Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik : Pemberantasan Sarang Nyamuk


2. Sasaran : Ibu-Ibu perumnas nikan rt.1
3. Waktu dan Tempat

Tempat : Perumnas Nikan


Waktu : 08.00 – 09.00
4. Alokasi Waktu : 60 menit
5. Pemberi Materi : 1.Siti Dwi arizni
2.Siti Roba’ah
3.Tomy Dwi Saputra
4.Treida Utami
6. Metode : Diskusi
7. Media : PPT 8. Latar Belakang

Demam berdarah dengue banyak ditemukan di daerah tropis maupun daerah


subtropis. Data yang dihimpun dari seluruh dunia menunjukkan bahwa Asia menempati
urutan pertama dalam jumlah penderita demam berdarah dengue setiap tahunnya.
Sementara itu, World Health Organization (WHO) mencatat sejak tahun 1968 hingga
2009, bahwa negara Indonesia merupakan negara dengan kasus demam berdarah dengue
tertinggi di Asia Tenggara. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit
kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Seiring dengan mobilitas serta kepadatan
penduduk di Indonesia, jumlah penderita dan luas daerah penyebaran penyakit DBD
semakin bertambah. Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus Dengue dari genus
flavivirus, famili flaviviridae, ditularkan manusia melalui gigitan nyamuk aedes yang
terinfeksi oleh virus dengue. (Depkes RI, 2010).
Jumlah kasus DBD yang semakin meningkat di berbagai daerah memunculkan
berbagai usaha dalam upaya pencegahan yang dilakukan bertujuan untuk memutuskan
rantai penularannya, yaitu pengendalian yang dilakukan terhadap vektor nyamuk ( Aedes
aegypti dewasa). Upaya ini dilakukan karena upaya pencegahan melalui pemberian vaksin
tidak menghasilkan hasil yang memuaskan. ( Soemarmo, 2005). Pencegahan utama
demam berdarah dengue terletak pada upaya mengurangi maupun menghapuskan vektor
nyamuk demam berdarah yaitu Aedes aegypti. Salah satu upaya pencegahan yang dapat
dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah timbulnya DBD adalah dengan menggerakan
program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Untuk terlaksananya program
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dimasyarakat, maka diperlukan sosialisasi secara
terus menerus oleh pihak-pihak yang terkait, terutama oleh petugaspetugas kesehatan
yang terlibat dalam wilayah tersebut
9. Tujuan instruksional
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 60 menit, ibu-ibu dapat memahami cara cara
pemberantasan sarang nyamuk
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, ibu-ibu dapat:
1. Menjelaskan pengertian, penyebab dan tanda gejala DBD
2. Menjelaskan pencegahan DBD (fogging, 3M Plus, pemantauan jentik nyamuk dan
ovitrap)

10. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian, penyebab dan tanda gejala DBD
2. Pencegahan DBD (fogging, 3M Plus, pemantauan jentik nyamuk dan ovitrap)
PERTANYAAN:

1. Apa penyebab dari DBD ?


2. Apakah tanda dan gejala DBD ?
3. Bagaimana pencegahan DBD ?

JAWABAN :
1. Demam berdarah disebabkan oleh virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes albopictus. Virus tersebut akan masuk ke aliran darah manusia
melalui gigitan nyamuk.

2. - .demam tinggi yang berlangsung 2-7 hari , tanpa penyebab jelas

- Tampak lemah dan lesu


- Nyeri ulu hati
- Hepatomegaly ( pembesaran hati atau hepar )
- Trombositopeni
3. – menguras tempat bak mandi , gentong , tanaman air minimal 1minggu sekali
- Menutup rapat – rapat tempat penampungan air
- Mengubur dan menimbun barang bekas yang dapat menampung air
PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK

1. Definisi
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang disertai
dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi mengakibatkan renjatan yang
dapat menyebabkan kematian (Mansjoer & Suprohaita, 2000). Dengue Haemorrhagic
Fever (DHF) adalah penyakit demam yang berlangsung akut menyerang baik orang
dewasa maupun anak – anak tetapi lebih banyak menimbulkan korban pada anak–anak
berusia di bawah 15 tahun disertai dengan perdarahan dan dapat menimbulkan syok
yang disebabkan virus dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke
dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty (betina). Sehingga
penularannya melalui gigitan nyamuk Aedesaegypty tersebut (Suharso, 1994).
2. Penyebab a. Virus Dengue
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam
Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue
tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan
dapat dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis virus dengue yang
termasuk dalam genus flavivirus ini berdiameter 40 nonometer dapat berkembang
biak dengan baik pada berbagai macam kultur jaringan baik yang berasal dari sel –
sel mamalia misalnya sel BHK (Babby Homster Kidney) maupun sel – sel
Arthropoda misalnya sel aedes Albopictus. (Suharso, 1994)
b. Vector
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu
nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan
beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan.infeksi dengan
salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe
bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe jenis yang lainnya
(Mansjoer & Suprohaita; 2000).
Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan vektor
penularan virus dengue dari penderita kepada orang lainnya melalui gigitannya
nyamuk Aedes Aegyeti merupakan vektor penting di daerah perkotaan (Viban)
sedangkan di daerah pedesaan (rural) kedua nyamuk tersebut berperan dalam
penularan. Nyamuk Aedes berkembang biak pada genangan Air bersih yang
terdapat bejana – bejana yang terdapat di dalam rumah (Aedes Aegypti) maupun
yang terdapat di luar rumah di lubang – lubang pohon di dalam potongan bambu,
dilipatan daun dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk
betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada
waktu pagi hari dan senja hari(Suharso, 1994).
c. Host
Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan
mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih
mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe
lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah
mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk
kedua kalinya atau lebih dengan pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus
dengue untuk pertama kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari
ibunya melalui plasenta. (Suharso, 1994)
d. Lingkungan
a) Kepadatan penduduk
Semakin padat penduduk, semakin mudah nyamuk Aedes menularkan virusnya
dari satu orang ke orang lainnya. Pertumbuhan penduduk yang tidak memiliki
pola tertentu dan urbanisasi yang tidak terencana serta tidak terkontrol
merupakan salah satu faktor yang berperan dalam munculnya kembali kejadian
luar biasa penyakit DBD (WHO, 2000).
b) Sanitasi lingkungan
Kondisi sanitasi lingkungan berperan besar dalam perkembangbiakan nyamuk
Aedes, terutama apabila terdapat banyak kontainer penampungan air hujan yang
berserakan dan terlindung dari sinar matahari, apalagi berdekatan dengan
rumah penduduk (Soegijanto, 2004).
c) Keberadaan kontainer
Keberadaan kontainer sangat berperan dalam kepadatan vektor nyamuk Aedes,
karena semakin banyak kontainer akan semakin banyak tempat perindukan dan
akan semakin padat populasi nyamuk Aedes. Semakin padat populasi nyamuk
Aedes, maka semakin tinggi pula risiko terinfeksi virus DBD dengan waktu
penyebaran lebih cepat sehingga jumlah kasus penyakit DBD cepat meningkat
yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya KLB penyakit DBD.
d) Tempat yang disenangi nyamuk untuk hinggap
• Benda yang bergantungan, seperti pakaian
• Semak –semak atau tumbuhan, terutama ditempat gelap dan lembab
Penampungan air

3. Tanda dan Gejala Demam Berdarah


• Demam tinggi yang berlangsung 2-7 hari, tanpa penyebab jelas

• Tampak lemah dan lesu

• Nyeri ulu hati

• Manifestasi perdarahan spontan :


o Uji tourniquet positif
o Peteki (bintik-bintik merah), perdarahan gusi, hematemesis, melena (BAB

berwarna hitam atau bercampur darah), mimisan

• Hepatomegali (pembesaran hati atau hepar)

• Nadi cepat dan lemah, bisa sampai tidak teraba, kulit dingin dan gelisah
• Trombositopeni ( ≤ 100.000 sel/ml )
• Penderita gelisah disertai tangan dan kaki dingin berkeringat • Mual muntah

