Anda di halaman 1dari 29

Makalah

Tugas Besar Mata Kuliah Elemen Mesin

“Analisis Perhitungan Pegas Daun Pada

Mobil Toyota Hardtop FJ40”

Disusun Oleh :

Nama : Arif Khasani

NIM : 51119040

Program Studi : Teknik Mesin

Kelas : Sabtu Pagi

UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Elemen Mesin dengan judul

“Analisis Perhitungan Pegas Daun pada Mobil Toyota Hardtop FJ40 tepat pada waktunya.

Penulisan Tugas Perencanaan Elemen Mesin ini ditunjukan untuk memenuhi salah satu syarat

kelulusan. Dengan penyusunan tugas ini diharapkan para mahasiswa dapat mengetahui

perhitungan elemen mesin pada suatu sistem Pegas. Penulis menyadari bahwa makalah ini

belum sempurna baik dari segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang

membangun sangat diharapkan dalam penyempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan dan

merealisasikan penyelesaian tugas Elemen mesin ini

Bekasi, 02 Juli 2021

Arif Khasani
BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi dewasa ini sudah sangat pesat salah satunya di bidang

otomotif. Kenyamanan dan keamanan pengendara menjadi faktor utama disamping

kehandalan dari mesin mobil itu sendiri. Hal ini mendorong industriindustriotomotif bersaing

untuk menghasilkan suatu produk otomotif yang berkualitas. Kenyamanan dan keselamatan

pengendara kendaraan bermotor khususnya kendaraan roda empat harus terjamin baik secara

langsung maupun tidak langsung. Hal ini dimaksudkan agar pengemudi tidak mengalami

gangguan yang dapat mengakibatkan cedera atau rasa sakit selama mengendarai kendaraan.

Salah satu komponen yang berperan penting dalam memberikan kenyamanan terhadap

pengendara kendaraan bermotor adalah pegas.Pegas adalah suatu komponen yang berfungsi

untuk menerima beban dinamis dan memberikan kenyamanan dalam berkendara. Oleh karena

itu, material pegas harus memiliki kekuatan elastik tinggi dan diimbangi juga dengan

ketangguhan yang tinggi. Hal ini disebabkan kondisi pembebanan yang diterima oleh pegas

tersebut. Salah satu jenis pegas yang umum digunakan pada kendaraan bermotor roda empat

adalah pegas daun.

Pegas daun terdiri dari 3 sampai 10 lembar plat baja yang tebalnya 3-6 mm dan

disusun menjadi satu. Pegas ini disusun satu dengan lainnya; disusun mulai dari pegas yang

terpendek terletak di bagian bawah, dan disatukan dengan jalan dikeling atau dibaut dibagian

tengahnya. Pegas terpanjang (pegas utama) pada kedua ujung pegas ini dibulatkan

membentuk mata pegas untuk memungkinkan pemasangan pada rangka.


Pegas model daun ini berbentuk elip untuk memertinggi elastisitasnya.

 Besarnya bentuk lengkung bila dalam keadaan tanpa beban disebut camber.

 Setiap pegas daun juga memunyai bentuk lengkung besar yang biasa disebut "nip".

Untuk meyakinkan bahwa semuanya dalam keadaan kencang, maka gantungan pegas, ayunan

pegas supaya tetap terpelihara; termasuk pelumasan pada semua bagian yang diperlukan.

Selain itu, termasuk kebersihan pegas dari lumpur dan kotoran lain.

Pada makalah ini kita akan fokus membahas Perhitungan Pegas daun pada mobil

Toyota hardtop FJ40, dimana mobil ini merupakan mobil legendaris dari Toyota dengan jenis

Land cruiser Seri 40 (LC40) lebih dikenal sebagai Hardtop, terutama di Indonesia. Sebutan

ini dikarenakan atap (top) mobil tersebut memang keras. Saat ini, Hardtop menjadi salah satu

mobil klasik yang masih digemari. Apalagi mobil ini memiliki sejarah yang cukup panjang.
BAB II

FUNGSI PEGAS DAUN

Adapun fungsi pegas daun adalah sebagai berikut :

 Meneruskan gerakan dan beban kedaraan dari rangka kendaraan ke rumah aksel dan

roda-roda

 Menahan gaya tekan yang berubah-ubah dan mengakibatkan timbulnya gaya

perlawanan yang berubah-ubah pula yang disebut pemegasan

 Mencegah terjadinya tekanan ke samping, sehingga kendaraan akan tetap stabil

meluncur

Kelebihan Pegas Daun :

 Sederhana

Konstruksi pegas daun sangat sederhana dibanding type pegas lainnya.Komponen

pendukung pegas pun tidak banyak dan njelimet karena pegas daun juga sekaligus

berfungsi sebagai lengan ayun.

