Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

DAFTAR CEK MASALAH

DISUSUN OLEH:

1.AFILIA NURYANI ( 1900001166)


2.NUR AFIFAH (1900001171)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan dan
kelancaran sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada
waktunya . Dengan pertolongan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kelompok
ini bersama . Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa`atnya di akhirat nanti .

Kami mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat dan
karunianya , baik sehat fisik maupun akal pikiran sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “ DAFTAR CEK MASALAH“ .

Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan
dalam penulisannya . Untuk itu , kami mengharapkan kritik serta saran yang
membangun untuk makalah ini ke depannya agar makalah ini dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi . Kemudian apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah
ini kami penulis mohon maaf setulus-tulusnya kepada pembaca . Demikian, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua .

Yogyakarta , 25 Januari 2021

Penulis

i ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN .........................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................1
1.3 Tujuan Masalah ..............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................2
2.1 Teori Belajar Konstruktivistik Menurut Pakar ..............................4
2.2 Kelebihan Teori Belajar Konstruktivistik ....................................10
2.3 Kekurangan Teori Belajar Teori Konstruktivistik........................11
2.4 Aplikasi dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ...................11
BAB III PENUTUP .................................................................................13
3.1 Kesimpulan ..................................................................................13
3.2 Saran ............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................14

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1.Bagaimana konsep teori konstruktivisme menurut pakar ?
2.Apa kelebihan teori konstruktivisme ?
3.Apa kekurangan teori konstruktivisme ?
4.Bagaimana aplikasi belajar konstruktivisme dalam layanan bimbingan dan
konseling ?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui konsep teori konstruktivisme menurut pakar
2. Untuk dapat mengetahui kelebihan teori konstruktivisme
3. Untuk dapat mengetahui kekurangan teori konstruktivisme
4. Untuk dapat mengetahui bagaimana aplikasi belajar konstruktivisme dalam
layanan bimbingan dan konseling .

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Belajar Konstruktivistik Menurut Pakar


A. Teori Konstruktivisme
Konstruktivis ( constructivism ) dalam bahasa inggris berasal dari kata construct
yang berarti membina . Konstruktivisme adalah teori yang bertunjangkan usaha
pelajar mengaitkan ide lama dengan ide baru dalam pengetahuan ( Ausubel dalm
Sandia , 1996 ) . Menurut Santrock (2008) konstruktivisme adalah pendekatan untuk p
embelajaran yang menekankan bahwa individu akan belajar dengan baik apabila mere
ka secara aktif mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman.Hakikat pembelajaran k
onstruktivistik menurut Brooks & Brooks (1993) adalah pengetahuan bersifat non-obj
ektif, bersifat temporer, selalu berubah dan tidak menentu. Belajar dilihat sebagai pen
yusunan pengetahuan dari pengalaman konkrit, aktivitas kolaborasi, dan refleksi serta
interpretasi.
Mengajar berarti menata lingkungan agar siswa termotivasi dan menggali makna.
Atas dasar ini, maka siswa akan memiliki pemahaman yang berbeda terhadapa penget
ahuan tergantung pada pengalaman dan prespektif yang digunakan dalam mengintrepr
estasikannya. Konstruktivisme lahir dari gagasan Piaget dan Vygotsky . Kedua Ahli
tersebut menekankan bahwa belajar terjadi ketika konsepsi-konsepsi baru dimiliki
sebagai hasil dari pengolahan suatu informasi yang diterima dari lingkungannya .
Meskipun keduanya memiliki pandangan dalam teori belajar ini , pemikiran kedua
tokoh tersebut memiliki perbedaan .
Teori Konstruktivisme seperti konstruktivisme kognitif , konstruktivisme sosial
dna konstruktivisme radikal terdapat definisi yang dikemukakakn sebagai prinsip
utama dalam pendekatan ini bahwa peserta didik dapat memahami siatuasi baru dalam
pemahamn yang ada . Pembelajaran melibatkan proses aktif dimana peserta didik
mengkonstruksi makna dengan menghubungkan ide -ide baru dengan penegtahuan
mereka yang sudah ada . ( Naylor & Keogh , 1999 , hlm93.)Fokus utama
konstruktivisme adalah pengetahuan dikonseptualisasikan sebagai proses yang secara
aktif membangun makna dan belajar melalui pengalaman . Beyhan dan Koskal (2013)
.

