Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PSIKOLOGI DAKWAH

KETELADANAN DALAM DAKWAH (USWATUN HASANAH)

Disusun Oleh :

KELOMPOK 7

Wawan Yuhandri (2011310030)

Muhammad Fajri sudanto (2011310044)

DOSEN PENGAMPU:

Wira Hadikusuma, S.Sos.I., M.S.I,

KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN DAKWAH

UNIVERSITAS NEGERI ISLAM FATMAWATI SUKARNO BENGKULU

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Keteladanan Dalam Dakwah
B. Urgensi Keteladanan Dalam Dakwah
C. Kelebihan Dan Kekurangan Keteladanan Dalam Dakwah
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 20 november 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan
kegiatan dakwah, bahkan maju mundurnya umat islam sangat bergantung dan berkaitan erat
dengan kegiatan dakwah yang di lakukannya. Oleh karena itu Al-Qur’an menyebutkan
kegiatan dakwah dengan Absanu Qaula. Dengan kata lain biasa kita simpulkan bahwa
menempati posisi yang begitu tinggi dan mulia dalam kemajuan agama islam. Kita tidak
dapat membayangkan apabila kegiatan dakwah mengalami kelumpuhan.
Agar dakwah mencapai sasaran-sasaran strategis jangka panjang, maka di perlukan suatu
sistem manejerial komunikasi baik dalam penataan, perkataan maupun perbuatan yang
banyak dalam hal sangat relevan dan terkait dengan nilai-nilai keislaman. Dengan adanya
kondisi seperti itu, maka para da’I harus mempunyai pemahaman yang mendalam, bukan saja
menganggap bahwa frame (Amal Ma’rup Nahi Mungkar) hanya sekedar menyampaikan saja
melainkan harus memenuhi beberapa syarat, di antaranya Mencari materi yang cocok atau
yang sesuai dengan sikon, Mengetahui psikologi objek dakwah secara tepat, Memilih metode
yang representatif, Menggunakan bahasa yang efektif dan bijaksana.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah pengertian metode keteladanan (uswatun khasanah)?
2. Bagaimanakah urgensi metode keteladanan (uswatun khasanahkhasan
3. Bagaimanakah kelebihan dan kekurangan metode keteladanan (uswatun khasanah)?

C. TUJUAN
1. Apa pengertian metode keteladanan (uswatun khasanah)?
2. Menjelaskan urgensi metode keteladanan (uswatun khasanahkhasan
3. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan metode keteladanan (uswatun khasanah)?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keteladanan Dalam Dakwah (uswatun hasanah)


Secara terminologi, kata al – uswah berarti orang yang ditiru, bentuk jamaknya adalah usan .
Sedangkan hasanah berarti baik. Dengan demikian uswatun hasanah adalah contoh yang baik,
kebaikan yang ditiru, contoh indentifikasi, suri tauladan atau keteladanan.
Definisi uswatun hasanah dalam Al –Qur’an dijelaskan dalam QS. Al-Mumtahanah : 4 dan 6
yang artinya :

“ sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada diri Ibrahim dan orang –
orang yang bersama dengannya, ketika mereka berkata pada kaum mereka : “sesungguhnya
kami berlepas diri daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari kekafiranmu
dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama – lamanya
sampai kamu beriman kepada Allah saja, kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya ,
“sesungguhnya aku kan memohonkan ampunan bagi kamu dan tiada dapat menolak
sedikitpun dari siksaan Allah’’, Ibrahim Ibrahim berkata : “ ya tuhan kami, hanya kepada
Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah kami kembali(: 4)”
“ Sesungguhnya pada mereka itu ( Ibrahim dan umatnya ) ada teladan yang baik baginya,
yaitu bagi orang yang mengharap pahala Allah dan keselamatan pada hari kemudian. Dan
barangsiapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Kaya lagi Maha
Terpuji (:6)”
Makna uswah dalam surat diatas adalah menunjukkan suri tauladan Nabi Ibrahim untuk
dijadikan contoh. Agama yang dibangkitkan kembali oleh Nabi Muhammad SAW ialah
agama hanifan musliman, yang bertujuan lurus kepada Allah disertai penyerahan diri. Dalam
perjuangan beliau menegakkan agama Allah tidaklah pula kurang dari hambatan, rintangan
dan halangan yang beliau temui dengan kaumnya, namun segala gangguan itu tidaklah
membuat beliau beranjak dari pendirian.
Ada empat sifat rasulullah yang dapat kita teladani dan terapkan dalam kehidupan masa kini:
a) Shiddiq : merupakan kunci sukses dalam berbagai segi kehidupan. Orang yang jujur
akan memiliki wawasan hidup yang jernih, karena tidak terkotori oleh upaya untuk
menutupi sesuatu dan berbohong.
b) Amanah : memiliki komitmen dan kesungguhan dalam melaksanakan suatu amanah.
c) Tablig : kemampuan berkomunikasi akan memungkinkan terlaksananya berbagai
gagasan dan cita-cita luhur. Paling tidak, komunikasi atau tabligh dapat menjadi
sarana untuk hal-hal berikut : mengumpulkan informasi dan mengenali masalah,
menghimpun dukungan dan partisipasi, mengelola pekerjaan besar secara kolektif dan
menyampaikan pesan moral agama.
d) Fathanah : Inteligensi dibutuhkan untuk menghadapi masalah-masalah yang besar dan
kompleks, serta tantangan-tantangan yang datangnya mendadak. Bagi seorang muslim
ada tiga unsur utama pembentuk inteligensi : kecerdasan bawaan, informasi dan
bimbingan illaillah

B. Urgensi keteladanan dalam dakwah (uswatun hasanah)


Dakwah dengan uswatun hasanah adalah dakwah dengan memberikan contoh yang baik
melalui perbuatan nyata yang sesuai dengan kode etik dakwah. Bahkan uswatun hasanah
adalah salah satu kunci sukses dakwah Rasulullah, salah satu bukti adalah bahwa pertama
kali tiba di madinah, yang dilakukan Nabi adalah membangun masjid Quba dan menyatukan
kaum anshar dan muhajirin dalam ukhuwah islamiyah.
Efektifitas uswatun hasanah sebagai metode dengan maksud agar mad’u dapat meresap
dengan mudah dan cepat serta merealisasikan seruan dakwah, maka seorang da’I harus
memperhatikan cara-cara sebagai berikut:

1) Keteladanan (al-Uswah wa al-Qudwah), sebelum menyuruh kepada mad’u untuk


melakukan suatu perbuatan, da’I harus memberi contoh bagaimana melakukannya.
2) Menyampaikan kisah-kisah bijak, kisah atau cerita yang baik umumnya cepat
ditangkap oleh manusia bahkan meresap kedalam jiwa. Adanya kisah-kisah itu
dimaksudkan sebagai ‘ibrah untuk menggugah orang agar mau bersyukur atas nikmat
Allah, mengakui adanya Khaliq serta berbuat baik kepada sesama.
3) Melihat sifat-sifat orang terpuji, cara ini dimaksudkan agar mad’u mau mencontoh
mereka, misalnya sifat-sifat orang mukmin yang dijabarkan di dalam Al-Qur’an.[4]
Pada masa modern sekarang ini terjadi pergeseran nilai-nilai pada setiap ruas-ruas dan
sendisendi kehidupan manusia. Menurut kami “pemakalah” telah menjadi tugas dan
tanggaung jawab bagi da’i untuk membentuk generasi-generasi bangsa yang bermoral,
berakhlak mulia, memiliki tutur kata yang bagus dan berkepribadian muslim yaitu dengan
memberikan teladan yang baik yang sesuai dengan tujuan dakwah itu sendiri.

C. Kelebihan dan kekurangan metode keteladanan (uswatun hasanah)


Metode keteladanan juga memiliki kekurangan dan kelebihan sendiri, sebagaimana lazimnya
metode-metode lainnya. Secara sederhana berkaitan dengan penerapannya dalam proses
dakwah kelebihan dan kekurangan metode keteladanan dapat dijelaskan yaitu sebagai
berikut:
- Kelebihan Keteladanan dakwah
a. Metode keteladanan akan memberikan kemudahan kepada da’i dalam melakukan
evaluasi terhadap hasil dari dakwah yang dijalankannya.
b. Metode keteladanan akan memudahkan mad’u dalam mempraktikkan dan
mengimplementasikan ilmu yang dipelajarinya selama proses dakwah berlangsung.
c. Bila keteladanan di lingkungan keluarga, lembaga pendidikan atau sekolah dan
masyarakat baik, maka akan tercipta situasi yang baik.
d. Metode keteladanan dapat menciptakan hubungan harmonis antara da’i dengan
mad’u.
e. Dengan metode keteladanan tujuan da’i yang ingin dicapai menjadi lebih terarah dan
tercapai dengan baik.
f. Dengan metode keteladanan da’i secara tidak langsung dapat mengimplementasikan
ilmu yang diajarkannya
g. etode keteladanan juga mendorong da’i untuk senantiasa berbuat baik karena
menyadari dirinya akan dicontoh oleh mad’u nya.
Dari kelebihan-kelebihan yang telah disebutkan di atas dapat dikatakan bahwa metode
keteladanan memiliki peranan yang sangat signifikan dalam upaya berdakwah, dimana selain
diajarkan secara teoritis mad’u juga bisa melihat secara langsung bagaimana praktik atau
pengamalan dari da’inya yang kemudian bisa dijadikan teladan atau contoh dalam berprilaku
dan mengamalkan atau mengaplikasikan materi dakwah yang telah dia pelajari selama proses
dakwah berlangsung.
- Kekurangan keteladanan dalam dakwah
Selain mempunyai kelebihan dan keunggulan dibandingkan dengan metode lainnya, dalam
penerapannya metode keteladanan juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan, diantaranya
yaitu sebagai berikut:

a. Jika dalam dakwah figur yang diteladani dalam hal ini da’i tidak baik, maka mad’u
cenderung mengikuti hal-hal yang tidak baik tersebut pula.
b. Jika dalam proses dakwah hanya memberikan teori tanpa diikuti dengan
implementasi maka tujuan yang akan dicapai akan sulit terarahkan.
Dari serangkaian kelebihan dan juga kekurangan yang telah dijelaskan di atas dapat dikatakan
bahwa, metode keteladanan dalam berdakwah merupakan metode yang mempunyai pengaruh
dan terbukti bisa dikatakan efektif dengan berbagai kelebihannya, meskipun juga tidak
terlepas dari kekurangan, dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual dan
etos sosial. Hal ini karena da’i adalah figur terbaik dalam pandangan mad’u, yang
tindaktanduk dan sopan santunnya disadari atau tidak, akan ditiru atau diteladani oleh mad’u
nya.

Jadi dari kelebihan dan kekurangan diatas dapat terlihat betapa sentralnya peranan da’i dalam
hal ini merupakan sosok kunci yang akan memberikan teladan kepada mad’u, dan juga sosok
yang akan dijadikan model atu teladan oleh mad’u, jadi dalam hal ini sukses atau tidaknya
Metode keteladalan dalam suatu dakwah sangat tergantung pada sosok da’i yang diteladani.
Oleh karena itu, keteladanan yang baik adalah salah satu metode yang bisa diterapkan untuk
merealisasikan tujuan dakwah. Hal ini karena keteladanan memiliki peranan yang sangat
signifikan dalam upaya mencapai keberhasilan dakwah, dan juga dapat memberikan
kontribusi yang sangat besar terhadap nilai-nilai pendidikan Islam terutama pendidikan
ibadah dan pendidikan akhlak.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode uswah adalah metode dakwah yang diterapkan dengan cara memberi contoh-contoh
(teladan) yang baik yang berupa prilaku nyata, khususnya ibadah dan akhlak. Metode
keteladanan dalam dakwah merupakan metode yang mempunyai pengaruh dan terbukti bisa
dikatakan efektif dengan berbagai kelebihannya, meskipun juga tidak terlepas dari
kekurangan, dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual, dan etos sosial.
Diantara kelebihan dari metode keteladanan yaitu: Metode keteladanan akan memberikan
kemudahan kepada da’i dalam melakukan evaluasi terhadap hasil dari dakwah yang
dijalankannya, Metode keteladanan akan memudahkan mad’u dalam mempraktikkan dan
mengimplementasikan ilmu yang dipelajarinya selama proses dakwah berlangsung, Bila
keteladanan di lingkungan keluarga, lembaga pendidikan atau sekolah dan masyarakat baik,
maka akan tercipta situasi yang baik, dan lain-lain.
Sementara itu metode keteladanan juga mempunyai kekurangan diantaranya yaitu: Jika
dalam dakwah mengajar figur yang diteladani dalam hal ini da’i tidak baik, maka mad’u
cenderung mengikuti hal-hal yang tidak baik tersebut pula, Jika dalam proses dakwah hanya
memberikan teori tanpa diikuti dengan implementasi maka tujuan pendidikan yang akan
dicapai akan sulit terarahkan.

B. Saran
Dengan selesainya makalah ini, kami harap agar pembaca mampu mengambil sedikit hikmah
dari kandungan yang terdapat didalamnya. Setiap karya pasti indah, namun setiap keindahan
itu belum tentu yang terbaik. Maka kami mohon apabila terdapat kesalahan dan kekurangan
dalam penulisan ataupun kandungan pokok pembahasan. Kritik dan saran akan kami terima,
guna karya yang lebih baik kedepanya. Sekian, dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/465333889/RESUME-DAKWAH-KETELADANAN
Abdul kadir munsy, Metode Diskusi Dalam Dakwah, Surabaya: AL-Ikhlas, 1981
Amin, Drs. Samsul Munir, M.A., ILMU DAKWAH, Jakarta: Amzah, 2009
Asmuni syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: al-iklas,1983
Didin Hafiduddin, Dakwah Aktual, Jakarta: Gema InsaniPress, 1998 Yusuf,
Prof. Dr. H. M. Yunan, Metode Dakwah. Jakarta: Prenada Media, 2003
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/kordinat/article/view/6446

Anda mungkin juga menyukai