Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS STRATEGI BERSAING UMKM MINUMAN DI MALANG

PAPER

Diajukan guna memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Administrasi Bisnis

Dosen Pengampu

Dr. Djoko Poernomo, M.Si

Oleh

Putri Abelia Kamilatus Zahro 210910202035

PRODI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS JEMBER

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam dunia usaha, pastinya akan ada istilah persaingan bisnis di antaranya.
Persaingan bisnis ini dilakukan oleh beberapa perusahaan yang bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan, pangsa pasar maupun jumlah penjualan yang tinggi.
Berbagai strategi digunakan dalam mengikuti persaingan, demi memenangkan
kompetisi di dalam penjualan, baik dalam segi pemasaran maupun produk. Pada
persaingan diperlukan pengetahuan tentang etika bisnis, sehingga akan melahirkan
persaingan secara sehat. Persaingan yang sehat akan menguntungkan masyarakat,
karena dengan tersedianya berbagai produk yang berkualitas, harga terjangkau di
dalam pasar.
Persaingan pada UMKM jika dilihat apa yang terjadi di lapangan, banyak
pemilik usaha yang memproduksi produk yang hampir serupa. Baik dalam konsep,
jenis produk, pengemasan hingga strategi pemasaran. Sehingga perlu dianalisis
bagaimana strategi yang digunakan oleh UMKM tersebut dalam bertahan pada era
kompetisi bisnis yang sedang terjadi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana level persaingan yang terjadi antara UMKM Kopiniboss dengan


UMKM Tanbo di Malang?
2. Strategi bersaing apa yang digunakan di dalam persaingan antara UMKM
Kopiniboss dengan UMKM Tanbo di Malang?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui level persaingan yang terjadi antara UMKM Kopiniboss dengan
UMKM Tanbo di Malang?
2. Untuk mengetahui strategi bersaing yang digunakan di dalam persaingan antara
UMKM Kopiniboss dengan UMKM Tanbo di Malang?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Usaha

Konsep usaha yang dimiliki baik oleh UMKM Kopiniboss maupun UMKM
Tanbo sedikit berbeda, walaupun tetap bergerak di dalam bidang yang sama yakni
industri minuman. UMKM Kopiniboss memproduksi olahan kopi serta minuman yang
memiliki beberapa rasa, salah satu contoh menunya yakni Americano yang memiliki
bahan dasar berasal dari biji kopi khas Dampit, serta Avocado yang pastinya terbuat
dari buah alpukat dengan pengolahan sesuai prosedur produksi yang dibuat. Di
samping itu, UMKM Tanbo memproduksi olahan minuman, dengan dasar bahan baku
menggunakan keju. Minuman susu keju ini diolah sedemikian rupa sehingga
memperoleh beberapa jenis menu, yakni original, oreo serta buah naga.
Platform penjualan yang digunakan oleh keduanya juga sama, yakni platform
Instagram. Di dalamnya berisi tentang penjelasan singkat tentang produk, promo serta
voucher yang digunakan sebagai penarik daya tarik konsumen, lalu juga info seputar
bisnis lainnya.

2.2 Level Persaingan

Jika dilihat dari latar belakang bisnis, baik UMKM Kopiniboss maupun UMKM
Tanbo memiliki 1 (satu) pemilik yang menjadi otak dari segala perjalanan bisnis yang
dijalankan. Level persaingan yang dimiliki oleh 2 (dua) UMKM tersebut berada pada
level one by one yang merupakan level persaingan kuno, karena persaingan yang
terjadi hanya lingkup antar perusahaan saja serta bersaing di dalam bidang yang sama.
Walaupun di dalam dari proses produksi hingga penjualan dibantu oleh beberapa
rekan kerja, ini tetap dikatakan berada di level persaingan one by one.

2.3 Faktor Persaingan

a. Competitive Rivalry
Faktor ini berdasarkan jumlah serta kekuatan kompetitor yang dimiliki
oleh usaha di saat persaingan sedang berada pada tingkat tinggi. Perusahaan
yang sedang menjalankan strategi marketingnya akan memberikan voucher
atau diskon secara gencar, guna menarik konsumen. Tetapi, di dalam pasar
yang penuh akan persaingan, para konsumen akan cepat berpindah hati ketika
melihat voucher atau diskon yang lebih menguntungkan. Karena jika mereka
tidak mendapatkan keuntungan, mereka akan langsung beralih kepada penjual
yang lainnya.
Penerapannya di dalam UMKM Kopiniboss dan Tanbo pada faktor ini
adalah kedua UMKM tersebut memberikan beberapa diskon/voucher, yang
mampu menarik konsumen untuk melakukan pembelian pada usaha mereka.
Pemberian diskon/voucher ini juga termasuk ke dalam strategi marketing, guna
mencuri hati pelanggan agar tidak mudah berpaling hati kepada yang lain.
b. Supplier Power
Faktor ini berdasarkan banyaknya pilihan yang dipasarkan. Semakin
banyak pilihan yang dimiliki, maka akan semakin mudah pula bagi perusahaan
untuk melakukan perbandingan terhadap para supplier, guna mendapatkan
harga yang lebih terjangkau. Sebaliknya, jika pilihan yang dipasarkan sedikit,
maka akan semakin tinggi pula kebutuhan perusahaan terhadap supplier, serta
peluang mereka untuk menaikkan harga terhadap perusahaan.
Penerapannya di dalam UMKM Kopiniboss dan Tanbo pada faktor ini,
berdasarkan beberapa menu yang disajikan oleh kedua UMKM ini
menunjukkan bahwa pilihan yang dipasarkan beragam. Tentu saja ini dapat
menguntungkan bagi perusahaan, untuk melakukan perbandingan serta
mendapatkan harga yang terjangkau.

c. Buyer Power
Jika perusahaan berhadapan dengan pelanggan yang cerdas atau dapat
dikatakan memiliki banyak pilihan, maka kekuatan yang dimiliki mereka lebih
besar daripada perusahaan. Sebaliknya, jika posisi perusahaan mengalami
peningkatan dengan cara memiliki lebih banyak pelanggan, kekuatan yang
dimiliki perusahaan akan lebih tinggi.
Penerapannya di dalam UMKM Kopiniboss dan Tanbo pada faktor ini,
beberapa menu yang dipasarkan oleh kedua UMKM ini memberikan kekuatan
terhadap usaha, karena bisa menutupi tentang pilihan yang dimiliki oleh
pelanggan cerdas, sehingga dengan banyaknya pilihan tersebut akan
menyebabkan perusahaan akan mengalami peningkatan, serta memiliki lebih
banyak pelanggan.

d. Threat of Subtitution
Faktor ini dilihat bagaimana melakukan pertimbangan terhadap
kemungkinan pelanggan memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk
atau layanan yang perusahaan pasarkan. Lebih singkatnya, kemampuan
pelanggan dalam meniru produk atau layanan yang dihasilkan.
Penerapannya di dalam UMKM Kopiniboss dan Tanbo pada faktor ini,
strategi dengan mengelola bahan baku untuk menghasilkan produk yang
langka, ini akan mengecohkan fokus pelanggan untuk meneliti apa yang
sebenarnya menjadi khas dari produk itu. Menghadirkan hal-hal baru ini akan
membuat pelanggan kesulitan, lalu bertanya-tanya kira-kira apa yang
dilakukan di dalam proses pembuatan produk, sehingga menghasilkan produk
yang laku di pasaran.
e. Threat of New Entry
Faktor ini melihat dari tingkatan untuk masuk ke dalam sektor industri,
melalui kebutuhan faktor tingkat usaha. Semakin kecil usaha yang diperlukan
untuk masuk, maka semakin mudah pula bagi kompetitor lainnya untuk masuk
ke dalam pasar, lalu melemahkan posisi perusahaan.
Penerapannya di dalam UMKM Kopiniboss dan Tanbo pada faktor ini,
resep khas terhadap produk yang jual ini akan membuat peluang perusahaan,
untuk masuk ke dalam sektor industri mudah. Contohnya di dalam pengelolaan
biji kopi khas daerah Dampit, yang dikemas menjadi minuman masa kini, ini
akan menjadi lebih mudah dikarenakan jarang ditemukannya produk yang
serupa. Kemudian sama halnya dengan pengelolaan susu dan keju,
penggabungan dua bahan ini disatukan menjadi sebuah varian minuman, ini
menjadi pelopor untuk mudah masuk ke dalam sektor industri.

2.4 Strategi Bersaing

a. Pada UMKM Kopiniboss, strategi bersaing yang digunakan yakni


pengembangan produk (produk baru dan pasar lama). Menilik pada salah satu
menu pada UMKM Kopiniboss, Americano yang menggunakan bahan baku
biji kopi khas daerah Dampit, ini merupakan pasar lama yang dimana banyak
kompetitor lain yang sudah mengolahnya, menjadi berbagai macam produk di
pasaran. Hal itu juga terjadi terhadap menu lainnya, yang sebenarnya sudah
ada varian yang sama di pasaran. Ini merupakan bukti bahwa pasar yang
digunakan oleh UMKM Kopiniboss merupakan pasar lama. Strategi produk
baru ini dapat dilihat dari segi kreatif perusahaan, yang mana mengolah biji
kopi khas daerah Dampit itu ke dalam produk baru yakni minuman berjenis
baru, pengolahan yang berbeda serta penyajian dalam bentuk kemasannya.

b. Pada UMKM Tanbo, strategi bersaing yang digunakan yakni diversifikasi


(produk baru dan pasar baru). Berdasarkan bahan baku yang diguanakan oleh
UMKM ini keju, yang diolah menjadi olahan susu keju dengan beberapa
varian rasa. Olahan tersebut merupakan jenis olahan baru di daerah malang,
yang berarti hal baru di bagian pasar. Hal ini membuat UMKM Tanbo
memiliki strategi bersaing dengan produk baru serta pasar baru.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Di dalam lingkungan usaha pasti akan ada istilah persaingan. Persaingan ini
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan, pangsa pasar maupun jumlah penjualan
yang tinggi. Berbagai strategi digunakan dalam mengikuti persaingan, demi
memenangkan kompetisi di dalam penjualan, baik dalam segi pemasaran maupun
produk. Di dalam persaingan ini harus dilakukan secara sehat, dengan memahami
etika bisnis.

Ada beberapa jenis level persaingan yang ada, pada UMKM Kopiniboss dan
Tanbo ini termasuk ke dalam level persaingan one by one, dikarenakan bersaing
antara satu perusahaan dengan satu perusahaan yang lainnya. Faktor yang menjadi
pendorong di dalam persaingan di keduanya antara lain, Competitive Rivalry, Supplier
Power, Buyer Power, Threat of Subtitution, dan Threat of New Entry. Pada persaingan
yang terjadi di antara keduanya, terdapat strategi yang digunakan. UMKM Kopiniboss
menggunakan strategi pengembangan produk (produk baru dan pasar lama),
sedangkan UMKM Tanbo menggunakan strategi diversifikasi (produk baru dan pasar
baru).

3.2 Saran
Di saat kompetisi/persaingan berlangsung, lakukanlah persaingan secara sehat
dengan mengedepankan nilai di dalam etika bisnis. Ini akan berpengaruh baik
terhadap masyarakat dalam menghadapi pasar. Jika dilakukannya persaingan secara
sehat, ini akan menutup kemungkinan terjadinya penimbunan yang ditujukan hanya
untuk memenangkan kompetisi. Penimbunan yang dilakukan akan menyebabkan
kelangkaan terhadap pasar, maka dari itu penting perusahaan di dalam melakukan
persaingan secara sehat.

Anda mungkin juga menyukai