4. Pencegahan DBD a. Fogging / Penyemprotan


Dengan pestisida fosfat organic penghambat kolinesterase
Dapat membunuh hanya nyamuk dewasa, jentik masih tetap hidup.
Fogging tidak bisa membrantas nyamuk Ae.aegypti secara tuntas.
Foging hanya bermanfaat apabila didahului dengan PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk). Selain itu fogingg hanya bermanfaat apabila dilakukan dengan konsentrasi
obat yang tepat.
Hanya bermanfaat apabila dilakukan dalam suatu wilayah dengan radius 100
meter, suhu udara dan kecepatan angin yang tepat.
Dapat menimbulkan kekebalan terhadap turunan lanjutan dari jenis nyamuk
Ae.aegypti
Pecemaran udara bisa membahayakan kesehatan bagi manusia dan
hewan. Bisa menimbulkan keracunan pada manusia, dengan gejala :
• Sakit kepala, pusing, tremor, pupil mengecil, penglihatan kabur / gelap,
kejang, muntah, kejang perut, diare, sesak nafas, berkeringat

• Keluar lender dari hidung, bahkan bisa blocking jantung Prosedur


Foging untuk RT dan RW
1. Ada penderita yang sudah ditanyakan positif DBD oleh puskesmas/ dokter/
layanan kesehatan/ RS
2. Jumantik melacak jentik radius 100 meter dari rumah penderita (sekitar 20

rumah) dan didapati ≥ 5 % positif jentik dari 20 rumah yang diperiksa


3. Membuat surat permohonan pengasapan atau foging ditujukan ke Dinas
Kesehatan kota malang melalui puskesmas dengan melampirkan identitas
penderita
4. Selama menunggu tindak lanjut dari dinas kesehatan kota malang maka PSN
harus tetap dijalankan.
A. PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
Cara yang poaling tepat dan efektif untuk memberantas nyamuk Aedes
Aegypti adalah dengan memutus rantai berkembangan biakan nyamuk dengan
gerakan 3M
Plus yaitu :

Menguras tempat bak mandi, tendon, gentong, vas bunga, tempat minum burung,
tanaman air minimal 1 minggu sekali. Selain menguras maka perlu dilakukan
pemeriksaan jentik nyamuk.

Menutup rapat-rapat tempat penampungan air (TPA) seperti ember, gentong,


drum, dll

Mengubur / menimbun / memusnahkan barang bekas yang dapat menampung air

PLUS

a. Memelihara ikan pemakan jentik ditempat-tempat penampungan air c.


b. Membersihkan tanah / kavling kosong dari genangan air
Mengupayakan agar jangan ada baju bergantu ngan di kamar.

C.

c. Pemantauan Jentik Nyamuk


a. Periksa jentik/ uget-uget dibak mandi/WC, penampunagn air dikulkas, tem,pat
minum burung, drum, tempat-tempat penampungan air lainnya
b. Jika tidak terlihat maka tunggu sekitar 1 menit, jika terdapat jentik maka jentik
akan muncul ke permukaan
c. Gunakan senter untuk memeriksa penampungan air yang gelap
d. Periksa vas bunga hidup, kaleng-kaleng bekas, dan talang rumah
e. Catat pada kartu jentik hasil yang ditemukan saat pemeriksaan jentik
Juru pemantaun jentik (jumantik) tingkat RT bias bergantian untuk memeriksa jentik
tiap bulan
EVALUASI

1. Evaluasi struktur
a. Jumlah peserta yang hadir penyuluhan minimal 80%
- ‘baiklah disini kita menggunakan absensi ya ? apakah sudah masuk semua
didalam ruangan ini ? “
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di perumnas nikan rt.1

2. Evaluasi proses
a. Penyaji mampu menguasai materi penyuluhan yang diberikan
b. Peserta mendengarkan penjelasan dengan baik dan berperan secara aktif dalam

penyuluhan
-“ kami akan memberikan hadiah bagi ibu – ibu yang aktif dan bisa
menjawab pertanyaan kami ? “

3. Evaluasi hasil
a. Terjadi peningkatan nilai dari pretest ke posttest
- “ ibu – ibu dapat mengetahui penyebab dari DBD “
- “ ibu – ibu dapat mengetahui tanda dan gejala DBD “
- “ ibu- ibu dapat mengetahui pencegahan DBD “
DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatan RI .2012.Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah

Dengue di Indonesia , Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan penyehatan

Lingkungan , Jakarta .

Departemen Kesehatan RI,2010. Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah

Dengue (PSN DBD) , Direktorat jendral pengendalian prnyakit dan penyehatan

Lingkungan , Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai