Anda di halaman 1dari 12

ULTRA SONOGRAFI (USG)

 Suatu prosedur diagnosis yg digunakan utk melihat struktur jaringan tubuh dg prinsip
analisis dari gelombang Doppler (memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu
gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz – 2000 kHz) yg
hasilnya ditampilkan dalam layar monitor), yg pemeriksaannya dilakukan diatas
permukaan kulit / diatas rongga tbh.
 Tujuan USG 🡪membantu menegakkan mendiagnosis (hamil, Tumor, kelainan pada
organ bag. Dlm tubuh : abdomen, otak, kandung kemih, jantung, ginjal, hepar,
uterus, pembuluh drh).
 Pada kehamilan, cairan amnion dapat menambah refleksi gelombang suara dari
plasenta dan fetus shg dpt mengidentifikasi ukuran, bentuk dan posisi janin.
 Tujuan USG kehamilan trimester pertama
 Meyakinkan adanya kehamilan
 Menduga usia kehamilan dengan mencocokkan ukuran janin
 Menentukan kondisi janin dari adanya kelainan bawaan
 Menentukan penyebab perdarahan atau bercak darah dini
 Menentukan lokasi janin apakah di dalam atau di luar rahim,
 Menentukan kondisi janin ada/tidak ada denyut jantung atau pergerakan
janin
 Mendiagnosis adanya janin kembar.
 Sedangkan di trimester kedua dan ketiga
o Menilai jumlah air ketuban
o Menentukan kondisi plasenta
o Menentukan ukuran janin
o Memeriksa kondisi janin lewat pengamatan aktivitasnya
o Menentukan letak janin apakah sungsang atau terlilit tali pusat

National Institute of Health (NIH), USA (1983 – 1984) menentukan indikasi


untuk dilakukannya pemeriksaan USG sebagai berikut :
1. Menentukan usia gestasi secara lebih tepat pada kasus yg akan menjalani seksio
sesarea berencana, induksi persalinan atau pengakhiran kehamilan secara elektif.
2. Evaluasi pertumbuhan janin, pada pasien yg telah diketahui menderita insufisiensi
uteroplasenter, misalnya preeklampsia berat, hipertensi kronik, penyakit ginjal
kronik, atau diabetes mellitus berat; atau menderita gangguan nutrisi sehingga
dicurigai terjadi pertumbuhan janin terhambat.
3. Perdarahan per vaginam pada kehamilan yg penyebabnya belum diketahui.
4. Menentukan bagian terendah janin bila pada saat persalinan bagian terendahnya
sulit ditentukan atau letak janin masih berubah-ubah pada trimester ketiga akhir.
5. Kecurigaan adanya kehamilan ganda berdasarkan ditemukannya dua DJJ yang
berbeda frekuensinya atau tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan usia gestasi, dan
atau ada riwayat pemakaian obat-obat pemicu ovulasi.
6. Membantu tindakan amniosentesis atau biopsi.
7. Perbedaan bermakna antara besar uterus dengan usia gestasi berdasarkan tanggal
hari pertama haid terakhir.
8. Teraba masa pada daerah pelvik.
9. Kecurigaan adanya mola hidatidosa.
10. Evaluasi tindakan pengikatan serviks uteri.
11. Suspek kehamilan ektopik.
12. Pengamatan lanjut letak plasenta pada kasus plasenta praevia.
13. Alat bantu dalam tindakan khusus, misalnya fetoskopi, transfusi intra uterin,
tindakan “shunting”, fertilisasi in vivo, transfer embrio, dan “chorionic villi sampling”
(CVS).
14. Kecurigaan adanya kematian mudigah / janin.
15. Kecurigaan adanya abnormalitas uterus.
16. Lokalisasi alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
17. Pemantauan perkembangan folikel.
18. Penilaian profil biofisik janin pada kehamilan diatas 28 minggu.
19. Observasi pada tindakan intra partum, misalnya ekstraksi pada janin kedua gemelli,
plasenta manual, dll.
20. Kecurigaan adanya hidramnion atau oligohidramnion.
21. Kecurigaan terjadinya solusio plasentae.
22. Alat bantu dalam tindakan versi luar pada presentasi bokong.
23. Menentukan taksiran berat janin dan atau presentasi janin pada kasus ketuban
pecah preterm dan atau persalinan preterm.
24. Kadar serum alfa feto protein abnormal.
25. Pengamatan lanjut pada kasus yg dicurigai menderita cacat bawaan.
26. Riwayat cacat bawaan pada kehamilan sebelumnya.
27. Pengamatan serial pertumbuhan janin pada kehamilan ganda.
28. Pemeriksaan janin pada wanita usia lanjut (di atas 35 tahun) yang hamil
 Sifat dasar ultrasound : 
1)  Sangat lambat bila melalui media yang bersifat gas, dan sangat cepat bila melalui
media padat. 
2)  Semakin padat suatu media maka semakin cepat kecepatan suaranya.
 Macam USG :
2 Dimensi
3. dimensi
4. Dimensi