 Kuat

Pegas daun terkenal kuat dan lebih rigid sehingga sangat cocok di gunakan pada

mobil-mobil pengangkut yang memiliki beban vertikal cukup tinggi.

 Mudah di modifikasi

Membuatnya lebih tinggi atau lebih pendek, lebih keras atau lebih empuk bisa mudah

dilakukan. Ketika ingin meninggikan mobil, bisa dilakukan dengan menambah

panjang anting. Begitupun saat ingin membuatnya lebih empuk bisa di lakukan

dengan melepas salah satu lembaran pegas lurus.


Kekurangan Pegas Daun :

 Makan Tempat

Bentuk pegas daun cukup panjang sehingga makan tempat. Ruang di kolong mobil

harus di siapkan untuk mengakomodasi keberadaan pegas daun. Untuk penggunaan

pada suspensi depan pegas daun harus diletakan agak ketengah untuk memungkinkan

pergerakan roda ketika membelok agar tidak membentur lembaran pegas daun.

 Sumbu Roda Berubah-ubah

Saat beroperasi, gerakan pegas daun dapat merubah jarak sumbu roda depan dan

belakang. namun perubahannya tidak terlalu terasa hanya beberapa mili saja.

 Bisa ter Deformasi

Pegas daun bisa saja terdeformasi (berubah bentuk) jika beban yang di terimanya

melebihi kapasitasnya. Pegas daun bisa berubah menjadi seperti Letter “S” karena

beban berlebih saat pengereman atau berakselerasi.


BAB III

SPESIFIKASI TEKNIS

Spesifikasi Kendaraan Toyota Land Cruiser Hardtop FJ40 :

Dimensi Kendaraan

Panjang 3840 mm
Lebar 1666 mm
Tinggi 2000 mm
Jarak Sumbu Roda 2285 mm
Jarak Pijak Depan 1460 mm
Jarak Pijak Belakang 1440 mm
Berat
Berat Kosong 1554 kg
Berat Depan 932,4 kg
Berat Belakang 621,6 kg
Engine
Model Toyota Dyna 14B
Diameter x Langkah 72,0 x 91,8 mm
Isi Silinder 3660cc
Tenaga 98/3400 hp/ rpm
Torsi 240/ 1800 nm/ rpm
BAB IV

BAHAN MATERIAL

Bahan Pegas

Standar material untuk sebuah kontruksi pegas daun yang dianjurkan adalah sebagai

berikut:

1. Pada mobil adalah : 50 Cr : 50 Cr I V23 dan 55 Si 2 Mn 90 semuanya

menggunakan pembekuan dan temperature yang ditetapkan.

2. Untuk pegas kerata api adalah : C 55 (Pembekuan dengan air) : C7

(Pembekuan dengan Oil) : 40 Si 2 Mn 90 dan 55 Si Mn (Pembekuan dengan

Oil).

3. Beberapa sifat fisis dan material ini dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tensile Yield
Ultimate Tensile Brinell Hardness
Material Condition Strenght
Strangth (kg/mm) Number
(kg/mm)

50 Cr I Hardnerd 168-220 154-175 461-601

50 Cr I And 190-220 168-189 523-601


55 Si 2
Temperate 182-206 168-192 534-601
Mn 90

(Sumber : Sularso-Kiyatso Suga, 1997)


BAB V

PRODUSEN PRODUK

Toyota Land Cruiser adalah mobil off-road Serbaguna atau Sport Utility Vehicle / SUV yang

dibuat oleh Toyota Motor Corporation dari tahun 1951 sampai sekarang.

Toyota Land Cruiser dikembangkan oleh Toyota sejak tahun 1951 dan baru mulai diproduksi

tahun 1954. Mobil ini sudah dibuat dalam berbagai bentuk, di antaranya dalam bentuk

konvertibel, hardtop, station wagon, dan truk serbaguna. Land Cruiser terkenal dengan

ketangguhannya di medan berat, tetapi sejak tahun 1990-an juga dibuat model yang mewah

yang menjadi basis Lexus LX.

