Anda di halaman 1dari 15

PEDOMAN

Perlindungan Harta Milik Pasien

Rumah Sakit Permata Keluarga Jababeka


2020
Lampiran :KeputusanDirekturRS
permatakeluargajababkeaPermataKel
Nomor : 046/SKDIR/RSPKJ/X/2021
Tangga : 10 Oktober 2021
Tentang :Pemberlakuan Panduan Hak Pasien Dan
Keluarga

PERLINDUNGAN HARTA MILIK PASIEN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sering kali terjadi banyak kasus atau peristiwa secara mendadak atau tiba- tiba
misalnya kecelakaan, pingsan, bencana alam, yang mengakibatkan timbulnya
korban. Hal ini dapat mengakibatkan suatu kondisi yang cukup berbeda yaknii
kepanikan, kacau, kecurigaan. Baik korban yang mengalami maupun orang yang
melihat atau menolong. Kadang kala sering juga dalam kesempatan tersebut
kewaspadaan kurang akibat situasi yang tidak menentu. Sehingga dapat berakibat
adanya kehilangan barang atau benda terutama dan korban yang mengalami
bencana.
Negara Indonesia mempunyai landasan hukum yang cukup kuat untuk dapat
melindungi hak pribadi seseorang untuk mendapatkan perlindungan yang layak
tanpa terkecuali baik untuk diri pribadi maupun barang atau benda yang dimiliknya.
Sehingga setiap orang yang berada di tempat manapun tidak merasa terancam baik
secara fisik ataupun non fisik akibat kehilangan barang atau benda.

2. Pengertian
Pengertian perlindungan adalah proses menjaga atau perbuatan untuk melindungi
harta benda

3. Tujuan
a. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya adanya
kehilangan harta benda pribadi pada pasien/pengunjung/karyawan selama
berada di rumah sakit.
b. Mengurangi kejadian yang berhuhungan dengan adanya kecurian dan pihak
dalam atau luar pada pasien/ pengunjung/ karyawan.
4. Ruang Lingkup
a. Panduan ini di terapkan kepada semua pasien/pengunjung/karyawan selama
berada dalam rumah sakit.
b. Pelaksana panduan ini adalah semua karyawan yang bekerja di rumah sakit
(medis ataupun non medis).

5. Prinsip
a. Semua pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus
mendapat perlindungan harta benda pribadi dengan benar saat masuk rumah
sakit dan selama berada dirumah sakit.
b. Setiap pasien / pengunjung / karyawan yang berada dalam rumah
sakit harus berusaha menjaga harta benda pribadi.
c. Tujuan utama perlindungan harta benda adalah untuk menjaga
keamanan yang memiliki harta benda tersebut.
d. Perlindungan harta benda digunakan pada proses pasien / pengunjung/
karyawan masuk dalam rumah sakit atau selama berada dalam lingkungan
rumah sakit.
BAB II
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB

1. Seluruh Staf Rumah Sakit


a. Memahami dan menerapkan prosedur perlindungan harta benda
pribadi milik pasien / pengunjung.
b. Memastikan prosedur perlindungan harta benda pribadi milik
pasien/pengunjung yangbenar ketika pasien / pengunjung selama
berada di rumah sakit.
c. Melaporkan kejadian salah prosedur perlindungan harta benda milik
pasien / pengunjung / karyawan.

2. SDM yang bertugas


Perawat:
a. Bertanggung jawab memberikan perlindungan harta benda pasien dan
memastikan perlindungan tersebut tercatat di pada laporan di rawat
inap.
b. Memastikan harta benda tersimpan dengan baik. Jika terdapat kesalahan
penyimpanan maka penyimpanan harus di pindah tempatnya.
Petugas Keamanan/Security
a. Bertanggung jawab memberikan pengamanan harta benda pasien dan
memastikan pengamanan tersebut tercatat pada laporan.
b. Memastikan harta benda tersimpan dengan baik. Jika terdapat
kesalahan penyimpanan maka penyimpanan harus dipindah tempatnya
Kepala Instalasi / Kepala Ruang
a. Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami prosedur perlindungan
harta benda pasien.
b. Menyelidiki semua insiden salah perlindungan harta benda pasien dan
memastikan terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah terulangnya
kembali kejadian tersebut.
Manager
 Memantau dan memastikan panduan perlindungan harta benda dikelola
dengan baik oleh Kepala Instalasi.
 Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan perlindungan harta
benda pasien/pengunjung/karyawan.
BAB III
TATA LAKSANA PERLINDUNGAN HARTA BENDA

1. PERLNDUNGAN PASIEN
Berlaku untuk pasien yang berada di rawat inap dimana dalam hal ini pasien
mengenakan perhiasan atau barang berharga lainnya dan sedang dalam
kondisiakan dilakukan tindakan pelayanan medis.
1) Tatalaksana perlindungan harta benda pasien
a. Semua pasien sebelum masuk rawat inap harus diinformasikan bahwa
rumah sakit tidak bertanggung jawab jika ada harta benda yang hilang sebab
pada saat akan masuk rawat inap sudah diinformasikan oleh Unit
Pendaftaran.
b. Pastikan bahwa pasien sudah menyetujui dan mengerti tentang informasi
yang disampaikan tentang perlindungan harta benda.
c. Pastikan pasien memberikan Surat Pemyataan bahwa bersedia tidak akan
menuntut apapun pada pihak rumah sakit apabila terjadi kehilangan harta
benda karena sudah diinformasikan bahwa rumah sakit tidak bertanggung
atas harta benda pribadi milik pasien.
d. Pastikan adanya proses serahterima penyimpanan sementara untuk harta
benda pribadi milik pasien apabila pada pasien tersebut tidak ada keluarga
yang mendampingi dan akan dilakukan tindakan pelayanan kesehatan.
e. Segera hubungi pihak keamanan untuk kasus kehilangan harta benda milik
pasien jika ada peristiwa kehilangan.
f. Jika perlu hubungi pihak yang berwajib untuk menangani kasus kehilangan
harta benda milik pasien jika kasus tersebut berlanjut.
2) Tindakan / prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda pasien.
a. Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan perlindungan harta
benda pasien:
(1) Pada saat pasien tidak ada keluarga yang mendampingi sedangkan pada
pasien tersebut akan dilakukan tindakan pelayanan kesehatan.
(2) Pada saat pasien mengalami hilang kesadaran/hilang ingatan
b. Para staff RS Permata Keluarga Jababeka harus memberikan perlindungan
harta benda pasien dengan benar dengan menanyakan kejelasan informasi
yang disampaikan oleh Unit Pendaftaran untuk tidak meninggalkan harta
benda khususnya yang berharga diluar pengamatan pasien, kemudian
membandingkannya dengan adanya Surat Pemyataan yang tercantum di
rekam medis. Jangan menyebutkan semua informasi tentang perlindungan
dan meminta pasien untuk mengkonfirmasi dengan jawaban ya / tidak.
c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pasien tidak mengetahui untuk
menjaga harta bendanya sendiri. Informasi mengenai bahwa rumah sakit
tidak bertanggung jawab atas barang benda milik pasien diinformasikan
ulang oleh perawat yang bertugas menangani pasien secara personal
sebelum pasien menjalani suatu prosedur.
d. Perlindungan harta benda sebaiknya mencakup 2 kewajiban, yaitu :
(1) Didata semua harta benda pada saat pasien masuk
(2) Mendata semua pengunjung yang datang berkunjung di perawatan
tempat pasien dirawat.

PENGUNJUNG
1. Tatalaksana perlindungan harta benda pengunjung
a. Semua pengunjung harus diidentifikasi dengan benar sebelum masuk
dalam lingkungan rumah sakit dengan menggunakan tanda pengenal
yang masih berlaku (KTP. SIM, Paspor) dan harta benda apa saja yang
dibawa.
b. Pastikan pada pengunjung agar menjaga harta benda yang dibawanya
dan jelaskan bahwa tidak ada penitipan harta benda yang dibawanya.
c. Perlindungan harta benda harus diberikan pada semua pengunjungjika
terjadi kecelakaan, bencana atau hilang kesadaran / ingatan pada
pengunjung tersebut dan tidak ada pengecualian selama berada dalam
lingkungan rumah sakit.
d. Jika terjadi kecelakaan / bencana atau hilang kesadaran / ingatan pada
pengunjung secara tiba-tiba pastikan segera berikan perlindungan
terhadap diri dan harta benda pengunjung. Kemudian catat pada buku
laporan dan laporkan pada pihak manajemen rumah sakit.
e. Pada situasi di mana tidak dapat diberikan perlindungan terhadap harta
benda maka harta benda harus dipastikan dititipkan/ditinggal pada pihak
keamanan dan kemudian dikoordinaskan pada pihak manajemen
f. Harta benda pengunjung tidak boleh dititipkan kepada pihak rumah sakit
walaupun bersifat sementara dan kondisi pengunjung masih
memungkinkan untuk menjaga harta bendanya sendiri karena rumah
sakit tidak bertanggung jawab perlindungan harta benda tersebut
kecuali dalam kondisi tertentu.
g. Pada saat menitipkan harta benda untuk sementara waktu jika
pengunjung dalam kondisi terluka atau hilang kesadaran / ingatan maka
harus memberikan Surat Pemyataan Penitipan dengan disertai tanda
pengenal (KTP / SIM / Paspor) yang masih berlaku dan di bubuhi oleh
tanda tangan.
h. Tanda pengenal yang di sertakan di pos keamanan sebaiknya mencakup
2 hal yang dapat mengidentifikasi pengunjung, yaitu:
1. Tanda pengenal masih berlaku.
2. Tanda pengenal harus asli/bukan fotocopy
i. Jelaskan prosedur perlindungan harta benda sementara dan tujuannya
kepada pengunjung.
j. Periksa ulang 2 (dua) hal data di buku laporan sebelum memberikan
perlindungan harta benda pada pengunjung.
k. Saat menanyakan identitas dan harta benda pengunjung, selalu gunakan
pertanyaan terbuka, misalnya: ‘Siapa nama anda?’ barang apa yang anda
titipkan? (jangan menggunakan pertanyaan tertutup seperti ‘Apakah
nama anda Ibu Susi?’)
l. Jika pengunjung tidak mampu memberitahukan namanya (misalnya
pada pengunjung tidak sadar, bayi, disfasia, gangguan jiwa), verifikasi
harta benda pengunjung kepada keluarga/pengantarnya. Jika mungkin,
tanda pengenal jangan dijadikan satu-satunya bentuk identifikasi pada
saat menitipkan harta benda. Tanya ulang nama dan alamat
pengunjung, kemudian bandingkan jawaban pengunjung dengan data
yang tertulis dibuku laporan.
m. Pengecekan buku laporan pengunjung dilakukan tiap kali pergantian jaga
petugas keamanan
n. Unit yang memberikan perlindungan pada harta benda pengunjung
harus menanyakan ulang identitas pengunjung dan membandingkan
data yang diperoleh dan laporan verifikasi pihak keamanan.
o. Pada kasus pengunjung yang tidak mau diberikan perlindungan harta
benda:
1. Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab, seperti:
a) menolak diberikan perlindungan harta benda
b) Tidak ada kepercayaan dari pengunjung
2. Proses perlindungan harta benda harus diinformasikan akan risiko
yang dapat terjadi jika tidak dilakukan. Alasan pengunjung harus
dicatat pada buku laporan petugas keamanan.
3. Jika pengunjung menolak untuk diberikan perlindungan harta
bendanya, petugas harus lebih waspada dan mencari cara lain untuk
memberikan perlindungan pada harta benda pengunjung dengan
benar sebelum dilakukan tindakan pelayanan kesehatan
2. Tindakan / prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda
a. Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan perlindunganharta
benda pengunjung:
1) Pada saat terjadi bencana (kebakaran, gempa).
2) Pada saat evakuasi karena terjadinya bencana.
3) Pada saat terjadi kasus pencurian.
4) Pada saat pengunjung hilang kesadaran/ingatan
b. Para staf RS Permata Keluarga Lippo Cikarang harus mengkonfirmasi
pengunjung dalam perlindungan harta benda dengan benar dengan
menanyakan nama dan harta benda yang akan dilindungi, kemudian
membandingkannya dengan data berdasarkan infomasi yang didapat dan
laporan petugas keamanan. Jangan menyebutkan nama dan harta benda
yang dilindungi dan meminta pengunjung untuk mengkonfirmasi dengan
jawaban ya / tidak.
c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pengunjung tidak mau diberikan
perlindungan pada harta benda yang dibawanya. Perlindungan harta benda
harus dipastikan diberlakukan ulang oleh petugas keamanan yang bertugas
menangani pengunjung secara personal pada saat pengunjung datang.

KARYAWAN
1. Tatalaksana perlindungan harta benda karyawan
a. Semua karyawan harus bertanggung jawab sendiri atas harta benda yang
dibawanya.
b. Pastikan pada karyawan agar menjaga harta benda yang dibawanya dan
jelaskan bahwa tidak ada penitipan harta benda yang dibawanya.
c. Perlindungan harta benda harus diberikan pada semua karyawan jika terjadi
kecelakaan, bencana atau hilang kesadaran/ingatan pada diri karyawan
tersebut dan tidak ada pengecualian selama berada dalam lingkungan
rumah sakit.
d. Jika terjadi kecelakaan/bencana atau hilang kesadaran/ingatan pada
karyawan secara tiba -tiba pastikan segera berikan perlindungan terhadap
diri dan harta benda karyawan, kemudian catat pada buku laporan dan
laporkan pada pihak manajemen rumah sakit.
e. Pada situasi di mana tidak dapat diberikan perlindungan terhadap harta
benda maka harus dipastikan harta benda dititipkan/ditinggal pada pihak
keamanan dan kemudian dikoordinasikan pada pihak manajemen.
f. Harta benda karyawan tidak boleh dititipkan kepada pihak rumah sakit
walaupun bersifat sementara dan kondisi pengunjung masih memungkin-
kan untuk menjaga harta bendanya sendiri karena rumah sakit tidak
bertanggung jawab perlindungan harta benda tersebut kecuali dalam kondisi
tertentu.
g. Pada saat menitipkan harta benda untuk sementara waktu jika karyawan
dalam kondisi terluka atau hilang kesadaran / ingatan maka harus
memberikan surat pernyataan penitipan dengan disertai tanda pengenal
(KTP/SIM/Paspor) yang masih berlaku dan dibubuhi oleh tanda tangan/cap
jempol karyawan.
h. Tanda pengenal yang di sertakan di pos keamanan sebaiknya mencakup 2
benda yang dapat mengidentifikasi pengunjung, yaitu :
1) Tanda pengenal masih berlaku.
2) Tanda pengenal harus aslibukan fotocopy
i. Jelaskan prosedur perlindungan harta benda sementara dan tujuannya
kepada karyawan.
j. Periksa ulang 2 (dua) detail data di buku laporan sebelum memberikan
perlindungan harta benda pada karyawan.
k. Saat menanyakan identitas dan harta benda karyawan, selalu gunakan
pertanyaan terbuka, misalnya: ‘Siapa nama Anda?’ barang apa yang anda
titipkan? (jangan menggunakan pertanyaan tertutup seperti (“Apakah nama
anda Ibu Susi?”).
l. Jika karyawan tidak mampu memberitahukan namanya (misalnya pada
karyawan tidak sadar. disfasia, gangguan jiwa), verifikasi harta benda
karyawan kepada teman sejawat / unit kerjanya. Jika mungkin, tanda
pengenal jangan di jadikan satu-satunya bentuk identifikasi pada saat
menitipkan harta benda Tanya ulang nama dan alamat pengunjung,
kemudian bandingkan jawaban karyawan dengan data yang tertulis dibuku
laporan.
m. Pengecekan buku laporan dilakukan tiap kali pergantian jaga petugas
keamanan.
n. Unit yang memberikan perlindungan pada harta benda karyawan harus
menanyakan ulang identitas karyawan dan membandingkan data yang
diperoleh dan laporan verifikasi pihak keamanan.
o. Pada kasus karyawan yang tidak mau diberikan perlindungan harta benda:

 Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab, seperti:


a) Menolak diberikan perlindungan harta benda.
b) Tidak ada kepercayaan dan karyawan.

 Proses perlindungan harta benda harus diinformasikan akan risiko yang


dapat terjadi jika tidak dilakukan. Alasan karyawan harus dicatat pada
buku laporan petugas keamanan.
 Jika karyawan menolak untuk diberikan perlindungan harta bendanya,
petugas harus lebih waspada dan mencari caralain untuk memberikan
perlindungan pada harta benda pengunjung dengan benar sebelum
dilakukan tindakan pelayanan kesehatan.
2. Tindakan/ prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda.
a. Berikut adalah beberapa prosedur yang niembutuhkan perlindungan harta
benda karyawan:
• Pada saat terjadi bencana (kebakaran, gempa).
• Pada saat evakuasi karena terjadinya bencana.
• Pada saat terjadi kasus pencurian.
• Pada saat karyawan hilang kesadaran/ingatan.
b. Para staf RS Permata Keluarga Lippo Cikarang harus mengkonfirmasi
karyawan dalam perlindungan harta benda dengan benar dengan
menanyakan nama dan harta benda yang akan dilindungi, kemudian
membandingkannya dengan data berdasarkan informasi yang di dapat dan
laporan petugas keamanan. Jangan menyebutkan nama dan harta benda
yang dilindungi dan meminta karyawan untuk mengkonfirmasi dengan
jawaban ya/tidak.
c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pengunjung tidak mau diberikan
perlindungan pada harta benda yang dibawanya. Perlindungan harta benda
harus dipastikan diberlakukan ulang oleh petugas keamanan yang bertugas
menangani pengunjung secara personal pada saat pengunjung datang.

II. TATA CARA PERLINDUNGAN


Perlindungan yang tersedia di Rumah Sakit Permata Keluarga Lippo Cikarang
adalah sebagai berikut:
a. Perlindungan harta benda pasien
b. Perlindungan harta benda pengunjung
c. Perlindungan harta benda karyawan

Menitipkan Harta Benda


Proses perlindungan harta benda yang tersedia di Rumah Sakit Permata Keluarga
Lippo Cikarang adalah sebagai berikut :
a. Pasien
Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika pasien dalam kondisi akan
ada tindakan pelayanan kesehatan dan tidak ada keluarga yang mendampingi
atau dalam kondisi hilang kesadaran.
b. Pengunjung
Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika pengunjung menjadi
korban kecelakaan/hilang kesadaran secara tiba-tiba dan tidak ada keluarga
yang mendampingi.
c. Karyawan
Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika pengunjung menjadi
korban kecelakaan/hilang kesadaran secara tiba-tiba dan tidak ada keluarga
yang mendampingi.

Pelaporan insiden/kejadian kesalahan perlindungan harta benda pasien


1. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:
a. Mis identifikasi data/pencatatan di buku laporan.
b. Tidak adanya tanda pada harta benda yang dilindungi
c. Misidentifikasi laporan investigasi
d. Registrasi ganda saat mendata harta benda yang dilindungi.
e. Kesalahan penulisan tanda untuk karat benda yang mendapat
perlindungan di buku laporan
2. Beberapa penyebab umum .terjadinya misidentifikasi adalah:
1) Kesalahan pada administrasi/tata usaha
• Salah memberikan tanda pada harta benda pasien
• Kesalahan mengisi buku laporan.
• Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salah.
• Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak terbaca
2) Kegagalan verifikasi
• Tidak adekuatnya/tidak adanya protokol verifikasi
• Tidak mematuhi protokol verifikasi
3) Kesulitan komunikasi.
• Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi atau keterbatasan
bahasa pasien
• Kegagalan untuk pembacaan kembali
• Kurangnya kultur/budaya organisasi
4) Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda pasien
pastikan keamanan dan keselamatan pasien

Pengunjung
1. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:
1) Kesalahan penulisan tanda pengenal yang masih berlaku di buku laporan.
2) Tidak adanya tanda pada harta benda yang dilindungi
3) Registrasi ganda saat mendata harta benda yang dilindungi
2. Beberapa penyebab umum terjadinya misidentifikasi adalah:
1) Kesalahan pada administrasi/tata usaha
a. Salah memberikan tanda pada harta benda pengunjung.
b. Kesalahan mengisi buku laporan.
c. Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salah
d. Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak terbaca
2) Kegagalan verifikasi
a. Tidak adekuatnya/tidak adanya protokol verifikasi
b. Tidak mematuhi protokol verifikasi
3) Kesulitan komunikasi
a. Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi, atau keterbatasan bahasa
pengunjung
b. Kegagalan untuk pembacaan kembali
c. Kurangnya kultur / budaya organisasi
4) Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda pengunjung
pastikan keamanan dan keselamatan karyawan
a. Salah memberikan tanda pada benda pengunjung
b. Kesalahan mengisi buku laporan.
c. Penulisan data berdasar harta benda yang dititipkan salah
d. Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak terbaca
5) Kegagalan verifikasi
a. Tidak adekuatnya / tidak adanya protokol verifikasi.
b. Tidak mematuhi protokol verifikasi
6) Kesulitan komunikasi.
a. Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi, atau keterbatasan
bahasa pengunjung.
b. Kegagalan untuk pembacaan kembali.
c. Kurangnya kultur/budaya organisasi
7) Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda pengunjung
pastikan keamanan dan keseamatan pengunjung

Revisi Dan Audit


Pasien
1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 3 tahun
2. Rencana audit akan disusun dengan bantuan HRD serta akan dilaksanakan
dalam waktu 6 bulan setelah implementasi kebijakan. Audit ini meliputi:
a. Jumlah persentase pasien yang membutuhkan perlindungan pada harta
benda
b. Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di buku laporan
c. Alasan mengapa pasien tidak menggunakan tanda identitas untuk
perlindungan khusus
3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan visitor akan dipantau dan
ditindaklanjuti saat dilakukan revisi kebijakan.

Pengunjung
1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 3 tahun
2. Rencana audit akan disusun dengan bantuan panitia kesehatan keselamatan
kerja serta akan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah implementasi
kebijakan. Audit ini meliputi:
a. Jumlah persentase pengunjung yang menggunakan tanda visitor
b. Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di buku laporan
c. Alasan mengapa pengunjung tidak menggunakan tanda visitor
3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan visitor akan dipantau dan
ditindaklanjuti saat dilakukan revisi kebijakan.
Karyawan
1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun
2. Rencana audit akan disusun oleh Unit HRD sertaakan dilaksanakan dalam waktu
6 bulan setelah implementasi kebijakan. Audit ini meliputi:
a. Jumlah persentase karyawan yang menggunakan tanda pengenal
b. Akurasi dan reliabilitas infomasi yang terdapat di buku laporan
c. Alasan mengapa karyawan tidak menggunakan tanda pengenal
3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan karyawan akan dipantau
dan ditindaklanjuti saat dilakukan revisi kebijakan.
BAB III
PENUTUP

Perlindungan terhadap harta benda milik pasien merupakan salah satu unsur
pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan peningkatan
kesadaran hukum, hak asasi manusia serta cara berpikir yang kritis dan rasional.
Untuk itu rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan yang cukup baik
termasuk pelayanan perlindungan terhadap harta benda milik pasien rumah sakit.
Pengamanan perlindungan berlaku untuk siapapun yang berada dalam
lingkungan rumah sakit baik untuk pasien/pengunjung ataupun karyawan. Namun
untuk lebih menguatkan hak perlindungan tersebut maka baik pasien/pengunjung
atau karyawan harus memberikan Surat Pernyataan Perlindungan secara tertulis
sehingga jelas sejauh mana pengamanan akan diberikan.
Panduan Perlindungan Terhadap Harta Benda ini dipakai sebagai acuan oleh
rumah sakit dalam mengembangkan pengamanan sehingga dapat diketahui sumber
daya manusia dan fasilitas yang dimiliki oleh rumah sakit dapat menunjang
pengamanan tersehut

Anda mungkin juga menyukai