Perbedaan Pemeriksaan USG 2 D, 3 D, 4 D terletak pada visualisasi janin.


 Pada pemeriksaan USG 2D tergambar dalam bidang datar
 Pada pemeriksaan USG 3D dapat melihat lekuk permukaan tubuh janin.
 Pada pemeriksaan USG 4D : menambahkan unsur gerak ke dalam gambar USG 3D.
Ultrasonografi 4D juga disebut sebagai “Live 3D”.
 USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali
pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian
kesejahteraan janin ini meliputi:
- Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).
- Tonus (gerak janin).
- Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).
- Doppler arteri umbilikalis.
- Reaktivitas denyut jantung janin.

Keuntungan Pemeriksaan USG


 1) Pasien dapat diperiksa langsung tanpa persiapan dan memberi hasil yg cepat.

2)  Bersifat non invasif (tidak terjadi efek samping) shg dpt dilakukan pada anak-anak.
Aman untuk pasien dan operator, karena tidak tergantung pada radiasi ionisasi.
3)  Dapat membedakan jenis jaringan
4)  Dapat mendeteksi struktur yg bergerak seperti pulsasi fetal.
5)  Memberi informasi adanya kehamilan di awal-awal masa kehamilan.
7)  Mendeteksi adanya kehamilan ganda.
8)  Memperkirakan tanggal kelahiran bayi berdasarkan ukuran tengkorak dan tulang
paha yg terbentuk sempurna di trimester kedua.
9)  Memantau pertumbuhan dan perkembangan organ-organ janin.
10) Mengecek jenis kelamin.
11)  Memantau perkembangan posisi bayi sebagai persiapan kelahiran (normal,
sungsang, terlilit)
12)  Mengecek plasenta dan posisinya (Lilitan tali pusat)
13)  Melihat pergerakan bayi (aktif tidaknya) , detil wajah (dg USG 4D).
14)  Memastikan keadaan bayi sehat secara umum sehingga bisa meminimalkan risiko
bayi lahir cacat karena terpantau sejak dini di dalam kandungan.

Kekurangan Pemeriksaan USG


1) Jika antara tranducer (probe) dg kulit tdk dpt kontak dg baik (interface), akan terjadi artefak
shg perlu diberi jelly sbg penghantar ultrasound.

2) Bila ada celah dan ada udara, gelombang suara akan dihamburkan.
3) Tidak 100% akurat.

Akurasi/ketepatan pemeriksaan USG tidak 100%, (kemungkinan ada kelainan


bawaan/kecacatan pada janin /interpretasi kelamin janin yg tdk tepat). Hal ini dipengaruhi
beberapa faktor antara lain:

 Keahlian/kompetensi dokter yg memeriksanya. (Tak semua dokter ahli kandungan dpt


dg baik mengoperasikan alat USG).
 Posisi bayi tengkurap / meringkuk : menyulitkan daya angkau / daya tembus alat USG,
walaupun menggunakan USG 3 atau 4
 Kondisi hamil kembar juga menyulitkan alat USG utk melihat masing- masing keadaan
bayi secara detail
 Ketajaman/resolusi alat USG-nya kurang baik.
 Usia kehamilan di bawah 20 minggu.
 Air ketuban sedikit.
 Lokasi ada kelainan, seperti tumor di daerah perut janin saat usia kehamilan di bawah 20
minggu agak sulit dideteksi.

PERSIAPAN DAN TEKNIK PEMERIKSAAN


a. Persiapan Pemeriksaan

Cuci tangan sebelum dan setelah kontak langsung dengan pasien, setelah
kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya, dan setelah melepas sarung
tangan.
Resiko penularan / mencegah penyebaran infeksi dikurangi dg :

1. Semua jeli yang terdapat pada transduser harus selalu dibersihkan,


bisa memakai kain halus atau kertas tissue halus.
2. Semua peralatan yang terkontaminasi atau mengandung kotoran
harus dibersihkan dengan sabun dan air.
3. Transduser dibersihkan dengan alkohol 70% atau direndam selama
dua menit dalam larutan yang mengandung sodium hypochlorite
(kadar 500 ppm10 dan diganti setiap hari), kemudian dicuci dengan
air mengalir dan dikeringkan.
4. Transduser harus diberi pelapis sebelum dipakai untuk pemeriksaan
USG transvaginal, bisa memakai sarung tangan karet, atau kondom.
5. Pemeriksa harus memakai sarung tangan sekali pakai pada tangan yg
akan membuka labia sebelum transduser vagina dimasukkan.
Perhatikan jangan sampai sarung tangan mengotori peralatan USG
dan tempat pemeriksaan.
6. Setelah melakukan pemeriksaan, sarung tangan harus dimasukkan
pada tempat khusus untuk mencegah penyebaran infeksi.
7. Pada pemeriksaan USG invasif, persiapan yang dilakukan sama seperti
akan melakukan tindakan operasi, misalnya peralatan yang dipakai
harus steril, operator mencuci tangan dengan larutan mengandung
khlorheksidine 3%, memakai sarung tangan dan masker, serta
memakai kacamata.

b. Persiapan Alat

 Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik.
 Hidupkan peralatan USG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik
pembuat peralatan tersebut.
 Panduan pengoperasian peralatan USG sebaiknya diletakkan di dekat mesin USG.
 Perhatikan tegangan listrik pada kamar USG, karena tegangan yang terlalu naik-
turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak. Bila perlu pasang
stabilisator tegangan listrik dan UPS
 Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan USG, bersihkan semua peralatan
dengan hati-hati, terutama pada transduser yang mudah rusak.
 Bersihkan transduser dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan
anti kuman yang tidak merusak transduser.
 Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya, rapikan dan bersihkan
kabel-kabelnya, jangan sampai terinjak atau terjepit.
 Setelah semua rapih, tutuplah mesin USG dengan plastik penutupnya. Hal ini
penting untuk mencegah mesin USG dari siraman air atau zat kimia lainnya.

c. Persiapan Pasien
 Sebelum pasien menjalani pemeriksaan USG, beri informasi mengenai
pemeriksaan USG yang akan dijalaninya.
 Terangkan secara benar dan penuh pengertian bahwa USG bukanlah suatu alat
yg dpt melihat seluruh tubuh janin atau organ kandungan, USG hanyalah salah
satu dari alat bantu diagnostik didalam bidang kedokteran. Mungkin saja masih
diperlukan pemeriksaan lainnya agar diagnosis kelainan dapat diketahui lebih
tepat dan cepat.

