Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 3

DOKTER YANG PROFESIONAL

Oleh :

KETUA : Rizky Johanes Pratama Simamora (19000029)

SEKRETARIS : Selsa Arlini Simarmata (19000026)

ANGGOTA :

Renti Novita (19000022)

Metha Saulina Pakpahan (19000023)

Ona Tri Ulina Simbolon (19000024)

Elsa Bea Nibasi Zega (19000025)

Desi Natalia Situmorang (19000027)

Yessa Yorika Simatupang (19000028)

Daniel Simare-mare (19000030)

Indah Maharani Br. Sembiring (19000031)

Rachel Sriayu Aritonang (19000032)

TUTOR : Drs. Charles M. Sianturi, MSBA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmatNya kami dapat menyelesaikan laporan tutorial ini. Laporan ini disusun berdasarkan
pemicu “Dokter yang Profesional”. Dalam kesempatan ini, kami juga mengucapkan terima
kasih kepada tutor dan semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan tutorial
ini.

Kami menyadari laporan yang kami buat ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata kami mengharapkan
laporan tutorial ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 27 September 2019

Hormat kami,

Kelompok 3
DATA PELAKSANAAN TUTORIAL

1. JUDUL BLOK

2. Humaniora & Metode Ilmiah

3. JUDUL TUTORIAL

4. Dokter yang Profesional

5. NAMA TUTOR

6. Drs. Charles M. Sianturi, MSBA

7. DATA PELAKSANAAN TUTORIAL

1. TUTORIAL I

1.HARI/TANGGAL : Rabu, 11 September 2019


2.WAKTU : 08.00 – 10.00 WIB

3.TEMPAT : Ruang Tutorial 3

2. TUTORIAL II

1. HARI/TANGGAL : Jumat, 13 September 2019

2. WAKTU : 08.00 – 10.00 WIB

3. TEMPAT : Ruang Tutorial 3


PEMICU

Seorang suami istri mengunjungi seorang dokter praktikum umum untuk konsultasi
dan berobat. Setelah dianamnesis, suami dari istri tersebut menderita penyakit menular
seksual. Istri pasien tersebut menanyakan diagnosis suaminya kepada dokter yang
bersangkutan. Apa sikap dan tindakan dokter tersebut?

1. UNFAMILIAR TERMS

 Anamnesis: Teknik pemeriksaan paling awal dalam pelayanan kedokteran


yang dilakukan lewat percakapan atau wawancara antara dokter/tenaga kesehatan
lainnya dengan pasien baik  secara   langsung  atau melalui orang lain yang paling
mengetahui tentang kondisi kesehatan pasien
 Diagnosis: Penentuan jenis penyakit berdasarkan tanda dan gejala dengan
menggunakan cara dan alat seperti laboratorium, foto, dan klinik
 Konsultasi: Perundingan antara pemberi dan penerima layanan kesehatan yang
bertujuan mencari penyebab timbulnya penyakit dan menentukan cara
pengobatannya

2. PROBLEM DEFINITION

 Tindakan atau sikap seorang dokter dalam menyampaikan diagnosis pasien


kepada istrinya
 Resiko yang diterima seorang dokter jika memberitahukan penyakit pasien
kepada istrinya

3. ANALYZING PROBLEM
 Dokter harus tegas mengatakan pada istri pasien bahwa dokter tidak dapat
memberitahukan penyakit pasien
 Dokter harus mendapat persetujuan dari pasien jika ingin memberitahukan
penyakit pasien pada keluarga pasien
 Dokter harus bertindak sesuai Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)
 Dokter mendapat tuntutan hukum dari pasien karena melanggar hak pasien
dengan (Pasal 322 KUHP)
4. HIPOTESA
 Sikap dan tindakan seorang dokter harus sesuai dengan KODEKI
 Seorang dokter harus memiliki standard kompetensi

5. LEARNING ISSUES
 Defenisi profesional dalam bidang keilmuan
 Defenisi profesi kedokteran
 Standart kompetensi seorang dokter
 Landasan hukum tindakan seorang dokter
 Hak dan kewajiban dokter
 Hak dan kewajiban pasien
 Defenisi etika dan etika kedokteran
 Landasan etika kedokteran
 Landasan hukum dalam menjaga rahasia pasien
Pembahasan Learning issues

1. Profesional adalah sifat dari suatu profesi, artinya suatu kumpulan pekerjaan yang
dilaksanakan berdasarkan ketentuan atau standar operasional pekerjaan sesuai dengan
bidangnya masing-masing (Kusnandar, 2007: 213)1.

Profesional adalah seseorang yang memiliki kompetensi dalam suatu pekerjaan


tertentu dan berkaitan dengan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Profesional
merupakan sikap yang mengacu pada peningkatan kualitas profesi (Mulyasa, 2007: 45)2.

2. Profesi kedokteran atau kedokteran gigi adalah suatu pekerjaan kedokteran atau
kedokteran gigi yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan, kompetensi yang
diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang, dan kode etik yang bersifat melayani
masyarakat (UU. No 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Pasal 1 Ayat 11)3.

3. Standart Kompentensi Dokter Indonesia (SKDI)


1. Profesionalitas yang Luhur
2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
3. Komunikasi Efektif
4. Pengelolaan Informasi
5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
6. Keterampilan Klinis
7. Pengelolaan Masalah Kesehatan

4. Landasan hukum tindakan seorang dokter yaitu UU N0. 29 Tahun 2004 Tentang
Praktik Kedokteran.

5. Hak Dokter

- Melakukan praktek setelah memperoleh SIP (Surat Izin Praktik)

- Memperoleh informasi yang benar tentang penyakit pasien

- Menolak melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan hukum

- Mengakhiri hubungan dengan pasien

- Menolak pasien yang bukan bidang spesialisasinya

- Privasi ketenangan bekerja


- Mengeluarkan surat keterangan dokter

- Menerima imbalan jasa

- Menjadi anggota perhimpunan profesi

- Membela diri

- Mendapat perlindungan dalam melaksanakan tugasnya

Kewajiban Dokter

- Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar


prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien
- Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau
kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau
pengobatan
- Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah
pasien itu meninggal dunia
- Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada
orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya
- Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau
kedokteran gigi.
6. Hak Pasien

- Hak untuk hidup

- Memperoleh penjelasan tentang diagnosis

- Menolak prosedur diagnosis dan terapi

- Memperoleh tentang perincian biaya

- Memperoleh penjelasan peraturan rumah sakit

- Menolak/menerima rujukan

- Menarik diri dalam kontrak terapeutik

Kewajiban Pasien

- Memeriksakan sedini mungkin pada dokter


- Memberikan informasi yang benar tentang penyakitnya

- Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter

- Menandatangani surat-surat

- Yakin pada dokter dan yakin akan sembuh

- Melunasi biaya-biaya4.

7. Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yang dalam bentuk tunggal
mempunyai arti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat,
akhlak, watak, perasaan sikap dan cara berpikir. Dalam bentuk jamak berarti adat
kebiasaan. Arti terakhir inilah yang menurut Aristoteles menjadi latar belakang bagi
terbentuknya istilah “etika”. Jika kita membatasi diri pada asal-usul kata ini, “Etika”
berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat istiadat5.

Etika profesi kedokteran merupakan seperaangkat perilaku para dokter dan


dokter gigi dalam hubungannya dengan pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat
dan mitra kerja. Rumusan perilaku para anggota profesi disusun oleh organisasi
profesi besama-sama pemerintah menjadi suatu kode etik profesi yang bersangkutan.
Tiap-tiap jenis tenaga kesehatan telah memiliki Kode Etiknya, namun Kode Etik
tenaga kesehatan tersebut mengacu pada Kode Etik Kedokteran Indonesia
(KODEKI)6.

8. Landasan etika kedokteran

1. Sumpah hipokrates
2. Deklarasi Geneva
3. Lafal Sumpah Dokter Indonesia
4. Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)
5. Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia (PERHUKI)
6. Deklarasi Helsinki
7. Deklarasi Sydney
8. Deklarasi Oslo
9. Deklarasi Tokyo
10. International Code of Medical Ethics
9. Landasan hukum menjaga rahasia kedokteran yaitu pasal 48 UU No. 29 Tahun 2004
Tentang Praktik kedokteran dan Pasal 12 KODEKI “Setiap dokter wajib
merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien bahkan
setelah pasien itu meninggal”.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kusnandar. Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


(KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. jakarta: PT Raja Grafindo Persada; 2007.
213 p.

2. Mulyasa E. Menjadi Guru Profesional menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan. Bandung: Rosdakarya; 2007. 45 p.

3. Republik I. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.


2004.

4. Hanafiah MJ, Amir A. Etika kedokteran dan Hukum kesehatan. 4th ed. Jakarta; 2008.
3 p.

5. Hendrik. Etika & Hukum kesehatan. Jakarta: EGC; 2011. 1 p.

6. Hanafiah M, Amir A. Etika kedokteran dan Hukum kesehatan. 4th ed. jakarta: EGC;
2008. 3 p.

7. ISKDI. (2012). STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA KONSIL


KEDOKTERAN INDONESIA. Retrieved from
http://www.kki.go.id/assets/data/arsip/SKDI_Perkonsil,_11_maret_13.pdf

8. Samratulangi, J. (2004). KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA DAN PEDOMAN


PELAKSANAAN KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA MAJELIS
KEHORMATAN ETIK KEDOKTERAN INDONESIA (MKEK) IKATAN DOKTER
INDONESIA (pp. 3150679–3900277). Retrieved from
https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/sehat/Kode-Etik-Kedokteran.pdf

Anda mungkin juga menyukai