Anda di halaman 1dari 3

PEMBAGIAN OBAT CACING DI SDK REGINA PACIS

Latar Belakang
Indonesia masih memiliki banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan, salah
satu diantaranya ialah Cacingan yang ditularkan melalui tanah, yaitu Ascaris lumbricoides
(cacing gelang), Trichuris trichiura (cacing cambuk), dan Ancylostoma duodenale, Necator
americanus, (cacing tambang). Cacingan ini dapat mengakibatkan menurunnya kondisi
kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas Penderitanya sehingga secara ekonomi banyak
menyebabkan kerugian. Cacingan menyebabkan kehilangan karbohidrat dan protein serta
kehilangan darah, sehingga menurunkan kualitas sumber daya manusia.
Prevalensi Cacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama pada
golongan penduduk yang kurang mampu, dengan sanitasi yang buruk. Prevalensi Cacingan
bervariasi antara 2,5% - 62%.
Cacingan merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan maka perhatian
terhadap sanitasi lingkungan perlu ditingkatkan. Sebenarnya infeksi cacing perut akan
berkurang bahkan dapat dihilangkan sama sekali apabila diupayakan perilaku hidup bersih
dan sehat seperti cuci tangan pakai sabun di lima waktu penting (setelah BAB, setelah
membersihkan anak yang BAB, sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah
memegang/menyentuh hewan), serta mengelola makanan dengan benar, lingkungan bersih,
makanan bergizi.
Penanggulangan Cacingan dimulai dengan mengurangi prevalensi infeksi cacing
dengan membunuh cacing tersebut melalui pengobatan untuk menekan intensitas infeksi
(jumlah cacing per orang), sehingga dapat memperbaiki derajat kesehatan. Namun
pengobatan Cacingan harus disertai dengan upaya berperilaku hidup bersih dan sehat, sanitasi
lingkungan serta asupan makanan bergizi. Untuk itu perlu adanya kerjasama lintas program
dan lintas sektor terkait baik pemerintah maupun swasta, agar terjalin komunikasi yang
berkesinambungan sehingga timbul pemahaman yang sama dalam penanggulangan penyakit
Cacingan baik dalam jangka pendek atau jangka panjang.
Penanggulangan Cacingan harus dilaksanakan secara berkesinambungan dengan
melalui pemberdayaan masyarakat dan peran swasta sehingga mereka mampu dan mandiri
dalam melaksanakan Penanggulangan Cacingan, yaitu berperilaku hidup bersih dan sehat,
meningkatkan kesehatan perorangan dan lingkungan, dengan demikian diharapkan
produktifitas kerja akan meningkat.

Permasalahan
Prevalensi Cacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama pada
golongan penduduk yang kurang mampu, dengan sanitasi yang buruk. Prevalensi Cacingan
bervariasi antara 2,5% - 62%.
Dasar utama untuk Penanggulangan Cacingan adalah memutuskan mata rantai
penularan Cacingan. Oleh karena itu, upaya Penanggulangan Cacingan diarahkan pada
pemutusan rantai penularan Cacingan, yaitu kelompok usia balita dan anak usia sekolah,
dengan 1) pemberian obat massal pencegahan Cacingan kelompok rentan untuk
menghentikan penyebaran telur cacing dari Penderita ke lingkungan sekitarnya, 2)
peningkatan higiene sanitasi, dan 3) pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat melalui
promosi kesehatan.
Program Penanggulangan Cacingan adalah bagian integral pembangunan kesehatan
yang bertujuan mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dengan
meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu.
Seperti halnya pembangunan kesehatan, maka keberhasilan program Penanggulangan
Cacingan sangat ditentukan oleh dukungan seluruh jajaran lintas sektor Pemerintah di Pusat
dan Daerah serta dukungan seluruh lapisan masyarakat. Penanggulangan Cacingan
dititikberatkan di tingkat kabupaten/ kota dan dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota setempat dengan mengutamakan upaya promotif-preventif. Penerapan
perilaku hidup bersih dan sehat oleh seluruh masyarakat, setiap hari dan sepanjang hidup
akan berdampak positif pada penurunan prevalensi Cacingan. Oleh karena itu, upaya
promotif-preventif dalam Penanggulangan Cacingan adalah bagian integral dari Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat atau GERMAS.
Adapun tujuan Penanggulangan Cacingan adalah untuk menurunkan prevalensi
Cacingan pada anak balita, anak usia pra sekolah dan anak usia sekolah dasar atau madrasah
ibtidaiyah sebesar 10% secara bertahap dan meningkatkan cakupan POPM Cacingan minimal
75%. Kelompok umur yang menjadi sasaran dalam program Penanggulangan Cacingan
adalah balita, anak usia pra sekolah dan anak usia sekolah.

Perencanaan dan intervensi


Infeksi cacing gelang, cacing cambuk dan cacing tambang sangat erat dengan
kebiasaan defekasi (buang air besar/BAB) sembarangan, tidak mencuci tangan sebelum
makan serta anak-anak yang bermain di tanah tanpa menggunakan alas kaki dan kebiasaan
memakan tanah (geophagia). Kebiasaan BAB sembarangan menyebabkan tanah
terkontaminasi telur cacing. Pada umumnya telur cacing bertahan pada tanah yang lembab
dan kemudian berkembang menjadi telur infektif. Telur cacing infektif yang ada di tanah
dapat tertelan masuk ke dalam pencernaan manusia bila tidak mencuci tangan sebelum makan
dan infeksi Cacingan juga dapat terjadi melalui larva cacingyang menembus kulit.
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur dalam tinja segar. Dalam tinja yang
lama mungkin ditemukan larva. Penghitungan telur per gram tinja dengan teknik katokatz
dipakai sebagai pedoman untuk menentukan berat ringannya infeksi.
Obat untuk infeksi cacing tambang adalah albendazol dosis tunggal 400 mg oral atau
mebendazol 2X100mg/hari atau pirantel pamoat 11 mg / kgBB, maksimum 1 gram.
Mebendazol dan pirantel pamoat diberikan selama 3 hari berturut-turut. WHO
merekomendasikan dosis albendazol yaitu 200 mg untuk anak usia 12 – 24 bulan. Untuk
meningkatkan kadar haemoglobin perlu diberikan asupan makanan bergizi dan suplementasi
zat besi.
Obat yang digunakan dalam Pemberian Obat Pencegahan Massal Cacingan adalah
Albendazol atau Mebendazol, dalam bentuk sediaan tablet kunyah dan sirup. Untuk anak usia
Balita diberikan dalam bentuk sediaan sirup, sedangkan untuk anak usia pra sekolah dan usia
sekolah diberikan dalam bentuk sediaan tablet kunyah. Dosis Albendazol yang digunakan
adalah sbb : untuk penduduk usia >2 tahun – dewasa : 400 mg dosis tunggal, sedangkan anak
usia 1 – 2 th : 200 mg dosis tunggal. Obat Mebendazol dapat pula digunakan dalam
Pemberian Obat Pencegahan Massal, dosis yang dipergunakan adalah 500 mg dosis tunggal.

Pelaksanaan
Kegiatan pembagian obat cacing ini dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Rabu/ 14 April 2021
Tempat : SDK Regina Pacis
Peserta : Siswa/i kelas 1 SD sebanyak 49 orang
Siswa/i kelas 1 SD regina pacis yang ada dibagikan obat cacing satu persatu, kemudian
diminum langsung didepan petugas. Bagi yang tidak hadir saat itu, obat cacing dititip pada
guru kelasnya masing-masing.
Kegiatan ini dilaksanakan perhari 1 kelas, untuk menghindari kerumunan selama masa
pandemi covid-19.

Monitoring dan evaluasi


Kegiatan berjalan dengan lancar dan tidak ditemukan kendala dalam pelaksanaannya. Namun
masih banyak siswa yang tidak hadir.

Anda mungkin juga menyukai