Sejak tahun 1980-an, secara umum ada 2 macam Land Cruiser yang berbeda yaitu model

Station Wagon yang besar, dan model pekerja yang lebih kecil yang disebut Land Cruiser II

yang di Jepang diberi nama Prado. Namun mulai tahun 1996 menjadi 3 macam yang berbeda

karena Prado menjadi model tersendiri, dan Land Cruiser 70 Series tetap diproduksi sebagai

mobil pekerja. Prado kemudian menjadi basis untuk Lexus GX. Sementara Land Cruiser

Station Wagon yang menjadi basis Lexus LX merupakan jenis Land Cruiser yang paling

banyak dan familiar dibandingkan Land Cruiser Prado dan 70 Series.

Masyarakat umum di Indonesia mulai banyak menggunakan Toyota FJ40 setelah mobil

ini diproduksi di dalam negeri. Pada 1970, PT Gaya Motor (anak perusahaan PT Astra

Internasional Tbk) merakit Toyota FJ40 di Jalan Sulawesi 2, Tanjung Priok. Hal ini

kian melejitkan FJ40 hingga sekarang.


BAB VI

ANALISIS PERHITUNGAN KEKUATAN PEGAS DAUN

A. Analisis

Penulis mengumpulkan data teknis pada mobil Toyota Hartop FJ40 dalam menganalisis

sistem suspensi belakang untuk kerja pegas daun. Data dan hasil hitungan menggunakan

satuan internasional, hal ini agar tidak terjadi kurang akuratnya perhitungan.

Tujuan analisis ini adalah untuk memecahkan masalah yang ada, yaitu:

1. Menghitung beban statis kendaraan pada roda belakang.

2. Menghitung titik berat pada kendaraan.

3. Menghitung momen lentur dan tegangan lentur yang terjadi pada pegas daun.

4. Menghitung kekuatan pegas daun dengan factor keamanan (Sf).

B. Pemeriksaan dan pengukuran Pegas Daun

1. Persiapan peralatan kerja yang di butuhkan

2. Memakai peralatan keselamatan kerja

3. Pembongkaran

a. Mendongkrak bagian belakang sampai pegas daun menjadi bebas dan menopang

kendaraan menggunakan jack stand.

b. Melepas roda belakang.

c. Melepas peredam kejut belakang.

 Melepas peredam kejut dari bodi.


Gambar 3.1 Melepas peredam kejut dari bodi (Sumber: Job sheet chasis
otomotif, hal. 24)

 Melepas perdeam kejut dari dudukan pegas.

Gambar 3.2 Melepas peredam kejut dari dudukan pegas (Sumber:


Job sheet chasis otomotif, hal. 24)
d. Melepas baut- u.

 Melepas empat mur dan cincin bersama dudukan pegas.

Gambar 3.3 Melepas mut baut-u (Sumber: Job sheet chasis


otomotif, hal. 24)

 Melepas dua baut u dan dudukan atas.

e. Melepas pegas daun.

 Melepas mur pen brecket pegas.


Gambar 3.4 Melepas mur pen brecket (Sumber: Job sheet otomotif, hal. 25)

 Melepas baut pembatas pen brecket pegas dan pen bercket.

Gambar 3.5 Melepas baut pembatas pen brecket (Sumber: Job sheet
chassis otomotif, hal. 25)

 Melepas mur shackle dan baut, melepas plat shackle.

Gambar 3.6 Melepas mur dan baut shackle (Sumber: Job sheet chassis
otomotif, hal. 25)

 Melepas pegas daun dari rumah poros.

f. Melepas bushing dari pegas.

g. Membongkar pegas daun.

 Melonggarkan klip pegas menggunakan pahat, mengungkit pegas daun dan

klip.
Gambar 3.7 Melonggarkan klip pegas (Sumber: Job sheet
chassis otomotif, hal. 25)

 Melepas baut tengah, menahan pegas di dekat baut tengah menggunakan

ragus dan lepas baut tengah.

