Anda di halaman 1dari 19

KEBIJAKAN INDUSTRI

PARIWISATA DALAM TATANAN


NORMAL BARU DI SEKTOR
PARIWISATA

Direktorat Manajemen Industri, Deputi Bidang Industri


dan Investasi
KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF/
BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
18 Juni 2020
HASIL KAJIAN LEMBAGA
INTERNASIONAL


WTTC
75 juta pekerja di industri perjalanan dan
pariwisata sedunia rentan terdampak, 48 juta
diantaranya di Asia Pasifik, dan mempunyai efek
domino terhadap sektor lain

UNWTO
Pariwisata adalah sektor yang rentan, dan paling
terpuruk sejauh ini. Sektor usaha ini didominasi
80% UKM, dan jutaan matapencaharian rentan
terdampak

TOURISM ECONOMICS
Pemulihan total di tahun 2022 - 2023
DAMPAK TERHADAP
DUNIA PARIWISATA
 Berdasarkan data PHRI, Industri pariwisata telah mengalami kehilangan potensi
pendapatan dari wisatawan asing sekitar US$ 4 miliar atau setara dengan Rp.60 triliun
sejak Januari 2020 hingga April 2020 akibat wabah Covid-19. Sedangkan dari pasar
domestic sektor hotel kehilangan potensi penerimaan sekitar Rp 30 T
 Adapun, BPS mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada Januari-Februari
2020 hanya 2,16 juta orang atau turun 11,8 persen dibanding periode yang sama tahun
lalu. Kunjungan sepanjang Februari secara tahunan bahkan anjlok 28,85 persen. Pada saat
yang sama, tingkat keterisian kamar hotel klasifikasi bintang rata- rata hanya 49,2 persen.
Kondisi saat ini tingkat hunian untuk hotel mendekati nihil dan restoran juga mengalami
hal sama, berdasarkan data PHRI per tgl 21 April 2020 sedikitnya 1.674 hotel dan 353
restoran/tempat hiburan kini berhenti beroperasi

 Daerah-daerah tujuan wisata yang paling merasakan penurunan jumlah wisatawan yaitu
Manado, Bali, dan Batam. Data Kementerian Pariwisata, hingga pekan kedua April, juga
mencatat sebanyak 180 destinasi dan 232 desa wisata di Indonesia ditutup. Dampaknya,
beberapa hotel telah memberhentikan pekerja harian (daily worker) dan melakukan cuti
diluar tanggungan perusahaan (unpaid leave) bagi pekerja kontrak dan pekerja tetap serta
melakukan waktu kerja secara bergiliran bagi hotel dan restoran yang masih beroperasi.
Hal ini dilakukan perusahaan gar cashflow tetap terjaga.
DATA PELAKU USAHA PARWISATA & EKRAF
TERDAMPAK
Document & Data Update 13/05/2020

“Puncak pandemic COVID-19 di Indonesia kita asumsikan akan


terjadi antara bulan Juni sampai Desember 2020”

Skenario 1: Skenario 2:
*Puncak Krisis Juni 2020 [ Range of Future ] *Puncak Krisis Berlangsung Sampai Akhir Tahun 2020

Skenario 1:
*Awal Recovery Ekonomi Nasional
(Termasuk Sektor Pariwisata)
September – Oktober 2020.

“New Normal” awal tahun 2021

2 Maret April Juni Desember


2020 2021

*Agregasi Data Dari Berbagai Sumber


6
www.moresstrategics.org
Document & Data Update 13/05/2020

Pandemic COVID-19 berpengaruh terhadap penurunan


kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia

Kunjungan Wisata Mancanegara 2019-2020


1,800

1,600 1,530
1,434 1,468
1,389 1,377
1,400 1,312 1,346
1,244 1,274 1,250 1,261 1,272
1,201
1,200

1,000
(Ribu)

864

800

600
471

400
2020
160
200

0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des Jan Feb Mar Apr

*Sumber : Ditjen Imigrasi dan BPS (diolah lagi oleh Pusdatin Kemenparekraf)
7
www.moresstrategics.org
Document & Data Update 13/05/2020

Wisatawan di berbagai negara merasa lebih waswas untuk melakukan perjalanan setelah
pandemik COVID-19. Maka statement ahli kesehatan, standar kesehatan dan standar
kebersihan menjadi penting karena digunakan sebagai pertimbangan orang berwisata.
Walau demikian, wisatawan di Indonesia lebih optimis dalam melihat pandemi dan masih
berencana untuk berwisata. Informasi yang baik dan valid, terutama dari sumber
pemerintah, dapat menjadi alasan yang menenangkan dalam membuat keputusan.

