Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

HUBUNGAN ANTARA PANCASILA DAN HAK ASASI MANUSIA


Disusun guna memenuhi tugas mandiri pada pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

DISUSUN OLEH :

Nama : Andi Bese Fatimah

Kelas : XI MIA 2

GURU PENGAJAR :

Hj. Wiwik Astuty, S. Pd, M. Pd

SMA NEGERI 16 SAMARINDA

TAHUN AJARAN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas segala rahmat
NYA saya dapat menyelesaikan Makalah “Hubungan Ham dan Pancasila” ini dengan
tepat waktu. Selain itu, sholawat serta salam saya haturkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW, semoga kelak kita semua mendapatkan syafaat beliau di Hari Akhir
nanti, Aamiin Yaa Rabbal Alamin.

Dan tak lupa saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh
pihak yang telah berkontribusi memberikan bantuan, baik tenaga maupun pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah tentang “Hubungan Ham dan Pancasila” ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, serta memperoleh nilai
yang baik dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Saran dan kritik sangat saya harapkan agar untuk kedepannya saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan
dan kesalahan dalam makalah ini.

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3. Tujuan Rumusan Masalah.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
2.1. Pengertian HAM dan Pancasila................................................................................2
2.1.1. Macam Macam Hak Asasi Manusia................................................................2
2.1.2. Hak Hak Asasi dalam Undang Undang Dasar 1945......................................3
2.1.3. Hak-Hak Asasi dan Kewajiban-Kewajiban Dasar.........................................4
2.2. Sejarah HAM dan Pancasila......................................................................................7
2.3. Hubungan Antara HAM dan Pancasila.....................................................................9
2.3.1. Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Dasar Pancasila.....................9
2.3.2. Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Instrumental Sila.................12
Sila Pancasila....................................................................................................12
2.3.3. Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Praksis Sila Sila...................14
Pancasila............................................................................................................14
BAB III PENUTUP...........................................................................................................16
3.1. Kesimpulan.............................................................................................................16
3.1. Saran Saran..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................18

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pancasila sebagai dasar negara seperti tercantum dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup
bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan, dan kesaktiannya. Sehingga,
tak ada satu kekuatan pun yang mampu memisahkan Pancasila dari
kehidupan bangsa indonesia.

Mengingat tingkah laku para pendiri bangsa di berbagai bidang dewasa


ini yang berkaitan dengan situasi negeri kita di bidang politik, sosial,
ekonomi, dan moral, maka sudah sepatutnya kita saling mengingatkan bahwa
tidak mungkin ada solusi terhadap berbagai persoalan yang sedang kita
hadapi bersama, kalau fikiran dan tindakan kita bertentangan dengan prinsip-
prinsip Pancasila yang sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia. Terutama
hak-hak kodrat manusia sebagai hak dasar (hak asasi) yang harus dijamin dan
dilindungi dalam peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, banyak
ulasan yang bisa sama-sama kita lakukan mengenai persoalan ini.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian HAM dan Pancasila ?
2. Bagaimana sejarah HAM dan pancasila ?
3. Bagaimana hubungan antara HAM dan Pancasila ?

1.3. Tujuan Rumusan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian HAM dan Pancasila.
2. Untuk mengetahui sejarah HAM dan Pancasila.
3. Untuk mengetahui hubungan antara HAM dan Pancasila.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian HAM dan Pancasila


Hak asasi manusia merupakan hak dasar manusia yang diperoleh sejak
lahir sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa. Disamping hak hak asasi ada
juga kewajiban kewajiban asasi yang harus kita penuhi sebelum menuntut
hak.

Menurut sejarah, hak asasi berasal dari Inggris sebagai tonggak pertama
penegakan hak asasi pada tahun 1215 melalui lahirnya Magna Charta. Magna
Charta menjelaskan bahwa raja tidak lagi bertindak sewenang-wenang.
Dalam hal-hal tertentu, tindakan raja harus mendapat persetujuan para
bangsawan. Perkembangan berikutnya melalui Revolusi Amerika 1776 dan
Revolusi Prancis 1789. Dua revolusi tersebut berdampak besar pada
perkembangan hak asasi manusia. Revolusi Amerika menuntut pemenuhan
hak hidup setiap orang. Revolusi Prancis bertujuan untuk membebaskan
warga Prancis dari kekangan kekuasaan absolut Raja Louis XVI. Istilah yang
dipakai pada saat itu adalah “droit de home” yang berarti hak manusia, yang
dalam bahasa inggris disebut “human right” atau “mensen rechten” dalam
bahasa Belanda. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan “hak-hak
kemanusiaan” atau “hak-hak asasi manusia”.

2.1.1. Macam Macam Hak Asasi Manusia


Hak-hak asasi manusia dapat dibagi sebagai berikut.

a. Hak-hak asasi manusia pribadi (personal rights) yang meliputi


kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama,
kebebasan bergerak, dan sebagainya.
b. Hak-hak asasi ekonomi (property rights), yaitu hak untuk
memiliki sesuatu, membeli, dan menjualnya.
c. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam
hokum dan pemerintahan (rights of legal equality).

2
d. Hak-hak asasi politik (political rights) yaitu hak untuk ikut serta
dalam pemerintahan, hak pilih (memilih dan dipilih dalam
pemilihan umum), hak mendirikan partai politik, dan
sebagainya.
e. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan misalnya hak untuk
memilih pendidikan, mengembangkan kebudayaan, dan
sebagainya.
f. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan
dan perlindungan (procedural rights), misalnya peraturan dalam
hal penangkapan, pengeladahan, peradilan, dan sebagainya.

2.1.2. Hak Hak Asasi dalam Undang Undang Dasar 1945


Hak-hak asasi manusia dan kewajiban warga negara diatur
pelaksanaannya dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 dan
dalam pasal-pasal pada batang tubuh UUD 1945. Dalam alinea
pertama pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa hak kemerdekaan
dimiliki oleh segala bangsa di dunia; oleh sebab itu, penjajahan di
atas dunia ini harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.

Pasal 27 Ayat (1) UUD 1945 menetapakan bahwa segala warga


negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya. Ayat (2) pasal itu menetapkan bahwa tiap-tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan. Selanjutnya, pada Pasal 28 UUD 1945 diatur tentang
kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan, dan sebagainya yang ditetapkan dengan
Undang-Undang. Jaminan kemerdekaan memeluk agama ditentukan
dalam Pasal 29 UUD 1945 Ayat (2) yang berbunyi, “Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan

3
kepercayaannya itu”. Hak-hak dalam pembelaan negara diatur dalam
Pasal 30 UUD 1945 Ayat (1) yang berbunyi, “Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
Kemudian hak-hak asasi di bidang sosial sesuai dengan sila V
Pancasila diatur dalam Pasal 33, UUD 1945 yang berbunyi sebagai
berikut.

a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas


asas kekeluargaan.
b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
c. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.

2.1.3. Hak-Hak Asasi dan Kewajiban-Kewajiban Dasar


Pada prinsipnya, tiap hak manusia membawa kewajiban-
kewajiban tertentu, baik terhadap seluruh masyarakat (atau negara)
yang melindunginya maupun terhadap sesama hidup dalam satu
pergaulan hidup bersama.

Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Nama ini terdiri atas


dua kata bahasa Sanskerta, yaitu pañca berarti lima dan śīla berarti
prinsip atau asas. Pancasila merupakan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi
utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia.

4
1. Filsafat Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia

Pancasila adalah paham filsafat (philosophical way of


thinking). Dalam pengertian tersebut, Pancasila disebut juga way
of life, weltanschaung, pegangan hidup, petunjuk hidup, dan
sebagainya. Dalam hal ini Pancasila berperan sebagai petunjuk
arah di segala aspek kehidupan, sehingga seluruh perbuatan
warga Indonesia harus merepresentasikan sila-sila Pancasila.

2. Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Sebagai dasar negara, Pancasila harus dapat dipertanggung


jawabkan secara yuridis konstitusional (menurut hukum
ketatanegaraan). Maka dari itu, setiap orang tidak boleh memberi
penafsiran sendiri. Pancasila dalam pengertian ini sering disebut
pula sebagai dasar falsafah negara (philosofische grondslag) atau
ideologi negara (staatsidee).

Pancasila yang diresmikan dalam sidang I BPUPKI pada


tanggal 1 Juni 1945 merupakan dasar negara Indonesia merdeka.
Adapun dasar itu menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa
Indonesa merdeka. Selanjutnya, dalam sidang PPKI pada tanggal
18 Agustus 1945, Pancasila tercantum secara resmi dalam
Pembukaan UUD RI. Karena Pancasila tercantum dalam UUD
1945, maka seluruh peraturan perundang-undangan Republik
Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan
Pemerintah sebagai pengganti Undang-undang, Peraturan
Pemerintah, Keputusan Presiden dan peraturan-peraturan
pelaksanaan lainnya) harus sejalan dengan Pancasila. Bahkan
dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 ditegaskan bahwa
Pancasila itu adalah sumber dari segala sumber hukum (sumber

5
huum formal, undang-undang, kebiasaan, traktaat, jurisprudensi,
hakim, ilmu pengetahuan hukum).

3. Pancasila Sebagai Jiwa Dan Kepribadian Bangsa Indonesia

Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksud dengan


kepribadian Indonesia ialah : Keseluruhan ciri khas bangsa
Indonesia yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa
lain. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah
pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa
Indonesia sepanjang masa. Garis pertumbuhan dan
perkembangan bangsa Indonesia ditentukan oleh kehidupan
bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat, lingkungan, dan
waktu. Meski sejak dahulu kala bangsa Indonesia bergaul
dengan berbagai peradaban kebudayaan bangsa lain, namun
kepribadian bangsa Indonesia tetap hidup dan berkembang.
Bangsa Indonesia secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-
bangsa lain. Apabila kita memperhatikan tiap sila dari Pancasila,
maka akan tampak jelas bahwa tiap sila Pancasila itu adalah
pencerminan dari bangsa kita.

Dengan demikian, Pancasila yang kita gali dari bumi


Indonsia sendiri merupakan :

a. Sumber dari segala sumber hukum yang berlaku.


b. Pandangan hidup bangsa Indonesia yang mampu
mempersatukan dan memberi petunjuk dalam
masyarakat yang beragam.
c. Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, serta
merupakan ciri khas bangsa Indonesia yang
membedakan dari bangsa lain. Terdapat
kemungkinan bahwa tiap-tiap sila secara terlepas
dari yang lain, juga dimiliki oleh bangsa-bangsa

6
lain. Namun, kelima sila tersebut merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan..
d. Tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia, yaitu
masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila.
e. Perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui
oleh wakil-wakil rakyat Indonesia menjelang dan
sesudah Proklamasi Kemerdekaan.

2.2. Sejarah HAM dan Pancasila


Sejarah hak asasi manusia bermula dari Eropa. Seorang filsuf Inggris
pada abad ke-17, John Locke, merumuskan adanya hak alamiah (natural
rights) yang melekat pada setiap manusia, yaitu hak atas hidup, hak
kebebasan, dan hak milik. Saat itu, hak masih terbatas pada bidang sipil
(pribadi) dan politik. Sejarah perkembangan hak asasi manusia ditandai oleh
terjadinya tiga peristiwa penting, yaitu Magna Charta, Revolusi Amerika, dan
Revolusi Prancis.

Sepanjang sejarah kehidupan manusia ternyata tidak semua orang


memiliki penghargaan yang sama terhadap sesamanya. Hal ini menjadi latar
belakang pentingnya penegakan hak asasi manusia. Manusia dengan teganya
merusak, mengganggu, mencelakakan, dan membunuh manusia lainnya.
Bangsa yang satu dengan semena-mena menjajah bangsa lain. Untuk
melindungi harkat dan martabat manusia, dibutuhkan penegakan hak asasi
manusia. Berikut sejarah penegakan HAM di Indonesia.

1. Pada Masa Prakemerdekaan

Pemikiran modern tentang HAM di Indonesia berawal pada abad ke-19.


Orang Indonesia pertama yang secara jelas mengungkapkan pemikiran
mengenai HAM adalah Raden Ajeng Kartini yang mengungkapkan
pemikirannya melalui surat-surat yang ditulisnya 40 tahun sebelum
proklamasi kemerdekaan.

7
2. Pada Masa Kemerdekaan

Masa Orde Lama

Ide pentingnya HAM selanjutnya berkembang dalam sidang BPUPKI.


Tokoh yang gigih membela HAM agar diatur secara luas dalam UUD 1945
dalam sidang itu adalah Mohammad Hatta dan Mohammad Sukiman.
Namun, usaha mereka kurang berhasil. Hanya sedikit nilai-nilai HAM yang
diatur dalam UUD 1945. Sementara itu, HAM diatur lebih lanjut dalam
Konstitusi RIS dan UUDS 1950.

Masa Orde Baru

Pelanggaran HAM pada masa orde baru mencapai puncaknya. Hal ini
terjadi karena HAM dianggap sebagai paham liberal yang bertentangan
dengan Pancasila. Komisi Hak Asasi Manusia dibentuk pada tahun 1993.
Namun, komisi tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik karena kondisi
politik. Berbagai pelanggaran HAM terus terjadi. Hal tersebut akhirnya
mendorong munculnya gerakan reformasi untuk mengakhiri kekuasaan orde
baru.

Masa Reformasi

Penegakan hak asasi manusia di Indonesia telah menjadi komitmen


segenap komponen bangsa. Kemajuan itu ditandai dengan membaiknya
kebebasan dan lahirnya berbagai dokumen HAM. Dokumen itu meliputi
UUD 1945 hasil amendemen, Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak
Asasi Manusia, UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan UU
No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Pada tahun
2005, pemerintah meratifikasi dua instrumen yang sangat penting dalam
penegakan HAM, yaitu Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi,
Sosial dan Budaya (ICESCR) menjadi Undang-Undang No. 11 tahun 2005,
dan Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (ICCPR)
menjadi Undang-Undang No. 12 tahun 2005.

8
2.3. Hubungan Antara HAM dan Pancasila
Pancasila merupakan ideologi yang menjunjung hak dan kewajiban asasi
manusia. Setiap sila dalam Pancasila berisi hak dan kewajiban yang perlu
dijunjung. Pelanggaran HAM menimbulkan konsekuensi hukum bagi
pelanggarnya. Sejalan dengan pengamalan hak asasi, terdapat pula kewajiban
yang harus dijunjung. Pancasila sebagai ideologi negara memiliki hubungan
erat dalam pengamalan hak serta kewajiban asasi manusia. Menurut buku
"Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan" yang diterbitkan oleh
Kemendikbud, berikut hubungan antara setiap sila dalam Pancasila dengan
hak serta kewajiban asasi manusia.

2.3.1. Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Dasar Pancasila
1. Sila Pertama

Sila pertama Pancasila berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa".


Sila ini berhubungan dengan hak manusia untuk memilih dan
melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaannya. Disisi lain, sila
ini juga menempatkan kewajiban manusia untuk menghormati hak
manusia lainnya, yaitu dengan menghormati pilihan serta perbedaan
agama masing-masing individu. Beberapa sikap yang termasuk
mengamalkan hak serta kewajiban dalam sila pertama yaitu:

 Beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan


agama yang dipercayai;
 Saling menghormati pilihan agama, kepercayaan, serta
kebebasan beribadah antar masyarakat;
 Bekerjasama antar masyarakat untuk membangun lingkungan
yang rukun;
 Tidak memaksakan kepercayaan maupun agama yang
dianggap benar pada orang lain.

9
2. Sila Kedua

Sila kedua Pancasila berbunyi "Kemanusiaan yang Adil dan


Beradab". Hubungan sila ini dengan hak asasi manusia adalah
dimana setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata
hukum. Kedudukan yang sama dimata hukum berarti setiap orang
berhak mendapat jaminan dan perlindungan hukum. Sila ini
sekaligus menempatkan kewajiban masyarakat untuk senantiasa
beradab, taat hukum, dan senantiasa menjunjung keadilan. Beberapa
sikap yang termasuk mengamalkan hak serta kewajiban dalam sila
kedua yaitu:

 Mendapatkan keadilan di mata hukum


 Bersikap adil dan membela kebenaran;
 Mengakui dan diakui sederajat sebagai sesama manusia;
 Menjunjung tinggi kemanusiaan dan tenggang rasa.

3. Sila Ketiga

Sila ketiga Pancasila berbunyi "Persatuan Indonesia." Sila ini


menjamin bahwa setiap manusia berhak bergaul dan bersatu. Hal ini
kemudian diimbangi dengan kewajiban sebagai warga negara yang
meliputi kewajiban saling membantu, saling menghormati, serta
menempatkan kepentingan bangsa diatas kepentingan pribadi atau
kelompok. Beberapa sikap yang termasuk mengamalkan hak serta
kewajiban dalam sila ketiga yaitu :

 Sikap rela berkorban untuk bangsa;


 Bergaul dengan sesama manusia;
 Menempatkan kepentingan bangsa diatas kepentingan
pribadi atau kelompok;
 Selalu menjunjung tinggi persatuan sesuai semboyan
Bhinneka Tunggal Ika.

10
4. Sila Keempat

Sila keempat Pancasila berbunyi "Kerakyatan yang Dipimpin oleh


Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan." Sila ini
menempatkan hak setiap warga negara Indonesia untuk
bermusyawarah dan menyampaikan pendapat. Sila ini juga
menjamin masyarakat untuk terlibat di kehidupan bernegara dan
bermasyarakat. Selain itu, sila keempat Pancasila juga
mengamanatkan masyarakat untuk senantiasa demokratis dan
bijaksana, tanpa menekan maupun memaksa pihak lain. Beberapa
sikap yang termasuk mengamalkan hak serta kewajiban dalam sila
keempat yaitu :

 Berpendapat serta menghormati pendapat orang lain;


 Tidak memaksakan pendapat pribadi;
 Mengutamakan musyawarah untuk mendapatkan
keputusan dalam kepentingan bersama;
 Bertanggungjawab atas setiap keputusan musyawarah.

5. Sila Kelima

Sila kelima Pancasila berbunyi "Keadilan Sosial bagi Seluruh


Rakyat Indonesia". Sila ini mengakui hak milik perorangan warga
negara Indonesia. Artinya, setiap kepemilikan perorangan dilindungi
pemanfaatannya oleh negara. Disisi lain, hak tersebut dibatasi oleh
hak milik orang lain. Hal ini kemudian menimbulkan kewajiban bagi
warga negara Indonesia untuk senantiasa menghormati dan
menghargai hak orang lain. Beberapa sikap yang termasuk
mengamalkan hak serta kewajiban dalam sila kelima yaitu:

 Memiliki sesuatu secara perorangan serta menghormati


orang lain melakukan hal serupa;

11
 Senantiasa bekerja keras dan menjauhi sifat boros atau
bermegah-megah (hedonisme);
 Saling menghargai hasil karya orang lain;
 Memberi pertolongan kepada orang yang membutuhkan.

