Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.
com
Secara singkat
Peran Mikronutrien dalam Mengelola Diabetes
Joe M. Chehade, MD, Mae Sheikh-Ali,
MD, dan Arshag D. Mooradian, MD
214
Dengan pengecualian folat untuk pencegahan cacat lahir dan kalsium untuk
pencegahan penyakit tulang, saat ini tidak ada bukti manfaat dari suplementasi
vitamin atau mineral pada pasien diabetes tanpa kekurangan yang mendasarinya.
Mengingat wahyu baru-baru ini tentang vitamin antioksidan, adalah bijaksana untuk
menahan diri dari menggunakan vitamin E, vitamin C, atau vitamin A melebihi
Asupan Referensi Diet.
Meskipun terapi nutrisi medis
merupakan landasan pengelolaan
diabetes, beberapa bidang
ketidakpastian dalam pedoman diet
masih ada.1 Tingkat ketidakpastian
sangat tinggi di bidang penilaian
status mikronutrien dan peran
mikronutrien dalam patogenesis
diabetes dan komplikasinya.2,3
Metode laboratorium yang tersedia untuk
mengukur status sebagian besar zat gizi
mikro masih belum memuaskan.
Pada awal 1990-an, Dewan
Makanan dan Gizi merevisi sistem
Recommended Dietary Allowance
(RDA), dan seperangkat nilai
referensi nutrisi baru lahir: Dietery
Reference Intakes (DRI). Ada empat
jenis DRI: Perkiraan Kebutuhan
Rata-Rata (EAR), RDA, Asupan
Cukup (AI), dan Tingkat Asupan
Atas yang Dapat Ditoleransi (UL).
Ada subjektivitas yang cukup besar dalam
menetapkan nilai DRI untuk banyak
mikronutrien. Selain itu, kurangnya bukti yang
menunjukkan bahwa vitamin antioksidan
menghasilkan hasil kesehatan yang bermanfaat
meskipun banyak bukti peningkatan beban
oksidatif pada diabetes telah meninggalkan
penyedia layanan kesehatan dengan tingkat
kebingungan yang signifikan tentang apakah
suplementasi mikronutrien harus
direkomendasikan untuk penderita diabetes.4,5
Artikel ini meninjau status bukti
untuk mineral dan vitamin tertentu
dalam perawatan diabetes dan
keuntungan atau kerugian dari
suplementasi diet dengan
mikronutrien dan ekstrak herbal.
Spektrum Diabetes Jilid 22, Nomor 4, 2009
Diunduh dari http://diabetesjournals.org/spectrum/article-pdf/22/4/214/503705/214.pdf oleh tamu pada 03 Januari 2022
MINERAL
Orang dengan hiperglikemia yang tidak
terkontrol, terutama mereka yang menjalani
terapi diuretik kronis, cenderung mengalami
kekurangan beberapa mineral, terutama
kalium, magnesium, dan seng.2,3
Kekurangan mineral tertentu seperti
kalium, magnesium, dan mungkin seng
dan kromium dapat mempengaruhi
seseorang untuk intoleransi karbohidrat.
Kebutuhan akan penggantian
kalium atau magnesium dapat diterima
dengan mudah karena efek dari
kekurangan kalium atau magnesium,
terutama pada sistem kardiovaskular
dan otot rangka, sangat besar dan
mudah dideteksi. Keadaan defisiensi
kalium dan magnesium relatif mudah
dideteksi berdasarkan kadar serum
yang rendah. Konsekuensi dari
defisiensi seng dan kromium lambat
muncul, dan kebutuhan akan suplemen
lebih sulit dipastikan.1-3
kromium
Beberapa penelitian kecil telah menemukan
bahwa suplementasi kromium
meningkatkan intoleransi glukosa, diabetes
gestasional, dan diabetes yang diinduksi
kortikosteroid.6–8 Dua studi acak terkontrol
plasebo pada subjek Cina dengan diabetes
telah menunjukkan bahwa suplementasi
kromium memiliki efek menguntungkan
pada kontrol glikemik.9,10
Sayangnya, status kromium tidak
dievaluasi dalam studi ini pada awal
atau setelah suplementasi.
Studi lain yang dirancang dengan
baik telah gagal menunjukkan manfaat
signifikan dari suplementasi kromium
pada penderita diabetes6 dan belum
menunjukkan manfaat dalam mengurangi berat
badan.11 Studi sebelumnya menggunakan
persiapan kromium klorida. Studi yang lebih
baru telah menggunakan kromium picolinate,
yang memiliki bioavailabilitas yang lebih baik.
Dosis dan formulasi kromium yang digunakan
merupakan variabel penting dalam hasil uji
klinis.
Mengingat bukti saat ini, suplementasi
kromium dalam formulasi apa pun yang
tersedia tidak dapat direkomendasikan
sebagai alat untuk menurunkan berat badan
atau manajemen diabetes.12
Seng
Orang dengan diabetes yang tidak terkontrol
mengalami peningkatan kehilangan seng dalam
urin. Biasanya, kehilangan ini diimbangi dengan
peningkatan penyerapan seng di usus.2,3
Namun, dapat dibayangkan bahwa mekanisme
kompensasi yang terakhir mungkin tidak cukup
untuk mencegah defisiensi seng pada beberapa
orang.
Studi kecil pada subjek yang lebih tua
dengan diabetes telah menyarankan
beberapa manfaat dalam penyembuhan
ulserasi kulit dengan suplementasi seng.2,3,13
Teknik laboratorium yang dapat diandalkan
untuk mengukur status seng tidak tersedia
secara klinis, dan uji klinis dengan
suplementasi seng pada subjek diabetes
sangat kecil dan memberikan hasil yang
tidak konsisten. Sebuah studi observasional
baru-baru ini melaporkan hubungan terbalik
yang signifikan dari asupan makanan dan
kadar serum seng dan selenium dengan
diabetes gestasional.14 Pengamatan ini
membutuhkan studi konfirmasi tambahan.
Jika seseorang mencurigai defisiensi seng,
terutama pada pasien berisiko tinggi seperti
pasien dengan glikosuria berkepanjangan dan
terapi diuretik, seseorang dapat
mempertimbangkan suplementasi seng sulfat,
220 mg tiga kali sehari. Ini harus dimulai tidak
lebih dari 3 bulan karena suplementasi seng
yang berkepanjangan dapat menghambat
penyerapan tembaga dan mempengaruhi profil
lipid.2,3,13
Kalsium
Studi terbaru menunjukkan bahwa kalsium
dan vitamin D tidak hanya diperlukan untuk
kesehatan tulang tetapi juga mungkin
memiliki peran dalam modulasi imun dan
sekresi dan aksi insulin pankreas.15,16 Asupan
harian yang direkomendasikan bervariasi
sesuai dengan usia subjek dan, pada wanita,
keadaan menopause. Saat ini, tidak ada
alasan untuk merekomendasikan asupan
kalsium dan vitamin D yang lebih tinggi
untuk penderita diabetes dibandingkan
dengan kelompok nondiabetes yang sesuai
usia. Institute of Medicine
merekomendasikan
Batasan asupan vitamin D harian yang cukup
adalah 200 IU untuk anak-anak dan orang
dewasa ≤ 50 tahun, 400 IU untuk dewasa
51-70 tahun, dan 600 IU untuk dewasa ≥ 71
tahun. Orang yang tinggal di garis lintang
utara seringkali membutuhkan jumlah yang
lebih tinggi (setidaknya 800 IU).15
Cholecalciferol (vitamin D) lebih3disukai
sebagai pengganti karena memiliki waktu
paruh yang lebih lama,17 dan pengukurannya
dalam kadar serum cenderung tidak penuh
dengan ketidakpastian. Namun, formulasi
kolekalsiferol dosis tinggi tidak tersedia, dan
oleh karena itu ergokalsiferol (vitamin D)
yang berasal dari tumbuhan lebih sering2
diresepkan.
Kadar serum 25-hidroksi vitamin
D harus diukur setelah 3 bulan
suplementasi. Jika kadar serum 25-
hidroksi vitamin D tidak dinormalisasi
pada saat itu, maka kerja untuk
malabsorpsi, terutama enteropati
gluten, harus dipertimbangkan.
Vanadium
Vanadium memiliki efek signifikan pada
metabolisme glukosa. Namun, studi klinis
telah gagal untuk menunjukkan bukti
kemanjuran garam vanadium pada diabetes
dan telah menemukan bahwa ada potensi
toksisitas.18 Senyawa organo-vanadium baru
dengan potensi lebih tinggi dan lebih sedikit
toksisitas sedang diselidiki sebagai
pengobatan potensial diabetes.18
Selenium
Selenium merupakan komponen penting
dari selenoprotein, yang terlibat dalam
modulasi stres oksidatif dan mengatur
aktivitas hormon tiroid.19 Dalam lima
percobaan (empat dengan risiko bias yang
tinggi), selenium tampaknya menunjukkan
efek menguntungkan yang signifikan pada
terjadinya kanker gastrointestinal.20
Ada juga beberapa data pendukung
yang menunjukkan bahwa selenium dapat
mencegah kanker prostat. Namun, uji coba
terkontrol plasebo acak baru-baru ini pada
35.533 pria yang diberi 200 g L-
selenomethionine atau plasebo yang cocok
per hari tidak menunjukkan efek yang
menguntungkan pada kejadian kanker
prostat.21 Dalam percobaan yang sama, 400
IU per hari vitamin E baik sendiri atau dalam
kombinasi dengan selenium juga tidak
mencegah kanker prostat.21
Potensi efek pencegahan kanker
selenium harus diuji dalam uji coba
acak yang dilakukan secara memadai.
Kekurangan selenium dapat terjadi
di wilayah geografis di mana tanah
pertanian kekurangan selenium. Pada
populasi ini, pencegahan selenium
harus dilakukan. Namun, kelebihan
Spektrum Diabetes Jilid 22, Nomor 4, 2009
selenium dapat menyebabkan selenosis,
Dari Riset ke Praktek / Diab
mempengaruhi hati, kulit, kuku, dan
rambut.19 Selain itu, dua penelitian terbaru
yang meneliti hubungan antara kadar
selenium serum dan prevalensi diabetes
di antara orang dewasa AS menemukan
bahwa kadar selenium serum yang tinggi
secara positif terkait dengan prevalensi
diabetes.22 bahwa suplementasi selenium
tidak mencegah diabetes tipe 2, dan hal
itu dapat meningkatkan risiko penyakit.23
Oleh karena itu, penggunaan suplemen
selenium secara sembarangan harus
dihentikan sampai uji coba terkontrol
yang lebih acak memeriksa pengaruhnya
terhadap kesehatan manusia.
