Anda di halaman 1dari 9

NAMA : NEVY AGUSTIN

NIM : B12.2019.04150

AUDIT ATAS EKUITAS PEMEGANG SAHAM

Ekuitas/modal merupakan hak pemilik atas aktiva perusahaan yang merupakan


kekayaan bersih (jumlah aktiva dikurangi kewajiban). Ekuitas pada berbagai jenis usaha
dapat berupa berbagai jenis dan bentuk. Hal ini tergantung dari jenis usaha yang dijalankan
serta bentuk dari entitas itu sendiri.

Berikut ini beberapa ekuitas yang diklasifikasikan berdasarkan bentuk entitasnya:

1. Perusahaan terbuka (go public)

Ekuitas dari perusahaan terbuka (go public) terdiri dari modal yang disetor oleh pemegang
saham dan sisa laba yang ditahan (retained earning). Dari segi perusahaan, Ekuitas
merupakan kewajiban perusahaan kepada para pemegang saham. Sedangkan dari segi
pemilik perusahaan (pemegang saham), ekuitas adalah bagian hak pemilik atas kekayaan
bersih perusahaan (harta dikurangi kewajiban).

2. Perusahaan perseorangan

Di dalam suatu perusahaan perorangan, ekuitas terdiri atas ekuitas pemilik tunggal; laba yang
diperoleh dalam suatu periode; dan tambahan setoran ekuitas yang menambah saldo ekuitas,
kerugian yang diderita dalam suatu periode dan pengambilan prive akan mengurangi saldo
ekuitas.

3. Firma

Di dalam suatu firma (partnership) ekuitas terdiri atas ekuitas lebih dari satu partner. Ekuitas
masing-masing partner akan bertambah dengan adanya pembagian laba atau tambahan
setoran ekuitas dan akan berkurang dengan adanya pembagian kerugian atau pengambilan
prive.

4. Koperasi

Dalam badan hukum yang berbentuk koperasi, ekuitas utamanya adalah simpanan pokok
anggota yang tidak dapat dipindahtangankan dan dapat diambil kembali pada saat seorang
anggota mengundurkan diri. Kekayaan bersih koperasi adalah simpanan pokok, simpanan
lain, pinjaman-pinjaman, penyisihan hasil usaha termasuk cadangan.

Dalam badan hukum yang berbentuk perseroan terbatas (PT), perekuitasannya


(ekuitas) terdiri dari :

 Ekuitas menurut akte pendirian yang telah disahkan menteri Kehakiman dan HAM:
 Ekuitas dasar (authorized capital)
 Ekuitas ditempatkan (issue capital)
 Ekuitas disetor (paid-uo/paid in capital)

Ekuitas yang berasal dari sumbangan (donated capital)bisa dilaporkan sebagai bagian daro
tambahan ekuitas disetor.

 Treasury Stock (saham perusahaan yang sudah beredar lalu dibeli kembali oleh
perusahaan).
 Premium (agio) atau Discount (Disagio) dari penjualan saham baik saham biasa
(common stock) maupun saham preferen (preffered stock).
 Selisih kurs atas ekuitas disetor.
 Selisih penilaian kembali aktiva tetap, untuk perusahaan yang melakukan revaluasi
aktiva tetap berdasarkan peraturan pemerintah.
 Retained Earnings (Laba ditahan/sisa laba tahun lalu) atau Deficit/Accumulated
Losses (sisa rugi tahun lalu)

Tujuan pengujian subtantif terhadap ekuitas pemegang saham adalah:

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang berkaitan dengan


ekuitas pemegang saham.
Sebelum auditor melakukan pengujian menegenai kewajaran saldo ekuitas pemegang
saham yang dicantumkan di dalam neraca, ia harus memeproleh keyakinan mengenai
ketelitian dan keandalan catatan akuntansi yang mendukung informasi ekuitas
pemegang saham yang disajikan di dalam neraca. Untuk itu auditor melakukan
rekonsiliasi antara Ekuitas Saham, paid-in Capital, Treasury Stock, akun Laba, dan
Cadangan yang dicantumkan di neraca dengan buku besarnya dan selanjutnya ke
jurnal penerimaan kas, check register dan jurnal umum.
2. Membuktikan bahwa saldo ekuitas saham mencerminkan kepentingan pemegang
saham yang ada pada tanggal neraca yang mencerminkan keterjadian transakasi yang
berkaitan dengan ekuitas pemegang saham selama tahun yang diaudit.
Auditor membuktikan apakah saldo ekuitas saham mencerminkan kepentingan
kepemilikan saham yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian
transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham selama tahun yang diaudit.
Untuk mencapai tujuan tersebut auditor melakukan berbagai pengujian subtantif
berikut ini:
a) Pengujian analitik.
b) Pemeriksaaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan
ekuitas pemegang saham.
c) Pemeriksaan pencataatan transaksi pengumuman dividen dan
pembayrannya.
d) Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien,
notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris, dan kontran
underwriting dan persyaratan emisi saham.
e) Konfirmasi dari independetn registrar dan transfer agen.
f) Analisis terhadap akun Ekuitas Saham, Treasury stock, saldo laba.
g) pemeriksaan terhdap sertifikat saham yang dibatalkan.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit dan
kelengkapan saldo pemegang saham yang disajikan di neraca.
Untuk membuktikan bahwa ekuitas pemegang saham yang dicnttumkan di neraca
mencakup semua kepentingan pemegang saham (stackholders interest) terhadap
aktiva entitas pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang berakitan
dengan ekuitas pemegang saham dalam tahun yang diaudit, auditor melakukan
pengujian subtantif berikut ini:
1. Pengujian analitik.
2. Konfirmasi dari independent regitrar dan transfer agent.
3. Pemrikasaan atas pertanggungjawaban nomor urut sertifikat saham.
4. Pemeriksaan terhadap sertifikat saham yang dibatalkan.

4. Membuktikan bahwa saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca


merupakan klaim pemilik terhadap aktiva entitas.
Untuk membuktikan klaim pemegang saham atas aktiva entitas pada tanggal neraca,
auditor melakiukan pengujian subtantif berikut ini:
 Pemeriksaan bukti pendukung transaksiyang berkaitan dengan ekuitas
pemegang saham.
 Pemriksaan pencatatan transaksi pengumuman dividen dan pembayarannya.
 Pelajrai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien, notulen
rapat pemegang saham dan dewan komisaris, dan kontrak underwriting dan
persyaratan emisi saham.
 konfirasai dari independent registrar dan transfer agent.
 Analisa terhadap akun ekuitas saham, treasury stock, saldo laba.
 Pemeriksaan terhadap sertifikat shaam yang dibatalkan.

5. Membuktikan kewajaran penilaian ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di


neraca.
Dalam prinsif akuntansi yang berterima umum di Indonesia, akun ekuitas saham,
paid-in capital, treasury stock, saldo laba, dan cadangan harus disajikan dalam neraca
dengan penjelasan tertentu sebagaimana diatur dalam prinsif tersebut. Dengan
demikian untuk membuktikan asersi penilaian ekuitas pemegang saham yang
dicantumkan di neraca auditor melakukan pengujian subtantif:
o Prosedur audit awal.
o Pengujian analitik.
o Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien, notulen
rapat pemegang saham dan dewan komisaris, dan kontrak underwriting dan
persyaratan emisi.
6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang sahamdi
neraca.

Pengujian subtantif terhadap ekuitas pemegang saham diarahkan untuk mencapai salah satu
tujuan membuktikan apakahunsur ekuitas pemegang saham telah disajikan dan diungkapkan
oleh klien di neracannya sesui dengan prinsif berterima umum di Indonesia. Satu-satunya
pengujian subtantif untuk membuktikan asersi pengujian dan pengungkapan ekuitas
pemegang saham di neraca yang diaudit dengan akuntansi berterima umum melalui berbagai
prosedur berikut ini:

a. Pemeriksaan atas transaksi emisi saham untuk menentukan pemisahan jumlah


ekuitas saham dengan paid in-capital.
b. Pemisahan atas penyajian treasury stock.
c. Pemeriksaan atas penyisihan saldo laba dalam tahun yang diaudit.
d. Pemerikaan atas penjelasan yang bersangkutan dengan unsur ekuitas saham.

Pengujian Pengendalian Terhadap Ekuitas

Pengendalian internal adalah rencana, metode, prosedur, dan kebijakan yang didesain
oleh manajemen untuk memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan
efektivitas operasional, kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan terhadap aset,
ketaatan/kepatuhan terhadap undang-undang, kebijakan dan peraturan lain.

Beberapa pengendalian intern yang penting akan diutamakan oleh auditor, yaitu: (1)
otorisasi yang memadai atas transaksi, (2) pencatatan yang memadai dan pemisahan tugas
antara pencatatan ekuitas pemilik dan penanganan kas serta sertifikat saham, dan (3)
penggunaan petugas serta agen penjualan saham yang bebas.

1. Otorisasi yang memadai untuk transaksi


Karena masing-masing transaksi yang mempengaruhi ekuitas pemilik
biasanya material, sebagian besar transaksi ini harus disetujui oleh dewan
direksi. Transaksi-transaksi ekuitas pemilik ini umumnya memerlukan
otorisasi yang khusus.
a. Pengeluaran Modal Saham
Otorisasi meliputi jenis saham yang akan diterbitkan (misalnya apakah saham
preferen atau saham biasa), jumlah yang diterbitkan, nilai pari saham, kondisi
kekhususan dari saham selain saham biasa, dan tanggal penerbitannya.
b. Pembelian Kembali Modal Saham
Pembelian kembali saham, baik saham biasa maupun saham preferen, waktu
pembelian kembali, dan jumlah yang akan dibayarkan untuk pembelian
kembali saham, seluruhnya harus disetujui oleh dewan direksi
c. Pernyataan Pembagian Dividen
Dewan direksi harus memberikan otorisasi terhadap bentuk dividen (tunai atau
dalam bentuk saham), jumlah dividen untuk setiap saham dan catatan serta
tanggal pembelian dividen.
2. Pencatatan yang baik dan pemisahan fungsi

Jika suatu perusahaan melakukan sendiri pencatatan atas transaksi saham dan saham yang
beredar, maka perusahaan harus mempunyai struktur pengendalian yang memadai untuk
memastikan bahwa pemilik saham dicatat dalam catatan perusahaan, jumlah dividen yang
dibayarkan kepada pemilik saham per tanggal catatan dividen telah benar dan kemungkinan
kecurangan karyawan diminimalkan. Untuk itu diperlukan penugasan personil yang tepat dan
prosedur pencatatan yang memadai.

Prosedur terpenting untuk mencegah kekeliruan dalam ekuitas pemilik adalah (1)
kebijakan yang jelas untuk pembuatan sertifikat saham dan pencatatan transaksi saham (2)
verifikasi intern yang independen terhadap informasi dalam catatan. Pada saat menerbitkan
dan mencatat saham, klien harus memastikan bahwa peraturan pemedasar perusahaan telah
dipenuhi. Contohnya ,nilai pari saham ,jumlah saham yang boleh diterbitkan oleh perusahaan
yang bersangkutan ,dan pajak terhadap penerbitan saham semuanya mempengaruhi
penerbitan dan pencacatan saham .

Pengendalian atas modal saham yang digunakan oleh kebanyakan perusahaan adalah
penggunaan buku sertifikasi saham dan buku besar pemegang saham .Buku sertifikasi saham
merupakan catatan penerbitan dan pembelian kembali saham selama operasi perusahaan.
Pencatatan suatu transaksi penjualan meliputi informasi mengenai sertifikat ,jumlah saham
yang dikeluarkan ,nama pemegang saham dan tanggal penerbitan saham .Jika ada saham
yang dibeli kembali ,buku sertifikasi saham harus mencatat saham yang dibeli kembali ,dan
tanggal pembelian kembali saham tersebut. Buku besar pemegang saham merupakan catatan
saham yang beredar pada suatu waktu tertentu .Buku besar ini digunakan untuk mencek
keakuratan buku sertifikasi saham dan saldo-saldo dalam buku besar serta digunakan sebagai
dasar pembayaran deviden .

Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden harus dikendalikan dengan cara dapat
berupa Cek-cek pembayaran deviden harus disiapkan berdasarkan buku saham oleh pegawai
yang tidak melakukan pencatatan dalam buku saham .Setelah seluruh buku cek
disiapkan ,sebaiknya dilakukan verifiaksi secara independen terhadap nama pemegang saham
,jumlah seluruh cek dan rekonsiliasi antara jumlah total cek deviden dengan jumlah
pembayaran dividen yang disetujui dalam notulen rapat .Dalam hal ini juga dapat digunakan
suatu rekening dividen impress untuk mencegah pembayaran dividen yang lebih besar
daripada jumlah yang telah diotorisasi .

3. Petugas dan agen pemindahan saham yang independen.

Perusahaan yang mengeluarkan sahamnya di pasar modal ,diharuskan menggunakan petugas


catat yang bebas sebagai suatu alat pengendalian untuk mencegah pengeluaran sertifikat
saham yang tidak sah. Tanggungjawab petugas catat yang bebas adalah memastikan bahwa
saham yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan sesuai dengan kebijakan mengenai saham
dalam akte pendirian perusahaan tersebut dan otorisasi dewan direksi .Petugas catat
bertanggungjawab menandatangani seluruh sertifikat saham yang baru dikeluarkan dan
menyimpan serta membatalkan sertifikat lama sebelum sertifikat pengganti diterbitkan ,dalam
hal ada penggantian kepemilikan saham.

Sebagai bagian perusahaan besar juga mengggunakan jasa agen pemindahan saham untuk
melakukan pencatatan mengenai pemegang saham ,termasuk mendokumentasikan
pemindahan kepemilikan saham .Penggunaaan agen pemindahan saham tidak hanya
dimaksudkan sebagai alat pengendalian atas catatan-catatan saham ,karena sifatnya yang
independen ,tetapi juga mengurangi biaya pencatatan dengan menggunakan jasa tenaga
ahli .Disamping itu ,banyak pula perusahaan yang menggunakan jasa agen pemindahan
saham untuk membayarkan deviden dalam bentuk tunai kepada pemegang saham ,yang
merupakan cara untuk meningkatkan struktur pengendalian intern.

Pengujian Substantif Terhadap Ekuitas

Program pengujian subtantif terhadap ekuitas pemegang saham berisi prosedur audit
yang dirancang untuk mencapai tujuan audit. Adapun program yang dimaksud dapat
diklasifikasikan menjadi lima golongan, yaitu (1) prosedur audit awal, (2) prosedur analitik,
(3) pengujian terhadap transaksi rinci, (4) pengujian terhadap akun rinci, dan (5) verifikasi
penyajian dan pengungkapan.

1. Prosedur Audit Awal

Sebelum membuktikan apakah saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan oleh klien
di dalam neracanya sesuiai dengan ekuitas pemegang saham yang benar-benar ada pada
tanggal neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi ekuitas pemegang saham
yang dicantumkan di dalam neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya.
Rekonsiliasi ini perlu dilakuakan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi
ekuitas pemgang saham yang dicantumkan di dalam neraca didukung oleh catatan akuntansi
yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, auditor melakukan prosedur audit awal yang terdiri
dai 6 prosedur audit berikut ini:

Usut saldo ekuitas pemegang saham yang tercantum dalam neraca ke saldo akun
ekuitas pemegang saham yang bersangkutan ke dalam buku besar.
Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo ekuitas pemegang saham yang tercantum
di dalam neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran,
mekanisme pencatatannya, maka saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di
dalam neraca diusut ke akun buku besar berikut ini :

Ekuitas Saham : Merupakan akun yang digunakan untuk mencatat nilai nominal
yang beredar dan pengurangan saham yang beredar karena
perlunasan saham dan transaksi treasury stock.

Treasury stock : Merupakan akun yang digunakan untuk menampung kelebihan


atau kekurangan setoran pemegang saham dari nilai nominal
saham.
Saldo Laba : Merupakan akun yang digunakan mencatat laba rugi kegiatan
perusahaan dalam adjustment perhitungan rugi laba dalam
periode akuntansi yang lalu.
Cadangan (reserve) : Merupakan akun yang digunakan untuk menyisihkan saldo
laba untuk tujuan tertentu.
Ekuitas Saham : Merupakan akun yang digunakan untuk mencatat nilai nominal
yang beredar dan pengurangan saham yang beredar karena
perlunasan saham dan transaksi treasury stock.
Treasury stock : Merupakan akun yang digunakan untuk menampung kelebihan
atau kekurangan setoran pemegang saham dari nilai nominal
saham.

Hitung kembali saldo akun ekuitas pemegang saham di dalam buku besar.
Untuk memmperoleh keyakinan mengenai ketelitian penghitungan saldo akun ekuitas
pemegang saham, auditor menghitung kembali saldo akun ekuitas saham, paid-in
capital stock, saldo laba dan cadangan dengan cara menambah saldo awal dengan
jumlah pengkreditan dan menguranginya dengan jumlah pendebitan tiap-tiap akun
tersebut.
Lakukan review terhadap mutasi luar dalam jumlah dan sumber posting dalam akun
ekuitas pemegang saham.
Ketidakberesan dalam transaksi emisi saham, pembelian treasury stock, pembagian
deviden, pembentukan cadangan (reserve), dapat ditemukan melalui review atas
mutasi luar biasa, baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam akun Ekuitas
Saham, Paid-in Capital, Treasury Stock, Saldo Laba dan Cadangan.
Usut saldo awal akun ekuitas pemegang saham ke kertas kerja tahun yang lalu.
Sbelum auditor melakukan pengujian terhadap transaksi rinci yang menyangkut akun
ekuitas pemegang saham, ia perlu memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo awal
kedua akun-akun Ekuitas Saham, Paid-in Capital, Treasury Stock, Saldo Laba dan
Cadangan. Untuk mencapai tujuan ini, auditor melakukan pengusutan saldo awal
akun-akun ke kertas kerja tahun lalu. Kertas kerja tahun lalu dapat menyediakan
informasi koreksi yang diajukan oleh auditor dalam audit tahun yang lalu, sehingga
auditor dapat mengevaluasi tindak lebih lanjut yang telah ditempuh oleh klien dalam
menanggapi koreksi yang diajukan oleh auditor tersebut.
Usut posting pengkreditan dan pendebitan akun ekuitas pemegang saham ke dalam
jurnal yang bersangkutan.
Pengkreditan dan pendebitan ke dalam akun Ekuitas Saham, Paid-in Capital diusut ke
jurnal penerimaan kas dan jurnal umum untuk memperoleh keyakinan bahwa mutasi
penambahan dan pengurangan akun ekuitas saham dan paid-in capital berasal dari
jurnal-jurnal yang bersangkutan. Pendebitan dan pengkreditan di dalam akun Treasury
Stock diusut ke dalam jurnal pengeluaran kas dan jurnal penerimaan kas. Pegkreditan
dan pendebitan di dalam aku saldo laba dan cadangan diusut ke jurnal umum untuk
memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangan ke dua akun
berasl dari jurnal-jurnal yang bersangkutan.
Lakukan rekonsiliasi buku pembantu pemegang saham, buku sertifikat saham dengan
akun kontrol Ekuitas saham di dalam buku besar.
Akun kontrol Ekuitas Saham memeperlihatkan total nilai nominal saham yang
beredar dikurangi, jika ada, treasury stock. Buku pembantu pemegang saham berisi
jumlah lembar nomor seri dan nilai nominal saham yang dimiliki oleh setiap
pemegang saham. Buku sertifikat saham berisi semua sertifikat saham yang
dibatalkan pemakaiannya dan bonggol saham ( Stock stubs) untuk saham yang
beredar. Auditor harus merekonsiliasi ketiga macam catatan ini untuk memperoleh
keyakinan bahwa jumlah lembar saham yang beredar tidak melebihi jumlah yang
seharusnya beredar.

2. Prosedur Analitik

Pada tahap awal pengujian subtantif terhadap ekuitas pemegang saham, pengujian analitik
dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memeahami bisnis klien dan dalam menemukan
bidang yang memerlukan audit lebih intensif, untuk itu auditor melakukan perhitungan
berbagai ratio berikut ini :

Rasio Formula
Nilai buku saham biasa Ekuitas pemegang saham + rerata jumlah saham
biasa yang beredar
Return on common stockholders equity Laba bersih + rerata jumlah saham biasa yang
beredar
Dividen payout Dividen kas + Laba bersih
Laba per saham Laba bersih + rerata tibangan jumlah saham beredar

Rasio yang telah dihitung tersaebut kemudian dibandingkan dengan harapan auditor,
misalnya ratio tahun yang lalu, rerata ratio industri , atau ratio yang dianggarakan.
Perbandingan ini membantu auditor untuk mengungkapkan:

1. peristiwa atau transaksi yang luar biasa,

2. perubahan akuntansi,

3. perubahan usaha,

4. fluktuasi acak,atau

5. salah saji.

3. Pengujian Terhadap Transaksi Rinci

Pengujian terhadap transaksi rinci ekuitas pemegang saham dilaksanakan oleh auditor melalui
dua prosedur audit berikut ini ;

1) Periksa bukti pendukung pencatatan kedalam akun ekuitas saham, paid-in capital,
tyreasury stocl, saldo laba, dan cadangan.
2) Periksa catatan transaksi pengumuman dividend an pembayarannya
4. Pengujian Terhadap Akun Rinci

Pengujian terhadap saldo rinci akun ekuitas pemegang saham dilaksanakan oleh auditor
melalui berbagai prosedur audit berikut ini :

a. Pelajari anggaran awal dan anggaran rumah tangga perusahaan klien


b. Pelajari notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris.
c. Pelajari kontrak underwriting dan persyaratan emisi saham.
d. Pelajari notulen rapat dewan komisaris dan pemegang saham mengenai
pembagian dividen.
e. Pelajari kontrak antara klien dengan independent registrar dan transfer agent.
f. Pelajari surat perjanjian penarikan kredit dan bond indentures mengenai pasal
yang membatasi pembagian dividen
g. Lakukan analisis terhadap akun ekuitas saham
h. Lakukan analisi terhadap akun saldo laba
i. Dapatkan konfirmasi dari independent registrar dan transfers agen
j. Periksa pertanggung jawaban nomor urut sertifikat saham
k. Periksa semua sertifikat saham yang dibatalkan pemakaiannya
l. Selidiki adjustment yang berasal dari tahun sebelumnya yang dicatat di dalam
akun saldo laba
m. Lakukan analisi terhadap akun treasury stock.

Anda mungkin juga menyukai