Gambar 3.8 Melepas baut tengah (Sumber: Job sheet


chassis otomotif, hal. 25)

4. Pemeriksaan

a. Memeriksa bekerjanya shock absorber jika tidak ada tahanan ketika sedang

ditekan menunjukan bahwa shock absorber telah rusak.

b. Memeriksa apakah pegas daun berkarat atau patah, lalu melakukan pengukuran

panjang, lebar dan tebal pegas daun.

c. Memeriksa ruber bushing apakah sudah aus atau keras.

d. Memeriksa shackel pin apakah sudah aus, lalu melakukan pengukuran

diameter menggunakan micrometer.

e. Memeriksa spring pin apakah aus atau keras, kemudian ukur diameter

dengan micrometer.

f. Memeriksa bump rubber apakah terjadi keretakan.

5. Hasil Pemeriksaan

Pemeriksaan yang dilakukan adalah secara visual dan melakukan pengukuran

benda kerja.

a. Shock absorber sudah tidak berfungsi dengan baik, karena tidak terdapat fluida

kerja dan berkarat.


b. Pegas daun berkarat, harus dilakukan pengamplasan dan

pengecatan, tidak terdapat retakan atau patah. Adapun hasil pengukuran

sebagai berikut:

No Bagian yang diukur Hasil


pengukuran
1 Panjang Pegas Daun ke : 1145 mm
I
Pangjang Pegas Daun ke 1145 mm
: II
Panjang Pegas Daun ke : 915 mm
III
Panjang Pegas Daun ke : 795 mm
IV
Panjang Pegas Daun ke : 520 mm
V
Panjang Pegas Daun ke : 290 mm
VI
2 Lebar Pegas Daun 70 mm
(semua)
3 Tebal Pegas Daun ke : I 6,08 mm
Tebal Pegas Daun ke : II 6,15 mm
Tebal Pegas Daun ke : III 6,04 mm
Tebal Pegas Daun ke : IV 6,08 mm
Tebal Pegas Daun ke : V 6,42 mm
Tebal Pegas Daun ke : VI 6,40 mm

c. Rubber bushing sudah keras dan retak, harus diganti.

d. Hasil pengukuran shuckel pin yaitu 9,21 mm

e. Hasil pengukuran spring pin yaitu 15,48 mm

f. Bump rubber masih dalam keadaan baik.

6. Pemasangan

a. Merakit pegas daun

 Menyusun plat pegas daun sesuai urutan.

 Menjepit pegas daun menggunakan ragum, memastikan lubang center

bolt sejajar dan tidak tertutupi oleh ragum.

 Memasang dan mengencangkan center bolt. (Momen : 450 kg- cm)


Gambar 3.9 Menorsi baut tengah (Sumber: Job sheet
chassis otomotif, hal. 26)

 Membengkokan klip pegas menggunakan palu

mengembalikan pada posisi semula.

Gambar 3.10 Membengkokkan klip (Sumber: Job sheet


chassis otomotif, hal. 26)

b. Pemasangan pegas daun dan peredam kejut.

 Memasang bushing pada pegas daun.

 Memasang dudukan atas pegas pada pegas daun.

 Meletakkan pegas daun pada rumah poros.

 Memasang ujung depan pegas daun pada gantungan depan dan memasang

pen brecket.
Gambar 3.11 Memasang ujung depan pegas daun (Sumber: Job
sheet chassis otomotif, hal. 26)

 Memasang baut pembatas pen brecket dan kencangkan. (Momen : 130

kg-cm).

Gambar 3.12 Memasang baut pembatas pen brecket


(Sumber: Job sheet chassis otomotif, hal. 26)

 Memasang ujung belakang pegas daun pada bracket belakang dan


pasang shackle pin.

Gambar 3.13 Memasang ujung belakang pegas daun (Sumber: Job


sheet chassis otomotif, hal. 27)
c. Memasang baut-u

 Memasang baut-u pada dudukan atas.

 Memasang dudukan pegas dan mengencangkan empat mur pengikat.

(Momen : 830 kg-cm).


Gambar 3.14 Memasang dan menorsi mur (Sumber: Job
sheet chassis otomotif, hal. 27)

d. Memasang peredam kejut belakang.

 Memasang peredam kejut pada rangka dengan baut. (Momen : 260 kg-cm).