2
Konstruktivisme dan Pengajaran
Guru yang menggunakan prinsip teori konstruktivisme memberikan aktivitas yang
menarik bagi siswa agar mereka terlibat dalam pembelajaran aktif . Sebagai
fasilitatot , guru membimbing dan membimbing siswa untuk membangun makna
mereka sendiri (Piaget ,1970 & Brader-Araje ,2002 ) . Pengalaman otentik yang
bermakan diberikan kepada siswa agar mereka dapat mengeksplorasi , menemukan
dan memecahkan masalah berdasarkan penegtahuan mereka sebelumnya .
Konstruktivisme Kognitif
Konstruktivisme kognitif Piaget (1970) menyatakan bahwa pembelajaran adalah
keadaan aktif dimana setiap anak membangun makna pribadi melalui
pengalamannya . Salah satu prinsip Piaget (1970) adalah pembelajaran merupakan
proses adatif dimana ank-anak membangun pengalaman mereka sebelumnya dan ini
berimplikasi pada cara dimana informasi disajikan oleh guru . Piaget (1970)
Menjadikan belajar dengan melakukan , yang menyarankan guru perlu memberikan
pengalaman langsung kepada siswa . Ahli teori percaya bahwa pelajar mengasimilasi
dan mengakomodasi pengetahuan baru dalam skema yang ada , sehingga informasi
selalu ditinjau dan dibangun kembali dengan cara baru ( Salley , 1999 , Tobias &
Duffy , 2009 ) .
Konstruktivisme Sosial
Konstruktivisme Sosial , yang dikemukakan oleh ahli teori Vygotsky (1978)
menekankan sifat kolaboratif pembelajaran dan peran budaya dan lingkungan sosial .
Teori tersebut menganjurkan bahwa pembelajaran berlangsung dalam lingkungan
sosial yang di dalamnya terdapat dialog , diskusi dan mempekerjakan guru metode
belajar mengajar kolaboratif ( Jones & Brader-Araje , 2002 ) sehingga kerja tim dan
keterampilan kelompok berkembang
Konstruktivisme Radikal
Konstruktivisme Radikal , Von Glasersfeld(1996) percaya bahwa setiap individu
membuat asosiasi dan membangun dan membangun interpretasi yang unik tetapi
proses pemahaman didasarkan pada interpretasi subjektif orang tersebut terhadap
pengalaman , sehingga menunjukkan bahwa meskipun sebuah pengalaman mungkin
identik , ada tidak cara menegtahui bahwa pemahaman atau makna yang dibangun itu
sama . “Pengetahuan dibangun dari pengalaman karena mereka adalah konstruksi

3
individu , seseorang tidak akan pernah mengatakan apakah dua orang telah
menghasilkan konstruksi yang sama “.( Von Glasersfeld , 1996 ,p.5 . )

1. KONSTRUKTIVISME INDIVIDUAL ( JEAN PIAGET )


Menurut Piaget , setiap individu memiliki kecenderungan alamiah dari dalam diri
mereka sendiri untuk mencari pemahaman dari apa yang terjadi saat berinteraksi
dengan lingkungan fisik .Piaget berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu
sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi atau memebentuk
pengetahuannya melalui proses asimilasi dan akomodasi . 4 Konsep Piaget tersebut
( skema , asimilasi , akomodasi dan ekuilibrium )
Skema adalah struktur mental atau kognitif yang dengannya seseorang itu secara
intelektual dapat beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya . Skema akan
beradaptasi dan berubaha selama perkembangan mental anak . Skema ini hasil
kesimpulan atau bentukan mental , konstruksi hipotesis , seperti intelek , kreativitas ,
kemampuan , dan naluri ( Wadsworth 1989 ) . Skema ini saling berketerkaitan dengan
kerangka berpikir atau kerangka referensi dalam memandang sesuatu . Suatu skema
dianggap sebagai elemen dalam struktur kognitif manusia . Skemata ( istilah jamak
skema ) yang ada dalam organisme akan membentuk atau menentukan bagaiamana
individu merespon lingkungan .
Asimilasi adalah proses kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan
informasi atau penetahuan baru kedalam skema yang telah ada . Asimilasi
( Assimilation ) mencerna proses informasi yang diterima dengan memasukan
informasi baru dalam struktur kognitifnya . Dalam proses ini individu
mengintegrasikan persepsi , konsep atau pengalaman baru dalam skema atau pola
pikir yang ada dalam pikirannya .
Akomodasi adalah proses penting yang menghasilkan perkembangan intelektual
karena proses ini membuat dan memodifikasi struktur kognitif baru . Akomodasi
sebuah proses yang membuat skema penegtahuan sebelumnya tentang informasi
diterima karena tidak ada pengetahuan sebelumnya tentang informasi tersebut .
Akomodasi terjadi dengan cara membentuk skema baru yang cocok dengan informasi
yang baru diterima .

4
Ekuilibrium adalah kesetimbangan antara asimilasi dan akomodasi . Proses ini
disebut sebagai ekuilibrasi sebuah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi
dan akomodasi . Seseorang memiliki kemampuan ekuilibrasi yang baik akan mampu
menata berbagai informasi ke dalam urutan yang baik , jernih , dan logis .
Pertumbuhan intelektual ini berproses secara terus menerus tentang keadaan
kesetimbangan(ekuilibrium) dan kesetidakimbangan(disekulibrium ) . Namun , bila
terjadi keseimbangan maka individu akan berada pada tingkat yang lebih tinggi dari
sebelumnya .
2.KONSTRUKTIVISME SOSIAL (LEV VYGOTSKY)
Konstruktivisme Sosial Vygotsky sejalan dengan konstruktivisme Individual
Piaget yang meyakini bahwa perkembangan intelektual terjadi pada saat individu
menghadapi tantangan dan pengalaman baru , serta untuk memecahkan masalah yang
muncul . Perbedaanya adalah Piaget memandang setiapindividu secara alamiah dapat
mengkonstruksi pengetahuan yang diperoleh dari lingkungan secara mandiri .
Lingkungan sosial atau interaksi sosial hanya satu bentuk lingkungan sosial interaksi
yang mempengaruhi seseorang dalam belajar .
Namun , Vygotsky meyakini bahwa pengetahuan dikonstruksi secara kolaboratif
antar individu . Proses dalam kognisi diarahkan melalui adaptasi intelektual dalam
konteks sosial budaya . Sumbangan penting teori Vygotsky adalah penekanannnya
bahwa pada hakikatnya pembelajaran ini bersifat sosiokultural . Maksudnya adalah ,
menurut Vygotsky pembelajaran adalah proses interaksi antara aspek “ internal”
dengan “eksternal” , yaitu kualitas pribadi seorang siswa yang berinteraksi dengan
lingkungan sosial pembelajaran ( interaksi antara siswa dengan guru , sesama siswa
atau antar siswa dan masyarakat ) . Menurut teori Vygotsky , fungsi kognitif berasal
dari interaksi sosial masing-masing individu dalam konsep budaya . Ia menekankan
bagaimana proses -proses perkembangan mental seperti ingatan , perhatian , dan
penalaran melibatkan pembelajaran mengunakan temuan-temuan masyarakat seperti
bahasa , sistem matematika , dan alat-alat ingatan lainnya .
3 Prinsip Penting yang diturunan dari teori Vygotsky sebagai berikut :
1. Zone of proximal development ( zona perkembangan terdekat ) . Menurut
Vygotsky , manusia memiliki dua tingkatan perkembangan , yaitu tingkata
perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial . Proses belajar terjadi
ketika seseorang berupaya untuk menguasai kemampuan pada tingkat perkembangan
potensial . Tingkat perkembangan potensial disebut Vygotsky sebagai zone of

5
proximal development ( ZDP ) . ZDP adalah jarak ruang antara tingkatan
perkembangan sesungguhnya yang ditunjukkan dalam kemampuan perkembangan
potensial yang ditunjukkkan dalam pemecahan masalah dibawah bimbingan orang
deasa atau yang lebih mampu .
2. Fungsi Bahasa , Vygotsky memberikan pandangan tentang pentingnya faktor
sosial , bahasa dan orang lain dalam perkembangnnya seorang anak . Perkembangan
bahasa pertama anak dalam hidupnya dipercaya sebagai pendorong terjadi pergeseran
dalam perkembangan kognitifnya . Vygotsky menekankan bagaimana proses -proses
perkembangan mental seperti ingatan , perhatian , dan penalaran melibatkan
pembelajaran menggunakan temuan-temuan dalam masyarakat terutama bahasa baik
verbal atau nonverbal . Bahasa berkembang dari interaksi sosial dengan orang lain .
3. Scaffolding , adalah proses pemberian bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal
pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan
kesempatan anak mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah mampu
mengerjakannya sendiri . Bantuasn yang diberikan guru dapat berupa petunjuk ,
peringatan , dorongan menguraikan masalah dalam bentuk lain yang memungkinkan
siswanya untuk mandiri . Scaffolding ini sebuah upaya pembelajaran yang mana
membantu atau membimbing siswa dalam upaya mencapai keberhasilan .

4. Tabel Perbedaan Konstruktivisme Piaget dan Vygotsky

PERBEDAAN
NO Konstruktivisme Individual Konstruktivisme Sosial
(Piaget) ( Vygotsky)
1 KONSEP Berfokus pada perkembangan Perkembangan kognitif
kognitif individual yang dicapai manusia bergantung pada
melalui pembentukan interaksi dengan lingkungan
pengetahuan dari lingkungan . sosialnya melalui bahasa dan
Kemampuan berpikir individual lingkungan sosial individu
yang terlepas dari konteks yang tidak lepas dari budaya
lingkungan menjadi tujuan dan sejarah sehingga
perkembangan . kemampuan berpikir individu
merupakan produk dan konteks

6
sosiokulturnya .
2 OBJEK KAJIAN Berfokus pada bentuk-bentuk Perkembangan kognitif
perkembangan kognitif yang individu tidak akan dapat
berproses secara otonom dipahami tanpa
(autonomous cognitive) didalam mempertimbangkan hubungan
diri individu yang mencapai interpersonal hubungannya dan
puncaknya dalam kemampuan berbagi lingkungan
berpikir rasional yang tidak kelembagaan (institusional)
berpusat pada diri sendiri , tapi dimana anak tumbuh dan
mengarahkan perspektifnya berkembang sejak anak-anak .
meluas menuju objek diluar Karena itu peran bahasa dalam
dirinya . pembentukan kemampuan
kognitif manusia menjadi
penting .
3 PENGEMBANGAN Struktur dan pikiran merupakan Bentuk-bentuk pengetahuan
BENTUK KOGNITIF sumber dari pemahaman seorang merupakan hasil dari interaksi
individu atas dunianya . merupakan hasil dari interaksi
terus-menerus dengan
lingkungan sosialnya .
Kemampuan kognitifnya
dicapai melalui proses dialektik
( atau salin timbal balik ) antar
individu dengan konteks sosial
dimana dirinya hidup.

B.Prinsip-prinsip Teori Konstruktivisme


Secara garis besar prinsip-prinsip konstruktivisme berikut ini :
1) Pengetahuan dibangun oleh siswa secara individu atau sosial
2) Siswa aktif terus mengkonstruksi sehingga terjadi perubahan menuju konsep
yang lebih rinci , lengkap serta sesuai dengan konsep ilmiah
3) Guru membantu siswa dalam menyediakan sarana , situasi agar proses konstruksi
dapat berjalan dengan baik

7
Selain itu pembelajaran konstruktivisme memandang bahwa siswa terus memeriksa
informasi baru dengan aturan-aturan yang sesuai .Untuk dapat mendorong siswa aktif
dalam kegiatan belajar maka dapat menciptakan suasana lingkungan belajar yang
demokratis , kegiatan berlangsung secara interaktif dan berpusat pada siswa dan
pendidik mendorong siswanya untuk mandiri serta bertanggungjawab atas kegiatan
belajar mereka .
C.Tujuan dari Teori Konstruktivistik
a. Adanya motivasi siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.
b. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menca
ri sendiri pertanyaan.
c. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman suatu ko
nsep secara lengkap.
d. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang lebih mandir
i.
e. Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.

D.Unsur Penting dalam Teori Konstruktivistik


1. Memperhatikan dan memanfaatkan pengetahuan awal siswa.
2. Pengalaman belajar yang autentik dan bermakna.
3. Adanya lingkungan social yang kondusif.
4. Adanya dorongan agar siswa mandiri.
5. Adanya usaha untuk mengenalkan siswa tentang dunia ilmiah.

E.Nilai-nilai konstruktivistik
Menurut Lebow dalam Hitipeuw (2009) nilai-nilai kontrukstivistik yang utama adalah:
a. Collaboration: apakah tugas-tugas pembelajaran dicapai melalui kerjasama de
ngan komunitasnya atau tidak?
b. Persoalan Autonomy: apakah kepentingan pribadi pembelajaran menentukan k
egiatan dan proses pembelajaran yang diterimanya?
c. Generativity: apakah ada kemungkinan pembelajar didorong untuk membangu
n dan menemukan sendiri prinsip-prinsip dan didorong untuk mengolaborasika
n apa yang diterima?
d. Reflectivity: apakah setelah pembelajaran seleesai misalnya, pembelajar bisa
melihat manfaat dari apa yang telah dipelajarinya dan apakah dia menemukan

8
sesuatu yang bisa digunakan untuk memperbaiki belajarnya sesuai dengan kon
teksnya?
e. Active engagement: apakah setiap individu terlihat secara aktif dalam belajar u
ntuk membangun pemahamannya atau pembelajaran lebih pada menerima saja
apa yang diberikan?
f. Personal revelance: apakah pembelajar bisa melihat keterkaitan dari apa yang
dipelajarinya dengan kehidupan sendiri?
g. Pluralisme: apakah pembelajarannya tidak menekankan pada suatu cara atau s
olusi? Apakah semua pendapat pribadi mendapat tempat dalam dialog pembel
ajaran.

F.Ciri-ciri Pembelajaran Konstruktivisme


Menurut Suparno (1997:49) secara garis besar prinsip-prinsip konstruktivisme adalah
(1) pengetahuan yang dibangun oleh siswa sendiri baik secra personal maupun secara
social; (2) pengetahuan tidak dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali dengan keaktifa
n siswa sendiri untuk bernalar; (3) siswa aktif mengkonstruksi secara terus menerus, s
ehingga terjadi perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta s
esuai dengan konsep ilmiah; (4) gru berperan membantu menyediakan sarana adan sit
uasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus.

Ciri-ciri Konstruktivisme menurut beberapa literature:


1. Pengetahuan dibangun berdasarkan pengalam atau pengetahuan yang telah ada
sebelumnya.
2. Belajara dalah merupakan penafsiran tentang dunia.
3. Belajar merupakan proses yang aktif dimana makna dikembangkan berdasarka
n pengalaman.
4. Pengetahuan tumbuh karena adanya perundingan (negosiasi) makna melalui b
erbagai informasi atau menyepakati suatu pandangan dalam berinteraksi atau b
ekerja sama dengan orang lain.
Sedangkan menurut Mahisa Alit dalam bukunya menuliskan bahwa ciri-ciri pembelaj
aran yang konstruktivis adalah :
1. Menyediakan pengalaman belajar dengan mengaitkan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan
pengetahuan

9
2. Menyediakan berbagai alternative pengalaman belajar, tidak semua mengerjak
an tugas yang sama, misalnya suatu maslah dapat diselesaikan dengan berbaga
i cara
3. Mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya transmisi
social, yaitu terjadinya intrraksi dan kerja sama seseorang dengan orang lain at
au dengan lingkungannya, misalnya interaksi dan kerjasama antara siswa, guru,
dan siswa-siswa.
4. Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistic dan relevan deng
an melibatkan pengalam konkrit, misalnya untuk memahami suatu konsep mel
alui kenyataan kehidupan sehari-hari.
5. Memanfaatkan berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis sehingg
a pembelajaran menjadi lebih efektif.
6. Melibatkan siswa secara emosional dan social sehingga menjadi lebih menarik
danb siswa mau belajar.(2004:37).

