Anda di halaman 1dari 10

JURNAL SIMPLEX

Vol. 2 No. 3 Desember 2019


(ISSN xxxxxx)

PENGARUH BUDAYA KERJA DAN JASA PELAYANAN (SERVQUAL)


TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN PADA PUSKESMAS
KESUMADADI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Rosmeri Siregar
Rosmeripw66@gmail.com
Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Metro

Abstract

Kesumadadi Health Center as one of the health facilities in the Central Lampung Regency
work area, can not avoid the influence of reform in the health sector. With the condition
of the community, which is increasingly critical of the quality of health services, the
puskesmas can provide quality services.
Based on the analysis it can be concluded that there is an influence of work culture on the
satisfaction of outpatients. This is because the work culture applied by the puskesmas has
been good and can provide satisfaction to patients. There is an influence of services
(servqual) on outpatient satisfaction. This is because the services (servqual) shown have
been maximally given to patients so that patient satisfaction is fulfilled. There is the
influence of work culture and service (servqual) on outpatient satisfaction. This is
because the work culture and services (servqual) have been endeavored as much as
possible so as to provide satisfaction to patients

Keywords: work culture, service, patient satisfaction

I. Pendahuluan masyarakat, maka diperlukan layanan


Dewasa ini masalah kesehatan kesehatan yang diberikan oleh
telah menjadi kebutuhan pokok bagi Puskesmas diharapkan dapat
masyarakat. Dengan meningkatnya memberikan rasa kepuasan pasien yang
taraf hidup masyarakat, maka semakin dilayani khususnya pasien rawat jalan,
meningkat pula tuntutan masyarakat namun dalam fakta yang ada
akan kualitas kesehatan. Hal ini dilapangan, Puskesmas belum
menuntut penyedia jasa pelayanan memberikan layanan yang efektif,
kesehatan seperti puskesmas untuk seperti belum dibuktikan dengan
meningkatkan kualitas pelayanan yang perilaku yang baik, serta belum
lebih baik, tidak hanya pelayanan yang mengacu pada prinsip-prinsip
bersifat penyembuhan penyakit tetapi Organisasi, sehingga pasien belum
juga mencakup pelayanan yang bersifat kepuasan layanan.
pencegahan (preventif) untuk Hal ini diduga masih banyak
meningkatkan kualitas hidup serta terjadi pada berbagai puskesmas di
memberikan kepuasan bagi konsumen Indonesia. Belum adanya kepuasan
selaku pengguna jasa kesehatan, pelayanan ini, disimpulkan adanya
(Lestari, dkk 2017: 424). berbagai faktor yang berpengaruh.
Menurut Handayani (2016: 15) Faktor-faktor tersebut antara lain
sebagai lembaga kesehatan memiliki motivasi pelayanan, budaya pegawai,
visi dan misi yaitu meningkatkan jasa pelayanan, sarana dan prasana
derajat kesehatan masyarakat, maka pelayanan dan keramahan pelayanan.
Puskesmas berperan dalam memelihara Faktor-faktor ini diuraikan
dan meningkatkan derajat kesehatan secara singkat. Permasalahan tersebut

74
JURNAL SIMPLEX
Vol. 2 No. 3 Desember 2019
(ISSN xxxxxx)

terjadi pula di Puskesmas Kesumadadi pelayanan tersebut memiliki kualitas


Lampung Tengah. Untuk memberikan jasa pelayanan dan sesuai atau lebih
gambaran sekilas tentang permasalahan dengan harapan yang di harapkan oleh
di atas penulis melakukan pra surve di pasien. Oleh karena itu perlu si
Puskesmas tersebut, didapatkan perhatikan kualitas jasa pelayanan
informasi bahwa: kesehatan untuk memberikan kepuasan
1. Budaya kerja pegawai belum kepada pasien. Kepuasan adalah suatu
bekerja secara efektif. tingkat perasaan yang timbul sebagai
2. Jasa pelayanan (Servqual) belum akibat dari kinerja pelayanan kesehatan
berkualitas seperti yang diharapkan yang di perolehnya setelah pasien
oleh masyarakat yaitu pelayanan membandingkannya dengan apa yang
yang maksimal. di harapkannya.
Menurut Setyaningsih (2017: Kepuasan merupakan pasien
117) Kesehatan merupakan suatu merupakan keluaran (outcome) layanan
kebutuhan yang mendasar bagi kesehatan. Kepuasan akan terpenuhi
masyarakat. Kebutuhan itulah yang bila pelayanan yang di berikan dalam
menjadikan masyarakat merasa perlu suatu puskesmas dirasakan telah sesuai
menjaga kesehatan dan memperoleh dengan harapan pasien. Sebaliknya,
pelayanan jasa kesehatan. Dewasa ini bila suatu puskesmas memberikan
masyarakat semakin sadar akan pelayanan yang belum sesuai dengan
kualitas jasa pelayanan atau mutu harapan pasien maka pasien tidak akan
pelayanan kesehatan yang mampu puas, (Tulangow, dkk 2015: 355).
memberikan kepuasan pada masyarakat Ketidakpuasan terhadap pelayanan
itu sendiri. Masyarakat mengharapkan akan mendorong para pasien untuk
pelayanan kesehatan yang lebih menggunakan jasa yang lain dan pada
berorientasi pada kepuasan demi akhirnya akan mengakibatkan
memenuhi kebutuhan dasar penurunan laba. Sehingganya, sebuah
masyarakat. puskesmas perlu untuk mengadakan
Perkembangan zaman saat ini pengukuran kepuasan pasien guna
membuat masyarakat menjadi semakin evaluasi tentang jasa pelayanan.
lebih aktif mencari informasi mengenai Konsep teori kepuasan Servqual
kesehatan. Kebutuhan akan kesehatan (Service Quality) menurut Adil dan
mempengaruhi masyarakat memilih Najib, 2016: 433) merupakan yang
sarana kesehatan di mana masyarakat paling populer dan banyak dijadikan
menginginkan pelayanan yang terbaik acuan dalam penelitian. Konsep
untuk dirinya. Salah satu harapan Serqual meliputi lima dimensi yaiti,
pasien saat datang kepelayanan tangibles (wujud nyata), reliability
kesehatan yaitu, mendapatkan (kehandalan), responsiveness
kepuasan terhadap jasa pelayanan yang (ketanggapan), assurance (jaminan),
di terimanya. Kepuasan pasien menjadi empathy (empati). Dengan adanya
tolak ukur dalam mutu pelayanan dimensi-dimensi tersebut di harapkan
kesehatan, (Yulfita, 2017: 82). suatu puskesmas dapat menjadikannya
Mutu pelayanan kesehatan sebagi acuan dalam melayani seorang
menjadi faktor yang dapat pasien yang datang ke puskesmas.
meningkatkan kepuasan pasien. Pasien Kepuasan pasien merupakan
akan dapat memperoleh kepuasan dari tujuan utama puskesmas dengan
pelayanan yang diberikan jika harapan agar pasien melakukan

75
JURNAL SIMPLEX
Vol. 2 No. 3 Desember 2019
(ISSN xxxxxx)

kunjungan ulang ke puskesmas. Pasien paham dengan apa yang di sampaikan,


yang puas terhadap jasa pelayanan tulisan tenaga medis (dokter) yang
kesehatan akan berpeluang untuk terkesan tidak bisa di baca membuat
berminat melakukan kunjungan ulang pasien tidak mengetahui obat apa yang
ke Puskesmas ketika kesehatannya ia konsumsi.
terganggu. Banyaknya keluhan pasien
Puskesmas Kesumadadi sebagai tentang jasa pelayanan yang di berikan,
salah satu fasilitas kesehatan yang seperti masih buruknya citra pelayanan
terdapat di wilayah kerja Kabupaten di puskesmas, fasilitas gedung maupun
Lampung Tengah, tidak dapat terhindar peralatan medis dan non medis kurang
dari pengaruh reformasi di bidang memadai, dan budaya pegawai yang
kesehatan. Dengan kondisi masyarakat tidak disiplin dengan seringnya datang
yang semakin kritis terhadap mutu terlambat maupun pulang dengan tidak
pelayanan kesehatan menuntut tepat pada waktunya. Hal ini lah yang
puskesmas dapat memberikan jasa menyebabkan kepuasan pasien belum
pelayanan yang bermutu. Untuk itu terpenuhi, padahal untuk meningkatkan
perlu kiranya dikembangkan upaya jasa pelayan di Puskesmas di perlukan
yang maksimal baik kekuatan internal pegawai yang profesional dan memiliki
maupun kekuatan eksternal yang ada di etos kerja yang tinggi.
puskesmas. Sampai saat ini ternyata belum
Berdasarkan observasi yang ada perbaikan yang signifikan dalam
dilakukan peneliti pada tanggal 27 penyelenggaraan mengenai jasa
Agustus 2018 pada Puskesmas pelayanan kesehatan. Bahkan harapan
Kesumadadi Lampung Tengah di pasien bahwa adanya pergantian
dapatkan beberapa informasi bahwa rezim/orde baru akan membawa
mengenai permasalahan kepada pasien perbaikan akan penyelenggaraan jasa
rawat jalan adalah masih rendahnya pelayanan publik ternyata masih jauh
rasa empati dan tanggungjawab dari kenyataan.
pegawai terhadap pekerjaannya dengan Berikut ini adalah jumlah
membeda-bedakan pasien berdasarkan kunjungan pasien rawat jalan tahun
status sosial. Informasi yang diberikan 2016 sampai dengan 2017 Pada
oleh pegawai terkadang kurang jelas, Puskesmas Kesumadadi Lampung
penyampaian informasi dengan Tengah sebagaimana tertera pada tabel
kata/ucapan yang kurang pas didengar dan di bawah ini:
pasien membuat pasien belum terlalu

Tabel 1. Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Kesumadadi


Lampung Tengah pada Tahun 2016-2017
No Bulan 2016 2017
1 Januari 103 87
2 Februari 100 78
3 Maret 98 88
4 April 96 55
5 Mei 93 57
6 Juni 90 66
7 Juli 99 56
8 Agustus 84 66

76
JURNAL SIMPLEX
Vol. 2 No. 3 Desember 2019
(ISSN xxxxxx)

9 September 78 65
10 November 72 55
11 Oktober 66 54
12 Desember 59 45
Total 1038 772
Sumber: Puskesmas Kesumadadi Lampung Tengah (27 Agustus 2018)

Berdasarkan tabel 1. dapat di rawat jalan pada Puskesmas


jelaskan bahwa masih ada naik Kesumadadi Lampung Tengah?
turunnya tingkat kunjungan pasien 2. Apakah ada pengaruh jasa
rawat jalan pada puskesmas. Hal ini pelayanan (servqual) terhadap
kemungkinan besar disebabkan oleh kepuasan pasien rawat jalan
jasa pelayanan yang di berikan oleh pada Puskesmas Kesumadadi
puskesmas kurang maksimal. Banyak Lampung Tengah?
nya keluhan yang di sampaiakan 3. Apakah ada pengaruh budaya
bahkan pasien banyak yang beralih ke kerja dan jasa pelayanan
Rumah Sakit Daerah setempat untuk (servqual) terhadap kepuasan
mendapatkan jasa pelayanan yang lebih pasien rawat jalan pada
maksimal. Puskesmas Kesumadadi
Setiap Puskesmas tentunya Lampung Tengah?.
memerlukan tanggapan dari pasien agar
dapat dipergunakan sebagai bahan B. Tujuan Penelitian
penelitian untuk mengambil langkah- 1. Pengaruh budaya kerja terhadap
langkah kedepan yang akan diambil kepuasan pasien rawat jalan
oleh puskesmas. Tanggapan tersebut pada Puskesmas Kesumadadi
akan dipergunakan puskesmas untuk Lampung Tengah.
mengukur tingkat kepuasan pasien 2. Pengaruh jasa pelayanan
terhadap jasa pelayanan yang telah (servqual) terhadap kepuasan
diterima dan ditawarkan oleh pasien rawat jalan pada
puskesmas kepada setiap pasien. Puskesmas Kesumadadi
Tingkat kepuasan yang ingin Lampung Tengah.
dicapai oleh setiap orang tentunya 3. Pengaruh budaya kerja dan jasa
memiliki banyak perbedaan. Mengukur pelayanan (servqual) secara
kepuasan pasien merupakan suatu bersama-sama terhadap
kegiatan yang memiliki peranan kepuasan pasien rawat jalan
penting agar dapat memajukan pada Puskesmas Kesumadadi
Puskesmas Kesumadadi saat ini. Lampung Tengah.
Pengukuran ini sangat tepat bagi setiap
puskesmas untuk mengetahui apakah II. Tinjauan Pustaka
pasien yang melakukan rawat jalan Kepuasan pasien merupakan
merasa puas dengan yang diterima atau salah satu hal sangat penting dalam
ditawarkan oleh puskesmas. meninjau mutu pelayanan, khususnya
pelayanan yang di berikan oleh sebuah
A. Rumusan Masalah instansi kepada pasiennya. Imawan &
1. Apakah ada pengaruh budaya Sucento (2008: 390) menyatakan
kerja terhadap kepuasan pasien bahwa Kepuasan merupakan perasaan
senang atau kecewa seseorang yang

77
JURNAL SIMPLEX
Vol. 2 No. 3 Desember 2019
(ISSN xxxxxx)

berasal dari perbandingan antara resiko, pengarahan, integrasi, dukungan


kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu manajemen, kontrol, identitas, sistem
produk dan harapan-harapannya. imbalan, toleransi, dan pola
Kepuasan pada dasarnya merupakan komunikasi. Jadi, dapat ditarik
perasaan yang dirasakan oleh seseorang kesimpulan bahwa budaya kerja
yang timbul setelah merasakan kinerja merupakan sarana untuk
suatu produk. mempersatukan kegiatan kerja untuk
Menurut Amin dan melakukan kontrol di setiap
Nasharuddin (2013: 5) kepuasan pasien kegiatannya.
didefinisikan sebagai penilaian yang Pelayanan merupakan salah
dibuat oleh pasien tentang harapan satu faktor kunci keberhasilan bagi
mereka untuk layanan perawatan yang organisasi yang bergerak dibidang jasa.
telah dipenuhi atau tidak sehubungan Pawestriningtyas & Suryadi (2016: 41)
dengan perawatan teknis dan mendefinisikan jasa merupakan setiap
interpersonal. Dengan demikian, tindakan atau perbuatan yang dapat
kemampuan Puskesmas untuk ditawarkan oleh suatu pihak kepada
memberikan manfaat ini secara pihak lain dalam hal ini misalnya
berkelanjutan akan mempengaruhi penjual dengan pembeli, dan pada
tingkat kepuasan pasien. dasarnya bersifat tidak berwujud fisik
Budaya kerja mencerminkan (intangible) dan tidak menghasilkan
keadaan kongkrit suatu organisasi. kepemilikan sesuatu sehingga jasa
Menurut Mahani, dkk (2014: 5) tersebut tidak dapat dilihat.
Budaya kerja merupakan kebiasaan Sarjono dan Natalia (2014: 407)
yang dilakukan berulang-ulang oleh mengemukakan jasa adalah mencakup
pegawai dalam suatu organisasi, semua kegiatan ekonomi, kegiatan
pelanggaran terhadap kebiasaan ini yang menyebabkan output bukan
memang tidak ada sangsi tegas, namun produk fisik atau konstruksi umumnya
dari pelaku organisasi secara moral dikonsumsi pada saat diproduksi dan
telah menyepakati bahwa kebiasaan memberikan nilai tambah dalam bentuk
tersebut merupakan kebiasaan yang (seperti kenyamanan, hiburan,
harus ditaati dalam rangka pelaksanaan ketepatan waktu, kenyamanan atau
pekerjaan untuk mencapai tujuan. Jadi, kesehatan) itu pada dasarnya adalah
pada dasarnya budaya kerja adalah kekhawatiran tidak berwujud dari
sebuah kebiasaan yang dilakukan pembelian pertama. Jadi, jasa adalah
secara berulang-ulang oleh pegawai semua kegiatan ekonomi yang dapat
dalam kegiatan kerjanya sehari-hari. menyebabkan output dan dapat
Budaya kerja dapat memberikan nilai tambah.
didefinisikan sebagai suatu perangkat
nilai yang telah disepakati oleh anggota III. Metodologi
pada sebuah lembaga sebagai pedoman Penelitian ini dilakukan pada
berperilaku dalam bekerja. Amanda Puskesmas Kesumadadi Kabupaten
dkk, (2017) mengatakan bahwa budaya Lampung Tengah pada tanggal 1 Maret
kerja merupakan sarana untuk 2019. Jenis penelitian dengan
mempersatukan kegiatan para anggota menggunakan pendekatan kuantitatif
lembaga, budaya kerja memiliki dan teknik pengumpulan data
karakteristik sebagai inisiatif menggunakan observasi dan kuesioner.
individual, toleransi terhadap tindakan Populasi dalam penelitian ini berjumlah

78
JURNAL SIMPLEX
Vol. 2 No. 3 Desember 2019
(ISSN xxxxxx)

50 orang dan di analisis menggunakan SPSS versi 21.


regresi linear berganda dengan bantuan
IV. Hasil Penelitian
a. Uji Normalitas
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kepuasan Budaya Jasa
Pasien Kerja Pelayanan
N 50 50 50
Mean 69,86 45,24 74,72
Std. 12,578 8,731 11,042
Normal Parametersa,b
Deviatio
n
Absolute ,112 ,089 ,162
Most Extreme
Positive ,099 ,075 ,133
Differences
Negative -,112 -,089 -,162
Kolmogorov-Smirnov Z ,793 ,630 1,144
Asymp. Sig. (2-tailed) ,556 ,823 ,146
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa setiap variabel memiliki nilai > 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kepuasan pasien, budaya kerja, dan
jasa pelayanan berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas
Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas
One-Sample Test
Test Value = 0
t df Sig. (2- Mean 95% Confidence
tailed) Difference Interval of the
Difference
Lower Uppe
r
Kepuasan 39,27 49 ,000 69,860 66,29 73,43
Pasien 4
36,64 49 ,000 45,240 42,76 47,72
Budaya Kerja
0
47,85 49 ,000 74,720 71,58 77,86
Jasa Pelayanan
0

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan disimpulkan bhawa variabel kepuasan


bahwa setiap variabel memiliki nilai pasien, budaya kerja dan jasa
thitung > 2,00 sehingga dapat pelayanan berasal dari varian homogen.

79
JURNAL SIMPLEX
Vol. 2 No. 3 Desember 2019
(ISSN xxxxxx)

c. Uji Linieritas
Tabel 4. Hasil Uji Linieritas
ANOVA Table
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Jasa 1975,718 26 75,989 ,465 ,968
Pelayanan Deviation
Between
* from
Groups
Kepuasan Linearity
Pasien
Jasa 3482,272 24 145,09 1,68 ,104
Deviation
Pelayanan Between 5 4
from
* Budaya Groups
Linearity
Kerja

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel di atas


memiliki nilai sig. > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa jasa pelayanan atas
kepuasan pasien memiliki hubungan linier dan jasa pelayanan atas budaya kerja
jgua memiliki hubungan linier.

d. Hasil Pengujian Hipotesis


1. Parsial
Tabel 5. Hasil Pengujian Hipotesis Parsial
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardize t Sig.
Coefficients d
Coefficient
s
B Std. Error Beta
(Constant) 111,162 9,606 11,572 ,000
Kepuasan ,252 ,114 ,273 2,207 ,032
1
Pasien
Budaya Kerja ,586 ,166 ,438 3,542 ,001
a. Dependent Variable: Jasa Pelayanan

Berdasarkan tabel 5 menjelaskan signifikan terhadap jasa pelayanan.


persamaan yaitu Pada kolom budaya kerja menunjukkan
Y=111,162+0,252X1+0,586X2. Selain thitung 3,542 > 2,00 dan nilai sig. 0,001
itu, pada kolom kepuasan pasien < 0,05 sehingga dapat disimpulkan
menunjukkan thitung 2,207 > 2,00 dan bahwa budaya kerja memiliki pengaruh
nilai sig. 0,032 < 0,05 sehingga dapat positif dan signfiikan terhadap jasa
disimpulkan bahwa kepuasan pasien pelayanan.
memiliki pengaruh positif dan

80
JURNAL SIMPLEX
Vol. 2 No. 3 Desember 2019
(ISSN xxxxxx)

2. Simultan
Tabel 6. Hasil Pengujian Hipotesis Simultan
ANOVAa
Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 2195,193 2 1097,596 11,495 ,000b
1 Residual 4487,927 47 95,488
Total 6683,120 49
a. Dependent Variable: Jasa Pelayanan
b. Predictors: (Constant), Budaya Kerja, Kepuasan Pasien
Berdasarkan pada tabel 6 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha
menunjukkan bahwa hubungan antara diterima dan budaya kerja serta
budaya kerja dan kepuasan pasien kepuasan pasien secara bersama-sama
terhadap jasa pelayanan dengan Fhitung berpengaruh positif terhadap jasa
11,495 dan nilai sig. 0,000 < 0,005 pelayanan.

3. Koefisien Determinasi
Tabel 7. Koefisien Determinasi
Model Summary
Mode R R Square Adjusted R Std. Error of
l Square the Estimate
a
1 ,573 ,328 ,300 9,772
a. Predictors: (Constant), Budaya Kerja, Kepuasan Pasien

Berdasarkan tabel 7 dan perilaku petugas medis yang


menunjukkan bahwa besarnya didasari atas nilai disiplin, responsif
pengaruh kepuasan pasien dan budaya dan kerjasama. Di suatu organisasi jika
kerja sebesar 0,328 (32,8%) terhadap memiliki tenaga medis yang berdisiplin
jasa pelayanan, sedangkan sisanya dalam bekerja, responsif ketika
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak melakukan pelayanan kepada pasien
diteliti lebih lanjut oleh peneliti. yang berkunjung dan mampu diajakan
kerjasama dalam proses pelayanan
IV. Pembahasan berlangsung secara tidak langsung akan
1. Pengaruh budaya kerja menumbuhkan rasa kepuasan pasien
pegawai terhadap kepuasan atas budaya kerja yang suguhkan
pasien tenaga medis kepada pasien.
Berdasarkan hasil penyebaran 2. Pengaruh jasa pelayanan
kuesioner dan di hitung menggunakan (servqual) terhadap kepuasan
bantuan SPSS 21 di peroleh bahwa pasien
budaya kerja berpengaruh terhadap Berdasarkan hasil penyebaran
kepuasan pasien. Adanya pengaruh kuesioner dan di hitung menggunakan
tersebut dapat menggambarkan sebuah bantuan SPSS 21 di peroleh bahwa jasa
organisasi apabila memiliki budaya pelayanan (servqual) berpengaruh
kerja yang baik maka akan dapat terhadap kepuasan pasien. Adanya
mempengaruhi kepuasan pasien. pengaruh tersebut dapat
Budaya kerja yang baik adalah sikap menggambarkan bahwa jasa pelayanan

81
JURNAL SIMPLEX
Vol. 2 No. 3 Desember 2019
(ISSN xxxxxx)

(survqual) di Puskesmas Kesumadadi budaya kerja dan jasa pelayanan yang


Lampung Tengah telah baik dan diterapkan tersebut secara maksimal di
mampu membentuk kepuasan kepada tunjukkan.
pasien atas jasa pelayanan yang Kepuasan pasien sendiri dapat
ditawarkan. Jasa pelayanan tersebut terbentuk atas kinerja layanan,
terdiri dari pemenuhan sarana dan kemudahan untuk mendapatkan
prasarana medis, mengedepankan pelayanan, kompetensi teknis petugas
pelayanan yang handal, menanggapi medis serta kemampuan untuk
segala kebutuhan yang dibutuhkan oleh melaksanakan jasa yang dijanjikan
pasien, memberikan tanggapan kepada dapat dipenuhi secara baik
pasien yang membutuhkan bantuan
baik medis maupun non medis, V. Kesimpulan
memberikan jaminan kesembuhan atas 1. Ada pengaruh budaya kerja
penyakit yang diderita oleh pasien dan pegawai terhadap kepuasan pasien
tenaga medis mampu merasakan apa rawat jalan pada Puskesmas
yang dirasakan oleh pasien, kesemua Kesumadadi Lampung Tengah.
itu telah di berikan kepada pasien rawat Hal tersebut disebabkan karena
jalan sehingganya pasien dapat merasa budaya kerja yang diterapkan oleh
puas atas jasa pelayanan yang puskesmas telah baik dan dapat
ditawarkan. memberikan kepuasan kepada
2. Pengaruh budaya kerja pegawai pasien.
dan jasa pelayanan (servqual) 2. Ada pengaruh jasa pelayanan
terhadap kepuasan pasien (servqual) terhadap kepuasan
Berdasarkan hasil penyebaran pasien rawat jalan pada Puskesmas
kuesioner dan di hitung menggunakan Kesumadadi Lampung Tengah.
bantuan SPSS 21 di peroleh bahwa Hal tersebut disebabkan karena
budaya kerja dan jasa pelayanan jasa pelayanan (servqual) yang
(servqual) secara bersama-sama ditunjukkan telah maksimal
berpengaruh terhadap kepuasan pasien. diberikan kepada pasien sehingga
Adanya pengaruh tersebut dapat kepuasan pasien terpenuhi.
menggambarkan bahwa budya kerja 3. Ada pengaruh budaya kerja
yang ditunjukkan tenaga medis di pegawai dan jasa pelayanan
Puskesmas Kesumadadi Kabupaten (servqual) terhadap kepuasan
Lampung Tengah telah mampu pasien rawat jalan pada Puskesmas
meningkatkan kepuasan pasien dan Kesumadadi Lampung Tengah.
ditunjang dengan jasa pelayanan Hal ini disebabkan karena budaya
(survqual) yang maksimal diberikan kerja dan jasa pelayanan (servqual)
kepada pasien. telah diupayakan semaksimal
Budaya kerja yang dibentuk mungkin sehingga dapat
dengan penekanan terhadap sikap memberikan kepuasan kepada
disiplin, responsif, kerjasama dan jasa pasien.
pelayanan (servqual) dengan
penekanan bukti fisik, keandalan, daya Daftar Pustaka
tanggap, jaminan, dan empati kepada Adil, A., Syamsun, M., & Najib, M.
pasien yang berkunjung pada faktanya (2016). Pengaruh Kualitas
dapat membentuk rasa kepuasan pada Pelayanan dan Biaya terhadap
diri pasien karena pasien merasa Kepuasan dan Loyalitas Pasien

82
JURNAL SIMPLEX
Vol. 2 No. 3 Desember 2019
(ISSN xxxxxx)

RSUD Kota Bogor. Jurnal Layanan Terhadap Kepuasan


Aplikasi Manajemen,Vol.14, h. dan Minat Kunjungan Ulang
432-441. Pasien Di Wilayah Kerja
Mahani, Indah Woro., Lubis, Puskesmas Mandai Kabupaten
Nawazirul dan Widiartanto. Maros. Jurnal Ilmiah
2012. PENGARUH Budaya Kesehatan Diagnosis, 11(4),
Kerja Dan Kepuasan Kerja 423-428.
Terhadap Kinerja Karyawan Pawestriningtyas, N. C., & Suyadi, I.
Dengan Komitmen Karyawan (2016). Pengaruh Kualitas
Sebagai Variabel Antara (Studi Pelayanan Jasa Terhadap
Kasus Pada Karyawan Bagian Kepuasan Nasabah (Survei
Produksi Cetak Surat Kabar PT. Pada Nasabah Perum Pegadaian
Masscom Graphy Semarang). Kantor Cabang Syariah
Jurnal Ilmu Administrasi Tlogomas Malang). Jurnal
Bisnis, Vol.3, h. 1-11. Administrasi Bisnis, 32(2), 39-
Amin, Muslim and Nasharuddin, Siti 46.
Zahora. (2013). Hospital service Sarjono,Haryadi dan Natalia. (2014).
quality and its effects on patient Servqual Dalam Pelayanan
satisfaction and behavioural Kelas Pada Laboratorium
intention. Clinical Governance: Manajemen. Binus Business
An International Journal, Vol. Review, Vol. 5, h. 404-417
18, p. 238-254. Setyaningsih, Ira. (2013). Analisis
Amanda, E. A., Budiwibowo, S., & Kualitas Pelayanan Rumah
Amah, N. (2017). Pengaruh Sakit Terhadap Pasien
budaya organisasi terhadap Menggunakan Pendekatan Lean
kinerja karyawan di PDAM Servperf (Lean Service Dan
Tirta Taman Sari Kota Madiun. Service Performance) (Studi
Assets: Jurnal Akuntansi dan Kasus Rumah Sakit X).
Pendidikan, 6 (1), 1-12. Spektrum Industri, Vol.11,
Handayani, Sri. (2016). Tingkat h.117–242.
Kepuasan Pasien Terhadap Tulangow, Jeiska T., Rattu, A. J. M.
Pelayanan Kesehatan Di dan Mandey, Silvya L. (2015).
Puskesmas Baturetno.Profesi, Analysis of Factors Correlated
Vol. 14, h. 42-48. with Patient Satisfaction in The
Imawan, Zera N. & Sucento, Bun. Hospital Inpatient F General
(2009). Analisa Kepuasan Hospital Centre (RSUP) Prof.
Pelanggan Atas Kualitas Dr. R. D. Kandou Manado.
Pelayanan Jasa Pada Pemegang JIKMU, Vol. 5, h. 354-355.
Kartu Kredit Everyday Bank Yulfita’Aini, E. A. (2017). Analisis
Mandiri Di Jakarta. Journal of Kualitas Pelayanan Terhadap
Business Strategy and Kepuasan Pasien Berobat di
Execution, Vol.1, h. 387-400. Puskesmas Pembantu Desa
Lestari, E. D., Samsualam, S., & Ahri, Pasir Utama. Jurnal Cano
R. A. (2017). Pengaruh Kualitas Ekonomos, 5(1), 81-88.

83

Anda mungkin juga menyukai