Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

Character Building
Manusia dan Ketuhanan
ABSTRAK TUJUAN
Memahami hubungan Setelah membaca modul ini,
manusia dan Tuhan agar mahasiswa diharapkan mampu
untuk :
dapat menjadi manusia
yang sempurna. Tatap Muka Kode Mata Kuliah : U1119001
Memahami pengertian manusia

01
Fakultas: Ekonomi dan Bisnis Disusun Oleh :
dan kemanusiaan; memahami
Program Studi: Manajemen Islahulben, SE., MM Sri Rahayu Handayani, SPd., MM
konsep Ketuhanan; memahami
hubungan manusia dan Tuhan.

2020 Character Building


2 Islahulben, SE., MM Sri Rahayu Handayani, SPd., MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
PEMBAHASAN

I. Pendahuluan

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling mulia. Manusia terdiri dari dua bagian, jasad dan
roh. Pengertian ini sesuai dengan pendapat Descarte yang menyatakan bahwa manusia itu
terdiri dari tubuh (body) dan jiwa (soul). Tubuh dianggap sebagai yang tidak berpikir
sedangkan jiwa adalah sebaliknya. Hal ini juga diikuti oleh Spinoza yang melalui
reduksipanteistik terhadap suatu benda memasukkan body dan soul manusia kepada Tuhan.
Menurut Pan Peursen, dualisme tersebut merupakan kesatuan manusia sebagai eksistensi rohani
dan badani. Keduanya dapat dianggap sebagai suatu model, tetapi tidak boleh dipandang
sebagai faktor yang berdiri sendiri. Oleh karena manusia adalah hasil kombinasi roh dan jasad.
Manusia juga membawa dua kecenderungan yaitu kecenderungan untuk menjadi baik dan
kecenderungan untuk menjadi jahat.

II. Pembahasan
2.1 Pengertian Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial
Manusia dapat diartikan berbeda-beda, dari segi biologis, rohani dan istilah kebudayaan atau
secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai homo sapiens, spesies
primate dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal
kerohanian, manusia dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi yang dalam agama,
dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan atau makhluk hidup. Dalam antropologi
kebudayaan, manusia dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam
masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya dan terutama berdasarkan
kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta
pertolongan. Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya.
Secara alamiah jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan.

2020 Character Building


3 Islahulben, SE., MM Sri Rahayu Handayani, SPd., MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Pengalaman subjektif dari seorang individu berpusat di sekitar kesadarannya. Kesadaran diri
atau pikiran memperbolehkan adanya persepsi eksistensinya sendiri, dan dari perjalanan waktu.
Ilmu pengetahuan psikologi mempelajari hati manusia (psike), khususnya alam bawah sadar
(tak sadar). Praktik psikoanalisis yang dirancang oleh Sigmund Freud mencoba menyingkap
bagian dari alam bawah sadar. Freud menyusun diri manusia menjadi Ego, superego. Carl
Gustav juga memperkenalkan pemikiran alam bawah sadar kolektif/bersama, dan sebuah proses
pengindividuan, menuangkan keragu-raguan untuk ketetapan pendefinisian individu yang dapat
diartikan. Manusia perlu membangun relasi dengan diri sendiri, relasi dengan sesama, relasi
dengan dunia luar dan yang lebih penting lagi adalah membangun relasi dengan Tuhan.
Pendidikan modern telah mempengaruhi peserta didik dari berbagai arah dan pengaruhnya telah
sedemikian rupa merasuki jiwa generasi penerus. Jika tidak pandai membina jiwa generasi
mendatang, dengan menanamkan nilai-nilai keimanan dalam nalar pikir dan akal budi mereka,
maka mereka tidak akan selamat dari pengaruh negatif pendidikan modern. Mungkin mereka
merasa ada yang kurang dalam sisi spritualitasnya dan berusaha menyempurnakannya dari
sumber-sumber lain. Bila ini terjadi, maka perlu segera diambil tindakan, agar pintu spritualitas
yang terbuka tidak diisi oleh ajaran lain yang bukan berasal dari ajaran spritualitas yang benar.

Manusia sebagai makhluk individu artinya manusia sebagai makhluk hidup atau makhluk
individu maksudnya tiap manusia berhak atas milik pribadinya sendiri dan bisa disesuaikan
dengan lingkungan sekitar. Manusia individu adalah subjek yang mengalami kondisi manusia.
Ini diikatkan dengan lingkungannya melalui indera mereka dan dengan masyarakat melalui
kepribadian mereka, jenis kelamin mereka serta status sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil
melalui tahap bayi, kanak-kanak, remaja, kematangan dan usia lanjut. Deklarasi universal untuk
hak asasi diadakan untuk melindungi hak masing-masing individu. Manusia sebagai mahkluk
individu juga memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai
dengan tindakan-tindakan yang akan diambil.

Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia membutuhkan orang lain dan lingkungan
sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi. Bersosialisasi disini berarti membutuhkan
lingkungan sosial sebagai salah satu habitatnya, maksudnya tiap manusia saling membutuhkan

2020 Character Building


4 Islahulben, SE., MM Sri Rahayu Handayani, SPd., MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
satu sama lainnya untuk bersosialisasi dan berinteraksi. Manusia pun berlaku sebagai makhluk
sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.
Manusia bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam dan lingkungan untuk
menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya demi kelangsungan hidup
sejenisnya.

2.2 Peranan Manusia sebagai Mahluk Individu dan Sosial


Individu dalam hal ini adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan
yang khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola
tingkah laku spesifik tentang dirinya. Akan tetapi dalam banyak hal banyak pula persamaan
disamping hal-hal yang spesifik tentang dirinya dengan orang lain. Disini jelas bahwa individu
adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas didalam lingkungan sosialnya,
melainkan juga mempunyai kepribadian, serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Persepsi
terhadap individu atau hasil pengamatan manusia dengan segala maknanya merupakan suatu
keutuhan ciptaan Tuhan yang mempunyai tiga aspek yang melekat pada dirinya, yaitu aspek
organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Apabila terjadi kegoncangan pada
salah satu aspek, maka akan membawa akibat pada aspek yang lainnya.

Manusia mempunyai pengaruh penting dalam kelangsungan ekosistem serta habitat manusia itu
sendiri, tindakan-tindakan yang diambil atau kebijakan-kebijakan tentang hubungan dengan
lingkungan akan berpengaruh bagi lingkungan dan manusia itu sendiri.
Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana hubungan kita
sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang dapat membuat
kita menyadari hubungan manusia dengan lingkungan. Manusia memiliki tugas untuk menjaga
lingkungan demi menjaga kelansungan hidup manusia itu sendiri dimasa akan datang.

2.3 Pengertian Ketuhanan

2020 Character Building


5 Islahulben, SE., MM Sri Rahayu Handayani, SPd., MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran tentang Tuhan dengan pendekatan akal budi, yaitu
memakai apa yang disebut sebagai pendekatan filosofis. Bagi orang yang menganut agama
tertentu (terutama agama Islam, Kristen, Yahudi), akan menambahkan pendekatan wahyu di
dalam usaha memikirkannya. Jadi Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran para manusia dengan
pendekatan akal budi tentang Tuhan. Usaha yang dilakukan manusia ini bukanlah untuk
menemukan Tuhan secara absolut atau mutlak, tetapi mencari pertimbangan kemungkinan-
kemungkinan bagi manusia untuk sampai pada kebenaran tentang Tuhan.

Tuhan bisa dikenal berdasarkan sifat-sifatnya, diantaranya Tuhan Maha tahu, kuasa, kuat, dan
lain-lain. Tuhan adalah nama zat yang disembah oleh ciptaannya. Tuhan tidak serupa dengan
ciptaannya. Kata Tuhan merujuk kepada suatu zat abadi dan supranatural, biasanya dikatakan
mengawasi dan memerintah manusia dan alam semesta atau jagad raya. Hal ini bisa juga
digunakan untuk merujuk kepada beberapa konsep yang mirip dengan ini, misalkan sebuah
bentuk energi atau kesadaran yang merasuki seluruh alam semesta, di mana keberadaan-Nya
membuat alam semesta ada; sumber segala yang ada; kebajikan yang terbaik dan tertinggi
dalam semua makhluk hidup; atau apa pun yang tak bisa dimengerti atau dijelaskan.

2.3 Hubungan Manusia dengan Tuhan


Manusia adalah makhluk Tuhan yang diberikan akal dan pikiran, serta hati. Secara psikologi
karakter manusia terbentuk dari tiga unsur, yaitu pikiran, hati nurani, dan hawa nafsu.
Ketiganya ini harus barjalan dengan seimbang dan saling mengendalikan satu sama lain untuk
menjadikan karakter yang baik pada manusia tersebut. Maka, manusia semasa hidupnya dalam
setiap pekerjaan dan kegiatannya selalu menggunakan ketiga unsur tersebut. Sejak dilahirkan,
manusia tentu saja telah memilki karakter bawaan dari orang tuanya, dan memiliki berbagai
macam pengalaman semasa hidupnya sampai dia dewasa.

Hubungan manusia dengan Tuhan dapat digambarkan dengan kelemahan manusia dan
keinginan untuk mengabdi kepada yang lebih agung. Manusia yang lemah memerlukan
pelindung dan tempat mengadu segala permasalahan. Terkadang memang permasalahan yang
tidak pelik mudah dan dapat diselesaikan oleh manusia sendiri. Namun, tak jarang persoalan

2020 Character Building


6 Islahulben, SE., MM Sri Rahayu Handayani, SPd., MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
himpitan hidup, rasa putus asa, hilangnya harapan dan lain sebagainya tak mungkin
diselesaikan sendiri. Maka ia butuh sesuatu yang sempurna, yaitu Tuhan. Tempat mengadu
segala persoalan hidup. Tanpa-Nya, manusia bisa jadi kehilangan arah dan tujuan hidup.

Aktivitas kehidupan manusia didalam menyembah Tuhannya merupakan pokok ajaran utama
agama yang ada, namun pertanggung jawabannya adalah secara individu, artinya dalam
aktivitas ini manusia bertanggung secara pribadi kepada Tuhannya.
Sebagai contoh adalah:
- Aktivitas penyembahan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
- Aktivitas yang berhubungan dengan pemantapan mental spiritual agama, misalnya puasa dan
sebagainya.

Hubungan antara Tuhan, manusia dan alam sangatlah erat. Tuhan sebagai zat yang menciptakan
manusia. Manusia dan Alam sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan. Jika peran Tuhan
tidak ada manusia dan alam tidak akan tercipta. Hubungan manusia dengan Tuhan disebut
pengabdian (ibadah). Pengabdian manusia bukan untuk kepentingan Tuhan. Tuhan tidak
berhajat (berkepentingan) kepada siapa pun, pengabdian itu bertujuan untuk mengembalikan
manusia kepada asal penciptanya yaitu fitrah (kesucian)nya. Agar kehidupan manusia diridhoi
oleh Tuhan.

Hubungan antara Sang Pencipta dan yang diciptakan adalah suatu hubungan yang tidak
mungkin dipisahkan. Manusia sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan, mustahil bisa berlepas
diri dari keterikatannya dengan-Nya. Bagaimana pun tidak percayanya manusia dengan Tuhan,
suka atau tidak suka, sadar atau tidak sadar manusia akan mengikuti sunatullah yang berlaku
di alam semesta ini.

Sesungguhnya hubungan antara Tuhan dan manusia sudah disadari oleh sebagian besar manusia
sejak dahulu. Mereka sudah mendudukkan Tuhan sebagai pencipta alam semesta tapi mereka
masih terhalangi, baik oleh kejahilan atau kesombongan, untuk menempatkan Allah sebagai
yang disembah. Manusia yang demikian belumlah sempurna kehidupannya karena ia telah

2020 Character Building


7 Islahulben, SE., MM Sri Rahayu Handayani, SPd., MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
mengingkari sesuatu yang hak dan telah berlaku dzolim, dengan menempatkan sesuatu pada
tempat yang salah.

Oleh karena itu seorang mukmin harus memahami bagaimana hubungan yang seharusnya
dibina dengan Tuhan. Hal yang penting didalam membina hubungan itu, manusia harus lebih
dahulu mengenal betul siapa Tuhan. Bukan untuk mengenali zat-Nya, tetapi mengenali
landasan dasar-Nya. Dengan memahami bagaimana luasnya kekuasan dan Ilmu Tuhan, akan
timbul rasa kagum dan takut kepada Tuhan sekaligus menyadari betapa kecil dan hina dirinya.
Pemahaman itu akan berlanjut dengan kembalinya ia pada hakikat penciptaannya dan
mengikuti landasan hidup yang telah digariskan oleh Tuhan. Ia menyadari ketergantungannya
kepada Tuhan dan merasakan keindahan iman kepada Tuhan.

Ada tiga hal yang dapat dijelaskan didalam hubungan antara manusia dan Tuhan setelah
manusia mengenali Tuhan dengan benar.
Pertama, pengenalan tersebut akan membuahkan hubungan yang indah dengan-Nya. Hubungan
itu akan ditandai dengan adanya rasa cinta yang sangat tinggi terhadap Tuhan. Bahkan
mengalahkan rasa cintanya kepada manusia lain ataupun benda yang dimilikinya. Rasa cinta
tersebut akan membuatnya selalu optimis dan dinamis didalam kehidupannya sebagai seorang
mukmin, yang membuat jiwanya selalu stabil didalam berbagai kondisi.

Kedua, Tuhan mengibaratkan hubungan manusia dan Tuhan itu adalah seperti hubungan
jual beli yang akan menyelamatkan orang-orang mukmin dari azab yang pedih. Selain itu
Tuhan juga mengibaratkan amal sholeh seorang mukmin sebagai pinjaman yang diberikan
kepada Tuhan. Dimana pinjaman itu akan Tuhan beli dengan harga yang sesuai dengan
penilaian Tuhan. Pinjaman itu dapat berupa tenaga ataupun harta. Walaupun hakikatnya
semua harta di langit dan di bumi adalah milik Tuhan dan diberikan sementara untuk manusia.
Tetapi jika manusia gunakan harta itu untuk menegakkan kalimat Tuhan, maka Tuhan akan
menganggapnya sebagai suatu pinjaman. Dan Tuhan akan mengembalikan pinjaman itu
dengan berlipat ganda dan tidak terbatas.

2020 Character Building


8 Islahulben, SE., MM Sri Rahayu Handayani, SPd., MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Ketiga, hubungan manusia (mukmin) dan Tuhan itu ditandai dengan adanya kontrak kerja
yang menjadi kewajiban manusia, yaitu berupa amal sholeh. Manusia terikat dan terlibat
didalamnya. Baik amal yang bersifat umum (ibadah) maupun amal khusus. Amal tersebut
lebih dari sekedar untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk mengajak orang lain beribadah.
Sehingga tidak dibenarkan seorang mukmin memisahkan diri, tetapi ia harus selalu
berhubungan dengan manusia.

III. Kesimpulan
Tuhan Yang Maha Tunggal, sebagai satu satunya pencipta kejadian, termasuk menciptakan
kejadian berbagai bahasa dan agama, adalah tetap menjadi satu satunya Tuhan yang dipercayai
dan disembah oleh semua umat beragama, meskipun masing masing menyebut dengan nama
yang berbeda, sesuai dengan bahasa atau sebutan yang dianut oleh masing masing agama.

Perbedaan ajaran agama sebaiknya disikapi secara positif, sebagai pentahapan tingkat
kesadaran yang berjenjang. Selayaknya yang berada ditingkat kesadaran diatas dapat
memahami yang masih berada ditingkat kesadaran dibawahnya. Sebaliknya, tidaklah menjadi
masalah apabila yang masih berada ditingkat bawah tidak dapat memahami yang diatasnya,
karena hal ini adalah wajar. Sehingga apabila ada agama baru yang mengajarkan tingkat
kesadaran berkeTuhanan yang masih rendah dengan menganggap Tuhannya yang paling benar
dan agamanya yang paling baik, tidak perlu disikapi dengan cara yang sama oleh umat agama
yang lebih tua. Mudah mudahan dengan melalui proses reinkarnasi, tahap demi tahap dapat
mencapai tingkat kesadaran berkeTuhanan yang tertinggi, yaitu bertunggal dengan Tuhan Yang
Maha Esa.

Berhubungan antara manusia dengan Tuhan-Nya memiliki banyak cara dan panggilan Tuhan di
setiap agama – agama dimuka bumi ini. Sehingga apapun agamanya dan bagaimanapun
agamanya untuk tidak melupakan kewajiban untuk kepada Tuhan-Nya masing – masing agar
saling terus berhubungan dengan Tuhan-Nya.

2020 Character Building


9 Islahulben, SE., MM Sri Rahayu Handayani, SPd., MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Internet :

http://eprints.ums.ac.id/19020/2/BAB_I_PENDAHULUAN.pdf

http://manusiabudaya.blogspot.com/2012/03/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html

https://www.scribd.com/doc/38579667/Arti-KeTuhanan

http://ntykawaii-ntykawaii.blogspot.com/2012/04/hubungan-manusia-dengan-tuhan.html

2020 Character Building


10 Islahulben, SE., MM Sri Rahayu Handayani, SPd., MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai