Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN BUDIDAYA IKAN HIAS

BUDIDAYA IKAN MAS KOKI

DISUSUNOLEH:

NAMA : BAGUSSANJAYA
NPM : 20744005

GURU PEMBIMBING:

AGUNG K, S.Pi.

D4 TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN


POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan hikmah,
hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga saya dapat menyusun laporan ini tepat
pada waktunya. Laporan ini yang berjudul “Budidaya Ikan Mas Koki”. Saya juga berterima
kasih kepada bapak AGUNG K, S.Pi. yang memberikan tugas ini untuk pembelajaran dan
penilaian untuk mata kuliah Budidaya Ikan Hias ini.

Saya berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, serta seluruh masyarakat Indonesia khususnya para mahasiswa untuk
kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi laporan ini agar menjadi lebih
baik lagi.

Dalam laporan ini saya menyadari sepenuhnya, bahwa dalam pembuatan laporan ini jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bisa
membangun menuju kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan laporan saya
selanjutnya.

Palas, 23 Desember 2021

Bagus Sanjaya
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan mas koki yang memiliki nama latin Carrasius auratus pada awalnya dibudidayakan
oleh masyarakat Cina pada tahun 960-1729. Awalnya bentuk mas koki sama seperti ikan
mas, karena memang jenis ikan ini berasal dari satu kerabat. Bedanya ikan mas koki tidak
memiliki sepasang sungut di mulutnya.

Ikan mas koki merupakan salah satu jenis ikan pajangan yang sangat populer. Banyak
penggemar jenis ikan mas koki karena melihat tubuhnya yang aneh dan sulit digambarkan .
Sebenarnya jenis ikan mas koki yang asli tidaklah semenarik ikan mas koki yang kita kenal
sehari hari. Ikan mas koki bentuk dasarnya tidak berbeda dengan ikan mas koki biasa. Daya
tariknya hanya terletak pada warna merah menyala yang membentang dari pangkal ekor
sampai leher.

Tetapi, secara keseluruhan bentuk dan warnanya tidak berbeda dengan ikan mas pada
umumnya. Ikan mas ini disebut juga dengan nama goldfish. Dan, di dalam sebuah akuarium,
ikan mas koki terlihat begitu elok sebagaimana namanya goldfish (ikan mas). Dan,
keistimewaan yang paling menarik dari jenis ikan mas koki adalah bentuk strainnya yang
jauh berbeda dengan ikan mas koki aslinya. Sampai sekarang ini, di negeri China telah
banyak dihasilkan strain strain baru dari ikan mas koki ini.

1.2. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mempelajari teknik pembenihan Ikan Mas Koki.
2. Mengetahui kelebihan budidaya Ikan Mas Koki.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan Mas Koki


Ikan Mas koki dalam ilmu taksonomi hewan ini masih satu kerabat dengan ikan mas
( Cyprinus carpio L ). Menurut Bachtiar 2005. Berdasarkan ilmu taksonomi dijelaskan
sebagai
berikut:

Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Subordo : Cyprinioidea
Famili : Cyprinidae
Genus : Carassius
Spesies : Carassius auratus

2.2. Morfologi Ikan Mas Koki


Ikan Mas koki memiliki tubuh gendut pendek, punggung agak bongkok, sirip yang
lengkap seperti sirip punggung, sirip dada, sirip perut, dan sirip ekor. Bentuk badan mas Koki
biasanya pendek dan gempal yang menjadi salah satu ciri khas tersendiri.

Dibawah ini adalah ciri-ciri calon induk mas koki yang siap dijadikan induk:
1. Umur calon induk minimal 8 bulan, tetapi yang lebih baik berumur 1 tahun.
2. Sehat dan tidak mengalami stress.
3. Tubuhnya tidak ada luka.
4. Tidak sedang terserang penyakit atau parasit.
5. Tubuhnya normal dan tidak cacat.

2.3 Habitat dan Penyebaran Ikan Koki


Habitat Ikan Koki adalah air yang tergenang, aliran airnya lambat, dangkal , bersih dan
biasanya berada didaerah sungai atau danau. Mas Koki dapat bertahan hidup pada air ber pH
6-7 dengan suhu 27-30oC, kandungan oksigen terlarut ≥ 5 ppm.
2.4 Jenis-Jenis Ikan Koki
a. Lion Head (Kepala Singa)
Ikan koki ini memiliki tubuh gendut dan pendek. Keindahan dan keunikannya ikan koki
ini terletak pada kepalanya yang berjambul mirip kepala singa (lion head). Selain itu, ciri
khas lainnya adalah punggungnya yang bengkok dan tak bersirip. Sirip dada, perut dan ekor
umumnya pendek. Hanya varian lion head slayer yang memiliki sirip ekor panjang menjuntai
mirip selendang dengan warna kuning keemasan.

b. Pearl Scale (Sisik Mutiara)


Ikan koki pearl scale dibagi menjadi dua jenis, yakni yang berjambul (mutiara jambul) dan
tidak berjambul (mutiara pingpong atau tikus). Koki ini memiliki sisik benjol-benjol seperti
mutiara (pearl), yang umumnya berwarna putih kemerahan hingga kuning emas dengan
warna dasar merah atau jingga. Sebenarnya, banyak sekali ragam warnanya, tetapi yang
paling langka adalah yang berwarna hitam polos.

c. Tosa (Si Ekor Rumbai)


Tosa merupakan jenis ikan koki yang paling mudah dijumpai di pasaran dan dikalangan
pembudidaya. Strain ini sering juga disebut kokitosa. Bentuk tubuhnya membundar dengan
ciri khas sirip punggung, sirip perut, dan sirip ekornya relative panjang. Bahkan jika
pemeliharaan dan pertumbuhannya baik, sirip ekor ikan ini bisa melebihi panjang tubuhnya.
Ketika berenang, ekornya yang panjang akan melambai-lambai mengikuti arus air.

d. Pencer (Oranda)
Koki ini sekilas mirip dengan lion head. Jambul di kepalanya berwarna merah hingga
jingga. Diduga lion head merupakan perkembangan dari oranda. Yang membedakan kedua
jenis ini adalah adanya sirip punggung pad oranda. Sirip dada dan sirip ekornya juga lebih
panjang daripada sirip yang dimiliki lion head. Warna tubuh oranda bermacam-macam.
Bentuk tubuhnya pendek dan gemuk agak membulat, berkombinasi dengan sirip-sirip yang
panjang melambai-lambai.

e. Calico (Kaliko)
Ciri utama kaliko adalah kombinasi warna yang beraneka ragam. Dari jenis koki, kaliko
adalah yang paling kaya akan warna. Umumnya, kombinasi warna tersebut merupakan
perpaduan antara warna hitam, putih, jingga, biru, dan merah. Warna-warna terebut berpadu
secara acak dan tidak beraturan. Semakin lengkap dan serasi perpaduan warnanya, harganya
juga akan semakin mahal.

f. Bubble Eye (Mata Balon)


Koki ini mempunyai keunikan berupa gelembung mirip balon yang menggantung dibawah
matanya. Gelembung ini akan bergoyang-goyang ketika koki berenang. Bentuk fisik hamper
sama denga koki lainnya, tubuhnya montok dengan sirip ekor mekar bercabang empat.

g. Sukiyu (Pompon)
Secara umum, bentuk koki ini sama dengan jenis lion head. Ciri yang membedakannya
adalah pada koki pompon terdapat jaringan seperti lumut dihidungnya, menyerupai kumis.
Warna koki pompon masih sama dengan yang lain yaitu merah, putih, dan kaliko.

h. Fan Tail (Si Ekor Kipas)


Bentuk tubuh dan kepalanya memiliki kesamaan dengan koki tosa. Hanya, sirip punggung
dan ekornya lebih pendek. Sirip ekornya ini menyerupai kipas sehingga disebut koki ekor
kipas (Fan Tail).

i. Tosakin
Jenis ini juga hamper menyerupai koki tosa. Keistimewaannya adalah warna ekornya yang
meriah menyerupai ekor burung merak.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2021 di Labolatorium A Perikanan
Politeknik Negeri Lampung

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Bak fiber (Wadah pemijahan).
2. Selang aerasi (Suplai oksigen).
3. Batu aerasi (Suplaio ksigen).
4. Tanaman apu-apu (substrat/tempat penempelan telur ikan komet).
5. Aquarium (Wadah pemeliharaan larva komet).

3.2.2 Bahan
1. Induk ikan koki (Objek praktikum).
2. Cacing beku (Untuk mempercepat pematangan gonad).
3. Artemia(Untuk makanan larva).
4. Air tawar bersih (Mediapemijahandanpemeliharaan).
5. Metilin blue (Mencegah jamur pada telur ikan komet).

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Pemeliharaan Induk
1. Persiapan wadah pemeliharaan.
2. Ikan mas koki dapat dijadikan induk apabila sudah mencapai umur tujuh bulan.
3. Wadah pemeliharaan ikan mas koki berupa akuarium berukuran 100 x 60 x 60 cm dan bak
fiber bervolume 1000 liter.
4. Pengisian air sebanyak 200 liter pada akuarium dan untuk bak fiber sebanyak 500 liter.
5. Kemudian dipasang aerasi dan heater ke dalam wadah pemeliharaan.
3.3.2 Penebaran Induk
1. Induk pertama-tama diaklimatisasi, caranya plastik dibiarkan terbuka hingga ada
pertukaran suhu dan penyesuaian air.
2. Induk diseleksi antara jantan dan betina. Penebaran induk diakuarium terpisah untuk
menghindari pemijahan liar.
3. Induk ditebar diakuarium pemeliharaan 1-5.

3.3.3 Pakan Dan Pemberian Pakan Induk


1. Pakan yang diberikan untuk induk adalah pakan buatan (pellet).
2. Pemberian pakan induk dilakukan sekali sehari yaitu pada pagi ban pukul 07.00 - 08.00
WIB.
3. Pemberian pakan dilakukan dengan cara menebar secara merata dan dosis yang diberikan
sekitar 3 % dan total berat badan ikan.

3.3.4 Pengelolaan Kualitas Air


1. Agar air di akuarium tidak keruh dan terjadi pertukaran, didalam akuarium pemeliharaan
induk dipasang pompa air berukuran kecil.
2. Setiap 3 hari sekali dilakukan pergantian air sebanyak 80 % (160 liter), pencucian dinding
dan dasar akuarium serta pencucian saringan.

3.3.5 Pemberantasan Dan Pencegahan Hama Dan Penyakit


a. Untuk mencegah timbulnya hama dan penyakit pada ikan mas koki dengan cara rajin
membersihkan wadah pemeliharaan, menjaga kualitas air lingkungan perairan tetap stabil
dan normal.
b. Sedangkan untuk pengobatan bagi induk ikan mas koki berikan Tetracylin, sebanyak 4
kapsul dalam 100 liter air selama 24 jam.

3.3.6 Sampling Kematangan Induk


1. Sehari sebelum dipijahkan induk-induk ikan mas koki baik jantan maupun betina
dipuasakan.
2. Sampling induk matang gonad yang siap untuk dipijahkan cukup dengan melihat ciri-ciri
berikut :
 Induk ikan jantan pada sirip dada terdapat bintik putih bulat menonjol bila diraba sangat
kasar, dilihat di anusnya berbentuk oval dan kecil dan bila distriping akan keluar cairan
putih susu yang disebut sperma.
 Sedangkan ciri induk ikan betina duburnya besar, menonjol, bentuknya bulat dan bila
diraba bagian perutnya akan terasa lembek.

3.3.7 Pemijahan
a. Pemijahan dilakukan pada akuarium berukuran 100 x 60 x 60 cm
b. Akurium diisi air sebanyak 200 liter, diberi aerasi dan substrat sebagai tempat peletakan
telur.
c. Induk mas koki memijah ditandai dengan induk jantan menggosok-gosokkan tubuhnya
kebagian belakang tubuh induk betina.
d. Setelah cukup lama terjadi percumbuan, induk betina akan segera mengeluarkan telur
bersamaan dengan sperma induk jantan disekitar substrat rapia, kaca dan dasar aluminium.
e. Proses pemijahan terjadi pukul 04.00-06.00 WIB
f. Setelah proses pemijahan berlangsung induk-induk diangkat dengan serokan, dan
ditimbang bobot akhirnya.
g. Untuk poses pematangan gonad kembali, induk-induk dimasukkan ke akuarium
pemeliharaan yang berbeda.

3.3.8 Penetasan Telur


1. Telur-telur hasil pemijahan dipindahkan ke dalam akuarium penetasan, berukuran 100 x
60 x 60 cm dan 60 x 40 x 40 cm.
2. Telur-telur ikan mas koki akan menetas 3-4 hari setelah pemijahan.

3.3.9 Pemeliharaan Larva


a. Larva-larva ikan mas koki dipindahkan dan akuarium penetasan ke akuarium
pemeliharaan setelah berumur 3-4 hari.
b. Akuarium yang digunakan 100 x 60 x 60 cm, 60 x 40 x 40 cm dan 25 x 15 x 15 cm.
c. Akuarium diisi air, hingga volume 150 liter lalu diberi aerasi kemudian dilakukan
pemasangan heater.
3.3.10 Pemberian Pakan
1. Pemberian pakan awal larva ikan mas koki dimulai ketika larva berumur 4-10 hari diberi
pakan buatan berupa kuning telur rebus yang dilarutkan dalam air hingga halus.
2. Cara pemberian sedikit demi sedikit dan sering, satu kali pemberian pakan sebanyak 0.34
gram kuning telur.
3. Pemberian pakan pada pukul 08.00, 11.00, dan 15.00 WIB.

3.3.11 Pengelolaan Kualitas Air


a. Pengelolaan air dilakukan dengan mengganti air setiap tiga hari sekali, pergantian air
dilakukan sebanyak 50% (100 liter),
b. Selain itu lakukan pencucian dinding dan dasar akuarium.

3.3.12 Pemeliharaan Benih


1. Benih ikan mas koki yang berumur sepuluh hari ditebar di kolam dan bak pemeliharaan.
2. Frekuensi pemberian pakan berupa pellet diberikan 2 kali sehari, pada pukul 09.00 dan
13.00
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Perawatan Calon Induk


Induk yang terpilih sebaiknya dipisahkan berdasarkan jenis kelaminnya. Indukan koki
akan siap dipijahkan setelah berumur 6-7 bulan. Sebelum melakukan perawatan bakalan
induk, pembudidaya haru menyiapkan kolam pemisahan bakalan induk yang berukuran 100 x
60 x 60 cm. Kolam sebaiknya dikeringkan dan di jemur pada panas matahari kuarang lebih
selama 2-3 hari. pengeringan ini bertujuan untuk mematikan bibit penyakit yang dapat
menyerang koki selama perawatan.

Selanjutnya, air dimasukkan kedalamya. Ketinggian air dikolam cukup 30 cm. sebaiknya
air yang digunakan adalah air sumur yang sudah diendapkan selama 24 jam agar pH dan
suhunya normal. Indukan ikan koki sebaiknya dimasukkan kedalam kolam saat suhu air
rendah, yaitu pada pagi atau sore hari. Tujuanya untuk mengurangi stress pada koki saat
dipindahkan. Kenaikan atau penurunan suhu yang perlahan pada pagi atau sore hari akan
memudahkan koki beradaptasi.

4.2 Pemberian Pakan


Setelah dilepaskan ke kolam yang baru, koki jangan langsung diberi makan. Biarkan koki
tersebut mengenal lingkungan barunya terlebih dahulu. Frekuensi pemberian pakan yang
ideal adalah dua kali sehari, yaitu pada pukul 10.00 pagi dan pukul 15.00 sore. Frekuensi ini
di anggap ideal karena koki adalah jenis ikan yang mencari makan pada siang hari dan pada
jam-jam tersebut kandungan oksigen di air sedang tinggi sehingga memacu nafsu makan
koki.

4.3 Penggantian Air


Penggantian air sebaiknya dilakukan satu minggu sekali dengan tetap memantau kondisi
air. Jika suhu dan pH air mengalami perubahan atau air sudah tampak keruh, pergantian air
harus dilakukan sebelum satu minggu. Pergantian air kolam yang terlalu sering tidak bagus
untuk bakalan induk koki karena dapat melunturkan warnanya dan akan memaksa koki untuk
terus beradaptasi dengan air yang baru. Namun, jika pergantian jarang dilakukan, bibit
penyakit mudah muncul.
4.4 Penyortiran
Tindakan penyortiran dimaksudkan untuk memilih bakalan induk yang unggul sekaligus
untuk melakukan penjarangan. Setelah satu bulan dipelihara bakalan induk ikan mas koki
akan mengalami pertumbuhan yang amat pesat, sehingga populasinya harus dikurangi.
Tindakan penyortiran dilakukan minimal setiap bulan hingga koki berumur enam bulan dan
koki siap di pijahkan.

4.5 Persiapan Kolam Pemijahan


Kolam pemijahan berukuran 1 x 60 x 60 cm fungsinya untuk mempertemukan induk
jantan dan betina yang telah siap kawin. Sebelum melakukan proses pemijahan, terlebih
dahulu kolam dibersihkan dari kotoran dan lumut. Kolam dikeringkan dan dijemur di panas
matahari kurang lebih 2-3 hari untuk mematikan bibit penyakit yang tertinggal didalamnya.
Selain itu, penjemuran akan membuat air terasa segar dan hangat ketika dimasukkan kedalam
kolam.

Air dimasukkan kedalam kolam hingga ketinggian kurang lebih 30 cm. pada ketinggian ini
seluruh air kolam akan mendapatkan sinar matahari yang cukup sehingga suhu air tetap
hangat. Setelah itu, kedalam kolam perlu dimasukkan tanaman air sebagai substrat pelekatan
telur koki.

4.6 Persiapan Calon Induk


Setelah koki berumur 6-7 bulan, pemijahan mulai dapat dilakukan. Sebelum memijahkan
koki, perhatikan cirri-ciri bakalan induk jantan dan betina. Ciri-ciri jantan yang siap memijah
adalah sudah saling mengejar dan menggangu koki lainnya. Ciri lainnya adalah keluarnya
cairan mani berwarna putih seperti santan atau susu dari lubang pengeluarannya. Cairan ini
akan keluar jika perut koki sedikit ditekan kearah lubang pengeluaran. Keluarnya cairan ini
merupakan pertanda bahwa sel kelamin koki telah matang sehingga sipa dipijahkan. Ciri koki
betina yang siap memijah adalah perutnya teras empuk dan lembek saat diraba. Jika perutnya
terasa keras, berarti telur koki belum matang. Ciri lainnya, perut koki akan tampak
membesar, lubang kelamin membengkak dan berwarna kemerahan, serta telur mudah keluar
jika perut koki sedikit ditekan.
4.7 Seleksi Induk
Beberapa pertimbangan yang dipakai untuk melakukan seleksi induk adalah bentuk fisik,
ukuran berat, umur, tingkat kesehatan, dan kematangan gonad. Sekalipun ikan mas Koki
diperairan tropis cenderung cepat matang gonad, namun umur ideal yang layak dan produktif
untuk dipijah adalah 1 tahun dan beratnya telah mencapai 100 g/ekor. Induk yang akan
dipijahkan harus sehat secara fisik, yaitu tidak terinfeksi oleh penyakit parasit.

4.8 Proses Pemijahan


Setelah kolam pemijahan siap digunakan dan bakalan induk dipilih, pindahkan bakalan
induk kedalam kolam pemijahan. Pemindahan induk ini sebaiknya dilakukan pada sore hari
karena pada malam harinya koki jantan akan mengejar-ngejar koki betina sambil sekali-sekali
menyentuh bagian belakang betina. Jika kondisi demikian terjadi, itu berarti pemijahan akan
terjadi.

Pada pagi harinya koki betina akan membalikkan tubuhnya sembil melepaskan telur,
sedangkan koki jantan segera akan melepaskan sperma untuk membuahinya. Telur koki
bersifat adhesif, yaitu akan menempel dibenda lain yang telah disediakan sebagai substrat
pelekatan telur. Telur yang dihasilkan satu pasang induk koki dapat mencapai 1000-2000
butir, bahkan koki tosa dan black moor dapat mencapai hingga 8000 butir. Kedua induk dapat
dipijahkan kembali sekitar 20 hari kemudian.

4.9 Penetasan Telur


Dalam waktu 3-4 hari telur akan menetas menjadi burayak. Penetasan ini tergantung pada
suhu air. Semakin hangat air, semakin cepat telur menetas. Telur yang tidak menetas, baik
yang menempel disubstrat maupun yang tenggelam didasar kolam, harus segera dibuang.
Telur yang tidak menetas ini dapat mengurangi pasokan oksigen didalam air dan membusuk
menjadi sarang penyakit.

Sambil menunggu menetas, telur dapat dirawat seperlunya dengan mengganti air kolam.
Penggantian air ini tidak dilakukan secara total, cukup separuh air kolam. Pergantian
dilakukan dengan menggunakan selang plastik. Arus yang ditimbulkan oleh penambahan air
baru jangan sampai mengenai telur yang menempel disubstrat karena telur akan terlepas dan
tidak akan menetas.
Sebelum berumur 6 hari burayak idak perlu diberi pakan karena masih mempunyai cadangan
pakan dalam kantong kuning telurnya. Setelah itu barulah burayak diberi pakan kutu air.

4.10 Pendederan
Setelah berumur 2 minggu, benih koki di pindahkan dari kolam pemijahan ke kolam
pendederan. Untuk satu kolam pendederan berukuran 100 x 60 x 60 cm, jumlah populasi
yang bisa dimasukkan sebanyak 250 ekor ikan koki. Dikolam pendederan, benih mulai diberi
pakan cacing sutera (tubifex) yang disaring dengan saringan berdiameter 0,5 mm. Pemberian
cacing sutera ini berguna untuk menggemukkan dan memacu pertumbuhan koki. Setelah
berumur 20 hari, sebagian benih koki sudah dapat dijual kepasar untuk dibesarkan oleh
pembudidaya lain.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Meskipun pembenihan ikan koki relatif sulit dilakukan namun dengan memperhatikan
kualitas air, makanan, dan kriteria pendukung lainnya dengan baik maka keberhasilan
pembenihan ikan koki ini akan dapat tercapai. Keberhasilan pembenihan ikan koki harus
diikuti dengan persiapan dan keuletan untuk merawat benih-benih koki.

Jika dikaitkan dengan analisa usaha maka pembenihan ikan koki ini diharapkan dapat
menjadi suatu prospek usaha perikanan yang potensial untuk dikembangkan oleh siapa saja
yang berminat, dengan mengetahui teknik pembenihan dan cara penanganan benih yang baik.
Karena ikan mas koki ini merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi
baik benih maupun induk, di pasar lokal maupun internasional.

5.2 Saran
Dalam budidaya ikan mas koki hendaknya para pembudidaya melakukan pemilihan
indukan dengan cermat agar anakan yang di hasilkan nantinya berkualitas dan daya tahan
tubuh yang baik. Penggunaan pakan yang sesuai sangat memepengaruhi keindahan warna
dalam budidaya ikan mas koki. Selain itu hal yang harus di persiapan lainnya adalah kolam
pemijahan yang sesuai dengan habitat aslinya agar ikan mas koki merasa nyaman sehingga
produksi menjadi maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Daelami Deden A.S. 2001. Agar Ikan Sehat. Jakarta : Penebar Swadaya.

Hermanto, Ning. 2004 Menggempur Penyakit Hewan Kesayangan dengan Mahkota Dewa.
Penebar Swadaya.

Lesmana Darti S dan Iwan Darmawan. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer.
Jakarta : Penebar Swadaya.

Lesmana Darti S. 2003 Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Ikan Hias. Jakarta : Penebar
Swadaya.

Sayuti. 2003. Budidaya Koki. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka.

Warta Budidaya Edisi 8 Tahun 2005.

http://eprints.umm.ac.id/44021/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai