Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA

PASIEN PERILAKU KEKERASAN

KEKERASAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

Amanah hidayati 1814401035


Elita 1814401036
Dhea marcjova 1814401037
Suci tri lestari 1814401038
Mutiara okta vianti 1814401039
Elly susanti 1814401040
Eka nur safitri 1814401041
Mustika pirlina 1814401042

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


DIPLOMA III KEPERAWATAN
2019/2020

LAPORAN PENDAHULUAN AS UHAN EPERAWATAN JIWA


DENGAN PASIEN PERILAKU KEKERASAN
A. MASALAH UTAMA
Risiko perilaku kekerasan
B. PENGERTIAN PERILAKU KEKERASAN
Risiko perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang
bertujuan melukai seseorang, baik secara fisik maupun psikologi
(keliat,2010).
American psychological association (2006 dalam townsend,
2009) menggunakan bahwa kekreasan / kemarahan adalah
keadaan emosinal yang intens (benar), hal ini disertai dengan
perubahan fisiologis dan biologis , seperti peningkatan denyut
jantung , tekanan darah dan kadar hormone epinerphrine dan
norepinerphina.
Stuart, (2009) mengemukan perilaku agresif adalah suatu
kondisi dimana seseorang mengabaikan hak orang lain, dia
menganggap bahwa harus berjuang untuk kepentingannya dan
mengharapkan perilaku yang sama dari orang lain , bagi dia hidup
adalah pertempuran yang dapat mengakibatkan kekerasan fisik
atau verbal , perilaku agresif sering terjadi akibat kurang
keperawatan diri .
C. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Faktor presdisposisi
a. Faktor psikologis
Psychoanalytical theory ; teori ini mendukung bahwa perilaku
agresif merupakan akibat dari instinctual drives. Freud berdapat
bahwa perilaku manusai dipengaruhi oleh dua insting . pertama,
insting hidup yang dieskspresikan dengan agresivitas.
b. Faktor sosial budaya
Social learning theory , teori ini mengemukakan bahwa agresi
tidak berbeda dengan respon-respon yang lain . agresi dapat
dipelajari melalui observasi atau imitasi, dan semakin sering
mendapatkan penguatan , maka semakin besar kemungkinan untuk
terjadi .jadi seseorang akan berespon terhadap keterbangkitan
emosinalnya secara agresif sesuai dengan respon yang
dipelajarinnya .pembelajran ini bisa internal atau esternal
c. Faktor biologis
Ada beberapa penelitian membuktikan bahwa dorongan agresif
mempunyai dasar biologis. Penelitian neurobiology mendapatkan
bahwa adanya pemberian stimulus elektris ringan pada hipotalamus
(yang berada ditengah sistem limbik) binatang ternyata
menimbulkan perilaku agresif . perangsangan yang diberikan
terutama pada nucleus periforniks hipotalamus dapat menyebabkan
seekor kucing mengeluarlan cakarnya , mengangkat ekornya,
mendesis , buluhnya berdiri , menggeram , matanya terbuka lebar ,
pupil berdilatasi , dan hendak menerkam tikus atau ojek yang ada
disekitar.
d. Perilaku

Reinforcmet yang diterima pada saat melakukan kekerasan dan


sering mengobservasi kekerasan dirumah atau diluar rumah ,
semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku
kekerasan (keliat,1996)

2. Faktor presipitasi
Secara umum , seseorang akan mengeluarkan respon marah
apabila merasa dirinya terancam.ancaman dapat berupa internal
ataupun eksternal.contoh stressor eksternal : serangan secara
psikis , kehilangan hubungan yang dianggap bermakna , dan
adanya kritikan dari orang lain, sedangkan contoh dari stressor
internal : merasa gagal dalam bekerja,merasa kehilngan orang
yang dicintai , dan ketakutan terhadap penyakit yang diderita .bila
dilhat dari sudut perawat – klien , maka faktor yang mencetuskan
terjadinya perilaku kekerasan berbagi dua,yakni :
1. Klien :
kelemahan fisik , keputusaan , ketidakberdayaan , kurang percaya
diri.

2. Lingkungan :

ribut , kehilngan orang atau objek yang berharga konflik interaksi


sosial.

