Disusun Oleh :
NIM : 51119040
FAKULTAS TEKNIK
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Elemen Mesin dengan judul
“Analisis Perhitungan Pegas Daun pada Mobil Toyota Hardtop FJ40 tepat pada waktunya.
Penulisan Tugas Perencanaan Elemen Mesin ini ditunjukan untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan. Dengan penyusunan tugas ini diharapkan para mahasiswa dapat mengetahui
perhitungan elemen mesin pada suatu sistem Pegas. Penulis menyadari bahwa makalah ini
belum sempurna baik dari segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan dalam penyempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan dan
Arif Khasani
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi dewasa ini sudah sangat pesat salah satunya di bidang
kehandalan dari mesin mobil itu sendiri. Hal ini mendorong industriindustriotomotif bersaing
untuk menghasilkan suatu produk otomotif yang berkualitas. Kenyamanan dan keselamatan
pengendara kendaraan bermotor khususnya kendaraan roda empat harus terjamin baik secara
langsung maupun tidak langsung. Hal ini dimaksudkan agar pengemudi tidak mengalami
gangguan yang dapat mengakibatkan cedera atau rasa sakit selama mengendarai kendaraan.
Salah satu komponen yang berperan penting dalam memberikan kenyamanan terhadap
pengendara kendaraan bermotor adalah pegas.Pegas adalah suatu komponen yang berfungsi
untuk menerima beban dinamis dan memberikan kenyamanan dalam berkendara. Oleh karena
itu, material pegas harus memiliki kekuatan elastik tinggi dan diimbangi juga dengan
ketangguhan yang tinggi. Hal ini disebabkan kondisi pembebanan yang diterima oleh pegas
tersebut. Salah satu jenis pegas yang umum digunakan pada kendaraan bermotor roda empat
Pegas daun terdiri dari 3 sampai 10 lembar plat baja yang tebalnya 3-6 mm dan
disusun menjadi satu. Pegas ini disusun satu dengan lainnya; disusun mulai dari pegas yang
terpendek terletak di bagian bawah, dan disatukan dengan jalan dikeling atau dibaut dibagian
tengahnya. Pegas terpanjang (pegas utama) pada kedua ujung pegas ini dibulatkan
Besarnya bentuk lengkung bila dalam keadaan tanpa beban disebut camber.
Setiap pegas daun juga memunyai bentuk lengkung besar yang biasa disebut "nip".
Untuk meyakinkan bahwa semuanya dalam keadaan kencang, maka gantungan pegas, ayunan
pegas supaya tetap terpelihara; termasuk pelumasan pada semua bagian yang diperlukan.
Selain itu, termasuk kebersihan pegas dari lumpur dan kotoran lain.
Pada makalah ini kita akan fokus membahas Perhitungan Pegas daun pada mobil
Toyota hardtop FJ40, dimana mobil ini merupakan mobil legendaris dari Toyota dengan jenis
Land cruiser Seri 40 (LC40) lebih dikenal sebagai Hardtop, terutama di Indonesia. Sebutan
ini dikarenakan atap (top) mobil tersebut memang keras. Saat ini, Hardtop menjadi salah satu
mobil klasik yang masih digemari. Apalagi mobil ini memiliki sejarah yang cukup panjang.
BAB II
Meneruskan gerakan dan beban kedaraan dari rangka kendaraan ke rumah aksel dan
roda-roda
meluncur
Sederhana
pendukung pegas pun tidak banyak dan njelimet karena pegas daun juga sekaligus
Kuat
Pegas daun terkenal kuat dan lebih rigid sehingga sangat cocok di gunakan pada
Mudah di modifikasi
Membuatnya lebih tinggi atau lebih pendek, lebih keras atau lebih empuk bisa mudah
panjang anting. Begitupun saat ingin membuatnya lebih empuk bisa di lakukan
Makan Tempat
Bentuk pegas daun cukup panjang sehingga makan tempat. Ruang di kolong mobil
pada suspensi depan pegas daun harus diletakan agak ketengah untuk memungkinkan
pergerakan roda ketika membelok agar tidak membentur lembaran pegas daun.
Saat beroperasi, gerakan pegas daun dapat merubah jarak sumbu roda depan dan
belakang. namun perubahannya tidak terlalu terasa hanya beberapa mili saja.
Pegas daun bisa saja terdeformasi (berubah bentuk) jika beban yang di terimanya
melebihi kapasitasnya. Pegas daun bisa berubah menjadi seperti Letter “S” karena
SPESIFIKASI TEKNIS
Dimensi Kendaraan
Panjang 3840 mm
Lebar 1666 mm
Tinggi 2000 mm
Jarak Sumbu Roda 2285 mm
Jarak Pijak Depan 1460 mm
Jarak Pijak Belakang 1440 mm
Berat
Berat Kosong 1554 kg
Berat Depan 932,4 kg
Berat Belakang 621,6 kg
Engine
Model Toyota Dyna 14B
Diameter x Langkah 72,0 x 91,8 mm
Isi Silinder 3660cc
Tenaga 98/3400 hp/ rpm
Torsi 240/ 1800 nm/ rpm
BAB IV
BAHAN MATERIAL
Bahan Pegas
Standar material untuk sebuah kontruksi pegas daun yang dianjurkan adalah sebagai
berikut:
Oil).
3. Beberapa sifat fisis dan material ini dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tensile Yield
Ultimate Tensile Brinell Hardness
Material Condition Strenght
Strangth (kg/mm) Number
(kg/mm)
PRODUSEN PRODUK
Toyota Land Cruiser adalah mobil off-road Serbaguna atau Sport Utility Vehicle / SUV yang
dibuat oleh Toyota Motor Corporation dari tahun 1951 sampai sekarang.
Toyota Land Cruiser dikembangkan oleh Toyota sejak tahun 1951 dan baru mulai diproduksi
tahun 1954. Mobil ini sudah dibuat dalam berbagai bentuk, di antaranya dalam bentuk
konvertibel, hardtop, station wagon, dan truk serbaguna. Land Cruiser terkenal dengan
ketangguhannya di medan berat, tetapi sejak tahun 1990-an juga dibuat model yang mewah
Sejak tahun 1980-an, secara umum ada 2 macam Land Cruiser yang berbeda yaitu model
Station Wagon yang besar, dan model pekerja yang lebih kecil yang disebut Land Cruiser II
yang di Jepang diberi nama Prado. Namun mulai tahun 1996 menjadi 3 macam yang berbeda
karena Prado menjadi model tersendiri, dan Land Cruiser 70 Series tetap diproduksi sebagai
mobil pekerja. Prado kemudian menjadi basis untuk Lexus GX. Sementara Land Cruiser
Station Wagon yang menjadi basis Lexus LX merupakan jenis Land Cruiser yang paling
Masyarakat umum di Indonesia mulai banyak menggunakan Toyota FJ40 setelah mobil
ini diproduksi di dalam negeri. Pada 1970, PT Gaya Motor (anak perusahaan PT Astra
Internasional Tbk) merakit Toyota FJ40 di Jalan Sulawesi 2, Tanjung Priok. Hal ini
A. Analisis
Penulis mengumpulkan data teknis pada mobil Toyota Hartop FJ40 dalam menganalisis
sistem suspensi belakang untuk kerja pegas daun. Data dan hasil hitungan menggunakan
satuan internasional, hal ini agar tidak terjadi kurang akuratnya perhitungan.
Tujuan analisis ini adalah untuk memecahkan masalah yang ada, yaitu:
3. Menghitung momen lentur dan tegangan lentur yang terjadi pada pegas daun.
3. Pembongkaran
a. Mendongkrak bagian belakang sampai pegas daun menjadi bebas dan menopang
Gambar 3.5 Melepas baut pembatas pen brecket (Sumber: Job sheet
chassis otomotif, hal. 25)
Gambar 3.6 Melepas mur dan baut shackle (Sumber: Job sheet chassis
otomotif, hal. 25)
klip.
Gambar 3.7 Melonggarkan klip pegas (Sumber: Job sheet
chassis otomotif, hal. 25)
4. Pemeriksaan
a. Memeriksa bekerjanya shock absorber jika tidak ada tahanan ketika sedang
b. Memeriksa apakah pegas daun berkarat atau patah, lalu melakukan pengukuran
e. Memeriksa spring pin apakah aus atau keras, kemudian ukur diameter
dengan micrometer.
5. Hasil Pemeriksaan
benda kerja.
a. Shock absorber sudah tidak berfungsi dengan baik, karena tidak terdapat fluida
sebagai berikut:
6. Pemasangan
Memasang ujung depan pegas daun pada gantungan depan dan memasang
pen brecket.
Gambar 3.11 Memasang ujung depan pegas daun (Sumber: Job
sheet chassis otomotif, hal. 26)
kg-cm).
Memasang peredam kejut pada rangka dengan baut. (Momen : 260 kg-cm).
Memasang peredam kejut pada dudukan pegas dengan baut. ( Momen : 260
kg-cm)
Gambar 3.16 Memasang peradam kejut pada dudukan pegas (Sumber: Job
sheet otomotif, hal. 28)
e. Memasang roda dan menurunkan kendaraan.
f. Mengencangkan pen bracket pegas dan pen shackle. (Momen : 930 kg-cm)
Gambar 3.17 Menorsi pen bracket (Sumber: Job sheet chasis otomotif, hal. 28)
B. Perhitungan Sistem Suspensi
Momen di WB = 0
WB.L – W . L1 = 0
L1 = wb. L / W
L1 = 1420356 / 1554
= 914 mm
L2 = L – L1
L2 = 2285 – 914
L2 = 1371 mm
Keterangan data:
L = 2285 mm
𝑙1 = 914 mm
𝑙2 = 1371 mm
𝑊 = 1554 kg
Rumus untuk mencari beban statis dapat diambil dari rumus kesetimbangan:
Σ 𝑀𝐷 = 0
W . 𝑙 1 ̶ (𝑙 1+𝑙 2) = 0
𝐹𝐵 . L = W x 𝑙 1
= W . 𝑙1 / L
Beban statis yang terjadi pada poros roda belakang sebesar:
𝐹𝐵 = W . 𝑙 1 / L
= 621.6 kg
Pegas daun mengalami gaya radial sebesar 𝐹1 dan 𝐹2 yang diakibatkan oleh
𝐹1 . L = ½ . 𝑙2
𝐹1 = ½ . 𝑙 2 / L
= 155.4kg
Σ 𝐹𝑦 = 0
= ½ x 621,6 – 155,375
= 155,4 kg
pegas daun.
1 1
M b 1 = F 1. L atau M b 2 = F 2. L
2 2
= 88966,5 kg = 88966,5 kg
M b max
σ b=
1
h . b2
6
88966,5
σb=
1
.6,08.(70)2
6
88966,5
σb=
4965,3
= 17,9 kg/mm2
2. Pegas daun no.2
= 88966.5 kg mm = 88966.5 kg mm
M b max
σb=
1
h . b2
6
88966,5
σb=
1
.6,15.(70)2
6
88966,5
σb=
5022,5
= 17,7 kg/mm2
3. Pegas daun no.3
Menghitung momen lentur yang terjadi menggunakan rumus:
1 1
M b 1 = F 1. L atau M b 2 = F 2. L
2 2
= 71095,5 kg mm = 71095,5 kg mm
M b max
σb=
1
h . b2
6
71095,5
σb=
1
.6 , 04 .(70)2
6
71095,5
σb=
4932,6
= 14,4 kg/mm2
= 61771,5kg mm = 61771,5 kg mm
M b max
σb=
1 2
h.b
6
61771,5
σb=
1
.6,08.(70)2
6
61771, 5
σb=
4965,3
= 12,4 kg/mm2
1 1
M b 1 = F 1. L atau M b 2 = F 2. L
2 2
= 40404 kg mm = 40404 kg mm
Tegangan lentur yang terjadi pada pada pegas daun no 1 sebesar :
M b max
σb=
1
h . b2
6
40404
σb=
1
.6,42.(70)2
6
40404
σb=
5243
= 7,7 kg/mm2
1 1
M b 1 = F 1. L atau M b 2 = F 2. L
2 2
= 22533 kg mm = 22533 kg mm
22533
σb=
1
.6,40.(70)2
6
22533
σb=
5226,6
= 4,31 kg/mm2
c. Perhitungan pegas daun dengan factor keamanan (Sf)
Bahan pegas yang dipakai adalah baja 50 Cr I yang mempunyai beban 𝜎𝑢 =
Mencari factor keamanan atau safety factor (Sf) pada tiap pegas daun digunakan
σ yl
Sf =
σ . b max
Sf < 1 = Gagal
Sf = 1 = Kritis
Sf > 1 = Aman
Berdasarkan hasil perhitungan tegangan lentur yang terjadi pada pegas daun nomor
1,2,3,4,5 dan 6:
Tegangan lentur yang digunakan adalah yang terbesar yang terjadi pada
154 Kg /mm2
=
17,9 Kg/mm 2
= 8,6
BAB VII
KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan sistem suspensi pegas daun roda belakang pada kendaran mobil
Toyota Land Cruiser FJ40, bahwa pegas dengan tegangan lentur terbesar terjadi pada
pegas No. 1 yaitu sebesar 17,9 kg/mm2 dan pegas dengan tegangan lentur terkecil terjad
pada pegas No. 6 yaitu sebesar 4,31 kg/mm2 . Sehingga didapatkan hasil perhitungan
faktor keamanan (Sf) yaitu sebesar 8,6 dan dinyatakan aman karena nilainya lebih dari 1.