PROGRAM PASCASARJANA
Jl. Surapati No. 189 Bandung – 40123
Telp. 022-21000307 – email : usbypkp.mm@gmail.com
I. PETUNJUK UJIAN :
a. Uraikan secara singkat, padat, dan jelas.
b. Tulis Nama, NPM, No.urut sesuai daftar hadir UAS.
c. Lembar jawaban diserahkan paling lambat 1 (satu) minggu setelah UAS berlangsung
(diupload pada kuliahonline).
d. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
II. SOAL
Jawablah 5 pertanyaan berikut ini pada lembar jawaban :
1. Bagaimana mewujudkan Sumber Daya Manusia yang mempunyai visi ?
2. Bagaimana Era Digitalisasi/Internet mengusik Sumber Daya Manusia?
3. Bagaimana menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas ?
4. Bagaimana peran Manajemen Sumber Daya Manusia dalam membangun kemampuan
organisasi dan mempertahankan keunggulan kompetitif melalui faktor manusia dalam
organisasi ?
5. Apa yang anda ketahui tentang tenaga Outsourcing atau Tenaga Alih Daya (TAD) ? dan
Bagaimana menurut pendapat anda keberadaan tenaga Outsourcing atau Tenaga Alih
Daya dihubungkan dengan Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia !
“ Selamat Mengerjakan Soal dan Semoga Sukses ”
Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan di
masa datang yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan, mulai dari
jenjang yang paling atas sampai yang paling bawah, bahkan pesuruh (OB) sekalipun. Misi adalah
penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi mudah dimengerti atau jelas bagi
seluruh staf perusahaan.
Perlu dipikirkan dalam membuat Visi ditekankan pada waktu pencapaiannya, apabila
pencapaiannya sudah tercapai selanjutnya perubahan visinya merupakan tantangan organisasi
untuk lebih maju, disarankan visinya berkonsep inovasi dan kreatifitas sehingga SDM nya punya
jiwa perubahan untuk siap menghadapi tantangan. Sebaliknya apabila visi belum tercapai toh
kepemimpinan tidak boleh merubah visi dengan kata lain pimpinan baru visi baru karena visi
akan bisa dicapai setelah menjalankan beberapa renstra.
Menurut Angela Merkel, revolusi industri 4.0 terjadi karena adanya transformasi dari
segala aspek produksi industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan
industri konvensional. Di era revolusi industri 4.0 perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, informasi, dan komunikasi, masyarakat di planet baru (new normal) tidak pernah lepas
dari perangkat elektronik seperti komputer, laptop, gadget, televisi, radio, dan sebagainya.
Perkembangan tersebut juga memberi banyak manfaat dalam berbagai aspek kehidupan seperti
perkembangan era digital. Namun, tahukah Teman Inklusi apa itu perkembangan era digital?
Istilah era digital adalah suatu kondisi aktivitas masyarakat dalam kehidupan yang telah
dipermudahkan dengan adanya teknologi. Perkembangan era digital adalah suatu perkembangan
yang terjadi pada masyarakat di kehidupan baru (new planet) dengan adanya jaringan internet,
perangkat digital, aplikasi atau platform digital, media sosial, sehingga memudahkan segala
aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu contoh perkembangan era digital di dunia usaha yaitu banyaknya usaha e-
commerce yang ada di Indonesia. E-commerce merupakan platform yang menyediakan jasa dan
jual beli barang melalui aplikasi digital. Misalnya platform e-commerce, Tokopedia, Lazada,
BukaLapak, Shopee, dll.
Perkembangan era digital saat ini ditandai dengan semakin masifnya penetrasi media
sosial dalam berbagai aspek kehidupan ekonomi, politik, budaya dan pertahanan keamanan.
Fenomena ini merupakan konsekuensi perubahan ola komunikasi, dari cara-cara dan media
konvesional menuju digitalisasi komunikasi dengan menggunakan kanal media sosial kekinian.
Era digital yang ditandai dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
terus berlangsung dan berkembang begitu cepat dan semakin canggih. Dimulai dari
ditemukannya Bluetooth (2001), Mozilla (2002), Skype (2003), MySpace (2003), Facebook (2
004), Youtube (2005), Twitter (2006), Apple iPhone (2007), Google Android (2008), Apple iPad
(2010), Instagram (2010), Google Glass (2012), Sophia the artificial intelligence robot (2015),
Tesla Model 3 (2016) dan kedepan diprediksi akan terus berkembang inovasi teknologi baru
lainnya.
Pemanfaatan teknologi terutama media sosial juga berperan dalam mengoptimalkan nilai
tambah ekonomi dan membangun sinergi antar segenap komponen bangsa, dalam meningkatkan
kesejahteraan rakyat, ditengah persaingan antara bangsa yang semakin tajam. Media sosial juga
berdampak positif, ditandai dengan berkembangnya marketplace yang mempertemukan penjual
dan pembeli, e-commerce, start up bisnis dll.
Namun disisi lain juga dapat kontra produktif, apabila ruang publik disesaki oleh
informasi yang berseliweran melalui media sosial seperti hoax, informasi palsu, dan informasi
keliru yang memiliki daya rusak yang dashyat karena penyebarannya sangat cepat tanpa batas
dan mampu membangkitkan emosi yang sangat kuat
Revolusi Industri 4.0 mendorong berbagai negara di dunia untuk terus berinovasi dalam ranah
perekonomian digital. Melakukan inovasi dan mengikuti perkembangan yang ada memang tidak
selalu mudah. Ada berbagai macam tantangan yang dihadapi melalui strategi- strategi yang
terencana. Untuk kasus di tanah air, ada lima tantangan dalam investasi digital ekonomi di
Indonesia saat ini. Berikut di antaranya yang perlu kamu ketahui.
1. Cyber Security
Cyber security masih menjadi tantangan utama di berbagai negara dalam hal
perekonomian digital. Begitu pula dengan investasi digital ekonomi Indonesia. Sebagai negara
berkembang yang memiliki peluang besar, Indonesia memiliki arus transaksi online yang
semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini akan menjadi celah baru bagi pihak yang tidak
bertanggung jawab untuk melakukan penyerangan terhadap dunia cyber.
Salah satu bentuk serangan cyber ini adalah ransomware yang dapat menyerang website
yang bergerak di perekonomian digital. Kasus yang dapat dijadikan pelajaran adalah
bagaimana ransomware dapat membobol bank sentral Bangladesh dan Malaysia. Akibatnya,
kerugian yang cukup besar pun tak bisa dihindari. Oleh karenanya, penting bagi pemerintah
menciptakan sistem keamanan internet tingkat tinggi guna menjaga transaksi dan investasi
ekonomi digital.
Sama halnya dengan pembangunan sumber daya manusia, faktor lain yang tak kalah
pentingnya adalah mengenai infrastruktur. Dalam hal ini, yang menjadi poin penting adalah
ketersediaan akses internet mumpuni di hampir seluruh wilayah. Sebab, akses internet inilah
yang memengaruhi investasi digital ekonomi di Indonesia.
Saat ini akses internet masih terpusat di pulau-pulau terbesar saja seperti Jawa, Sumatera,
Bali, dan Nusa Tenggara. Sedangkan wilayah seperti Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua dinilai
masih minim. Data tersebut dilansir oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet di Indonesia pada
2017 lalu. Diharapkan dengan adanya program pembangunan internet, nantinya bisa mendorong
peningkatan perekonomian.
Tantangan lainnya ialah mengenai adanya regulasi dan dasar hukum yang perlu
dirancang untuk mengikuti perkembangan zaman. Hukum klasik yang menyebutkan bahwa
hukum selalu berjalan tertatih-tatih mengejar perkembangan zaman mungkin akan berlaku jika
aturan main mengenai digital ekonomi di Indonesia tidak ditangani dengan optimal.
Menanggapi hal ini, pemerintah pun dengan sigap membuat peraturan perundang-
undangan yang mengatur jalannya perekonomian digital nasional. Begitu pula dengan lembaga-
lembaga terkait. Ini semata-mata untuk melindungi hak-hak konsumen dan pelaku ekonomi
digital agar dapat berjalan dengan baik di masa mendatang.
Setidaknya lima tantangan di ataslah yang saat ini sangat relevan dihadapi oleh
pemerintah dalam hal investasi digital ekonomi di Indonesia. Semoga ke depannya nanti
tantangan- tantangan tersebut bisa segera teratasi demi ekonomi digital yang semakin
berkembang di Indonesia.