Faktor presipitasi bersumber dari klien , lingkungan atau interaksi


dengan orang lain .kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit
fisik ) , keputusan , ketidakberdayaan , percaya diri yang kurang
dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan .demikian pula dengan
situasi lingkungan yang ribut , padat, kritikan yang mengarah pada
penghinaan, kehilngan orang yang dicantai /pekerjaan , dan
kekerasan merupakan faktor penyebab yang lain . interaksi sosial
yang profokatif dan konflik dapat pula pemicu perilaku kekerasan
(keliat,1996).

D. Penilaian terhadap stressor


Model stress diatesis dalam sebuah karya klasik oleh liberman
dari rekan (1994) menjelaskan bahwa gejala skizofrenia
berkembang berdasarkan pada hubungan antara jumlah stres
dalam pengalaman seseorang dan toleransi internal terhadap
ambang stres. Ini adalah model penting karena mengintegrasikan
faktor budaya biologis ,psikologis ,dan social ,cara ini mirip dengan
stres adaptasi model stuart yang digunakan sebagai kerangka
kerja konseptual (stuart ,2009
E. Sumber koping
Psikosis atau skizofrenia adalah penyakit menakutkan dan
sangat mengjengkelkan yang memerlukan penyesuaian bagi bagi
klien dan keluarga. proses penyesuaian pasca psikotik terdiri dari
empat fase:
1. Disonansi kognitif (psikosis aktif)
2. Pencapaian wawasan
3. Stabilitas dalam semua aspek kehidupan (ketetapan kognitif)
4. Bergerak terhadap prestasi dan tujuan pendidikan (ordinariness)
F. mekanisme koping
Pada fase aktif psikosis klien menggunakan beberapa
mekanisme pertahanan diri dalam upaya untuk melindungi diri dari
pengalaman menakutkan yang disebabkan oleh penyakit mereka.
Regresi adalah berkaitan dengan masalah informasi pengolahan
dan pengeluaran sejumlah besar energi dalam upaya untuk
mengelola kegelisahan , menyiksakan sedikit untuk aktivitas hidup
sehari –hari . proyeksi adalah upaya untuk menjelaskan persepsi
membingungkan dengan menetapkan responsibility kepada
seseorang atau sesuatu .pada klien postpsychotic proses aktif
menggunakan mekanisme koping adaptif juga. Ini termasuk kognitif
,emosi,interpersonal ,fisiologis ,dan spiritual strategi
penanggulangan yang dapat berfungsi sebagai dasar untuk
penyusnan intervensi keperawatan (stuart ,2009).

G. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

N DATA MASALAH
O
1. DO : Gangguan konsep
1. Wajah memerah dan tegang diri perilaku
2. Pandangan tajam kekerasan
3. Mengatupkan rahang dengan
kuat
4. Mengepalkan tangan
5. Bicara kasar
6. Suara tinggii ,menjerit atau
berteriak ( kemenkes RI ,2012)
DS:
1. Ungkapan berupa ancaman
2. Ungkapan kata-kata kasar
3. Ungkapan ingin memukul /
melukai

H. Pohon masalah

Risiko mencederai diri sendiri risiko mencederai


orang lain dan lingkungan

Risiko perilaku kekerasan

Harga diri rendah

I. Diagnosa keperawatan
 Diagnosa keperawatan : risiko perilaku kekerasan
 Diagnosa medis : skizofrenia

J. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan individu
 Sp 1 pasien : membina hubungan saling percaya ; identifikasi
penyebab perasaan marah , tanda , dan gejala yang dirasakan ;
perilaku kekerasan yang dilakukan: akibatnya serta cara
mengontrol secara fisik.

1. ORIENTASI :
‘’Assalamualaikum pak , perkenalkan nama saya Ak, panggil
saja A , saya perawat yang bertugas diruangan soka ini.hari ini
saya dinas pagi pukul 07.00-14.00.saya yang akan merawat
bapak selama bapak berada dirumah sakit ini . namun bapak
siapa?senangnya dipanggil apa?’’
‘’Bagaimana perasaan bapak saat in?masih ada perasaan kesal
atau marah?’’
Baiklah, sekarang kita akan berbincang – bincang tentang
perasaan marah bapak.’’
‘’berapa lama bapak mau kita berbincang – bincang ?
bagaimana kalau 10 menit?”
‘’dimana enaknya kita duduk sambil berbincang – bincang ya
pak? Bagaimana kalau diruang tamu ?”