d. Persiapan Pemeriksa
1. Pemeriksa diharapkan memeriksa dengan teliti surat pengajuan pemeriksaan USG,
apa indikasinya dan apakah perlu didahulukan karena bersifat darurat gawat,
misalnya pasien dengan kecurigaan kehamilan ektopik.
2. Teknik Pemeriksaan USG Transabdominal
 Setelah pasien tidur terlentang, perut bagian bawah ditampakkan dengan
batas bawah setinggi tepi atas rambut pubis, batas atas setinggi sternum, dan
batas lateral sampai tepi abdomen
 Letakkan kertas tissue besar pada perut bagian bawah dan bagian atas untuk
melindungi pakaian wanita tersebut dari jelly yang kita pakai. Taruh jelly
secukupnya pada kulit perut, lakukan pemeriksaan secara sistematis.
 Pertama-tama gerakkan transduser secara longitudinal ke atas dan ke bawah,
selanjutnya horizontal ke kiri dan ke kanan. Transduser digerakkan dari
bawah ke atas, dimulai dari garis sisi kanan perut, kemudian setelah sampai
daerah perut atas transduser digerakkan ke bawah, selanjutnya transduser
digerakkan kembali ke arah atas.
 Selanjutnya gerakan transduser dilakukan kearah lateral perut (horizontal),
juga secara sistematis, dimulai dari sisi kanan ke arah kiri, kemudian dari kiri
ke arah kanan dan terakhir dari kanan atas ke kiri (lihat gambar dan arah
panah beserta nomor garisnya).

X-Ray atau sinar-X


 Ditemukan oleh Wilhelm Conrad Rontgen pada tahun 1895.
 Sinar-X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan
gelombang listrik, radio, inframerah panas, cahaya, sinar gamma , sinar kosmik dan
sinar ultraviolet tetapi dg panjang gelombang yg sangat pendek (1 A = 1/100.000.000
cm = 10-8 cm).
 Penggunaan sinar-x adalah sesuatu yg penting untuk diagnosa gigi, tulang serta
jaringan sekitarnya dan pemakaian yg paling banyak pada diagnostic
imaging system. .

Sifat Sinar-X
 Daya tembus → Sinar-X dapat menembus bahan atau massa yg padat dengan
daya tembus yg sangat besar.

 Pertebaran → Apabila berkas sinar x melalui suatu bahan atau suatu zat, maka
berkas sinar tersebut akan bertebaran keseluruh arah, menimbulkan radiasi
sekunder (radiasi hambur) pada bahan atau zat yg dilalui.

 Penyerapan → Sinar-X dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dg
berat atom atau kepadatan bahan atau zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya
atau berat atomnya makin besar penyerapannya.

 Fluoresensi → Sinar-X menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium


tungstat atau zink sulfide memendarkan cahaya (luminisensi).

 Ionisasi → Efek primer dari Sinar-X apabila mengenai suatu bahan atau zat
dapat menimbulkan ionisasi partikel-partikel atau zat tersebut.

 Efek biologi → Sinar-X akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada


jaringan. Efek biologi ini yang dipergunakan dalam pengobatan radioterapi.
X-Ray atau sinar-X
 Gelombang energi elektromagnetik yg dibawa oleh partikel yg disebut foton.
 Foton sinar-X dihasilkan oleh pergerakan elektron dalam atom. Elektron menempati
tingkat energi yang berbeda, atau orbital, di sekitar inti atom. Ketika elektron turun
ke orbital yang lebih rendah menyebabkan pelepasan energi, energi ekstra ini dalam
bentuk foton.
 Ketika foton bertabrakan dg atom lain, atom dpt menyerap energi foton dengan
meningkatkan elektron ke tingkat yg lebih tinggi.
 Atom yg membentuk jaringan tubuh manusia menyerap foton dg sangat baik.
Tingkat energi foton cocok dengan berbagai perbedaan energi antara posisi
elektron. Foton sinar-X dpt melewati banyak benda dan memiliki banyak energi.

Mesin X-Ray

Inti dari mesin X-ray adalah pasangan elektroda, yaitu katoda dan anoda yang ditempatkan
di dalam sebuah tabung kaca vakum. Katoda adalah filamen yang dipanaskan sampai
20.0000C , seperti yang dapat kita lihat di dalam sebuah bola lampu neon. Mesin
mengalirkan arus melalui filamen dan memanaskannya. Panas menguapkan elektron dari
permukaan filamen. Anoda bermuatan positif berbentuk piringan pipih terbuat dari
tungsten, menarik elektron melewati tabung.

Perbedaan tegangan antara katoda dan anoda sangat tinggi, sehingga elektron terbang
melalui tabung dengan banyak kekuatan. Ketika elektron yg melaju bertabrakan dg atom
tungsten, memindahkan elektron dalam satu orbital atom yg lebih rendah. Sebuah elektron
dalam orbital yg lebih tinggi segera jatuh ke tingkat energi yg lebih rendah, melepaskan
energi ekstra dalam bentuk foton. Dengan penurunan yang besar, membuat foton memiliki
tingkat energi yang tinggi yg disebut dengan foton sinar-X.

 Dalam gambar X-ray normal, sebagian besar jaringan lunak tidak muncul dg
jelas. Untuk memusatkan perhatian pada organ, atau untuk memeriksa pembuluh
darah yg membentuk sistem peredaran darah, dokter harus memberikan media
kontras ke dalam tubuh. Media kontras adalah cairan yang menyerap sinar-X
lebih efektif daripada jaringan sekitarnya. Untuk membuat organ dalam sistem
pencernaan dan endokrin lebih fokus, pasien harus menelan campuran media
kontras, biasanya berupa senyawa barium. Jika dokter ingin memeriksa pembuluh
darah atau unsur-unsur lain dalam sistem peredaran darah, mereka akan
menyuntikkan media kontras ke dalam aliran darah pasien.

Media kontras sering digunakan dalam hubungannya dengan fluoroskop. Dalam


fluoroscopy, sinar-X melewati tubuh ke layar neon, menciptakan citra X-ray
bergerak. Dokter dapat menggunakan fluoroskopi untuk melacak berlalunya media
kontras melalui tubuh. Dokter juga dapat merekam gambar bergerak X-ray pada film
atau video.

 Sinar-X merupakan bentuk radiasi ion. Ketika sinar-X menabrak atom, sinar ini dapat
mengetuk elektron dari atom untuk membuat ion, yaitu atom bermuatan listrik.
Elektron bebas kemudian bertabrakan dengan atom lain untuk menciptakan lebih
banyak ion.

 Muatan listrik ion ini dapat menyebabkan reaksi kimia alami di dalam sel. Akibatnya
antara lain dapat mematahkan rantai DNA. Sebuah sel dengan untai DNA yg rusak
akan mati atau mengembangkan mutasi. Jika banyak sel mati, tubuh dapat
mengembangkan berbagai penyakit. Jika DNA bermutasi, sel bisa menjadi kanker,
dan kanker ini dapat menyebar. Jika mutasi dalam sperma atau sel telur, maka dapat
menyebabkan cacat lahir. Karena adanya berbagai risiko ini, dokter mulai
mempercepat penggunaan sinar-X.

 Sinar X ini akan menembus kulit dan bagian tubuh lain kecuali tulang. Bayangan sinar
ini kemudian direkam pada film. Setelah film tersebut dicuci, bagian yg tidak dapat
ditembus sinar X akan berwarna hitam, sedang bagian yg dapat ditembus oleh sinar
X akan berwarna putih.

 Persiapan sebelum pemeriksaan dengan menggunakan sinar rontgen dapat


dibedakan sebagai berikut:

 Radiografi konvensional tanpa persiapan Maksudnya, saat anak datang


bisa langsung difoto. Biasanya ini untuk pemeriksaan tulang atau toraks.
 Radiografi konvensional dengan persiapan
o Pemeriksaan radiografi konvensional yang memerlukan persiapan di
antaranya untuk foto rontgen perut. Sebelum pelaksanaan, anak
diminta untuk puasa beberapa jam atau hanya makan bubur kecap.
Dengan begitu ususnya bersih dan hasil fotonya pun dapat dengan
jelas memperlihatkan kelainan yang dideritanya.
o Untuk mencegah paparan radiasi, petugas / pendamping pasien
menggunakan perlengkapan khusus yg digunakan selama proses
berlangsung yg disebut shielding atau apron.

Pemeriksaan dengan kontras Sebelum dirontgen.

 kontras dimasukkan ke dalam tubuh dg cara diminum/dimasukkan lewat


anus/disuntikkan ke pembuluh vena.
 Alat rontgen yang digunakan untuk pemeriksaan selanjutnya adalah fluoroskopi.
Pemeriksaan dilakukan jika usus atau lambung anak dicurigai terputar. Untuk anak
yang dicurigai menderita Hirschsprung (penyempitan di usus besar yang
disebabkan bagian usus tidak memiliki persarafan pada dindingnya), kontras
dimasukkan lewat anus. Sedangkan untuk anak yang mengalami kelainan ginjal atau
saluran kemih, kontras dimasukkan lewat pembuluh vena atau kandung kemih.
 Setelah dilakukan tindakan ini, bukan tidak mungkin akan muncul reaksi alergi pada
beberapa anak. Indikasinya adalah gatal, kemerahan, muntah, tekanan darah turun
hingga sesak napas.
 Oleh karena itu, alat/obat-obat untuk menangani kondisi ini harus tersedia di ruang
pemeriksaan yang merupakan bagian dari prosedur standar pelaksanaan rontgen
menggunakan kontras.

Bahaya Sinar-X
1. Bila sinar-x mengenai tubuh manusia akan menyebabkan jaringan kulit menjadi
mengering, jaringan tulang akan keropos dan sel telur perempuan akan mati,
sehingga menyebabkan mandul.
2. Radiasi dari sinar-x ini bukanlah penyakit, akan tetapi dampak radiasi ini akan
menurunkan tingkat stamina dan kekebalan tubuh seseorang.
3. Sinar-x yang dipaparkan kepada wanita hamil dapat berpotensi menimbulkan
keguguran, atau cacat janin, termasuk malformasi, pertumbuhan terlambat,
terbentuk kanker pada usia dewasanya, atau kelainan lainnya.

CT Scan
CT (computed tomography) scan adalah prosedur yang menggabungkan serangkaian
gambar X-ray yang diambil dari berbagai sisi di sekitar tubuh seseorang. Pemeriksaan ini
menggunakan komputer untuk membuat gambar cross-sectional tulang, pembuluh darah,
dan jaringan lunak yang ada di dalam tubuh orang tersebut. Prosedur ini menunjukkan
gambar yang lebih detail daripada X-ray biasa.
CT scan adalah test diagnostik yang memiliki informasi yang sangat tinggi. Tujuan
utama penggunaan CT scan adalah mendeteksi perdarahan intracranial, lesi yang memenuhi
rongga otak (space occupying lesions/ SOL), edemaserebral dan adanya perubahan
struktur otak. Selain itu CT scan juga dapat digunakan dalam mengidentikasi infark ,
hidrosefalus dan atrofi otak. Bagian basilar dan posterior tidak begitu baik
diperlihatkan oleh CT Scan (Sunardi,2008)
Prinsip kerja CT scan

 Sinar-X melalui celah sempit


 Sinar-X menembus objek kemudian diteruskan ke detector dan sinar-X diubah
menjadi sinyal sinyal listrik
 Sinyal listrik kemudian diubah ke dalam bentuk digital dan masuk ke dalam system
computer
 Rekontruksi gambar dalam “Grey Scale Image” untuk ditampilkan dalam display
system

Tujuan penggunaan CT scan

 Menemukan patologi otak dan medulla spinalis dengan Teknik scanning/


pemeriksaan tanpa radioisotope
 Mendiagnosis kondisi pembuluh darah
 Menilai tumor atau kanker pada kasus trauma/ cidera pada kecelakaan
 Menilai organ dalam, contoh : pada stroke, gangguan organ pencernaan, dll
 Membantu proses biopsy jaringan atau proses drainase/ pengeluaran cairan yang
menumpuk di tubuh
 Alat bantu pemeriksaan bila hasil yang dicapai dari pemeriksaan radiologi lainnya
kurang memuaskan atau ada kondisi yang mengharuskan memakai CT Scan

Kegunaan CT scan
Pada Cranial

 Diagnosis dari cerebrovascular accidents dan intracranial hemorrhage


 Deteksi tumor; CT scan dengan kontras lebih sensitif dari MRI
 Deteksi peningkatan intracranial pressure sebelum dilakukan lumbar puncture atau
evaluasi fungsi ventriculoperitoneal shunt.
 Evaluasi fraktur wajah atau kranial
 Pada kepala/ leher/ wajah/ mulut CT scanning digunakan pada
rencanaoperasi bagi deformitas kraniofasial dan dentofasial dan evaluasi tumor
sinus,nasal, orbital, dan rencana rekonstruksi implant dental.
Pada Dada

a. Mendeteksi perubahan akut ataupun kronik parenklim paru


b. Evaluasi proses interstitial kronik (emfisema, fibrosis)
c. Evaluasi mediatinum dan limfadenopati menggunakan kontrast per IV
d. Metode pemeriksaan utama pada emboli paru, dan disecsi aorta
menggunakankontras

Pada Ekstremitas

 Digunakan pada fraktur kompleks


Pada Abdomen dan Pelvik

 Diagnosis pada batu ginjal, apendisitis, pankreatitis, diverkulitis, anerisma aorta


abdomen, obstruksi usus
 Pilihan pertama mendeteksi trauma menelan benda solid
 CT scan bukan pilhan utama pada pelvik, pilhan pertama adalah
ultrasonografi
Keuntungan ct scan

 Sangat rinci
paling rinci & gambaran paling lengkap

 Tanpa rasa sakit


non invasive (tindakan non-bedah) & tidak menyakitkan, cepat dan nyaman

 Tepat
informasi sangat jelas mengenai letak dan penyebaran. Dapat dilihat dari
berbagai sudut

 Akurat
tingkat akurasi yang baik

 Durasi
waktu perekaman cepat
Kerugian ct scan
 Radiasi
dosis radiasi lebih tinggi

Reaksi alergi
pada dosis zat agen kontras biasanya mengalami reaksi alergi

Salah tafsir
karena hasil sangat rinci dapat berpotensi salah diagnose kelainan kecil
menjad masalah serius
Persiapan pasien

 Menjalani pemeriksaan darah untuk melihat fungsi ginjal, jika akan melakukan CT
scan dengan zat kontras
Tidak makan atau minum beberapa jam sebelum prosedur dilakukan, terutama
bagi pasien yang akan menggunakan zat kontras
Mengonsumsi obat pencahar, bagi pasien yang akan menjalani pencitraan di
bagian perut
Melepas benda logam, seperti jam tangan, perhiasan, kacamata, dan sabuk agar
hasil pencitraan tidak terganggu
Mengganti pakaian dengan pakaian khusus yang telah disediakan rumah sakit
Persiapan pasien lanjutan
1. Klien   dan   keluarga   klien   sebaiknya   diberikan   informasi   mengenai
pemeriksaan yang akan dilakukan.
2. Informed concent.
3. Jelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan serta resiko-resiko yang timbul  
akibat   pemeriksaan   tersebut,   khususnya   akibat   pemakaian   bahan kontras.
4. Pasien  dianjurkan   untuk  puasa.  Pasien  sebaiknya  puasa  minimal  6-8  jam
sebelum pemeriksaan. Hal ini bertujuan agar pasien pada saat pemeriksaan tidak
mual sebagai akibat penyuntikan bahan kontras secara intravena.
5. Injeksi bahan kontras dengan 50 cc bolus injeksi dan dengan 100 cc drip infusmelalui
kontras intravena. Teknik injeksi secara IntraVena (Seeram, 2001)
6. Jenis media kontras: omnipaque, visipaqueg.     
7. Volume pemakaian: 2–3 mm/ kg, maksimal 150 mh.     
8. Injeksi rate: 1-3 mm/ sec
Hal yang harus diperhatikan

 Berat badan klien di bawah 145 kg Kesanggupan klien untuk diam tanpa
mengadakan perubahan selama 20-25menit
 Apakah klien bebas dari alergi iodine

Anda mungkin juga menyukai