Anda di halaman 1dari 57

K3 PEKERJAAN

KONSTRUKSI

1
Mohamad Reza Huzain

TTL : Tegal, 19 Agustus 1990


Status :1+1
Alamat : Bojong Gede, Kab Bogor, Jawa Barat
No Kontak : +62 812 2728 0075
Social media : IG @re_zain | Facebook.com/azeeer
Email : m.reza.086@gmail.com
Sertifikasi & Training :
1. Ahli K3 Umum (No sert. 14408/AK3/U/III/2018)
2. Ahli Madya K3 Konstruksi (No sert. 080/AK3-MADYA/XI/2017)
3. Supervisor K3 Perancah (No sert. 0400/SPV-SCAF/V/2017)
4. Ahli K3 Listrik (No sert. 01104/AK3-LIST/X/2018)
5. Training of Trainer – KBLPK (No sert. 0028/TOT.KBLPK/X/2018)
6. Auditor SMK3 (No Sert. 5/352/AS.02.04/XI/2019
7. K3 Juru Ikat (rigger) (No Sert. 5/803/AS.02.00/IX/2019)
YouTube Channel : Reza Mengajar
4
DEFINISI OPERASIONAL
• Tempat kerja : ruangan/lapangan, tertutup/terbuka, bergerak/tetap dimana
tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki TK untuk keperluan usaha yang
terdapat sumber bahaya
• Pengurus : orang yang mempunyai tugas memimpin langsung tempat kerja
• Konstruksi bangunan : Kegiatan yang berhubungan dengan seluruh tahapan
yang dilakukan di tempat kerja (proyek)
• Jasa konstruksi : Layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau pekerjaan
konstruksi
• SMK3 : Bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja, guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif
• Pesawat Angkat dan Angkut : Suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk
memindahkan, mengangkat muatan baik bahan atau orang secara vertikal
dan/atau horizontal dalam jarak yang ditentukan

Mohamad Reza Huzain © 2020


5
REGULASI K3 KONSTRUKSI
• UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
• UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
• UU No 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
• PP No 50 Tahun 2012 tentang SMK3
• Permenaker No 1 Tahun 1980 tentang K3 Konstruksi
Bangunan
• Permenaker No 5 Tahun 1985 tentang K3 PAA
• SKB Menaker & MenPU 174 dan 104 tahun 1986 tentang
Pedoman Pelaksanaan K3 Konstruksi
• Permenaker No 9 Tahun 2016 tentang K3 Bekerja di
Ketinggian
• Permenaker No 12 Tahun 2015 tentang K3 Listrik
• Permenaker No 5 Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja

Mohamad Reza Huzain © 2020


6

Permenaker 1/1980 : SKB No 174/1986 No 104/1986 :


1. Ketentuan Umum 1. Persyaratan Umum
2. Tempat Kerja dan Alat-Alat Kerja 2. Tempat Kerja dan Peralatan
3. Perancah
4. Tangga dan Tangga Rumah
3. Perancah (Scaffolds)
5. Alat-Alat Angkat 4. Tangga Kerja Lepas (Ladder) dan Tangga Kerja
6. Kabel Baja, Tambang, Rantai dan Peralatan Bantu Sementara (Stairs)
7. Mesin-Mesin 5. Peralatan Untuk Mengangkat (Lifting
8. Peralatan Konstruksi Bangunan Appliance)
9. Konstruksi di Bawah Tanah
10. Penggalian 6. Tali, Rantai-Rantai dan Perlengkapan Lainnya
11. Pekerjaan Memancang 7. Permesinan, Ketentuan Umum
12. Pekerjaan Beton 8. Peralatan
13. Pekerjaan Lainnya 9. Pekerjaan-Pekerjaan Bawah Tanah
14. Pembongkaran
15. Penggunaan Perlengkapan Penyelamatan dan
10. Penggalian-Penggalian
Perlindungan Diri 11. Pemancangan Tiang Pancah
16. Ketentuan Peralihan 12. Pengerjaan Beton
17. Ketentuan Lain-Lain 13. Operasi Lainnya Dalam Pembangunan Gedung
18. Ketentuan Hukuman 14. Pembongkaran (Demolition)
19. Ketentuan Penutup

Mohamad Reza Huzain © 2020


7

REGULASI KOMPETENSI K3 KONSTRUKSI


• Permenaker No 2 Tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan
Kewajiban dan Wewenang Ahli K3
• Kepdirjen PPK No 20 Tahun 2004 tentang Sertifikasi Kompetensi K3
Bidang Konstruksi Bangunan
• Kepdirjen PPK No 74 Tahun 2013 tentang Lisensi K3 Bidang Supervisi
Perancah
• Kepdirjen PPK No 53 Tahun 2009 tentang Pelatihan dan Pemberian
Lisensi Petugas Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di
Tempat Kerja
• Permenaker No 9 Tahun 2010 tentang Operator dan Petugas PAA
• Permenaker No 9 Tahun 2016 tentang K3 Bekerja di Ketinggian →
kompetensi pekerja di ketinggian (TKBT & TKPK)

Mohamad Reza Huzain © 2020


Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau serangkaian
kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan beserta
pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil,
mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing
beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan
atau bentuk fisik lain. (Pasal 1 angka 2, UU Nomor 18 Tahun
1999 Tentang Jasa Konstruksi)

Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian


kegiatan yang meliputi pembangunan, pengoperasian,
pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan kembali
suatu bangunan (Pasal 1 angka 3, UU Nomor 2 Tahun 2017
Tentang Jasa Konstruksi)
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA

8
“Construction Fatal Four”

• Tahun 2018, 4779 tenaga kerja mengalami fatality, dan 1008


(21,1%) diantaranya berasal dari sektor konstruksi
• Penyebab kematiannya diakibatkan oleh :
1. Jatuh dari ketinggian (33,5%)
2. Struck by object (11,1%)
3. Electrocution (8,5%)
4. Caught-in/between (5,5%)

Source :
https://www.osha.gov/data/commonstats
Fatal Injury

Source : www.hse.gov.uk/statistics/industry/construction.pdf
“Jatuh dari ketinggian / Fall From Height”

Kegagalan fall protection, platform (lantai kerja) permanen /


temporary tidak aman, bekerja di ketinggian tidak sesuai prosedur,
personal fall arrest system tidak digunakan, prosedur tidak sesuai
pada pekerjaan baja, dll
“Terjebak pada bangunan yang ambruk / Trapped
by something collapsing ”

Scaffolding tidak sesuai standard, kegagalan pada shoring /


falsework, kesalahan desain engineering / kegagalan struktur
bangunan, pekerjaan galian tidak sesuai prosedur (tidak dilengkapi
dinding penahan / retaining wall)
“Tertabrak alat transportasi & alat berat / Struck by
moving vehicle ”

Tidak ada perambuan yang jelas, tidak dipisahkan antara jalur


pejalan kaki dan alat berat, tidak ada flagman/signalman,
kurangnya “high visibility vest”, alat transportasi dan alat berat
tidak memenuhi standard (alarm mundur, swing, spion, detector,
dll)
“Tertimpa benda jatuh / Struck by moving
(including flying/falling) object ”

Tidak ada proteksi benda jatuh / dipasang safety deck / net, metode
kerja tidak memperhatikan aspek lingkungan (faktor cuaca), tidak
ada pengaturan jalur pejalan kaki / pedestrian, unsafe behavior dari
pekerja
“Tersengat listrik / Contact with electricity or
electrical discharge ”

Minimnya perencanaan dalam aktivitas energize / commissioning,


kegagalan instalasi listrik, penggunaan kabel yang tidak memenuhi
PUIL, kabel yang terkelupas, tergenang air, atau menghalangi jalan
kerja, bekerja dibawah SKU, bekerja dalam kondisi hujan
KONSEP K3 DALAM PEKERJAAN KONSTRUKSI
ASPEK ASPEK TENAGA
TEKNIS KERJA & K3

PERENCANAAN

PELAKSANAAN

MEWUJUDKAN BANGUNAN /
INFRASTRUKTUR

PEMAKAIAN
ASPEK ASPEK TENAGA
TEKNIS KERJA & K3
Penerapan K3
dalam tahapan pekerjaan konstruksi
K3 Tahap Perencanaan / Manajemen
a. Safety Plan / Rencana K3
b. HIRADC/ Identifikasi & Pengendalian Potensi Bahaya
c. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pekerjaan
d. Kompetensi K3 Personil/ Pekerja
e. Jaminan Sosial bagi tenaga kerja
f. dsb

K3 Tahap Pelaksanaan / Operasional


a. Pekerjaan tanah/ galian;
b. Pekerjaan pondasi/ struktur bawah;
c. Pekerjaan struktur (pembesian & pengecoran);
d. Pekerjaan finishing
e. dsb … POTENSI
BAHAYA /
K3 Alat Kerja / Alat Bantu Pekerjaan Konstruksi HAZARD
a. Pesawat Angkat & Angkut
b. Perancah/ Scaffolding
PERATURAN/ REGULASI K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI

PERMENAKERTRANS NO.1 TAHUN 1980


TENTANG K3 PADA KONSTRUKSI BANGUNAN
UU
SKB MENAKER DAN MENTERI PU
NO. 1 TAHUN 1970
No. 174/MEN/1986 DAN No. 104/KPTS/1986
TENTANG TENTANG K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI
KESELAMATAN
KERJA STANDAR STANDAR TEKNIS TERKAIT
(MISAL ; SNI, JIS, BS, AS, ASTM, ANSI)

19
PERMENAKERTRANS
NO. PER. 01/MEN/1980
tentang K3 PADA KONSTRUKSI BANGUNAN

Di dalamnya telah ditetapkan berbagai prosedur K3 yang


harus dilaksanakan di sektor kegiatan konstruksi, antara lain :
❑ Setiap pekerjaan konstruksi bangunan yang akan dilakukan wajib
dilaporkan kepada Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya. (form wlpk
: SE. Menaker No 147 Tahun 1997)
❑ Harus segera disusun suatu unit K3 dan diberitahukan kepada setiap
tenaga kerja.
❑ Unit K3 tersebut bertujuan untuk mencegah kecelakaan, kebakaran,
peledakan, PAK, P3K dan usaha-usaha penyelamatan.
❑ Setiap kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus
dilaporkan.
❑ dst …s/d Pasal 106

20
21
PENUNJUKKAN AHLI K3 KONSTRUKSI

PROYEK KONSTRUKSI

22
23
REGULASI K3 PADA SEKTOR KONSTRUKSI
PERMENAKERTRANS NO.1 TAHUN 1980
TENTANG K3 PADA KONSTRUKSI BANGUNAN

• BAB I KETENTUAN UMUM • BAB X TENTANG PENGGALIAN


• BAB II TENTANG TEMPAT KERJA DAN • BAB XI TENTANG PEKERJAAN MEMANCANG
ALAT-ALAT KERJA • BAB XII TENTANG PEKERJAAN BETON
• BAB III TENTANG PERANCAH • BAB XIII TENTANG PEKERJAAN LAINNYA
• BAB IV TENTANG TANGGA DAN TANGGA • BAB XIV TENTANG PEMBONGKARAN
RUMAH • BAB XV TENTANG PENGGUNAAN
• BAB V TENTANG ALAT-ALAT ANGKAT PERLENGKAPAN PENYELAMATAN
• BAB VI TENTANG KABEL BAJA, TAMBANG, DAN PERLINDUNGAN DIRI
RANTAI DAN PERALATAN BANTU • BAB XVI KETENTUAN PERALIHAN
• BAB VII TENTANG MESIN-MESIN • BAB XVII KETENTUAN LAIN-LAIN
• BAB VIII TENTANG PERALATAN • BAB XVIII KETENTUAN HUKUMAN
KONSTRUKSI BANGUNAN • BAB XIX KETENTUAN PENUTUP
• BAB IX TENTANG KONSTRUKSI DI BAWAH
TANAH

24
SKB MENAKER DAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
No.174/MEN/1986 DAN No.104/KPTS/1986
TENTANG
K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI
BESERTA PEDOMAN PELAKSANAAN K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI
8 PASAL, 14 BAB

• PASAL 1 ISTILAH ISTILAH

• PASAL 2 SETIAP KONTRAKTOR WAJIB MEMENUHI SYARAT –SYARAT K3

• PASAL 3 MENTERI P U MEMBERI SANKSI ADMINISTRASI

• PASAL 4 PEMBINAAN KEPUTUSAN INI DILAKUKAN OLEH


KEMENTERIAN P U DAN KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

• PASAL 5 PENUNJUKAN AHLI K3 KONSTRUKSI BAIK DI PU / KEMNAKER

• PASAL 6 PENGAWASAN DILAKUKAN BERSAMA KEMNAKER DAN


PEKERJAAN UMUM

25
ISI PEDOMAN PELAKSANAAN :
BAB I (ADMINISTRASI)
▪ KEWAJIBAN KONTRAKTOR TERHADAP K3 TERMASUK BIAYA YANG
TIMBUL
▪ KONTRAKTOR HARUS MENUNJUK PETUGAS K3 (JML TK. >25 ORG)
▪ KONTRAKTOR HARUS MEMBENTUK P2K3 (JML TK. 100 ORG)
▪ KONTRAKTOR HARUS MEMBENTUK SAFETY OFFICER YANG BEKERJA
FULLTIME (JML TK . >250 ORG)
▪ KEWAJIBAN KONTRAKTOR MEMERIKSAKAN KESEHATAN & FISIK TK
SECARA BERKALA
▪ MEMBENTUK ORGANISASI P 3 K BESERTA PERLENGKAPAN P 3 K
(OBAT, TANDU DLL)

