id
BAB 2
DASAR TEORI
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
DASAR TEORI
commit to user
5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
1. Datar D <3
2. Perbukitan B 3 – 25
3. Pegunungan G > 25
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
Tabel 2.3 Kecepatan rencana sesuai klasifikasi fungsi dan klasifikasi medan jalan
Gambar 2.1 Damaja, Damija, dan Dawasja di lingkungan jalan antar kota
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
Keterangan:
VR = Kecepatan rencana (km/jam)
T = Waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik
g = Percepatan gravitasi, ditetapkan 9,8 m/det2
fp = Koefisien gesek memanjang antara ban kendaraan dengan
perkerasan jalan aspal, ditetapkan 0,28-0,45 (menurut AASHTO), fp
akan semakin kecil jika kecepatan (VR) semakin tinggi dan
sebaliknya. (Menurut Bina Marga, fp = 0,35-0,55)
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
𝐽𝑑 = 𝑑1 + 𝑑2 + 𝑑3 + 𝑑4 (5)
𝑎×𝑇1
𝑑1 = 0,278 × 𝑇1 × (𝑉𝑅 − 𝑚 + ) (6)
2
𝑑2 = 0,278 × 𝑉𝑅 × 𝑇2 (7)
𝑑3 = 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 30 − 100 𝑚 (8)
VR (km/jam) 60-65 65-80 80-95 95-110
d3 (m) 30 55 75 90
𝑑4 = 2⁄3 × 𝑑2 (9)
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
Keterangan:
d1 = Jarak yang ditempuh selama waktu tanggap (m)
d2 = Jarak yang ditempuh selama mendahului sampai dengan kembali ke
lajur semula (m)
d3 = Jarak antara kendaraan yang mendahului dengan kendaraan datang dari
arah berlawanan setelah prases mendahului selesai (m)
d4 = Jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang datang dari arah berlawanan
T1 = Waktu dalam (detik), ꝏ 2,12 + 0,026 x VR
T2 = Waktu kendaraan berada di jalur lawan, (detik) ꝏ 6,56 + 0,048 x VR
a = Percepatan rata-rata km/jam/det, ꝏ 2,052 + 0,036 x VR
m = Perbedaan kecepatan dari kendaraan yang menyiap dan kendaraan yang
disiap, (biasanya diambil 10-15 km/jam)
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
Bagian yang sangat kritis pada alinyemen horizontal adalah gagasan tikungan di
mana terdapat gaya sentrifugal yang seolah-olah dapat melemparkan kendaraan
keluar jauh, sehingga sangat perlu dipahami hubungan antara kecepatan rencana
dan keadaan lengkung pada tikungan jalan raya dengan superelevasi.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
181913,53(𝑒𝑚𝑎𝑘𝑠 +𝑓𝑚𝑎𝑘𝑠 )
𝐷𝑚𝑎𝑘𝑠 = (12)
𝑉𝑅 2
Keterangan:
Rmin = Jari-jari tikungan minimum, (m)
VR = Kecepatan rencana, (km/jam)
emaks = Superelevasi maksimum, (%)
fmaks = Koefisien gesekan maksimum
Dmaks = Derajat lengkung maksimum
Nilai Rmin yang menggunakan nilai superelevasi (e) = 10% dapat ditetapkan
berdasarkan Tabel 2.7.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
Perhitungan derajat lengkung terjadi (Dtj) dan superelevasi terjadi (etj) dengan
rumus:
1432,39
𝐷𝑡𝑗 = (13)
𝑅𝑟
Keterangan:
Dmaks = Derajat lengkung maksimum
Dtj = Derajat lengkung terjadi
emaks = Superelevasi maksimum, (%)
etj = Superelevasi terjadi, (%)
fmaks = Koefisien gesekan maksimum