Gambar 3.15 Memasang peredam kejut pada rangka (Sumber: Job


sheet otomotif, hal. 27)

 Memasang peredam kejut pada dudukan pegas dengan baut. ( Momen : 260

kg-cm)

Gambar 3.16 Memasang peradam kejut pada dudukan pegas (Sumber: Job
sheet otomotif, hal. 28)
e. Memasang roda dan menurunkan kendaraan.

f. Mengencangkan pen bracket pegas dan pen shackle. (Momen : 930 kg-cm)

Gambar 3.17 Menorsi pen bracket (Sumber: Job sheet chasis otomotif, hal. 28)
B. Perhitungan Sistem Suspensi

1. Dimensi Toyota Hartop FJ40

a. Berat kendaraan (W) : 1554 kg

b. Berat bagian depan (WD) : 932,4 kg

c. Berat bagian belakang (WB) : 621,6kg

d. Jarak sumbu roda kendaraan (L) : 2285 mm

2. Perhitungan titik berat kendaraan bagian belakang

Titik berat terhadap jarak sumbu kendaraan

Momen di WB = 0

WB.L – W . L1 = 0

 L1 = wb. L / W

L1 = 621,6 . 2285 / 1554

L1 = 1420356 / 1554

= 914 mm

 L2 = L – L1

L2 = 2285 – 914

L2 = 1371 mm

Keterangan : W = Berat kendaraan (Kg)

WB = Berat kendaraan bagian belakang (Kg)


WD = Berat kendaraan bagian depan (Kg)

L = Jarak pijak kendaraan (mm)

𝑙1 = Jarak antara titik berat terhadap poros depan mm)

𝑙2 = Jarak antara titik berat terhadap poros belakang (mm)

3. Momen beban statis pada roda belakang

Keterangan data:

L = 2285 mm

𝑙1 = 914 mm

𝑙2 = 1371 mm

𝑊 = 1554 kg

Rumus untuk mencari beban statis dapat diambil dari rumus kesetimbangan:

Σ 𝑀𝐷 = 0

W . 𝑙 1 ̶ (𝑙 1+𝑙 2) = 0

𝐹𝐵 . L = W x 𝑙 1

= W . 𝑙1 / L
Beban statis yang terjadi pada poros roda belakang sebesar:

𝐹𝐵 = W . 𝑙 1 / L

= 1554 . 914 / 2285

= 621.6 kg

4. Perhitungan kekuatan pegas daun no.1 dan pada keadaan statis :

a. Perhitungan gaya 𝑭𝟏 dan 𝑭𝟐 pada pegas daun:

Pegas daun mengalami gaya radial sebesar 𝐹1 dan 𝐹2 yang diakibatkan oleh

pembebanan statis pada kendaraan.

Mencari daya pada 𝐹1 dan 𝐹2 Σ 𝑀𝑐 = 0


- 𝐹1 . (𝑙1 +𝑙2) + 1/2 . 𝑙2 = 0

𝐹1 . L = ½ . 𝑙2

𝐹1 = ½ . 𝑙 2 / L

= ½ x 621,6 x 572,5 / 1145

= 155.4kg

Σ 𝐹𝑦 = 0

𝐹1. +𝐹2 − 1/2 𝐹𝐵 = 0


𝐹2 = ½ 𝐹𝐵 - 𝐹1

= ½ x 621,6 – 155,375

= 155,4 kg

b. Perhitungan momen lentur dan tegangan lentur yang terjadi pada

pegas daun.

1. Pegas daun no.1

Menghitung momen lentur yang terjadi menggunakan rumus:

1 1
M b 1 = F 1. L atau M b 2 = F 2. L
2 2

= 155,4 x ½ 1145 = 155,4 x ½ 1145

= 155,4 x 572,5 = 155,4 x 572,5

= 88966,5 kg = 88966,5 kg

Tegangan lentur yang terjadi pada pada pegas daun no 1 sebesar:

M b max
σ b=
1
h . b2
6
88966,5
σb=
1
.6,08.(70)2
6

88966,5
σb=
4965,3

= 17,9 kg/mm2
2. Pegas daun no.2

Menghitung momen lentur yang terjadi menggunakan rumus:


1 1
M b 1 = F 1. L atau M b 2 = F 2. L
2 2

= 155,4 x ½ 1145 = 155,4125 x ½ 1145

= 155,4 x 572,5 = 155,4125 x 572,5

= 88966.5 kg mm = 88966.5 kg mm

Tegangan lentur yang terjadi pada pada pegas daun no 2 sebesar:

M b max
σb=
1
h . b2
6

88966,5
σb=
1
.6,15.(70)2
6

88966,5
σb=
5022,5

= 17,7 kg/mm2
3. Pegas daun no.3
Menghitung momen lentur yang terjadi menggunakan rumus:

1 1
M b 1 = F 1. L atau M b 2 = F 2. L
2 2

= 155,4 x ½ 915 = 155,4 x ½ 915

= 155,4 x 457,5 = 155,4 x 457,5

= 71095,5 kg mm = 71095,5 kg mm

Tegangan lentur yang terjadi pada pada pegas daun no 3 sebesar :

M b max
σb=
1
h . b2
6

71095,5
σb=
1
.6 , 04 .(70)2
6

71095,5
σb=
4932,6

= 14,4 kg/mm2

4. Pegas daun no.4


Menghitung momen lentur yang terjadi menggunakan rumus:
1 1
M b 1 = F 1. L atau M b 2 = F 2. L
2 2

= 155,4 x ½ 795 = 155,4 x ½ 795

= 155,4 x 397,5 = 155,4 x 397,5

= 61771,5kg mm = 61771,5 kg mm

Tegangan lentur yang terjadi pada pada pegas daun no 4 sebesar:

M b max
σb=
1 2
h.b
6

61771,5
σb=
1
.6,08.(70)2
6

61771, 5
σb=
4965,3

= 12,4 kg/mm2

5. Pegas daun no.5

1 1
M b 1 = F 1. L atau M b 2 = F 2. L
2 2

= 155,4 x ½ 520 = 155,4 x ½ 520

= 155,4 x 260 = 155,4 x 260

= 40404 kg mm = 40404 kg mm
Tegangan lentur yang terjadi pada pada pegas daun no 1 sebesar :

M b max
σb=
1
h . b2
6

40404
σb=
1
.6,42.(70)2
6

40404
σb=
5243

= 7,7 kg/mm2

6. Pegas daun no.6

1 1
M b 1 = F 1. L atau M b 2 = F 2. L
2 2

= 155,4 x ½ 290 = 155,4 x ½ 290

= 155,4 x 145 = 155,4 x 145

= 22533 kg mm = 22533 kg mm

Tegangan lentur yang terjadi pada pada pegas daun no 1 sebesar:


M b max
σb=
1
h . b2
6

22533
σb=
1
.6,40.(70)2
6

22533
σb=
5226,6

= 4,31 kg/mm2
c. Perhitungan pegas daun dengan factor keamanan (Sf)
Bahan pegas yang dipakai adalah baja 50 Cr I yang mempunyai beban 𝜎𝑢 =

168-200 kg/mm2, yaitu baja yang dibentuk panas. Mengingat pembentukannya

dilakukan pada temperature tinggi,maka perlu diberi perlakuan panas setelah

dibentuk dan mempunyai kekuatan tarik 𝜎𝑦𝑙 = 154-175 kg/mm2.

Mencari factor keamanan atau safety factor (Sf) pada tiap pegas daun digunakan

rumus sebagai berikut:

σ yl
Sf =
σ . b max

Maka dinyatakan aman, bila:

Sf < 1 = Gagal

Sf = 1 = Kritis

Sf > 1 = Aman

Berdasarkan hasil perhitungan tegangan lentur yang terjadi pada pegas daun nomor

1,2,3,4,5 dan 6:

Pegas daun No. 1 = 17,9 kg/mm2

Pegas daun No. 2 = 17,7 kg/mm2

Pegas daun No. 3 = 14,4 kg/mm2

Pegas daun No. 4 = 12,4 kg/mm2

Pegas daun No. 5 = 7,7 kg/mm2

Pegas daun No. 6 = 4,31 kg/mm2

Tegangan lentur yang digunakan adalah yang terbesar yang terjadi pada

pegas No. 1 yaitu sebesar 17,9 kg/mm2 . Sehingga didapatkan hasil:


σ yl
Sf =
σ . b max

154 Kg /mm2
=
17,9 Kg/mm 2

= 8,6
BAB VII

KESIMPULAN

Dari hasil perhitungan sistem suspensi pegas daun roda belakang pada kendaran mobil

Toyota Land Cruiser FJ40, bahwa pegas dengan tegangan lentur terbesar terjadi pada

pegas No. 1 yaitu sebesar 17,9 kg/mm2 dan pegas dengan tegangan lentur terkecil terjad

pada pegas No. 6 yaitu sebesar 4,31 kg/mm2 . Sehingga didapatkan hasil perhitungan

faktor keamanan (Sf) yaitu sebesar 8,6 dan dinyatakan aman karena nilainya lebih dari 1.

Anda mungkin juga menyukai