2. KERJA
‘’ apa yang menyebabkan bapak marah? Apakah sebelumnya
bapak penuh marah? Lalu apa penyebabnya? Samakah
dengan sekarang?O, jadi ada 2 penyebab kemarahan bapak.’’
‘’pada saat penyebab kemarahan itu ada , seperti kita bapak
pulang kerumah namun istri belum menyediakan makanan
( misalnya ini adalah penyebab kemarahan pasien ) , apa yang
bapak rasakan?’’(tunggu respon pasien )
‘’apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak
berdebar – debar , mata melotot , rahang terkatup rapat , dan
tangan mengepal ?’’
‘’ada beberapa cara untuk mengontrol emosi, pak .salah
satunya adalah dengan cara fisik dengan cara ini, bapak dapat
menyalurkan amarah melalui kegiatan fisik.’’
‘’ ada berapa cara , bagaimana kalau kita belajar satu cara
dulu ?’”

‘’ begini pak , kalau tanda – tanda marah tadi sudah bapak


rasakan , bapak berdiri lalu traik nafas dari hidung , tahan
sebentar , lalu keluarkan / tiup perlahan – lahan melalui mulut
seperti mengeluarkan amarah. Ayo coba lagi, tarik nafas dari
hiduung , bagus , tahan dan keluarkan melalui mulut. Nah ,
lakukan 5 kali lagi . bagus sekali , bapak sudah bisa
melakukan . bagaimana prasaan bapak?’’

‘’nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin sehingga


bisa sewaktu-waktu rasa marah itu muncul , bapak sudah
terbiasa melakukan.’’

3. TERMINASI

‘’bagaimana perasaan bapak setelah berbincang – bincang


tentang amarah bapak?”
‘’ iya , jadi ada 2 penyebab bapak marah …. (sebutkan ) dan
yang bapak rasakan …… ( sebutkan ) serta yang bapak
lakukan
…. (sebukan) serta akibatnya … (sebutkan ) serta yang bapak
lakukan ….(sebutkan ) serta akibatnya …. (sebutkan)’’
‘’saat sendirian nanti , coba renungkan lagi penyebab marah
bapak yang lalu serta apa yang bapak lakukan saat marah yang
belum kita bahas tadi dan jangan lupa latihan nafas dalamnya
ya pak.’’
‘’ sekarang kita buat jadwal latihan ya pak, berapa kita sehari
bapak mau latihan nafas?jam berapa saja pak?’’

‘’baik. Bagaimana kalau 2 jam lagi saya dating dan kita latihan
lagi cara yang lain untuk mengontrol / mencegah marah .
tempatnya disini saja ya pak , assalamualaikum .’’
 SP 2 pasien : latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik
kedua
a. Evaluasi latihan nafas dalam
b. Latih cara fisik kedua : memukul kasur dan bantal
c. Susun jadwal kegiatan harian cara kedua
1. ORIENTASI
‘’Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua jam yang
lalu sekarang saya dating lagi.’’

‘’bagaimana perasaan bapak saat ini ? adakah hal yang


menyebabkan bapak marah?’’

‘’baik , sekarang kita akan belajar cara kedua dalam mengontrol


perasaan marah dengan kegiatan fisik.’’

‘’ mau berapa lama ? bagaimana kalau 20 menit?


‘’ dimana kita bicara ? bagaimana kalau diruang tamu ?

2. KERJA :
‘” jika ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul
perasaan kesa; , berdebar – debar , dan mata melotot selain
bernafas dalam –dalam , bapak bisa melampiaskannya dengan
memukul bantal atau kasur.’’

‘’ sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal .


dimanakamar bapak?jadi kalau nanti bapak kesal dan ingin
marah , langusng pergi ke kamar dan lampiaskanlah
kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal . nah ,
coba bapak lakukan , pukul kasar dan bantalnya .ya , bagus
sekali .’’

‘’kekesalan yang bapak rasakan lampiaskan saja ke kasur dan


bantal .’’

‘’ nah , cara impian dapat dilakukan secara rutin jika ada


perasaan marah .jangan lupa untuk merapikan kembali tempat
tidurnya.’’

3. TERMINASI
“bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan
marah tadi?”

‘’coba bapak sebutkan cara-cara yang sudah kita latih tadi!


