1, Maret 2017 59
Penyelarasan Strategik
Penyelarasan strategik (strategic aligment)
merupakan konsep yang dikembangkan dan
diperoleh dari co-variation pada waktu tertentu,
antara lain:
a. Atribut tingkat kepentingan strategi bisnis,
yakni pilihan antara kemitraan (partnership)
dan/atau aliansi strategis. Kemitraan
merupakan upaya sub organisasi/organisasi
untuk saling mengisi dengan tujuan untuk
mengembangkan dan menumbuhkan sub
organisasi/organisasi secara bersamaan. Gambar 1. Model penyelarasan strategis Luftman
Aliansi strategis merupakan upaya yang (Luftman et. Al, 1999)
dilakukan oleh beberapa sub
organisasi/organisasi untuk memperoleh Tingkat Kematangan Penyelarasan Strategis
sumber daya dan dana yang optimal terkait Model Luftman
dengan aktivitas yang dilakukan oleh sub Luftman memiliki 5 (lima) tingkat/level
organisasi/organisasi. kematangan penyelarasan strategis. Masing-
b. Atribut tingkat kepentingan masing dari 5 tingkat/level kematangan
strategi/teknologi informasi yang terdiri dari penyelarasan strategis ini berfokus pada 6
peran dan tugas strategis sistem/teknologi kriteria kematangan penyelarasan strategis
informasi, kompetensi sistematis antara bisnis dan teknologi informasi. Adapun
sistem/teknologi informasi, pilihan arsitektur penjelasan dari ke 5 level/tingkat model Luftman
sistem/teknologi informasi, dan pilihan sebagai berikut :
proses sistem/teknologi informasi. a. Initial/Ad hoc Process
Pada tingkat kematangan ini, dapat dikatakan
bahwa tidak terdapat keselarasan maupun
harmonisasi pada sisi bisnis dan teknologi
dikembangkan dan diuji oleh Kefi dan Kalika HASIL DAN PEMBAHASAN
(2005)
Berdasarkan nilainya, data dapat Instrumen Yang digunakan pada penelitian
digolongkan menjadi data kuantitatif dan data ini adalah kuesioner. Kueisoner digunakan
kualitatif. Didalam penelitiannya biasanya sebagai alat untuk menilai keselarasan strategi
penulis dapat menggunakan data kualitatif teknologi informasi dengan strategi bisnis pada
ataupun data kuantitatif. penelitian ini.
Seperti halnya model pembelajaran, dalam Responden yang dilibatkan dalam penelitian
penelitian pendidikan juga dikenal suatu model ini berjumlah 5 orang dari sekolah SMK Pustek
atau metode penelitian yang digunakan yaitu Serpong. Responden yang dipilih yaitu responden
metode kualitatif dan kuantitatif. yang memahami Teknologi Informasi (TI) pada
Pada penelitian ini sampel diambil dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
sekolah SMK Pustek Serpong, responden yang Hasil akhir dari penelitian ini menilai
dipilih adalah kepala sekolah, wakil kepala bagaimana Teknologi Informasi bersama dengan
sekolah dan guru yang menggunakan TI. Adapun jajaran fungsional yang ada di sekolah tersebut
data responden sebagai berikut: dapat menjalankan strategi yang sudah
ditetapkan oleh pihak sekolah.
Tabel 1. Data Responden Data hasil kuesioner yang diberikan
kepada responden kemudian di kelompokkan ke
Nama dalam tabel sesuai dengan jumlah kriteria pada
Responden Jumlah
Sekolah metode Luftman.
Kepala Sekolah 1 Adapun langkah-langkah yang telah
Wakil Kepala 1 dilakukan dalam menganalisis dan
Sekolah menginterprestasikan data adalah sebagai
SMK Pustek
Guru Komputer 1 berikut (Gutierrez, et al., 2006):
Serpong
Guru Akutansi 1 1. Menghitung kematangan untuk masing-
Guru Eksak 1 masing jawaban yang diberikan oleh setiap
responden terhadap pertanyaan pada
Total Responden 5 kuesioner. Setiap pertanyaan yang terdapat
pada masing-masing kriteria akan diberikan
Dalam penelitian ini penulis menggunakan lima pilihan jawaban yang digambarkan
data kualitatif selain itu penulis juga dalam bentuk skala penilaian, dan akan
menggunakan data kuantitatif untuk mengukur digunakan dalam melakukan penilaian
nilai tingkat kematangan penyelarasan strategi terhadap masing-masing pertanyaan yang
teknologi informasi dan strategi bisnis. Dalam ditanyakan pada kuesioner.
penelitian ini penulis menggunakan lima rentang Kematangan ini akan mewakili penilaian
skala interval dalam mengukur kematangan masing-masing responden terhadap ke enam
untuk tiap krtiteria kematangan. Dengan variabel penilaian kematangan. Dari hasil
menghitung kematangan pada tiap-tiap pengolahan tersebut maka akan didapatkan
responden terlebih dahulu Gutierrez (2006) nilai kematangan masing-masing responden
dengan memanfaatkan skala Likert dengan terhadap masing-masing variabel
rentang skala 1 sampai 5. kematangan.
Penelitian ini menggunakan alat berupa 2. Berikutnya dilakukan penghitungan
kuesioner. Sedangkan pertanyaan untuk kematangan terhadap variabel kematangan
kuesioner ini karena penulis menggunakan yang terdiri dari komunikasi, kompetensi,
metode Luftman maka kuesioner dibuat tata kelola, hubungan kerja sama, ruang
berdasarkan teori Luftman (2000). lingkup dan arsitektur serta keahlian.
Pertanyaan-pertanyaan dari instrumen 3. Nilai akhir dari penilaian kematangan
variabel pada model Luftman diukur dengan penyelarasan strategis dapat ditunjukkan
menggunakan skala Likert dengan nilai skala akan ada pada tingkat berapa.
pengukuran nominal 1 – 5 seperti pada tabel III.1
dibawah ini: Berikut adalah tabel hasil keseluruhan untuk
sekolah SMK Pustek Serpong berdasarkan 6
Tabel 2. Skala Likert dengan kriteria yang ada di model Luftman.
Nominal 1 – 5
STS TS RR S SS
Sangat
Tidak Tidak Ragu- Sangat
Setuju Setuju ragu Setuju Setuju
Total
Kematangan
Kriteria Kematangan
Komunikasi 10.83
Kompetensi 1.95
Tata kelola 1.90
Kemitraan 1.87
1.86
Ruang
Lingkup Dan 1.88
Gambar 5. Grafik Kriteria Kompetensi
Arsitektur
Keahlian 1.54
Tabel 7. Kriteria Tata Kelola
Adapun tabel akhir dan grafik yang dapat
dihasilkan sebagai berikut: Curent Expected
1.87
KESIMPULAN