Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ditengah marebaknya pandemic Corona Virus Disease (Covid-19), layanan


pendidikan harus tetap diberikan kepada anak-anak usia sekolah pada semua
jenjang termasuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dalam kondisi darurat,
sekolah harus bekerja keras dan tetap memberikan tugas dan fungsinya sebagai
lembaga pendidikan formal memberikan layanan terbaik kepada peserta didik.

Oleh karena itu dalam melaksanakan tugas dan fungsinya senantiasa


berpedoman kepada seluruh kebijakan bidang pendidikan yang telah dibuat oleh
pusat maupun daerah secara khusus. Pedoman lainnya adalah berupa sebuah
panduan yang dibuat dan dilaksanakan sendiri oleh sekolah yaitu kurikulum.

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi
tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.

Oleh sebab itu kurikulum SDN Tangerang 1 disusun oleh tim yang telah dibentuk
yaitu Tim Penjaminan Mutu Satuan Pendidikan (TPMSP) untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di
sekitar sekolah. Kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) baik secara luring
ataupun daring atau Belajar Dari Rumah (BDR) melalui tatap muka harus dibuat
pedoman dan lain-lainnya. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 sebagaimana telah diubah
terakhirkalinya dengan Nomor 32 tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) mengamanatkan bahwa kurikulum pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh
satuan pendidikan dengan mengacu kepada Stándar Kompetensi Lulusan (SKL)
dan Standar Isi (SI) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga
KTSP SDN – TANGERANG I Page 1
harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU Nomor 20
Tahun 2003 dan PP Nomor 32 Tahun 2015. Berdasarkan peraturan di atas,
dalam upaya mendekatkan pendidikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan peserta didik dan lingkungan, SDN Tangerang 1 mengembangkan
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Kurikulum ini disusun dengan mengacu pada Stándar Isi (SI) dan Stándar
Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menjamin
pencapaian tujuan pendidikan. Ditengah hiruk pikuknya penanganan dan
pencegahan Covid-19 Kurikulum SDN Tangerang 1 ini disusun untuk tetap
mewujudkan visi sekolah dengan mengakomodasi potensi yang ada untuk
meningkatkan kualitas sekolah, baik dalam aspek akademis maupun non
akademis, (sesuai visi dan misi). Prinsip yang dikembangkan dalam penyusunan
kurikulum SDN Tangerang 1 pada tahun pelajaran 2021/2022 menerapkan prinsip
- prinsip pengembangan Kurikulum 2013.

Adapun pengembangannya berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki


posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, berkarakter dan berbudi pekerti luhur dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab terhadap
lingkungan. Selain itu, kurikulum 2013 peserta didik diharapkan mempunyai
ketrampilan abad 21 yang diistilahkan 4C yaitu Communication, Collaboration,
Critical Thinking and Problem Solving dan Creativity and Innovation).

Penguasaan ketrampilan 4C ini sangat penting khususnya di abad 21, abad


dimana dunia berkembang dengan cepat dan dinamis. Untuk mewujudkan
ketrampilan 4C itu diantaanya yaitu dengan adanya Integrasi PPK (Penguatan
Pendidikan Karakter). Lima karakter yang dimaksud adalah religiositas,
nasionalisme, kemandirian, gotong royong dan integritas serta Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) yang tidak hanya sekedar membaca dan menulis melainkan
mencakup ketrampilan berpikir menggunakan berbagai sumber baik cetak, visual,
digital dan auditori. Juga dalam pembelajaran menerapkan Higher Order of
Thinking Skill (HOTS) yaitu dalam pembelajaran memberikan pelatihan yang
melatih kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitf yang merupakan
kemampuan berpikir tingkat tinggi sehingga diharapkan peserta didik dapat

KTSP SDN – TANGERANG I Page 2


bersaing dalam kancah dunia internasinal. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan yang berkarakter dan berbudi pekerti luhur, serta sesuai dengan visi
dan misi SDN Tangerang 1.

Kewenangan sekolah dalam menyusun kurikulum memungkinkan sekolah menyesuaikan


dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah. Dengan
demikian, daerah dan atau sekolah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan
menentukan hal-hal yang akan diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar,
dan menilai keberhasilan belajar mengajar.

B.Landasan Yuridis
1. Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah atau PP Nomor 19 tahun 2017 tentang perubahan
PP No.74 tahun 2008 tentang Guru.
3. Peraturan Pemerintah (PP) No.53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS
4. Peraturan Pemerintah (PP) No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan direvisi dengan Peraturan Pemerintah (PP) No.32 tahun 2013
tentang Standar Nasional Pendidikan
5. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kelulusan
6. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi
7. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses
8. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian
9. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 24 tahun 2016 tentang Standar KI KD mata Pelajaran Kurikulum
2013
10. Permendikbud No.61 tahun 2014 tentang Pedoman Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
11. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan
Dasar Dan Pendidikan Menengah

KTSP SDN – TANGERANG I Page 3


12. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai
Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah
13. Permendikbud No.79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013
14. Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling
pada pendidikan Dasar dan Menengah
15. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti
16. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 53 tahun 2015 tentang Penilaian hasil belajar oleh Pendidik dan
Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
17. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 82 Tahun 2015 Tentang Pencegahan Tindak Kekerasan
18. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi
Siswa Baru.
19. Peraturan Presiden nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter
20. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 5 tahun 2013 tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Adiwiyata
21. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 28 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar
dan Menengah
22. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Menteri
Agama,Menteri Kesehatan, Dan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia, nomor : Nomor 01.kb/2020, nomor 516 Tahun 2020, nomor
Hk.03.01 /Menkes I 363 I 2020, nomor 440- 842 Tahun 2020 tentang
panduan Penyelenggaraan pembelajaran pada tahun ajaran 2020/2021
dan tahun akademik 2021/2022 di masa pandemi Corona Virus Desease
2019 (Covid-19).
23. Surat edaran nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan
pendidikan dalam masa darurat penyebaran Corona Virus Disease
(Covid- 1 9) Nomor 3 tahun 2020 tentang pencegahan Corona Virus
Disease (Covid- l9) pada satuan pendidikan

KTSP SDN – TANGERANG I Page 4


24. Surat edaran nomor 15 tahun 2020 tentang pedoman penyelenggaraan
belajar dari rumah dalam masa darurat penyebaran Corona Virus Disease
(Covid-19)
25. Surat edaran menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 4 tahun 2020,
tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa Darurat
Penyebaran Corona Virus Disease 2019.
26. Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19)
27. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2791 Tahun 2020
tentang Panduan Kurikulum Darurat pada Madrasah.
28. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 4 tahun 2020,
tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa Darurat
Penyebaran Corona Virus Disease 2019.
29. Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19)
30. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2791 Tahun 2020
tentang Panduan Kurikulum Darurat pada Madrasah.
31. Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 657 Tahun 2020
tentang Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19 di Lingkungan
Perguruan Tinggi Keagaamaan Islam.
32. Rapat Guru SD Negeri Tangerang 1 Tanggal 8 Juli 2021
33. Kalender Pendidikan SD Negeri Tangerang 1 Tahun pelajaran 2021/2022
34. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 11 Tahun 2007 tentang
Penyelenggarakan Pendidikan Pasal 16 Ayat 1 dan 2 menyatakan”
Tentang Isi Kurikulum Muatan Lokal Memuat Mata Pelajaran Wajib Budi
Pekerta dan Mata Pelajaran Pilihan Bahasa Inggris Dilaksanakan Pada
Semua Jenjang Pendidikan”

KTSP SDN – TANGERANG I Page 5


BAB II

TUJUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pengembangan KTSP

Tujuan Pengembangan Kurikulum adalah :

1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

2. Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akann status , hak dan
kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara serta
meningkatkan kualitas dirinya sebagai manusia.

Selain itu, KTSP disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk :

(a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

(b) belajar untuk memahami dan menghayati,

(c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,

(d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan

(e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajr yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan.

B. Tujuan Pendidikan Dasar

Tujuan pandidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,


kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.

C. Visi Satuan Pendidikan

Visi Sekolah Dasar Negeri Tangerang 1 adalah sebagai berikut :

” Menciptakan generasi yang inisiatif, kreatif dan Inovatif dalam berbagai


Keunggulan, serta berakhlak mulia dan berprilaku baik terhadap lingkungan”

KTSP SDN – TANGERANG I Page 6


D. Misi Satuan Pendidikan

Berdasarkan Visi di atas, maka Sekolah Dasar Negeri Tangerang 1 menyusun Misi
sebagai berikut :

1. Menyiapkan generasi yang unggul dibidang Imtak dan Iptek

2. Membentuk sumber daya manusia yang aktif, kreatif, Inovatif serta berprestasi
dalam Ilmu Pengetahuan dan Budi Pekerti

3. Membentuk siswa yang berakhlak mulia.

4. Membudayakan hidup sehat dilingkungan sekolah.

E. Tujuan Satuan Pendidikan

Adapun Tujuan Pendidikan Sekolah Dasar Negeri Tangerang I adalah :

1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berahlak mulia.

2. Mengembangkan potensi, kecerdasan dan minat bakat siswa.

3. Meraih prestasi Akademik dan non Akademik untuk peserta didik

4. Memberikan pelayanan yang prima dalam berbagai hal untuk mendukung belajar
yang lebih efektif.

5. Melestarikan penghijauan sekolah

6. Membiasakan membuang sampah pada tempatnya.

7. Membiasakan memilah sampah kering dan basah.

8. Merubah karakter siswa/siswi untuk peduli dan mencintai lingkungan.

KTSP SDN – TANGERANG I Page 7


BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum

Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan


pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa struktur dan muatan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) pada jenjang pendidikan dasar menengah meliputi lima kelompok
mata pelajaran sebagai berikut:

1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia


2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. Kelompok mata pelajaran Ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kelompok mata pelajaran estetika
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

Cakupan setiap kelompok mata pelajaran untuk jejang SD/MI/SLB disajikan pada
table 1.

Tabel 1. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran

No. Kelompok Mata Cakupan


Pelajaran

1. Agama dan Akhlak Mulia Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti,
atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan.

2. Kewarganegaraan dan Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan


Kepribadian kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan
kesadaran dan wawasan peserta didik akan status,
hak, dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
peningkatan kualitasdirinya sebagai manusia.

KTSP SDN – TANGERANG I Page 8


Kesasadaran dan wawasan termasuk wawasan
kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela Negara,
penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup,
kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab
sosial, ketaatan pada hukum, ketataan membayar
pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi
dan nepotisme.

3. Ilmu Pengetahuan dan Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan


Teknologi teknologi pada SD/MI/SDLB/Paket A dimaksudkan

untuk mengenal, menyikapi, dan mengabresiasi ilmu


pengetahuan dan teknologi, serta menamkan
kebiasaan berfikir dan berprilaku ilmiah yang kritis,
kreatif dan mandiri.

4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan


untuk meningkatkan sensivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan
mengabresiasikan keindahan serta harmoni
mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam
kehidupan individualsehingga mampu menikmati
dan mesyukuri hidup, mampu dalam kehidupan
kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan
kebersamaan yang harmonis.

5. Jasmani, Olahraga dan Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan


Kesehatan kesehatan pada SD/MI/SDSLB/Paket A
dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta
menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup
sehat. Budaya hidup sehat termasuk kesadaran,
sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat
individual ataupun yang bersifat kolektif
kemasyarakatan seperti kebebasan dari perilaku

KTSP SDN – TANGERANG I Page 9


seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AISD,
demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang
potensi untuk mewabah.

Selanjutnya dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang


Standar Nasional Pendidikan dijelaskan pula bahwa:

(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak pada SD/MI/SLB/Paket A


dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan
kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi estetika, jasmani olahraga dan
kesehatan.
(2) Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan kepribadiaan pada
SD/MI/SLB/Paket A dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama,
akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan
jasmani.
(3) Kelompok mata pelajaran Ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SLB/Paket
A dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika,
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, mutan
lokalyang relevan.
(4) Kelompok mata pelajaran estetika pada SD/MI/SLB/Paket A dilaksanakan melalui
muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan
loka lyang relevan.
(5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada
SD/MI/SLB/Paket A dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan
jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan
lokal yang relevan.

Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, struktur kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


SDN Tangerang I Kecamatan Tangerang Kota Tangerang adalah sebagai berikut:

STRUK TUR KURIKULUM SDN TANGERANG I

Kelas dan Alokasi Waktu


Komponen

I II III IV V VI
A. Mata Pelajaran

KTSP SDN – TANGERANG I Page 10


1. Pendidikan Agama & Budi
4 4 4 4 4 4
Pekerti

2. Pendidikan Kewarganegaraan 5 6 6 5 5 5

3. Bahasa Indonesia 8 8 10 7 7 7

4. Matematika 5 6 6 6 6 6

5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3

6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3

7. Seni Budaya dan Keterampilan 4 4 4 3 4 4

8. Pendidikan Jasmani, Olahraga


4 4 4 4 4 4
Dan jasmani

B. Muatan Lokal

1. Budi Pekerti 2 2 2 2 2 2

2. Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2

C. Pengembangan Diri

1. Pramuka 2 2 2 2 2 2

2. TPA 2 2 2 2 2 2

JUMLAH 34 36 38 40 40 40

Keterangan :

1. 1 (satu) jam pelajaran alokasi waktu 35 menit.

2. Kelas 1, 2,4 dan 5 pendekatan tematik.

3. Kelas 3,, dan 6 pendekatan mata pelajaran.

4. Sekolah dapat memasukkan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal dan global,
yang merupakan bagian dari mata pelajaran yang diunggulkan.

KTSP SDN – TANGERANG I Page 11


5. Mengenal pembelajaran tematik sekolah dapat menentukan alokasi waktu per mata
pelajaran sedangkan dalam PBM menggunakan pendekatan tematik.

B. Muatan Kurikulum

Muatan KTSP meliputi sejumlah mata Pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Disamping itu materi
muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri ke dalam isi kurikulum.

Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan


menegaskan kedalam muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam
kompetensi pada setiap tingkatan dan atau semester sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud yang terdiri atas standar kompetensi dan
kompetensi dasar.

1. Mata Pelajaran

a. Pendidikan Agama Islam

Tujuan:

• Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan


pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,pembiasaan serta
pengalaman peserta didik tentang ajaran agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya
kepada Allah SWT;
• Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berahlak mulia yaitu
manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil,
etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara
personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas
sekolah. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
• Membahas ayat-ayat Al-Qur;an yang berhubungan dengan lingkungan hidup
seperti cara bersuci, kebersihan diri, dan lingkungan.

b. Pendidikan Kewarganegaraan

Tujuan:

• Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu


kewarganegaraan.

KTSP SDN – TANGERANG I Page 12


• Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti
korupsi.
• Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya.
• Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
• Membahas norma dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat seperti larangan
membuang sampah sembarangan.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan


Kewarganegaraan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006.

c. Bahasa Indonesia

Tujuan:

• Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulisan.
• Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa Negara.
• Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
berbagai tujuan.
• Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
serta kematangan emosional dan sosial.
• Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa.
• Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai Khazanah budaya
dan intelektual manusia Indonesia.
• Membuat puisi, karangan dari tema banjir, pencemaran lingkungan, peristiwa
alam, dan lain-lain.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan


Bahasa Indonesia dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006.

KTSP SDN – TANGERANG I Page 13


d. Matematika

Tujuan:

• Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan


mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien dan
tepat dalam pemecahan masalah.
• Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan pernyataan matematika.
• Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh.
• Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah.
• Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matemaitka,
serta ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
• Mengidentifikasi tentang bangun datar dan bangun ruang dengan
menggunakan barang-barang bekas seperti kardus dan lain-lain.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan


Matematika dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006.

e. IPA

Tujuan:

• Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa


berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan Nya.
• Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
• Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
• Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.

KTSP SDN – TANGERANG I Page 14


• Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam.
• Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
• Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Ilmu


Pengetahuan Alam dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006.

f. IPS

Tujuan:

• Mengenal konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan


lingkungannya.
• Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari.
• Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
• Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006.

g. Seni Budaya dan Keterampilan

Tujuan:

• Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan.


• Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan.
• Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan.
• Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan ketarampilan dalam tingkat
lokal, regional maupun global.
• Membuat prakarya dengan memanfaatkan barang-barang bekas seperti
koran kardus kaleng dan lain-lain.

KTSP SDN – TANGERANG I Page 15


Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Seni
Budaya dan Keterampilan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.

h. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Tujuan:
• Mengembangkan keterampilan pengolahan diri dalam upaya pengembangan
dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta hidup sehat melalui berbagai
aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
• Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
• Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
• Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai
yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
• Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama,
percaya diri dan demokratis.
• Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang
lain dan lingkungan.
• Membudayakan hidup sehat dan hidup bersih dilingkungan sekolah, rumah
maupun masyarakat.
• Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih
sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola
hidup sehat dan kebugaran, terampil serta memiliki sikap yang positif.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.

2. MuatanLokal

Muatan Lokal di SDN.Tangerang I terdiri atas.

a) Budi Pekerti
Tujuan:
• Membentuk manusia yang berilmu, bermoral, beretika serta memiliki
kepedulian sosial dan lingkungan.
• Membentuk perilaku dasar yang meliputi ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, bertoleransi, disiplin, kasih sayang, tanggung jawab, gotong
royong, kesetiakawanan, sopan santun, jujur dan sebagainya.

KTSP SDN – TANGERANG I Page 16


• Mampu mewujudkan nilai-nilai moral dan agama, keteladanan melalui
pembiasaan ucapan dan perilaku dan pengalaman sehari-hari dilingkungan.

b) Bahasa Inggris
Tujuan:
• Mengenalkan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi Internasional.
• Membekali siswa untuk menghadapi tuntutan dalam rangka menyongsong
era globalisasi.
• Bercerita tentang lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
• Membekali siswa untuk mampu berbahasa Inggris

3. Pengembangan Diri

a) T P A (Taman pendidikan Qur’an)

Tujuan:

• Menjadikan generasi yang berilmu dan beriman


• Menjadikan generasi yang bertaqwa
• Menjadi ladang ilmu keagamaan
• Mencetak generasi yang berakhlaqul karimah
• Mencetak generasi yang cerdas sehat dan bersih serta berprilaku baik terhadap
lingkungan
Meliputi kegiatan membaca Al Qur’an yang benar dan Do’a, yaitu:

I. Tingkat Dasar

1. Huruf Hijaiyah

2. Tanda baca - Fathah

- Kasroh

- Dhommah

3. Do’a sehari-hari- Do’a sebelum makan

- Do’a masuk WC

- Do’a sesudah makan

- Do’a keluar WC

KTSP SDN – TANGERANG I Page 17


4. Surat-surat pendek

- Q.S Al-Fatihah

- Q.S An-Naas

- Q.S Al-Falaq

- Q.S Al-Ikhlas

- Q.S Al-Ashr

II. Menengah

1. Menyambung huruf

2. Do’a sehari-hari - Do’a masuk masjid

- Do’a sebelum belajar

- Do’a keluar masjid

- Do’a sesudah belajar

3. Rokaat sholat

4. Bacaan sholat - Niat sholat

- Bacaan Takbiratul Ihrom

5. Surat-surat pendek - Q.S Al-Lahab

- Q.S An-Nashr

- Q.S Al-Kafirun

III. Tingkat Lanjut

III. a. Tingkat Lanjut 1

1. Tajwid

2. Menyambung huruf - Mad Thobi’i

- Mad Layyin

3. Gerakkan sholat - Ruku’ - Sujud

4. Bacaan sholat - I’tidal

- Ruku’

5. Surat-surat pendek - Q.S Al-Kautsar

- Q.S Al-Quraisy
KTSP SDN – TANGERANG I Page 18
- Al-Fiil

6. Do’a sehari-hari - Do’a Kebaikan dunia dan akhirat

- Do’a untuk kedua orang tua

III. b. Tingkat Lanjut 2

1. Tajwid - Idzhar - Ikhfa

- Iqlab

2. Bacaan sholat - Sujud

- Duduk diantara dua sujud

3. Do’a sehari-hari- Do’a sebelum wudhu

- Do’a sesudah wudhu

4. Surat-surat pendek - Q.S Al-Humazah - Q.S At-Takatsur

- Q.S Al-Qori’ah - Q.S Al-‘Adiyat

III. c. Tingkat Lanjut 3

1. Tajwid - Izdghom

- Hukum Lam Ta’rif

- Ghunnah

2. Bacaan Adzan - Bacaan Adzan

- Bacaan Adzan sholat subuh

3. Do’a sehari-hari - Do’a sebelum belajar

- Do’a sesudah belajar ( Kafarotul Majlis )

4. Surat-surat pendek - Q.S Al-ZalZalah

- Q.S Al-Qodr

- Q.S Al-‘Alaq

- Q.S Al-Bayyinah

III. d. Tingkat lanjut 4

1. Tajwid - Mad Wajib dan Mad Jaiz Munfasil

- Mad Arild Lisukun


KTSP SDN – TANGERANG I Page 19
- Hukum Mim sukun ( Mim mati )

2. Bacaan Adzan - Bacaan Adzan

- Bacaan Adzan sholat subuh

3. Do’a sehari-hari - Do’a sesudah sholat

- Do’a selamat

4. Surat-surat pendek - Q.S ‘At-Tiin

- Q.S Ad-Dhuha
- Q.S Al-Insyiroh

b) Pramuka

Tujuan:

• Menerapkan hidup disiplin.


• Mempunyai sifat saling menolong dalam lingkungan bermasyarakat.
• Membentuk dasar pemikiran yang bersifat kepemimpinan menjadi manusia
yang berakhlak karimah di masa depan.

KTSP SDN – TANGERANG I Page 20


1. PROGRAM JANGKA PANJANG ( 5 TAHUN )

1.1 Melaksanakan kegiatan perkemahan akhir tahun

- Melaksanakan kegiatan perkemahan akhir tahun baik di arena sekolah


maupun diluar arena sekolah

- Melaksanakan kegiatan perkemahan gabungan satu komplek atau


dengan gugus depan lainnya.

1.2 Melaksanakaan atau mengikuti kegiatan HUT pramuka

- Melaksanakan ikut serta kegiatan upacara HUT pramuka di luar sekolah

- Mengikuti kegiatan lomba tingkat yang diadakan oleh kwaran cipondoh.

1.3 Melaksanakan laporan hasil kegiatan tahunan

- Memberikan laporan pertanggujawaban terhadap hasil kegiatan selama


1 tahun sebagai kegiatan pennutup .

2. PROGRAM KERJA JANGKA MENENGAH ( 3 TAHUN )

2.1 Melaksanakan pengujian dan pelantikan tanda kecakapan umum ( TKU )

- Pengujian dan pengisian syarat – syarat kecakapan umum ( SKU )

- Melakukan pemrosesan atau sidang bagi calon terlantik baik melalui


perkemahan maupun kegiatan sehari

- Melantik dan mengkukuhkan tanda pelantikan anggota yang telah


memenuhi syarat kecakapan umum ( SKU ).

2.2 Melaksanakan pengujian dan pengambilan tanda kecakapan khusus ( TKK )

- Pengujian tanda kecakapan khusus baik dalam perkemahan maupun


kegiatan lain

- Pengukuhan tanda kecakapan khusus .

2.3 Mengikuti / berpartisipasi dalam kegiatan pramuka diluar sekolah

- Mengikuti kegiatan perlombaan tingkat gugus, kwaran, dan kwarcab

- Menghadiri undangan kegiatan dari gugus depan lain.

2.4 Melaksanakan kegiatan wide game dan penjelajah

- Melakukan pencarian tanda jejak dan sosialisasi melalui penjelajahan

KTSP SDN – TANGERANG I Page 21


- Melakukan evaluasi dan permainan dalm wide game.

3. PROGRAM KERJA PENDEK ( / 1 TAHUN )

3.1 Melaksanakan kegiatan latihan rutin

- Menyusun jadwal kegiatan latihan mingguan seperti :

a. Menciptakan kedisiplinan

b. Menciptakan rasa tanggung jawab

c. Menciptakan rasa persaudaraan dan kekompakan

d. Menciptakan kreativitas dan keterampilan .

3.2 Melaksanakan latihan tambahan / latihan khusus

- Melaksanakan latihan pelengkap bagi materi yang belum tercapai

- Mengadakan kegiatan latihan untuk pasukan inti.

3.3 Melaksanakan evaluasi kegiatan

- Melaksanakan evaluasi secara tertulis maupun praktek pada materi


yang telah disampaikan

- Melaksanakan uji kemampuan dan kerapihan pinru serta anggota.

4. PROGRAM KERJA ADMINITRASI DAN PEMBINA

4.1 Melaksanakan perapihan buku – buku kegiatan dan adminitrasi

- Menyusun buku – buku kegiatan seperti : absensi anggota jadwal


kegiatan latihan iuran anggota dan sebagainya.

4.2 Melaksanakan penyusunan dan pelaporan program kerja

- Melaksanakan penyususn program kegiatan pramuka jangka panjang,


menengah dan jangka pendek

- Membuat penyusunan hasil kegiatan dalam jangka panjang yang sudah


terlaksana sesuai dengan program kerja pramuka .

4.3 Melaksanakan kegiatan rapat kerja

- Membuat serta menyususn program kerja pramuka

- Membahas permasalahan kegiatan yang akan dilaksanakan atau sudah


dilaksanakan

KTSP SDN – TANGERANG I Page 22


- Membahas atau melakukan evaluasi kegiatan yang telah terlaksana.

5. PROGRAM KERJA SARANA DAN PRASARANA

5.1 Kerapihan atribut dan seragam bagi anggota

- Kerapihan atribut dan seragam bagi anggota

a. Tanda kwarda, kwarcab, tapel, papannama, tanda gudep, tanda


regu, dan boyscout bagi putra / wsom bagi putri

b. Kacu / setengah leher

c. Topi baret bagi putra / topi rotan untuk putri berserta tatopnya

d. Sabuk pramuka lengkap serta tali kur ( tali, peluit ) .

5.2 Melaksanakan pengadaan alat pendukung kegiatan latihan ( tongkat,


tambang

pramuka,bendera semaphore dan peraga lainnya )

- Melengkapkan perlengkapan kegiatan latihan pramuka seperti :

a. Tanda regu b. Tambang pramuka

c. Tongkat d. Semaphore

e. Buku panduan f. dan lain sebagainya.

c) Marawis

Tujuan

• Tujuannya adalah agar peserta didik mampu dalam meningkatkan kesenian


budaya Islam

C. Pelaksanaan dan Penilaian Pembelajaran


1. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran yang dilakukan adalah sesuai dengan kebijakan
pemerintah pada masa transisi dan kenormalan baru, yaitu melalui
keiatan pembelajaran BDR/ atau PJJ (daring dan atau luring) dengan
menyederhakana rencana pembelajaran menjadi tiga aspek, yaitu
tujuan pembelajaran kegiatan pembelajaran dan penilaian.

KTSP SDN – TANGERANG I Page 23


Namun saat kondisi kembali normal seperti sebelum Covid-19 maka
pembelajaran akan disesuaikan dengan tuntutan dan kebijakan yang
baru, yaitu tatap muka dan lain-lainnya.

2. Pengaturan Beban Belajar


Saat masa transisi menuju New Normal, pengaturan beban belajar
SDN Tangerang 1 diseuaikan dengan kebijakan yang ada terutama
terkait pedoman belajar saat pandemic.
Namun jika kondisi telah dinyatakan normal, maka beban belajar
ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan program
pendidikan yang berlaku di sekolah pada umumnya saat ini

KTSP SDN – TANGERANG I Page 24


KKM KELAS Jumlah
Rata –
no Mata Pelajaran
rata
I II III IV V VI

A Muatan Nasional

Pendidikan
1 70 70 70 70 70 70 420 70
Agama Islam

2 Pkn 70 70 70 70 70 70 420 70

Bahasa
3 70 70 70 70 70 70 420 70
Indonesia

4 Matematika 70 70 70 70 70 70 420 70

5 IPA - - - 70 70 70 210 70

6 IPS - - - 70 70 70 210 70

Seni Budaya &


7 70 70 70 70 70 70 420 70
Kebudayaan
Penjas,
8 Olahraga dan 70 70 70 70 70 70 420 70
Kesehatan

B Muatan Lokal

1 Budi Pekerti 70 70 70 70 70 70 420 70

2 Bahasa Inggris 70 70 70 70 70 70 420 70

Jumlah KKM 560 3.780 70


560 560 700 700 700

KKM Sekolah 70 70 70 70 70 70 70

KTSP SDN – TANGERANG I Page 25


3. BEBAN BELAJAR SDN TANGERANG I

SATU JAM MINGGU JUMLA


JUMLAH
PEMBELAJ EFEKTIF WAKTU H JAM
SATUAN JAM
KELA ARAN PER PEMBELAJAR PER
PENDIDI PEMBELAJ
S TATAP TAHUN AN PER TAHUN
KAN ARAN PER
MUKA PELAJARA TAHUN (@ 60
MINGGU
(MENIT) N MENIT)

SD I 30 34 36 1.260 2.160
Jam
II 30 36 36
pembelajaran

III 35 38 36 (1.470 menit)

IV 35 40 36 1.260 2.160
s/d Jam
pembelajaran
VI (1.470 menit)

4. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi
dasar

berkisar antara 0 – 100 %.

KTSP SDN – TANGERANG I Page 26


KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

SDN TANGERANG 1

TAHUN PELAJARAN 2020 - 2021

5. Kenaikan Kelas

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir ajaran. Kriteria dan penentuan
kenaikankelas adalah sebagai berikut:

a. Kriteria kenaikan kelas

Nilai rapor diambil dari nilai pengamatan, nilai harian, nilai tugas/PR, nilai tes
tengah semester dan nilai tes akhir semester dijumlahkan untuk mencari nilai rata-
rata setiap siswa dalam satu mata pelajaran, yang sesuai dengan standar
ketuntasan belajar(SKB) / KKM di SDN Tangerang I

b. Penentuan kenaikan kelas

1). Penentuan siswa yang naik kelas dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat
Dewan guru dengan mempertimbangkan KKM sikap/penilaian/budi pekerti
dan kehadiran siswa yang bersangkutan.

2). Siswa yang dinyatakan naik kelas, raportnya dituliskan naik ke kelas
berikutnya.

3). Siswa yang tidak naik kelas harus mengulang dikelasnya.

4). Bila mata pelajaran PKn, Agama , Bahasa Indonesia, IPA, Matematika dan
IPS dibawah KKM, maka anak tersebut tidak naik kelas.

6. Kelulusan

Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus
dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah :

➢ Menyelesaikan seluruh program pembelajaran ;

➢ Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.

➢ Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu


pengetahuan dan teknologi.

➢ Lulus Ujian Nasional.

KTSP SDN – TANGERANG I Page 27


a) Kriteria kelulusan

Hasil ujian dituangkan ke dalam blanko data nilai ujian. Hasil ujian dimanfaatkan
sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk penentuan kelulusan dengan kriteria
sebagai berikut :

1) Memiliki raport kelas VI.

2) Telah mengikuti ujian sekolah dan memiliki nilai untuk seluruh mata pelajaran
yang diujikan, minimal nilai masing-masing mata pelajaran 6.50.

b. Penentuan kelulusan

1) Penentuan siswa yang lulus dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat dewan
guru dengan mempertimbangakan nilai raport, nilai ujian sekolah,
sikap/prilaku/budi pekerti siswa yang bersangkutan dan memenuhi kriteria
kelulusan.

2) Siswa yang dinyatakan lulus diberi ijazah, dan raport sampai dengan semester 2
kelas VI Sekolah Dasar.

3) Siswa yang tidak lulus tidak memperoleh ijazah dan mengulang di kelas terakhir.

Catatan :

Kenaikan kelas dan kelulusan mengacu pada standar penilaian yang keluarkan oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

D. Kalender Pendidikan

Kalender pendidikan adalah Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta


didik selama satu tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

Permulaan tahun pelajaran adalah waktu di mulainya kegiatan pembelajaran pada


awal tahun pelajaran pada setiap tahun pendidikan

Minggu efektif belajar adalah jumlah jam pembelajaran untuk setiap tahun
pembelajaran pada setiap satuan pendidikan

Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, di
tambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

Waktu libur adalah waktu yang di tetapkan untuk tidak di adakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat

KTSP SDN – TANGERANG I Page 28


berbentuk jeda tengah semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari
libur umum, termasuk hari – hari besar nasional dan libur khusus.

Alokasi waktu minggu efektif, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada tabel
berikut;

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1 Minggu Efektif Minimum 34 minggu Di gunakan untuk kegiatan


Belajar dan Maksimum 38 pembelajaran efektif pada
minggu setiap satuan pendidikan

2 Jeda tengah Maksimum 2 Minggu Satu minggu setiap semester


semester

3 Jeda antar Maksimum 2 Minggu Antara semester I dan II


semester

4 Libur akhir tahun Maksimum 3 Minggu Di gunakan untuk menyiapkan


pelajaran kegiatan dan administrasi akhir
dan awal tahun pelajaran

5 Hari libur 2 – 4 Minggu Daerah khusus memerlukan


keagamaan libur keagamaan lebih panjang
dapat mengatur sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif

6 Hari libur umum Maksimum 2 minggu Di sesuaikan dengan peraturan


nasional pemerintah

7 Hari libur khusus Maksimum 1 minggu Untuk satuan pendidikan


sesuai ciri kekhususan masing
– masing

KTSP SDN – TANGERANG I Page 29


8 Kegiatan khusus Maksimum 3 minggu Di gunakan untuk kegiatan
sekolah / yang di programkan secara
madrasah khusus oleh sekolah tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran

KTSP SDN – TANGERANG I Page 30


BAB IV

PENUTUP

Dengan telah selesainya penyusunan kurikulum Tingkat satuan pendidikan (KTSP)


ini, maka SD Negeri Tangerang I telah memiliki acuan untuk menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran pada tahun pelajaran 2021/2022 dengan demikian secara serempak akan
dilaksanakan KTSP ini untuk semua jenjang kelas yang ada di SD Negeri Tangerang I

Harapan kami, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) yang kami susun ini
telah memenuhi syarat sehingga seluruh kegiatan yang kami rencanakan dapat berjalan
dengan lancar.Kami juga sangat mengharapkan dukungan dari semua pihak , khususnya
para guru, orang tua /wali murid, serta peserta didiknya agar proses pembelajaran dapat
berjalan sesuai dengan yang diharaapkan.Semoga Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (
KTSP ) ini dapat menjadi sarana bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas peserta didiik
baik secara lahiriah maupun secara batiniah. Amin.

Akhirnya kami penyusun mengharapkan saran serta kritiknya demi kesempurnaan


kurikulum ini,agar dikemudia hari kami dapat menyempurnakan lagi yang bisa diharapakan
untuk menunjang program pendidikan di sekolah.

Tangerang, 12 Juli 2021


Mengetahui, Penyusun
Kepala Sekolah SDN Tangerang 1 Bidang Kurikulum

S U D A R M I, M.Pd. SUSI PERMATASARI, S.Pd.

NIP. 19640110 198410 2 009 NIP. 19701215 200701 2 014

KTSP SDN – TANGERANG I Page 31


MODEL

PEMBELAJARAN

KURIKULUM 13

KELAS AWAL

SEKOLAH DASAR

KTSP SDN – TANGERANG I Page 32


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pembelajaran Tematik

Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada
rentangan usia dini. Pada usia tyersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan
seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya
tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebgai kebutuhan (holistik) serta
mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran
masih tergantung pada objek – objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara
langsung

Saat ini pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SDN Tangerang I mulai dari kelas I,II,
III, IV V DAN VI

Kurikulum 13 dengan pembelajaran tematik untuk setiap mata pelajaran dilakukan


secara terpisah, misalnya IPA 2 jam pelajaran, IPS 2 jam pelajaran, dan Bahasa
Indonesia 2 jam pelajaran Dalam pelaksanaan kegiatannya di lakukan secara murni
mata pelajaran yaitu hanya mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang berhubungan dengan mata pelajaran itu. Sesuai dengan tahapan perkembangan
anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai suatu kebutuhan (holistic),
pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan
kurang mengembangkan anak untuk berfikir holistic dan membuat kesulitan bagi
peserta didik.

Permasalahan tersebut menunjukan bahwa kesiapan sekolah sebagian besar peserta


didik kelas awal sekolah dasar di Indonesia cukup rendah. Sementara itu, hasil
penelitian menunjukan bahwa peserta didik yang telah masuk Taman Kanak – Kanak
memiliki kesiapan bersekolah lebih baik di bandingkan dengan peserta didik yang tidak
mengikuti pendidikan Taman Kanak – kanak. Selain itu, perbedaan pendekatan, model
dan prinsip – prinsip pembelajaran antara kelas satu dan dua sekolah dasar dengan
pendidikan pra sekolah dapat juga menyebabkan peserta didik yang telah mengikuti
pendidikan pra sekolah pun dapat saja mengulang kelas atau bahkan putus sekolah.

KTSP SDN – TANGERANG I Page 33


Atas dasar pemikiran di atas dan dalam rangka implementasi Standar isi yang termuat
dalam Standar Nasional Pendidikan, maka pembelajaran pada kelas awal sekolah
dasar yakni kelas satu, dua dan tiga lebih sesuai jika dikelola dalam pembelajaran
terpadu melalui tematik yang dapat menjadi acuan dan contoh kongkrit, disiapkan
pelaksanaan pembelajaran tematik untuk SD/MI kelas I, II, III, IV, V dan VI.

B. Tujuan

Tujuan penyusunan dokumen model pengembangan silabus tematik pada kelas awal
Sekolah Dasar adalah sebagai berikut;

1. Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang pembelajaran tematik

2. Memberikan pemahaman kepada guru tentang pembelajaran tematik yang


sesuai dengan perkembangan peserta didik kelas awal sekolah dasar

3. Memberikan keterampilan kepada guru dalam menyusun perencanaan,


melaksanakan dan melakukan penilaian dan pembelajaran tematik.

4. Memberikan wawasan, pengetahuan dan pemahaman bagi pihak terkait,


sehingga diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap kelancaran
pelaksanaan pembelajaran tematik.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pengembangan pembelajaran tematik meliputi seluruh mata pelajaran


pada kelas I-II, III, IV, V dan VI Sekolah Dasar , yaitu : Pendidikan Agama, Bahasa
Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni
Budaya dan Keterampilan, Serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

KTSP SDN – TANGERANG I Page 34


BAB II

KERANGKA BERFIKIR

A. Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD

Anak yang berada di kelas Awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia
dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang
sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh
potensi yang di miliki anak perlu di dorong sehingga akan berkembang secara optimal

Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya
pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol
tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara
bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah
berkembang koordinasi mata dan tangan untuk dapat memegang pensil maupun
memegang gunting. Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia
kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukan keakuannya tentang jenis
kelaminnya, telah mulai berkompetensi dengan teman sebayanya, mempunyai
sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.

Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah dapat
mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah
mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah.
Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD di tunjukan dengan
kemampuannya dalam melakukan serasi, mengelompokan objek, berminat terhadap
angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami
sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu

B. Cara Anak Belajar

Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam
menginterprestasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan
kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang di sebut schemata
yaitu system konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap
objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung
melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada
dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep – konsep dalam pikiran
untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan

KTSP SDN – TANGERANG I Page 35


membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan cara
seperti itu secara bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi
dengan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar anak sangat di
pengaruhi oleh aspek – aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal
tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam
konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya.

Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia
tersebut anak mulai menunjukan perilaku belajar sebagai berikut: (1)mulai memandang
dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara refleksi dan
memandang unsur – unsur secara serentak, (2) mulai berfikir secara operasional, (3)
menggunakan cara berfikir operasional untuk mengklarifikasi benda – benda, (4)
membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan – aturan, prinsip ilmiah
sederhana,dan mempergunakan hubungan sebab – akibat, dan (5) memahami konsep
substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas dan berat

Memperhatikan tahapan perkembangan berfikir tersebut, kecenderungan belajar anak


usia Sekolah Dasar memiliki tiga ciri, yaitu :

1. Konkrit

Konkrit mendukung makna proses belajar beranjak dari hal – hal yang konkrit yakni
yang dapat di lihat, didengar, dibaui, diraba dan diotak – atik, dengan titik
penekanan pada pemanfaatan lingkungan menghasilkan proses dan hasil belajar
yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan
keadaan yang sebenarnya, keadaan yang dialami sehingga lebih nyata, lebih
faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggung jawabkan.

2. Integratif

Pada tahap usia Sekolah Dasar anak memandang sesuatu yang di pelajari sebagai
suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah – milah konsep dari berbagai
disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berfikir yang edukatif yakni dari hal umum ke
bagian demi bagian.

3. Hierarkis

Pada tahapan usia Sekolah Dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap
mulai dari hal – hal yang sederhana ke hal yang lebih kompleks. Sehubungan
dengan hal tersebut maka perlu di perhatikan mengenai urutan logis, ketertarikan
antara materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi.

KTSP SDN – TANGERANG I Page 36


C. Belajar dan Pembelajaran Bermakna

Belajar pada hakekatnya merupakan proses di dalam kepribadian yang berupa


kecakapan, sikap, kebiasaan dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam
tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak,
anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini
akan menjadikan bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman
dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan
kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan
perkembangan dan lingkungannya.

Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep –
konsep yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar
sebagai hasil dari peristiwa mengajar di tandai oleh terjadinya hubungan antara aspek
– aspek, konsep – konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen – komponen
yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekedar menghafal
konsep – konsep atau fakta- fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan
konsep – konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang
dipelajari akan dipahami

secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi belajar
bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dengan menggali konsep –
konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu dan memadukannya secara harmonis
konsep – konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan di ajarkan.

Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak memahami langsung apa
yang di pelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera dari pada hanya
mendengarkan orang / guru menjelaskan.

D. Pengertian Pembelajaran Tematik

Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep
belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas
awal SD sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik
adalah pembelajaran terpadu yang membangun tema untuk meningkatkan beberapa
mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan
(poerwadarminta, 1983).

Dengan tema di harapkan akan memberikan banyak keuntungan, diantaranya ;

KTSP SDN – TANGERANG I Page 37


1. Siswa masih memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu

2. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan pengembangan berbagai kompetensi


dasar antara mata pelajaran dalam tema yang sama

3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan

4. Kompetensi dasar dapat di kembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata


pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa

5. Siswa mampulebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi di sajikan
dalam konteks tema yang jelas.

6. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata,
untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus
mempelajari mata pelajaran ini.

7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang di sajikan secara
tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan memberikan dalam dua atau tiga
pertemuan, waktu selebihnya dapat di gunakan untuk kegiatan remedial,
pemantapan atau pengayaan.

E. Landasan Pembelajaran Tematik

Landasan pembelajaran tematik mencakup :

a. Landasan filosofi

Dalam pembelajaran tematik sangat di pengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu ; (1)
progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme. Aliran progresivisme
memandang proses pembelajaran perlu di tekankan pada pembentukan kreatifitas,
pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural) dan memperhatikan
pengalaman siswa, Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct
experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan
adalah hasil konstruksi atau bentuk manusia. Manusia mengkonstruksikan
pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan
lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat begitu saja dari seorang guru kepada anak,
tetapi harus menginterprestasikan sendiri oleh masing – masing siswa. Pengetahuan
bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus
menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan
dalam perkembangan pengetahuannya. Aliran humanisme melihat siswa dari segi
keunikan/ kekhasan potensinya dan motivasi yang dimilikinya.

KTSP SDN – TANGERANG I Page 38


b. Landasan psikologis

Dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan


peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan di perlukan terutama
dalam menentukan isi / materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa dan
bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.

c. Landasan yuridis

Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang
mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar. Landasan yuridis
tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak yang menyatakan
bahwa setiap anak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
perkembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan
bakatnya (pasal 9). UU tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Menyatakan
bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapat pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat minat dan kemampuannya (Bab V pasal 1-b)

F. Arti Penting Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar
secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh
pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai
pengalaman yang di pelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami
konsep- konsep yang mereka pelajari dan menghubungkan dengannya konsep lain
yang telah di pahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh psikologi Gestalt,
termasuk piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan
berorentasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil


melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau
merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar
siswa. Pengalaman belajar yang menunjukan kaitan unsur – unsur konseptual
menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran
yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan
dan kebulatan pengetahuan. Selain itu dengan penerapan pembelajaran tematik di
Sekolah Dasar akan sangat membantu siswa karena sesuai dengan tahap
perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan
(holistik).

KTSP SDN – TANGERANG I Page 39


Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain :

1) pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan


dan kebutuhan anak usia Sekolah Dasar,

2) kegiatan yang di pilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat
dan kebutuhan siswa

3) kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa hingga hasil belajar
dapat bertahan lebih lama

4) membantu mengembangkan keterampilan berfikir siswa

5) menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan


yang sering di temui siswa dalam lingkungannya, dan

6) mengembangkan keterampilan sosial siswa seperti kerjasama, toleransi,


komunikasi dan tanggapan terhadap gagasan orang lain.

Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh


beberapa manfaat yaitu :

1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata
pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih dapat di kurangi
bahkan dihilangkan

2) Siswa mampu melihat hubungan– hubungan yang bermakna sebab isi / materi
pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir,

3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai


proses dan materi yang tidak terpecah – pecah

4) Dengan adanya pemanduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan
semakin baik dan meningkat

G. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di Sekolah Dasar, pembelajaran tematik memiliki


karakteristik – karakteristik sebagai berikut ;

1) Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai
dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa
sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator

KTSP SDN – TANGERANG I Page 40


yaitu memberikan kemudahan – kemudahan kepada siswa untuk melakukan
aktivitas belajar.

2) Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa


(direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini siswa dihadapkan pada
suatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal – hal yang lebih
abstrak

3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik menyajikan konsep –konsep dari berbagai mata


pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran di arahkan kepada
pembahasan tema – tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep –konsep dari berbagai mata pelajaran


dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami
konsep – konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa
dalam memecahkan masalah – masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari
– hari.

5) Bersifat Fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengkaitkan


bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengkaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah
dan siswa berada.

6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai


dengan minat dan kebutuhannya.

7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

H. RAMBU – RAMBU

1) Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan

2) Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester

KTSP SDN – TANGERANG I Page 41


3) Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan untuk
dipadukan, kompetensi dasar yang tidak diintegrasikan dibelajarkan secara
tersendiri

4) Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap di ajarkan
baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri

5) Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, berhitung


serta penanaman nilai – nilai moral.

6) Tema – tema yang dipilih di sesuaikan dengan karakteristik siswa, minat,


lingkungan dan daerah setempat

KTSP SDN – TANGERANG I Page 42


BAB III

IMPLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK

Dalam implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai berbagai implikasi


yang mencakup :

A. Implikasi bagi guru

Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyampaikan


kegiatan / pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memiliki kompetensi dari
berbagai mata pelajaran dan pengaturannta agar pembelajaran menjadi lebih
bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh.

B. Implikasi bagi siswa

1. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaanya di


mungkinkan untuk berkerja secara baik secara individual, pasangan, kelompok
kecil maupun klasikal

2. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara katif
misalnya melakukan diskisi kelompok, mengadakan penelitian sederhana dan
pemecahan masalah

C. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media

1. Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara


individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali, menemukan konsep
serta prinsip –prinsip secara holistic dan otentik. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaannya memrlukan berbagai sarana dan prasarana belajar

2. Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya
didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design)
maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by
utilization)

3. Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran


yang berfariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep –
konsep yang abstrak.

4. Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku


ajar yang sudah ada saat ini untuk masing – masing mata pelajaran dan

KTSP SDN – TANGERANG I Page 43


dimungkinkan pula untuk menggunkan buku suplemen khusus yang memuat bahan
ajar yang integrasi

D. Implikasi terhadap peraturan ruangan

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang


agar suasana belajar menyenangkan. Peraturan ruang tersebut meliputi;

• Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang di laksanakan

• Susunan bangku peserta didik dapat berubah – ubah di sesuaikan di sesuaikan


dengan kepentingan pembelajaran yang sedang berlangsung

• Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar / di karpet

• Kegiatn hendaknya bervariasi dan dapat di laksanakan baik di dalam kelas maupun
di luar kelas

• Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan
dimanfaatkan sebagai sumber belajar

• Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan


peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali

E. Implikasi terhadap pemilihan metode

Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang di


lakukan perlu disipakan berbagai variasi kegiatan dengan menggukan metode.
Misalnya; percobaan, bermain peran, Tanya jawab, demonstrasi, bercakap – cakap

KTSP SDN – TANGERANG I Page 44


BAB IV

TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN

Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi
tahap perencanaan yang mencakup kegaiatan pemetaan kompetensi dasar,
pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran.

A. Pemetaan Kompetensi Dasar

Kegiatan pemetaan ini di lakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan
utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator dari berbagai mata
pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah ;

1. Penjabaran standar Komptensi dan Kompetensi Dasar ke dalam indicator

Melakukan kegiatan penjabaran standar Kompetensi dan kompetensi dasar setiap mata
pelajaran ke dalam indikator. Dalam mengembangkan indicator perlu memperhatikan
hal – hal sebagai berikut ;

• Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik

• Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran

• Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terstruktur dan / atau dapat di amati

2. Menemukan Tema

a. Cara Menentukan tema

Dalam menentukan tema dapat di lakukan dengan dua cara yakni ;

Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat
dalam masing – masing mata pelajaran, di lanjutkan dengan menentukan tema yang
sesuai.

Cara Kedua, menetapkan terlebih dahulu tema – tema peringkat keterpaduan untuk
menentukan tema tersebut, guru dapat bekerja sama dengan peserta didik sehingga
sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

b. Prinsip penentuan tema

• Dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu

• Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa

• Dari yang mudah menuju yang sulit

KTSP SDN – TANGERANG I Page 45


• Dari yang sederha menuju yang kompleks

• Dari konkrit menuju ke yang abstrak

• Tema oyang di pilih harus memungkinkan terjadinya proses berfikir pada diri
siswa

• Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa termasuk
minat, kebutuhan dan kemampuannya

3. Indentifikasi dan analisis Standar Kompetensi, kompetensi Dasar dan Indikator

Lakukan indentifikasi dan analisis untuk setiap Standar Kompetensi, kompetensi Dasar
dan indicator yang cocok untuk setiap tema sehingga semua standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indicator terbagi habis.

B. Menetapkan Jaringan Tema

Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indicator dengan
tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema,
kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat di
kembangkan sesuai dengan alokasiwaktu setiap tema.

C. Penyusuanan Silabus

Hasil seluruh proses yang telah di lakukan pada tahap - tahap sebelumnya di ajdikan
dasar dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi,
kompetensi dasar, indicator, pengalman belajar, alat / sumber dan penilaian.

D. Penyusuanan Rencana Pembelajaran

Untuk keperluan pelaksananaan pembelajaran guru perlu menyusun rencana


pelaksanaan pembelajaran, Rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari
pengalam belajar siswa yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Komponen
rencana pembelajaran tematik meliputi;

1. Indentitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas,
semester dan waktu / banyaknya jam pertemuan yang dialaokasikan)

2. Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan

3. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu di pelajari siswa dalam rangka
mencapai kompetensi dasar dan indikator

4. Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkrit yang harus di lakukan


siswa dalam berinteraksi dengan meteri pembelajaran dan sumber belajar untuk

KTSP SDN – TANGERANG I Page 46


menguasai kompetensi dasar dan indicator, kegiatan ini tertuang dalam kegaitan
pembukaan, inti dan penutup)

5. Alat dan media yang di gunakan untuk memperlancar pencapaian kempetensi


dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik
sesuai dengan kompetensi dasar yang harus di kuasai.

6. Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrument yang akan di gunakan unruk
menilai pencapaian belajar peserta didik serta tindak lanjut hasil penilaian)

KTSP SDN – TANGERANG I Page 47


BAB V

TAHAP PELAKSANAAN

1. Tahap Kegiatan

Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari di lakukan dengan menggunakan tiga


tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukaan / awal / pendahuluan, kegiatn inti, dan
kegiatan penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan
kurang lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti 3 jam pelajaran (3x35
menit) dan kegiatan penutup satu jam pelajaran (1x35 menit)

a. Kegiatan pendahuluan / awal / pembukaan

Kegiatan ini dilakukan terutama untuk me nciptakan suasana awal pembelajaran


untuk mendorong siswa memfocus dirinya agar mamapu mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk
pemanasan. Pada tahap ini dapat di lakukan penggalian terhadap pengalaman
anak tentang tema yang disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan
adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi.

b. Kegiatan Inti

Dalam keterangan inti difokuskan pada kegiatan–kegiatan yang bertujuan untuk


mengembangkan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pelajaran di
lakukan dengan menggunakan berbagai strategi / metode yang berfariasi dan
dapat di lakukan secara klasikal, kelompok kecil ataupun perorangan.

c. Kegiatan penutup / akhir dan tindak lanjut

Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh kegiatan
akhir/penutup yang dapat di lakukan adalah menyimpulkan / mengungkapkan hasil
pembelajaran yang telah di lakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku,
pantonim, pesan – pesan moral, music / apresasi musik.

2. Pengaturan jadwal pelajaran

Untuk memudahkan administrasi sekolah terutama dalam penjadwalan. Guru bersama


dengan guru mata pelajaran pendidikan agama, guru pendidikan jasmani dan guru
muatan lokal perlu bersama – sama menyusun jadwal pelajaran

KTSP SDN – TANGERANG I Page 48


BAB VI

PENUTUP

A. Pengertian

Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan


berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang
proses dan hasil dan pertumbuhan juga perkembangan yang telah di capai oleh
anak didik melalui program kegiatan belajar.

B. Tujuan

Tujuan penilaian pembelajaran tematik adalah ;

1. Mengetahui pencapaian indikator yang telah di tetapkan

2. Memperoleh umpan balik bagi guru, untuk mengetahui hambatan yang terjadi
dalam pembelajaran maupun efektivitas pembelajaran

3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang perkembangan pengetahuan,


keterampilan dan sikap siswa

4. Sebagai acuan dalam menentukan rencana tindak lanjut (remedial, pengayaan


dan pemantapan)

C. Prinsip

1. Penilaian dikelas I dan II mengikuti aturan penilain mata pelajaran lain di sekolah
dasar mengingat bahwa siswa kelas I SD belum semuanya lancer membaca dan
menulis maka cara penilaian di kelas I tidak di tekankan pada penilaian secara
tertulis

2. Kemampuan membaca menulis dan berhitung merupakan kemampuan yang


harus di kuasi oleh peserta didik kelas I dan II. Oleh karena itu, penugasan
terhadap ketiga kemampuan tersebut adalah prasyarat untuk kenaikan kelas

3. Penilaian di lakukan dengan mengacu pada indikator dari masing – masing


kompetensi dasar dan hasil belajar dari mata pelajaran

4. Penilaian dilakukan secara terus menerus dan selama prses belajar mengajar
berlangsung, misalnya sewaktu siswa bercerita pada kegiatn awal, membaca
pada kegiatan inti dan menyanyi pada kegiatan akhir

KTSP SDN – TANGERANG I Page 49


5. Hasil karya / kerja siswa dapat di gunakan sebagai bahan masukan guru dalam
mengambil keputusan siswa, misalnya ; penggunaan tanda baca, ejaan kata,
maupun angka

D. Alat Penilaian

Alat penilaian dapat berupa tes atau non tes. Tes mencakup ; tertulis, lisan atau
pembuatan catatan harian perkembangan siswa dan fortopolio. Dalam kegiatan
pembelajaran di kelas awal penilaian lebih banyak digunakan melalui pembelajaran
tugas dan fortopolio. Guru menilai anak melalui pengamatan yang lalu di catat pada
sebuah buku bantu. Sedangkan tes tertulis digunakan untuk menilai kemampuan
menulis siswa, khususnya untuk mngetahui tentang penggunaan tanda baca, ejaan
kata atau angka.

E. Aspek penilaian

Pada pembelajaran tematik penilaian di lakukan untuk mengkaji ketercapaian


kompetensi dasar dan indicator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat pada
tema tersebut. Dengan demikian penilaian dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui
tema, melainkan sudah terpisah – pisah sesuai dengan kompetensi dasar, hasil
belajar dan indokator mata pelajaran.

Nilai akhir pada raport dikembalikan pad kompetensi mata pelajaran yang terdapat
pad kelas satu dan dua sekolah dasar, yaitu ; Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan dan ILmu Pengetahuan Sosial,
Seni Budaya dan Keterampilan dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.

F. PENUTUP

Pedoman ini merupakan acuan minimal, sehingga sekolah dan guru dapat
mengembangkan sendiri dengan kondisi masing – masing

Tangerang, 12 Juli 2021


Mengetahui, Penyusun Bidang Kurikulum
Kepala Sekolah SDN Tangerang 1 Bidang Kurikulum

S U D A R M I, M.Pd. SUSI PERMATASARI, S.Pd.


NIP. 19640110 198410 2 009 NIP. 19701215 200701 2 014

KTSP SDN – TANGERANG I Page 50


BAB. I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Motivasi dan harapan Sekolah Dasar Negeri Tangerang 1 Kecamatan


Tangerang Kota Tangerang dalam mengikuti Program Adiwiyata merupakan suatu
mimpi tentang idealisme sekolah dalam mengemban Sekolah Peduli dan Berbudaya
Lingkungan.
Sekolah mendukung sepenuhnya kebijakan pemerintah dalam hal ini
Departemen Lingkungan Hidup, Departemen Pendidikan Nasional, Departemen
Agama, dan Departemen Dalam Negeri dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman masyarakat terhadap pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Tujuan SD Negeri Tangerang 1 adalah mendorong dan membentuk sekolah
yang peduli dan berbudaya lingkungan yang mampu berpartisipasi dan melaksanakan
upaya pelestaria lingkungan dan pebangunan berkelanjutan bagi kepentingan generasi
sekarang maupun yang akan datang.
Harapan dari sekolah adalah melalui program pengembangan sekolah Adiwiyata
semua warga sekolah dapat memahami dan mengamalkan terhadap kepedulian
lingkungan

B. Pengertian dan tujuan Adiwiyata

Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat yang baik dan ideal
dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika
yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan
menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Tujuan program Adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung
jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata
kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan

C. Prinsip-prinsip Dasar Program Adiwiyata


Pelaksanaan Program Adiwiyata diletakkan pada dua prinsip dasar berikut ini;
1. Partisipatif: Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi
keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai
tanggungjawab dan peran.

KTSP SDN – TANGERANG I Page 51


2. Berkelanjutan: Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus
menerus secara komprehensif

D. Komponen Adiwiyata :
Untuk mencapai tujuan program Adiwiyata, maka ditetapkan 4 (empat) komponen
program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah Adiwiyata.
Keempat komponen tersebut adalah;
1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan
2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan
3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif
4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan
E. Keuntungan mengikuti Program Adiwiyata
1. Mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompertensi dasar dan standar
kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah.
2. Meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui
penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan energi.
3. Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang
lebih nyaman dan kondusif.
4. Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan masyarakat
sekitar.

KTSP SDN – TANGERANG I Page 52


BAB. II
PEMBINAAN ADIWIYATA

A.Tujuan Pendidikan Adiwiyata

Pendidikan lingkungan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menciptakan

suatu masyarakat sekolah untuk memiliki rasa kepedulian terhdap lingkungan sekolah

khususnya umumnya lingkungan keluarga dan masyarakat.

Tujuan pembelajaran Lingkungan hidup adalah upaya mengubah prilaku dan sikap

yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran mesyarakat tentang nilai-nilai

lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan

masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan

untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. PLH dalam system

pendidikan memenuhi asfek pembelajaran efektif,kognitif dan spikomotorik yang

mendorong lahir dan meningkatnya kesadaran, pengetahuan, sikap ,keterampilan dan

partisifasi.

Berdasarkan penerpan PLH dalam program adiwiyata diharapkan mampu

menciptakan warga sekolah, khususnya peserta didik yang peduli dan berbudaya

lingkungan, sekaligus mendukung terwujudnya sumberdaya manusia yang memilki

karakter bangsa dalam mengembangkan ekonomi,social dan lingkungan untuk mencapai

pembangunan berkelanjutan di Kota Tangerang dengan ramah lingkungan.

1. Pengertian Pembinaan Adiwiyata ;

Suatu tindakan yang dilakukan oleh organisasi/ lembaga atau pihak lainnya melakukan

pembinaan dalam meningkatkan pencapaian kinerja program adiwiyata yang

berdampak positif terhadap perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

2. Tujuan Pembinaan

a. Meningkatkan kapasitas sekolah untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata

KTSP SDN – TANGERANG I Page 53


b. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya manusia dalam pengelolaan

program Adiwiyata

c. Meningkatkan pencapaian kinerja pengelolaan Adiwiyata baik di propinsi maupun di

kabupaten/ kota termasuk sekolah dan masyarakat sekitarnya

B. Visi Sekolah Adiwiyata

Menciptakan Generasi Cerdas, Berprilaku Baik Terhadap Lingkungan

C.Misi sekolah adiwiyata

Membudayakan Hidup sehat di Lingkungan sekolah

D.Tujuan Sekolah Adiwiyata

1. .Melestarikan Penghijauan Sekolah

2. Membiasakan Membuang Sampah pada Tempatnya

3 Membiasakan memilah sampah kering dan basah

4. Merubah karaakter peserta didik untuk lebih peduli dan mencintai lingkungan

KTSP SDN – TANGERANG I Page 54


BAB. III

MUATAN KURIKULUM ADIWIYATA

A. Struktur kurikulum

Dengan kegiatan bellajar mengajar di sekolah diharapkan guru dapat mendorong

perubahan prilaku siswa di sekolah misalnya:

1. Memasukan Pendidikan lingkungan Hidup secara terintegrasi dlam mata pelajaran

wajib seperti

a. Bahasa Indonesia: membuat puisi , karangan dll misalnya banjir, pencermaran

lingkungan, perusakan alam.

b. Agama Islam : Membahas ayat-ayat Alquran yang berhubungan dengan lingkungan

hidup seperti cara bersuci,kebrsihan diri dan lingkungan.

c. PKN : Membahas norma dalam keluarga, sekolah dan masyarakat dalam LH

seperti larangan membuang sampah sembarangan.

d. IPA : Tumbuhan, Lapisan udara,pelestarian lingkungan dll

e. Penjaskes : Budaya hidup bersih,

f. SDBP : Prakarya memanfaatkan barang bekas seperti Koran, platik, dll

2. Memasukan Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Muatan Lokal seperti :

a. Budi pekerti : Membahas tentang perilaku ramah lingkungan

b. Bahasa inggris :Bercerita tentang lingkungan keluarga, sekolah dan masyarkat

tentang lingkungan.

3. Memasukan Pendidikan Lingkungan Hidup dalam pengembangan diri

a. UKS :

b. Pramuka

c. TPA

KTSP SDN – TANGERANG I Page 55


BAB. IV

PROGRAM KERJA ADIWIYATA

A.Pelaksanaan Program Adiwiyata

Pelaksana program Adiwiyata terdiri dari tim Pemantau seperti :

1. Tim Nasional

Terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut: Kementerian Lingkungan Hidup

(Koordinator), Kementerian pendidikan Nasional, Kementerian Dalam Negeri,

Kementerian Agama, LSM pendidikan lingkungan, perguruan tinggi, media serta

swasta. Tim tingkat Nasional ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup.

Peran dan tugas pokok dari tim nasional adalah sebagai berikut;

a. Mengembangkan kebijakan, program, panduan, materi pembinaan dan

instrumen observasi

b. Melakukan Koordinasi dengan Pusat Pengeloaan Ekoregion (PPE) dan

Propinsi

c. Melakukan Sosialisasi program dengan Propinsi

d. Melakukan Bimbingan teknis kepada Tim Propinsi dalam rangka pembinaan

sekolah

e. Menetapkan penghargaan sekolah adiwiyata tingkat nasional

f. Melakukan Evaluasi dan pelaporan keterlaksanaan program Adiwiyata kepada

Menteri lingkungan Hidup tembusan kepada Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan

2. Tim Propinsi

Terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut : Badan Lingkungan Hidup Propinsi

(koordinator), Dinas Pendidikan, Kanwil Agama, LSM pendidikan lingkungan,

media massa, perguruan tinggi serta swasta, Tim propinsi ditetapkan melalui Surat

Keputusan Gubernur

KTSP SDN – TANGERANG I Page 56


Peran dan tugas pokok dari tim provinsi adalah sebagai berikut;

a. Mengembangkan program Adiwiyata tingkat Propinsi

b. Koordinasi dengan kabupaten/kota

c. Melakukan Sosialisasi program ke kabupaten/kota

d. Bimbingan teknis kepada kabupaten/kota dalam rangka pembinaan sekolah

e. Membuat Pilot project untuk 4 satuan pendidikan yang berbeda (SD, SMP,

SMA, SMK) setiap propinsi

f. Menetapkan penghargaan sekolah adiwiyata tingkat Propinsi

g. Melakukan Evaluasi dan pelaporan keterlaksanaan program Adiwiyata kepada

Gubernur tembusan kepada Menteri Lingkungan Hidup

3.Tim Kota :

Terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut : Badan Lingkungan KKota

(koordinator), Dinas pendidikan,

Peran dan tugas pokok dari kota adalah sebagai berikut;

a. Mengembangkan/ Melaksanakan program Adiwiyata tingkat Kecamatan

b. Sosialisasi program adiwiyata kepada sekolah

c. Bimbingan teknis kepada sekolah

d. Membuat Pilot projek Tingkat Kota

e. Menetapkan penghargaan sekolah adiwiyata tingkat Kota

f. Melakukan Evaluasi dan pelaporan keterlaksanaan program Adiwiyata kepada

Walikota tembusan kepada Badan Lingkungan Hidup Propinsi .

4.Tim Sekolah

Terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut : guru, siswa dan komite sekolah. Tim

sekolah di tetapkan melalui SK Kepala Sekolah.

Peran dan tugas pokok dari tim sekolah adalah sebagai berikut ;

a. Mengkaji kondisi lingkungan hidup sekolah, kebijakan sekolah, kurikulum

sekolah, kegiatan sekolah, dan sarana prasarana

KTSP SDN – TANGERANG I Page 57


b. Membuat rencana kerja dan mengalokasikan anggaran sekolah berdasarkan

hasil kajian tersebut di atas, dan disesuaikan dengan komponen, standar, dan

implementasi adiwiyata

c. Melaksanakan rencana kerja sekolah

d. Melakukan pemantauan dan evaluasi.

e. Menyampaikan laporan kepada Kepala Sekolah tembusan Badan Lingkungan

hidup Kota dan Instansi terkait.

B.Pembiayaan Program Adiwiyata

Untuk mencapai tujuan program yang telah ditetapkan dalam panduan ini, maka

diperlukan dukungan pembiayaan untuk pelaksanaan pembinaan dan pemberian

penghargaan Adiwiyata yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain :

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah

2. Donatur Orang Tua murid.

A. Kalender Kegiatan Program Adiwiyata

Sebagai panduan dalam implementasinya, maka di tetapkan sebuah rancangan waktu

kegiatan dalam siklus program Adiwiyata. Jenis kegiatan dan rencana waktu dimaksud

sebagai berikut ini:

KTSP SDN – TANGERANG I Page 58


TABEL 2
KALENDER KEGIATAN PROGRAM ADIWIYATA

NO KEGIATAN WAKTU

1. Penyempurnaan Panduan Adiwiyata Januari

2. Sosialisasi Panduan Adiwiyata Februari

3. Pelatihan/ TOT Maret

4. Pembinaan Adiwiyata Maret

5. Monitoring Maret

6. Pemberian Penghargaan

7. Evaluasi keterlaksanaan program Adiwiyata April

8. Informasi dan Komunikasi program Adiwiyata April

Dalam rangka melaksanakan kalender tersebut di atas, dibutuhkan sinergisitas


kegiatan antara PLH dengan sekolah. Tabel berikut ini menjelaskan rencana tahapan
kegiatan adiwiyata yang perlu dilakukan oleh masing-masing pihak sebagai berikut;

TABEL 3

SINERGISITAS PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM ADIWIYATA

No Kegiatan Nasional Propinsi Kab/ Kota Sekolah

a. Penyempurnaan Panduan Adiwiyata √ √ √

b. Sosialisasi Panduan Adiwiyata √ √ √ √

c. Pelatihan/ TOT √ √ √

d. Pembinaan Adiwiyata √ √ √ √

e. Monitoring √ √ √

f. Pemberian Penghargaan √ √ √

g. Evaluasi keterlaksanaan program Adiwiyata √ √ √ √

h. Informasi dan Komunikasi program Adiwiyata √ √ √ √

KTSP SDN – TANGERANG I Page 59


KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

Standar Implementasi Keterangan

A. Kurikulum 1. Visi, Misi dan Tujuan Visi, misi dan tujuan sekolah secara jelas

Tingkat sekolah yang tertuang mencerminkan upaya perlindungan dan

Satuan dalam Kurikulum pengelolaan lingkungan hidup, antara lain

Pendidikan Tingkat Satuan dengan mengeluarkan kebijakan terkait

(KTSP) Pendidikan (dokumen dengan : pelestarian fungsi lingkungan

memuat 1) memuat kebijakan hidup, mencegah pencemaran dan

kebijakan perlindungan dan kerusakan lingkungan hidup, peningkatan

upaya pengelolaan lingkungan kualitas lingkungan hidup, dll.

perlindunga hidup.

n dan
2. Struktur kurikulum Lembar struktur kurikulum pada KTSP
pengelolaa
memuat muatan lokal, (dokumen 1) memuat kebijakan
n
pengembangan diri perlindungan dan pengelolaan lingkungan
lingkungan
terkait kebijakan hidup, misalnya ada mulok/ mata
hidup
perlindungan dan pelajaran Pendidkan LH atau ada materi

pengelolaan lingkungan upaya perlindungan dan pengelolaan

hidup. lingkungan hidup pengembangan diri

3. Mulok PLH dilengkapi Ada Lembar penetapan Kriteria

dengan Ketuntasan Ketuntasan Minimal (untuk mulok) atau

minimal belajar atau Lembar penetapan Kriteria Ketuntasan

Ketuntasan minimal Minimal pada indikator (untuk Integrasi)

belajar indikator untuk

integrasi

B. Rencana Rencana kegiatan dan Ada rencana kegiatan upaya

KTSP SDN – TANGERANG I Page 60


Kegiatan anggaran sekolah memuat perlindungan dan pengelolaan lingkungan

dan upaya perlindungan dan hidup dan alokasi anggaran sekolah untuk

Anggaran pengelolaan lingkungan :

Sekolah hidup, meliputi :

(RKAS) siswa; melaksananakan kegiatan


9. Kesiswaan
memuat ekstrakurikuler bidang lingkungan hidup

program Pendidik/ guru; pengembangan


10. kurikulum dan kegiatan
dalam kurikulum dan kegiatan pembelajaran
pembelajaran
upaya Pendidikan LH

perlindunga Pendidik dan tenaga pendidik; mengikuti


11. Peningkatan kapasitas
n dan seminar lingkungan hidup, training
pendidik dan tenaga
pengelolaa lingkungan hidup, workshop lingkungan
kependidikan
n hidup, pendidikan LH, dll
lingkungan
12. Tersedianya sarana Sarana-prasarana terkait upaya
hidup
dan prasarana perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup antara lain :

penyediaan air bersih, sarana

pengelolaan sampah (3R), saluran air

limbah/ drainase, penghijauan, green

house, hutan sekolah, kantin ramah

lingkungan, sarana hemat energi, dll

13. budaya dan lingkungan Pembudayaan lingkungan; pola hidup

sekolah bersih, efisiensi pemanfaatan

sumberdaya, dll

14. peran serta masyarakat Pelibatan masyarakat sekitar dan

dan kemitraan menjalin kemitraan dengan pihak terkait.

KTSP SDN – TANGERANG I Page 61


15. peningkatan dan Peningkatan dan pengembangan mutu

pengembangan mutu lingkungan sekolah antara lain;

manajemen pengelolaan sekolah

TABEL 5

PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS LINGKUNGAN

Standar Implementasi Keterangan

A. Tenag 1. Menerapkan Metode pembelajaran yang dimaksud

a pendidik pendekatan, strategi, adalah cara belajar aktif yang berfokus

memiliki metode, dan teknik pada peserta didik antara lain :

kompetensi pembelajaran yang demonstrasi, diskusi, simulasi, bermain

dalam melibatkan peserta peran, laboratorium, pengalaman

mengemban didik secara aktif lapangan, brainstorming, dialog,

gkan dalam pembelajaran simposium, dll

kegiatan (Pakem/belajar

pembelajara aktif/partisipatif);

n 2. Mengembangkan isu Buku panduan/ringkasan materi

lingkungan lokal dan atau isu ajar/modul

hidup global sebagai • isu lokal mencakup isu lingkungan

materi pembelajaran hidup yang ada di wilayah sekitar

LH sesuai dengan sekolah, yang merupakan potensi

jenjang pendidikan; ketersedian sumberdaya alam dan

kearifan lingkungan terkait

perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup. Sedangkan isu

dampak antara lain; banjir, longsor,

KTSP SDN – TANGERANG I Page 62


kekeringan, pencemaran sampah,

pencemaran air/udara/tanah,

penggundulan hutan, kabut asap dan

kebakaran hutan, dll.

• isu LH global mencakup isu

lingkungan hidup yang sudah diatur

dalam konvensi internasional, antara

lain : energy, ozon, perubahan iklim,

keanekaragaman hayati, bahan

berbahaya dan beracun, tumpahan

minyak di laut, dll.

3. Mengembangkan Pembelajaran LH baik secara integrasi

indikator dan maupun monolitik harus dilengkapi

instrumen penilaian dengan indikator penilaian tingkat

pembelajaran LH keberhasilan

(Kisi-kisi penilaian)

4. Menyusun Rencana Program Pembelajaran

rancangan mencakup :

pembelajaran yang • SMP & SMA/SMK: 3 RPP (di dalam

lengkap, baik untuk kelas, laboratorium, dan di luar kelas)

kegiatan di dalam • SD: 2 RPP (di dalam dan di luar

kelas, laboratorium, kelas)

maupun di luar kelas.

KTSP SDN – TANGERANG I Page 63


Dalam pembelajaran tematik menyajikan konsep –konsep dari berbagai mata
pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran di arahkan kepada
pembahasan tema – tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

8) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep –konsep dari berbagai mata pelajaran


dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami
konsep – konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa
dalam memecahkan masalah – masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari
– hari.

9) Bersifat Fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengkaitkan


bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengkaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah
dan siswa berada.

10) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

KTSP SDN – TANGERANG I Page 64

Anda mungkin juga menyukai