Anda di halaman 1dari 4

KEGIATAN BELAJAR

4
GANGGUAN PERKEMBANGAN KOGNITIF
A. KOMPETENSI DASAR
Setelah anda mempelajari materi pembelajaran pada kegiatan belajar 3 ini
diharapkan dapat: menjelaskan aspek medis berkesulitan belajar : ditinjau dari :
1. Memahami Aspek Hakikat kognisi
2. Memahami Aspek tahap-tahap perkembangan kognisi menurut
Piaget
3. Memahami Aspek kaitan kesulitan belajar dengan gaya kognitif

B. POKOK-POKOK MATERI PEMBELAJARAN

Pada kegiatan belajar 4 ini akan dibahas pokok-pokok meteri pembelajaran sebagai
berikut:
1. Hakikat kognisi
2. Tahap-tahap perkembangan kognisi menurut Piaget
3. Kaitan kesulitan belajar dengan gaya kognitif

C. URAIAN MATERI PEMBELAJARAN


Bacalah dengan seksama bahan bacaan yang berjudul “gangguan
perkembangan kognitif” yang disajikan berikut ini.
A. Hakikat kognisi

Pengertian kognisi mencakup aspek-aspek struktur intelek yang


dipergunakan untuk menguasai sesuatu (singgih D. Gunarsah,
1981:234).Dengan demikian, kognisi adalah fungsi mental yang meliputi
persepsi, pikiran, symbol, penalaran, dan pemecahan masalah.Perwujudan fungsi
kognitif dapat dilihat dari kemampuan anak dalam menggunakan bahasa dan
matematika (Winman, 1981:142).
Piaget sebagai tokoh peneliti perkembangan kognitif sesungguhnya tidak
mengemukakan pentahapan perkembangan kognitif berdasarkan umur.
Pentahapan perkembangan kognitif yang didasarkan atas umur dilakukan oleh
Ginsbourg dan Opper adapun tahap perkembangan tersebut adalah :
a. Tahap sensori motor (0-2 tahun)
b. Tahap operasional (2-7 tahun)
c. Tahap kongrit operasional (7-11 tahun)
d. Tahap formal operasional (11 tahun keatas)

Menurut Goan perkembangan kognitif tidak hanya berhenti pada tahap


formal operasional, tetapi berlanjut hingga tahap kreativitas psikedelia, ilumiasi.
Tahap-tahap perkembangan kognitif sejak masa sensori motor hingga formal
operasional terkait dengan berfikir konvergen, sedangkan ketiga tahapan
selanjutnya terkait dengan berfikir devergen. Menurut Goan, kemampuan berfikir
devergen tersebut hanya dimiliki oleh orang yang memiliki tingkat kecerdasan
superior dan kemampuan ini dapat dirangsang melalui penyediaan lingungan
penidikan, terapi, dan latihan sensitifitas yang baik serta meditasi.

B. Kaitan antara kesulitan belajar dengan gaya kognitif

Gaya kognitif berkaitan dengan cara seseorang menghadapi tugas konitif


terutama dalam memecahkan masalah. Gaya kognitif terkait dengan bagaimana
seseorang berfikir.Mereka berpandangan bahwa setiap orang memiliki gaya
kognitif yang berbeda-beda dalam menghadapi tugas-tugas pemecahan
masalah. Ada 2 dimensi gaya kognitif yang memperoleh perhatian yang paling
besar dalam pengkaitan anak berkesulitan belajar, yaitu dimensi gaya kognitif
ketidakterikatan – keterikatan pada lingkungan dan dimensi gaya kognitif
refleksifitas – impulsifitas.
C. Gaya kognitif ketidakteriatan – keterikatan pada lingkungan

Dimensi Gaya kognitif ketidakteriatan – keterikatan pada lingkungan


menunjukkan pad kemampuan seseorang untuk membebaskan diri dari
pengaruh lingkungan pada saat mebuat keputusan tentang tugas-tugas
perceptual. Orang yang dalam menghadapi tugas-tugas erseptual banyak
dipengaruhi oleh lingkungan disebut “terikat pada lingkungan” sedangkan yang
tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan disebut “tidak terikat pada
lingkungan”.Anak yang bertipe kognitif terikat pada lingkungan yang mudah
terkecoh oleh informasi yang menyesatkan sehingga persepsinya tidak
akurat.Sebaliknya anak yang bertipe tidak terikat pada lingungan mampu
memfokuskan pada sebagian data perceptual esensial tanpa terpengaruh oleh
detail-detail data perceptual tersebut.
Anak-anak berkesulitan belajar umumnya tergolong memiliki tipe kognitif
yang terikat pada lingkungan dangkan anak-anak yang tidak berkesulitan belajar
umumnya tergolong memiliki tipe gaya kognitif yang tidak terikat pada
lingkungan. Implikasi dari kondisi semacam itu adalah perlunya latihan bagi anak
berkesulitan belajar yang memiliki gaya kognitif terikat pada lingkungan agar
mampu memusatkan perhatian pada data perceptual essensial dan menghindari
diri dari pengaruh data detail yang mengecoh.

D. Gaya kognitif impulsif dan reflektif

Gaya kognitif impulsif dan reflektif terkait dengan penggunaan waktu yang
digunakan oleh anak untuk menjawab persoalan dan jumlah kesalahan yang
dibuat.Anak yang impulsive cenderung menjawab persoalan secara cepat tetapi
membuat banyak kesalahan sedangkan anak reflektif cenderung menjawab
persoalan lebih lambat tetapi hanya membuat sedikit kesalahan. Dengan kata
lain, anak yang muda umumnya lebih impulsive dan anak yang lebih tua
umumnya lebih reflektif meskipun demikian, anak berkesulitan belajar umumnya
memiliki gaya kognitif yang lebih impulsive dari pada anak yang idak berkesulitan
belajar. Karena gaya kognitif yang impulsive itu pula yang menjadi penyebab
dari timbulnya problema yang bukan hanya akademik tetapi juga prilaku. Arena
gaya kognitif yang impulsive tersebut maka anak-ana berkesulitan belajar perlu
memperoleh latihan untuk merespon suatu persoalan dengan waktu yang cukup
dan cara yang hati-hati.

Anda mungkin juga menyukai