VITAMIN
DaduhT
e eS
Vitamin A, Karotenoid, dan
nloadedsebuah
Retinoid
Vitamin A sangat penting untuk penglihatan
omD
normal dan untuk berfungsinya sistem
darin
http
kekebalan tubuh secara efektif.2,3 Karena
://D
CSEBUAH
perannya dalam diferensiasi sel, mungkin
iabetesj kitaH
MT
memiliki peran dalam munculnya dan
penyebaran penyakit neoplastik. Sejumlah
tidakls.e
karotenoid, terutama beta-karotenoid,
Ratausebuah
dianggap sebagai pro-vitamin karena
g/speSaya
kemampuannya untuk diubah menjadi
Pe
Cbenarm/article-pdf/22/4/214/503705/214.pdf
vitamin A di hati. Retinoid berasal dari
S
produk vitamin A alami dan memiliki
beberapa sifat yang mirip dengan
karotenoid.
Tidak ada bukti bahwa penderita
diabetes berisiko kekurangan vitamin A, dan
oleh karena itu tidak ada alasan untuk
merekomendasikan vitamin A dalam jumlah
di luar DRI.2,3 Memang, konsumsi vitamin A
oleh tamu pada 03 Januari 2022
yang berlebihan mungkin memiliki efek
buruk pada kesehatan. Efek samping ini
termasuk peningkatan risiko fibrosis hati,
peningkatan insiden kanker paru-paru
(terutama pada perokok dan mereka yang
terpapar asbes), peningkatan risiko
osteoporosis, dan peningkatan insiden cacat
lahir ketika vitamin A dikonsumsi lebih dari
10.000 IU per hari. sebelum minggu ketujuh
kehamilan.24-29 Sebuah meta-analisis terbaru
dari data eksperimen menunjukkan bahwa
beta-karoten dalam kombinasi dengan
vitamin A dan vitamin E secara signifikan
meningkatkan kematian.20 Peningkatan
menguningnya kulit dan sendawa adalah
efek samping yang tidak serius dari
kelebihan beta-karoten.20
Pilih Vitamin B
Folat dan asam folat adalah bentuk vitamin B
yang larut dalam air yang ditunjuk sebagai
vitamin B9. Folat terjadi secara alami dalam
makanan, dan asam folat adalah bentuk
sintetis dari vitamin ini.
215
 Kekurangan menyebabkan anemia
makrositik dan peningkatan kadar
homosistein. Konsentrasi homosistein
plasma pada diabetes tipe 2 berkorelasi
dengan usia, kreatinin, folat, dan vitamin
B12 tetapi tidak dengan variabel terkait
diabetes seperti durasi, derajat kontrol
saat ini, atau adanya komplikasi.30 Asam
folat mungkin juga memiliki efek yang
menguntungkan pada kognisi pada orang
dewasa yang lebih tua.13 Kesadaran
bahwa folat memiliki peran penting dalam
mencegah cacat lahir telah mendorong
fortifikasi folat dari gandum dan produk
biji-bijian di Amerika Serikat.1
Karena hubungan antara peningkatan
kadar homosistein serum dan penyakit
kardiovaskular (CVD), telah terjadi
peningkatan minat pada suplementasi folat
untuk menurunkan homosistein. Namun,
percobaan intervensi dengan folat dan
suplemen vitamin B6 dan B12 telah gagal
untuk mencegah kejadian kardiovaskular
meskipun menurunkan kadar homosistein.
31,32 Dalam sebuah penelitian terhadap 5.442
wanita yang merupakan profesional
kesehatan AS berusia> 42 tahun dengan
riwayat CVD atau tiga atau lebih faktor risiko
koroner, asupan harian pil kombinasi 2,5 mg
asam folat, 50 mg vitamin B6, dan 1 mg
vitamin B12 tidak mengurangi kejadian
kardiovaskular total setelah 7,3 tahun
pengobatan dan tindak lanjut meskipun
terjadi penurunan homosistein yang
signifikan.31 Demikian pula, kombinasi asam
folat, vitamin B6, dan pengobatan vitamin
B12 tidak berpengaruh signifikan terhadap
risiko keseluruhan kanker invasif total atau
kanker payudara di kalangan wanita.33
Kombinasi asam folat, pyr idoksin
hidroklorida, dan sianokobalamin
mungkin memiliki efek perlindungan
terhadap degenerasi makula terkait
usia (AMD). Dalam Studi Kardiovaskular
Antioksidan dan Asam Folat Wanita,
peserta secara acak ditugaskan untuk
menerima kombinasi asam folat (2,5
mg/hari), piridoksin hidroklorida (50
mg/hari), dan sianokobalamin (1 mg/
hari) atau plasebo. Sebanyak 5.205 dari
wanita ini tidak memiliki diagnosis AMD
pada awal dan dimasukkan dalam
analisis ini. Hasilnya menunjukkan
bahwa suplementasi harian dengan
asam folat, piridoksin, dan
sianokobalamin dapat mengurangi
risiko AMD.34
Tidak ada masalah kesehatan dengan
suplementasi folat kecuali untuk
memperburuk kekurangan vitamin B12
dan kadang-kadang menyebabkan kejang
pada orang dengan epilepsi dan status
folat marginal yang menerima anti-
216
konvulsan yang diketahui meningkatkan
katabolisme folat.2,3
Peran vitamin B1, B6, dan B12
dalam pengobatan neuropati
diabetik belum ditetapkan dan tidak
dapat direkomendasikan sebagai
pilihan terapi standar atau rutin.1-3
Vitamin B3 terdiri dari niasin (asam
nikotinat) dan amidanya. Dalam sebuah
penelitian terhadap subjek yang baru
didiagnosis dengan diabetes tipe 1,35
nikotinamida ditemukan untuk
mempertahankan massa sel . Namun, jumlah
subjek yang terdaftar dalam penelitian ini kecil,
dan kegunaan klinis nikotinamida pada populasi
ini tidak ditetapkan.
Vitamin C (Asam Askorbat) Asam askorbat
memiliki aktivitas antioksidan yang kuat.
Namun, di bawah kondisi eksperimental
tertentu, itu juga bisa menjadi pro-oksidan.4
Meskipun buktinya tidak konklusif, penderita
diabetes mungkin telah kehabisan cadangan
vitamin C di jaringan. Penyerapan jaringan
dehidroaskorbat dapat dicegah dengan
kadar glukosa darah ambien yang tinggi.36
Alasan penggunaan vitamin C pada
populasi diabetes didasarkan pada efek
potensialnya dalam mengurangi
pembentukan plak aterosklerotik, mencegah
mikroangiopati, meningkatkan integritas
vaskular, dan membantu penyembuhan
luka.2,3,13 Namun, suplementasi dengan
vitamin C dalam percobaan intervensi tidak
mengurangi risiko kanker atau penyakit
kardiovaskular.37–40 Dalam Studi
Kardiovaskular Antioksidan Wanita,
suplementasi dengan vitamin C (500 mg
asam askorbat setiap hari), vitamin E (600 IU
alfa-tokoferol setiap hari), atau beta-karoten
(50 mg setiap hari) tidak memberikan
manfaat dalam pencegahan primer insiden
kanker total atau kematian akibat kanker.37
Konsumsi vitamin C dalam jumlah > 1
g/hari dapat menyebabkan perut
kembung dan diare osmotik.13 Tidak ada
alasan untuk merekomendasikan asupan
vitamin C melebihi DRI. Perokok harus
mengonsumsi asam askorbat dalam
jumlah yang lebih besar untuk mencapai
kadar plasma yang sebanding dengan
bukan perokok, kemungkinan besar
karena peningkatan turnover.3 Penderita
diabetes dapat mencapai asupan vitamin
C yang cukup melalui konsumsi lima porsi
buah dan sayuran setiap hari. Pada
individu yang tidak mampu mendapatkan
jumlah yang cukup dari sumber makanan,
suplementasi asam askorbat adalah
wajar.2,3,13
Spektrum Diabetes Jilid 22, Nomor 4, 2009
Vitamin E (Tocopherol) Vitamin E juga
merupakan antioksidan kuat. Dalam
studi eksperimental, suplementasi
vitamin E yang melebihi DRI mampu
mengurangi oksidasi LDL dan
menstabilkan membran trombosit.3
Studi observasional telah menyarankan
bahwa suplemen vitamin E dapat
memberikan efek kardioprotektif.5 Namun,
uji coba intervensi termasuk yang telah
mendaftarkan sejumlah besar penderita
diabetes41 belum mendukung penggunaan
vitamin E untuk mengurangi risiko
kardiovaskular.5 Sebuah metaanalisis terbaru
dari data eksperimental telah menyarankan
bahwa suplemen vitamin E sebenarnya
dapat meningkatkan kematian.40
Penderita diabetes umumnya tidak
Diunduh dari http://diabetesjournals.org/spectrum/article-pdf/22/4/214/503705/214.pdf oleh tamu pada 03 Januari 2022
mengalami kekurangan vitamin E.
Memang, kandungan plasma dan
trombosit vitamin E dapat meningkat
pada diabetes.2,3 Meskipun konsumsi
vitamin E dalam kisaran 1.000 IU
dianggap relatif aman, ada beberapa
kekhawatiran terkait dengan praktik ini.40
Perkembangan retinitis pigmentosa dan
peningkatan insiden stroke hemoragik
telah dikaitkan dengan konsumsi vitamin
E yang berlebihan.40 Konsumsi lebih dari
DRI tidak dianjurkan. Jika seseorang
memilih untuk menggunakan suplemen,
dosisnya harus dibatasi pada:< 400 IU/
hari.
MIKRONUTRIEN LAINNYA
Sediaan Herbal
Beberapa persiapan herbal telah terbukti
memiliki efek menguntungkan jangka
pendek sederhana pada glikemia.42
Percobaan terkontrol, acak, dan dirancang
dengan baik dalam sejumlah kecil subjek
telah menunjukkan beberapa manfaat
Coccinia indica dan ginseng Amerika.42
Suplemen lain yang mungkin memiliki efek
menguntungkan pada kontrol glikemik
termasuk Gymnema sylvestre, Aloe vera,
Momordica charantia, dan Nopal.42
Beberapa mungkin memiliki efek yang
menguntungkan pada berat badan. Namun,
dalam tinjauan literatur yang tersedia, bukti
untuk peran produk herbal dalam mengurangi
berat badan tidak meyakinkan, dan penulis
menyimpulkan bahwa tidak ada suplemen yang
ditinjau dapat direkomendasikan untuk
penggunaan yang dijual bebas.43
Produk yang tersedia secara
komersial bervariasi dalam bahan
aktifnya. Selain itu, beberapa preparat
telah ditemukan secara diam-diam
mengandung agen farmasi yang
menyebabkan hipoglikemia. Sediaan
herbal juga berpotensi berinteraksi
dengan obat lain. Oleh karena itu, itu
penting bagi penyedia layanan kesehatan
untuk waspada ketika pasien mereka
dengan diabetes menggunakan produk ini.
Asam Alfa-Lipoat
Asam alfa-lipoat (LA) adalah mikronutrien
dithiol yang terjadi secara alami dengan
sifat antioksidan kuat.44 LA mengais
radikal bebas, mengkelat ion logam
transisi, dan meningkatkan kadar
glutathione sitosol dan vitamin C. Ini
memiliki peran penting sebagai kofaktor
untuk enzim bioenergi mitokondria.
Efek menguntungkan potensial dari
LA pada pencegahan dan pengobatan
diabetes telah ditunjukkan dalam
beberapa penelitian. LA telah terbukti
memiliki peran dalam mencegah
kerusakan sel dan meningkatkan
sensitivitas insulin. Sayangnya,
peningkatan sensitivitas insulin setelah
pemberian oral LA adalah <20% dari
peningkatan yang terlihat setelah
pemberian intravena.44 Ini membatasi
kegunaan klinis senyawa ini.
Efek antioksidan LA juga dapat
membantu memperlambat
perkembangan neuropati diabetik.44
Meskipun peran suplementasi jangka
panjang kurang jelas, ada bukti yang
menunjukkan bahwa LA oral dengan
dosis 600-1.800 mg/hari mungkin
bermanfaat dalam pengobatan
neuropati perifer diabetik dan
neuropati otonom kardiovaskular.44
NUTRISI MIKRON SEBAGAI
ANTIOKSIDAN
Beberapa mikronutrien memiliki
sifat antioksidan kuat. Ini termasuk
karotenoid, vitamin E dan C,
selenium, dan beberapa vitamin B,
terutama folat, piridoksin, dan
sianokobalamin.
Diabetes, terutama bila tidak
terkontrol dengan baik, dikaitkan dengan
peningkatan akumulasi produk akhir
oksidatif.45,46 Peningkatan stres oksidatif
pada diabetes adalah hasil dari kelebihan
glikemia dan penipisan sistem
pertahanan antioksidan.4 Karena
peningkatan stres oksidatif telah terlibat
dalam peningkatan risiko penyakit
kardiovaskular dan kanker, hubungan
antara konsumsi vitamin dan mineral
antioksidan dan penurunan risiko CVD
dapat dimengerti. Namun, pengukuran
vitamin antioksidan individu tidak secara
konsisten terbukti kekurangan pada
penderita diabetes. Dalam Physicians'
Health Study II yang baru-baru ini
diterbitkan, 400 IU vitamin E setiap hari
dan 500 mg vitamin C setiap hari tidak
memiliki
manfaat pada penurunan insiden
kejadian kardiovaskular utama.47
Sebaliknya, vitamin E dikaitkan dengan
peningkatan risiko stroke hemoragik.47
Selain itu, baik suplementasi vitamin E
maupun vitamin C tidak mengurangi
risiko prostat atau kanker total.40 Dalam
Studi Kesehatan Wanita,48 suplemen
vitamin E (600 mg setiap hari) tidak
melindungi wanita sehat dari serangan
jantung, stroke, atau kanker. Sebuah
meta-analisis dari 68 percobaan acak
dengan 232.606 peserta menyimpulkan
bahwa pengobatan dengan vitamin A,
vitamin E, dan beta-karoten dapat
meningkatkan kematian.40 Di sisi lain,
kemungkinan efek vitamin C dan
selenium pada kematian memerlukan
studi tambahan.40
Perbedaan antara hasil
percobaan intervensi dengan
vitamin antioksidan dan
peningkatan beban oksidatif yang
diketahui dan konsekuensinya
pada diabetes tidak terduga dan
tidak dapat dijelaskan pada saat ini.
KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI
Orang dengan diabetes yang tidak
terkontrol dengan baik rentan terhadap
defisiensi mikronutrien multipel.1-4 Beberapa
mikronutrien ini memiliki aktivitas
antioksidan yang kuat. Tidak diketahui
apakah konsumsi vitamin antioksidan dapat
menunda atau mungkin membalikkan
kerusakan oksidatif.
Orang dengan diabetes harus dididik
tentang pentingnya memperoleh
kebutuhan vitamin dan mineral harian
dari sumber makanan alami. Pada
kelompok tertentu seperti orang tua,
wanita hamil atau menyusui, vegetarian
ketat, atau mereka yang menjalani diet
kalori, suplementasi dengan sediaan
multivitamin dianjurkan.1 Namun,
suplementasi vitamin dan mineral dalam
dosis farmakologis harus dilihat sebagai
intervensi terapeutik dan, seperti halnya
obat-obatan, harus dilakukan uji coba
terkontrol plasebo untuk menunjukkan
keamanan dan kemanjuran.
Saat ini, tidak ada bukti manfaat dari
suplementasi vitamin atau mineral pada
penderita diabetes yang tidak memiliki
kekurangan yang mendasarinya.
Pengecualian termasuk folat untuk
pencegahan cacat lahir dan kalsium untuk
pencegahan penyakit tulang.1 Mengingat
wahyu baru-baru ini tentang vitamin
antioksidan, disarankan untuk tidak
menggunakan vitamin E, vitamin C, atau
vitamin A secara berlebihan
Spektrum Diabetes Jilid 22, Nomor 4, 2009
dari DRI. Tabel yang mencantumkan
Dari Riset ke Praktek / Diab
DRI telah diterbitkan dan tersedia
online.49
Salah satu perbedaan utama antara
laporan DRI terbaru dan RDA sebelumnya
adalah pembuatan UL. UL berbeda dari
asupan dan toksisitas yang berlebihan.
Tingkat asupan di UL atas harus
ditafsirkan sebagai "bendera peringatan"
tetapi tidak sebagai tingkat beracun. UL
tidak dapat dibuat untuk vitamin K,
thiamin, riboflavin, vitamin B12, asam
pantotenat, biotin, atau karotenoid.
Dengan tidak adanya UL, kehati-hatian
ekstra mungkin diperlukan dalam
mengonsumsi tingkat di atas
rekomendasi RDA atau AI.
DaduhT
Referensi
e eS
nloadedsebuah
1Franz MJ, Bantle JP, Beebe CA, Brunzell JD,
Chiasson JL, Garg A, Holzmeister LA,
omD
Hoogwerf B, Mayer-Davis E, Mooradian AD,
darin
Purnell JQ, Wheeler M: Prinsip dan
http
rekomendasi nutrisi berbasis bukti untuk
://D
CSEBUAH
pengobatan dan pencegahan diabetes dan
iabetesj kitaH
komplikasi terkait. Perawatan Diabetes
MT
25:148–198, 2002
tidakls.e
2Mooradian AD, Failla M, Hoogwerf B, Maryniuk
Ratausebuah
M, Wylie-Rosett J. Vitamin dan mineral terpilih
g/speSaya
pada diabetes. Perawatan Diabetes 17:464–
Pe
479, 1994
Cbenarm/article-pdf/22/4/214/503705/214.pdf
3Mooradian AD: Mikronutrien pada diabetes
S
mellitus. DiObat, Diet, dan Penyakit. Jil. 2.
Ioannides C, Flatt PR, Eds. Hemel
Hempstead, Inggris, Ellis Horwood, 1999,
hal. 183–200.
4Mooradian AD: Antioksidan dan diabetes.
Program Nestle Nutr Workshop Ser Clin
Perform 11:107-122, 2006
5Hasanain B, Mooradian AD. Vitamin
antioksidan dan pengaruhnya pada diabetes
oleh tamu pada 03 Januari 2022
mellitus. Curr Diabetes Rep 2:448–456, 2002
6Cefalu WT, Hu FB: Peran kromium dalam
kesehatan manusia dan diabetes. Perawatan
Diabetes 27:2741–2751, 2004
7Ryan GJ, Wanko NS, Redman AR, Cook CB:
Chromium sebagai pengobatan tambahan
untuk diabetes tipe 2. Ann Pharmacother
37:876–885, 2003
8Althuis MD, Jordan NE, Ludington EA, Wittes
JT: Glukosa dan respons insulin terhadap
suplemen kromium diet: meta-analisis. Am J
Clin Nutr 76:148–155, 2002
9Cheng N, Zhu X, Shi H, Wu W, Chi J, Cheng J,
Anderson RA: Survei lanjutan dari orang-orang
di Cina dengan diabetes mellitus tipe 2 yang
mengonsumsi kromium tambahan. J Trace
Elements Exp Res 12:55–60, 1999
Anderson RA, Cheng N, Bryden NA, Polansky
10
MM, Cheng N, Chi J, Feng J: Peningkatan
asupan kromium tambahan meningkatkan
variabel glukosa dan insulin pada individu
dengan diabetes tipe 2. Diabetes
46:1786-1791, 1997
Lukaski HC, Siders WA, Penland JG.
11
Suplementasi kromium picolinate pada wanita:
efek pada berat badan, komposisi, dan status
zat besi.Nutrisi. 23:187–195, 2009
217
 12Pittler MH, Stevinson C, Ernst E: Chromium
picolinate untuk mengurangi berat badan:
meta-analisis uji coba secara acak. Int J Obes
Relat Metab Disord 27:522–529, 2003
Thurman J, Mooradian AD. Terapi
13
suplementasi vitamin pada orang tua. Obat
Penuaan 11:433–449, 1997
Bo S, Lezo A, Menato G, Gallo ML, Bardelli
14
C, Signorile A, Berutti C, Massobrio M,
Pagano GF: Gestational hyperglycemia, zinc,
selenium, dan vitamin antioksidan. Nutrisi
21:186–191, 2005
Holick MF: Kekurangan vitamin D. N Engl J
15
Med 357:266–281, 2007
Rosen CJ. Osteoporosis pascamenopause. N
16
Engl J Med 353:595–603, 2005
17Armas LA, Hollis BW, Heany RP: Vitamin D2
jauh kurang efektif daripada vitamin D3 pada
manusia. J Clin Endokrinol Metabo 89:5387–
5391, 2004
Srivastava AK, Mehdi MZ. Efek insulinomimetik
18
dan anti-diabetes dari senyawa vanadium. obat
diabetes 22:2–13, 2005
Boosalis MG: Peran selenium pada penyakit
19
kronis. Praktek Klinik Nutr 23:152–160, 2008
20Bjelakovic G, Nikolova D, Simonetti RG, Gluud C.
Suplemen antioksidan untuk mencegah kanker
gastrointestinal. Pembaruan Sistem Basis Data
Cochrane 2008: CD004183
Lippman SM, Klein EA, Goodman PJ,
21
Lucia MS, Thompson IM, Ford LG, Parnes
HL, Minasian LM, Gaziano JM, Hartline JA,
Parsons JK, Bearden JD 3rd, Crawford ED,
Goodman GE, Claudio J, Winquist
E, Cook ED, Karp DD, Walther P, Lieber MM,
Kristal AR, Darke AK, Arnold KB, Ganz PA,
Santella RM, Albanes D, Taylor PR, Probstfield
JL, Jagpal TJ, Crowley JJ, Meyskens FL Jr, Baker
LH , Coltman CA Jr. Pengaruh selenium dan
vitamin E pada risiko kanker prostat dan
kanker lainnya: Percobaan Pencegahan
Kanker Selenium dan Vitamin E. JAMA
301:39–51, 2009
Blevs J, Navas-Acien A, Guallar E. Serum selenium
22
dan diabetes pada orang dewasa AS. Perawatan
Diabetes 30:829–834, 2007
Stranges S, Marshall JR, Natarajan R,
23
Donahue RP, Trevisan M, Combs GF,
Cappuccio, FP, Ceriello A, Reid ME: Efek
suplementasi selenium jangka panjang pada
kejadian diabetes tipe 2: uji coba secara
acak. Ann Intern Med 147:217–223, 2007
24Lee IM, Cook NR, Manson JE, Buring JE,
Hennekens CH: Suplementasi beta-karoten dan
kejadian kanker dan penyakit kardiovaskular:
Studi Kesehatan Wanita. Institut Kanker J Natl
91:2102–2106, 1999
25Hennekens CH, Buring JE, Manson JE,
Stampfer M, Rosner B, Cook NR, Belanger C,
LaMotte F, Gaziano JM, Ridker PM, Willett W,
Peto R: Kurangnya efek suplementasi jangka
panjang dengan beta karoten pada kejadian
keganasan eoplasma dan penyakit
kardiovaskular. N Engl J Med 334:1145–1149,
1996
26Omenn GS, Goodman GE, Thornquist MD,
Balmes J, Cullen MR, Glass A, Keogh JP,
Meyskens FL Jr, Valanis B, Williams JH Jr,
Barnhart S, Cherniack MG, Brodkin CA,
Hammar S. Faktor risiko untuk kanker paru-
paru dan untuk efek intervensi di CARET: Beta
218
Uji Khasiat Karoten dan Retinol. J Natl percobaan faktorial vitamin C dan E dan beta
Canc Inst 88:1550–1559, 1996 karoten dalam pencegahan sekunder kejadian
kardiovaskular pada wanita: hasil dari Studi
Kelompok Studi Pencegahan Kanker ATBC:
27
Kardiovaskular Antioksidan Wanita. Arch Intern
Pengaruh vitamin E dan beta karoten pada
Med 167:1610–1618, 2007
kejadian kanker paru-paru dan kanker lainnya
pada perokok pria. N Engl J Med 330:1029– 39Gaziano JM, Glynn RJ, Christen WG, Kurth T,
1035, 1994 Belanger C, MacFadyen J, Bubes V, Manson JE,
Sesso HD, Buring JE. Vitamin E dan C dalam
28Melhus H, Michaelsson K, Kindmard A, Bergström
pencegahan prostat dan kanker total pada
R, Holmberg L, Mallmin H, Wolk A, Ljunghall S.
pria: Studi Kesehatan Dokter II uji coba
Asupan vitamin A yang berlebihan dikaitkan
terkontrol secara acak.JAMA 301:52–62, 2009
dengan berkurangnya kepadatan mineral tulang
dan peningkatan risiko patah tulang pinggul. Ann
Intern Med 129:770–778, 1998 40Bjelakovic G, Nikolova D, Gluud LL, Simonetti
RG, Gluud C. Kematian dalam uji coba acak
29Rothman KJ, Moore LL, Penyanyi MR,
suplemen antioksidan untuk pencegahan
Nguyen U-SDT, Mannino S, Milunsky A:
primer dan sekunder: tinjauan sistematis dan
Teratogenisitas asupan vitamin A yang
meta-analisis. JAMA 297:842–857, 2007
tinggi. N Engl J Med 333:1369–1373, 1995
30Russo GT, Di Benedetto A, Giorda C, Alessi
41Lonn E, Bosch J, Yusuf S, Sheridan P, Pogue
E, Crisafulli G, Ientile R, Di Cesare E, Jacques
J, Arnold JM, Ross C, Arnold A, Sleight
PF, Raimondo G, Cucinotta D: Korelasi total
P, Probstfield J, Dagenais GR; HOPE and HOPE-
Diunduh dari http://diabetesjournals.org/spectrum/article-pdf/22/4/214/503705/214.pdf oleh tamu pada 03 Januari 2022
konsentrasi plasma homosistein pada
TOO Trial Investigators: Efek suplementasi
diabetes tipe 2. Investasi Eur J Clin 34:197–
vitamin E jangka panjang pada kejadian
204, 2004
kardiovaskular dan kanker: uji coba terkontrol
31Albert CM, Cook NR, Gaziano JM, Zaharris E, secara acak.JAMA 293:1338–1347, 2005
MacFadyen J, Danielson E, Buring JE, Manson
42Yeh GY, Eisenberg DM, Kaptchuk TJ, Phillips RS.
JE: Pengaruh asam folat dan vitamin B pada
Tinjauan sistematis herbal dan suplemen makanan
risiko kejadian kardiovaskular dan kematian
untuk kontrol glikemik pada diabetes. Perawatan
total di antara wanita berisiko tinggi untuk
Diabetes 26:1277–1294, 2003
penyakit kardiovaskular: acak uji coba. JAMA
299:2027–2036, 2008 43Pittler MH, Ernst E. Suplemen makanan
untuk pengurangan berat badan: tinjauan
32Bønaa KH, Njølstad I, Ueland PM, Schirmer
sistematis. Am J Clin Nutr 79:529–536, 2004
H, Tverdal A, Steigen T, Wang H, Nordrehaug
JE, Arnesen E, Rasmussen K; Penyelidik 44Singh U, Jialal I. Suplementasi asam
Percobaan NORVIT: Penurunan homosistein alfa-lipoat dan diabetes. Nutr Rev
dan kejadian kardiovaskular setelah infark 66:646–657, 2008
miokard akut.N Engl J Med 354:1578–1588,
45Scott JA, King GL. Stres oksidatif dan
2006
pengobatan antioksidan pada diabetes. Ann
33Zhang SM, Cook NR, Albert CM, Gaziano JM, NY Acad Sci 1031:204–213, 2004
Buring JE, Manson JE: Pengaruh asam folat
46Evans JL, Goldfine ID, Maddux BA,
gabungan, vitamin B6, dan vitamin B12 pada
Grodsky GM. Stres oksidatif dan jalur
risiko kanker pada wanita: uji coba secara acak.
sinyal yang diaktifkan stres: hipotesis
JAMA 300:2012–2021, 2008
pemersatu diabetes tipe 2. Endokr Rev
Christen WG, Glynn RJ, Chew EY, Albert
34 23:599–622, 2002
CM, Manson JE: Perawatan kombinasi asam
Sesso HD, Buring JE, Christen WG, Kurth T,
47
folat, piridoksin, dan sianokobalamin dan
Belanger C, MacFadyen J, Bubes V, Manson JE,
degenerasi makula terkait usia pada
Glynn RJ, Gaziano JM: Vitamin E dan C dalam
wanita: Studi Kardiovaskular Antioksidan
pencegahan penyakit kardiovaskular pada
dan Asam Folat Wanita. Arch Intern Med
pria: Studi Kesehatan Dokter II secara acak
169:335–341, 2009
percobaan terkontrol. JAMA 300:2123–2133,
35Visalli N, Cavallo MG, Signore A, Baroni MG, 2008
Buzzetti R, Fioriti E, Mesturino C, Fiori R,
48Lee IM, Cook NR, Gaziano JM, Gordon D,
Lucentini L, Matteoli MC, Crinò A, Corbi S,
Ridker PM, Manson JE, Hennekens CH,
Spera S, Teodonio C, Paci F, Amoretti R,
Buring JE: Vitamin E dalam pencegahan
Pisano L , Suraci C, Multari G, Sulli N, Cervoni
utama penyakit kardiovaskular dan kanker:
M, De Mattia G, Faldetta MR, Boscherini B,
Studi Kesehatan Wanita: uji coba terkontrol
Pozzilli P. Uji coba acak multi-pusat dari dua
secara acak. JAMA 294:56–65, 2005
dosis nikotinamida yang berbeda pada pasien
dengan diabetes tipe 1 onset baru-baru ini 49Lembaga Kedokteran Badan Pangan dan
(IMDIAB VI). Diabetes Metab Res Rev 15:181– Gizi: Tabel DRI. Tersedia online dari http://
185, 1999 fnic.nal.usda.gov/nal_display/index. php?
info_center=4&tax_level=3&tax_
36Mooradian AD: Pengaruh askorbat dan
subject=256&topic_id=1342&level3_ id=5140
dehidroaskorbat pada pengambilan glukosa
jaringan. Diabetes 36:1001–1004, 1987
37Lin J, Cook NR, Albert C, Zaharris E, Gaziano
JM, Van Denburgh M, Buring JE, Manson JE: Joe M. Chehade, MD, adalah Associate
Vitamin C dan E dan suplementasi beta
Professor, Mae Sheikh-Ali, MD, adalah
karoten dan risiko kanker: uji coba terkontrol
secara acak. Institut Kanker J Natl 101:14–23, Asisten Profesor, dan Arshag D.
Mooradian, MD, adalah Profesor di
2009
Cook NR, Albert CM, Gaziano JM,
38
Departemen Kedokteran, Fakultas
Zaharris E, MacFadyen J, Danielson E, Kedokteran Universitas Florida di
Buring JE, Manson JE: A acak Jacksonville, Fla.
Spektrum Diabetes Jilid 22, Nomor 4, 2009