Era Digital kini mulai mengusik usaha petahana yang sejak dulu menguasai bisnisdari
segala sektor. Sektor yang pertama kali diusik oleh digital adalah musik,kemudian film, media,
dan kini mulai masuki sektor pertanian, perikanan, kelautan,pertambangan, transportasi, logistik,
hingga keuangan
Dengan menata dan mempraktekan strategi yang tepat dalam rangka pengembangan
kinerja karyawan, perusahaan secara otomatis akan mampu menciptakan kualitas sumber daya
manusia yang maksimal sehingga mutu dan kemampuan SDM yang berhasil tercipta ini akan
mampu bersaing dan mengikuti perkembangan zaman. Sekalipun perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknomologi di era globalisasi saat ini tumbuh dengan pesatnya, perusahaan
akan senantiasa survive karena perusahaan sudah memiliki aset, modal dan ivestasi yang
berkualitas sehingga tujuan perusahaan bukan hanya wacana semata tetapi benar-benar menjadi
realitas.
Keunggulan kompetitif perusahaan bisa dibentuk melalui berbagai cara seperti menciptakan
produk dengan desain yang unik, penggunaan teknologi , desain organisasi dan utilisasi sumber
daya manusia. Pengelolaan organisasi atau perusahaan untuk membentuk keunggulan bersaing
melalui cara –cara seperti itu , dimasa yang akan datang , akan menjadi tema penting bagi
manajemen , disebabkan perubahan lingkungan ekonomi, politik , dan teknologi yang cepat dan
efek persaingan global , yang pada akhirnya bermuara pada perubahan kebutuhan bisnis.
Perubahan kebutuhan bisnis adalah perubahan terhadap kualitas produk , desain produk dan
kualitas pelayanan.
Oleh sebab itu, konsep tentang keunggulan kompetitif atau keunggulan bersaing merupakan
salah satu fokus perhatian yang penting dari manajemen , sebagai upaya meletakkan organisasi
atau perubahan pada posisi persaingan pasar yang lebih kuat melalui kompetensi organisasi yang
khas ( distinctive competence ) dibandingkan dengan kompetensi yang dimiliki perusahaan –
perusahaan pesaing.
Dalam kaitan dengan keunggulan bersaing melalui utilisasi SDM, peran MSDM dalam
konteks penciptaan keunggulan bersaing itu adalah, meningkatkan kualitas kontribusi semua
orang dalam organisasi dengan membagikan sumber-sumber dukungan ( fasilitas, kompensasi )
kepada mereka agar perusahaan mampu merespons perubahan tuntutan pasar secara efektif.
Dengan demikian MSDM melalui peran manajer SDM, manajer lini dan para profesional
SDM, harus mampu mempersiapkan , mengelola dan mempertahankan SDM yang memiliki
kemampuan dan komitmen yang tinggi agar mereka mampu memberikan kontribusi secara
optimal terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Kemampuan bersaing organisasi melalui SDM berarti meletakkan peran orang dalam
perusahaan untuk selalu melakukan peningkatan kualitas dan inovasi baik terhadap proses ,
sistem maupun produk yang melalui cara ini, perusahaan diharapkan mampu mempertahankan ,
meningkatkan market share atau memperluas pasar dibandingkan dengan kekuatan pesaing
dalam industri.
Dengan argumen seperti itu, bab ini akan membahas bagaimana keunggulan kompetitif itu
dibangun melalui utilisasi SDM secara efektif. Alasan yang dapat dikemukakan adalah, semua
faktor keunggulan untuk bersaing seperti desain produk , teknologi dan organisasi pada akhirnya
bertumpu pada dukungan SDM. Ini artinya, keberhasilan perusahaan tidak hanya dicapai melalui
faktor-faktor keunggulan yang bersifat economic values seperti kekuatan aktiva tetap dan modal
kerja saja, tetapi juga ditemukan oleh keunggulan kompetitif karyawan sebagai human capital.
Dalam definisi itu tersirat pengertian kunci bahwa faktor manusia dalam implementasi
strategi untuk menggali peluang-peluang yang profitable dengan menciptakan keunggulan
kompetitif organisasi sangat menentukan. Organisasi memerlukan tenaga-tenaga manajerial dan
tenaga operasi yang capable yang memiliki visi dan kemampuan inovatif yang tinggi, yaitu
menciptakan nilai dan produk yang berdaya saing tinggi. Dalam hal ini, SDM dipandang sebagai
kunci menuju keberhasilan. Implikasi dari pandangan ini, manajemen harus melakukan
pencarian orang-orang yang mampu, melakukan pelatihan dan pengembangan terhadap
kemampuan itu, dan menciptakan lingkungan kerja atau budaya perusahaan yang supportive
sebagai cara meningkatkan motivasi kerja.
PERAN MSDM
Setiap orang dalam organisasi memiliki fungsi-fungsi yang saling terkait dalam proses
mencapai tujuan strategik organisasi. Karena itu, manajemen dapat membangun kemampuan
organisasi dan mempertahankan keunggulan kompetitif dengan membangun kesatuan strategik
organisasi. Kesatuan strategik ini ada bila semua karyawan pada berbagai level dan departemen
memiliki kontribusi dan komitmen yang sama terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
Organisasi selalu menghadapi perubahan lingkungan yang seringkali tidak dapat diduga.
Oleh sebab itu , organisasi harus mampu mengadopsi perubahan itu. SDM dalam organisasi
harus terlibat dalam pengelolaan perubahan itu dan kapasitas untuk mengelola perubahan itu bisa
ditingkatkan dengan cara menjalankan praktek-praktek MSDM secara tepat.
Hampir semua pakar SDM mengandalkan optimalisasi penggunaan SDM sebagai kunci
keunggulan kompetitif bagi organisasi. Persoalannya adalah bagaimana membentuk kompetensi-
kompetensi dan komitmen karyawan baik secara individu atau kelompok guna memenuhi
kebutuhan-kebutuhan organisasi dan mengintegrasikan kompetensi-kompetensi tersebut ke
dalam proses bisnis dan sistem manajemen yang dijalankan organisasi. Kualitas dan karakteristik
karyawan yang diperlukan oleh organisasi pada hakikatnya tidak terlepas dari tantangan –
tantangan bersaing yang akan dihadapi oleh organisasi sekarang maupun di masa yang akan
datang. Kerena itu, praktek-praktek MSDM harus mampu membentuk kualitas kemampuan dan
komitmen SDM yang sesuai dengan karakteristik perusahaan baik melalui pendekatan lunak
maupun pendekatan keras.
Dalam menghadapi tantangan tersebut,pemerintah telah mengambil langkah-langkah
tepat dengan mengambil prioritas pengembangan SDM (Human Resources Development),
melalui peningkatan pengeluaran-pengeluaran untuk investasi dalam Human Capital. Investasi
ini terutama ditekankan pada peningkatan kesehatan,pendidikan dan pelatihan kerja. Esensi
investasi dalam SDM adalah pengeluaran-pengeluaran yang ditujukan pada peningkatan
kapasitas produktif manusia. Justifikasi logis pengeluaran-pengeluaran tersebut adalah bahwa
tenaga kerja yang produktif, dan selanjutnya, peningkatan produktivitas berarti peningkatan
returns.
2. Relatif sulit untuk dikembangkan dan sehingga menjadi langka di lingkungan kompetitif.
Semakin disadari bahwa dunia bisnis akan menjadi industri yang “digerakkan” oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (knowledge-and technology-based
industry),tidak lagi hanya bergantung pada melimpahnya sumber daya alam (resource intensive
industri) dan upah buruh yang murah. Menghadapi kondisi seperti ini, organisasi yang ingin
mempertahankan kelangsungan hidupnya atau pertumbuhannya akan semakin tergantung pada
cara pengelolaan SDMnya. Manajemen mulai mencanangkan kembali slogan “Orang adalah aset
(asset) paling penting.” Dan merumuskan strategi-strategi yang tepat agar concern ini menjadi
sentral. Namun tantangan utama adalah mengarahkan organisasi untuk melakukan dua
perubahan konseptual vital.
Pertama, Perusahaan seharusnya tidak hanya percaya bahwa orang merupakan aset paling
penting,tetapi juga menterjemahkan keyakinan ini kedalam praktek-praktek dan prosedur-
prosedur MSDM sehari- hari. Perusahaan perlu mempunyai filosofi “people first” dan “customer
second”.
Manajemen organisasi menghadapi paling tidak lima hambatan atau tantangan dalam
pengelolaan SDM (Pfeffer,1994,Skinner,1981). Berbagai tantangan ini menjadi Barriers terhadap
upaya untuk meningkatkan kontribusi MSDM dalam pengembangan keunggulan kompetitif
berkelanjutan.
2. Banyak masalah MSDM kritis di tingkat korporat yang belum terpecahkan. Berbagai
masalah tersebut antara lain berkaitan dengan peran MSDM dalam pengambilan keputusan
strategik, dan kurangnya pengetahuan MSDM dikalangan para manajer puncak. Ini semua
dipengaruhi oleh struktur,size,diversitas dan alokasi wewenang organisasional.
4. Bersumber pada kenyataan bahwa banyak konsep atau teori dibidang MSDM yang tidak
hanya berbeda,tetapi sering bertentangan (contradictory). Sebagai contoh ilustrasi paling
tidak ada empat disiplin yang berbeda-human relation,labor relation,personnel
administrations, dan industrial engineering- yang sering digunakan sebagai dasar kebijakan
dan praktek MSDM. Masing-masing disiplin tersebut memberikan saran atau massages
yang berbeda dalam upaya peningkatan kinerja SDM. Manajemen organisasi sering tidak
tahu bagaimana meramu “unsur-unsur” tersebut menjadi suatu sistem MSDM perusahaan
yang efektif.
5. Mungkin tantangan terpenting dalam lima sampai sepuluh tahun mendatang, adalah
fleksibelitas: Fleksibelitas untuk melakukan adaptasi dan adjusments terhadap lingkungan
yang berubah secara cepat dan semakin turbulen;fleksibilitas untuk mencoba berbagai
konsep SDM baru; dan,fleksibilitas untuk menerima dan menimplementasikan perubahan-
perubahan mendasar, yang kadang-kadang painful. Fleksibilitas untuk berubah ini harus
dipunyai bukan karena kita ingin memilikinya,tetapi karena kita harus
melakukannya,sebagai adaptasi terhadap berbagai perubahan lingkungan,seperti perubahan
pelanggan,perubahan sumber dan komposisi personalia,perubahan teknologi, dan perubahan
sosial budaya. Dilema kita adalah personalia organisasi,bahkan staf profesional SDM,
sering menunjukkan penolakan terhadap perubahan (resistance to change),membuat
orgnisasi tidak fleksibel ketika kita harus mengubah the way we do things.
• Manajemen dapat mulai untuk meningkatkan kinerja SDM dengan melakukan kegiatan-
kegiatan MSDM “dasar” secara lebih baik (doing the basics better)
• Manajemen perlu menetapkan horison waktu tujuh tahun untuk perencanaan dan operasi SDM;
Akhirnya,bila kita benar-benar percaya bahwa lingkungan bisnis selalu berubah secara
dramatis,dan bahwa kekuatan-kekuatan yang mendasari perubahan-perubahan tersebut sebagian
besar diluar kendali kita,sudah waktunya bagi manajemen untuk mengubah sikap lama yang
kaku. Manajemen perlu fleksibel untuk menerima gagasan-gagasan baru, meskipun mungkin saat
ini kurang “pas”. “ If anyone needs me, Joyce. I’ll be up on the roof for about 20 minutes”.
5. Apa yang anda ketahui tentang tenaga Outsourcing atau Tenaga Alih Daya (TAD) ?
dan Bagaimana menurut pendapat anda keberadaan tenaga Outsourcing atau Tenaga
Alih Daya dihubungkan dengan Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia !
Outsourcing (Alih Daya) diartikan sebagai pemindahan atau pendelegasian beberapa proses
bisnis kepada suatu badan penyedia jasa, dimana badan penyedia jasa tersebut melakukan proses
administrasi dan manajemen berdasarkan definisi serta kriteria yang telah disepakati oleh para
pihak.
Outsourcing atau layanan alih daya membantu memberikan peralatan, teknologi dan sumber
daya manusia terbaik yang dibutuhkan. Dampak COVID-19 sangat nyata terlihat di seluruh
dunia, khususnya terhadap perekonomian dan sektor bisnis. Menurut Dana Moneter Internasional
(IMF), pandemi menjadi krisis ekonomi global terburuk dalam sejarah, lebih besar dari Great
Depression. IMF mengharapkan hanya pemulihan sebagian pada tahun 2021 karena kegiatan
ekonomi masih akan berada di bawah tingkat yang diproyeksikan untuk tahun 2021.
Pada awalnya outsourcing di Indonesia hanya terbatas pada model produksi tertentu dan
hanya untuk kepentingan pasar ekspor. Pekerjaan yang dahulu dikenal dengan pekerjaan sub-
kontrak ini dapat dilihat sejak keluarnya keputusan Menteri Perdagangan RI No.264/KP/1989
tentang Pekerjaan Sub-Kontrak Perusahaan Pengolahan di Kawasan Berikat, yang kemudian
ditegaskan dalam Keputusan Menteri Perdagangan RI No.135/KP/VI1993. Bahkan secara global
outsourcing sudah dikenal pada masa Yunani dan Romawi yang menggunakan jasa outsourcing
sebagai tentara bayaran untuk membantu pertempuran pada masa itu.
Berikut adalah empat syarat jenis pekerjaan yang bisa diserahkan dari perusahan satu
dengan perusahaan lain, sesuai dalam Pasal 65 Ayat (2) UU Ketenagakerjaan:
Sebelum kita beralih ke hak pekerja, berdasarkan Pasal 79 ayat (1) jo ayat (2) huruf b UU
Ketenagakerjaan pengusaha wajib memberi waktu istirahat mingguan (weeklyrest) kepada
pekerja/buruh, masing-masing:
1. satu hari untuk pola waktu kerja 6:1, dalam arti enam hari kerja dan satu hari istirahat
mingguan
2. dua hari untuk pola waktu kerja 5:2, dalam arti lima hari kerja dan dua hari istirahat
mingguan
Mengenai hak-hak pekerja outsourcing tentunya tertulis dalam Undang-Undang No.13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan yang dapat dirangkum sebagai berikut:
1. Hak atas uang lembur pada saat melakukan kerja dihari libur maupun hari besar
2. Memahami dan mengikuti segala peraturan perusahaan yang sesuai dengan kontrak
Walaupun dalam sistem kerja outsourcing tidak disebutkan akan adanya perjanjian
tertulis, sebaiknya perusahaan tersebut tetap membuatnya. Pendaftaran kepada instansi
setempat dengan maksimal tiga puluh hari kerja terhitung saat penandatanganan juga
diperlukan, untuk menghindari pencabutan izin operasional apabila ada hal yang tidak
berkenan.
Berikut adalah peraturan yang bisa Anda pahami secara umum selain UU No.13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan:
Bagaimana menurut pendapat anda keberadaan tenaga Outsourcing atau Tenaga Alih
Daya dihubungkan dengan Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia !
Manajemen sumber daya manusia ialah fungsi manajemen yang berhubungan dengan
rekrutmen, penempatan, pelatihan dan pengembangan anggota organisasi. Manajemen sumber
daya manusia bisa didefinisikan sebagai proses serta upaya untuk merekrut, mengembangkan,
memotivasi dan mengevaluasi keseluruhan sumber daya manusia yang diperlukan perusahaan
dalam pencapaian tujuannya. Pengertian ini mencakup dari mulai memilih siapa saja yang
memiliki kualifikasi dan pantas untuk menempati posisi dalam perusahaan seperti yang
disyaratkan perusahaan hingga bagaimana agar kualifikasi ini dapat dipertahankan bahkan
ditingkatkan serta dikembangkan dari waktu ke waktu.
MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia) adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan
peranan tenaga kerja secara efisien dan efektif sehingga tercapai tujuan bersama perusahaan,
karyawan dan masyarakat.
Proses dalam MSDM merupakan proses penyusunan personalia (staffing process) yang
dapat dipandang sebagai serangkaian kegiatan yang dilaksanakan terus menerus untuk menjaga
pemenuhan kebutuhan personalia organisasi dengan orang-orang yang tepat dalam posisi-posisi
yang tepat dan pada waktu yang tepat. Ini mencakup juga strategi-strategi rekruitmen dan tes-
tes yang digunakan untuk seleksi yang didasarkan atas kompetensi-kompetesi kritikal dari
pekerjaan.
Secara garis besar, proses dalam MSDM dibagi ke dalam lima bagian, yaitu:
1. Human resources planning. Merencanakan kebutuhan dan pemanfaatan sumber daya
manusia bagi perusahaan.
2. Personnel procurement. Mencari dan mendapatkan sumber daya manusia, termasuk di
dalamnya rekrutmen, seleksi dan penempatan serta kontrak tenaga kerja.
3. Personnel development. Mengembangkan sumber daya manusia, termasuk di dalamnya
program orientasi tenaga kerja, pendidikan dan pelatihan.
4. Personnel maintenance. Memelihara sumber daya manusia, termasuk di dalamnya pemberian
penghargaan, insentif, jaminan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja dan lain sebagainya.
5. Personnel utilization. Memanfaatkan dan mengoptimalkan sumber daya manusia, termasuk
didalamnya promosi, demosi, transfer dan juga reparasi (PHK).
Apabila proses tersebut diurutkan berdasarkan aktifitasnya, maka proses manajemen SDM
ada tujuh aktivitas, yaitu:
1. Perencanaan SDM
2. Rekruitmen
3. Seleksi
4. Orientasi atau sosialisasi
5. Pelatihan dan pengembangan
6. Penilaian prestasi kerja dan kompensasi
7. Pemanfaatan sumber daya manusia (Promosi, transfer, demosi dan PHK)
2. Optimalisasi Biaya
Salah satu alasan utama perusahaan melakukan outsourcing adalah untuk menghemat biaya.
Dengan outsourcing, Anda dapat menghemat biaya perekrutan, pelatihan dan pengembangan
serta resiko ketika terjadi pemutusan hubungan kerja . Pihak Alih Daya akan bertanggung jawab
untuk perekrutan dan pelatihan tergantung pada kebutuhan Anda. Selain itu, Pihak Alih daya
atau outsourcing pada umumnya membantu mengurangi biaya operasional hingga 20% -30%.
Anda tidak perlu khawatir dengan pengeluaran seperti belanja modal untuk peralatan dan
perlengkapan, konektivitas internet karena penyedia jasa layanan alihdaya akan menanggung
semua itu.
5. Resiko Berkurang
Risiko timbul dari ketidakmampuan organisasi untuk beradaptasi dan beroperasi dengan
lancar dengan cara baru atau pada skala baru. Mengatasi kendala untuk menjadi bisnis lebih
gesit, mitigasi risiko, dan inovasi telah menjadi tantangan bagi perusahaan yang tidak siap.
Dengan bermitra bersama perusahaan alih daya, maka akan dapat membantu bisnis Anda
menjadi lebih gesit dalam menghadapi perubahan drastis. Mitra outsourcing dapat memberi
bisnis Anda kemampuan untuk peningkatan operasional yang dibutuhkan tanpa terlalu
mengeluarkan banyak modal untuk pengadaan peralatan dan perlengkapan baru yang mungkin
tidak akan menguntungkan apabila dilakukan sendiri.
6. Keberlansungan Bisnis
COVID-19 telah membawa tantangan yang selama ini tak terduga bagi perusahaan. Anda
perlu melayani pelanggan lebih baik, menerapkan layanan dukungan, dan memenuhi tuntutan
baru untuk infrastruktur, yang mungkin menjadi kendala Anda dalam hal permodalan untuk
memenuhi berbagai perubahan atau penyesuain di dalam masa pandemi. Untungnya, Anda dapat
melakukan outsourcing fungsi ini ke penyedia layanan outsourcing untuk memastikan
kelangsungan bisnis.
Dalam sebuah studi McKinsey, 90% eksekutif perusahaan mengatakan bahwa mereka
mengharapkan COVID-19 secara fundamental mengubah cara mereka berbisnis dalam lima
tahun ke depan. Pandemi telah memberikan pengaruh yang cukup besar bagi perubahan atau
penambahan anggaran dan berbagai sumber daya untuk dapat menjalankan atau mengelola
operasional , tetapi outsourcing dapat membantu memenuhi hal tersebut sesuai dengan
kebutuhan mereka. Baik bisnis besar maupun kecil bisa mendapatkan keuntungan dari layanan
outsourcing. Dengan bantuan outsourcing, Anda dapat bekerja dengan para ahli yang akan
memberikan perspektif segar dan ide-ide baru untuk membantu bisnis Anda bangkit kembali.