PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi
tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.
Oleh sebab itu kurikulum SDN Tangerang 1 disusun oleh tim yang telah dibentuk
yaitu Tim Penjaminan Mutu Satuan Pendidikan (TPMSP) untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di
sekitar sekolah. Kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) baik secara luring
ataupun daring atau Belajar Dari Rumah (BDR) melalui tatap muka harus dibuat
pedoman dan lain-lainnya. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 sebagaimana telah diubah
terakhirkalinya dengan Nomor 32 tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) mengamanatkan bahwa kurikulum pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh
satuan pendidikan dengan mengacu kepada Stándar Kompetensi Lulusan (SKL)
dan Standar Isi (SI) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga
KTSP SDN – TANGERANG I Page 1
harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU Nomor 20
Tahun 2003 dan PP Nomor 32 Tahun 2015. Berdasarkan peraturan di atas,
dalam upaya mendekatkan pendidikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan peserta didik dan lingkungan, SDN Tangerang 1 mengembangkan
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurikulum ini disusun dengan mengacu pada Stándar Isi (SI) dan Stándar
Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menjamin
pencapaian tujuan pendidikan. Ditengah hiruk pikuknya penanganan dan
pencegahan Covid-19 Kurikulum SDN Tangerang 1 ini disusun untuk tetap
mewujudkan visi sekolah dengan mengakomodasi potensi yang ada untuk
meningkatkan kualitas sekolah, baik dalam aspek akademis maupun non
akademis, (sesuai visi dan misi). Prinsip yang dikembangkan dalam penyusunan
kurikulum SDN Tangerang 1 pada tahun pelajaran 2021/2022 menerapkan prinsip
- prinsip pengembangan Kurikulum 2013.
B.Landasan Yuridis
1. Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah atau PP Nomor 19 tahun 2017 tentang perubahan
PP No.74 tahun 2008 tentang Guru.
3. Peraturan Pemerintah (PP) No.53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS
4. Peraturan Pemerintah (PP) No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan direvisi dengan Peraturan Pemerintah (PP) No.32 tahun 2013
tentang Standar Nasional Pendidikan
5. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kelulusan
6. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi
7. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses
8. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian
9. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 24 tahun 2016 tentang Standar KI KD mata Pelajaran Kurikulum
2013
10. Permendikbud No.61 tahun 2014 tentang Pedoman Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
11. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan
Dasar Dan Pendidikan Menengah
TUJUAN PENDIDIKAN
1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
2. Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akann status , hak dan
kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara serta
meningkatkan kualitas dirinya sebagai manusia.
Selain itu, KTSP disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk :
(a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
(d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
(e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajr yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan.
Berdasarkan Visi di atas, maka Sekolah Dasar Negeri Tangerang 1 menyusun Misi
sebagai berikut :
2. Membentuk sumber daya manusia yang aktif, kreatif, Inovatif serta berprestasi
dalam Ilmu Pengetahuan dan Budi Pekerti
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berahlak mulia.
4. Memberikan pelayanan yang prima dalam berbagai hal untuk mendukung belajar
yang lebih efektif.
A. Struktur Kurikulum
Cakupan setiap kelompok mata pelajaran untuk jejang SD/MI/SLB disajikan pada
table 1.
1. Agama dan Akhlak Mulia Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti,
atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan.
I II III IV V VI
A. Mata Pelajaran
2. Pendidikan Kewarganegaraan 5 6 6 5 5 5
3. Bahasa Indonesia 8 8 10 7 7 7
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
B. Muatan Lokal
1. Budi Pekerti 2 2 2 2 2 2
2. Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2
C. Pengembangan Diri
1. Pramuka 2 2 2 2 2 2
2. TPA 2 2 2 2 2 2
JUMLAH 34 36 38 40 40 40
Keterangan :
4. Sekolah dapat memasukkan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal dan global,
yang merupakan bagian dari mata pelajaran yang diunggulkan.
B. Muatan Kurikulum
Muatan KTSP meliputi sejumlah mata Pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Disamping itu materi
muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri ke dalam isi kurikulum.
1. Mata Pelajaran
Tujuan:
b. Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan:
c. Bahasa Indonesia
Tujuan:
• Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulisan.
• Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa Negara.
• Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
berbagai tujuan.
• Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
serta kematangan emosional dan sosial.
• Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa.
• Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai Khazanah budaya
dan intelektual manusia Indonesia.
• Membuat puisi, karangan dari tema banjir, pencemaran lingkungan, peristiwa
alam, dan lain-lain.
Tujuan:
e. IPA
Tujuan:
f. IPS
Tujuan:
Tujuan:
2. MuatanLokal
a) Budi Pekerti
Tujuan:
• Membentuk manusia yang berilmu, bermoral, beretika serta memiliki
kepedulian sosial dan lingkungan.
• Membentuk perilaku dasar yang meliputi ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, bertoleransi, disiplin, kasih sayang, tanggung jawab, gotong
royong, kesetiakawanan, sopan santun, jujur dan sebagainya.
b) Bahasa Inggris
Tujuan:
• Mengenalkan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi Internasional.
• Membekali siswa untuk menghadapi tuntutan dalam rangka menyongsong
era globalisasi.
• Bercerita tentang lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
• Membekali siswa untuk mampu berbahasa Inggris
3. Pengembangan Diri
Tujuan:
I. Tingkat Dasar
1. Huruf Hijaiyah
- Kasroh
- Dhommah
- Do’a masuk WC
- Do’a keluar WC
- Q.S Al-Fatihah
- Q.S An-Naas
- Q.S Al-Falaq
- Q.S Al-Ikhlas
- Q.S Al-Ashr
II. Menengah
1. Menyambung huruf
3. Rokaat sholat
- Q.S An-Nashr
- Q.S Al-Kafirun
1. Tajwid
- Mad Layyin
- Ruku’
- Q.S Al-Quraisy
KTSP SDN – TANGERANG I Page 18
- Al-Fiil
- Iqlab
1. Tajwid - Izdghom
- Ghunnah
- Q.S Al-Qodr
- Q.S Al-‘Alaq
- Q.S Al-Bayyinah
- Do’a selamat
- Q.S Ad-Dhuha
- Q.S Al-Insyiroh
b) Pramuka
Tujuan:
a. Menciptakan kedisiplinan
c. Topi baret bagi putra / topi rotan untuk putri berserta tatopnya
c. Tongkat d. Semaphore
c) Marawis
Tujuan
A Muatan Nasional
Pendidikan
1 70 70 70 70 70 70 420 70
Agama Islam
2 Pkn 70 70 70 70 70 70 420 70
Bahasa
3 70 70 70 70 70 70 420 70
Indonesia
4 Matematika 70 70 70 70 70 70 420 70
5 IPA - - - 70 70 70 210 70
6 IPS - - - 70 70 70 210 70
B Muatan Lokal
KKM Sekolah 70 70 70 70 70 70 70
SD I 30 34 36 1.260 2.160
Jam
II 30 36 36
pembelajaran
IV 35 40 36 1.260 2.160
s/d Jam
pembelajaran
VI (1.470 menit)
4. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi
dasar
SDN TANGERANG 1
5. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir ajaran. Kriteria dan penentuan
kenaikankelas adalah sebagai berikut:
Nilai rapor diambil dari nilai pengamatan, nilai harian, nilai tugas/PR, nilai tes
tengah semester dan nilai tes akhir semester dijumlahkan untuk mencari nilai rata-
rata setiap siswa dalam satu mata pelajaran, yang sesuai dengan standar
ketuntasan belajar(SKB) / KKM di SDN Tangerang I
1). Penentuan siswa yang naik kelas dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat
Dewan guru dengan mempertimbangkan KKM sikap/penilaian/budi pekerti
dan kehadiran siswa yang bersangkutan.
2). Siswa yang dinyatakan naik kelas, raportnya dituliskan naik ke kelas
berikutnya.
4). Bila mata pelajaran PKn, Agama , Bahasa Indonesia, IPA, Matematika dan
IPS dibawah KKM, maka anak tersebut tidak naik kelas.
6. Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus
dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah :
➢ Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Hasil ujian dituangkan ke dalam blanko data nilai ujian. Hasil ujian dimanfaatkan
sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk penentuan kelulusan dengan kriteria
sebagai berikut :
2) Telah mengikuti ujian sekolah dan memiliki nilai untuk seluruh mata pelajaran
yang diujikan, minimal nilai masing-masing mata pelajaran 6.50.
b. Penentuan kelulusan
1) Penentuan siswa yang lulus dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat dewan
guru dengan mempertimbangakan nilai raport, nilai ujian sekolah,
sikap/prilaku/budi pekerti siswa yang bersangkutan dan memenuhi kriteria
kelulusan.
2) Siswa yang dinyatakan lulus diberi ijazah, dan raport sampai dengan semester 2
kelas VI Sekolah Dasar.
3) Siswa yang tidak lulus tidak memperoleh ijazah dan mengulang di kelas terakhir.
Catatan :
Kenaikan kelas dan kelulusan mengacu pada standar penilaian yang keluarkan oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
D. Kalender Pendidikan
Minggu efektif belajar adalah jumlah jam pembelajaran untuk setiap tahun
pembelajaran pada setiap satuan pendidikan
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, di
tambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang di tetapkan untuk tidak di adakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat
Alokasi waktu minggu efektif, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada tabel
berikut;
PENUTUP
Harapan kami, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) yang kami susun ini
telah memenuhi syarat sehingga seluruh kegiatan yang kami rencanakan dapat berjalan
dengan lancar.Kami juga sangat mengharapkan dukungan dari semua pihak , khususnya
para guru, orang tua /wali murid, serta peserta didiknya agar proses pembelajaran dapat
berjalan sesuai dengan yang diharaapkan.Semoga Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (
KTSP ) ini dapat menjadi sarana bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas peserta didiik
baik secara lahiriah maupun secara batiniah. Amin.
PEMBELAJARAN
KURIKULUM 13
KELAS AWAL
SEKOLAH DASAR
PENDAHULUAN
Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada
rentangan usia dini. Pada usia tyersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan
seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya
tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebgai kebutuhan (holistik) serta
mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran
masih tergantung pada objek – objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara
langsung
Saat ini pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SDN Tangerang I mulai dari kelas I,II,
III, IV V DAN VI
B. Tujuan
Tujuan penyusunan dokumen model pengembangan silabus tematik pada kelas awal
Sekolah Dasar adalah sebagai berikut;
C. Ruang Lingkup
KERANGKA BERFIKIR
Anak yang berada di kelas Awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia
dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang
sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh
potensi yang di miliki anak perlu di dorong sehingga akan berkembang secara optimal
Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya
pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol
tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara
bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah
berkembang koordinasi mata dan tangan untuk dapat memegang pensil maupun
memegang gunting. Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia
kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukan keakuannya tentang jenis
kelaminnya, telah mulai berkompetensi dengan teman sebayanya, mempunyai
sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.
Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah dapat
mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah
mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah.
Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD di tunjukan dengan
kemampuannya dalam melakukan serasi, mengelompokan objek, berminat terhadap
angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami
sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu
Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam
menginterprestasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan
kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang di sebut schemata
yaitu system konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap
objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung
melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada
dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep – konsep dalam pikiran
untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia
tersebut anak mulai menunjukan perilaku belajar sebagai berikut: (1)mulai memandang
dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara refleksi dan
memandang unsur – unsur secara serentak, (2) mulai berfikir secara operasional, (3)
menggunakan cara berfikir operasional untuk mengklarifikasi benda – benda, (4)
membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan – aturan, prinsip ilmiah
sederhana,dan mempergunakan hubungan sebab – akibat, dan (5) memahami konsep
substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas dan berat
1. Konkrit
Konkrit mendukung makna proses belajar beranjak dari hal – hal yang konkrit yakni
yang dapat di lihat, didengar, dibaui, diraba dan diotak – atik, dengan titik
penekanan pada pemanfaatan lingkungan menghasilkan proses dan hasil belajar
yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan
keadaan yang sebenarnya, keadaan yang dialami sehingga lebih nyata, lebih
faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggung jawabkan.
2. Integratif
Pada tahap usia Sekolah Dasar anak memandang sesuatu yang di pelajari sebagai
suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah – milah konsep dari berbagai
disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berfikir yang edukatif yakni dari hal umum ke
bagian demi bagian.
3. Hierarkis
Pada tahapan usia Sekolah Dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap
mulai dari hal – hal yang sederhana ke hal yang lebih kompleks. Sehubungan
dengan hal tersebut maka perlu di perhatikan mengenai urutan logis, ketertarikan
antara materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak,
anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini
akan menjadikan bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman
dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan
kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan
perkembangan dan lingkungannya.
Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep –
konsep yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar
sebagai hasil dari peristiwa mengajar di tandai oleh terjadinya hubungan antara aspek
– aspek, konsep – konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen – komponen
yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekedar menghafal
konsep – konsep atau fakta- fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan
konsep – konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang
dipelajari akan dipahami
secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi belajar
bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dengan menggali konsep –
konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu dan memadukannya secara harmonis
konsep – konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan di ajarkan.
Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak memahami langsung apa
yang di pelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera dari pada hanya
mendengarkan orang / guru menjelaskan.
Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep
belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas
awal SD sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik
adalah pembelajaran terpadu yang membangun tema untuk meningkatkan beberapa
mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan
(poerwadarminta, 1983).
5. Siswa mampulebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi di sajikan
dalam konteks tema yang jelas.
6. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata,
untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus
mempelajari mata pelajaran ini.
7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang di sajikan secara
tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan memberikan dalam dua atau tiga
pertemuan, waktu selebihnya dapat di gunakan untuk kegiatan remedial,
pemantapan atau pengayaan.
a. Landasan filosofi
Dalam pembelajaran tematik sangat di pengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu ; (1)
progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme. Aliran progresivisme
memandang proses pembelajaran perlu di tekankan pada pembentukan kreatifitas,
pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural) dan memperhatikan
pengalaman siswa, Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct
experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan
adalah hasil konstruksi atau bentuk manusia. Manusia mengkonstruksikan
pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan
lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat begitu saja dari seorang guru kepada anak,
tetapi harus menginterprestasikan sendiri oleh masing – masing siswa. Pengetahuan
bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus
menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan
dalam perkembangan pengetahuannya. Aliran humanisme melihat siswa dari segi
keunikan/ kekhasan potensinya dan motivasi yang dimilikinya.
c. Landasan yuridis
Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang
mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar. Landasan yuridis
tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak yang menyatakan
bahwa setiap anak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
perkembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan
bakatnya (pasal 9). UU tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Menyatakan
bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapat pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat minat dan kemampuannya (Bab V pasal 1-b)
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar
secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh
pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai
pengalaman yang di pelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami
konsep- konsep yang mereka pelajari dan menghubungkan dengannya konsep lain
yang telah di pahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh psikologi Gestalt,
termasuk piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan
berorentasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
2) kegiatan yang di pilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat
dan kebutuhan siswa
3) kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa hingga hasil belajar
dapat bertahan lebih lama
1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata
pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih dapat di kurangi
bahkan dihilangkan
2) Siswa mampu melihat hubungan– hubungan yang bermakna sebab isi / materi
pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir,
4) Dengan adanya pemanduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan
semakin baik dan meningkat
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai
dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa
sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator
5) Bersifat Fleksibel
H. RAMBU – RAMBU
4) Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap di ajarkan
baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri
2. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara katif
misalnya melakukan diskisi kelompok, mengadakan penelitian sederhana dan
pemecahan masalah
2. Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya
didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design)
maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by
utilization)
• Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar / di karpet
• Kegiatn hendaknya bervariasi dan dapat di laksanakan baik di dalam kelas maupun
di luar kelas
• Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan
dimanfaatkan sebagai sumber belajar
Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi
tahap perencanaan yang mencakup kegaiatan pemetaan kompetensi dasar,
pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
Kegiatan pemetaan ini di lakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan
utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator dari berbagai mata
pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah ;
Melakukan kegiatan penjabaran standar Kompetensi dan kompetensi dasar setiap mata
pelajaran ke dalam indikator. Dalam mengembangkan indicator perlu memperhatikan
hal – hal sebagai berikut ;
• Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terstruktur dan / atau dapat di amati
2. Menemukan Tema
Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat
dalam masing – masing mata pelajaran, di lanjutkan dengan menentukan tema yang
sesuai.
Cara Kedua, menetapkan terlebih dahulu tema – tema peringkat keterpaduan untuk
menentukan tema tersebut, guru dapat bekerja sama dengan peserta didik sehingga
sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
• Tema oyang di pilih harus memungkinkan terjadinya proses berfikir pada diri
siswa
• Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa termasuk
minat, kebutuhan dan kemampuannya
Lakukan indentifikasi dan analisis untuk setiap Standar Kompetensi, kompetensi Dasar
dan indicator yang cocok untuk setiap tema sehingga semua standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indicator terbagi habis.
Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indicator dengan
tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema,
kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat di
kembangkan sesuai dengan alokasiwaktu setiap tema.
C. Penyusuanan Silabus
Hasil seluruh proses yang telah di lakukan pada tahap - tahap sebelumnya di ajdikan
dasar dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi,
kompetensi dasar, indicator, pengalman belajar, alat / sumber dan penilaian.
1. Indentitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas,
semester dan waktu / banyaknya jam pertemuan yang dialaokasikan)
3. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu di pelajari siswa dalam rangka
mencapai kompetensi dasar dan indikator
6. Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrument yang akan di gunakan unruk
menilai pencapaian belajar peserta didik serta tindak lanjut hasil penilaian)
TAHAP PELAKSANAAN
1. Tahap Kegiatan
b. Kegiatan Inti
Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh kegiatan
akhir/penutup yang dapat di lakukan adalah menyimpulkan / mengungkapkan hasil
pembelajaran yang telah di lakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku,
pantonim, pesan – pesan moral, music / apresasi musik.
PENUTUP
A. Pengertian
B. Tujuan
2. Memperoleh umpan balik bagi guru, untuk mengetahui hambatan yang terjadi
dalam pembelajaran maupun efektivitas pembelajaran
C. Prinsip
1. Penilaian dikelas I dan II mengikuti aturan penilain mata pelajaran lain di sekolah
dasar mengingat bahwa siswa kelas I SD belum semuanya lancer membaca dan
menulis maka cara penilaian di kelas I tidak di tekankan pada penilaian secara
tertulis
4. Penilaian dilakukan secara terus menerus dan selama prses belajar mengajar
berlangsung, misalnya sewaktu siswa bercerita pada kegiatn awal, membaca
pada kegiatan inti dan menyanyi pada kegiatan akhir
D. Alat Penilaian
Alat penilaian dapat berupa tes atau non tes. Tes mencakup ; tertulis, lisan atau
pembuatan catatan harian perkembangan siswa dan fortopolio. Dalam kegiatan
pembelajaran di kelas awal penilaian lebih banyak digunakan melalui pembelajaran
tugas dan fortopolio. Guru menilai anak melalui pengamatan yang lalu di catat pada
sebuah buku bantu. Sedangkan tes tertulis digunakan untuk menilai kemampuan
menulis siswa, khususnya untuk mngetahui tentang penggunaan tanda baca, ejaan
kata atau angka.
