PENDAHULUAN
waktu tertentu. Proses anil dapat dibagi dalam tiga proses yaitu : pemulihan
rekristalisasi dan pertumbuhan butir. Pemulihan(recovery) didefinisikan sebagai
perbaikan (restorasi) sifat-sifat fisis logam pengerjaan dingin tanpa adanya perubahan
apapun yang dapat dilihat dalam struktuk mikro. Rekristalisasi merupakan penggantian
struktur pengerjaan dingin oleh kumpulan butir bebas regangan yang baru. Setelah
rekristalisasi selesai selanjutnya material menurunkan energinya dengan mereduksi luas
permukaan butir keseluruhan. Pada anil sempurna sering dijumpai bahwa batas butir
menjadi lurus, butir yang kecil menyusut dan butir yang besar tumbuh, gejala umum ini
disebut pertumbuhan butir. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memberikan
informasi tentang transformasi fasa dan perilaku mekanik pada material khususnya
perlakuan terhadap logam untuk mengurangi kekerasan dan meningkatkan keuletan
(anil). Diharapkan makalah yang menjelaskan proses anil ini dapat dipergunakan
sebagai landasan teori dalam pencapaian spesifikasi produk logam yang
direncanakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Transformasi fasa adalah proses perubahan struktur atau keadaan dari suatu
keadaan awal (fasa pertama) menjadi struktur yang berbeda (fasa selanjutnya) dengan
perubahan karakteristik dan sifat yang berbeda. Sedangkan Transformasi fasa padat
adalah proses perubahan berbagai fase ke fase padat, bisa dengan sistem multi-fasa
ataupun sistem satu fasa.Transformasi fasa dapaat dilakukan dengan memvariasikan
temperatur ,komposisi dan tekanan. Perubahan panas yang terjadi bisa dilihat pada
diagram fasa. Namun kecepatan perubahan temperatur berpengaruh terhadap
perkembangan pembentukan struktur mikro. Sebagian besar transformasi bahan padat
tidak terjadi terus menerus sebab ada hambatan yang menghalangi jalannya reaksi dan
bergantung terhadap waktu.
Contoh: umumnya transformasi membentuk minimal satu fase baru yang mempunyai
komposisi atau struktur kristal yang berbeda dengan bahan induk (bahan sebelum
terjadinya transformasi). Pengaturan susunan atom tejadi karena proses difusi.
Kinetika pada transformasi fasa terdiri dari dua proses yaitu necleation
(nukleasi) dan Growth (pertumbuhan).
a. Necleation (nukleasi)
Pembentukan fasa baru tidak terjadi secara otomatis, proses pertama yang
terjadi pada transformasi fasa adalah nukleasi yaitu pembentukan partikel
sangat kecil atau nuklei dari fasa baru.
b. Growth
Nuklei ini akhirnya tumbuh membesar membentuk fasa baru.
Pertumbuhan fase ini akan selesai jika pertumbuhan tersebut berjalan
sampai tercapai fraksi baru.
2.4 Anil
seperti konduktivitas listrik. Perlakuan terhadap logam untuk mengurangi kekerasan dan
menigkatkan keuletan disebut anil. Artinya, logam yang telah mengalami deformasi
dibiarkan pada temperature melampaui sepertiga titik leleh aboslut selama jangka waktu
tertentu.
Pengerjaan dingin menyebabkan peningkatan kerapatan dislokasi; kebanyakan logam
umumnya mengalami peningkatan P dari nilai tipikal 1010 – 1012 garis m-2 untuk
keadaan anil menjadi 1012 – 1013 setelah deformasi beberapa persen, dan mecapai
1015 – 1016 garis m-2 untuk kondisi deformasi berat. Susunan dislakasi seperti ini
menghasilkan penumpukan energy regangan yang cukup besar dalam kisi, sehingga
kondisi pengerjaan dingn secara termodinamika relative tidak stabil. Akibatnya, logam
terdeformasi akan berusaha kembali ke keadaan dengan energy bebas yang lebih
rendah, yaitu keadaan yang lebih sempurna. Umumnya, pengembalian ke struktur yang
lebih seimbang tidak mungkin terjadi secara spontan. Hal ini hanya dapat terjadi pada
temperature tinggi dimana proses aktivasi termal seperti difusi, slip-silang dan gerak
panjat. Sama dengan nonkesetimbangan lain, laju pendekatan ke keadaan
kesetimbangan di kendalikan oleh persamaan arhenius
Laju = A exp[-Q/kT]
Penghilangan kondisi pengerjaan dingin terjadi karena kombinasi tiga proses yaitu : (1)
pemulihan, (2) rekristalisasi, dan (3) penumbuhan butir. Tahapan tahapan ini telah
diteliti dengan cukup berhasil menggunakan mikroskopik optic, mikroskop electron
transmisi, atau difraksi sinar x; pengukuran sifat mekanik (seperti kekerasan); dan
pengukuran sifat fisika (seperti kerapatan, tahanan listrik dan energy yang disimpan).
Selama tahap pemulihan terjadi penurunan energy yang disimpan dan resistivitas
listrik diikuti oleh penurunan kekerasan yang kecil. Perubahan sifat simultan terbesar
terjadi pada tahap rekristalisasi primer. Namun, meskipun pengukuran tersebut sangat
berarti dan sangat bermanfaat, perlu dipahami untuk dapat menarik korelasi antara hasil
penelitian ini dengan perubahan struktur yang terjadi.
1. Pemulihan
Proses ini menguraikan perubahan yang terjadi pada distribusi kerapatan cacat
berkaiatan dengan perubahan sifat fisik dan mekanik yang terjadi pada Kristal yang
mengalami pengerjaan sebelum terjadi rekristalisasi atau perubahan orientasi. Perlu
dingiat bahwa struktur logam pengerjaan dingin terdiri dari jaringan dislokasi yang
rapat, yang terbentuk oleh peluncuran dan interaksi dislokasi. Oleh karena itu, tahap
pemulihan anil terutama terdiri dari penyusunan kembali dislokasi ini untuk mengurangi
energy kisi dan tidak melibatkan migrasi dari batas sudut besar. Penyusunan kembali
dari dislokasi didukung oleh aktivasi termal. Saling meniadakan dislokasi juga
merupakan salah satu proses. Salah satu dari proses pemulihan terpenting yang
menghasilkan penurunan energy regangan kisi adalah penyusunan kembali dislokasi
membentuk dinding sel. Dalam bentuk paling sederhana, proses ini disebut poligonasi
dan secara sistematik digambarkan pada gambar 2.4 disini dislokasi dengan tanda yang
sama mengatur diri membentuk dinding dan
membentuk batas butir sudut kecil atau subbatas butir. Sewaktu deformasi, sebagian
daerah kisi melengkung, (lihat gambar 2.4a), dan lengkungan yang terjadi disebabkan
pembentukan dislokasi sisi berlebihan yang sejajar dengan sumbu pelengkungan. Ketika
dipanaskan, dislokasi membentuk subbatas butir melalui proses peniadaan dan
penyusunan kembali
2. Rekristalisasi
Perubahan terpenting yang terjadi pasa sifat peka struktur terjadi selama tahap
rekristalisasi primer. Pada tahap ini kisi yang terdeformasi secara memye/luruh
digantikan oleh kisi baru tanpa regangan melalui proses nukleasi dan pertumbuhan ,
dimana burir tanpa tegangan tumbuh dari nuklei yang terbentuk dalam matriks
terdeformasi. Orientasi butir baru berbeda sekali dengan butir kristal yang
digantikannya, sehingga proses prtumbuhan harus dianggap sebagai proses inkoheren,
yaitu terjadi karena batas sudut besar bergerak memisahkan kristal baru dari matriks
yang Telah diketahui bahwa laju rekristalisasi bergantung pada beberapa faktor
penting , yaitu: (1) jumlah deformasi sebelumnya (makin besar tingkat pengerjaan-
dingin, makin rendah temperatur rekristalisasi dan semakin halus ukuran butir), (2)
temperatur anil (dengan turunnya temperatur maka
waktu untuk menghasilkan besar butir konstan bertambah secara eksponensial) dan (3)
kemurnian sampel (alumunium pemurnian zona berekristalisisai di bawah temperatur
ruang, sedangkan alumunium komersial murni harus dipanaskan beberapa ratus derajat).
Peran variabel tersebut dalam rekristalisasi akan jelas setelah mekanisme rekristalisasi
diketahui.
Pengukuran pertambahan diameter butir baru sebagai fungsi waktu pada
temperatur tertentu dilakukan menggunakan mikroskop cahaya. Diameter bertambah
secara linear dengan waktu sampai butir yag tumbuh saling bersentuhan, setelah itu laju
berkurang. Interpretasi klasik dari pengamatan ini menjabarkan bahwa nuklei terbentuk
secara spontan dalam matriks setelah waktu nukleasi, to, dan nuklei ini tumbuh dengan
tetap mengikuti hubungan yang linear. Gaya gerak proses ini berasal dari energi
pengerjaan-dingin yag tersimpan dalam butir yang mengalami regangan pada satu sisi
dari batas relatif terhadap sisi lainnya. Dengan interpretasi seperti ini dianggap bahwa
proses rekristalisasi terjadi dalam dua tahap yang berbeda, yaitu nukleasi pertama
disusul pertumbuhan.
3. Pertumbuhan butir
Setelah rekristalisasi primer selesai (yaitu apabila Kristal yang tumbuh telah
“mengkonsumsi” seluruh material yang mengalami regangan) selanjutnya material
menurunkan energinya dengan mereduksi luas permukaan butir keseluruhan. Pada anil
sempurna sering dijumpai bahwa batas butir menjadi lurus; butir yang kecil menyusut
dan butir yang besar
tumbuh, gejala umum ini disebut pertumbuhan butir, dan factor terpenting yang
mengendalikan proses ini adalah tegngan permukaan batas butir. Batas butir
mempunyai tegangan permukaan, T (=enrgi bebas permukaan per satuan luas) karena
atomnya mempunyai energy bebas yang lebih tinggi dibandingkan dengan atom
didalam butir. Jadi untuk mengurangi energy ini, polikristal cenderung meminimalkan
permukaan batas butirnya dan bilaman ini terjadi konfigurasi suatu kumpulan batas
butir
• Superheating
Proses pemanasan pada umum nya terdiri dari dua tahap : Proses heating yaitu proses
pemanansan yang dilakukan dari temperatur kamar sampai suhu yang
diinginkan.perlakuan panas bertujuan untuk memperoleh sifat – sifat yang diinginkan
dari logam dengan batas – batas tertentu
Proses holding time yaitu proses penahanan pada temperatur tertentu sehingga terjadi
transformasi yang sempurna dan homogen.Bila transformasi tidak sempurna maka
benda kerja masih mengandung fasa(ferit).Proses ini bertujuan agar karbon yang
terdapat dalam karbida dapat larut kepada fasa autenit secara merata dan temperatur
yang diterima pada. Proses dari superheating di representasikan dengan menggunakan
Diagram Transformasi Isotermal/ diagram TTT(time-temperatur-transformation).
• Supercooling
Proses pendinginan yaitu proses dimana benda kerja tidak mengalami pemanasan lagi
melainkan pelepasan strukturmikro yang diinginkan. Proses pendingan ada 2 yaitu :
1. Proses pendinginan cepat
Pencelupan ( quenching ) dengan media : air,minyak
2 .Proses pendingan lambat
2.6 Diagram Transformasi isotermal
Ada 5 jenis fasa yang terdapat dalam diagram fasa Fe-Fe3C yaitu fasa
cair,fasa alfa,besi delta,besi gamma dan senyawa Fe-Fe3C.Diagram FeFe3C tidak
mencapai C 100 %,karena Fe-Fe3C merupakan senyawa dan
batas dari diagram fasa.
Fe (besi) merupakan unsur logam yang memiliki lebih dari 1 bentuk sel
satuan (politropik),sedangkan C (karbon ) merupakan unsur
nonlogam.Paduan dari kedua jenis ini menghasilkan 2 material yaitu besi cor dan baja.
Adapun sifat – sifat dari fasa yang terbentuk :
2) Austenit
Austenit memiliki bentuk sel satuan FCC dan jarak atom nya lebihbesar dari pada
Ferrit.Austenit stabil pada temperature antara 912 –C dengan daya larut karbon
sebesar 2,11 %.Pada temperature stabil nya Austenit bersifat lunak dan ulet,sehingga
mudah dibentuk dan besifat ferromagnetik.
3) Besi delta
Besi delta memiliki bentuk sel satuan BCC dengan daya larut karbon 0,1 %,tetapi
terjadi pada temperature 1350 –C.
4) Sememtit
Sememtit merupakan suatu senyawa antara atom Fe dengan atom C.Sememtit bersifat
sangat keras,kurang ulet dan kurang kuat getas.
3.1 Kesimpulan
BAB IV
PENUTUP
Segala puji kepada Tuhan YME karena pada akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Terimkasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
terselesaikan khususnya kepada dosen mata kuliah teknologi bahan. Penyusun
memohon maaf apabila pada makalah ini terdapat kesalahan kata dan terdapat
kekurangan dalam penyampaiannya. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
pendidikan dan ilmu pengetahuan kepada para pembaca.