harga diperoleh pendapatan rata-rata responden
yang sesuai dengan harga yang berlaku dalam sekali produksi adalah
secara umum. Dimana pada saat penelitian Rp8.903.792,00. Hal tersebut
berkisar antara Rp7.500 sampai Rp9.800/kg menggambarkan bahwa rata-rata petani
kering pada bulan Mei sampai September pembudi daya rumput laut telah memiliki
harga bisa mencapai Rp11.000/kg kering. pendapatan yang sudah di atas ketentuan
Adapun pembudi daya yang menjual harga UMR (Upah Minimum Regional) sebesar
produksi lebih rendah karena produksinya Rp2.250.000,00. sampai Rp2.435.000,00.
kurang baik kualitasnya. Harga yang dibeli Kegiatan budi daya rumput laut di
adalah Rp4.000 sampai 5000/kg kering. Kabupaten Bantaeng pada umumnya telah
Produk yang dijual dalam kondisi basah menjadi mata pencaharian utama ribuan
bernilai antara Rp2000 sampai Rp2.300. Rumah Tangga Pertanian (RTP), termasuk
Biasanya yang basah dijual untuk bibit. di Desa Bonto Jai pada khususnya sehingga
Penerapan sistem agribisnis pada budi daya mampu menyerap banyak tenaga kerja.
rumput laut belum sepenuhnya dilakukan Kegiatan budi daya juga sangat baik
pembudi daya. Utamanya dalam hal ditinjau dari aspek sosial karena mampu
penggunaan bibit unggul dan cara mengurangi pengangguran, meningkatkan

113
Pangadereng, Vol. 5 No. 1, Juni 2019

kesejahteraan masyarakat pesisir khususnya PENUTUP


nelayan rumput laut dan berkontribusi
Kesimpulan
terhadap PAD walaupun masih kecil nilai
nominalnya. Hal yang tatkala pentingnya, Kegiatan budi daya rumput laut di
kegiatan budi daya rumput laut mampu Kabupaten Bantaeng tepatnya di Desa
diandalkan dalam upaya konservasi sumber Bonto Jai telah digeluti sejak lama dan
daya laut tersebut. sampai sekarang ini masih diminati. Dalam
Sebagai mata pencahrian utama, perkembangannya, pembudi daya rumput
tingkat ketergantungan masyarakat wilayah laut telah menjadi primadona bagi aktivitas
pesisir khususnya nelayan rumput laut masyarakat pesisir pantai Kabupaten
terhadap kegiatan budi daya rumput laut Bantaeng pada umumnya dan Desa Bonto
cukup tinggi. Hal ini di sebabkan relatif Jai pada khususnya.
masih kurangnya pekerjaan alternatif di Fenomena ini tertampilkan melalui
wilayah pesisir. Selain itu, saat ini kegiatan banyaknya nelayan tangkap yang beralih
budi daya rumput laut merupakan mata menjadi petani rumput laut bahkan telah
pencaharian yang paling menguntungkan menjadikannya sebagai pekerjaan utama.
dan menjadi harapan untuk peningkatan Sementara pekerjaan nelayan maupun
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sebagai petani, hanya merupakan pekerjaan
pesisir khususnya nelayan rumput laut di sampingan saja. Hal tersebut sangat
masa depan. memungkinkan karena usaha budi daya
Budi daya rumput laut juga telah rumput laut tidak terlalu membutuhkan
mengubah salah satu aspek sosial-budaya keterampilan khusus dan mudah dilakukan.
dan ekonomi masyarakat. Masyarakat yang Risiko lebih rendah dan dapat diprediksi
selama ini terpinggirkan dari kegiatan hasilnya dibandingkan sebagai nelayan.
penangkapan ikan yang menjadi mata Usaha budi daya rumput laut dapat
pencaharian utama, seperti perempuan, dilakukan sepanjang tahun, artinya
anak-anak, dan orang tua. Kini bisa terlibat kehidupan rumah tangga pembudi daya
dan mendapatkan manfaat langsung dalam lebih terjamin dibanding sebagai nelayan,
kegiatan budi daya rumput laut. Mereka dan ada waktu luang bagi pembudi daya
mengerjakan pengikatan bibit rumput laut setelah masa tanam sehingga dapat mencari
pada bentangan yang akan ditanam. pekerjaan sambilan seperti mencari ikan
Meskipun upah memang terbilang masih untuk konsumsi keluarga.
relatif masih kecil namun bagi mereka yang Dalam usaha budi daya rumput laut
selama ini tidak berpendapatan, sudah ada beberapa hal yang fokus perhatian, di
sangat berarti untuk membantu pemenuhan antaranya kesesuai lahan, pembibitan,
kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu, sistem teknologi, dan produksi yang
mereka juga memungut sisa panen yang meliputi permodalan, pengikatan bibit,
banyak tercecer pada saat pemindahan pemeliharaan, penjemuran, dan pemasaran.
rumput laut dari perahu ke tempat Satu hal yang sangat menarik dari kegiatan
penjemuran, kemudian dijual ke pedagang budi daya rumput laut ini, dengan
pengumpul. Waktu mereka terisi dengan keterlibatan kaum wanita yang turut
sesuatu yang produktif. Selama mereka mau mengambil bagian sebagai tenaga kerja
bekerja tidak ada lagi waktu yang terbuang dalam pengikatan bibit (annyikko bibi)
percuma yang sebelumnya hanya diisi sebelum ditanam atau dibenamkan ke
dengan duduk-duduk saja tanpa permukaan laut.
penghasilan. Budi daya rumput laut mempunyai
peluang untuk meningkatkan pendapatan
petani di Desa Bonto Jai. Budi daya rumput
laut lebih menguntungkan dibanding
dengan pendapatan profesi sebelumnya