2.3.2. Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Instrumental Sila

Sila Pancasila
Nilai instrumental merupakan penjabaran dari nilai dasar untuk
kurun waktu dan kondisi tertentu. Nilai instrumental dapat disesuaikan
dengan tuntutan zaman, namun tetap mengacu pada nilai dasar yang
dijabarkannya. Nilai instrumental merupakan kebijaksanaan, strategi,
organisasi, sistem, rencana, maupun program yang menindaklanjuti
nilai dasar. Perwujudan nilai instrumental umumnya berbentuk
peraturan, mulai dari undang undang dasar hingga peraturan daerah.

Peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan hak


asasi manusia antara lain sebagai berikut:

a. Undang - Undang Dasar 1945 beserta amandemennya yang


tercermin dalam pembukaan UUD, Pasal 27, 28, 30, 31, 32, 33,
dan 34.
b. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusia yang di dalamnya berisi piagam HAM
c. Undang - undang Nomor 5 Tahun 1998 tentang Konvensi
Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang
Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia.
d. Undang - undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Hak Asasi
Manusia.
e. Undang – undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang kebebasan
Menyatakan Pendapat.

12
f. Undang - undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
Hak Asasi Manusia.
g. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak.
h. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Konvensi
Internasional yang berisi Hak-Hak Sipil dan Politik.
i. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang konvensi
Internasional yang berisi Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya.
j. Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2007 tentang Tindak
Pidana Perdagangan Orang.
k. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tata Cara
Perlindungan terhadap korban dan Saksi dalam Pelanggaran Hak
Asasi Manusia yang Berat.
l. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2002 tentang kompensasi,
Restitusi, dan Rehabilitasi terhadap Korban Pelanggaran Hak
Asasi Manusia yang Berat.
m. Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia.
n. Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1998 tentang Pengesahan
Konvensi Nomor 87 tentang Kebebasan Berserikat dan
Perlindungan Hak untuk Berorganisasi.
o. Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Pengadilan Hak Asasi Manusia pada Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri Surabaya, Pengadilan
Negeri Medan dan Pengadilan Negeri Makassar.
p. Keputusan Presiden Nomor 96 Tahun 2001 tentang Perubahan
atas Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

13
2.3.3. Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Praksis Sila Sila

Pancasila
Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental suatu
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Nilai praksis Pancasila
senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan
perbaikan sesuai perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat. Hal
tersebut dikarenakan Pancasila merupakan ideologi yang terbuka.

Hak asasi manusia dalam nilai praksis Pancasila dapat terwujud


jika nilai-nilai dasar dan instrumental Pancasila itu sendiri dapat
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari oleh seluruh warga negara.
Hal tersebut dapat diwujudkan apabila setiap warga negara
menunjukkan sikap positif dalam kehidupan sehari-hari. Adapun, sikap
positif tersebut di antaranya adalah:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa, Sikap yang ditunjukkan yang


berkaitan dengan penegakan hak asasi manusia:
a. Hormat-menghormati dan bekerja sama antarumat
beragama sehingga terbina kerukunan hidup
b. Saling menghormati kebebasan beribadah sesuai agama
dan kepercayaannya
c. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
kepada orang lain
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Sikap yang
ditunjukkan yang berkaitan dengan penegakan hak asasi
manusia:
a. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban antara
sesama manusia
b. Saling mencintai sesama manusia
c. Tenggang rasa kepada orang lain
d. Tidak semena-mena kepada orang lain
e. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan

14
f. Berani membela kebenaran dan keadilan
g. Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa
lain
3. Persatuan Indonesia, Sikap yang ditunjukkan yang berkaitan
dengan penegakan hak asasi manusia:
a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
c. Cinta tanah air dan bangsa
d. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air
Indonesia
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan, Sikap yang ditunjukkan yang
berkaitan dengan penegakan hak asasi manusia:
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama
d. Menerima dan melaksanakan setiap keputusan
musyawarah
e. Mempertanggungjawabkan setiap keputusan
musyawarah secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, Sikap yang


ditunjukkan yang berkaitan dengan penegakan hak asasi
manusia:
a. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
b. Menghormati hak-hak orang lain

15
c. Suka memberi pertolongan kepada orang lain
d. Menjauhi sikap pemerasan kepada orang lain
e. Menjauhi sifat boros dan gaya hidup mewah
f. Rela bekerja keras
g. Menghargai hasil karya orang lain

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Secara singkat, dapat disimpulkan bahwa Pancasila dan hak asasi manusia
memiliki kaitan yang erat. Hubungan antara Pancasila dan HAM dapat
diwujudkan melalui nilai dasar pancasila, nilai isntrumental Pancasila, dan nilai
praksis Pancasila. Nilai dasar pancasila menempatkan hak setiap warga negara
pada kedudukan yang sama dalam hukum untuk memperoleh kebebasan
beragama, mendapat perlindungan hukum, berkumpul dan bergaul,
bermusyawarah, serta mendapat keadilan. Dengan adanya nilai nilai ini,
manusia dapat memperoleh perlakuan yang baik sebagai seorang manusia.
Sedangkan nilai intrumental Pancasila merupakan penjabaran nilai nilai dasar
Pancasila yang sifatnya lebih khusus yang umumnya berbentuk ketentuan
ketentuan konstitusional. Adapun nilai praksis Pancasila berarti realisasi
pelaksanaan Pancasila sebagai ideologi yang terbuka. Nilai praksis Pancasila
bertujuan untuk memaksimalkan penegakan hak asasi manusia. Melalui nilai
praksis Pancasila kita bisa memperoleh jaminan perlindungan HAM yang lebih
jelas. Nilai praksis Pancasila dapat terwujud jika nilai nilai dasar dan
instrumental terwujud.

3.2 Saran Saran


Sebagai warga negara Indonesia, sudah seharusnya kita membantu upaya
penegakan hak asasi manusia. Karena hak asasi manusia merupakan hak
manusia yang diperoleh sejak lahir dan harus terpenuhi guna memperoleh

16
kehidupan yang layak. Upaya penegakan hak asasi manusia dapat kita
wujudkan dengan cara taat dan menerapkan nilai nilai dasar dan nilai nilai
instrumental HAM dalam Pancasila. Jika kita telah taat dan menerapkan nilai
nilai dasar dan nilai nilai Pancasila maka kita juga bisa mewujudkan nilai nilai
praksis Pancasila. Dengan begitu, kita bisa menciptakan kehidupan yang aman
dan tenteram bagi seluruh umat manusia.

17
DAFTAR PUSTAKA

Don, Bang. 2020. “Hak Asasi Manusia Dalam Nilai Praksis Sila-Sila
Pancasila”, https://ex-school.com/artikel/hak-asasi-manusia-dalam-nilai-
praksis-sila-sila-pancasila, diakses pada 31 Agustus 2021 pukul 22.00.

Makalah Hubungan Ham dan Pancasila :


https://www.pintudunia.com/2021/05/makalah-hubungan-ham-dan-
pancasila.html, diakses pada 31 Agustus 2021 pukul 22.00.

Makalah "Pancasila dan Hak Asasi Manusia :


https://royalcloud.blogspot.com/2012/04/makalah-pancasila-dan-hak-asasi-
manusia.html, diakses pada 31 Agustus 2021 pukul 22.00.

Knows, Zona. 2018. “Hak Dan Kewajiban Asasi Manusia Dalam Nilai
Instrumental Pancasila”, https://www.zonaknows.com/2018/12/hak-dan-
kewajiban-asasi-manusia-dalam.html, diakses pada 31 Agustus 2021 pukul
22.00.

Nancy, Yonada. 2021. “Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Dasar
Pancasila”, https://tirto.id/hak-dan-kewajiban-asasi-manusia-dalam-nilai-
dasar-pancasila-gd6L, diakses pada 31 Agustus 2021 pukul 22.00.

Winarno, Dwi. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Sukoharjo :


CV. Putra Kertonatan.

18

Anda mungkin juga menyukai