2.2 Kelebihan Teori Belajar Konstruktivistik


1. Dalam hal ini guru memberikan arah dalam pembelajaran dan menyediakan
apa yang dibutuhkan oleh siswanya .Karena dalam konstruktivisme pengetahuan
tidak hanya didapatkan melalui pembelajaran namun didapatkan juga pada proses
diskusi , pengalaman dan lingkungan sekitar mereka .
2. Pembelajaran akan lebih aktif dan kreatif jika siswa dapat memahami
pembelajaran yang didapatkan disekolah dan apa yang dia dapatkan diluar
sekolah . Pengetahuan yang didapatkan tersebut dapat dia kaitkan dengan baik
dan seksama selain hal itu pula siswa dapat memahami ilmu-ilmu yang mereka
dapatkan .
3. Pembelajaran bermakna dalam hal ini mengintrinsikinformasi dengan struktur
penelitian , yang mana dapat kita pahami pula jika siswa juga dapat mengaitkan
pengalaman pribadinya dengan informasi dari teman , keluarga , surat kabar ,
televisi , dan lain-lain .
4. Kebebasan dalam belajar . Siswa dapat bebas mengaitkan ilmu-ilmu yang
didapatkan baik dilingkungan dengan yang ada disekolah sehingga dapat tercipta
konsep yang diharapkan .
5. Perbedaan individual terukur dan tetap dihargai.

10
6.Guru berpikir dengan atau untuk terus membina adanya pengetahuan baru , dan
siswa berpikir untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi dan
membuat sebuah keputusan baik .
2.3 Kekurangan Teori Belajar Konstruktivistik
1. Pada proses belajar konstruktivisme secara konseptual ialah proses belajar
yang bukan merupakan perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar
pada diri siswa untuk pengalaman melalui adanya proses asimilasi dan akomodasi
yang bermuara pada pemutakhiran struktur kognitif .
2. Peran siswa . Belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan
3. Peran guru . Guru tidak menerapkan penetahuan yang dimiliki melainkan
membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri .
4. Sarana belajar . Pendekatan ini menekankan pada peran utama kegiatan belajar
adalah aktifitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri .
5. Evaluasi . Pandangan ini mengemukakan bahwa lingkungan belajar sangat
mendukung munculnya berbagai pandangan dan interpretasi terhadap realitas ,
konstruksi pengetahuan serta aktifitas lain yang didasarkan pada adanya
pengalaman .

2.4 Aplikasi dalam Layanan Bimbingan dan Konseling


1.Guru mengidentifikasikan pengetahuan sebelumnya ( prior knowledge ) tentang
materi yang akan diberikan . Selain pengetahuan awal , guru dapat memeriksa
adanya kesalahpahaman yang mungkin dimiliki siswa terkait materi tersebut .
Interkasi tapa adanya bimbingan kemungkinan akan menyebabkan kekeliruan
atau miskonsepsi . Adapun langkah yang dapat dilakukan guru yaitu , memeriksa
pengetahuan awal dan miskonsepsi yang mungkin dimiliki siswa dengan
memberikan pertanyaan -pertanyaan tertulis dengan jawaban terbuka sebelum
pembelajaran .

1. Guru menyusun program pembelajaran dalam bentuk materi yang dibahas


(tujuan belajar) dan kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan belajar .
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran perlu memfasilitasi kerja sama antar siswa .
Guru memerankan diri sebagai mediator dan fasilitator .

11
2. , Guru melakukan elisitas pada awal pembelajaran agar situasi pembelajaran
agar situasi pembelajaran yag kondusif dapat tercipta . Guru perlu menciptakan
kegiatan orientasi untuk membangkitkan minat siswa terhadap materi . Siswa
didorong untuk mengemukakan gagasan intuitifnya sebanyak mungkin seperti
mereka alami dan amati dalam lingkungan hidup sehari-hari . Cara-cara dapat
diambil dalam lagkah seperti diskusi , menulis pengalaman pribadi ,
menampilkan ilustrasi gambar untuk dikomentari siswa , dan lain-lain .