114
Pemanfaatan Sumber Daya Hati Perairan: …. Nuralam Saleh

yakni sebagai nelayan. Petani rumput laut dan Pengembangan Pertanian.


mendapatkan peningkatan pendapatan Puslitbangkan. IDRC-INFIS.
sekitar dua hingga delapan kali lipat dari Vredenbregt, J. 1983. Metode Dan Teknik
pekerjaan sebelumnya. Penelitian Masyarakat. Cetakan V.
Saran Jakarta: Gramedia.
Seiring dengan banyaknya Zatnika. A dan Angkasa, WI. 1994.
masyarakat Bonto Jai yang beralih profesi Teknologi Budidaya Rumput laut.
dari nelayan ke petani penggarap menjadi Makalah pada Seminar Pekan
pembudi daya rumput laut, yang Akuakultur V. Tim Rumput Laut BPP
dikhawatirkan tidak lagi memperhitungkan Teknologi Jakarta. Jakarta.
azas kesesuain lahan dan daya dukung
Yusuf, NR, Dkk. T.Th. Keberlanjutan
lingkungan sehingga apabila hal tersebut
Budidaya Rumput Laut Di Kecamatan
berlanjut dapat mengakibatkan terjadinya
Binamu, Kabupaten Jeneponto.
degradasi lingkungan dan dapat
menurunkan produktivitas ataupun kualitas
rumput laut yang dihasilkan. Karena itu
perlu disusun kriteria persyaratan lokasi
budi daya rumput laut pada kawasan
perairan terbuka.
Perlu adanya peraturan daerah yang
mengatur zonasi, tata letak unit budi daya
dan harga dasar rumput laut, serta pihak
pemerintah untuk mengadakan bibit
bermutu dalam jumlah yang cukup untuk
meningkatkan produktivitas rumput laut di
Desa Bonto Jai.

DAFTAR PUSTAKA

Anggadirejen, T.J,.A.Zatnika, H. Purwoto,


S. Istini. 2006. Rumput Laut. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Aslan, LM. 1998. Budidaya Rumput Laut.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Dahuri, 2004. R., J. Rais, S.P. Ginting dan
M.J. Sitepu, 2001, Pengelolaan
Sumber daya Wilayah Pesisir dan
Lautan Secara Terpadu. Jakarta. PT.
Pradnya Paramita.
Fachry, Mardiana, E, 2009. Analisis Profil
Keluarga Pembudidaya Rumput laut
Ditinjau Dari Aspek Peran Gender di
Kabupaten Jeneponto. Proceding.
Konas Ambon.
Mubarak H. Soegiarto A, Sulistyo, Atmadja
WS. 1990. Petunjuk Teknis Budidaya
Rumput Laut. Jakarta; Pusat Penelitian

115

Anda mungkin juga menyukai