Anda di halaman 1dari 6

NAMA : MAY LENY

NIM : 21003297
JALUR : PPKHB SUMATERA UTARA

Mata kuliah : Anak Kesulitan Belajar


Semester : Juli-Desember 2021
Sks : 3 SKS
Tugaske : 9
Tujuantugas : Resume
WaktuPelaksanaantugas : Setiap pertemuan
Waktupenyerahantugas : Setiap pertemuan
Uraiantugas :

1. PENGERTIAN ASESMEN KESULITAN MENULIS


Menurut Lerner (1985: 402) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan anak
untuk menulis, yakni : motorik, perilaku, persepsi, memori, kemampuan melaksanakan
cross modal, penggunaan tangan yang dominan, kemampuan memahami instruksi.
a. Jenis Kesulitan Menulis
 Terlalu lamban dalam menulis.
 Salah arah pada penulisan huruf dan angka.
 Terlalu miring.
 Jarak antara huruf tidak konsisten.
 Tulisan kotor.
 Tidak tepat dalam mengikuti garis horizontal.
 Bentuk huruf atau angka tidak terbaca.
 Tekanan pensil tidak tepat.
 Ukuran tulisan terlalu besar atau kecil.
b. Mengamati Proses Menulis
Untuk keterampilan menulis, asesmen yang paling praktis adalah menganalisis
sampel hasil tulisan anak. Disarankan agar diperoleh paling tidak 3 sampel tulisan
anak yaitu, tulisan dalam kondisi normal, tulisan terbaik, tulisan tercepat.
c. Analisis Sampel Tulisan
Ada beberapa aspek yang harus diamati dalam analisis tersebut :
 Bentuk kata
Untuk memeriksa bentuk kata, guru dapat menggunakan karton/kertas manila
ukuran 3 x 5 cm. ditengah karton dibuat sebuah lubang berbentuk lingkaran
dengan ukuran sedikit lebih besar dari huruf. Karton ini berfungsi sebagai
kacamata untuk meneropong pada setiap huruf pada sampel tulisan anak.
 Ukuran, letak dan proporsi huruf
Ukuran dan proporsi huruf dapat dilihat dengan membandingkannya dengan huruf
lain. Tinmggi huruf l, d, atau k misalnya, harus dua kali lebih tinggi dari huruf a, u,
o, n. Tinggi huruf t adalah satu setengah kali tinggi badannya. Panjang kaki huruf
g, p, j adalah setengah kali tinggi badannya. Ukuran dan proporsi juga berlaku
untuk lebar huruf, huruf i, n, dan m tampak berbeda lebarnya, letak huruf
seharusnya rata pada garis dasar.
 Jarak

1
Jarak antara huruf yang satu dan huruf lain dalam satu kata harus konsisten. Jarak
antar kata harus lebih lebar dari pada jarak antar huruf.
 Tebal tipis
Tebal tipis huruf harus konsisten. Pada awal menulis anak seharusnya dibiasakan
menulis dengan pensil dahulu, tidak dengan pulpen agar dapat dilihat konsistensi
tebal tipis tulisannya. Tebal tipis tulisan disebabkan ketidak konsistenan sikap
tubuh atau tangan saat menulis.
 Tegak atau miring
Tegak atau miring tulisan juga harus konsisten. Huruf  balok harus ditulis tegak
lurus pada garis, sedangkan huruf bersambung dapat bervariasi.
 Kecepatan
Kecepatan menulis pada orang dewasa umumnya sebagai berikut :
Menyalin saja                               80100   hpm (huruf per menit)
Menyalin huruf balok                         75   hpm
Menyalin huruf bersambung            125   hpm
Menyalin angka                                120   hpm
Kecepatan menulis berkembang dari kelas 1 (sangat lambat) sampai ke kelas yang
lebih tinggi (semakin cepat). Target kecepatan menulis huruf balok diperkirakan
sebagai berikut :
Kelas 1           = 25 hpm
Kelas 2           = 30 hpm
Kelas 3           = 38 hpm
Kelas 4           = 45 hpm
Kelas 5           = 60 hpm
Kelas 6           = 67 hpm
SMP               = 74 hpm
 Kebersihan dan kerapian tulisan
Tulisan yang kotor dan tidak rapi menunjukkan bahwa penulisnya (anak)
mengalami kesulitan menulis.

2. ASESMEN KESULITAN MENULIS


Tujuan utama dalam pengajaran menulis adalah keterbacaan. Untuk dapat
mengkomunikasikan pikiran dalam bentuk tertulis, pertama-tama anak harus dapat
menulis dengan mudah dan dapat dibaca. Oleh karena itu, perlu dilakukan asesmen.
Asesmen itu sendiri dapat dilakukan secara tidak langsung dan asesmen langsung.
A. Asesmen Tidak Langsung
 Untuk melakukan asesmen tidak langsung terhadap anak, kita dapat
mengumpulkan informasi-informasi penting mengenai kemampuan mengeja dan
menulis melalui asesmen secara langsung.
 Analisa yang dilakukan harus relevan antara data yang ada dengan observasi
langsung atau tidak teridentifikasi melalui observasi langsung yang didapat dan
telah memenuhi informasi-informasi penting sebagai hipotesa akhir.

2
 Persepsi Guru
 Data yang ada: Sumber data bisa didapat dari berbagai sumber, antara lain: data
dari sekolah, latihan yang diberikan, tanggapan guru, dan contoh tugas harian.
 Mengatur dan mengklasifikasikan informasi yang didapat melalui asesmen secara
tidak langsung, hasilnya akan valid dan menjadi hipotesa apabila telah melalui
asesmen secara langsung.
 Lakukanlah pencatatan untuk menganalisa kesalahan dalam penulisan huruf yang
dilakukan oleh siswa.
b. Asesmen Langsung
Asesmen secara langsung terdiri dari 3 bagian tugas yang harus dipenuhi, yaitu:
 Melakukan observasi terhadap siswa dalam melakukan pembelajaran di dalam
kelas.
 Melakukan interview pada siswa.
 Mengatur dan menjelaskan tes secara individual.

Form: Asesmen Handwriting

Tanggal Tahap Perkembangan Tanggal


Asesmen Dicapai
Anak memasukkan krayon ke mulut dan meremas kertas
Anak menusukkan krayon ke kertas
Anak dapat mencoret scribbles secara acak
Anak dapat membuat coretan scribble secara spontan dengan arah
vertikal
Anak dapat membuat coretan scribble secara spontan dengan arah
vertikal
Anak dapat membuat scribble secara spontan dengan arah memutar
Anak dapat mengimitasi scribble dengan arah horisontal
Anak dapat mengimitasi scribble dengan arah vertikal
Anak dapat mengidentifikasikan posisi: kanan – kiri
Anak dapat mengidentifikasikan posisi: atas – bawah
Anak dapat mengidentifikasikan posisi: tengah
Anak mampu mengimitasi garis horisontal
Anak mampu mengimitasi garis vertikal
Anak mampu mengimitasi garis melingkar
Anak mampu mengkopi garis horizontal
Anak mampu mengkopi garis vertical
Anak mampu mengkopi lingkaran
Anak mampu mengimitasi tanda plus
Anak mampu mengkopi tanda plus
Anak mampu mengimitasi garis diagonal ke bawah dan ke atas
dengan arah ke kanan
Anak mampu mengkopi garis diagonal ke bawah dan ke atas dengan
arah ke kanan
Anak mampu mengimitasi bentuk kotak

3
Anak dapat mengkopi bentuk kotak
Anak mampu mengimitasi garis diagonal ke bawah dan ke atas
dengan arah ke kiri
Anak mampu mengkopi garis diagonal ke bawah dan ke atas dengan
arah ke kiri
Anak mampu mengimitasi tanda X
Anak dapat mengkopi tanda X
Anak mampu mengimitasi bentuk segitiga
Anak dapat mengkopi bentuk segitiga
Anak mampu mengimitasi bentuk belah ketupat
Anak dapat mengkopi bentuk belah ketupat

Daftar Cek untuk Mengukur Kemampuan Menulis  Ekspresif yang Dikembangkan oleh


Poteet (Lovitt, 1989:225)
Nama Siswa    : ……………………………….
Kelas               : ……………………………….
Nama Guru     : ……………………………….
ST T C R Ket
I. Keindahan Tulisan
A.    Jarak pada halaman
B.     Jarak antarkalimat
C.     Jarak tiap kata
D.    Jarak tiap kata
E.     Kemiringan huruf
F.      Bentuk huruf
G.    Tekanan pada kertas
H.    Cara memegang pensil
Ejaan (. . .% salah eja)
A.    Salah menyebutkan
B.     Penyisipan huruf
C.     Penghilangan huruf
D.    Penggantian huruf
E.     Mengeja huruf
F.      Kebingungan arah
G.    Kontrol vokal
H.    Orientasi huruf
I.       Urutan
J.       Lain-lain
  Tata Bahasa
A.    Huruf capital
1.      Kata benda nama diri
2.      Kata sifat yang tepat
3.      Kata pertama tiap kalimat
4.      Kata pertama tiap syair
5.      Kata pertama tiap kutipan
6.      Gelar kebangsawanan
7.      Gelar pribadi
8.      Personifikasi
9.      Salam pembuka surat

4
10.  Salam penutup surat
11.  Lain-lain
B.     Pemberian  tanda baca
1.      Titik
2.      Koma
3.      Tanda kutip
4.      Tanda tanya
5.      Tanda  koma
6.      Tanda seru
7.      Tanda titik dua
8.      Tanda penghubung
9.      Tanda kurung
10.  Tanda kurung kurawal
C.     Sintaksis
1.      Bagian-bagian percakapan
a.       Kata kerja
b.      Kata benda
c.       Kata ganti
d.      Kata sifat
e.       Kata keterangan
f.       Kata depan
g.      Kata penghubung
h.      Kata seru
2.      Persetujuan
3.      Kasus
4.      Acuan kata ganti
5.      Urutan/letak kata-kata
6.      Paralelisme
7.      Singkatan/jumlah
8.      Paragraf

3. PENGEMBANGAN ASESMEN KESULITAN BELAJAR MENULIS

a. Kesiapan Menulis
Menulis memerlukan keterampilan pengendalian otot, koordinasi, mata tangan
dan diskriminasi sosial. Keterampilan ini disebut keterampilan dasar yang harus
dikembangkan sebelum anak memulai belajar menulis. Cara duduk, posisi kertas dan
cara memegang pensil juga harus diajarkan pada anak sebelum mulai menulis. Anak
harus duduk dikursi yang nyaman, dengan kedua telapak kaki rata pada lantai. Tinggi
meja harus memungkinkan anak meletakkan siku tangan kanan diatasnya dan tangan
kiri memegang buku tulis.
b. Menulis Huruf Balok
Tulisan balok mulai diperkenalkan di kelas 1 SD. Guru biasanya menunjukkan
cara menulis huruf di papan tulis, pada waktu menulis di papan tulis. Tinggi tulisan
anak seharusnya sejajar dengan matanya. Untuk menangani anak berkesulitan menulis
diperlukan 2 pendekatan, yaitu :
1) Pendekatan Mutisensori

5
Dengan pendekatan ini, anak melihat (cara menulis), mendengar (penjelasan cara
menulis) dan menelusuri contoh huruf. Tahap pengajarannya :
 Guru menunjukkan huruf yang akan ditulis.
 Guru menunjukkan nama huruf dan memperagakan.
 Anak menelusuri huruf sambil mengucapkan keras-keras.
 Anak menelusuri huruf dengan pensil.
 Anak menyalin huruf di kertasnya.
2) Model Berangsur
Contoh huruf disajikan dengan tulisan sangat tebal, anak menelusurinya dengan
jari. Secara berangsur ketebalan huruf dikurangi, anak menelusurinya lagi,
kemudian menyalinnya di kertas. Pengurangan ketebalan contoh huruf secara
berangsur ini dapat berupa huruf dengan tulisan tipis, huruf dengan garis-garis
terputus dan huruf dengan titik sudut-sudutnya saja.
c. Tahap Transisi
Ada perbedaan pendapat tentang tulisan balok, tulisan bersambung dan masa
transisinya. Beberapa pakar menganjurkan agar anak tidak usah diajarkan menulis
bersambung. Alasannya menulis balok lebih sederhana, tulisan lebih mudah dibaca.
Akan tetapi ada pakar yang justru menganjurkan mengajarkan tulisan bersambung
lebih dulu. Ada beberapa tahap yang ditempuh oleh guru pada masa transisi ini, yaitu :
 Kata-kata ditulis dalam huruf balok.
 Hurufnya saling dihubungkan menggunakan garis putus-putus dengan pensil
warna.
 Anak menelusuri huruf balok dan garis penghubungnya untuk membentuk huruf
bersambung.
d. Tulisan Bersambung
Pengajaran menulis bersambung dimulai setelah anak lancar membaca menulis
huruf balok. Pada tulisan bersambung, huruf dalam satu kata digabungkan dengan
garis penghubung. Kegiatan ini membutuhkan lebih banyak gerak halus (manipulasi
jari-jari tangan). Teknik yang dipakai untuk mengajar menulis huruf balok yaitu
pendekatan multi sensori dan teknik berangsur. Berdasarkan penelitian kasus terbesar
tulisan anak tidak terbaca terjadi pada tulisan bersambung.

Anda mungkin juga menyukai