NIM : B12.2019.04150
Auditor harus yakin bahwa jumlah ditampilkan pada neraca untuk berbagai jenis utang
jangka panjang tidak salah saji secara material. Keyakinan ini termasuk dalam hal pengakuan
beban bunga. Untuk sebagian besar entitas, lebih efisien mengikuti strategi pengujian
substantif.
Risiko yang melekat untuk notes dan obligasi biasanya akan dinilai rendah atau sedang
karena volume transaksi rendah, akuntansinya tidak kompleks, dan klien sering menerima
laporan dari pihak ketiga atau tabel amortisasi.
Namun, nilainya biasanya besar dan pasar keuangan berkembang dengan instrumen
kompleks yang memiliki karakteristik hutang maupun ekuitas. Risiko yang terkait dengan
instrumen inilah yang biasanya tinggi.
Meski strategi substantif telah diikuti, Auditor masih membutuhkan pemahaman yang cukup
mengenai sistem pengendalian internal entitas atas utang.
Yang termasuk investasi : Saham, Obligasi, Piutang Hipotik, wesel, Singking Fund, Dana
Pensiun dll.
1. Investasi dicantumkan dalam neraca sesuai dengan jenis dan tujuannya (Jangka
Pendek/Jangka Panjang)
2. Investasi jangka pendek dicantumkan dalam neraca : sesuai dengan harga kosnya
(harga pasarnya), mana harga yang terendah.
3. Investasi jangka panjang dicantumkan dalam neraca sesuai dengan harga kosnya
( apabila nilai pasar turun secara permanen maka harus di akui sebagai kerugian)
4. Investasi yang digadaikan harus ada penjelasanya.
5. Investasi dalam perusahaan afiliasi dicantumkan terpisah dan diberi penjelasannya
tujuannya untuk apa ?
6. Saham/Obligasi yang di beli kembali, disajikan sebagai pengurang utang
obligasi/modal saham.
7. Investasi yang bukan merupakan sumber perdanaan harus dimasukkan sebagai ”
Penghasilan di luar usaha”
8. Penghasilan dari investasi (bunga , deviden) dengan jumlah yang material harus
dipisahkan .
9. Laba/Rugi dari penjualan investasi jk pendek harus dicantumkan dalam Laporan
laba/rugi sebagai “Penghasilan di luar usaha”.Angka yang disajikan laba/rugi
penjualan-pajak.
10. Laba atau Rugi yang timbul dari transaksi antar perusahaan yang belum
direalisasikan dalam hubungan antara induk dan anak perusahaan harus
dieliminasikan jika investasi dicatat dengan equity method.
11. Laba atau Rugi yang timbul dari transaksi yang bersangkutan dgn saham yang
dikeluarkan sendiri oleh perusahaan, tidak boleh diperhitungkan dalam penentuan
laba atau rugi perusahaan. Laba atau rugi ini diperlakukan sebagai tambahan atau
pengurang unsur modal.
Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang pelunasannya atau jatuh temponyalebih
dari satu tahun atau satu periode akuntansi mana yang lebih lama. Contoh dariutang jangka
panjang adalah utang hipotik, utang obligasi, wesel bayar jangka panjang,kewajiban pensiun,
kewajiban lease dll.
Investasi jangka panjang adalah bentuk penyertaan jangka panjang di luar kegiatanpokok
perusahaan.Kewajiban Jangka Panjang meliputi hutang-hutang yang dapat dilunasi dalam
jangkawaktu lebih dari 1 tahun.
Tujuan pemeriksaan hutang jangka panjang. Akuntan juga harus memperhatikan bahwa
ketentuan-ketentuan yang dicantumkan didalam perjanjian kredit itu ditaati oleh klien serta
bunga juga telah dihitung dengan benar dan dibukukan dengan tepat sebagai biaya untuk
tahun yang bersangkutan. Tujuan tersebut antara lain:
1. Menentukan Internal Control atas hutang jangka panjang apakah sudah cukup baik.
Ciri internal control yang baik antara lain :
- Perolehan hutang jangka panjang harus mendapat persetujuan dari pejabat
perusahaan yang berwenang (Direksi, Dewan Komisaris, RUPS), biasanya dalam
bentuk notulen rapat.
- Hutang jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam mata uang asing
dicover dengan SWAP untuk mencegah kerugian yang timbul jika terjadi
devaluasi.
- Perusahaan yang menjual obligasi sebaiknya menggunakan Independent Trustee
(biro admenistrasi efek) agar dapat mengadministrasikan obligasi yang beredar,
mengurus pembayaran bunga obligasi, dan mengurus pelunasan obligasi yang
jatuh tempo.
2. Menentukan apakah hutang jangka panjang sudah dicatat seluruhnya per tanggal
neraca dan diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Aditor harus yakin bahwa
seluruh kewajiban jangka panjang perusahaan sudah dicatat dan dilaporkan di neraca
per tanggal neraca dan jangan sampai ada yang belum tercatat (unrecorded).
Misalnya, jika ada hutang leasing untuk pembelian kendaraan, maka harga perolehan
kendaraan dan hutang leasing harus dicatat sebesar nilai tunainya.
3. Menentukan hutang jangka panjang yang tercantum di neraca apakah merupakan
kewajiban perusahaan. Auditor harus yakin bahwa hutang jangka panjang yang
diperoleh benarbenar digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan, bukan
digunakan oleh pihak lain, misalnya anak perusahaan.
Contoh: PT. Arif memperoleh kredit investasi dari Bank Setia sebesar Rp
10.000.000.000. Dari jumlah tersebut, yang digunakan PT. Arif hanya Rp
5.000.000.000 yang lainnya digunakan oleh anak perusahaan, yaitu PT. X (Rp
1.000.000.000), PT. Y (Rp 2.000.000.000) dan PT. Z (Rp 2.000.000.000).
4. Menentukan hutang jangka panjang yang berasal dari legal claim atau asset yang
dijaminkan apakah sudah diidentifikasi. Auditor harus yakin bahwa bila ada hutang
yang berasal dari tuntutan hukum, hutang tersebut sudah dicatat dan dilaporkan di
neraca. Selain itu, jika ada aktiva perusahaan yang dijadikan jaminan atas hutang
jangka panjang tersebut sudah dicatat dan dilaporkan di neraca oleh perusahaan.
5. Menentukan hutang jangka panjang dalam valuta asing per tanggal neraca apakah
sudah dikonversikan kedalam rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia per
tanggal neraca dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada rugi
laba tahun berjalan.
Misalnya : Tanggal 1 Desember 2007 PT. Arif memperoleh kredit investasi sebesar
US$ 1.000.000, kurs saat itu Rp 2.200 per 1 US$. Kurs tengah Bank Indonesia per 31
Desember 2007 adalah Rp 2.250 per 1 US$.
Jurnal umum yang seharusnya dibuat perusahaan adalah :
1 Desember 2007 :
Bank Rp 2.200.000.000
Hutang Jangka Panjang Rp2.200.000.000
31 Desember 2007:
Rp 50 X Rp 1.000.000 = Rp 50.000.000
6. Menentukan apakah biaya bunga dan bunga yang terhutang dari hutang jangka
panjang serta amortisasi dari premium/discount obligasi telah dicatat per tanggal
neraca. Kadang klien lupa untuk mencatat biaya bunga yang terhutang, atau tidak
menchek lagi pembebanan amortisasi premium/discount obligasi. Karena itu auditor
harus menchek perhitungan pembebanan bunga dan amortisasi premium/discount
10. Periksa apakah ada bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu
satu tahun yang akan datang, sehingga harus direklasifikasi sebagai hutang jangka
pendek.
11. Jika ada hutang jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam mata uang asing,
periksa apakah per tanggal neraca sudah dikonversikan kedalam rupiahdengan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal neraca dan selisihkurs yang
terjadi sudah dibebankan/ dikreditkan pada rugi laba tahun berjalan.
12. Lakukan penelaahan analitis (analytical review procedures) terhadap hutang jangka
panjang dan biaya bunganya, untuk melihat kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
pencatatan biaya bunga. Contoh : 2007 2006 Naik (Turun) Hutang Jangka Panjang Rp
1.500 juta Rp 500 juta Rp 1.000 juta 200% Bunga Rp 150 juta Rp 75 juta Rp 75 juta
100%. Kalau dilihat sekilas, bunga tahun 2007 terlalu kecil, kemungkinan ada
kesalahan. Tetapi mungkin saja benar apabila : Pinjaman tahun 2007 dilakukan tidak
pada awal tahun. Tingkat bunga pinjaman tahun 2007 lebih kecil dari tahun 2006.
13. Buatlah kesimpulan, apakah penyajian hutang jangka panjang di neraca dan catatan
atas laporan keuangan dilakukan sesuai dengan SAK.
Program Pemeriksaan
1. Minta dari langganan daftar mengenai utangutang jangka panjang. Daftar ini harus
mengandung informasiinformasi dalam perjanjian yang telah disetujui.
2. Pelajari perjanjian kredit dan cocokkan keteranganketerangan yang terdapat dalam
perjanjian kredit. Lihat keungkinan terjadi default.
3. Lakukan pengiriman konfirmasi bank.
4. Lakukan perhitungan atas bunga dan lihat bahwa pembayaran bunga telah
dibukukan secara tepat.
5. Hubungkan pemeriksaan ini dengan pemeriksaan atas persediaan, piutang, aktiva
tetap, dan lain-lain yang dijadikan jaminan. Didalam neraca aktivaaktiva tersebut
harus diungkapkan (discloser) agar pembaca mengetahui bahwa barang-barang itu
dijadikan jaminan.