Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL DESAIN INOVATIF

Relaksasi Nafas Dalam untuk Nyeri

Nama : Siti Shania Mastura

NIM : P1337420921248

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen nyeri merupakan salah satu cara yang digunakan dibidang kesehatan untuk

mengatasi nyeri yang dialami oleh pasien. Pemberian analgesik biasanya dilakukan untuk

mengurangi nyeri. Teknik relaksasi merupakan salah satu metode manajemen nyeri non

farmakologi dalam strategi penanggulangan nyeri, disamping metode TENS

(Transcutaneons Electric Nerve Stimulation), biofeedack, plasebo dan distraksi.

Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress, karena dapat

mengubah 2 persepsi kognitif dan motivasi afektif pasien. Teknik relaksasi membuat

pasien dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan

emosi pada nyeri (Potter & Perry, 2005). Menurut Carpenito (2000) kebutuhan rasa

nyaman adalah suatu keadaan yang membuat seseorang merasa nyaman, terlindungi dari

ancaman psikologis, bebas dari rasa sakit terutama nyeri. Perubahan rasa nyaman akan

menimbulkan perasaan yang tidak enak atau tidak nyaman dalam berespon terhadap

stimulus yang berbahaya. Rasa nyeri merupakan stresor yang dapat menimbulkan stress

dan ketegangan dimana individu dapat berespon secara biologis dan perilaku yang

menimbulkan respon fisik dan psikis. Respon fisik meliputi perubahan keadaan umum,

wajah, denyut nadi, pernafasan, suhu badan, sikap badan, dan apabila nafas makin berat

dapat menyebabkan kolaps kardiovaskuler dan syok, sedangkan respon psikis akibat

nyeri dapat merangsang respon stress yang dapat mengurangi sistem imun dalam
peradangan, serta menghambat penyembuhan respon yang lebih parah akan mengarah

pada ancaman merusak diri sendiri (Corwin, 2001).

Pemberian analgesik dan pemberian narkotik untuk menghilangkan nyeri tidak terlalu

dianjurkan karena dapat mengaburkan diagnosa (Sjamsuhidajat, 2005). Perawat berperan

dalam mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan pasien dan membantu serta menolong

pasien dalam memenuhi kebutuhan tersebut termasuk dalam manejemen nyeri

(Lawrence, 2002). Secara garis besar ada dua manajemen untuk mengatasi nyeri yaitu

manajemen farmakologi dan manajemen non farmakologi.

B. Tujuan

Tujuan teknik relaksasi napas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasialveoli,

memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkanefesiensi batuk,

mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitumenurunkan intensitas nyeri

dan menurunkan kecemasan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Tekhnik relaksasi adalah suatu tekhnik merilekskan ketegangan otot yangdapat

menunjang nyeri (Brunner dan Suddarth, 2002 : 233) Teknik Relaksasi merupakan

metode yang efektif terutama pada pasienyang mengalami nyeri kronis. Latihan

pernafasan dan teknik relaksasimenurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan,

frekuensi jantung, danketegangan otot, yang menghentikan siklus nyeri-ansietas-

ketegangan otot (McCaffery, 1998). Relaksasi merupakan metode efektif untuk

mengurangi rasa nyeri pada klien yang mengalami nyeri kronis.

Relaksasi yang dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh dan kecemasan

sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri.Teknik relaksasi nafas dalam

merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan,yang dalam hal ini perawat mengajarkan

kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi

secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat

menurunkan intensitas nyeri,teknik relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan

ventilasi paru danmeningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002). Dari

pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa relaksasi merupakan metode efektif untuk

menurunkan nyeri yang merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan dengan mekanismenya yang menghentikan siklus nyeri.


B. Mekanisme

Slow deep breathing secara teratur akan meningkatkan sensitivitas baroreseptor

dan mengeluarkan neurotransmitter endorphin sehingga mengstimulasi respons saraf

otonom yang berpengaruh dalam menghambat pusat simpatis (meningkatkan aktivitas

tubuh) dan merangsang aktivitas parasimpatis (menurunkan aktivitas tubuh atau

relaksasi). Apabila kondisi ini terjadi secara teratur akan mengaktivasi cardiovasculer

contro center (CCC) yang akan menyebabkan penurunan heart rate, stroke volume,

sehingga menurunkan cardiac output, proses ini memberikan efek menurunkan tekanan

darah Johan (2000 dalam Tahu, 2015).

Proses fisiologi terapi nafas dalam (deep breathing) akan merespons

meningkatkan aktivitas baroreseptor dan dapat mengurangi aktivitas keluarnya saraf

simpatis dan terjadinya penurunan kontraktilitas, kekuatan pada setiap denyutan

berkurang, sehingga volume sekuncup berkurang, terjadi penurunan curah jantung.

C. Teknik/Cara

1. Cuci tangan

2. Jelaskan prosedur yang akan kita lakukan pada pasien. 

3. Ciptakan lingkungan yang tenang

4. Usahakan tetap rileks dan tenang

5. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui

hitungan 1,2,3

6. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas

dan bawah rileks

7. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali


8. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara

perlahan-lahan

9. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks

10. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam

11. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri

12. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang

13. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.

14. Lakukan evaluasi

15. Cuci tangan


BAB III
METODOLOGI

A. Topik
Manajemen nyeri
B. Subtopic
Teknik relaksasi napas dalam
C. Tujuan Umum
Untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri
D. Tujuan khusus
Mengurangi tingkat nyeri pada perut pasien
E. Waktu
Hari/tanggal : Rabu / 23 Maret 2022
Pukul : 11.00 WIB
F. Tempat
Di tempat tidur pasien ( Ruang Thursina 2 - K4B5)
G. Media
Kertas, Pulpen
H. Prosedur Operasional Tindakan Relaksasi Nafas Dalam

1. Pengertian :
Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yang mengalami
nyeri kronis. Rileks sempurna yang dapat mengurangi ketegangan otot, rasa
jenuh, kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulasi nyeri. Ada tiga hal yang
utama dalam teknik relaksasi
a. Posisikan pasien dengan tepat
b. Pikiran beristirahat
c. Lingkungan yang tenang
2. Tujuan
Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeri. Indikasi : Dilakukan untuk pasien yang
mengalami nyeri kronis.
3. Prosedur pelaksanaan
a. Tahap prainteraksi
1) Membaca status pasien
2) Mencuci tangan
3) Menyiapkan alat

b. Tahap orintasi
1) Memberikan salam teraupetik
2) Validasi kondisi pasien
3) Menjaga privacy pasien
4) Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien
dan keluarga

c. Tahap kerja
1) Memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya bila ada sesuatu yang
kurang dipahami/jelas
2) Atus posisi pasien agar rileks tanpa adanya beban fisik
3) Instruksikan pasien untuk melakukan tarik napas dalam sehingga rongga
paru berisi udara, intruksikan pasien dengan cara perlahan.
4) Menghembuskan udara membiarkannya keluar dari setiap anggota tabuh,
pada saat bersamaan minta pasien untuk memusatkan perhataiannya pada
sesuatu hal yang indah dan merasakan betapa nikmatnya rasanya
5) Instruksikan pasien buat bernafas dengan irama normal beberapa saat (1-2)
menit
6) Instruksikan pasien untuk kembali menarik nafas dalam, kemudian
menghembuskannya dengan cara perlahan
7) Merasakan saat ini udara mulai mengalir dari tangan, kaki menuju keparu-
paru seterusnya rasakan udara mengalir keseluruh bagian anggota tubuh
8) Minta pasien untuk memusatkan perhatian pad kaki dan tangan dan
merasakan keluar dari ujung-ujung jari tangan dan kaki dan rasakan
kehangatannya
9) Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki dan tangan, udara
yang mengalir dan merasakan keluar dari ujung-ujung jari tangan dan kai dan
rasakan kehangatanya
10) Instruksiakan pasien untuk mengulani teknik-teknik ini apa bila rasa nyeri kembali
lagi
11) Setelah pasien merasakan ketenangan, minta pasien untuk melakukan secara
mandiri

d. Tahap terminasi
1) Evaluasi hasil kegiatan
2) Lakukan kontrak untuk kegistsn selanjutnya
3) Akhiri kegiatan dengan baik
4) Cuci tangan

e. Dokumentasi
1) Catat waktu pelaksaan tindakan
2) Catat respon pasien
3) Paraf dan nama perawat juga

(Sumber: Murni, 2014)


DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia 1. Jakarta: Salemba Medika.


Priharjo, R. (2003). Perawatan nyeri. Jakarta. EGC.
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8 Vol.1. Alih Bahasa : Agung
waluyo. Jakarta. EGC.
Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. Buku ajar keperawatan medikal-bedah Brunner & Suddarth (Edisi
8). Jakarta: EGC.
Tamsuri, A. (2006). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC
Teknik relaksasi nafas dalam. [diunduh pada tanggal 22 Maret 2022] tersedia
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/1497/8/LAMPIRAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai