Anda di halaman 1dari 6

1.

Untuk memanaj risiko perusahaan perlu mengidentifikasi berbagai jenis risiko,


mengukur dan menentukan langkah yg tepat untuk meminimalisir risiko.

a) Berikan penjelasan saudara tentang pengertian risiko, teknik mengidentifikasi


risiko.
Jawab :
Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat
sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang.

Identifikasi risiko merupakan suatu proses yang secara sistematis dan terus


menerus dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan timbulnya risiko atau
kerugian terhadap kekayaan, hutang, dan personil perusahaan.

Ada beberapa teknik dalam melakukan identifikasi risiko, diantaranya:

o Delphi Techniques
Teknik ini melibatkan pemberian kuesioner kepada para ahli dan
menyusun tanggapan mereka tanpa menghubungkan pendapat dengan
orang yang menyarankannya. Tanggapan tersebut kemudian
dikembalikan ke kelompok ahli yang sama untuk analisis lebih lanjut. Para
ahli memberikan pendapat mereka tentang risiko secara anonim tanpa
mempengaruhi satu sama lain.

o Root Cause Analysis


Root cause analysis merupakan seni yang menggunakan teknik diagram
seperti Fishbone Diagram, Process Flow Charts, dan Influence Diagram
untuk menemukan akar permasalahan yang dapat menimbulkan risiko
yang perlu didokumentasikan.

o Checklist Analysis
Menggunakan checklist pada proyek dapat membantu mengidentifikasi
risiko. Contoh kegiatan pada checklist dapat mencakup pengkajian
dokumen, melibatkan stakeholder, dan lain-lain. Checklist analysis dapat
membantu mengidentifikasi tugas yang tertunda atau bermasalah yang
menimbulkan risiko bagi proyek.

o Probabilitas Risiko dan Penilaian Dampak


Berapakah probabilitas suatu risiko akan terjadi? Berapa biaya yang akan
dikeluarkan jika hal itu terjadi? Matriks Probabilitas dan Dampak
menunjukkan risiko mana yang harus dikelola terlebih dahulu.
o Risk Reassessment
Teknik ini melibatkan penilaian ulang untuk melihat apakah ada yang
berubah. Tujuan utamanya adalah untuk menemukan risiko baru yang
mungkin muncul dan untuk memeriksa apakah risiko yang telah
diidentifikasi sebelumnya masih berlaku.
o Variance and Trend Analysis
Membandingkan hasil aktual dengan hasil yang direncanakan adalah cara
yang baik untuk melihat apakah ada sesuatu yang semakin buruk atau
membaik. Carilah variansi dalam kekurangan, jadwal, kinerja, dan biaya
untuk mengidentifikasi risiko yang mungkin terpotong pada proyek Anda.

o Reserve Analysis
Teknik ni mencakup pengawasan uang yang telah disisihkan untuk
mengatasi risiko. Ini juga dikenal sebagai contingency reserve. Lambat
pada bagian ini berarti perusahaan mungkin tidak memiliki cukup dana
untuk menutupi risiko yang tersisa. Management Reserve digunakan
untuk mengelola “unknown unknowns”, sedangkan contingency reserve
untuk “known unknowns”.

o Audit Risiko
Dalam bagian ini, pihak luar datang untuk memeriksa strategi risk
response organisasi dan keefektifannya. Mereka memeriksa untuk
memastikan bahwa risk response mampu menangani akar permasalahan
mereka dan menentukan seberapa efektif proses perencanaan risiko.

o Technical Performance Measurement


Teknik ini melibatkan pengecekan informasi kinerja proyek perusahaan
untuk melihat apakah tindakan tersebut sesuai dengan yang
direncanakan.

o Status Meetings
Setiap status meetings harus memiliki unsur identifikasi dan ulasan risiko.
Mereka dapat membantu mengatasi masalah, memulai respon risiko
tepat waktu atau mengidentifikasi peluang yang perlu dieksploitasi.
Pastikan untuk meminta masukan dari staf terkait. Mereka akan lebih
baik dalam mengidentifikasi risiko karena merekayang melakukan
pekerjaan itu. Teknik seperti brainstorming bisa melengkapi hal ini.
o Analisis SWOT
Analisis SWOT dapat membantu menilai kinerja bisnis dengan melihat
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapinya.

o Interviewing
Wawancara dilakukan dengan peserta proyek, stakeholder, ahli/pakar,
dan lain-lain untuk mengidentifikasi risiko.

o Assumption Analysis
Teknik ini melibatkan identifikasi berbagai asumsi proyek dan penentuan
validitasnya, kemudian membantu mengidentifikasi risiko proyek.

b) Jelaskan proses mapping risiko berikut pengukuran risiko.


Jawab :

Mapping risiko adalah suatu peta yang berisi informasi tentang posisi risiko
yang akan dialami oleh perusahaan dan membantu meningkatkan kinerja
perusahaan.Siklus Mapping risiko (Siklus Manajemen Risiko)

o Pertama kali yang dilakukan adalah risiko perlu diidentifikasi


o Kemudian kita perlu mempelajari karakteristik risiko
o Serta melakukan evaluasi pemahaman terhadap karakteristik yang baik akan
bermanfaat untuk merumuskan metode yang tepat untuk mengelola risiko
o Langkah berikutnya adalah melakukan prioritisasi risiko, dimana kuatifikasi
risiko merupakan salah satu komponen penting karena kita bisa mengukur
tinggi rendahnya risiko dan bagaimana dampak risiko tersebut terhadap
kinerja perusahaan.Selanjutnya memfokuskan pada risiko yang paling relevan
(mempunyai dampak yang paling besar dan probabilitas yang besar) bagi
perusahaan.
o Langkah selanjutnya dalam mengelola risiko
o Langkah selanjutnya adalah revisit yaitu mengevasluasi ulang langkah-langkah
yang sudah dilakukan untuk meningkatkan efektivitas manajemen risiko

Pengukuran risiko adalah usaha untuk mengetahui besar/kecilnya risiko yang


akan terjadi. Pengukuran resiko merupakan tahap lanjutan setelah
pengidentifikasian resiko. Dimana pengidentifikasian risiko pada dasarnya
merupakan kegiatan analisis secara sistematis dan berkesinambungan untuk
menemukan/mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerugian yang
potensial yang dihadapi/mengancam perusahaan.

c) Bagaimana jika risiko tidak dapat diidentifikasi


Jawab :
Jika risiko tidak dapat diidentifikasi, maka perusahaan akan kesulitan
mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya karena identifikasi risiko itu
sangat penting untuk perkembangan perusahaan dan memiliki manfaat yang
baik untuk prospek perusahaan selanjutnya dalam penanganan risiko.

2. Pemindahan risiko ke pihak lain dapat dilakukan melalui beberapa cara :

1. Asuransi

fondasi asuransi dan cara kerja membantu melakukan perencanaan asuransi


jiwa. Tujuan utamanya adalah saling membantu, semangat tolong menolong
atas dasar prinsip saling menanggung beban. Faedah Asuransi 1. Memastikan
masa depan Salah satu penyebab ketidakpastian masa depan adalah
berkurangnya / lenyap nilai ekonomi hidup seseorang. Untuk menimalisir akibat
tersebutm cara yang dapat dilakukan adalh menyimpan sebagian kecil
penghasilan secara teratur sebagai tabungan dan asuransi jiwa sebagi proteksi
untuk menggantikan ketidakpastian yang maksimum. 1. Menanggulangi risiko
hidup dan kebutuhan Asuransi jiwa dibutuhkan karena ada 2 risiko utama : 
Meninggal terlalu cepat Kebutuhan pokok yang harus dipenuhi akibat meninggal
terlalu cepat : - Dana pemutih ( biaya penguburan, utang, biaya perawatan di
rumah sakit sebelum meninggal,. Pajak dan lain-lain) - Dana penyesuaian ( biaya
hidup, pendidikan anak, modal kerja dsb) - Pendapatan keluarga (penghasilan
yang hilang untuk pemenuhan kebutuhan keluarga - akibat meninggal usia
muda) - Biaya janda/duda ( biaya hidup, bekal pensiun) - Dana Pendidikan
(untuk biaya anak ) - Asuransi hipotik ( dana untuk menutupi kekuarangan
pembyaran kredit) - Hidup terlalu lama Untuk biaya hidup berupa dana pensiun,
dana perawatan dan penyembuhan penyakit.

2. Hedging

Secara sederhana, hedging adalah strategi atau kebijakan yang


diterapkan untuk mengantisipasi dan mencegah kerugian bisnis dan
finansial seseorang. Berikut penjelasan mengapa hedging adalah langkah
yang penting untuk dilakukan.
Menjaga stabilitas keuangan

Dalam menghadapi gejolak perubahan yang tidak bisa diprediksi, hedging


adalah cara tepat untuk menjaga stabilitas kondisi keuangan. Strategi ini
bisa menjadi langkah efektif dan efisien untuk tetap mendapat
keuntungan sekaligus mencegah kerugian di tengah naik turunnya nilai.

Oleh karena itu, hedging adalah strategi yang banyak diterapkan pada
perusahaan dengan banyak transaksi valas. Harga valuta asing yang sulit
diprediksi dan kemungkinan kerugian masih bisa ditoleransi dengan
adanya hedging.

Menghindari kebangkrutan

Alasan utama penggunaan hedging adalah menghindari resiko


kebangkrutan. Kerugian yang terus terjadi dan tidak bisa ditoleransi tentu
akan membawa pada kegagalan sebuah bisnis. Namun dengan
penggunaan hedging, resiko dan kemungkinan kerugian ini dapat diamati
dan diatasi sebelum mengakibatkan dampak fatal.

3. Agar bisa mengendalikan risiko lebih baik maka perlu penahanan terhadap karakteristik
risiko. Jelaskan teori tentang penyebab timbulnya risiko berikut contoh kasus:

a) Teori Domino (Heinrich, 1959)

Menurut teori ini, kecelakaan bisa dilihat sebagai urutan tahap seperti digambarkan dalam kartu
domino berikut ini. Jika satu kartu jatuh, maka akan mendorong kartu kedua jatuh, dan
seterusnya sampai kartu domino terakhir jatuh (ingat permainan merubuhkan deretan kartu
domino Ada lima tahap yang merupakan rangkaian kecelakaan, yaitu :

1.      Lingkungan sosial dan faktor bawaan yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu
(misal mempunyai temperamen tinggi sehingga gampang marah)

2.      Personal fault (kesalahan individu), dimana individu tersebut tidak menpunyai respon yang
tepat (benar) dalam situasi tertentu

3.      Unsafe act or physical hazard (tindakan yang berbahaya atau kondisi fisik yang berbahaya)

4.      Kecelakaan

5.      Cidera.

Sebagai contoh adalah kecelakaan kerja yang di alami seseorang. Misalkan orang itu mempunyai
temperamen tinggi karena tumbuh dewasa di lingkungan keras ( factor pertama). Kemudian
orang tersebut tidak mendengarkan saran orang lain atau tidak suka memperhatikan kondisi
sekitarnya (factor kedua). Kemudian orang tersebut bekerja di lingkungan mesin atau bangunan
yang rentan terhadap munculnya resiko kecelakaan kerja (factor ketiga). Tiga factor tersebut
cukup potensial untuk memunculkan terjadinya kecelakaan. Misalkan kecelakaan terjadi,  dan
orang tersebut ( dan barangkali orang lain di sekitar) mengalami cidera.

b) Teori Rantai (Mekhofer,1987)

Menurut Mekhofer, 1987 ,risiko yang muncul bias di pecah kedalam beberapa komponen :
1.      Hazard (kondisi yang mendorong terjadinya risiko)
2.      Lingkungan di mana hazard  tersebut berada
3.      Interaksi antara hazard  dengan lingkungan
4.      Hasil dari interaksi
5.      Konsekuensi dari hasil tersebut
Sebagai contoh, di gudang yang banyak bahan mudah terbakar  (missal kertas) terdapat kompor
dengan menggunakan minyak tanah. Gudang adalah lingkungannya, sedangkan kompor
tersebut adalah hazard. Kompor dengan menggunakan minyak tanah meningkatkan resiko
kebakaran (hazard). Interaksi antar gudang dengan kompor didalamnya akan semakin
meningkatkan resiko kebakaran, sehingga suatu saat terjadi kebakaran (factor keempat).
Konsekuensi dari kebakaran tersebut adalah kerugian yang sangat signifikan
Dengan melihat komponen resiko tersebut, manajer resiko bias mnegatasi resiko malalui cara
menghilangkan hazard. Dalam contoh diatas, kompor minyak tanah bias di ganti dengan kompor
listrik.  Lingkungan bias di buat lebih tahan terhadap munculnya resiko, misalnya dengan
menyingkirkan bahan-bahan yang mudah terbakar. Dengan kompor listrik dan lingkungan yang
bersih dari bahan yang mudah terbakar, interaksi antara keduanya menjadi lebih kecil
kemungkinan untuk terjadi. Konsekuensi dari hasil ( kebakaran dalam hal ini ) yang berupa
kerugian bias dikurangi missal dengan membuat tembok lebih tahan api., sehingga kebakaran
pada ruang tersebut tidak akan mudah menjalar keruang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai