Anda di halaman 1dari 15

TUGAS RENCANA ANGGARAN PROYEK PERSEDIAAN

(ESTIMASI BIAYA)

Matkul : Analisa dan Perancangan Sistem


Dosen Pengampu : Entot Suhartono M.Kom

Disusun Oleh:

1. Rafida Hasnani Syahri - B12.2014.02656


2. Nevy Agustin - B12.2019.04150
3. Louisa Nia Savira - B12.2019.04160
4. Witantra Sindhu Dewa - B12.2019.04155

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS DIAN
NUSWANTORO 2021
DAFTAR PENYUSUN

1. Rafida Syahri (Biaya Pengandaan)


2. Nevy Agustin (Biaya Persiapan Operasional)
3. Louisa Nia Savira ( Biaya yang Terkait Proyek)
4. Witantra Sindhu Dewa (Biaya Operasional dan Perawatan)
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Daftar
Penyusun Daftar Isi
Profile Sub SIA
Tabel Rencana Anggaran Proyek Pengembangan SIA
Pembahasan mengenai biaya-biaya pada setiap komponen
Penutup
PROFIL SUB SIA

1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Persediaan


Zaki Baridwan (2000:149) menjelaskan bahwa persediaan adalah barang-barang
yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang
yang akan dijual.
Sistem akuntansi persediaan adalah organisasi, formulir, catatan dan laporan yang
berhubungan dengan mutasi persediaan yang disimpan di gudang untuk dikoordinasikan
sedemikian rupa yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan
perusahaan.Sistem akuntansi persediaan bertujuan untuk mencatat setiap jenis persediaan
yang ada di gudang. Sistem ini berhubungan erat dengan sistem penjualan, sistem retur
penjualan, sistem pembelian, sistem retur pembelian dan sistem akuntansi biaya produksi
(Wiratna, 2015:131).

2. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan


A. Memberikan informasi mengenai persediaan mulai dari pengakuan sampai proses
penerimaannya dengan prosedur yang baku.
B. Memberikan informasi mengenai alur persediaan yang ada sehingga pemerintah
daerah dapat memperhitungkan tingkat pengendalian yang diperlukan.
C. Pengendalian persediaan sehingga persediaan dapat diperhitungkan secara
ekonomis keberadaannya

3. Metode Pencatatan Persediaan


Ada dua sistem yang digunakan untuk mencatat persediaan, yang masing-masing
mempengaruhi nilai persediaan. Dua sistem tersebut adalah sebagai berikut.
A. Sistem Fisik/Periodik Pencatatan persediaan dalam metode ini hanya dilakukan
pada akhir periode akuntansi melalui ayat jurnal penyesuaian.
B. Sistem Perpetual Menurut Sugiono yang dikutip oleh Anwar dan Karamoy
(2014), pada sistem ini setiap melakukan pembelian barang dagangan berarti
menambahkan (mendebet) perkiraan persediaan dan sebaliknya mengurangi
(mengkredit) apabila terjadi transaksi penjualan.

4. Metode Penilaian Persediaan


A. Metode Rata-rata Sederhana
Penggunaan metode ini mengharuskan dilakukannya penandaan
(identifikasi) terhadap setiap barang dagangan yang dibeli.
B. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)
Metode ini biasa juga disebut sebagai metode FIFO (First In First Out).
Metode ini dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa persediaan barang
dagangan yang pertama dibeli adalah persediaan yang pertama harus dijual (the
first merchandise purchased is the first merchandise sold).
C. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP)
Metode penentuan harga perolehan persediaan ini biasa pula disebut
sebagai metode LIFO (Last In First Out). Metode ini dikembangkan berdasarkan
asumsi bahwa barang dagangan yang terakhir dibeli adalah barang dagangan yang
pertama dijual (the last merchandise purchased is the first merchandise sold).
D. Metode Rata-rata Tertimbang
Barang-barang yang dipakai untuk produksi atau penjualan akan dibebani
harga pokok ratarata. Perhitungan harga pokok rata-rata dilakukan dengan cara
membagi jumlah harga perolehan dengan kuantitasnya.
Tabel Rencana Anggaran Proyek Pengembangan SIA
a. Anggaran Biaya Pengadaan
Barang
Nama Barang Harga
Pengadaan Software
Pc server 20000000
Nagatech 55000000
Total Biaya Software 115000000
Pengadaan Hardware
Laptop 6 33000000
Printer 4 9000000
Flashdisk 250000
Total Biaya Hardware 42000000
Pengadaan Pemasangan
Kabel 950000
Teknisi 400000
Total Biaya Pemasangan 1350000

Biaya Pengadaan Sistem 158600000

b. Anggaran Biaya Persiapan Operasional

No Biaya Nama Harga Julmah Jumlah


Satuan Satuan Satuan Harga
1. Pencatata Buku 20000 144 2880000
n barang
2. Pembelia Pack 55000 12 660000
n ATK
3. Gaji bulan 3000000 12 36000000
4. Lembur jam 1080000 12 12960000
Total 52500000

a. Anggaran Biaya Yang Terkait Proyek

No Biaya Nama Harga Jumlah Jumlah


Proyek Satuan Satuan Satuan Harga
1. Nota pak 40000 17 680000
NCR
Tinta ml 27000 4 108000
Stempel
Plastik pak 60000 6 360000
Dompet pcs 2500 300 750000
2. Gaji Bulan 3000000 12 36000000
Karyawa
n
Total 37898000

b. Anggaran Biaya Operasional dan Perawatan

No Biaya Biaya 1 Bulan Biaya 1 Tahun


Operasional dan
Perawatan
1. Biaya Listrik 350000 4200000
2. Perawatan 1500000
Hardware
Total 5700000

Analisis

A. Biaya Operasional Siatem Lama


1. Biaya pembuatan catatan barang masuk dan keluar berdasarkan
observasi yang dilakukan diketahui bahwa dalam satu hari rata-rata
terjadi 80 transaksi yang terdiri dari 45 transaksi barang keluar dan
35 transaksi barang masuk sehingga dalam satu bulan :
80 x 30 = 2400 kali/bulan
Sehingga dalam satu tahun :
2400 x 12 = 28800 kali/tahun
Satu buku berisi 200 lembar @Rp20.000 maka diperlukan
28800 transaksi : 200 lembar = 144 buku
Jadi dalam satu tahun membutuhkan biaya untuk mencatat transaksi
barang masuk dan keluar sebesar
144 buku x 20000 = 2880000
2. Biaya Pembelian ATK
Berdasarkan observasi yang dilakukan satu pak alat tulis @55000 yang
dapat digunakan dalam waktu 2 bulan. Total pembelian alat tulis
dalam satu tahun :
(12 bulan : 2) x 55000 : 330000
3. Biaya gaji dan lembur
Pengelolaan persediaan bahan baku terkadang tidak dapat diselesaikan
selama jam kerja. Sedangkan tanggung jawab tersebut tidak boleh di
tunda hingga keesokan harinya. Oleh sebab itu karyawan harus
menyelesaikan di luar jam kerja atau dapat disebut sebagai lembur.
Pekerjaan lembur tersebut perusahaan mengeluarkan gaji lembur
15000 per jam atau rata-rata 1080000 per bulan. Sehingga dalam satu
tahun biaya lembur untuk mengelola persediaan adalah sebesar :
1080000 x 12 : 12960000
Sedangkan biaya gaji pokok untuk bagian persediaan adalah 3000000
per bulan atau 36000000 per tahun
4. Total Persiapan Operasional Sistem Informasi Akuntansi
Persediaan Bahan Baku Lama :

Biaya Buku Rp 2.880.000


Biaya Alat Tulis Rp 330.000
Biaya Gaji Lembur Rp12.960.000
Biaya Gaji Bagian Persediaan Rp36.000.000
Total Rp52.170.000

Biaya Terbesar yaitu biaya gaji bagian persediaan sebesar


Rp36.000.000, sedangkan biaya terkecilnya adalah biaya alat tulis
sebesar Rp330.000.

B. Biaya Oprasional Baru


1. Biaya Nota Barang Keluar
Transaksi barang keluar yang terjadi pada toko emas adalah 16.200
transaksi setiap tahunnya yang membutuhkan satu halaman buku
ukuran A5 untuk mencatat setiap transaksi. Satu lembar bisa
digunakan untuk satu kali dalam pembuatan nota. Dalam sistem baru
ini, hanya dibutuhkan pembuatan nota barang keluar dan untuk
barang masuk menggunakan nota dari supplier yang kemudian nota
tersebut akan disimpan atau diarsipkan. Dengan sistem baru dalam
satu tahun membutuhkan (1 rim A4 = 500 lembar A4 = 1000 lembar
A5)
45 transaksi x 30 hari x 12 bulan = 16.200 transaksi , sehingga biaya
kertas yang dibutuhkan dalam setahun
16.200 : 1000 = 16.2 atau minimal 17 rim

Berdasarkan hasil survey pasar harga kerta A4 1 rim sebesar


Rp35.000 sehingga biaya yang dibutuhkan adalah sebesar:
17 rim x Rp40.000 = Rp 680.000

Untuk mencetak nota dan laporan toko emas membutuhkan tinta hitam. Satu
botol tinta hitam 60ml dapat dipakai selama kurun waktu 3 bulan. Jadi,
dalam satu tahun membutuhkan 4 botol tinta dengan harga Rp27.000
sehingga biaya yang dibutuhkan dalam satu tahun sebesar:
4 botol x Rp27.000 = Rp 108.000

Untuk packing pada logam mulia membutuhkan plastik dan dompet


sebagai sovenir dalam 1 bulan membutuhkan kurang lebih 25 pcs domepet
dan untuk plastik 1pack dapat digunakan dalam kurun waktu 2 bulan
sehingga biaya per tahunnya sebesar

Plastik 6pack x Rp60.000 = Rp360.000


Dompet 300pack x Rp2.500 = Rp750.000

2. Biaya Gaji Karyawan Persediaan


Biaya Gaji Karyawan Pesediaan untuk menjalankan sistem baru
adalah Rp3.000.000 per bulan atau Rp36.000.000 per tahun.

Berdasarkan perhitungan diatas maka total biaya operasional sistem


baru adalah
Pembelian Kertas Rp 680.000
Pembelian Tinta Rp 108.000
Plastik Rp 360.000
Dompet Rp 750.000
Gaji Karyawan Persediaan Rp36.000.000
Total Rp37.898.000

Biaya terbesar yaitu gaji karyawan persediaan sebesar Rp36.000.000


dan biaya terkecil yaitu pembelian tinta sebesar Rp108.000.

C. Biaya Operasional dan Perawatan Sistem Baru


1. Biaya Listrik satu tahun
Perhitungan biaya satu bulan
Biaya Listrik yang sudah mencakup listrik 6 laptop dan 4 printer
sebesar Rp350.000. Jadi, dalam satu tahun membutuhkan listrik
sebesar
Rp350.000 x 12 bulan = Rp4.200.000
Berdasarkan survey pasar, biaya listrik diasumsikan meningkat 3,5%
per tahun

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3


Rp4.200.000 Rp4.347.000 Rp 4.494.000

2. Biaya Perawatan Hardware


Biaya perawatan hardware dihitung berdasarkan penyusutan dari
hardware yang digunakan. Biaya penyusutan menggunakan metode
garis lurus.

Umur ekonomis hardware diasumsikan lima tahun (5) dengan


nilai residu sebesar Rp250.000.Berikut ini perhitungan biaya
perawatan hardwarw:

Diasumsikan pembelian hardware berupa laptop dan printer sebesar


Rp5.500.000 dan Rp2.250.000 sehingga total adalah Rp7.750.000

Biaya Penyusutan Hardware = ( Rp7.750.000 -Rp250.000) : 5 =


Rp1.500.000

Total Biaya perawatan


Biaya Listrik Rp4.200.000
Biaya perawatan hardware Rp1.500.000
Total Rp5.700.000

Biaya terbesar yaitu biaya listrik sebesar Rp4.200.000 dan biaya


terkecil yaitu biaya perawatan sebesar Rp1.500.000

D. Penghematan Biaya Operasional dengan penerapan


Sistem Informasi Akuntansi Persediaan

Penghematan penerapan sistem informasi akuntansi persediaan


dihitung dengan mencari selisih biaya operasional sistem lama dan biaya
operasional sistem baru. Perhitungan penghematan ini mengikut sertakan
biaya pemeliharaan sistem baru karena adanya pembelian pada laptop dan
printer . Berdasarkan kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya listrik
dan biaya perawatan hardware mempengaruhi penghematan biaya.
Perhitungan penghematan biaya operasional adalah sebesar :

Biaya Operasional sistem lama Rp52.170.000


Biaya Operasional sistem baru Rp37.898.000
Biaya perawatan sistem baru Rp 5.700.000
Total penghematan Rp 8.572.000

Table Pengembangan Sistem

No Biaya Pengembangan Sistem Tahu Tahun Ke-1 Tahun Ke-2 Tahun Ke-3
n Ke-
0
Biaya pengembangan sistem
1 Biaya Pembelian Sofware Rp
115,000,0
000
2 Biaya Pembelian Hardware Rp
42,000,00
0
3 Biaya Pemasangan Rp
1,350,000
Total Pengembangan Sistem Rp158,600
,000

Biaya Operasional Sistem


Biaya Operasional Rp Rp Rp
Pengembangan Sistem Baru 52,500,000 52,500,000 52,500,000

Total Operasional Sistem Rp Rp Rp


52,500,000 52,500,000 52,500,000

Biaya Pemeliharan sistem (1 tahun)


Biaya Listrik Rp4.200.000 Rp4.347.00 Rp
0 4.494.000
Biaya Perawatan Hardware Rp1.500.000 Rp1.500.00 Rp1.500.000
0

Total Biaya Rp5.700.000 Rp5.847.00 Rp5.994.000


Pemeliharaan Sistem 0

Manfaat Pengembangan Sistem


Penghematan Biaya Operasional Rp Rp Rp
8.572.000 8.572.000 8.572.000

Selisih biaya Total dan Biaya Rp Rp Rp


Manfaat (Proceed) 2.872.000 2.725.000 2.578.000
Setelah dilakukan total biaya dan manfaat atas penerapan sistem akuntansi
persediaan bahan baku terkomputerisasi, maka perlu dilakukan analisis kelayakan
ekonomi. Analisis kelayakan ekonomi dilakukan dengan tiga analisis berikut ini :

a) Payback Period

Payback Period = 0 + Total Biaya Pengembangan / Proceed


Tahun ke-1

Payback Period = 0 + Rp 158,600,000 / Rp 2.872.000

Payback Period = 55,223

Artinya adalah

55,223 (55 tahun)

0,223 x 12 (1 tahun) = 2,676 (2 bulan)

0,676 x 30 (1 bulan) = 20,28 hari (dibulatkan 20 hari)

Jadi, payback period dapat dicapai dalam kurva waktu 55 tahun 2


bulan 20 hari. Payback period terjadi sebelum habis umur investasi
sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem ini layak untuk
dilaksanakan.
b) Net Present
Value Bunga
Diskonto 12%

1 1
NPV = -158,600,000 +2.872.000/(1+0,12) +2.725.000/(1+0,12) +
1
2.578.000/ (1+0,12)

NPV = -158.600.000 + 2.564.285,71 + 2.433.035,71 +


2.301.785,72
NPV = 151.300.892,42

Dari perhitungan diatas dapat di artikan bahwa dengan menerapkan


sistem akuntansi persediaan bahan baku terkomputerisasi akan
memberikan keuntungan bagi perusahaan sebesar Rp 151.300.892,42
Nilai NPV dari perhitungan diatas lebih besar dari nol sehingga dapat
disimpulkan bahwa sistem ini layak untuk dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai