Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN ANALISA KEGAGALAN PADA

KOMPONEN REAR AXLE HOUSING TRUK


MITSUBISHI FE 74 HD

Laporan ini ditujukan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Analisa Kegagalan

Oleh:

Mauladi Budi Aji


141234020

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


2018

i
ABSTRAK

Pada tahun 2016 telah terjadi beberapa kecelakaan yang dialami truk, salah satu
kecelakaan yaitu sebuah truk mengalami patah axle bagian belakang. Truk Mitsubishi
FE 74 HD tersebut membawa muatan sebesar 7500 kg. Karena hal tersebut, maka
penulis mengambil topik tersebut untuk dilakukan analisa kegagalan dengan judul
analisa kegagalan pada komponen rear axle housing truk Mitsubishi FE 74 HD.
Tujuan dilakukannya analisa kegagalan adalah untuk menentukan penyebab
kegagalan berupa patah dari komponen rear axle housing. Analisa kegagalan
dilakukan terdiri dari beberapa tahapan, tahap pertama adalah mencari data-data
ukuran truck serta spesifikasi material dari komponen rear axle housing, selanjutnya
penentuan beban yang bekerja pada rear axle shaft, kemudian menentukan beban
lentur maksimal yang bekerja pada rear axle housing. Beban lentur maksimal tersebut
akan dibandingkan dengan tengangan ijin maksimal dari material, Jika tengangan ijin
material lebih besar dari tegangan lentur yang terjadi maka material tersebut aman
digunakan. Berdasarkan analisa dan perhitungan yang dilakukan tegangan lentur
maksimal pada komponen rear axle hosuing adalah 65.7 𝑘𝑔/𝑚𝑚2 , sedangkan
komponen rear axle hosuing menggunakan material AISI 4140 Alloy Steel dengan
tegangan ijin 27,2 𝑘𝑔/𝑚𝑚2 . Tegangan lentur yang bekerja dengan beban muatan
7500 kg lebih besar dibandingkan tegangan ijin dari material AISI 4140 Alloy Steel.
Maka dapat disimpulkan bahwa kegagalan berupa patah disebabkan karena truk
membawa beban dengan kapasitas yang melebihi kemampuannya. Untuk mencegah
terjadinya kegagalan berupa patah dapat dilakukan dengan melakukan pengecekan
rutin kondisi fisik komponen rear axle housing, selain itu pastikan laju truk tidak
dalam kecepatan tinggi ketika melalui medan tanjakan dan medan yang berlubang.

Kata kunci: Rear axle housing, Beban lentur, Mitsubishi FE 74 HD

ii
1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada tahun 2016 telah terjadi beberapa kecelakaan yang dialami truk, salah
satunya terjadi di kota samarinda, Kalimantan timur, sebuah truk Mitsubishi FE 74
HD mengalami patah axle bagian belakang. Truk tersebut membawa kelapa sawit
dengan bobot 7,5 ton. Kebanyakan pada kejadian kendaraan yang mengalami patah
adalah bagian axle housing. Untuk tipe axle yang sering digunakan pada truk
merupakan tipe full floating dimana beban yang diterima dari kendaraan bertumpu
pada bagian suspensi kemudian menuju axle housing. Berat yang tersalur menuju
suspensi tersebut teralokasi pada 2 titik pada axle housing. Karena hal tersebut, maka
penulis mengambil topik tersebut untuk dilakukan analisa kegagalan dengan judul
analisa kegagalan pada komponen rear axle housing truk mitsubishi FE 74 HD.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian adalah kegagalan


komponen rear axle housing pada truk Mitsubishi FE 74 HD.

1.3 Tujuan Penelitian

Menentukan penyebab kegagalan berupa patah dari komponen Rear Axle


Housing.

1.4 Tinjauan komponen Rear Axle housing

Rear axle housing adalah komponen pada kendaraan mobil yang berfungsi
sebagai tempat melekatnya rear axle shaft dan beberapa komponen
lainnya.sedangkan rear axle shaft atau poros penggerak roda adalah suatu komponen
yang digunakan pada kendaraan yang berfungsi untuk meneruskan tenaga dari
diferensial ke roda - roda. Selain itu rear axle housing berfungsi untuk melindungi
rear axle shaft dan juga menghubungkannya pada sasis mobil. Pada rear axle hosuing
terdapat beberapa komponen sebagai berikut:
1. Differential gear
2. Drive Pinion Gear
3. Spider Gear
3
4. Side Gear
5. Ring Gear
6. Universal Joint Flange
7. Differential Case
8. Differential Carrier
9. Oil Seal

Gambar 1-1 Rear Axle Housing

Gambar 1-2 Komponen pada Rear Axle Housing

1.5 Lokasi Kerja

Rear axle housing merupakan komponen yang terdapat pada kendaraan.


Karena berfungsi sebagai pelindung komponen rear axle housing terletak paling luar
sehingga memungkinkan terkena benturan dan udara. Selain itu posisi rear axle
housing berada di bawah sasis mobil sehingga seringkali terkena air saat kondisi
jalanan berair atau basah, hal tersebut dapat mengakbatkan korosi pada rear axle
housing.
4
2 DATA DAN ANALISIS

2.1 Data pembebanan

Berat kosong truk: 2.370 kg


Berat kotor truk/ Gross vehicle weight: 7.500 kg
Berat muatan yang dibawa:7.500 kg
Data Material: AISI 4140 Alloy Steel
Tensile strength: 655 MPa
Yield strength: 415 MPa
Elastic modulus: 190-210 GPa

2.2 Analisa Gaya dan Perhitungan Kekuatan Bahan

1. Analisa gaya pada truck

Keterangan:
C: Jarak antara pusat beban truk tanpa muatan dan roda depan =13433 mm
E: Jarak antara pusat beban muatan dan roda belakang= 7150 mm
D: Jarak antara pusat beban muatan dan roda depan= 26650 mm
F: Jarak antara pusat beban muatan dan pusat beban truk tanpa muatan
= 13220 mm
5
Untuk menentukan beban yang diterima oleh rear axle menggunakan
persamaan momen dengan mengasumsikan momen yang terjadi di titik A
(posisi roda depan) adalah 0.
∑Ma = 0
−𝑊𝑡𝑟𝑢𝑘. 𝐶 − 𝑊𝑚𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛. (𝐶 + 𝐹 ) + 𝑅𝑏. (𝐷 + 𝐸)=0
−2370.13433 − 7500. (13433 + 13220) + 𝑅𝑏. (26650 + 7150) = 0
−31836210 − 199897500 + 𝑅𝑏. (26650 + 7150) = 0
−31836210 − 199897500 + 𝑅𝑏. (26650 + 7150) = 0
𝑅𝑏 = 6856,02 𝑘𝑔
Maka beban yang diterima ear axle housing sebesar 6856,02 𝑘𝑔

2. Analisa gaya pada Rear axle housing

Gambar 2-1 Posisi Rear Axle Housing

Baban rear axle ditumppu pada dua titik maka beban total dibagi 2
6856,02
𝐹= = 3428 𝑘𝑔
2

F= 3428 kg F= 3428 kg

B C
A D

6
𝐴𝐵 = 𝐶𝐷 = 240 𝑚𝑚
𝐵𝐶 = 1490 𝑚𝑚

∑𝑀𝑎 = ∑𝑀𝑏 = 0
∑𝑀𝑎 = 0
𝑅𝑑. 𝐴𝐷 − 𝐹𝑏. 𝐵𝐷 − 𝐹𝑐. 𝐶𝐷 = 0
𝑅𝑑. 1970 − 3428.1730 − 3428.240 = 0
𝑅𝑑 = 3428 𝑘𝑔

∑𝑉 = 0
𝑅𝑎 − 𝐹𝑏 − 𝐹𝑐 + 𝑅𝑑 = 0
𝑅𝑎 − 3428 − 3428 + 3428 = 0
𝑅𝑎 = 3428 𝑘𝑔

Menentukan besar momen di titik B dan C


𝑀𝑏 = 𝑅𝑎. 𝐴𝐵
𝑀𝑏 = 3428.240
𝑀𝑏 = 822720 𝑘𝑔𝑚𝑚

𝑀𝑐 = 𝑅𝑎. 𝐴𝐶 − 𝐹𝑏. 𝐵𝐶
𝑀𝑐 = 3428.1730 − 3428.1490
𝑀𝑐 = 3428.1730 − 3428.1490
𝑀𝑐 = 822720 𝑘𝑔𝑚𝑚

Menentukan tegangan lentur maksimun


𝑀. 𝑦
𝜏𝑏 = 𝜏𝑐 = 𝜋
(64) . (𝐷 4 − 𝑑 4 )

822720.240
𝜏𝑏 = 𝜋
(64) . (1174 − 1064 )

𝜏𝑏 = 65.7 𝑘𝑔/𝑚𝑚2

7
Menentukan tegangan ijin dari material
0,5𝑥655
𝜏𝑖𝑗𝑖𝑛 =
1,2
𝜏𝑖𝑗𝑖𝑛 = 272 𝑁/𝑚𝑚2
𝜏𝑖𝑗𝑖𝑛 = 27,2 𝑘𝑔/𝑚𝑚2

Syarat aman
𝜏𝑖𝑗𝑖𝑛 > 𝜏𝑏

Perbandingan tegangan ijin dan tegangan lentur yang terjadi


27,2 𝑘𝑔/𝑚𝑚2 < 65.7 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
Berdasarkan perbandingan tersebut menunjukan nilai tegangan
lentur yang terjadi lebih besar dari tegangan ijin, sehingga material yang
digunakan tidak aman untuk mehanahan beban yang bekerja.

8
3 KESIMPULAN

Berdasarkan analisis dan perhitungan tegangan lentur yang dilakukan,


tegangan lentur yang terjadi melebihi batas tegangan ijin dari matrial rear axle
housing yakni AISI 4140 Alloy Steel dengan dimensi yang ditentukan, hal terssebut
menandakan komponen rear axle housing tidak mampu menahan beban yang bekerja
sehingga terjadi kegagalan berupa patah.
Berdasarkan spesifikasi dari truk Mitsubishi FE 74 HD dengan G.W.V 7500
kg atau kapasitas muatan angkut maksimal 5130 kg disarankan agar truk tidak
membawa beban muatan diatas 5130 kg untuk menghindari kegagalan komponen
berupa patah. Disarankan juga untuk melakukan pengecekan rutin terhadap kondisi
fisik garden. Pastikan laju truk tidak melebihi batas kecepatan maksimum terutama
saat melalui jalan berlubang dan jalan menanjak.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Sularso. Dasar Perancangan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta : PT Pradnya


Paramita, 2013. ISBN 979-408-126-4.
2. Mitsubishi. www.mitsubishijambi.com. [Online] Mitsubishi, 2015. [Cited: Mei 12,
2018.] http://www.mitsubishijambi.com/2015/10/spesifikasi-fe-74-hd-125-
ps.html.
3. AzoM. www.azom.com. [Online] AZO materials, September 13, 2012. [Cited: Mei
12, 2018.] https://www.azom.com/article.aspx?ArticleID=6769.
4. showroommobil.co.id. [Online] Auto Center, April 18, 2017. [Cited: Mei 12,
2018.] https://showroommobil.co.id/info-mobil/komponen-gardan-mobil/.

10

Anda mungkin juga menyukai