3. Guru melakukan refleksi berbagai informasi tentang penegtahuan awal dan


minskonsepsi yang telah terungkap pada tahap orientasi dan elisitas didiskusikan
kembali dengan siswa .

4. Siswa diarahkan untuk merestrukturisasi pemahaman dalam pikiranna melalui


diskusi kelas . Dalam hal ini siswa perlu membangun ulang kerangka konseptual
yang dimiliki . Siswa dituntun untuk merevisi pemahamannnya yang tidak tepat
dan membangun pemahaman baru yang belum dimiliki .

5. Mendorong siswa mengaplikasikan pemahaman baru dalam menjelaskan atau


memecahkan masalah-masalah terkait dengan topik atau materi . Masalah-
masalah yang dipecahkan diupayakan harus relevan dengan kehiduan sehari-hari
siswa .

7.Guru melakukan review untuk meninjau keberhasilan strategi yang telah


berlangsung an memperbaiki rencaan pembelajaran selanjutnya untuk
menetapkan kegiatan belajar dan langkah-langkah pembelajaran berikutnya .

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori belajar konstruktivisme adalah teori yang menciptakan suatu makna yang
telah dipelajari . Karakteristik utama ddari teori belajar ini adalah msiswa aktif
mengkonstruksi pengetahuannya pada proses belajar . Pandangan konstruktivisme
menurut Piaget pada konstruktivisme individual terdapat skema , asimilasi ,
akomodasi , dan ekuilibrium . Sedangkan , menurut Vygotsky pada konstruktivisme
sosial terdapat fungsi bahasa , zone of proximal development ( perkembangan zona
terdekat ) dan scaffolding . Teori konstruktivisme memfokuskan adanya upaya belajar
untuk memberikan makna pengetahuan kepada siswa melalui proses belajar yang
tidak lepas dari prses asimilasi dan akomodasi menuju pembentukan struktur
kognitif . Dan sebagai prinsip utamanya pndekatan ini peserta didik dapat memahami
situasi baru dalam proses pemahaman yang ada dan melibatkan proses aktif peserta
didik dalam mengkonstruksi makna dengan menghubungkan ide-ide baru dari
pengetahuan yang mereka telah mendapatkannya .

13
3.2 Saran
Guru dapat mendorong siswanya untuk dapat mengerjakan sesuatu sesuai
pikirannya dan pengetahuannya untuk mendorong adanya pandangan-pandangan yang
ada pada diri mereka . Jika siswa dapat atau mapu meyakinkan diri mereka untuk
menjawab dengan ketepatan maka pandang dan cara menjawab akan dapat berubah
sebagaimana mestinya . Dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan baik dari segi peulisan dan penyusunan materi dalam teori ini . Kami
berharap kepada para pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun .

DAFTAR PUSTAKA

Nursalim, Mochamad ., dkk . 2019 .Psikologi Pendidikan . Bandung : PT Remaja


Rosdakarya .
Syofrianisda , Moh. Suardi . 2018. Belajar dan Pembelajaran . Yogyakarta : Parama
Ilmu
Suparlan .(2019).Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran . Jurnal Keislaman
dan Ilmu Pendidikan .Vol.,1.No.2. Juli 2019
Ramsook , Leela ., & Thomas , Marlene . (2016) . Constructivism-Linking Theory
with Practice among Pre -Service Teachers at the University of Trinidad and
Tobago . International Journal of Learning , Teaching and Educational
Research . Vol.15, No.7,pp.127-137.
Nanik . (2014). Perkembangan Anak Ditinjau dari Teori Konstruktivisme . Journal Of
Islamic Education .Vol. 2 No. 1

14
Nurhidayati , Euis .(2017) Pendagogi Konstruktivisme dalam Praksis Pendidikan
Indonesia . Indonesian Journal of Education Counseling .Vol 1 , No.1 . Pg
1-14

15

Anda mungkin juga menyukai