VR = Kecepatan rencana, (km/jam)
Rr = Jari-jari tikungan rencana, (m)
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
Keterangan:
LS = Panjang lengkung peralihan, (m)
VR = Kecepatan rencana, (km/jam)
T = Waktu tempuh, (3 detik)
Rr = Jari-jari tikungan rencana, (m)
C = Perubahan percepatan 0,3-1,0 disarankan 0,4 m/det2
W = Lebar perkerasan, (m)
m = Landai relatif maksimum antara tepi perkerasan
etj = Superelevasi terjadi, (%)
emaks = Superelevasi maksimum, (%)
en = Superelevasi normal, (%)
re = Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan
VR ≤ 70 km/jam, re-maks = 0,035 m/m/detik
VR ≥ 80 km/jam, re-maks = 0,025 m/m/detik
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
Full-Circle (F-C) adalah jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian suatu
lingkaran saja. Tikungan F-C hanya digunakan untuk R (jari-jari) yang besar agar
tidak terjadi patahan, karena dengan R kecil maka diperlukan superelevasi yang
besar. Tikungan Full-Circle (F-C) biasa digunakan pada sudut tikungan (ΔPI) kecil
commit to user
(< 10°), dan Rrencana > Rmin tanpa LS, dengan syarat LC > 20 m.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
Tabel 2.8 Jari-jari minimum tikungan yang tidak memerlukan lengkung peralihan
Cek Kontrol:
a. ΔPI < 10°
b. Rrencana ≥ Rmin
c. 2TT ≥ LC
d. LC ≥ 20 m
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
Keterangan:
ΔPI = Sudut tikungan
O = Titik pusat tikungan
TS = Titik dari Tangen ke Spiral
SC = Titik dari Spiral ke Circle
CS = Titik dari Circle ke Spiral
ST = Titik dari Spiral ke Tangen
XS = Absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik TS ke SC
YS = Jarak tegak lurus garis tangen (garis dari titik PI ke titik TS) ke titik SC
θS = Sudut lengkung spiral terhadap tangen
LS = Panjang spiral (panjang dari titik TS ke SC atau CS ke ST )
LC = Panjang busur lingkaran (panjang dari titik SC ke CS)
TT = Panjang tangen (jarak dari TS ke PI atau PI ke ST)
ET = Jarak luar dari PI ke busur lingkaran
p = Pergeseran tangen terhadap spiral
k = Absis dari p pada garis tangen spiral
Rr = Jari-jari lingkaran commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
Spiral-Circle-Spiral (S-C-S) yaitu tikungan yang terdiri atas 1 lengkung circle dan
2 lengkung spiral. Tikungan S-C-S biasa digunakan pada lengkung dengan sudut
tikungan (ΔPI) sedang (antara 10° - 30°) dengan syarat ΔC > 0, LC ≥ 20 m
𝐿𝑆 ×360°
𝜃𝑆 = (22)
2×𝑅𝑟 ×𝜋
∆𝐶 = ∆𝑃𝐼 − (2 × 𝜃𝑆 ) (23)
∆𝐶 ×𝜋×𝑅𝑟
𝐿𝐶 = (24)
180
𝑆 𝐿 2
𝑋𝑆 = 𝐿𝑆 × (1 − 40×𝑅 2) (25)
𝑟
𝐿 2
𝑆
𝑌𝑆 = 6×𝑅 (26)
𝑟
𝑝 = 𝑌𝑆 − 𝑅𝑟 × (1 − cos 𝜃𝑆 ) (27)
𝑆𝐿 2
𝑝 = 24×𝑅 (28)
𝑟
𝑘 = 𝑋𝑆 − 𝑅𝑟 × sin 𝜃𝑆 (29)
𝑅 +𝑝
𝐸𝑇 = cos(1𝑟⁄ − 𝑅𝑟 (30)
2∆𝑃𝐼)
𝐿𝑡𝑜𝑡 = 𝐿𝐶 + (2 × 𝐿𝑆 ) (32)
Cek Kontrol:
a. ΔPI = (10° - 30°)
b. ΔC > 0
c. LC ≥ 20 m
d. 2TT ≥ Ltot
e. p > 0,25 m
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
Bentuk Tikungan Spiral-Spiral (S-S) yaitu tikungan yang terdiri atas dua lengkung
spiral. Tikungan S-S biasa digunakan pada sudut tikungan (ΔPI) besar (> 30°)
dengan syarat Lc < 20.
