Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERSPEKTIF PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ANAK


TUNAGRAHITA

( Tempat, Sistem dan Tenaga Ahli Terkait Dengan Penyelenggaraan


Pendidikan Anak Hambatan Kecerdasan )

DOSEN PENGAMPU:

RAHMAHTRISILVIA, S.Pd, M.Pd

KELOMPOK 9 :

ERNA MAYLANI LUBIS (21003272)

MAY LENY (21003297)

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdullilah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar
sehingga kami pada akhirnya bisa menyelesaikan tugas Perspektif Pendidikan dan
Pembelajaran Anak Tunagrahita tentang Tempat, Sistem dan Tenaga Ahli Terkait
Dengan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Hambatan Kecerdasan tepat pada
waktunya.

Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pengampu yang selalu
memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga tugas ini dapat disusun dengan
baik. Semoga tugas yang telah kami susun ini turut memperkaya khazanah ilmu
serta bisa menambah pengetahuan dan pengalaman para pembaca.

Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang


sempurna. Kami juga menyadari bahwa tugas ini juga masih memiliki banyak
kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan saran serta masukan yang
membangun dari para pembaca demi penyusunan tugas dengan tema serupa yang
lebih baik lagi.

Medan, 10 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG .................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH ................................................................. 2
C. TUJUAN .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN

A. TEMPAT DAN SYSTEM PENDIDIKAN .................................... 3


B. TENAGA AHLI TERKAIT DENGAN PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN ANAK HAMBATAN KECERDASAN .............. 7
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN............................................................................... 10
B. SARAN ............................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anak merupakan suatu anugerah yang dititipkan oleh tuhan kepada
manusia. Setiap anak memiliki keunikan dan kemampuan yang berbeda-
beda, ada yang memiliki keistimewaan dan ada yang memiliki potensi
kecerdasan yang berbeda setiap anak. Maka dari itu anak memiliki
kesempatan yang sama dalam segala aspek pendidikan. Karena Pendidikan
merupakan suatu aspek yang penting dalam membangun potensi atau
kemampuan seseorang, maka dari itu setiap orang berhak mendapatkan
pendidikan yang tercantum di dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 31
ayat 1 disebutkan “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”.
Dan Berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 5 menyatakan bahwa “Setiap warga negara
mempunyai hak yang sama untuk mengeyam pendidikan, dan, warga negara
yang memiliki kelainan fisik, emosional, intelektual, mental dan/atau sosial
berhak memperoleh pendidikan khusus”. Berdasarkan amanah UUD 1945
dan UU No 20 tahun 2003 tersebut dapat dilihat bahwa setiap orang/setiap
warga negara di Indonesia memiliki hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan termasuk anak yang memiliki kelainan fisik, emosional,
intelektual atau ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).
Salah satu hambatan anak berkebutuhan khusus untuk maju,
termasuk dalam mengakses pendidikan setinggi mungkin bukan pada
kecacatannya, tetapi pada penerimaan sosial masyarakat. Selama ada alat
dan mendapat penanganan khusus, maka mereka dapat mengatasi hambatan
kelainan itu. Justru yang sulit dihadapi adalah hambatan sosial, bahkan dari
dalam diri anak yang berkelainan itupun umumnya juga disebakan
pandangan sosial yang negatif pada dirinya.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja tempat dan system pendidikan?
2. Siapa saja tenaga ahli terkait dengan penyelenggaraan pendidikan anak
hambatan kecerdasan?

C. TUJUAN
1. Mengetahui apa saja tempat dan system pendidikan;
2. Mengetahui siapa saja tenaga ahli terkait dengan penyelenggaraan
pendidikan anak hambatan kecerdasan;

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. TEMPAT DAN SYSTEM PENDIDIKAN


Ada beberapa pendidikan dan layanan untuk anak tunagrahita yaitu :
1. Tempat Khusus atau Sistem Segregasi
Sistem layanan pendidikan segregasi adalah sistem pendidikan yang
terpisah dari sistem pendidikan anak normal. Sistem pendidikan
segregasi merupakan sistem pendidikan yang paling tua. Pada awal
pelaksanaan, sistem ini diselenggarakan karena adanya kekhawatiran
atau keragaman terhadap kemampuan anak berkebutuhan khusus untuk
belajar bersama dengan anak normal. Selain itu, adanya kelainan fungsi
tertentu pada anak berkebutuhan khusus memerlukan layanan
pendidikan dengan menggunakan metode yang sesuai dengan
kebutuhan khusus mereka. Tempat pendidikan yang termasuk sistem
segregasi, adalah sebagai berikut :
a) Sekolah Khusus (Sekolah Luar Biasa)
Sekolah khusus untuk anak tunagrahita disebut Sekolah Luar
Biasa C (SLB-C) dan Sekolah Pendidikan Luar Biasa C (SPLB-C).
Murid yang ditampung di tempat ini khusus satu jenis kelainan atau
ada juga khusus melihat berat dan ringannya kelainan, seperti
sekolah untuk tunagrahita ringan. Dalam satu kelas maksimal 10
anak dengan pembimbing/pengajar guru khusus dan teman sekelas
yang dianggap sama keampuannya (tunagrahita). Penerimaan murid
dilakukan setiap saat sepanjang fasilitas masih memungkinkan.
Pengelompokan murid didasarkan pada usia kronologisnya dan usia
mentalnya diperhatikan pada saat kegiatan belajar berlangsung.
Model seperti ini tidak menyulitkan guru karena setiap anak
mempunyai program sendiri. Penyusunan program menggunakan
model Individualized Educational Program (IEP) atau program

3
pendidikan yang diindividualisasikan; maksudnya program disusun
berdasarkan kebutuhan tiap individu. Jenjang pendidikan yang ada
di sekolah khusus ialah Taman Kanak-kanak Luar Biasa (TKLB,
lamanya 3 tahun), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB, lamanya 6
tahun), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTPLB, lamanya 3
tahun), Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB, lamanya 3 tahun).
Sekolah khusus ada yang menyediakan asrama sehingga murid
tunagrahita langsung tinggal di asrama sekolah tersebut. Terdapat
kesinambungan program pembelajaran antara yang ada di sekolah
dengan di asrama, sehingga asrama merupakan tempat pembinaan
setelah anak di sekolah. Selain itu, kelas khusus berasrama
merupakan pilihan sekolah yang sesuai bagi murid yang berasal dari
luar daerah, karena mereka terbatas fasilitas antar jemput.
b) Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB)
SDLB di sini berdiri sendiri dan hanya menampung anak
tunagrahita usia sekolah dasar. Model ini dibentuk agar
mempercepat pemerataan kesempatan belajar bagi anak luar biasa.
Kurikulum yang digunakan di SDLB adalah kurikulum yang
digunakan di SLB untuk tingkat dasar yang disesuikan dengan
kekhususannya. Kegiatan belajar dilakukan secara individual,
kelompok, dan klasikal sesuai dengan ketunaan masingmasing.
Pendekatan yang dipakai juga lebih ke pendekatan individualisasi.
c) Kelas Jauh
Kelas jauh adalah lembaga yang disediakan untuk memberi
pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus dalam hal ini
anak tunagrahita yang tinggal jauh dari SLB atau SDLB. Anak
tunagrahita tersebar di seluruh pelosok tanah air, sedangkan
sekolahsekolah yang khusus mendidik mereka masih sangat terbatas
di kota/kabupaten. Pengelenggaraan kelas jauh merupakan
kebijaksanaan pemerintah dalam rangka menuntaskan wajib belajar
serta pemerataan kesempatan belajar. Administrasi kelas jauh

4
banyak dikerjakan di sekolah khusus (induknya), sedangkan
administrasi kegiatan belajar mengajar dikerjakan oleh guru pada
kelas jauh tersebut. Tenaga guru yang bertugas di kelas tersebut
berasal dari guru SLBSLB di dekatnya. Mereka berfungsi sebagai
guru kunjung.
d) Guru Kunjung
Berdasarkan kalsifikasinya terdapat anak anak tunagrahita
yang mengalami kelainan berat sehingga tidak memungkinkan
untuk berkunjung ke sekolah khusus. Oleh karena itu, guru
berkunjung ke tempat anak tersebut dan memberi pelajaran sesuai
dengan kebutuhan anak.
e) Lembaga Perawatan (Institusi Khusus)
Lembaga perawatan ini disediakan khusus untuk anak
tunagrahita yang tergolong berat dan sangat berat. Di sana mereka
mendapat layanan pendidikan dan perawatan sebab tidak jarang
anak tunagrahita berat dan sangat berat menderita penyakit di
samping ketunagrahitaan.

2. Pendidikan Inklusif
Sejalan dengan perkembangan layaan pendidikan untuk anak
berkebutuhan khusus, terdapat kecenderungan baru yaitu model
Pendidikan Inklusif. Model ini menekankan pada keterpaduan penuh,
menghilangkan labelisasi anak dengan prinsip "Education for All".
Layanan pendidikan inklusif diselenggarakan pada sekolah reguler.
Anak tunagrahita belajar bersama-sama dengan anak reguler, pada kelas
dan guru/pembimbing yang sama. Pada kelas inklusi, siswa dibimbing
oleh 2 (dua) orang guru, satu guru reguler dan satu lagi guru khusus.
Guna guru khusus untuk memberikan bantuan kepada siswa tunagrahita
jika anak tersebut mempunyai kesulitan di dalam kelas. Semua anak
diberlakukan dan mempunyai hak serta kewajiban yang sama. Tapi saat
ini pelayanan pendidikan inklusif masih dalam tahap rintisan.

5
B. TENAGA AHLI TERKAIT DENGAN PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN ANAK HAMBATAN KECERDASAN

Para personil yang terlibat dan dibutuhkan dalam proses


pendidikan bagi penyandang tunagrahita pada satuan pendidikan Luar
biasa ini meliputi :

1. Guru

Peran guru dalam lembaga satuan pendidikan luar biasa untuk anak
tunagrahita mempunyai fungsi yang dominan terutama dalam
memberikan layanan pendidikan dan pengajaran. Guru dalam
pendidikan anak tunagrahita bukan saja diharapkan mampu
memberikan layanan pendidikan dan pengajaran sebagai tugas
primernya dengan sebaik-baiknya, tetapi juga harus sanggup
membimbing mengarahkan, melatih dan mengembangkan pribadi
anak secara optimal sesuai dengan kemampuannya masing-masing
Disamping itu guru juga diharapkan dapat mengorganisasikan
lingkungan dan menghubungkan dengan Anak Dalam proses
pembelajaran.

2. Guru Bimbingan dan Konseling

Dalam pasal 23 ayat 1 Peraturan Pemerintah RI Nomor 72 tahun


1991 disebutkan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada peserta didik dalam rangka upaya menemukan pribadi,
mengatasi masalah yang disebabkan oleh kelainan yang disandang,
mengenai lingkungan dan merencanakan masa depan. Masalah-
masalah yang dihadapi oleh anak tunagrahita cukup banyak, sehingga
untuk dapat membantu anak tunagrahita dalam menemukan dirinya
diperlukan adanya Guru bimbingankonseling.

3. Tenaga Rehabilitasi

Kehadiran tenaga rehabilitasi dalam satuan pendidikan luar biasa


bagi anak tunagrahita sangat diperlukan terutama untuk memberikan

6
bantuan medik,sosial dan keterampilan agar mereka mampu mengikuti
pendidikan. Personil yang diperlukan untuk memberikan bantuan
sebagai dimaksud di atas meliputi :

a) Dokter

Untuk memberikan bantuan penyembuhan atau pemulihan


kesehatan bagi anak tunagrahita agar dapat mengikuti program
pendidikan dengan sebaik-baiknya. Selain dokter umum dalam
terapi medik ini diperlukan adanya dokter ahli penyakit jiwa,
terapi fisik dan juga.

b) Psikolog

Untuk memberikan bantuan pengarahan dan mengembangkandiri


anak tunagrahita berkenaan dengan permasalahan yang dihadapi.

c) Pekerja Sosial

Diperlukan terutama dalam usaha pemberian bimbingan sosial


pada anak tunagrahita yang mencakup pengarahan pada
penyesuaian diri terhadap lingkungannya.

d) Terapi bicara berkenaan dengan upaya pemberian bantuan bagi


anak- anak tunagrahita yang mengalami kesulitan dalam
berbahasa atau berbicara.

e) Tenaga tenaga ahli lainnya yang secara langsung atau tidak


langsung memberikan dukungan atas kelancaran pendidikan bagi
anak tunagrahita.

f) Tenaga ahli keterampilan

Secara konkret layanan pendidikan anak tunagrahita ditekankan


pada pengembangan ranah psikomotor yang secara langsung
berhubungan dengan kebutuhan pokok bagi anak tunagrahita
dalam kehidupan sehari-harinya. Keterampilan-keterampilan
sebagaimana tersebut di atas antara lain meliputi; keterampilan

7
intelektual, keterampilan social, keterampilan gerak, keterampilan
teknik dan keterampilan produktif.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Terdapat beberapa pendidikan dan layanan untuk anak tunagrahita


yaitu: Tempat Khusus atau Sistem Segregasi, yang meliputi; sekolah khusus
(Sekolah Luar Biasa), sekolah dasar luar biasa (SDLB), kelas jauh, guru
khusus, Lembaga perawatan (Institusi Khusus) dan Pendidikan Inklusif.

Para personil yang terlibat dan dibutuhkan dalam proses


pendidikan bagi penyandang tunagrahita pada satuan pendidikan Luar
biasa ini meliputi : Guru, Guru Bimbingan dan Konseling, Tenaga
Rehabilitasi (dokter, psikolog, pekerja social, terapi bicara, tenaga ahli
keterampilan.

B. SARAN
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah
ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun
bagi makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian
hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya
dan pembaca pada umumnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://sites.google.com/a/students.unnes.ac.id/pus/page/model-layanan-
pendidikan-abk

http://duniakhusus.blogspot.com/2011/04/tempat-dan-sistem-pendidikan-abmr-
anak.html

10

Anda mungkin juga menyukai