E. Aspek penilaian
Nilai akhir pada raport dikembalikan pad kompetensi mata pelajaran yang terdapat
pad kelas satu dan dua sekolah dasar, yaitu ; Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan dan ILmu Pengetahuan Sosial,
Seni Budaya dan Keterampilan dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
F. PENUTUP
Pedoman ini merupakan acuan minimal, sehingga sekolah dan guru dapat
mengembangkan sendiri dengan kondisi masing – masing
A. Latar Belakang
Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat yang baik dan ideal
dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika
yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan
menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Tujuan program Adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung
jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata
kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan
D. Komponen Adiwiyata :
Untuk mencapai tujuan program Adiwiyata, maka ditetapkan 4 (empat) komponen
program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah Adiwiyata.
Keempat komponen tersebut adalah;
1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan
2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan
3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif
4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan
E. Keuntungan mengikuti Program Adiwiyata
1. Mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompertensi dasar dan standar
kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah.
2. Meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui
penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan energi.
3. Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang
lebih nyaman dan kondusif.
4. Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan masyarakat
sekitar.
suatu masyarakat sekolah untuk memiliki rasa kepedulian terhdap lingkungan sekolah
Tujuan pembelajaran Lingkungan hidup adalah upaya mengubah prilaku dan sikap
yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk
lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan
masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan
untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. PLH dalam system
partisifasi.
menciptakan warga sekolah, khususnya peserta didik yang peduli dan berbudaya
Suatu tindakan yang dilakukan oleh organisasi/ lembaga atau pihak lainnya melakukan
2. Tujuan Pembinaan
program Adiwiyata
4. Merubah karaakter peserta didik untuk lebih peduli dan mencintai lingkungan
A. Struktur kurikulum
wajib seperti
tentang lingkungan.
a. UKS :
b. Pramuka
c. TPA
1. Tim Nasional
Lingkungan Hidup.
Peran dan tugas pokok dari tim nasional adalah sebagai berikut;
instrumen observasi
Propinsi
sekolah
Kebudayaan
2. Tim Propinsi
Terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut : Badan Lingkungan Hidup Propinsi
media massa, perguruan tinggi serta swasta, Tim propinsi ditetapkan melalui Surat
Keputusan Gubernur
e. Membuat Pilot project untuk 4 satuan pendidikan yang berbeda (SD, SMP,
3.Tim Kota :
4.Tim Sekolah
Terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut : guru, siswa dan komite sekolah. Tim
Peran dan tugas pokok dari tim sekolah adalah sebagai berikut ;
hasil kajian tersebut di atas, dan disesuaikan dengan komponen, standar, dan
implementasi adiwiyata
Untuk mencapai tujuan program yang telah ditetapkan dalam panduan ini, maka
kegiatan dalam siklus program Adiwiyata. Jenis kegiatan dan rencana waktu dimaksud
NO KEGIATAN WAKTU
5. Monitoring Maret
6. Pemberian Penghargaan
TABEL 3
c. Pelatihan/ TOT √ √ √
d. Pembinaan Adiwiyata √ √ √ √
e. Monitoring √ √ √
f. Pemberian Penghargaan √ √ √
A. Kurikulum 1. Visi, Misi dan Tujuan Visi, misi dan tujuan sekolah secara jelas
perlindunga hidup.
n dan
2. Struktur kurikulum Lembar struktur kurikulum pada KTSP
pengelolaa
memuat muatan lokal, (dokumen 1) memuat kebijakan
n
pengembangan diri perlindungan dan pengelolaan lingkungan
lingkungan
terkait kebijakan hidup, misalnya ada mulok/ mata
hidup
perlindungan dan pelajaran Pendidkan LH atau ada materi
integrasi
dan upaya perlindungan dan hidup dan alokasi anggaran sekolah untuk
sumberdaya, dll
TABEL 5
kegiatan (Pakem/belajar
pembelajara aktif/partisipatif);
pencemaran air/udara/tanah,
pembelajaran LH keberhasilan
(Kisi-kisi penilaian)
rancangan mencakup :
9) Bersifat Fleksibel