NIM : 21003297
JALUR : PPKHB SUMATERA UTARA
1
Jarak antara huruf yang satu dan huruf lain dalam satu kata harus konsisten. Jarak
antar kata harus lebih lebar dari pada jarak antar huruf.
Tebal tipis
Tebal tipis huruf harus konsisten. Pada awal menulis anak seharusnya dibiasakan
menulis dengan pensil dahulu, tidak dengan pulpen agar dapat dilihat konsistensi
tebal tipis tulisannya. Tebal tipis tulisan disebabkan ketidak konsistenan sikap
tubuh atau tangan saat menulis.
Tegak atau miring
Tegak atau miring tulisan juga harus konsisten. Huruf balok harus ditulis tegak
lurus pada garis, sedangkan huruf bersambung dapat bervariasi.
Kecepatan
Kecepatan menulis pada orang dewasa umumnya sebagai berikut :
Menyalin saja 80100 hpm (huruf per menit)
Menyalin huruf balok 75 hpm
Menyalin huruf bersambung 125 hpm
Menyalin angka 120 hpm
Kecepatan menulis berkembang dari kelas 1 (sangat lambat) sampai ke kelas yang
lebih tinggi (semakin cepat). Target kecepatan menulis huruf balok diperkirakan
sebagai berikut :
Kelas 1 = 25 hpm
Kelas 2 = 30 hpm
Kelas 3 = 38 hpm
Kelas 4 = 45 hpm
Kelas 5 = 60 hpm
Kelas 6 = 67 hpm
SMP = 74 hpm
Kebersihan dan kerapian tulisan
Tulisan yang kotor dan tidak rapi menunjukkan bahwa penulisnya (anak)
mengalami kesulitan menulis.
2
Persepsi Guru
Data yang ada: Sumber data bisa didapat dari berbagai sumber, antara lain: data
dari sekolah, latihan yang diberikan, tanggapan guru, dan contoh tugas harian.
Mengatur dan mengklasifikasikan informasi yang didapat melalui asesmen secara
tidak langsung, hasilnya akan valid dan menjadi hipotesa apabila telah melalui
asesmen secara langsung.
Lakukanlah pencatatan untuk menganalisa kesalahan dalam penulisan huruf yang
dilakukan oleh siswa.
b. Asesmen Langsung
Asesmen secara langsung terdiri dari 3 bagian tugas yang harus dipenuhi, yaitu:
Melakukan observasi terhadap siswa dalam melakukan pembelajaran di dalam
kelas.
Melakukan interview pada siswa.
Mengatur dan menjelaskan tes secara individual.
Form: Asesmen Handwriting
3
Anak dapat mengkopi bentuk kotak
Anak mampu mengimitasi garis diagonal ke bawah dan ke atas
dengan arah ke kiri
Anak mampu mengkopi garis diagonal ke bawah dan ke atas dengan
arah ke kiri
Anak mampu mengimitasi tanda X
Anak dapat mengkopi tanda X
Anak mampu mengimitasi bentuk segitiga
Anak dapat mengkopi bentuk segitiga
Anak mampu mengimitasi bentuk belah ketupat
Anak dapat mengkopi bentuk belah ketupat
4
10. Salam penutup surat
11. Lain-lain
B. Pemberian tanda baca
1. Titik
2. Koma
3. Tanda kutip
4. Tanda tanya
5. Tanda koma
6. Tanda seru
7. Tanda titik dua
8. Tanda penghubung
9. Tanda kurung
10. Tanda kurung kurawal
C. Sintaksis
1. Bagian-bagian percakapan
a. Kata kerja
b. Kata benda
c. Kata ganti
d. Kata sifat
e. Kata keterangan
f. Kata depan
g. Kata penghubung
h. Kata seru
2. Persetujuan
3. Kasus
4. Acuan kata ganti
5. Urutan/letak kata-kata
6. Paralelisme
7. Singkatan/jumlah
8. Paragraf
a. Kesiapan Menulis
Menulis memerlukan keterampilan pengendalian otot, koordinasi, mata tangan
dan diskriminasi sosial. Keterampilan ini disebut keterampilan dasar yang harus
dikembangkan sebelum anak memulai belajar menulis. Cara duduk, posisi kertas dan
cara memegang pensil juga harus diajarkan pada anak sebelum mulai menulis. Anak
harus duduk dikursi yang nyaman, dengan kedua telapak kaki rata pada lantai. Tinggi
meja harus memungkinkan anak meletakkan siku tangan kanan diatasnya dan tangan
kiri memegang buku tulis.
b. Menulis Huruf Balok
Tulisan balok mulai diperkenalkan di kelas 1 SD. Guru biasanya menunjukkan
cara menulis huruf di papan tulis, pada waktu menulis di papan tulis. Tinggi tulisan
anak seharusnya sejajar dengan matanya. Untuk menangani anak berkesulitan menulis
diperlukan 2 pendekatan, yaitu :
1) Pendekatan Mutisensori
5
Dengan pendekatan ini, anak melihat (cara menulis), mendengar (penjelasan cara
menulis) dan menelusuri contoh huruf. Tahap pengajarannya :
Guru menunjukkan huruf yang akan ditulis.
Guru menunjukkan nama huruf dan memperagakan.
Anak menelusuri huruf sambil mengucapkan keras-keras.
Anak menelusuri huruf dengan pensil.
Anak menyalin huruf di kertasnya.
2) Model Berangsur
Contoh huruf disajikan dengan tulisan sangat tebal, anak menelusurinya dengan
jari. Secara berangsur ketebalan huruf dikurangi, anak menelusurinya lagi,
kemudian menyalinnya di kertas. Pengurangan ketebalan contoh huruf secara
berangsur ini dapat berupa huruf dengan tulisan tipis, huruf dengan garis-garis
terputus dan huruf dengan titik sudut-sudutnya saja.
c. Tahap Transisi
Ada perbedaan pendapat tentang tulisan balok, tulisan bersambung dan masa
transisinya. Beberapa pakar menganjurkan agar anak tidak usah diajarkan menulis
bersambung. Alasannya menulis balok lebih sederhana, tulisan lebih mudah dibaca.
Akan tetapi ada pakar yang justru menganjurkan mengajarkan tulisan bersambung
lebih dulu. Ada beberapa tahap yang ditempuh oleh guru pada masa transisi ini, yaitu :
Kata-kata ditulis dalam huruf balok.
Hurufnya saling dihubungkan menggunakan garis putus-putus dengan pensil
warna.
Anak menelusuri huruf balok dan garis penghubungnya untuk membentuk huruf
bersambung.
d. Tulisan Bersambung
Pengajaran menulis bersambung dimulai setelah anak lancar membaca menulis
huruf balok. Pada tulisan bersambung, huruf dalam satu kata digabungkan dengan
garis penghubung. Kegiatan ini membutuhkan lebih banyak gerak halus (manipulasi
jari-jari tangan). Teknik yang dipakai untuk mengajar menulis huruf balok yaitu
pendekatan multi sensori dan teknik berangsur. Berdasarkan penelitian kasus terbesar
tulisan anak tidak terbaca terjadi pada tulisan bersambung.