1
𝜃𝑆 = 2 × ∆𝑃𝐼 (33)
𝑆 𝐿 2
𝑋𝑆 = 𝐿𝑆 × (1 − 40×𝑅 2) (34)
𝑟
𝐿 2
𝑆
𝑌𝑆 = 6×𝑅 (35)
𝑟
𝑝 = 𝑌𝑆 − 𝑅𝑟 × (1 − cos 𝜃𝑆 ) (36)
𝐿 2
𝑆
𝑝 = 24×𝑅 (37)
𝑟
𝑘 = 𝑋𝑆 − 𝑅𝑟 × sin 𝜃𝑆 (38)
𝑅 +𝑝
𝐸𝑇 = cos(1𝑟⁄ − 𝑅𝑟 (39)
2∆𝑃𝐼)
𝐿𝑡𝑜𝑡 = 2 × 𝐿𝑆 (41)
Cek Kontrol:
a. ΔPI > 30°
b. ΔC >
c. LC < 20 m
d. TT ≥ LS
e. p > 0,25 m
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
Hal ini dipergunakan untuk system drainase aktif. Harga elevasi (e) yang
menyebabkan kenaikan elevasi terhadap sumbu jalan di beri tanda (+) dan yang
menyebabkan penurunan elevasi terhadap jalan di beri tanda (–).
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
𝑥 𝑒𝑥
=𝑒 (42)
𝐿𝑆 𝑛 +𝑒𝑡𝑗
Jika x diketahui maka kemiringan pada titik x adalah ex – en, sebaliknya juga untuk
mencari jarak x jika ex diketahui.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
Maka,
90° 𝐽ℎ
𝐸 = 𝑅𝑟 (1 − cos ) (43)
𝜋 𝑅𝑟
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
2. Jarak pandangan lebih besar daripada panjang tikungan (Jh > Lt).
Maka,
90° 𝐽ℎ 1 90° 𝐽ℎ
𝐸 = 𝑅𝑟 (1 − cos ) + (2 ( 𝐽ℎ − 𝐿𝑡𝑜𝑡 ) × sin ) (44)
𝜋 𝑅𝑟 𝜋 𝑅𝑟
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
𝑏 ′′ = 𝑅𝑟 2 − √𝑅𝑟 2 − 𝑝2 (45)
𝑏 ′ = 𝑏 + 𝑏′′ (46)
𝑉𝑅
𝑍 = 0,105 × ( ) (48)
√𝑅𝑟
𝐵 = 𝑛(𝑏 ′ + 𝑐) + (𝑛 + 1) 𝑇𝑑 + 𝑍 (49)
commit to user
𝜀 =𝐵−𝑊 (50)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
Keterangan:
B = Lebar perkerasan pada tikungan
n = Jumlah jalur lalu lintas
b = Lebar lintasan truk pada jalur lurus
b’ = Lebar lintasan truk pada tikungan
c = Kebebasan samping
p = Jarak as roda depan dengan roda belakang truk
Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan
Z = Lebar tambahan akibat kelelahan pengemudi
Rr = Jari-jari tikungan
VR = Kecepatan rencana
A = Tonjolan depan sampai bumper
𝜀 = Pelebaran perkerasan
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
Mulai
Data :
• Sudut luar tikungan (ΔPI)
• Kecepatan rencana (VR)
• Superelevasi maksimum (emaks)
Perhitungan :
• Jari-jari minimum (Rmin)
• Derajat lengkung maksimum (Dmaks)
Tidak
RR tanpa Ls ≥ Rmin tanpa Ls Dicoba Tikungan S-C-S
Ya
Dicoba Tikungan F-C
Checking : Tidak
2TC > LC ... OK
Ya
Diagram superelevasi
Pelebaran perkerasan
Selesai
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
Mulai
Data :
• Sudut luar tikungan (ΔPI)
• Kecepatan rencana (VR)
• Superelevasi maksimum (emaks)
Perhitungan :
• Jari-jari minimum (Rmin)
• Derajat lengkung maksimum (Dmaks)
Perhitungan :
• Superelevasi terjadi (etj)
• Panjang lengkung peralihan (LS)
• Sudut lengkung spiral (ϴS)
• Sudut busur lingkaran (ΔC)
• Panjang busur lingkaran (LC)
Syarat : Tidak
LC ≥ 20m, ΔC > 0° Dicoba Tikungan S-S
Ya
Perhitungan Data Tikungan S-C-S :
• Absis titik SC (XS) dan Ordinat titik SC (YS)
• Pergeseran tangen terhadap spiral (p)
• Absis dari p pada garis tangen spiral (k)
• Panjang tangen total (TT)
• Jarak luar dari PI ke busur lingkaran (ET)
Checking : Tidak
2TT > LC + 2LS ... OK
Ya
Diagram superelevasi
Pelebaran perkerasan
Selesai
commit to user
Gambar 2.15 Diagram alir perencanaan tikungan Spiral-Circle-Spiral
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
Mulai
Data :
• Sudut luar tikungan (ΔPI)
• Kecepatan rencana (VR)
• Superelevasi maksimum (emaks)
Perhitungan :
• Jari-jari minimum (Rmin)
• Derajat lengkung maksimum (Dmaks)
Perhitungan :
• Superelevasi terjadi (etj)
• Panjang lengkung peralihan (LS)
• Sudut lengkung sprial (ϴS)
• Sudut busur lingkaran (ΔC)
• Panjang busur lingkaran (LC)
Syarat : LC = 0m, ΔC = 0°
ϴS = ΔPI / 2
Checking : Tidak
TT > LS ... OK
Ya
Diagram superelevasi
Pelebaran perkerasan
Selesai
commit to user
Gambar 2.16 Diagram alir perencanaan tikungan Spiral-Spiral
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
𝐴 = 𝑔2 − 𝑔1 (53)
𝐴×𝐿𝑉
𝐸𝑉 = (54)
800
1
𝑥 = 4 × 𝐿𝑉 (55)
𝐴×𝑥 2
𝑦 = 200×𝐿 (56)
𝑉
• Jh > LV
150+(3,5×𝐽ℎ )
𝐿𝑉 = 2 × 𝐽ℎ − (61)
𝐴
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
• Jd > LV
840
𝐿𝑉 = 2 × 𝐽𝑑 − (63)
𝐴
Keterangan:
PPV = Titik perpotongan kelandaian g1 dan g2
PLV = Titik awal lengkung parabola
PTV = Titik akhir lengkung parabola
LV = Panjang lengkung vertikal
g = Kemiringan tangen: (+) naik, (-) turun
A = Perbedaan aljabar landai (g1 – g2) %
EV = Pergeseran vertikal titik tengah besar lingkaran (PV1 – m) meter
Jh = Jarak pandang henti
VR commit to user
= Kecepatan rencana (km/jam)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
Keterangan:
PPV = Titik perpotongan kelandaian g1 dan g2
PLV = Titik awal lengkung parabola
PTV = Titik akhir lengkung parabola
LV = Panjang lengkung vertikal
g = Kemiringan tangen: (+) naik, (-) turun
A = Perbedaan aljabar landai (g1 – g2) %
EV = Pergeseran vertikal titik tengah besar lingkaran (PV1 – m) meter
Jh = Jarak pandang henti
VR = Kecepatan rencana (km/jam)
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
2.7.2. Kelandaian
2.7.2.1. Kelandaian Maksimum
Kelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan penuh
mampu bergerak dengan kecepatan tidak kurang dari separuh kecepatan semula
tanpa harus menggunakan gigi rendah.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
Mulai
Data :
• Stationing PPV
• Elevasi PPV
• Kelandaian tangen (g)
• Kecepatan rencana (VR)
• Perbedaan aljabar kelandaian (A)
Perhitungan :
• Pergeseran vertikal titik tengah busur
lingkaran (EV)
• Perbedaan elevasi titik PLV dan titik yang
ditinjau pada STA (y)
• Stationing lengkung vertikal
• Elevasi lengkung vertikal
Selesai
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
Dalam analisis lalu lintas, penentuan volume lalu lintas pada jam sibuk dan lalu
lintas harian rata – rata tahunan (LHRT) mengacu pada Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI). Penentuan nilai LHRT didasarkan pada data survei volume lalu
lintas dengan mempertimbangkan faktor k.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
Pertumbuhan lalu lintas selama umur rencana dihitung dengan faktor pertumbuhan
kumulatif (Cumulative Growth Factor):
(1+0,01 𝑖)𝑈𝑅 −1
𝑅= (64)
0,01 𝑖
Keterangan:
R = Faktor pengali pertumbuhan lalu lintas kumulatif
i = laju pertumbuhan lalu lintas tahunan (%)
UR = Umur rencana (tahun)
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
Jika survei beban gandar tidak mungkin dilakukan oleh perencana dan data survei
beban gandar sebelumnya tidak tersedia, maka nilai VDF pada tabel 4.4 dan tabel
4.5 dapat digunakan untuk menghitung ESA.
Tabel 4.4. menunjukkan nilai VDF regional masing-masing jenis kendaraan niaga
yang diolah dari data studi WIM yang dilakukan Ditjen Bina Marga pada tahun
2012 – 2013. Data tersebut perlu diperbarui secara berkala sekurang-kurangnya
setiap 5 tahun.
Apabila survei lalu lintas dapat mengidentifikasi jenis dan muatan kendaraan niaga,
dapat digunakan data VDF masing-masing jenis kendaraan menurut tabel 4.5.
Untuk periode beban faktual (sampai tahun 2020), digunakan nilai VDF beban
nyata. Untuk periode beban normal (terkendali) digunakan VDF dengan muatan
sumbu terberat 12 ton.
commit to user
Tabel 2.14 Nilai VDF masing-masing jenis kendaraan niaga
library.uns.ac.id
commit to user
43
digilib.uns.ac.id
Tabel 2.15 Nilai VDF masing-masing jenis kendaraan niaga
library.uns.ac.id
commit to user
44
digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
Keterangan:
ESATH-1 = kumulatif lintasan sumbu standar ekuivalen pada tahun pertama
LHRJK = lintas harian rata – rata tiap jenis kendaraan niaga (satuan
kendaraan per hari)
VDFJK = Faktor Ekuivalen Beban (Vehicle Damage Factor) tiap jenis
kendaraan niaga
DD = Faktor distribusi arah
DL = Faktor distribusi lajur
R = Faktor pengali pertumbuhan lalu lintas kumulatif
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
Tabel 2.19 Bagan desain perkerasan lentur - aspal dengan lapis fondasi berbutir
Tabel 2.20 Bagan desain penyesuaian tebal lapis fondasi agregat A untuk tanah
dasar CBR ≥ 7%
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
Gambar 2.21 Bagan desain perkerasan tanpa penutup beraspal dan lapis
permukaan beraspal tipis
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
Mulai
Data :
• Umur rencana (UR)
• Lalu lintas harian rata-rata (LHR)
• Faktor Laju Pertumbuhan Lalu
Lintas (i)
• VDF masing-masing jenis
kendaraan
• CBR rencana
Perhitungan :
• LHR tahun pertama pembukaan untuk lalu lintas
• LHR periode beban normal MST 12 ton (5 tahun setelah tahun data awal)
• Nilai faktor pengali pertumbuhan lalu lintas kumulatif (R)
• ESA5 tahun pertama pembukaan untuk lalu lintas hingga tahun periode
beban normal MST 12 ton
• ESA5 tahun periode beban normal MST 12 ton hingga tahun umur
rencana berakhir
• CESAL5 selama umur rencana
Selesai
Selain mencari volume galian dan timbunan juga diperlukan untuk mencari volume
dari pekerjaan lainnya yaitu:
1. Volume Pekerjaan
a. Pekerjaan persiapan
- Peninjauan lokasi
- Pengukuran dan pemasangan patok
- Pembersihan lokasi dan persiapan alat dan bahan untuk pekerjaan
- Pembuatan Bouwplank
- Direksi keet
- Dokumentasi
b. Pekerjaan tanah
- Galian tanah
- Timbunan tanah
c. Pekerjaan perkerasan
- Lapis permukaan (Surface Course)
- Lapis fondasi atas (Base Course)
- Lapis fondasi bawah (Sub Base Course)
- Lapis tanah dasar (Sub Grade)
d. Pekerjaan drainase
- Galian saluran
- Pembuatan talud
e. Pekerjaan pelengkap
- Pemasangan rambu-rambu
- Pengecatan marka jalan
- penerangan commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
Mulai
Perhitungan :
• Volume pekerjaan
• Harga satuan pekerjaan
Time Schedule
Selesai
Gambar 2.23 Diagram alir perencanaan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan
Time schedule
commit to user