BAB II S/D XIV (TEKNIS)

26
SKB NO. KEP-174/MEN/1986
PEDOMAN PELAKSANAAN
TENTANG
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PADA TEMPAT KERJA KEGIATAN KONSTRUKSI

BAB I
• KEWAJIBAN UMUM KONTRAKTOR. • PELATARAN TEMPAT BEKERJA.
• ORGANISASI KESELAMATAN & KESEHATAN • PERATURAN UMUM.
KERJA. • BELUSTRADE PENGAMAN DAN PAPAN PENGAMAN
• KETENTUAN-KESEHATAN KERJA DAN KAKI (GUARD RAILS AND TOE BOARDS).
PERTOLONGAN PADA KECELAKAAN. • PELATARAN TERGANTUNG.
BAB II S/D BAB IV • GANG RAMP*) DAN JALUR PENGANGKUT BAHAN.
• PERANCAH KAYU BULAT (DOLKEN).
• TEMPAT KERJA DAN PERALATAN • TEGAK VERTIKAL.
• PINTU MASUK DAN KELUAR.
• BATANGAN PENYANGGA BENTANGAN PANJANG
• LAMPU/PENERANGAN.
BALOK MEMANJANG.
• VENTILASI.
• BALOK-BALOK MELINTANG.
• KEBERSIHAN.
• BALOK-BALOK KOPEL.
• PENCEGAHAN TERHADAP KEBAKARAN DAN • PERANCAH GANTUNG YANG PELATARANNYA
ALAT PEMADAM KEBAKARAN. DITARIK DENGAN TANGAN BALOK PENGGANTUNG
• ALAT PEMANAS (HEATING APPLIANCES). (OUT RIGGERS).
• BAHAN-BAHAN YANG MUDAH TERBAKAR. • TALI PENGGANTUNG.
• CAIRAN YANG MUDAH TERBAKAR. • PELATARAN.
• INSPEKSI DAN PENGAWASAN. • PELAKSANAAN (OPERATION).
• PERANCAH TERGANTUNG YANG DITARIK OLEH
• PERLENGKAPAN, PERINGATAN. MOTOR.
• PERLINDUNGAN TERHADAP BAHAN-BAHAN • BALOK PENGGANTUNG (OUTRIGGERS).
JATUH DAN BAGIAN BANGUNAN YANG RUBUH. • TALI PENGGANTUNG.
• PERLINDUNGAN AGAR ORANG TIDAK • MOTOR PENARIK (SCAFFOLDING MACHINES).
JATUH/GUARD RAIL AND TOEBOARDS. • PELATARAN
• TERALI PENGAMAN DAN PINGGIR PENGAMAN.
Penerapan K3
Pekerjaan Konstruksi
Tahap Pelaksanaan
K3 Pekerjaan Galian/ Tanah
Apa saja Hazard Pekerjaan Galian/ Tanah?

1. Longsor / Pekerja tertimbun tanah


Apa saja Hazard Pekerjaan Galian/ Tanah?

2. Terperosok/ jatuh dari ketinggian


Apa saja Hazard Pekerjaan Galian/ Tanah?

3. Akses yang tidak memadai


Permenakertrans 1/80 : Pasal 5 ayat 1
Mitigasi Hazard Pekerjaan Galian/ Tanah?

Fakta Potensi Bahaya Analisa Dasar Mitigasi


Hukum
Dinding galian Longsor, Permenaker No. 1 Pekerjaan galian
tidak diberi menimbun pekerja Tahun 1980 ttg K3 harus diberi
penahan tanah Konstruksi pengaman
Bangunan. penunjang yang
Pasal 67 ayat 2 kuat untuk
menjamin
keselamatan orang
yang bekerja
Mitigasi Hazard Pekerjaan Galian/ Tanah?

Fakta Potensi Bahaya Analisa Dasar Mitigasi


Hukum
1. Galian terbuka Pekerja terperosok Permenaker No. 1 Lubang terbuka
tanpa guard ke dalam galian, Tahun 1980 ttg K3 harus di beri pagar
rail terjatuh dari Konstruksi atau tutup
2. Guard rail ketinggian Bangunan. pengaman yang
tidak sesuai Pasal 8 kuat.
Mitigasi Hazard Pekerjaan Galian/ Tanah?

Fakta Potensi Bahaya Analisa Dasar Mitigasi


Hukum
1. Akses tidak ??? SKB Menaker & ???
aman Men.PU No 174 &
2. Tidak 104 Tahun 1986
memenuhi Pasal … ? Ayat … ?
standar
evakuasi
Apa Hazard Pekerjaan Struktur (Pembesian)?
Mitigasi Hazard Pekerjaan Struktur (Pembesian)?

Fakta Potensi Bahaya Analisa Dasar Mitigasi


Hukum
Besi – besi yang ??? SKB Menaker & ???
mencuat dan panas Men.PU No 174 &
104 Tahun 1986
Pasal … ? Ayat … ?
Potensi Bahaya Pekerjaan Struktur (Bekisting)
Apa potensi bahaya?
Potensi Bahaya Pekerjaan Struktur (Bekisting)
1. Papan bekisting roboh
Potensi Bahaya Pekerjaan Struktur (Bekisting)
2. Jatuh dari ketinggian
Potensi Bahaya Pekerjaan Struktur (Bekisting)
3. Bekisting lepas karena tidak mampu menahan beban
Potensi Bahaya Pekerjaan Struktur (Pembesian)
1. Tergores dan tertusuk besi
Potensi
Potensi Bahaya
Bahaya Pekerjaan StrukturPembesian
Pekerjaan (Pembesian)
2. Tertimpa, terjepit
1. Tergores dan tertusuk besi
Potensi Bahaya/ Hazard
Pekerjaan Struktur (Pembesian)
3. Jatuh dari ketinggian
Potensi Bahaya Alat Kerja (Perancah)
Apa potensi bahayanya?

SKB Menaker & Men.PU No 174 & 104 Tahun 1986


Pasal 2.7.17 Tempat kerja yang tinggi harus dilengkapi
dengan jalan masuk dan keluar, misalnya tangga.

Pasal 3.2.1 Semua perancah dimana tenaga kerja


berada harus dilengkapi dengan platform untuk
bekerja.

45
Potensi Bahaya Alat Penunjang (Safety Net)
Apa potensi bahayanya?

• Pasal 2.6.1.
Bila perlu untuk mencegah
bahaya, jaring/jala (alat
penampung yang cukup
kuat) harus disediakan atau
pencegahan lain yang
effektif harus dilakukan
untuk menjaga agar tenaga
kerjaterhindar dari
kejatuhan benda. 47
Potensi Bahaya Alat Penunjang (Guard Rail)
Apa potensi bahayanya?
2.7. PERLINDUNGAN AGAR ORANG TIDAK JATUH/
GUARD RAIL AND TOE BOARDS
2.7.1 Semua terali pengaman dan pagar pengaman untuk
memagar lantai yang terbuka, dinding yang terbuka gang
tempat kerja yang ditinggikandan tempat tempat lainnya;
untuk mencegah orang jatuh, harus;
a). Terbuat dari bahan dan konstruksi yang baik
dan kuat.
b). Antara 1 m dan 1,5 m di atas lantai peralatan
(platform)
c). Terdiri dari :
I. Dua rel, 2 tali atau 2 rantai
II. Tiang penyangga
III. Pinggir pengaman (toe board) untuk mencegah
orang terpeleset atau benda-benda yang jatuh
Pasal 8, Permenaker No.1 tahun 1980

Semua peralatan sisi-sisi lantai yang


terbuka, lubang-lubang di lantai yang
terbuka, atap-atap atau panggung yang
dapat dimasuki, sisi-sisi tangga yang
terbuka, semua galian-galian dan lubang-
lubang yang dianggap berbahaya harus
diberi pagar atau tutup pengaman yang
kuat
Pasal 8, Permenaker No.1 tahun 1980

Semua peralatan sisi-sisi lantai yang


terbuka, lubang-lubang di lantai yang
terbuka, atap-atap atau panggung yang
dapat dimasuki, sisi-sisi tangga yang
terbuka, semua galian-galian dan lubang-
lubang yang dianggap berbahaya harus
diberi pagar atau tutup pengaman yang
kuat
SKB Menaker & Men PU

2.4.2. Semua paku-paku yang


menonjol harus disingkirkan atau
dibengkokan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan.
10/8/2020 55
UPAYA MENCEGAH KECELAKAAN KERJA
DI TEMPAT KERJA

Identifikasi dan Pengendalian Potensi Bahaya Di Tempat Kerja


1. Pemantauan Kondisi Tidak Aman.
2.Pemantauan Tindakan Tidak Aman.

Pembinaan dan Pengawasan


1. Pelatihan dan Pendidikan.
2.Konseling & Konsultasi.
3.Pengembangan Sumber Daya.

Dukungan Sistem Manajemen


1. Adanya Prosedur dan Aturan K3.
2.Tersedianya Sarana dan Prasarana K3.
3.Penghargaan dan Sanksi.
SEKIAN & TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai