DISUSUN OLEH:
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan dan
kelancaran sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada
waktunya . Dengan pertolongan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kelompok
ini bersama . Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa`atnya di akhirat nanti .
Kami mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat dan
karunianya , baik sehat fisik maupun akal pikiran sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “ DAFTAR CEK MASALAH“ .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan
dalam penulisannya . Untuk itu , kami mengharapkan kritik serta saran yang
membangun untuk makalah ini ke depannya agar makalah ini dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi . Kemudian apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah
ini kami penulis mohon maaf setulus-tulusnya kepada pembaca . Demikian, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua .
Penulis
i ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN .........................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................1
1.3 Tujuan Masalah ..............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................2
2.1 Teori Belajar Konstruktivistik Menurut Pakar ..............................4
2.2 Kelebihan Teori Belajar Konstruktivistik ....................................10
2.3 Kekurangan Teori Belajar Teori Konstruktivistik........................11
2.4 Aplikasi dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ...................11
BAB III PENUTUP .................................................................................13
3.1 Kesimpulan ..................................................................................13
3.2 Saran ............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................14
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Konstruktivisme dan Pengajaran
Guru yang menggunakan prinsip teori konstruktivisme memberikan aktivitas yang
menarik bagi siswa agar mereka terlibat dalam pembelajaran aktif . Sebagai
fasilitatot , guru membimbing dan membimbing siswa untuk membangun makna
mereka sendiri (Piaget ,1970 & Brader-Araje ,2002 ) . Pengalaman otentik yang
bermakan diberikan kepada siswa agar mereka dapat mengeksplorasi , menemukan
dan memecahkan masalah berdasarkan penegtahuan mereka sebelumnya .
Konstruktivisme Kognitif
Konstruktivisme kognitif Piaget (1970) menyatakan bahwa pembelajaran adalah
keadaan aktif dimana setiap anak membangun makna pribadi melalui
pengalamannya . Salah satu prinsip Piaget (1970) adalah pembelajaran merupakan
proses adatif dimana ank-anak membangun pengalaman mereka sebelumnya dan ini
berimplikasi pada cara dimana informasi disajikan oleh guru . Piaget (1970)
Menjadikan belajar dengan melakukan , yang menyarankan guru perlu memberikan
pengalaman langsung kepada siswa . Ahli teori percaya bahwa pelajar mengasimilasi
dan mengakomodasi pengetahuan baru dalam skema yang ada , sehingga informasi
selalu ditinjau dan dibangun kembali dengan cara baru ( Salley , 1999 , Tobias &
Duffy , 2009 ) .
Konstruktivisme Sosial
Konstruktivisme Sosial , yang dikemukakan oleh ahli teori Vygotsky (1978)
menekankan sifat kolaboratif pembelajaran dan peran budaya dan lingkungan sosial .
Teori tersebut menganjurkan bahwa pembelajaran berlangsung dalam lingkungan
sosial yang di dalamnya terdapat dialog , diskusi dan mempekerjakan guru metode
belajar mengajar kolaboratif ( Jones & Brader-Araje , 2002 ) sehingga kerja tim dan
keterampilan kelompok berkembang
Konstruktivisme Radikal
Konstruktivisme Radikal , Von Glasersfeld(1996) percaya bahwa setiap individu
membuat asosiasi dan membangun dan membangun interpretasi yang unik tetapi
proses pemahaman didasarkan pada interpretasi subjektif orang tersebut terhadap
pengalaman , sehingga menunjukkan bahwa meskipun sebuah pengalaman mungkin
identik , ada tidak cara menegtahui bahwa pemahaman atau makna yang dibangun itu
sama . “Pengetahuan dibangun dari pengalaman karena mereka adalah konstruksi
3
individu , seseorang tidak akan pernah mengatakan apakah dua orang telah
menghasilkan konstruksi yang sama “.( Von Glasersfeld , 1996 ,p.5 . )
4
Ekuilibrium adalah kesetimbangan antara asimilasi dan akomodasi . Proses ini
disebut sebagai ekuilibrasi sebuah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi
dan akomodasi . Seseorang memiliki kemampuan ekuilibrasi yang baik akan mampu
menata berbagai informasi ke dalam urutan yang baik , jernih , dan logis .
Pertumbuhan intelektual ini berproses secara terus menerus tentang keadaan
kesetimbangan(ekuilibrium) dan kesetidakimbangan(disekulibrium ) . Namun , bila
terjadi keseimbangan maka individu akan berada pada tingkat yang lebih tinggi dari
sebelumnya .
2.KONSTRUKTIVISME SOSIAL (LEV VYGOTSKY)
Konstruktivisme Sosial Vygotsky sejalan dengan konstruktivisme Individual
Piaget yang meyakini bahwa perkembangan intelektual terjadi pada saat individu
menghadapi tantangan dan pengalaman baru , serta untuk memecahkan masalah yang
muncul . Perbedaanya adalah Piaget memandang setiapindividu secara alamiah dapat
mengkonstruksi pengetahuan yang diperoleh dari lingkungan secara mandiri .
Lingkungan sosial atau interaksi sosial hanya satu bentuk lingkungan sosial interaksi
yang mempengaruhi seseorang dalam belajar .
Namun , Vygotsky meyakini bahwa pengetahuan dikonstruksi secara kolaboratif
antar individu . Proses dalam kognisi diarahkan melalui adaptasi intelektual dalam
konteks sosial budaya . Sumbangan penting teori Vygotsky adalah penekanannnya
bahwa pada hakikatnya pembelajaran ini bersifat sosiokultural . Maksudnya adalah ,
menurut Vygotsky pembelajaran adalah proses interaksi antara aspek “ internal”
dengan “eksternal” , yaitu kualitas pribadi seorang siswa yang berinteraksi dengan
lingkungan sosial pembelajaran ( interaksi antara siswa dengan guru , sesama siswa
atau antar siswa dan masyarakat ) . Menurut teori Vygotsky , fungsi kognitif berasal
dari interaksi sosial masing-masing individu dalam konsep budaya . Ia menekankan
bagaimana proses -proses perkembangan mental seperti ingatan , perhatian , dan
penalaran melibatkan pembelajaran mengunakan temuan-temuan masyarakat seperti
bahasa , sistem matematika , dan alat-alat ingatan lainnya .
3 Prinsip Penting yang diturunan dari teori Vygotsky sebagai berikut :
1. Zone of proximal development ( zona perkembangan terdekat ) . Menurut
Vygotsky , manusia memiliki dua tingkatan perkembangan , yaitu tingkata
perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial . Proses belajar terjadi
ketika seseorang berupaya untuk menguasai kemampuan pada tingkat perkembangan
potensial . Tingkat perkembangan potensial disebut Vygotsky sebagai zone of
5
proximal development ( ZDP ) . ZDP adalah jarak ruang antara tingkatan
perkembangan sesungguhnya yang ditunjukkan dalam kemampuan perkembangan
potensial yang ditunjukkkan dalam pemecahan masalah dibawah bimbingan orang
deasa atau yang lebih mampu .
2. Fungsi Bahasa , Vygotsky memberikan pandangan tentang pentingnya faktor
sosial , bahasa dan orang lain dalam perkembangnnya seorang anak . Perkembangan
bahasa pertama anak dalam hidupnya dipercaya sebagai pendorong terjadi pergeseran
dalam perkembangan kognitifnya . Vygotsky menekankan bagaimana proses -proses
perkembangan mental seperti ingatan , perhatian , dan penalaran melibatkan
pembelajaran menggunakan temuan-temuan dalam masyarakat terutama bahasa baik
verbal atau nonverbal . Bahasa berkembang dari interaksi sosial dengan orang lain .
3. Scaffolding , adalah proses pemberian bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal
pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan
kesempatan anak mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah mampu
mengerjakannya sendiri . Bantuasn yang diberikan guru dapat berupa petunjuk ,
peringatan , dorongan menguraikan masalah dalam bentuk lain yang memungkinkan
siswanya untuk mandiri . Scaffolding ini sebuah upaya pembelajaran yang mana
membantu atau membimbing siswa dalam upaya mencapai keberhasilan .
PERBEDAAN
NO Konstruktivisme Individual Konstruktivisme Sosial
(Piaget) ( Vygotsky)
1 KONSEP Berfokus pada perkembangan Perkembangan kognitif
kognitif individual yang dicapai manusia bergantung pada
melalui pembentukan interaksi dengan lingkungan
pengetahuan dari lingkungan . sosialnya melalui bahasa dan
Kemampuan berpikir individual lingkungan sosial individu
yang terlepas dari konteks yang tidak lepas dari budaya
lingkungan menjadi tujuan dan sejarah sehingga
perkembangan . kemampuan berpikir individu
merupakan produk dan konteks
6
sosiokulturnya .
2 OBJEK KAJIAN Berfokus pada bentuk-bentuk Perkembangan kognitif
perkembangan kognitif yang individu tidak akan dapat
berproses secara otonom dipahami tanpa
(autonomous cognitive) didalam mempertimbangkan hubungan
diri individu yang mencapai interpersonal hubungannya dan
puncaknya dalam kemampuan berbagi lingkungan
berpikir rasional yang tidak kelembagaan (institusional)
berpusat pada diri sendiri , tapi dimana anak tumbuh dan
mengarahkan perspektifnya berkembang sejak anak-anak .
meluas menuju objek diluar Karena itu peran bahasa dalam
dirinya . pembentukan kemampuan
kognitif manusia menjadi
penting .
3 PENGEMBANGAN Struktur dan pikiran merupakan Bentuk-bentuk pengetahuan
BENTUK KOGNITIF sumber dari pemahaman seorang merupakan hasil dari interaksi
individu atas dunianya . merupakan hasil dari interaksi
terus-menerus dengan
lingkungan sosialnya .
Kemampuan kognitifnya
dicapai melalui proses dialektik
( atau salin timbal balik ) antar
individu dengan konteks sosial
dimana dirinya hidup.
7
Selain itu pembelajaran konstruktivisme memandang bahwa siswa terus memeriksa
informasi baru dengan aturan-aturan yang sesuai .Untuk dapat mendorong siswa aktif
dalam kegiatan belajar maka dapat menciptakan suasana lingkungan belajar yang
demokratis , kegiatan berlangsung secara interaktif dan berpusat pada siswa dan
pendidik mendorong siswanya untuk mandiri serta bertanggungjawab atas kegiatan
belajar mereka .
C.Tujuan dari Teori Konstruktivistik
a. Adanya motivasi siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.
b. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menca
ri sendiri pertanyaan.
c. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman suatu ko
nsep secara lengkap.
d. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang lebih mandir
i.
e. Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.
E.Nilai-nilai konstruktivistik
Menurut Lebow dalam Hitipeuw (2009) nilai-nilai kontrukstivistik yang utama adalah:
a. Collaboration: apakah tugas-tugas pembelajaran dicapai melalui kerjasama de
ngan komunitasnya atau tidak?
b. Persoalan Autonomy: apakah kepentingan pribadi pembelajaran menentukan k
egiatan dan proses pembelajaran yang diterimanya?
c. Generativity: apakah ada kemungkinan pembelajar didorong untuk membangu
n dan menemukan sendiri prinsip-prinsip dan didorong untuk mengolaborasika
n apa yang diterima?
d. Reflectivity: apakah setelah pembelajaran seleesai misalnya, pembelajar bisa
melihat manfaat dari apa yang telah dipelajarinya dan apakah dia menemukan
8
sesuatu yang bisa digunakan untuk memperbaiki belajarnya sesuai dengan kon
teksnya?
e. Active engagement: apakah setiap individu terlihat secara aktif dalam belajar u
ntuk membangun pemahamannya atau pembelajaran lebih pada menerima saja
apa yang diberikan?
f. Personal revelance: apakah pembelajar bisa melihat keterkaitan dari apa yang
dipelajarinya dengan kehidupan sendiri?
g. Pluralisme: apakah pembelajarannya tidak menekankan pada suatu cara atau s
olusi? Apakah semua pendapat pribadi mendapat tempat dalam dialog pembel
ajaran.
9
2. Menyediakan berbagai alternative pengalaman belajar, tidak semua mengerjak
an tugas yang sama, misalnya suatu maslah dapat diselesaikan dengan berbaga
i cara
3. Mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya transmisi
social, yaitu terjadinya intrraksi dan kerja sama seseorang dengan orang lain at
au dengan lingkungannya, misalnya interaksi dan kerjasama antara siswa, guru,
dan siswa-siswa.
4. Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistic dan relevan deng
an melibatkan pengalam konkrit, misalnya untuk memahami suatu konsep mel
alui kenyataan kehidupan sehari-hari.
5. Memanfaatkan berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis sehingg
a pembelajaran menjadi lebih efektif.
6. Melibatkan siswa secara emosional dan social sehingga menjadi lebih menarik
danb siswa mau belajar.(2004:37).
10
6.Guru berpikir dengan atau untuk terus membina adanya pengetahuan baru , dan
siswa berpikir untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi dan
membuat sebuah keputusan baik .
2.3 Kekurangan Teori Belajar Konstruktivistik
1. Pada proses belajar konstruktivisme secara konseptual ialah proses belajar
yang bukan merupakan perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar
pada diri siswa untuk pengalaman melalui adanya proses asimilasi dan akomodasi
yang bermuara pada pemutakhiran struktur kognitif .
2. Peran siswa . Belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan
3. Peran guru . Guru tidak menerapkan penetahuan yang dimiliki melainkan
membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri .
4. Sarana belajar . Pendekatan ini menekankan pada peran utama kegiatan belajar
adalah aktifitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri .
5. Evaluasi . Pandangan ini mengemukakan bahwa lingkungan belajar sangat
mendukung munculnya berbagai pandangan dan interpretasi terhadap realitas ,
konstruksi pengetahuan serta aktifitas lain yang didasarkan pada adanya
pengalaman .
11
2. , Guru melakukan elisitas pada awal pembelajaran agar situasi pembelajaran
agar situasi pembelajaran yag kondusif dapat tercipta . Guru perlu menciptakan
kegiatan orientasi untuk membangkitkan minat siswa terhadap materi . Siswa
didorong untuk mengemukakan gagasan intuitifnya sebanyak mungkin seperti
mereka alami dan amati dalam lingkungan hidup sehari-hari . Cara-cara dapat
diambil dalam lagkah seperti diskusi , menulis pengalaman pribadi ,
menampilkan ilustrasi gambar untuk dikomentari siswa , dan lain-lain .
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori belajar konstruktivisme adalah teori yang menciptakan suatu makna yang
telah dipelajari . Karakteristik utama ddari teori belajar ini adalah msiswa aktif
mengkonstruksi pengetahuannya pada proses belajar . Pandangan konstruktivisme
menurut Piaget pada konstruktivisme individual terdapat skema , asimilasi ,
akomodasi , dan ekuilibrium . Sedangkan , menurut Vygotsky pada konstruktivisme
sosial terdapat fungsi bahasa , zone of proximal development ( perkembangan zona
terdekat ) dan scaffolding . Teori konstruktivisme memfokuskan adanya upaya belajar
untuk memberikan makna pengetahuan kepada siswa melalui proses belajar yang
tidak lepas dari prses asimilasi dan akomodasi menuju pembentukan struktur
kognitif . Dan sebagai prinsip utamanya pndekatan ini peserta didik dapat memahami
situasi baru dalam proses pemahaman yang ada dan melibatkan proses aktif peserta
didik dalam mengkonstruksi makna dengan menghubungkan ide-ide baru dari
pengetahuan yang mereka telah mendapatkannya .
13
3.2 Saran
Guru dapat mendorong siswanya untuk dapat mengerjakan sesuatu sesuai
pikirannya dan pengetahuannya untuk mendorong adanya pandangan-pandangan yang
ada pada diri mereka . Jika siswa dapat atau mapu meyakinkan diri mereka untuk
menjawab dengan ketepatan maka pandang dan cara menjawab akan dapat berubah
sebagaimana mestinya . Dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan baik dari segi peulisan dan penyusunan materi dalam teori ini . Kami
berharap kepada para pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun .
DAFTAR PUSTAKA
14
Nurhidayati , Euis .(2017) Pendagogi Konstruktivisme dalam Praksis Pendidikan
Indonesia . Indonesian Journal of Education Counseling .Vol 1 , No.1 . Pg
1-14
15