9
www.moresstrategics.org
Document & Data Update 13/05/2020

Wisatawan di Indonesia lebih optimis dalam melihat


pandemi dan masih berencana untuk berwisata

Secara prilaku, wisatawan Indonesia dapat dikatakan optimis


dalam melihat wabah dan memiliki keinginan untuk
belanja/spending lebih banyak kedepannya.

Hal ini juga diperkuat dengan pengeluaran konsumen


Indonesia ditahan dalam bentuk tabungan (saving) terlihat
dari nilai Dana Pihak Ketiga (Simpanan/Tabungan) di
bank yang meningkat.

Dari studi Alvara Research Center (2) melakukan giat wisata


adalah hal yang pertama ingin dilakukan oleh mayoritas
responden pascacovid

[1] https://www.mckinsey.com/business-functions/marketing-and-sales/our-insights/a-global-view-of-how-consumer-behavior-is-changing-amid-covid-19 13
[2] https://infobrand.id/survei-alvara-perilaku-publik-selama-pandemi-covid-19.phtml www.moresstrategics.org
Document & Data Update 13/05/2020

Setelah pandemic COVID-19 berlalu, statement ahli kesehatan,


standar kesehatan dan standar kebersihan menjadi pertimbangan
penting untuk orang berwisata. Kemudian berwisata di dalam negeri
menjadi pilihan.

74,3% Wisatawan di Amerika Serikat akan • Kampanye "Bersih dan Aman Malaysia"
membatalkan perjalanannya apabila ada adalah salah satu cara untuk mendorong
larangan dari ahli kesehatan[1] kepercayaan masyarakat untuk melakukan
perjalanan wisata.

Survey terhadap wisatawan di Australia • Pemerintah Singapura akan menetapkan


menunjukan bahwa wisatawan saat ini lebih pelonggaran lockdown secara bertahap dalam 3
peduli terhadap standar kesehatan dan fase mulai awal Juni 2020. Pemberlakuan bagi
kebersihan ketika melakukan perjalanan pelancong yang akan masuk maupun transit ke
wisata[2] Singapura dengan pemberlakukan persyaratan
administratif kesehatan.

Setelah lockdown, hal utama yang diinginkan • Berdasarkan riset prilaku konsumen yang
masyarakat adalah wisata kuliner, setelah itu dilakukan oleh Nielsen[4], informasi yang baik
melakukan perjalanan wisata. Namun, dan valid, terutama dari sumber pemerintah
masyarakat lebih memilih untuk berwisata di dapat menjadi alasan yang menenangkan dalam
dalam negeri. membuat keputusan

*[1][2][3][4]Sumber : uftourism, phys.org, thestar, kantar, vulcanpost


• 14
www.moresstrategics.org
Document & Data Update 13/05/2020

TREN WISATA PASCACOVID

Wisatawan muda dari kalangan menengah atas lebih


• Wisata domestik lebih menjadi preferensi
bersemangat untuk bepergian

• Persepsi mengenai dampak Covid-19 yang lebih ringan pada orang-


• Objek wisata yang lebih murah [1a] orang berusia muda[2b]
• Driving tourism diutamakan untuk mengurangi risiko • Kalangan menengah atas merasa lebih mampu untuk menghadapi
penggunaan transportasi umum[2a] risiko yang datang dari Covid-19[2c]
• Solidaritas untuk mendukung industri pariwisata dalam • Golongan milenial merasa lebih “terkekang” di masa lockdown [3b]
negeri[3a]

Objek wisata alam menjadi lebih popular bagi Konsumen memerlukan pengalaman
wisatawan wisata baru dan individual-based

• Rasa tidak aman dari berada di lingkungan yang • COVID – 19 mengubah paradigma culture of sharing menjadi culture
crowded, wisata safari di Afrika lebih menarik of distancing
dibandingkan wisata di kota besar seperti Roma atau • Wisatawan memilih untuk berlibur di tempat yang menyediakan
Milan[1b] pengalaman “berjarak” contoh staycation di hotel/ villa yang jauh dari
keramaian (5)
• Perjalanan wisata di alam dengan bertema kesehatan
akan menjadi tren[4]

*Sumber : fox.com, nytimes, phys.org, thestar, hospitalityinsight 15


www.moresstrategics.org
Document & Data Update 13/05/2020

PREFERENSI PEMANGKU KEPENTINGAN


SETELAH PANDEMIC

PEMERINTAH
01 02 DUNIA USAHA PARIWISATA DAN EKRAF
• Sustainability Business (spending investasi
• Pandemic teratasi akan melambat)
• Perekonomian bangkit • Likuiditas & pertumbuhan kredit usaha juga
• Kondisi nasional yang Healthy & melambat
hygiene – Safety & Secure • Menjadikan unsur Healthy & hygiene –
Safety & Secure, sebagai dasar
pengembangan produk wisata dan ekraf

04 03
MASYARAKAT WISATAWAN

• Lingkungan yang Healthy & hygiene – • Berhati-hati dalam pengeluaran


Safety & Secure • Lebih selektif memilih destinasi dan atraksi
• Perekonomian kembali bergairah pariwisata (dengan pertimbangan Kesehatan
• Pola pengembangan destinasi lebih & keamanan)
ramah lingkungan (sustainable tourism) • Tren Mass Tourism berganti dengan Private
Tourism

https://newsroom.airasia.com/news/2020/4/27/covid-19-flying-safe-with-airasia-safety-measures-airasia-implements-on-ground-and-in-flight
16
www.moresstrategics.org
Document & Data Update 13/05/2020

PREFERENSI PEMANGKU KEPENTINGAN


SETELAH PANDEMIC

P E M E R I N TA H M A S YA R A K AT I N D U S T R I / U S AH A W I S ATAW A N

Regulasi/Kebijakan: Memastikan budget travel


Prosedur Kesehatan, baik untuk
Menginginkan wisatawan yang datang yang optimal.
• Kesehatan di industri dan dunia sehat dan aman
wisatawan dan juga untuk para
Pemilihan destinasi yang jarak
usaha pegawai
dekat
• Kesehatan di tempat umum dan
kegiatan besar
Instalasi alat-alat kesehatan dan
• Transportasi umum (Pesawat, Bis,
Penggunaan transaksi virtual (daring) - keamanan seperti: thermal detector, Memastikan destinasi bersih
Kapal)
Touchless termometer tembak, disinfektan, dan dan aman.
• Peningkatan daya Tarik wisatawan
sejenisnya

Memfasilitasi perijinan dan administrasi Budaya salaman akan berubah dengan


Penggunaan transaksi virtual.
publik secara online (Contactless gesture lainnya. “Touchless” ini
Visitor Management Dan juga kemudahan akan
administration) berimplikasi pada aktivitas kebiasaan
reschedule dan refund.
lainya.
Inspeksi terhadap fasilitas umum dan Penggunaan teknologi
dunia usaha terkait faktor Kesehatan Menggunakan masker, hand
(digital/daring/touchless) untuk:
dan keamanan sanitizer, dan alat pelindung
transaksi, administrasi, perizinan,
diri lainnya sebagi tren fashion
pemasaran, pelatihan dan fungsi
baru dalam perjalanan
manajemen lainnya

17
www.moresstrategics.org
Document & Data Update 13/05/2020

6 STRATEG I
TAHAP RECO VERY

01 04
PUT THE PEOPLE FIRST FOKUS PADA DESTINASI UTAMA
Prinsip manajemen yang mengedepankan Menjadikan Batam, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan
keselamatan, kemanan serta kesehatan wisatawan Bali sebagai mercusuar program pemulihan dan titik
dan SDM pariwisata agar relevan dengan new- awal akseleratif pemanfaatan idle capacity dan efek
normal pasca covid. berganda terhadap destinasi di daerah lainnya.

02 05
UTAMAKAN WISATAWAN DOMESTIK
AKTIVASI KANAL KOMUNIKASI
RECOVERY YANG EFEKTIF
+62 Utamakan Wisnus dengan kategori millennial dan
menengah ke atas. Mengembangkan produk yang
Upaya untuk mempertahakan citra positif bersifat ekslusif (private), berbabsis nature/outdoor
pariwisata dan media resiliensi kolektif untuk SDM living, wellness, dan menyediakan fleksibilitas booking
terdampak.

03 STIMULUS PERMINTAAN
06 FOKUS PADA 3 SUBSEKTOR UTAMA
EKRAF & HOTEL
Intervensi pemerintah agar terjadi kenaikan disisi
permintaan. Intervensi bisa dimulai dari tahap Fokus pada 3 Subsektor Unggulan Ekraf yakni, Kuliner,
dreaming sampai tahap booking. Fesyen, dan Kriya karena memiliki kontribusi ekonomi
yang paling besar, berfungsi menjadi trigger sekaligus
lokomotif pariwisata di destinasi.

15
www.moresstrategics.org
TERIMA KASIH
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/
Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

16
BIDANG USAHA PARIWISATA
13 Bidang Usaha & 62 Usaha Pariwisata (Peraturan Menteri Pariwisata No.10 Tahun 2018)

1. Pengelolaan Pemandian Air Panas Alami (93221)


2. Pengelolaan goa (93222) 1. Sanggar Seni (90001)
3. Pengelolaan peninggalan sejarah dan purbakala (91024) 2. Jasa Impresariat / Promotor (90004,93191)
4. Pengelolaan museum (91022) 3. Galeri Seni (90006)
5. Pengelolaan permukiman dan/atau lingkungan adat (93239) Daya tarik wisata Penyelenggaraan kegiatan 4. Gedung Pertunjukan Seni (90006)
6. Pengelolaan objek ziarah (93239) hiburan dan rekreasi 5. Rumah Bilyar (93111)
7. Wisata agro (93231) 6. Lapangan Golf (93112)
7. Gelanggang Bowling (93113)
1. Angkutan jalan wisata (49221) Kawasan pariwisata(68120) 8. Gelanggang Renang (93114)
Jasa informasi 9. Lapangan Sepakbola / Futsal (93115)
2. Angkutan wisata dengan kereta api (49442)
3. Angkutan wisata di sungai dan danau (50213)
pariwisata(79911) 10.Lapangan Tenis (93116)
4. Angkutan laut wisata dalam negeri (50113) 11.Wisata Olahraga Minat Khusus (93119,93199)
5. Angkutan laut internasional wisata (50123) 12.Wisata Petualangan Alam (93223)
Jasa transportasi wisata 13.Taman Bertema (93210)
Jasa konsultan 14.Taman Rekreasi (93232)
1. Biro perjalanan wisata (79120) pariwisata(70201) 15.Kelab Malam (93291)
2. Agen perjalanan wisata (79111)
16.Diskotik (93291)
Jasa perjalanan wisata 17.Karaoke (93292)
1. Restoran / Rumah Makan (56101) 18.Arena Permainan (93293)
2. Bar/ Pub (56301) 19.Rumah Pijat (96121)
3. Kafe (56303) Jasa pramuwisata(79921)
4. Jasa boga (56210) Jasa makanan dan minuman
5. Pusat penjualan makanan (56290)

Wisata tirta 1. Wisata arung jeram (93241)


6. Vila 2. Wisata dayung (93249)
1. Hotel 7. Pondok wisata
Penyediaan akomodasi
3. Wisata selam (93242)
2. Kondominium hotel 8. Jasa manajemen hotel 4. Wisata memancing (93233,93199)
3. Apartemen servis 9. Hunian wisata 5. Wisata selancar (93249)
4. Bumi perkemahan senior/lanjut usia Penyelenggaraan pertemuan,
Spa(96122) 6. Wisata olahraga tirta (93249)
5. Persinggahan karavan 10. Rumah wisata perjalanan insentif, konferensi, 7. Dermaga wisata (93243)
dan pameran(82301)
SUBSEKTOR
EKONOMI KREATIF
17 Subsektor Ekonomi Kreatif

*) Mengacu Peraturan Presiden Nomor 6


Tahun 2015 yang diubah menjadi Peraturan
Presiden Nomor 72 Tahun 2015 tentang
Badan Ekonomi Kreatif, Sub Sektor Ekonomi
Kreatif dibedakan dalam 16 Kategori, dan
dalam perkembangannnya salah satu
subsektor (Aplikasi dan Games) dipisah,
sehingga saat ini terdapat 17 Sub Sektor
Ekonomi Kreatif
Dampak Covid-19 pada Industri Pariwisata
TABEL 1
DATA INDUSTRI PARIWISATA BERDASARKAN SKALA USAHA

% keselurahan
Asumsi Jumlah
% usaha usaha
NO JENIS USAHA TOTAL % Industri yg
tutup pariwisata yg
terdampak
tutup

1 Jasa Makanan dan Minuman 112,844 73.42 10% 11,284


2 Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi 4,273 2.78 97% 4,145
3 Usaha Daya Tarik Wisata 211 0.14 100% 211
4 Usaha Jasa Informasi Pariwisata 65 0.05 100% 65
5 Usaha Jasa Konsultan Pariwisata 35 0.02 50% 18
6 Usaha Jasa Perjalanan Wisata 5,288 3.44 100% 5,288
7 Usaha Jasa Pramuwisata 24 0.02 100% 24
8 Usaha Jasa Transportasi Wisata 459 0.30 80% 367 16%
9 Usaha Kawasan Pariwisata 34 0.02 0% 0
10 Usaha Penyediaan Akomodasi 28,230 18.37 6% 1,694
11 MICE 899 0.65 100% 899
12 Usaha Spa 836 0.60 100% 836
13 Usaha Wisata Tirta 498 0.36 100% 498
153,696 100 25,328.71
Sumber: BPS 2018

Anda mungkin juga menyukai