PENDAHULUAN
Perencanaan strategis didefinisikan sebagai proses penilaian yang berorientasi masa depan,
penetapan tujuan, dan membangun strategi yang memetakan jalur eksplisit antara sekarang dan
visi masa depan, yang bergantung pada pertimbangan cermat tentang kemampuan organisasi dan
lingkungan, alokasi sumber daya berbasis prioritas dan keputusan lainnya (Californis State
Departement of finance, 1998). Pendapat lain tentang rencana strategis didefinisikan sebgai suatu
prosese yang digunakan untuk menelaah situasi dan mengembangkan tata cara pengambilan
keputusan di dalam suatu organisasi. Hasil dari suatu proses perencanaan strategis adalah suatu
rencana atau strategi. Filosofi yang menghubungkan perencanaan strategis dengan keputusan
operasional rutin organisasi dalam pengelolaannya disebut manajemen strategis (Duncan,1996;
Ayuningtyas, 2015), sehingga dapat disimpulkan bahwa perencanaan strategis merupakan bagian
dari manajemen strategis, yang mengacu pada masa depan suatu organisasi.
Suatu organisasi dapat bergerak dengan baik apabila memiliki pedoman dengan perencanaan
yang matang. Perencanaan ini dilakukan melalui penilaian, evaluasi, dan pengambilan keputusan
yang menghasilkan pedoman kerja bagi organisasi untuk kurun waktu 3 sampai 5 tahun ke depan
yang dikenal dengan nama perencanaan strategis. Dasar dari perencanaan strategis adalah
kemampuan organisasi dalam mengelola dan mengidentifikasi kelemahan secara internal untuk
melakukan perubahan perencanaan dan manajemen secara cepat dan tepat. Hal ini merupakan
upaya agar organisasi tetap berjalan strategis dan relevan. (Miftahudin, 2000)
RS “X” adalah rumah sakit umum kelas A yang memiliki kemampuan dalam memberikan
pelayanan medik umum, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik spesialis dasar, pelayanan
spesialis penunjang medik, pelayanan medik spesialis lain, pelayanan medik spesialis gigi mulut,
pelayanan medik subspesialis, pelayanan keperawatan dan kebidanan, pelayanan penunjang
klinik, dan pelayanan penunjang non klinik (PMK no. 340/MENKES/PER/III/2010). Selain
memberikan layanan unggulan, RS “X” juga mengintegrasikan pelayanannya dengan pendidikan
dan riset demi menciptakan pelayanan unggul dan paripurna.
Memperhatikan pentingnya integrasi pendidikan, layanan dan riset yang unggul dalam
menghadapi tantangan yang berkembang di masa mendatang, maka diperlukan dokumen rencana
strategis pada tahun 2020-2024. Dokumen renstra ini diharapkan akan menentukan arah dan
prioritas strategi RS “X” dalam mengemban misi dan mencapai visi organisasi.
1.2 Tujuan
Tujuan rencana strategis tahun 2020-2024 yang disusun RS “X” adalah :
1.2.1 Menjabarkan Visi dan Misi serta Kebijakan RS
1.2.2 Menjadi pedoman penyusunan Program, Rencana Kerja tahunan dan lima tahunan RS
1.2.3 Memberikan pedoman dalam penyusunan evaluasi kinerja RS
Saat ini isu yang dihadapi adalah tentang kekurangan pegawai. Setiap dinyatakan tentang
bagaimana kinerja perawat selalu yang menjadi masalah adalah adanya kekurangan perawat. Hal
ini tentunya patut menjadi prioritas bagi RS kedepan bagaimana menata proporsi jumlah
perawat, meningkatkan kompetensi, penanganan kedisplinan dan pendayagunaan perawat yang
memiliki jabatan fungsional kembali kepada fungsi-fungsi fungsionalnya.
BAB III
RS “X” Jakarta mencanangkan visi tahun 2020-2024 “menjadi rumah sakit yang dapat
menciptakan pengalaman yang istimewa untuk semua”
Sedangkan misi RS “X” Jakarta adalah:
1. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu serta terjangkau oleh semua
lapisan masyarakat.
2. Menyelenggarakan pendidikan yang menghasilkan lulusan unggul, berbasis riset dalam
rumah sakit bertaraf internasional.
3. Melaksanakan penelitian bertaraf internasional, lintas disiplin untuk mengatasi dan
mengantisipasi masalah kesehatan di masa depan.
4. Berperan aktif membantu pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam bidang
pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian kesehatan.
5. Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang terintegrasi, efektif, efisien, dan akuntabel,
sehingga terwujud pertumbuhan finansial serta manajemen yang handal.
Infinite: sesuatu diatas harapan pelanggan. Kontinum kepuasan: basic – expected – desired –
beyond expectation (infinite).
Bagi Pasien: layanan yang cepat, aman, ramah, worth it, berbasis evidence, nyaman, empati dan
unik/ inovatif pada saat pra, durante dan paska layanan.
Bagi Tenaga Kesehatan: beban kerja yang seimbang, memberikan kesejahteraan, merasa
dihargai, mendapatkan pelatihan kompetensi dan peluang pengembangan karir dan profesi yang
menarik.
Bagi Masyarakat: secara proaktif memberikan promosi kesehatan, mampu membantu
masyarakat mencegah timbulnya penyakit, menurunkan angka kejadian sakit, menciptakan
perilaku hidup sehat, meningkatkan kualitas hidup (cerdas dan produktif)
Bagi Staf Medik: budaya kolegial, sarana kerja yang mendukung, beban kerja yang seimbang
(pendidikan, penelitian & pelayanan), memberikan kesejahteraan, kondusif untuk berkarya dan
difasilitasi untuk aktualisasi pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi kedokteran.
Bagi Peserta Didik: pelaksanaan pendidikan dan penelitian yang bermutu dengan standar
internasional, suasana yang nyaman dan apresiatif dan pengalaman belajar 1). Dengan para pakar
berlandaskan profesionalisme, 2) Dalam berbagai setting pelayanan kesehatan, 3) Dengan
teknologi terkini, 4) Dalam penanganan kasus-kasus khusus.
RS “X” memiliki motto: “Menolong Memberikan yang Terbaik“. Budaya rumah sakit meliputi
Integritas (keselarasan antara perkataan dan perbuatan sesuai etika, moral, dan kemanusiaan),
Profesionalisme (kompeten dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas), kepedulian
(melayani dengan empati, tulus dan peduli), kolaborasi (bekerjasama secara terpadu dalam
kesetaraan untuk mencapai tujuan bersama), dan keunggulan (menghasilkan yang terbaik secara
kreatif, inovatif dan berkelanjutan).
3 Sarana dan Sarana dan prasarana penunjang - Sarana dan prasarana penunjang
prasarana yang asuhan keperawatan dan sarana pelayanan masih belum optimal
dimiliki untuk yang lengkap digunakan
Analisis SWOT
Kekuatan
1. Rumah sakit pendidikan milik universitas terbaik di Indonesia
2. Memiliki tenaga keperawatan yang handal dan kompetensi yang spesifik
3. Adanya jenis pelayanan keperawatan yang holistik dan spesialistik dengan kasus yang
beragam
4. Sistem pemberian asuhan keperawatan yang profesional (metode primary nursing)
modifiasi tim
5. Sebagai pusat pendidikan dan pelatihan keperawatan tingkat Nasional
6. Adanya sistem jenjang karir perawat yang jelas
7. Dokumentasi manajemen keperawatan berbasis IT (penilaian kinerja, data dan mapping
staf, pelaporan mutu dan insiden)
Kelemahan
1. Adanya turnover perawat dan Program retensi staf keperawatan yang belum optimal
2. Sarana dan prasarana penunjang asuhan keperawatan dan sarana untuk staf terbatas,
termasuk pemeliharaannya
3. Banyaknya kegiatan non nursing job yang masih diberikan kepada Tenaga Keperawatan
4. Dokumentasi asuhan keperawatan belum berbasis IT
5. Soft skill staf keperawatan belum memadai
6. Meningkatnya biaya operasional, penetapan tarif dan biaya pelayanan yang tidak sesuai
7. Terbatasnya penelitian operasional untuk membantu manajemen yang tepat untuk rumah sakit
Peluang
1. Banyaknya permintaan kerjasama dalam pendidikan, pelatihan, dan pelayanan
keperawatan dari lembaga luar
2. Perkembangan sistem manajemen informasi keperawatan berbasis IT (Asuhan dan
Pelayanan)
3. Meningkatnya penawaran beasiswa keperawatan dari dalam dan luar negeri
4. Adanya regulasi profesi keperawatan dalam legalitas profesi keperawatan
Ancaman
1. Adanya MEA yang memungkinkan tenaga keperawatan asing bekerja di Indonesia
2. Tingginya kompetisi dengan beberapa RS swasta
3. Tidak jelasnya jumlah dan waktu distribusi pembiayaan (dari BPJS dan Kementerian
Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi )
3.1 Matriks External Factors Evaluation (EFE) dan Internal Factors Evaluation (IFE)
Tabel 3.3 Matriks Internal Factors Evaluation (IFE)
Skor
Rating
No Faktor KEKUATAN Kritis Bobot (Bobot) x
(Skala 1-4)
(Rating)
Skor Faktor
0,56 2,09
KEKUATAN:
Skor
Rating
No Faktor KELEMAHAN Kritis Bobot (Bobot)x
(Skala 1-4)
(Rating)
Adanya turnover perawat dan Program retensi staf keperawatan
1 yang belum optimal 0.08 2 0.16
1,00
Total Skor IFE: 3.13
Rating Skor
No Faktor PELUANG Kritis Bobot
(Skala 1-4) (Bobot)x (Rating)
Banyaknya permintaan kerjasama dalam
pendidikan, pelatihan, dan pelayanan keperawatan
1
dari lembaga luar 0.15 4 0.6
Skor Faktor
0.62 PELUANG: 2.13
Rating Skor
No Faktor ANCAMAN Kritis Bobot
(Skala 1-4) (Bobot)x (Rating)
Adanya MEA yang memungkinkan tenaga
1 keperawatan asing bekerja di Indonesia 0.12 2 0.24
I II III
3,0
IV V VI
EFE
2,0
VII VIII IX
1,0
Berdasarkan matriks I-E, Keperawatan RS “X” terletak pada Sel I (satu) yang berarti termasuk
dalam kategori GROW and BUILD. EFE (sumbu Y) 3,03 yang menunjukkan Keperawatan RS
“X” berada dalam lingkungan eksternal dimana peluang lebih besar dari ancaman, atau dapat
dikatakan Keperawatan RS “X” mampu merespon dengan baik terhadap peluang-peluang yang
ada dan menghindari ancaman dari luar. IFE (sumbu A) 3,13 menunjukkan bahwa Keperawatan
RS “X” berada pada posisi internal yang kuat.
Strategi yang dipergunakan untuk kategori grow and build adalah:
1. Strategi intensif: market penetration (mencoba memberikan pelayanan yang lebih baik
terhadap pelanggan yaitu mencapai infinite experience atau pengalaman istimewa untuk
semua yang bersentuhan dengan layanan dan asuhan keperawatan di RS X, market
develompent (mengembangkan layanan-layanan baru dan unggulan )
2. Strategi integrative (backward integration, forward integration dan horizontal integration)
yaitu berkembang di sepanjang saluran distribusi operasi inti
3. Stabilisasi: dengan cara peningkatan (melalui program-program inovatif dalam manajemen
dan asuhan keperawatan serta pengembangan sistem peningkatan kompetensi staf
keperawatan)
Tabel 3.6 Sasaran Strategis yang dikelompokkan dalam Balance Score Card
PERSPEKTIF
SASARAN STRATEGIS
(Balance Scorecard)
Terwujudnya kendali biaya dalam pelayanan dan asuhan
Financial
keperawatan
Customer Terwujudnya kepuasan stakeholders
Terwujudnya management of care dan management of service yang
Internal Business Process akuntabel dan berbasis keselamatan pasien dan staf
Terwujudnya penerapan standar mutu dan keselamatan
Terwujudnya SDM Keperawatan yang memiliki kompetensi
komprehensif dan kinerja yang unggul
Learning and Growth Terwujudnya lingkungan kerja yang nyaman (the best place to
work)
Terwujudnya sistem manajemen pelayanan dan asuhan keperawatan
berbasis IT
BAB IV
Waktu Pencapaian
No Aspek Strategi Sasaran Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
5. Rancangan kebutuhan
keuangan recritmen dan
seleksi
2. Jumlah SDM 5 3 1 0 0
perawat yang terkena org org org org org
hukuman displin
5.Alur/tata kelola
pengendalian
pencegahan infeksi
5. Jumlah SDM 10 10 10 10 10
perawat yang org org org org org
mengikuti
pendidikan dan
pelatihan manajerial
pada jenjang perawat
manajer
2. Adanya modul √ √ √ √ √ √
orientasi keprofesian
3. SOP √ √ √ √ √ √
penyelenggaraan
orientasi keprofesian
5.1 Kesimpulan
……
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Jauch, Lawrence R. & Glueck, William F. (2004). Strategic Management and Business Policy
(9th Ed). New York: McGraw-Hill.
Kotler, Philip. & Amstrong, Gary. (2014). Principles of Marketing (10th Ed). New Jersey:
Prentice Hall.
Obeng, Kofi & Ugboro, Isaiah. (2008). Effective Strategic Planning in Public Transit Systems.
Transportation Research 2008. Hal. 420-439.
Wheelen, Thomas L. & Hunger, David J. (2004). Concepts in Strategic Management and
Business Policy. New Jersey: Prentice Hall