Bagus ?”“mari kita masukan kedalam jadwal kegiatan sehari –
hari bapaj . jam berapa bapak mau latihan memukul kasur dan
bantal? Bagaimana kalau setiap bangun tidur?baik, jadi jam
05.00 pagi dan jam 15.00 sore . jika bapak merasakan
keinginan untuk marag , gunakan kedua cara tadi ya
pak.’’“besok pagi kita akan latihan cara mengontrol marah
dengan belajar biacara yang baik . mau jam berapa pak? Baik,
jam 10 pagi ya . sampai jumpa.’’

 Sp 3 pasien : latihan mengontrol perilaku kekerasan secara


sosial verbal:
1. Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik
2. Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal :
menolak dengan baik, meminta dengan baik ,
mengungkapkan perasaan dengan baik
3. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal
1. ORIENTASI :

‘’assalamualaikum pak , sesuai dengan janji saya kemarin


sekarang kita bertema lagi .’’‘’ bagaimana pak , sudah
latihan tarik nafas dalam – dalam dan memukul kasur dan
bantal?apa yang dirasakan setelah melakukan latihan
secara teratur?”‘’coba saya lihat jadwal kegiatan
harinnya.’’‘’bagaimana kalau sekarang kita latihan cara
bicara untuk mencegah marah?”“dimana enaknya kita
berbincang – bincang? Bagaimana kalau 15 menit?

2. KERJA :

“sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah


amarah. Kalau marah sudah disalurkan melalui tarik nafas
dalam-dalam atau mengambil kasur dan bantal dan bapak
sudah lega,maka kita perlu bicara dengan orang yang
membuat kita marah. Ada tiga caranya pak :Meminta dengan
baik tanpa amarah dengan nada suara yang rendah serta
tidak menggunakan kata-kata kasar. Kemarin bapak bilang
penyebab marahnya karena istri tidak menyediakan
makanan saat bapak pulang kerja. Coba bapak meminta
makanan dengan baik: “bu,saya lapar dan ingin makan.”
Nanti bisa dicoba disini untuk meminta baju,uang,obat,dan
lain-lain. Coba bapak praktikum. Bagus pak.”Jika ada yang
menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya,katakan :
“maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada
kerjaan.” Coba bapak praktekkan. Bagus pak.”Jika ada
perlakuan orang lain yang membuat kesal, bapak dapat
mengatakan : “saya jadi ingin marah karena perkataanmu
itu.” Coba praktikkan. Bagus.”

3. TERMINASI :

“bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-


cakaptentang caramengontrolmarah dengan bicara yang
baik ?”“ coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik
yang telah kita pelajari.”“bagus sekali,sekarang mari kita
masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari bapak mau
latihan bicara yang baik? Bisa kita buat jadwalnya?Coba
masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari, misalnya
meminta obat,uang,dl. Bagus nanti dicoba ya
pak !”“bagaimana kalau dua jam lagi kita bertemu?”“ nanti
kita akan mwmbicarakan cara lain untuk mengatasi rasa
marah bapak yaitu dengan cara ibadah, bapak setuju ? mau
dimana pak ? disini lagi ? baik sampai nanti ya.

SP 4 pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual.

1. Diskuskan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara


fisik dan sosial/verbal
2. Latihan sholat/berdoa
3. Buat jadwal latihan sholat/berdoa

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

1. ORIENTASI :

“assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu
sekarang saya datang lagi.”“bagaimana pak,latihan apa yang
sudah dilakukan? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan
secara teratur? Bagus sekali,bagaimana rasa
marahnya?”“bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk
mencegah rasa marah yaitu dengan ibadah?”“dimana enaknya kita
berbincang-bincang ? bagaimana kalau ditempat tadi?”“berapa
lama bapak mau kita berbincang-bincang ?bagaimana kalau 15
menit ?

2. KERJA :

“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan !


bagus. Baik, yang mana mau dicoba?”Nah,kalau bapak sedang
marah, coba bapak langsung duduk dan tarik napas dalam dalam,
jka tidak reda juga marahnyanrebahkan badan agar rileks. Jika
tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat”.“bapak bisa
melakukan sholat secara teratur untuk meredakan
kemarahan.”“coba bapak sebutkan sholat 5 waktu? Bagus. Mau
coba yang mana? Coba sebutkan caranya (untuk yang muslim)!”

3. TERMINASI :

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang


cara yang ketiga ini?”“jadi sudah berapa cara mengontrol marah
yang kita pelajari? Bagus.”“mari kita masukkan kegiatan ibadah
pada jadwal kegiatan bapak. Mau berapa kali bapak sholat? Baik
kita masukkan sholat ….. dan…. (sesuai kesepakatan pasien)“coba
bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila
bapak merasa marah!”“setelah ini coba bapak lakukan sholat
sesuaijadwal yang telah kita buat tadi ya.”“besok kita ketemu lagi
ya pak, nanti kita bicarakan cara keempat mengontrol rasa marah,
yaitu dengan patuh minum obat. Mau jam berapa pak?
Sepertisekarang saja,jam 10 ya.”“ nanti kita akan membahas cara
penggunaan obat yang benar untuk mengontrol rasa marah bapak,
setuju pak ?

SP 5 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan obat

1. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien untuk cara mencegah


marah yang sudah dilatih.
2. Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar
( benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum
obat,benar waktu minum obat,dan benar dosis obat) disertai
penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat.
3. Susun jadwal minum obat teratur.

1. ORIENTASI :

“assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya kemarin hari ini kita
bertemu lagi.”“bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas
dalam-dalam, memukul kasur dan bantal,bicara yang baik serta
sholat? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara
teratur?” coba kita cek kegiatannya.”“bagaimana kalau sekarang kita
bicara dan latihan tentang cara minum obat yang benar untuk
mengontrol rasa marah?”“dimana enaknya kita berbincang-bincang ?
bagaimana kalau ditempat kemarin?”“berapa lama bapak mau kita
berbincang-bincang ?bagaimana kalau 15 menit ?”

2. KERJA :

(perawat membawa obat pasien)“ bapak sudah dapat obat dari


dokter?”“Berapa macam obat yang bapaj minum? Warnanya apa
saja ? bagus ! jam berapa bapak minum ? bagus !“obat nya ada 3
macam pak, yang warna nya orange namanya CPZ gunanya agar
pikiran bapak tenang, yan putih ini namanya THP agar rileks dan
tenang, dan yang merah jambu ini namanya HLP agar pikiran teratur
dan rasa amarah berkurang. Semuanya ini harus bapak minum 3 kali
sehari jam 7 pagi, jam 1 siang,dan jam 7 malam.” “bila nanti sudah
minum obat mulut bapak terasa kering, untuk membantu
mengatasinya bapak isa mengisap-isap es batu.”“bila mata terasa
berkunang-kunang , bapak sebaiknya istirahat dulu .”“nanti dirumah
sebelum minum obat ini, bapak lihat dulu labell dikotak obat apakah
benar nama bapak tertulis disitu,berapa dosis yang harus diminum,
dan jam berapa saja harus minum obatnya. Baca juga apaka nama
obat nya sudah benar ? dsini minta tolong dngan suster apakah obat
nya sudah benar.”“jangan pernah berhenti minum obat sebelum
berkonsultasi dengan dokter ya pak. Karena dapat terjadi
kekambuhan.”“sekarang kita masukkan waktu minum obatnya
kedalamjadwal yapak.”

3. TERMINASI :

“Bagaimana pak setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum


obat yang benar?”“coba bapak sebutkan lagi jenis obat yang bapak
minum! Bagaimana cara minum obat yang benar?”“nah,sudah berapa
cara mengontrol marah yang kita pelajari?sekarang kita tambahkan
jadwal kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa lakukan semua
dengan teratur ya.”“baik, besok kita bertemu lagi untuk melihat sejauh
mana bapak melakasanakan kegiatan dan sejauh mana dapat
mencegah rasa marah. Sampai jumpa.

ASUHAN KEPERAWATAN PRILAKU KEKERASAN

1. Pengkajian
A. . Aspek biologis
Respons fisiologis timbul karena kegiatan system saraf otonom
bereaksi terhadap sekresi epineprin sehingga tekanan darah
meningkat, tachikardi, muka merah, pupil melebar, pengeluaran
urine meningkat. Ada gejala yang sama dengan kecemasan
seperti meningkatnya kewaspadaan, ketegangan otot seperti
rahang terkatup, tangan dikepal, tubuh kaku, dan refleks cepat.
Hal ini disebabkan oleh energi yang dikeluarkan saat marah
bertambah.
B. Aspek emosional
Individu yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak
berdaya, jengkel, frustasi, dendam, ingin memukul orang lain,
mengamuk, bermusuhan dan sakit hati, menyalahkan dan
menuntut.
C. Aspek intelektual
Sebagian besar pengalaman hidup individu didapatkan melalui
proses intelektual, peran panca indra sangat penting untuk
beradaptasi dengan lingkungan yang selanjutnya diolah dalam
proses intelektual sebagai suatu pengalaman. Perawat perlu
mengkaji cara klien marah, mengidentifikasi penyebab
kemarahan, bagaimana informasi diproses, diklarifikasi, dan
diintegrasikan.
D. Aspek social
Meliputi interaksi sosial, budaya, konsep rasa percaya dan
ketergantungan. Emosi marah sering merangsang kemarahan
orang lain. Klien seringkali menyalurkan kemarahan dengan
mengkritik tingkah laku yang lain sehingga orang lain merasa sakit
hati dengan mengucapkan kata-kata kasar yang berlebihan
disertai suara keras. Proses tersebut dapat mengasingkan
individu sendiri, menjauhkan diri dari orang lain, menolak
mengikuti aturan.
E. Aspek spiritual
Kepercayaan, nilai dan moral mempengaruhi hubungan
individu dengan lingkungan. Hal yang bertentangan dengan
norma yang dimiliki dapat menimbulkan kemarahan yang
dimanifestasikan dengan amoral dan rasa tidak berdosa.
G. analisa data
No Data Masalah
1 Ds : RPK diri sendiri, orang lain dan
Klien mengatakan marah dan lingkungan.
jengkel kepada orang lain, ingin
membunuh, ingin membakar
atau mengacak-acak
lingkungannya.
Do :
Klien mengamuk, merusak dan
melempar barang-barang,
melakukan tindakan kekerasan
pada orang-orang disekitarnya.

2. Ds : Perilaku kekerasan / amuk


Klien mengatakan benci atau
kesal pada seseorang. Klien
suka membentak dan
menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal
atau marah. Riwayat perilaku
kekerasan atau gangguan jiwa
lainnya.
Do :
Mata merah, wajah agak merah,
Nada suara tinggi dan keras,
bicara menguasai, Ekspresi
marah saat membicarakan
orang, pandangan tajam.
Merusak dan melempar barang
barang.

3. Ds : Gangguan konsep diri: HDR


Klien merasa tidak mampu,
malu, merendahkan dirinya,
menyalahkan dirinya dengan
masalah yang terjadi padanya.
Do :
terlihat tidak menerima
keadaannya.

4. Diagnosa Keperawatan
 RPK diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
 Perilaku kekerasan / amuk
 Gangguan konsep diri: HDR
5. Intervensi Keperawatan
N DX KEP TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
O
1 Perilaku TUM: Setelah Beri salam /
kekerasan - Pasien dapat dilakukan ...x20 panggil nama
melanjutkan menit interaksi pasien.
hubungan peran diharapkan klien Sebut
sesuai tanggung menunjukkan nama perawat
jawab. tanda-tanda sambil
TUK: Salaman
1. PPasiena . Pasien mau Jelaskan
dapat Membina membalas salam. maksud
Hubungan salingb . Pasien mau hubungan
percaya jabatan Interaksi
c. Pasien Beri rasa
menyebutkan Nama nyaman dan
d. Pasien tersenyum sikap Empatis
e. Pasien ada Lakukan
kontak Mata kontrak
f. Pasien tahu nama singkat tapi
Perawat sering
Pasien
menyediakan waktu
untuk kontrak
TUK: PP asien eri kesempatan
3. PPasien dapat untuk
mengidentifikasi dapaBt Mengungkapk
tanda marah Mengungkapkan an
perasaannya. perasaannya.
Pasien dapat · Bantu
menyebutkan pasien untuk
perasaan marah / mengungkapk
jengkel
an marah atau
jengkel.
TUK: Pa sien dapat Anjurkan
3. PPasien dapat mengungkapkan pasien
mengidentifikasi perasaan saat mengungkapk
tanda marah marah /jengkel. an perasaan
b. Pasien dapat saat marah
menyimpulkan /jengkel.
tanda-tanda jengkel Observasi
/ kesal tanda perilaku
kekerasan
pada pasien

TUK: Pa sien Anjurkan pasien


4. PPasien mengungkapkan mengungkapk
dapat marah yang biasa an marah
mengungkapkan dilakukan yang biasa
perilaku Pasien dapat dilakukan
marabh. bermain peran· Bantu pasien
yang sering dengan perilaku bermain peran
dilakukan marah yang sesuai
dilakukan perilaku
c. Pasien dapat kekerasan
mengetahui cara yang biasa
marah yang dilakukan.
dilakukan Bicarakan
menyelesaikan dengan pasien
masalah atau tidak apa dengan
cara itu bisa
menyelesaika
n masalah
TUK: Pa pasien dapat· Bicarakan
Pasien dapat menjelaskan akibat akibat /
mengidentifikasi dari cara yang kerugian cara
akibat perilaku digunakan yang
Kekerasan dilakukan
· Bersama
pasien
menyimpulkan
cara yang
digunkana
pasien.
Tanyakan
pasien apakah
mau tahu cara
marah yang
sehat
TUK: · Bicarakan
6. Pasien dapat akibat /
menjelaskan akibat kerugian cara
PPasiean.
dari cara yang yang dilakukan
mengidentifikasi
digunakan Bersama
cara construksi
· pasien
dalam berespon
menyimpulkan
terhadap perilaku
cara yang
kekerasan
digunkana
pasien.
anyakan pasien
Tapakah mau
tahu cara
marah yang
sehat

TUK: Pasien dapat · Tanyakan


6. PPasien melakukan pada pasien
mengidentifikasi berespon terhadap apakah pasien
cara construksi kemarahan secara mau tahu cara
dalam berespon konstruktif. baru yang
terhadap perilaku sehat
kekerasan · Beri pujian
jika pasien
engetahui cara
lain yang ehat
· Diskusikan
cara marah
yang sehat
dengan
pasien.
a) Pukul bantal
untuk
melampiaskan
marah
b) Tarik nafas
dalam
c) Mengatakan
pada teman
saat ingin
marah
Anjurkan pasien
sholat atau
berdoa
TUK: Pasien dapat Pasien dapat
7. PPasien dapat mendemonstrasika memilih cara
mendemonstrasi n yang paling
kan cara cara mengontrol tepat.
mengontrol perilaku kekerasan Pasien
marah a) Tarik nafas dapat
dalam mengidentifika
b) Mengatakan si manfaat
secara langsung yang terpilih
tanpa menyakiti
c) Dengan Bantupasienm
sholat/berdoa enstimulasi
cara tersebut.
Beri
reinforcement
positif atas
keberhasilan.
Anjurkan
pasien
menggunakan
cara yang
telah
dipelajari.
RPK TUK: K keluarga pasien Identifikasi
2. (Resiko 8. PPasien dapat dapat : kemampuan
Perilaku dukungan Menyebutkan cara keluarga
Kekerasan) keluarga merawat pasien merawat
mengontrol dengan perilaku pasien dari
marah kekerasan. sikap apa
· yang telah
Mengungkapkan dilakukanJelas
rasa puas dalam kan peran
merawat pasien serta keluarga
dalam
merawat
pasien.Jelaska
n cara-cara
merawatpasie
n.Bantu
keluarga
mendemonstr
asikan cara
merawat
pasien.Bantu
keluarga
mengungkapk
an
perasaannya
setelah
melakukan
demonstrasi.
TUK: Pa sien dapat Jelaskan jenis-
9. Pasien dapat menggunakan obat- jenis obat
menggunakan obat yang diminum yang diminum
obat dengan dengan pasien dan
benar kegunaannya. keluarga.Disku
sikan manfaat
b. Pasien dapat
minum obat.
minum obat sesuai
Jelaskan
program
prinsip 5 benar
pengobatan
minum obat,
Anjurkan
pasien minum
obat tepat
waktu

TUK: Lingkunga Jelaskan peran


10Pasien dapat mengetahui serta
dukungan dari bagaimana cara lingkungan
lingkungan untuk menyikapi pasien terhadap
mengontrol kondisi pasien.
dengan perilaku
marah Beri
kekerasan.
penjelasan
bagaimana
cara
menyikapi
pasien dengan
perilaku
kekerasan.
Diskusikan
cara -cara
yang
dilakukan
untuk
menyikapi
pasien dengan
perilaku
kekerasan
3. Harga Diri TUM: Ekspresi Wajah Bina
Rendah Pasien dapat bersahabat , hubungan
(HDR) mengontrol menunjukkan rasa saling percaya
perilaku scaang, ada kontak dengan
kekerasan pada mata, mau berjabat mengungkapk
saat tangan, mau an prinsip
berhubungan menyebutkan komunikasi
dengan orang nama, mau tcrapeutik
lain menjawab salam, Sapa pasien
TUK : klien mau duduk dengan ramah
Pasien dapat berdampingan laik verbal
membina dengan perawat, maupun non
hubungan saling mau mengutarakan verba
percaya masalah yang Perkenalkan
dihadapi diri dengan
sopan
Tanyakan
nama iengkap
pasien dan
nama
panggilan
disukai pasien
Jelaskan
tujuan
pertemuan
Jujur dan
menepati janji
Tunjukkan
siknp empati
dan menerima
pasien apa
adanya

Beri perhatian
kepada pasien
dan perhatikan
kebutuhan
dasar pasien
TUK : a. Daftar kemampuan diskusikan
2. yang dimiliki pasien kemampuan
di rumah sakit, dan aspek
Pasien dapat
rumah, sekolah dan positif yang
mengidentifikasi
tempat kerja dimiliki buat
kemampuan dan
b. Daftar positif daftarnya
aspek positif
keluarga pasien § Setiap bertemu
yang dimiliki
c. Daftar positif pasien
lingkungan pasien dihindarknn
dari metnberi
penilni; negatif
Utamakan
memberi
pujian yang
realistic pada
kemampuan
dan aspek
positif pasien
TUK a. Pasien menilai Diskusikan
3. kemampuan yang dengan pasien
digunakan kemampuan
Pasien dapabt. Pasien memiliki yang masih
menilai kemampuan yang dapat
kemampuan dapat digunakan di digunakan
yang digunakan rumah selama sakit
Diskusikan
kemampuan
yang dapat
dilanjutkan
pengguna di
rumah sakit.
Berikan pujian
TUK : Pasien menilai Meminta
Pasien dapat kemampuan yang pasien
menetapkan dan akan . dilatih untuk:memilih
merencanakan Pasien mencoba satu kegiatan
kegiatan sesuai Susunan jadwal yang mau
dengan harian dilakukan di
kemampuan rumah sakit.
yang dimiliki Bantu pasien
melakukannya
jika perlu beri
contoh. Beri
pujian atas
keberhasilan
pasien.
Diskusi kaji
jadwal
kegiatan
harian atas
kegiatan yang
telah
dilatihCatatan
: Ulangi untuk
kemampuan
lain sampai
semua selesai
TUK: a. Pasien Beri
Pasien dapat melakukan kegiatan kesempatan
melakukan yang telah di latih pada pasien
kegiatan sesuai (mandiri, dengan untuk
kondisi sakit dari bantuan atau mencoba
kemampuannya tergantung) kcgiatan yang
b. Pasien marnpu telah
melakukan direncanakan.
beberapa kegiatan Beri pujian
secara mandiri atas
keberhasian
pasie.
Diskusikan
kemungkinan
penaksiiran di
rumah
TUK : K keluarga ri pendidikan
6. kesehatan
membeBrie pada keluarga
Pasien dapat
b. dakungan dan tentang cara
memanfatkan
pujian merawat
system
Keluarga pasien dengan
pendukung yang
memahami jadwal harga diri
ada
kegiatan harian rcndah.Bantu
pasien keluarga
memberikan
dukungnn
selama pasien
dirawat.Bantu
keluarga
menyiapkan
lingkungan di
rumah.
Jelaskan cara
pelaksmann
jadwal
kegiatan
pasien di
rumah.
Anjurkan
memberi
pujian pada
pasien setiap
berhasil

DAFTAR PUSTAKA

Muhith,abdul.”pendidikan keperawatan jiwa(teori dan aplikasi)”.penerbit andi


publisher,Yogyakarta.

Kliet,Budi anna.”model praktik keperawatan professional”.penerbit EGC.Jakarta

Stuart,G.W.(2010).”Buku saku keperawatan jiwa”.edisi 6.Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai